MODUL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul 03 NEGARADAN SISTEM PEMERINTAHAN Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen TatapMuka 03 Kode MK DisusunOleh 90003 Syahlan A.Sume,SE,MM Abstract Kompetensi Pada bab ini mahasiswa dapat mempelajari serta memahami tentang Negara dan system pemerintahan dari berbagai aspek. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pentingnya bernegara dan system pemrintahan dalam suatu negara. NEGARA DAN SISTEMPEMERINTAHAN 1. LatarBelakangPerlunya Negara 2. PengertiandanTeori Negara 3. Unsur-Unsur Negara 4. Bentuk-bentuk Negara 5. SifatOrganisasi Negara 6. Fungsi Negara 7. ElemenKekuatan Negara 8. Hubungan Negara denganWarga Negara 9. SistemKetatanegaraan Indonesia 1. LatarBelakangPerlunya Negara Menurut ahli tata Negara Sokrates, Aristotelesdan Plato (SPA), adanyanegaradimulai 400 tahun sebelum masehi (Srijantidkk, 2009:3). Keberadaan negara di dalam masyarakat menurut Thomas Hobbes didorong oleh dua hal yaitu manusia sebagai mahluk sosial (animal social) dan manusia sebagai mahluk politik (animal politicum). Manusia sebagai mahluk social mempunyai sifat tidak bias hidup sendiri dan juga sebagai mahluk politik memiliki naluri untuk berkuasa (Srijantidkk, 2009:3). Oleh karena itu, menurut Thomas Hobbes, keberadaan Negara sangat diperlukan sebagai tempat berlindung bagi individu, kelompok, dan masyarakat yang lemah dari indakan individu, kelompok, dan masyarakat, maupun penguasa yang kuat (otoriter), karena menurutnya, manusia denganmanusia lainnya memiliki sifat seperti serigala (homo homini lupus). Keberadaan Negara sebagaimanadiuraikan di atas menimbulkan kesadaran masyarakat untuk menciptakan mekanisme pembentukan negara yang mendapat legitimasi (pengakuan) dari seluruh masyarakat secara bersama. 2016 1 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. PengertiandanTeoriNegara Negara berasaldari kata state (Inggris), Staat(Belanda), danEtat(Prancis). State, Staat, dan Etat berasal dari bahasa latin Status atau Statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap (Srijantidkk, 2009:4).Kata Status atau statumlazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan).Adapun istilah “Negara” yang dikenal sekarang mulai timbul pada zaman Renaissance di eropa pada abad ke-15.Pada masaitulahmulaidipergunakan orang istilah Lo Stato yang berasal dari bahasa Italia yang kemudian elah menjelma menjadi perkataan L’Etat dalam bahasa perancis, The State dalam bahasa Inggris atau Der Staat dalam bahasa Jerman dan De Staat bahasaBelanda (C.S.T. Kansildan Christine S.T. Kansil, 2003:26). Kata Lo Stato dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Negara”. Pada waktu itu diartikan sebagai suatu system tugas-tugas atau fungsi-fungsi public dan alat-alat perlengkapan yang teratur dalam wilayah (daerah) tertentu. Definisinegaramenurutbeberapaahli (Srijantidkk, 2009:4)adalahsebagaiberikut : 1. Negara menurut John Locke (1932-1704) dan Rousseau (1712-1778) dalam buku Ilmu negara (1993), adalah suatu badan atau organisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat. 2. Negara menurut Max Weber dalambuku Demokrasi , HAM, danMasyarakat Madani (2000) adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasaan fisik secara sah dalam suatu wilayah. 3. Negara menurut Roger F. Soltau dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani (2000) adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atasnama masyarakat. 4. Negara menurut Mac IverdalambukuDemokrasi, HAM, danMasyarakatMadani (2000) adalahsuatunegaraharusmemenuhitigaunsurpokok, yaitupemerintahan, komunitasataurakyat, danwilayahtertentu. Selainterdapatperbedaandalam definisi tentang negara, istilah “negara” juga mengandung pelbagai arti, yang menurut Prof. Mr.Dr. L.J. van Apeldoorn dalam bukunya yang berjudul Inleiding tot de studie van het Nederlandse Recht (Pengantar Ilmu Hukum Belanda) bahwa : a. Istilah negara dipakai dalam arti “penguasa”, untuk menyatakan orang atau orang-orang yang melakukan kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam sesuatu daerah. 2016 2 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Istlah negara kita dapati juga dalam arti “persekutuan rakyat”, yakni untuk menyatakan sesuatu bangsa yang hidup dalam suatu daerah, di bawah kekuasaan yang tertinggi, menurut kaidah-kaidah hukum yang sama. c. Negara mengandung arti “sesuatu wilayah tertentu”, dalam hal ini istilah negara dipakai untuk menyatakan sesuatu daerah di dalamnya diam sesuatu bangsa di bawah kekuasaan tertingi. d. Negara terdapat juga dalam arti “kas negara atau fiscus”, jadi untuk menyatakan harta yang dipegang oleh penguasa guna kepentingan umum, misalnya dalam istilah “domein negara”, pendapatan negara dan lain-lain. Menurut Kansil dan Christine S.T. Kansil (2011:43), pidato Prof. Mr. Dr. R. Soepomo dalam rapat Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPPK) pada tanggal 31 Mei 1945, mengemukakan tiga aliran pikiran atau teori tentang pengertian negara, yaitu: (1) teori perseorangan atau teori individualistik, (2) teori golongan atau teori kelas (class theory), dan (3) teori persatuan. 1. Teori Perseorangan atau Teori Individualistik. Teori ini dipelopori oleh Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1679), Jean Jacques Rousseua (1712-1779), Herbert Spencer (1820-1903), dan Harorld Joseph LaSKI (1893-1950).Teori individualistic mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak antara seluruh perorangan dalam masyarakat itu (contract social).Teori ini banyak diterapkan di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. 2. Teori Golongan atau Teori Kelas. Tokoh utama teori ini adalah Karl Marx (1818-1883), Friedrich Engeles (1820-1895), Lenin (1870-1924). Teori golongan atau kelas ini menganggapbahwa negara alat dari suatu golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Kelas atau golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.Kaum borjuis menindas kaum proletar (buruh).Marx menganjurkan revolusi politik dari kaum buruh untuk merebut kekeuasaan negara agar pada suatu saat kaum buruh yang menindas kaum borjuis.Teori golongan (kelas) ini banyak dipraktekan di negara-negara komunis dalam bentuk dictator proletariat. 