Templat tugas akhir S1

advertisement
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan isolasi dan identifikasi bakteri pada saluran reproduksi A.
atlas didapatkan hasil seperti tersaji pada Tabel 2 sampai Tabel 7 berikut ini.
Tabel 2 Hasil isolasi bakteri saluran reproduksi imago betina A. atlas dengan media agar darah
Sampel
Ukuran
Bentuk
Permukaan
Aspek
Tepi
Elevasi
Sifat
tembus
Warna
Hemolisis
1A
Sedang
Bulat
Halus
Tidak
mengkilat
Rata
Cembung
-
1B
Sedang
Bulat
Halus
Tidak
mengkilat
Tidak rata
Cembung
-
2A
Sedang
Bulat
Halus
Tidak
mengkilat
Rata
Cembung
-
Agar Darah
2B
3A
Sedang
Sedang
Bulat
Bulat
Halus
Halus
Tidak
Tidak
mengkilat
mengkilat
Tidak rata
Rata
Cembung
Cembung
-
3B
Sedang
Bulat
Halus
Tidak
mengkilat
Tidak rata
Cembung
-
4A
Sedang
Bulat
Halus
Tidak
mengkilat
Rata
Cembung
-
4B
Sedang
Bulat
Halus
Tidak
mengkilat
Tidak rata
Cembung
-
Krem
-
Krem
β
Krem
-
Krem
β
Krem
β
Krem
-
Krem
β
Krem
-
Dari sampel yang diisolasi pada agar darah (Tabel 2) didapatkan dua jenis
koloni bakteri berbeda. Koloni A yang berukuran sedang, berbentuk bulat,
permukaan halus, aspek tidak mengkilat, tepi rata, elevasi cembung, berwarna
krem, dan tanpa adanya hemolisis pada agar darah. Koloni B yang berukuran
sedang, berbentuk bulat, permukaan halus, aspek tidak mengkilat, tepi tidak rata,
elevasi cembung, berwarna krem, dan menghasilkan beta-hemolisis. Hal ini
menunjukkan bahwa koloni B mampu melisiskan butir darah merah yang terlihat
sebagai wilayah jernih di sekitar koloni. Bila proses lisis sempurna akan terlihat
wilayah yang benar-benar jernih dan jenis hemolisisnya disebut beta-hemolisis
(Lay 1994).
Tabel 3 Hasil isolasi bakteri saluran reproduksi imago betina A. atlas dengan media Mac Conkey Agar
Sampel
Ukuran
Bentuk
Permukaan
Aspek
Tepi
Elevasi
Sifat tembus
Warna
1
Kecil
Bulat
Halus
Mengkilat
Rata
Cembung
Krem
2
Kecil
Bulat
Halus
Mengkilat
Rata
Cembung
Krem
Mac Conkey Agar
3
Kecil
Bulat
Halus
Mengkilat
Rata
Cembung
Krem
4
Kecil
Bulat
Halus
Mengkilat
Rata
Cembung
Krem
Dari media MCA (Tabel 3) didapatkan satu jenis koloni yang berukuran
kecil, berbentuk bulat, permukaan halus, aspek mengkilat, tepi rata, elevasi
cembung, berwarna krem. Warna koloni yang sama dengan warna media atau
tidak memperlihatkan perubahan pada media menunjukkan bakteri yang tidak
memfermentasikan laktosa. Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa
biasanya bersifat patogen (Lay 1994).
12
A
B
C
Gambar 4 Koloni bakteri yang tumbuh pada media agar darah dan MCA. (A) koloni
bakteri pada agar darah non-hemolitik, (B) koloni bakteri pada agar darah βhemolitik, (C) koloni bakteri pada MCA.
