Perilaku Pembentukan Harga Produk Manufaktur Latar Belakang

advertisement
Triwulan I - 2010
BOKS
Perilaku Pembentukan Harga Produk Manufaktur
Latar Belakang
Struktur
perekonomian
Provinsi
NTT,
khususnya
Kota
Kupang
didominasi oleh sektor pertanian dan perdagangan sementara untuk sektor
industri sangat minim. Hal ini membuat tingkat ketergantungan Kupang
terhadap
daerah
manufaktur.
Oleh
pembentukan
lain
sangat
karena
harga
itu
produk
tinggi
terutama
dilakukan
untuk
kajian
manufaktur
yang
produk-produk
mengenai
perilaku
bertujuan
untuk
mengidentifikasi perilaku pedagang dalam penentuan harga komoditas serta
menganalisa faktor-faktor penyebab perubahan harga di tingkat pedagang
besar dan pedagang retail.
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
wawancara secara langsung terhadap pelaku usaha dalam perdagangan
komoditas manufaktur dengan komposisi 112 pedagang eceran dan 28
pedagang besar.
Hasil Analisa
Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa metode yang paling
banyak digunakan pada level pedagang besar adalah penentuan harga
berdasarkan biaya langsung plus margin keuntungan yang besarnya bervariasi
dengan responden sebesar 46,43%. Metode lain yang sering digunakan
adalah penentuan harga berdasarkan harga pesaing (price leader). Kondisi
tersebut mencerminkan faktor harga beli menjadi pertimbangan utama dalam
penentuan harga produk. Namun, terdapat sedikit perbedaan, dimana pada
pedagang
retail,
selain
metode
tersebut,
penentuan
harga
juga
mempertimbangkan oleh tingkatan harga tertinggi yang dapat diterima oleh
pasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pedagang berupaya untuk
memperoleh margin maksimal, walaupun tetap memperhitungkan tingkat
harga pesaingnya.
| Kajian Ekonomi Regional NTT 1
|
Triwulan I - 2010
Gambar 1. Metode Penentuan Harga
Gambar 2. Komponen Biaya Pembentuk Harga
Seperti terlihat pada gambar 2, tidak terdapat perbedaan yang struktural
pada komposisi pembentukan biaya untuk masing-masing komponen
pengeluaran antara kelompok pedagang besar dan pedagang retail.
Komponen biaya yang mempunyai peran utama dalam pembentukan harga
produk manufaktur di Kota Kupang adalah harga pokok pembelian (HPP),
dilanjutkan dengan margin dan biaya distribusi barang. Namun bila
dibandingkan, level pedagang besar komposisi biaya pembelian dan margin
lebih kecil dibandingkan pada level pedagang kecil sedangkan pada
komponen biaya distribusi, komposisinya lebih tinggi dibandingkan pada level
pedagang kecil.
Dengan komponen-komponen biaya tersebut diatas, perubahan harga
yang paling sering dilakukan oleh pedagang di Kota Kupang adalah
menaikkan harga dengan prosentase kenaikan rata-rata sebesar 6,74%.
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kenaikan harga di
Gambar 3. Faktor yang berpengaruh
terhadap kenaikan harga level pedagang besar adalah
kenaikan
pengadaan
komponen
yaitu
biaya
kenaikan
harga produsen, kenaikan biaya
overhead,
kenaikan
biaya
tenaga kerja serta kenaikan
biaya
distribusi,
sementara
untuk pedagang retail, selain
harga produsen dan biaya overhead, faktor yang membedakan adalah
kenaikan permintaan serta gangguan distribusi. Sementara faktor yang
| Kajian Ekonomi Regional NTT 2
|
Triwulan I - 2010
berpengaruh terhadap penurunan harga di level pedagang besar dan
pedagang kecil adalah penurunan harga produsen, penurunan permintaan,
penurunan biaya overhead dan penurunan harga pesaing.
Pada kondisi tertentu, beberapa pedagang tidak melakukan perubahan
harga meskipun terjadi perubahan komponen-komponen biaya pembentuk
harga. Alasan utama yang membuat pedagang enggan untuk melakukan
perubahan harga adalah biaya
pengadaan
tidak
mengalami
Gambar 4. Alasan Pedagang Enggan
Merubah Harga perubahan. Pada level pedagang
retail,
kekuatiran
penurunan
tidak
terjadinya
permintaan
proporsional
yang
apabila
terjadi kenaikan harga. Tingkat
kesejahteraan masyarakat yang
masih
rendah
menyebabkan
tingkat daya beli masyarakat di
Kota
Kupang
lebih
rendah
daripada daerah lain sehingga adanya kenaikan harga akan berdampak
langsung pada penurunan daya beli masyarakat. Alasan lain keengganan
pedagang untuk merubah harga adalah non pricing element atau pedagang
lebih baik merubah kualitas barang atau kualitas layanan daripada mengubah
harga. Berbeda dengan daerah lain dimana kualitas menjadi daya saing
nomor satu untuk menarik minat pembeli, namun di Kota Kupang harga
merupakan faktor paling penting dalam menarik konsumen sedangkan
kualitas barang dan kualitas layanan tidak begitu diperhitungkan oleh
konsumen.
Hal tersebut merupakan perbedaan yang sangat mendasar antara
perilaku konsumen di Kota Kupang dengan daerah lain, dimana Kota Kupang
merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pendapatan
perkapita paling rendah dan tingkat kesejateraan masyarakat terendah nomor
dua di Indonesia. Sehingga yang menjadi tujuan utama bagi konsumen
adalah mendapatkan barang dengan jumlah banyak dan harga murah.
| Kajian Ekonomi Regional NTT 3
|
Triwulan I - 2010
Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1.
Melakukan koordinasi dan mendorong dinas-dinas terkait yang
tergabung dalam TPID untuk dapat berperan aktif dalam mengendalikan
komoditas penyumbang inflasi di Kota Kupang.
2.
Memberikan masukan kepada pemerintah daerah agar melakukan
pengawasan secara ketat terhadap pelaku pasar dalam menetapkan
kenaikan atau penurunan harga komoditas.
3.
Menjaga kelancaran distribusi barang dari daerah pemasok dengan
melakukan himbauan kepada para pedagang untuk menggunakan peti
kemas dalam pengangkutan barang, terutama pada saat akhir tahun
sehingga ketersediaan (supply) barang dapat terjamin walaupun kondisi
perairan NTT tidak mendukung bagi pelayaran.
| Kajian Ekonomi Regional NTT 4
|
Download