3. Teori Persatuan. Teori ini didengungkan oleh Benedict de Spinoza (1632-1677), Adam Heinric Muller (1779-1829), George Fredrich Wilhelm Hegel (1770-1831), dan beberapa tokoh lainnya.Teori persatuan ini mengajarkan bahwa negara adalah suatu susunan 2016 3 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id masyarakat yang integral; segala golongan, segala bagian, segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. Teori ini menekankan pikiran persatuan yang tidak memihak kepada satu golongan yang paling kuat, atau paling besar, tidak menganggap kepentingan seseorang menjadi pusat, tetapi menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya berbagai persatuan yang tidak dapat dipisahkan; yang terpenting adalah penghidupan bangsa seluruhnya. Teori persatuan yang digagas oleh beberapa tokoh terkemuka di atas, selanjutnya menjadi inspirasi bagi Soepomo dalam mengemukakan teori Persatuan (versi Soepomo).Menurutnya, teori persatuan mengupayakan terbentuknya keseimbangan lahir dan batin dari semua unsurunsur tersebut.Semangat kekeluargaan, gotong-royong, dan tolong-menolong dalam masyarakat Indonesia mencerminkan berkembangnya pandangan persatuan dalam masyarakat Indonesia. Hal itu pada dasarnya sejalan dengan cara hidup dan kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu kala. 3. Unsur-Unsur Negara Terbentuknya negara terjadi karena adanya beberapa unsur (Srijanti dkk, 2009:5). Unsur-unsur pembentuk negara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penduduk Penduduk adalah semua orang yang berdomisili serta menyatakan kesepakatan diri ingin bersatu. Yang dimaksud dengan semua orang adalah penduduk Indonesia dan negara lain (asing) yang sedang berada di Indonesia untuk wisata, bisnis, dan lainnya. 2. Wilayah Negara memiliki batas/teritorial yang jelas atas darat, laut, dan udara di atasnya.wilayah Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra yaitu samudra India dan Pasifik. Letak ini membuat Indonesia berada pada posisi strategis yang menjadi jalur lalu lintas transportasi dunia.Di wilayah udara, Indonesiaberada pada posisi GSO (Geo Stationery).Posisi ini strategis untuk menempatkan satelit.posisi silang ini menguntungkan Indonesia karena terletak di wilayah bisnis (perdagangan) dunia. 3. Pemerintah Sistem pemerintah yang dianut oleh Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial.dalam sistem ini, presiden memiliki hak porerogatif untuk memilih dan mengangkat 2016 4 serta memberhentikan para menteri sebagai pembantunya.Dalam Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id implemtasinya, sistem pemerintahan Indonesia menerapkan sistem desentralisasi yang berintikan padapemberian otonomi kepada kepala daerah tingkat I dan kabupaten/kota untuk mengelola dan mengekplorasi sumber daya alam maupun manusia yang ada di daerah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat didaerahnya secara optimal.Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan rakyat dan negara.Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara.Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif (C.F. Strong). Dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa sistem pemerintahan yang kita anut adalah sistem pemerintahan presidensial yang dalam pengertian presidensial itu sendiri adalah memisahkan secara tegas antar lembaga negara, legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dianut oleh UUD 1945 pasca perubahan keempat adalah sistem pemisahan kekuasaan berdasarkan prinsip checks and balances, sehingga masih ada koordinasi antar lembaga negara baik. Arti checks and balances itu sendiri adalah saling kontrol dan seimbang, maksudnya adalah antara lembaga negara harus saling mengontrol kekuasaan satu dengan kekuasaan yang lainnya agar tidak melampaui batas kekuasaan yang seharusnya dan saling menjatuhkan.Hal ini sangat penting agar dapat terciptanya kestabilan pemerintahan didalam negara atau tidak terjadi percampuradukan antar kekuasaan dan kesewenang – wenangan terhadap kekuasaaNegara kita. 4. Bentuk-Bentuk Negara Pada dasarnya, negara memiliki bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan para pendirinya masing-masing.Namun demikian, dalam konsep dan teori modern, negara terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu negara kesatuan (unitarianisme) dan negara serikat (federasi). Negara Kesatuan Negara kesatruan adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah (Ubaedillah dan Abdul Rozak, 2013:126).Senada dengan itu, Winarno (2013:87), menjelaskan bahwa negara kesatuan adalah negara bersusun tunggal. 2016 5 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam negara kesatuan hanya terdapat seorang kepala negara, satu undang-undang dasar yang berlaku untuk seluruh warga negaranya, satu kepala pemerintahan, dan satu parlemen (badan perwakilan rakyat).Pemerintah dalam negara kesatuan memiliki kekuasaan untuk mengatur seluruh urusan pemerintahan pada negara tersebut.Dalam pelaksanaannya, negara kesatuan terbagi ke dalam dua macam sistem pemerintahan, yaitu sentral dan otonomi. a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu sistem pemerintahan yang langsung dipimpin oleh pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah yang ada di bawahnya melaksanakan kebijakan pemerintah pusat. Pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto adalah salah satu contoh model sistem pemerintahan sentralisasi. b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yaitu kepala daerah diberikan kesempatan dan kewenangan untuk mengurus pemerintah di daerahnya masingmasing.Sistem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau swatantra. Sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan desentralisasi, Indonesia dalam arti pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada daerah berdasarkan pasal 18 UUD 1945, yaitu: 1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. 2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. 3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. 4. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. 5. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. 6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. 7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undangundang (Winarno, 2013:88-87). 2016 6 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Negara serikat (Federasi) Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari beberapa negara bagian dari negara serikat.Pada mulanya, negara-negara bagian itu merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri.Setelah menggabungkan diri dengan negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagain dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat. Menurut Ubaedillah dan Abdul Rozak (2013:127), di samping dua bentuk negara sebagaimana dijelaskan di muka, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya, bentuk negara digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu monarki, oligarki, dan demokrasi. a. Monarki Monarki berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu, dan archein yang berarti pemerintah.Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa monarki (raja).Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia.Dalam pelaksanaannya, monarki dibedakan menjadi dua jenis, yaitu monarki absolut dan monarki konstitusional. Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan satu orang raja atau ratu, seperti Arab Saudi.Sedangkan monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahnya (perdana menteri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi negara.Di antara negara-negara yang menggunakan sistem monarki konstitusional ini adalah Malaysia, Thailand, Jepang, dan Inggris.Dalam sistem monarki konstitusional, kedudukan raja hanya sebatas simbol negara. b. Oligarki. Oligarki (Bahasa Yunani: Oligarkhia) adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik dibedakan menurut kekayaan, keluarga, atau militer. Negara tersebut sering dikendalikan oleh keluarga terkemuka beberapa yang lulus pengaruh mereka dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bentuk pemerintahan dan struktur politik lain yang terkait dengan oligarki biasanya termasuk aristrokrasi, meritokrasi, plutokrasi, junta militer, teknorasi, dan teokrasi. Dalam perkembangan sejarah dunia misalnya, Uni Soviet saat rezim Stalin, hanya anggota Partai Komunis yang mendukung birokratisasi Stalin saja dapat memegang 2016 7 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id jabatan pemerintahan, sisanya di singkirkan atau dibunuh dengan kejam.Di Afrika Selatan sebelum 1994, orang-orang minoritas berkulit putih memerintah secara oligarki atas mayoritas penduduk Afrika Selatan berkulit hitam.Politik rasisme ini secara resmi pada 1948 disebut apartheid. c. Demokrasi Demoskrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang kekuasaannya berasal dari rakyat.Dalam demokrasi, rakyat memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya.Sehingga tidak ada sistem pemerintahan yang otoriter. Jika ada perbedaa pendapat, dapat diselesaikan dengan cara musyawarah, atau dengan perhitungan jumlah suara untuk memilih opsi tertentu. Prinsip pada demokrasi adalah adanya kesamaan rakyat di dalam hukum.Sehingga tidak ada yang lebih diistimewakan atau dikesampingkan dalam hukum.Jadi suatu pemerintahan negara disebut demokrasi apabila kekuasaan negara di tangan rakyat, di mana gerak langkah negara ditentukan oleh kehendak rakyat (Tutik, 2006:92). 5. Sifat Organisasi Negara Organisasi negaraditandai oleh kemampuannya dalam melaksanakan pemerintahan sebagai berikut: 1. Sifat Memaksa. Negara mempunyai sifat memaksa, artinya bahwa negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara sah yaitu dengan memberlakukan sanksi pada pelanggar hukum dengan tujuan agar peraturan perundang-undangan yang telah dibuat dan berlaku dalam negara tersebut ditaati oleh anggota masyarakat sehingga ketertiban, keamanan, dan kedamaian dapat tercapai. 2. Sifat Monopoli. Sifat monopoli negara adalah suatu hak tunggal yang dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan dan tujuan bersama.Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dalam kehidupan bermasyarakat.Dalam hal ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat dan dapat membahayakan posisi suatu kekuasaan. 2016 8 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Sifat Totalitas. Semua hal tanpa kecuali mencakup kewenangan negara, misalnya semua orang harus membayar pajak, semua orang wajib membela negara, semua orang sama dihadapan hukum/berdasarkan hukum, dan sebagainya. Sifat untuk semua (totalitas) berarti semua peraturan perundang-undangan adalah untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian memang perlu, sebab bila seseorang dibiarkan berada di luar lingkup aktivitas negara, maka usaha negara kea rah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal, atau dapat mengganggu citacita yang telah tercapai. Di samping itu, menjadi warga negara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary) dan hal ini berbeda dengan asosiasi di mana keanggotaan sukarela.Misalnya, dalam Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 berisi tentang kebebasan memilih agama.Hal itu berarti, semua WNI berhak memilih agama dan kepercayaannya masing-masing tanpa ada paksaan. 6. Fungsi Negara Fungsi negara menurut Miriam Budiardjo (dalam Priyanto, 2008) adalah bahwa setiap negara, apapun ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yaitu: 1. Fungsi penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator.Kehadiran negara pada situasi dan kondisi yang kritis yang diakibatkan oleh konflik horizontal maupun vertical sangat dibutuhkan.Negara dengan segala kekuasaan dan kewenangan yang dimilikinya menjadi “kunci” dalam menegakkan ketertiban di masyarakat. 2. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.Negara memiliki kewajiban untuk mensejahterakan rakyat melalui monopoli dan pengelolaan sumber daya alam berdasarkan undang-undang. 3. Fungsi Pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negara harus diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan. 2016 9 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Modernisasi peralatan pertahanan harus dilakukan secara efektif dan bukan efisien. Artinya, meskipun suatu alat pertanahan negara memerlukan dana besar, tetapi jika dipandang efektif untuk menjaga kedaulatan, harkat dan martabat bangsa dan negara harus dilakukan. 4. Fungsi keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan. Negara harus menciptakan keadilan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang hukum. Setiap warga negara tanpa kecuali memiliki kedudukan yang sama di depan hukum. Keempat fungsi negara tersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti fungsi negara tersebut bisa berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara. Jadi fungsi negara tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya saling berkaitan, sehingga para ahli seringkali menggandengkan tujuan dengan fungsi negara. 7. Elemen Kekuatan Negara Kekuatan suatu negara tergantung pada beberapa elemen seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, kekuatan militer dan territorial negara tersebut. Beberapa elemen kekuatan negara adalah sebagai berikut: 1. Sumber Daya Manusia. Kekuatan negara tergantung pada jumlah penduduk, tingkat pendidikan warga, nilai budaya masyarakat, dan kondisi kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin berkualitas SDM, dan semakin tinggi tingkat kesehatan, maka negara akan semakin maju dan kuat. 2. Teritorial Negara. Kekuatan negara juga tergantung seberapa luas wilayah negara, yang terdiri atas darat, laut, dan udara, letak geografis dan situasi negara tetangga. Semakin luas dan strategis, maka negara tersebut akan semakin kuat. 3. Sumber Daya Alam. Kekuatan negara tergantung pada kondisi alam atau material buminya, berupa kandungan mineral, kesuburan, kekayaan laut, dan hutan. Semakin tinggi kekayaan alam, maka negara tersebut semakin kuat, negara yang kaya akan minyak, agroindustri, dan manufaktur akan menjadi negara yang tangguh. 