Tabel 4 Hasil pewarnaan Gram bakteri pada saluran reproduksi imago betina A. atlas dari media agar darah
Sampel
Morfologi
Susunan
Warna
Spora
Gram
1A
Batang halus
Tunggal
Merah
Negatif
1B
Batang
Berantai
Ungu
Ada
Positif
2A
Batang halus
Tunggal
Merah
Negatif
Pewarnaan Gram
2B
3A
Batang
Batang halus
Berantai
Tunggal
Ungu
Merah
Ada
Positif
Negatif
3B
Batang
Berantai
Ungu
Ada
Positif
4A
Batang halus
Tunggal
Merah
Negatif
4B
Batang
Berantai
Ungu
Ada
Positif
Tabel 5 Hasil pewarnaan Gram bakteri pada saluran reproduksi imago betina A. atlas dari media Mac Conkey Agar
Sampel
Morfologi
Susunan
Warna
Gram
Pewarnaan Gram
1
Batang
Tunggal
Merah
Negatif
2
Batang
Tunggal
Merah
Negatif
3
Batang
Tunggal
Merah
Negatif
4
Batang
Tunggal
Merah
Negatif
Koloni bakteri terpisah yang didapatkan selanjutnya dibiakkan ke dalam
media agar miring trypticase soy agar (TSA) yang merupakan media agar yang
digunakan untuk kegiatan pengisolasian berbagai macam mikroorganisme yang
bersifat aerobik. Biakan murni yang tumbuh pada media agar darah (Tabel 4) dan
MacConkey Agar (Tabel 5) diuji dengan pewarnaan Gram untuk melihat bakteri
tersebut merupakan bakteri Gram positif atau negatif. Biakan murni adalah biakan
yang hanya berisi satu jenis bakteri (Pelczar dan Chan 1988). Koloni A yang
berasal dari media agar darah berbentuk batang halus, susunan tunggal, dan
berwarna merah yang menunjukkan bakteri Gram negatif. Koloni B yang berasal
dari media agar darah berbentuk batang, susunan berantai, berwarna ungu dan
memiliki spora yang menunjukkan bakteri Gram positif. Koloni yang berasal dari
media MCA berbentuk batang, susunan tunggal, berwarna merah yang
menunjukkan bakteri Gram negatif.
13
A
B
C
Gambar 5 Hasil pewarnaan Gram bakteri pada media agar darah dan MCA. (A) koloni
bakteri pada agar darah non-hemolitik, (B) koloni bakteri pada agar darah βhemolitik, (C) koloni bakteri pada MCA.
A
B
C
Tabel 6 Hasil pengujian biokimia bakteri pada saluran reproduksi reproduksi imago betina A. atlas dari media agar darah
Pengujian Biokimia
Sampel
Oksidase
TSIA
Slant
Butt
Gas
H2S
Indol
Urea
Sitrat
Voges Proskauer
Glukosa
Sukrosa
Laktosa
Manitol
Maltosa
Hasil identifikasi
1A
+
Basa
Asam
+
+
+
+
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
Aeromonas
sp.
1B
Bacillus sp.
2A
+
Basa
Asam
+
+
+
+
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
Aeromonas
sp.
2B
Bacillus sp.
3A
+
Basa
Basa
+
+
+
-/Gas (-)
-/Gas (-)
-/Gas (-)
+/Gas (+)
-/Gas (-)
Pseudomonas
sp.
3B
Bacillus sp.
4A
+
Basa
Basa
+
+
+
-/Gas (-)
-/Gas (-)
-/Gas (-)
+/Gas (+)
-/Gas (-)
Pseudomonas
sp
4B
Bacillus sp.
Tabel 7 Hasil pengujian biokimia bakteri pada saluran reproduksi imago betina A. atlas dari media MacConkey Agar
Sampel
Oksidase
TSIA
Slant
Butt
Gas
H2S
Indol
Motilitas
Urea
Sitrat
Voges Proskauer
Glukosa
Sukrosa
Laktosa
Manitol
Maltosa
Hasil identifikasi
1
+
Basa
Asam
+
+
+
+
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
Aeromonas
sp.
Pengujian Biokimia
2
+
Basa
Asam
+
+
+
+
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
Aeromonas
sp.
3
+
Basa
Asam
+
+
+
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
Aeromonas
schubertii
4
+
Basa
Asam
+
+
+
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
+/Gas (+)
Aeromonas
schubertii
-
14
A
B
C
Gambar 6 Hasil uji oksidase. (A) kontrol negatif oksidase menggunakan Escherichia coli
dan Salmonella sp., (B) hasil positif dari koloni bakteri gram negatif pada agar
darah, (C) hasil positif dari koloni bakteri Gram negatif pada MCA.