4. Kapasitas Pertanian dan Industri. 2016 10 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sektor pertanian mempengaruhi kekuatan negara, karena pertanian memasok kebutuhan pokok seperti beras, sayur mayur, dan lauk pauk. Tingkat budaya, usaha warga negara dalam bidang pertanian, industri dan perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau swasembada pangan sehingga negara menjadi kuat. 5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya. Kekuatan militer dan mobilitasnya sangat menentukan kekuatan negara, negara yang mempunyai jumlah anggota militer, dan kualitas personel dan peralatan yang baik akan meningkatkan kemampuan militer dalam mempertahankan kedaulatan negara. 6. Elemen Kekuatan yang Tidak Berwujud. Segala faktor yang mendukung kedaulatan negara, berupa kepribadian dan kepemimpinan, efisiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan internasional, reputasi bangsa (nasionalisme), dan sebagainya. 8. Hubungan Negara dengan Warga Negara Ketika seseorang telah berstatus sebagai warga negara dari suatu negara, maka ketika itu pula ia memiliki hubungan hukum dengan negara. Menurut Arwiyah dan Runik Machproh (2014:57), hubungan itu berwujud status, peran, hak dan kewajiban secara timbal balik. Sebagai warga negara seseorang memiliki hubungan timbal balik yang sederajat dengan negaranya. Secara teoritis, status warga negara meliputi status pasif, aktip, negatif, dan positif. Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif dan positif, yaitu: 1. Peran pasif, yaitu kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Peran aktif, yaitu aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik. 3. Peran positif, yaitu aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup. 4. Peran negatif, yaitu aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi. Negara sebagai lembaga dan warga negara sebagai penghuni lembaga negara harus mempunyai hubungan yang baik Negara berkewajiban melindungi kepentingan seluruh rakyat tanpa kecuali. Negara dibentuk suatu bangsa dengan tujuan melindungi seluruh rakyat dan mewujudkan kesejarteraan rakyatnya. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut negara harus 2016 11 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tegak dan kuat sehingga tidak mudah dihancurkan oleh bangsa atau pihak-pihak yang tidak senang terhadap negara. Hubungan antara negara dan warga negara merupakan hubungan timbal balik yang melibatkan unsur hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak.Hak dan kewajiban negara (pemerintah) dan warga negara bersumber dari, dan diatur dalam UUD 1945. Kewajiban negara secara implisit termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 yakni pada alinea keempat. Di dalam alinea keempat berisi tujuan dan kewajiban negara yang harus dilaksanakan setiap pemerintahan yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial (Poerbasari, 2013:90).Keempat tujuan dan kewajiban negara sesuai dengan alinea keempat Pembukaan UUD 1945 menjiwai kewajiban dan tanggung jawab negara sebagaimana tertuang dalam pasalpasal UUD setelah amandemen. Pasal-pasal tersebut antara lain, Pasal 27 ayat (1) dan (2); Pasal 28; Pasal 28 A-J; Pasal 29 ayat (2); Pasal 30 ayat (1); Pasal 31 ayat (1) dan (2); Pasal 32 ayat (1) dan (2); Pasal 34 ayat (1), (2) dan (3) (Poerbasari, 2013:91). Keseluruhan pasal tersebut memuat hak dan kewajiban negara terhadap warga negara dan sebaliknya.Hak-hak negara antara lain adalah ditaati hukum dan pemerintahnya; dibela; pajak; dan menguasai bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan rakyat. Adapun kewajiban negara yang dimuat dalam seluruh pasal tersebut, yaitu menjamin sistem hukum yang adil; menjamin Hak Asasi Manusia; mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat; memberi jaminan sosial; dan memberi kebebasan beribadah kepada warga negaranya.Hak-hak negara antara lain adalah ditaati hukum dan pemerintahnya; dibela; pajak; dan menguasai bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan rakyat. Adapun kewajiban negara yang dimuat dalam seluruh pasal tersebut, yaitu menjamin sistem hukum yang adil; menjamin Hak Asasi Manusia; mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat; memberi jaminan sosial; dan memberi kebebasan beribadah kepada warga negaranya. 9. Sistem Ketatanegaraan Negara PengertianSistemPemerintahanadalahsusunan teraturdariberbagaikegiatanatauhubungan-hubungankerjaantaralembaga yang legislative, eksekutifdanyudikatifdalampenyelenggaraanpemerintahansuatu Negara.Sistempemerintahanmempunyaipondasi yang kuatdimanatidakbisadiubahdanmenjadistatis.Jikasuatupemerintahanmempunyaisistempemerint 2016 12 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ahan yang statis, absolutmakahalituakanberlangsungselama- lamanyahinggaadanyadesakankaumminoritasuntukmemproteshaltersebut.Sistempemerintahan mempunyaisistemdantujuanuntukmenjagasuatukestabilannegara.Namun di beberapanegaraseringterjaditindakanseparatismekarenasistempemerintahan yang dianggapmemberatkanrakyatataupunmerugikanrakyat.Jadisebaknyasetiapnegaraharusmemaha mikarakteristiknegaranyaterlebihdahulusebelummenerapkansistempemerintahannya agar dalampenyelenggaraanpemerintahantidakmenemuihambatan-hambatan yang besar. Berikutmacam-macamsistempemerintahan yang ada di dunia : 1. SistemPemerintahanPresidensial Sistempresidensialmerupakansistempemerintahannegararepublik yang manakekuasaaneksekutifdipilihmelaluipemilihanumumdandibedakandengankekuasaanl egislatif.Sistempresidensialjugadisebutdengansistemkongresional.Dalamsistemini, posisiPresidencenderunglebihkuatdantidakdapatdikudetakecualijikapresidenmelakukanti ndakanpelanggarankonstitusiatautindakankriminallainnya. Negara yang menganutsistempresidensial : Indonesia, AmerikaSerikat, Filipina 2. SistemPemerintahanParlementer Sistemparlementeradalahsistempemerintahan di manapihakparlemenberperanaktifdalampemerintahan, yang nyatadibuktikandenganwewenangparlemenuntukmengangkatdanmemberhentikanperda namenteri.Selainitu, dalamsistempemerintahanparlementerjugadapatmemilikiseorangpresidendanperdaname nteri yang bertugasmengaturjalannyapemerintahanitusendiri.Negara yang menganutsistemparlementer :Inggris, Jepang, Malaysia, Belanda 3. SistemPemerintahan Semi-Presidensial Sistem semi-presidensialadalahsistempemerintahan yang menggabungkanduasistempemerintahan, yaitupresidensialdanparlementer.Sistem semipresidensialmemberlakukansistemrakyat yang memilihpresidensehinggapresidenmemilikikekuasaan yang kuatbersamadenganperdanamenteri semi- presidensialjugadisebut Dual yang ada.Sistempemerintahan EksekutifatauEksekutifGanda. Negara yang menganutsistem semi-presidensial :Prancis 4. SistemPemerintahanKomunis Komunismesebenarnyamerupakansuatuideologi.Namunpadaperkembangannya, adabeberapanegara 2016 13 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM yang Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menggunakankomunissebagaisuatusistempemerintahandalamnegaratersebut.Sistemko munisjugasangat anti-liberalismedanmenentangkepemilikanakumulasi modal padasuatuindividutertentu.Sistemkomunissendirijugamengharuskansegalaalatproduksidi kuasaiolehnegaradengantujuanuntukkemakmuranrakyat.Negara menganutsistemkomunis : Korea Utara, Kuba, yang Vietnam. (Sumber: http://zonapemerintahanindonesia.blogspot.co.id/2013/09/macam-macam-sistempemerintahan-di-dunia.html, diakses, 18/3/2016). Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer: • Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan sangat besar sehingga suara rakyat sangat didengarkan oleh parlemen • Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat maka pengawasan pemerintah dapat berjalan dengan baik • Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat sebab gambang terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif & legislatif. Hal ini disebabkan kekuasaan eksekutif & legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai. • Sistem pertanggungjawaban dalam pembuatan dan juga pelaksanaan kebijakan publik sangat jelas. Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer: • Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi tidak percaya Parlemen • Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di negara tersebut sangat banyak( banyak suara). • Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial • Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena bertanggung jawab kepada presiden. • Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada bayang-bayang krisis kabinet • Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada parlemen • Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu. Misalkan, masa jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan Presiden Indonesia lima tahun. 2016 14 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id • Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya. • Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif sebab dapat diisi oleh orang luartermasukjugaanggotaparlemensendiri. Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial: • Pengawasan rakyat lemah • Pengaruh rakyat dalam kebikajan politik negara kurang mendapat perhatian • Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung badan legislatif sehingga dapat menimbulkan kekuasaan mutlak • Sistem pertanggungjawaban kurang begitu jelas • Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif & legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu yang lama. Sejak tahun 1945 Indonesia pernah berganti sistem pemerintahan. Indonesia pernah menerapkan kedua sistem pemerintahan ini. Selain itu terjadi juga perubahan pokok-pokok sistem pemerintahan sejak dilakukan amandemen UUD 1945. Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Namun dalam perjalannannya, Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan parlementer karena kondisi dan alasan yang ada pada waktu itu. Sistem Pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, Dan Era Reformasi Sistem pemerintahan orde lama : Masa Pemerintahan Indonesia Orde lama berjalan sekitar 23 tahun yaitu dari tahun 1945-1968 dibawah kepemimpinan sang proklamator Presiden Sukarno. Penyebutan "Orde Lama" merupakan istilah yang diciptakan dibawah rezim Suharto yaitu masa Orde Baru.Padahal Sukarno sendiri tidak suka dengan sebutan "Orde Lama". Karena memang, tidak sepantasnya disebut Orde Lama. Karena di masa itu terjadi transformasi besar-besaran di Indonesia dari masa penjajahan ke masa kemerdekaan. Dan Sukarnopun lebih suka dengan istilah "Orde Revolusi" daripada "Orde Lama". Tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara yang bersumber dari Pancasila. Di dalam UUD 1945 sebenarnya sudah terpampang jelas bahwa 2016 15 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Indonesia Menggunakan Sistem Pemerintahan Presidensial. Namun baru tiga bulan, terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.Penyimpangan tersebut dilakukan oleh Sutan Syahrir setelah dia membentuk kabinet parlementer dengan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menterinya. Karena pada saat itu pengaruh Belanda masih sangat kental.Dalam masa tersebut Indonesia telah menggunakan beberapa konstitusi, seperti Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950). Masa ini berlangsung dari 17 Agustus 1945 - 5 Juli 1959. Saat itu Indonesia berbentuk Negara Serikat. Dengan dibagi menjadi tiga negara bagian, yaitu : Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatera timur, dengan perjanjian pada tanggal 17 Agustus 1950 tepat 5 tahun setelah kemerdekaan Indonesia. Perjanjian tersebut mengembalikan Indonesia sebagai Negara Kesatuan. Dengan UUD Republik Indonesia 1950 sebagai konstitusinya. Sejak 1950-1959 Indonesia menganut Sistem Kabinet Parlementer setengah).Sistem dikeluarkannya Kabinet Dekrit menggunakanSistem dengan Parlementer Presiden demokrasi berakhir dengan Pemerintahan Liberal tanggal UUD 1945 Demokrasi 5 Semu Juli 1959 kembali Terpimpin (Setengahsetelah digunakan (Sumber: http://brainly.co.id/tugas/117840, diakses, 16/3/2016). Demokrasi Terpimpin Sejarah Indonesia (1959-1966) adalah masa di mana sistem "Demokrasi Terpimpin" sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956. Terdapat 3 point inti latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno : 1. Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidak stabilan di bidang keamanan. 2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat. 3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS 1950 2016 16 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Soekarno dengan konsep Demokrasi Terpimpinnya menilai Demokrasi Barat yang bersifat liberal tidak dapat menciptakan kestabilan politik. Menurut Soekarno, penerapan sistim Demokrasi Barat menyebabkan tidak terbentuknya pemerintahan kuat yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia. Pandangan Soekarno terhadap sistem liberal ini pada akhirnya berpengaruh terhadap kehidupan partai politik di Indonesia. Partai politik dianggap sebagai sebuah penyakit yang lebih parah daripada perasaan kesukuan dan kedaerahan. Penyakit inilah yang menyebabkan tidak adanya satu kesatuan dalam membangun Indonesia. Pada masa Demokrasi Terpimpin, parlemen sudah tidak mempunyai kekuatan yang nyata. Sementara itu partai-partai lainnya dihimpun oleh Soekarno dengan menggunakan suatu ikatan kerjasama yang didominasi oleh sebuah ideologi. Dengan demikian partai-partai itu tidak dapat lagi menyuarakan gagasan dan keinginan kelompok-kelompok yang diwakilinya.Partai politik tidak mempunyai peran besar dalam pentas politik nasional dalam tahun-tahun awal Demokrasi Terpimpin. Partai politik seperti NU dan PNI dapat dikatakan pergerakannya dilumpuhkan karena ditekan oleh presiden yang menuntut agar mereka menyokong apa yang telah dilakukan olehnya. Sebaliknya, golongan komunis memainkan peranan penting dan temperamen yang tinggi. Pada dasarnya sepuluh partai politik yang ada tetap diperkenankan untuk hidup, termasuk NU dan PNI, tetapi semua wajib menyatakan dukungan terhadap gagasan presiden pada segala kesempatan serta mengemukakan ide-ide mereka sendiri dalam suatu bentuk yang sesuai dengan doktrin Presiden.Partai politik dalam pergerakannya tidak boleh bertolak belakang dengan konsepsi Soekarno. Demokrasi terpimpin yang dianggapnya mengandung nilai-nilai asli Indonesia dan lebih baik dibandingkan dengan sistim ala Barat, ternyata dalam pelaksanaannya lebih mengarah kepada praktek pemerintahan yang otoriter. Dewan Perwakilan Rakyat hasil pemilihan umum tahun 1955 yang d dalamnya terdiri dari partai-partai pemenang pemilihan umum, dibubarkan.Dalam penggambaran kiprah partai politik di percaturan politik nasional, maka ada satu partai yang pergerakan serta peranannya begitu dominan yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa itu kekuasaan memang berpusat pada tiga kekuatan yaitu, Soekarno, TNI-Angkatan Darat, dan PKI. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran mengenai kehidupan partai politik pada masa demokrasi terpimpin, pergerakan PKI pada masa ini tidak dapat dilepaskan http://rismadelianinur15aini.blogspot.co.id/2013/03/pemerintahan-pada-demokrasiterpimpin.html, diakses, 16/3/2016). Sistem Pemerintahan Orde Baru: 2016 17 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (Sumber: Istilah "Orde Baru" digunakan untuk memisahkan masa kempimpian Sukarno (Orde Lama). Orde Baru adalah masa dimana Suharto memulai kekuasaanya. Era ini digunakan untuk menandai keberhasilan Suharto menumpas Pemberontakan PKI pada 1965 atau sering disebut G30S/PKI. Pada masa ini, awalnya Demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Tetapi perkembangannya, kehidupan di era Orde Baru ini tidak jauh berbeda dengan era sebelumnya. Sistem Pemerintahan Presidensial lebih ditonjolkan. Atau bisa dikatakan kekuasaan diktator. Kemudian Demokrasi Pancasila yang dicetuskan pada masa ini. Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan [1998].Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto mulai berkuasa danmemperkenalkan sistem politik barunya yang disebut dengan Demokrasi Pancasila. Pemerintahan yang sering disebut dengan orde baru ini, secara formil berlandaskan padaPancasila, UUD 1945, dan Tap MPRS. Orde baru berencana merubah kehidupan sosial dan politik dengan landasan ideal Pancasila dan UUD 1945. Jadi secara tidak langsung, Sukarno dan Soeharto sama-sama berpedoman pada UUD 1945.Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani orde baru adalah merumuskan dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi Negara, sehingga pancasila membudaya di masyarakat.Di era ini, kekuatan politik bergeser pada militer, teknokrasi dan birokrasi. Gagasan dan ide membutuhkan langkah praktis untuk menyeimbangkan dan keseimbangan. Selama rezim orde baru berkuasa, demokrasi Pancasila yang dicanangkan dalam pengertian normatif dan empirik tidak pernah sejalan. Ia hanya menjadi slogan kosong. Ia tidak lebih baik dari dua model demokrasi sebelumnya karena penerapannya yang jauh dari kenyataan berlawanan dengan tujuan demokrasi sendiri. Orde Baru justru menghambat dan membelenggu kebebasan rakyat. Ia tidak sejalan dengan esensi dan substansi demokrasi. Kekuasaan menjadi sentralistis pada kepemimpinan Soeharto.Pemilu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis. Masih terjadi dominasi satu partai yang sebenarnya dikontrol dan dikelola oleh Soeharto yang kekuasaannya didukung penuh oleh militer. Di masa orde baru, Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan (presidensiil) tapi masa jabatannya tidak jelas (sekali masa jabatan dan sesudahnya dapat dipilih kembali tanpa kejelasan sampai berapa kali. Legislatif terdiri dari fraksi partai, 2016 18 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id fraksi golongan non-partai, fraksi ABRI yang memiliki dua fungsi yaitu selain sebagai alat negara juga memiliki fungsi politik-representatif. Masih terdapat DPA yang bertugas memberi pertimbangan kepada presiden tapi presiden tidak wajib mengikuti pertimbangan tersebut. Kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR. Pelaksanaan Orde Baru: 1) Kekuasaan dipegang penuh oleh Presiden 2) Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan. 3) Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa Demokrasi Terpimpin. 4) Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika, tetapi itupun tidak diperhatikan atau diabaikan. Lembaran Kelam Orde Baru: 1) Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan 2) Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan 3) Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998 4) Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh 5) Budaya bapakisme sangat berkembang Kekurangan Orde Baru: 1) Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme 2) Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat. 3) Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi 4) Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan 5) Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan,antara lain dengan program “penembakan misterius.” 6) Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan Negara 7) Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya 8) Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin) 2016 19 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 9) Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel Kelebihan Orde Baru: 1) Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai US$1.565 2) Sukses transmigrasi 3) Sukses KB 4) Sukses memerangi butahuruf 5) Suksesswasembadapangan 6) Pengangguran minimum 7) Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) 8) Sukses Gerakan Wajib Belajar 9) Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh 10) Sukses keamanan dalam negeri 11) Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia 12) Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan Aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah. Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak Asasi mereka {Sumber: Wayan, I Badrika.(2006).Sejarah:Untuk SMA Kelas XI.Jakarta.Erlangga}. Sistem Pemerintahan Orde Reformasi : Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Gerakan Reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum dan krisis sosial merupakan faktor-faktor yang mendorong 2016 20 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id lahirnya gerakan reformasi. Bahkan krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi tersebut (Sumber: http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/12/indonesia-pada-masa-era- reformasi.html, diakses, 16/3/2016). Pada masa orde Reformasi demokrasi yang dikembangkan pada dasarnya adalah demokrasi dengan berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi: 1. mengutamakan musyawarah mufakat 2. Mengutamakan kepentingan masyarakat , bangsa dan negara 3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain 4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan 5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah 6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur 7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Than Yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan 8. Penegakan kedaulatan rakyar dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat 9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. 10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang memiliki partai 11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi manusia Gerakan reformasi, pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan, terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum. Beberapa agenda reformasi yang disuarakan para mahasiswa anatara lain sebagai berikut : 2016 • Adili Soeharto dan kroni-kroninya. • Amandemen UUD 1945 • Penghapusan Dwi Fungsi ABRI • Otonomi daerah yang seluas-luasnya • Supremasi hukum • Pemerintahan yang berisi dari KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) 21 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.Presiden Habibie sebagai pembuka sejarah perjalanan bangsa pada era reformasi mangupayakan pelaksanaan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan serta merencanakan pelaksanaan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihan umum yang akan diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Habibie merupakan pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Habibie juga membebaskan beberapa narapidana politik yang ditahan pada zaman pemerintahan Soeharto. Kemudian, Presiden Habibie juga mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independent. Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum. Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menyampaikan pendapat, baik dalam bentuk rapat-rapat umum maupun unjuk rasa atau demontrasi. Namun khusus demontrasi, setiap organisasi atau lembaga yang ingin melakukan demontrasi hendaknya mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melakukan demontrasi tersebut. Hal ini dilakukan karena pihak kepolisian mengacu kepada UU No.28 tahun 1997 tentang Kepolisian Republik Indonesia.Untuk menjamin kepastian hukum bagi para pengunjuk rasa, pemerintahan bersama (DPR) berhasil merampungkan perundang-undangan yang mengatur tentang unjuk rasa atau demonstrasi. adalah UU No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Adanya undang–undang tersebut menunjukkan bahwa pemerintah memulai pelaksanaan sistem demokrasi yang sesungguhnya. Namun sayangnya, undang-undang itu belum memasyarakat atau belum disosialisasikan dalam kehidupan masarakat. Penyampaian pendapat di muka umum dapat berupa suatu tuntutan, dan koreksi tentang suatu hal. Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR mulai dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain yang di tempuh adalah ABRI semula terdiri dari empat angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999 Polri memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti nama menjadi Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Pada masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie dilakukan reformasi di bidang hukum Reformasi hukum itu disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat. Tindakan yang dilakukan oleh Presiden Habibie untuk mereformasi hukum mendapatkan sambutan baik 2016 22 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dari berbagai kalangan masyarakat, karena reformasi hukum yang dilakukannya mengarah kepada tatanan hukum yang ditambakan oleh masyarakat. Pada masa pemerintahan B.J. Habibie berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik. Dalam pemerintahan B. J. Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur . B.J.Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 dibawah pengawasan UNAMET. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia. Sejak saat itu Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste. Selain dengan adanya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh B.J. Habibie, perubahan juga dilakukan dengan penyempurnaan pelaksanaan dan perbaikan peraturan-peraturan yan tidakk demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu kepada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga Eksekutuf, Legislatif dan Yudikatif. Sistem pemerintahan masa orde baru reformasi dapat dilihat dari aktivitas kenegaraan sebagai berikut: a. Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan sesuai pasal 28 UUD 1945 dapat terwujud dengan dikeluarkannya UU No 2 / 1999 tentang partai politik yang memungkinkan multipartai. b. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta tanggung jawab dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR No IX/MPR/1998 yang ditindak lanjuti dengan UU no 30/2002 tentang KOMISI pemberantasan tindak pidana korupsi c. Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melalui sidang tahunan dengan menuntut adanya laporan pertanggung jawaban tugas lembaga negara, UUD 1945 di amandemen, pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat Presiden dalam sidang istimewanya. d. Dengan Amandemen UUD 1945 masa jabatan Presiden paling banyak dua kali masa jabatan, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari pemilu 2000 dan yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama pilihan langsung rakyat adalah Susilo Bambang Yodoyono dan Yoesuf Kalla, MPR tidak lagi lembaga tertinggi negara melainkan lembaga yang kedudukannya sama 2016 23 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan presiden, MA, BPK, kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD. Di dalam amandemen UUD 1945 ada penegasan tentang sistem pemerintahan presidensial tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat. Dengan mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan B.J. Habibie untuk mewujudkan Tujuan dari Reformasi: a. Kebijakan dalam bidang politik Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa orde baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga undang-undang tersebut yaitu: - UU No. 2 tahun 1999 tentang partai politik,UU No. 3 tahun 1999 tentang pemilihan umum - UU No. 4 tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR b. Kebijakan dalam bidang ekonomi Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU no 5 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen c. Kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan pers Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi. Masyarakat dapat menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Disamping kebebasan dalam menyampaikan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi dalam Pers dilakukan dengan cara menyederhanakan Permohonan Surat Ijin Usaha Penerbitan (SIUP) d. Pelaksanaan Pemilu Pada masapemerintahan B.J Habibieberhasil diselenggarakan pemilu multipartaiyang damai dan pemilihan Presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik. Dalam pemerintahan B.J Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur. B.J Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Reformasi bertujuan untuk menata kembali keuidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan demikian, hakikat gerakan reformasi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan orde baru, apalagi untuk 2016 24 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menurunkan Soeharto dari kursi kepresidenan. Namun, karena pemerintahan Orde Baru pimpinan soeharto dipandang tidak mampu mengatasi persoalan bangsa dan negara, maka soeharto diminta untuk mengundurkan secara legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan bangsa dan negara indonesia yang akan datang. Reformasi yang tidak terkontrol akan kehilangan arah, dan bahkan cenderung menyimpang dari norma-norma hukum. Dengan demikian, cita-cita reformasi yang telah banyak sekali menimbulkan korban baik jiwa maupun harta akan gagal (Sumber: http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/12/indonesia-pada-masaera-reformasi.html, diakses, 16/3/2016). Keunggulan dan Kekurangan pada Era Reformasi A. Kelebihan: 1. Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan; 2. Pemberantasan korupsi sudah mulai berjalan (walaupun masih banyak kendala); 3. Demokrasi yang lebih terbuka; 4. Persaingan ekonomi yang lebih terbuka dalam beberapa sektor ekonomi (sebelumnya dikuasai kroni Suharto). B. Kekurangan: 1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan boleh berbuat sebebas-bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang berakhir rusuh, pilkada yang berakhir rusuh; 2. Kebangkitan ormas-ormas radikal yang meresahkan masyarakat akibat pemerintah yang tidak tegas; 3. Mulai ditinggalkannya program-program pemerintah yang secara konseptual cukup baik, seperti program swasembada pangan, yang sebenarnya dapat mengurangi potensi inflasi tinggi untuk jangka panjang. Demokrasi era reformasi: - Presiden dipilih langsung oleh rakyat - Sistem partai politik multi-partai - Pidato visi dan misi presiden dan wakil presiden menjadi acuan bagi stratifikasi politik dan strategi nasional (poltranas) - Pada masa kepemimpinan presiden SBY, pemberantasan korupsi mulai kelihatan wujudnya 2016 25 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif sehingga memberi ruang gerak untuk mengeluarkan pendapat dan berorganisasi - Mewarisi hutan yang sudah rusak parah - Mengurangi mengimpor beras karena masih menyisakan hutang luar negeri yang belum terlunaskan - Telah adanya jaminan HAM di dalam Undang-Undang - Media massa menjadi terbuka/lebih bebas - Ditetapkannya masa jabatan untuk presiden maksimal 2 kali masa jabatan (10 tahun) - Kesenjangan sosial mulai dihilangkan - Pengobatan dan pendidikan sudah gratis(https://gembillabonte.wordpress.com/2013/11/19/sistem-pemerintahan-indonesiapada-masa-reformasi/, diakses, 16/3/2016). Pada masa reformasi, keberadaan GBHN telah dihapuskan melalui amandemen UUD 1945.Menurut konstitusi hasil amandemen ini, kewenangan MPR menyusun GBHN telah dihilangkan. MPR, yang anggotanya terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD, hanya bertugas untuk mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden serta Wakil Presiden terpilih, yang dipilih langsung oleh rakyat. Selain itu MPR dapat memberhentikan Presiden serta Wakil Presiden dalam masa jabatannya apabila yang bersangkutan melanggar hukum dan berkhianat terhadap bangsa dan negara, itu pun setelah diputuskan bersalah oleh MK.Ketiadaan GBHN merupakan konsekuensi logis dari pemilihan presiden secara langsung. Sebab salah satu aspek penilaian terhadap calon presiden, mestinya, adalah melalui rencana atau program yang ditawarkannya. Program-program itu (selama ini dikenal sebagai "visi-misi" Capres) merupakan interpretasi Capres dalam upaya mencapai cita-cita bangsa yang secara eksplisit tersurat didalam pembukaan konstitusi.Andaikata Capres yang bersangkutan dapat memenangi pemilihan umum, maka tawaran tersebut harus dapat diwujudkannya pada masa jabatannya. Apabila tidak, maka yang bersangkutan akan dianggap gagal. Namun hukumannya secara politis dia tidak akan dipilih lagi oleh rakyat untuk jabatan berikutnya, tidak dilengserkan di tengah jalan. Begitulah sanksi politis dalam sistem pemilihan langsung. Wacana menghidupkan kembali GBHN secara gamblang disampaikan oleh Megawati dalam pidato politiknya di hadapan peserta Rakernas PDIP 2016. Gagasan ini merupakan puncak dari kegalauan setelah sepuluh tahun tanpa GBHN. Agar penerapan kembali GBHN memiliki legitimasi, perlu dilakukan beberapa perubahan pada peraturan perundangan kita (Sumber: http://news.detik.com/kolom/3118223/kembali-ke-gbhn-kah-kita, diakse, 16/3/2016). 2016 26 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Arissetyanto Nugroho dkk, Etika Berwargawarganegara, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2015. 2. Ismail, Rizabuana, Pendidikan Kewarganegaraan, USU Press, 2009. 3. Nieke Masruchiyah, M. Said Nisar, Komisi Hak Asasi Manusia, 2006 4. Srijanti dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk mahasiswa, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009. 5. Sumarsono et. Al, Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka utama, 2006. 6. Muchji, Achmad dkk, 2007, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, Universitas Gunadarma, Jakarta. 7. http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.co.id/2013/07/ketatanegaraan-indonesiastruktur-pemerintahan-amandemen-lembaga-negara.html 8. http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/08/sistem-pemerintahanindonesia-masa-orde-lama.html 9. Wayan, I Badrika.(2006).Sejarah:Untuk SMA Kelas XI.Jakarta.Erlangga 10. http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/12/indonesia-pada-masa-era-reformasi.html 11. https://gembillabonte.wordpress.com/2013/11/19/sistem-pemerintahan-indonesia-padamasa-reformasi/ 12. http://news.detik.com/kolom/3118223/kembali-ke-gbhn-kah-kita 13. http://zonapemerintahanindonesia.blogspot.co.id/2013/09/macam-macam-sistempemerintahan-di-dunia.html 2016 27 Kewarganegaraan Syahlan A.Sume,SE.,MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id