Isolat bakteri yang berasal dari media agar darah (Tabel 6) dan
MacConkey Agar (Tabel 7) selanjutnya dilakukan pengujian biokimia dengan
menggunakan media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Indol, Simmon’s citrate agar,
Voges-Proskauer (VP), urea, dan kaldu gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa,
manitol, dan maltosa).
Hasil uji menggunakan media TSIA pada bagian slant dan butt bersifat
basa-asam (merah-kuning) dengan gas, serta tidak memproduksi H2S mengarah
pada genus Morganella, Providencia, Salmonella, Plesiomonas, Hafnia, Serratia,
Shigella, Yersinia, Aeromonas, Escherichia dan Enterobacter. Pada bagian slant
dan butt bersifat basa-basa (merah) mengarah pada Pseudomonas (Mahon et al.
2007). Hasil positif didapatkan pada uji oksidase terhadap semua isolat bakteri,
hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan famili nonEnterobacteriaceae yang terdiri dari genus Campylobacter sp., Helicobacter sp.,
Aeromonas sp., Pseudomonas sp., Vibrio sp., Neisseria sp., dan Alcaligenes sp..
(Bergey dan Breed 1994). Tidak ditemukannya bakteri famili Enterobacteriaceae
disebabkan imago A. atlas yang sebelumnya sudah tidak melakukan aktivitas
makan setelah menjadi pupa.
Hasil positif pada uji indol mengarah pada Aeromonas sp., Edwardsiella
sp., Escherichia coli, Flavobacterium sp., Haemophilus influenza, Klebsiella
oxytoca, Proteus sp., Plesiomonas shigelloides, Pasteurella multocida,
Pasteurella pneumotropica dan Vibrio sp.. Hasil negatif mengarah pada
Actinobacillus sp., Aeromonas schubertii, Alcaligenes sp., Bordetella sp.,
Enterobacter sp., Haemophillus sp., Klebsiella sp., Neisseria sp., Pasteurella
haemolytica, Pasteurella ureae, Proteus mirabilis, Proteus penneri, Pseudomonas
sp., Salmonella sp., Serratia sp., dan Yersinia sp. (MacFaddin 1980). Hasil uji
indol positif yang didapatkan sesuai pernyataan Abbot et al. (2003) yang
menyatakan sembilan spesies anggota Aeromonas (A. hydrophila, A. bestiarum, A.
salmonicida, A. caviae, A. media, A. eucrenophila, A. sobria, A. veronii, dan A.
veronii bv. sobria) semuanya memberikan hasil positif untuk uji indol. Hasil
negatif hanya ditunjukkan satu spesies yaitu A. schubertii (Awan et al. 2005).
Hasil uji urea mendapatkan hasil positif yang menunjukkan bahwa bakteri
mampu menghasilkan enzim urease yang mengurai urea menjadi ammonium dan
CO2, hidrolisis urea ditunjukkan dengan perubahan warna media dari merahjingga menjadi merah ungu (Lay 1994). Hasil negatif menunjukkan tidak ada
perubahan warna pada media. Hasil uji sitrat positif pada semua isolat bakteri hal
ini menunjukkan bahwa bakteri dapat menggunakan sitrat sebagai satu-satunya
sumber karbon dan energi (Lay 1994).
15
Hasil uji Voges-Proskauer positif mengarah pada Enterobacter sp.,
Klebsiella sp., Serratia marcescens, Hafnia alvei, Vibrio damsela, dan Vibrio
alginolyticus. Hasil negatif mengarah pada Citrobacter sp., Shigella sp., Yersinia
sp., Edwardsiella sp., Salmonella sp., Vibrio furnissii, Vibrio fluvialis, Vibrio
vulnificus, dan Vibrio parahaemolyticus (Bergey dan Breed 1994).
Hasil uji kaldu gula-gula berupa glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan
maltosa menunjukkan hasil positif dan menghasilkan gas mengarah pada genus
Aeromonas sp. dan Vibrio sp. (Bergey dan Breed 1994). Hasil negatif pada semua
kaldu gula kecuali manitol mengarah pada genus Pseudomonas sp (Bergey dan
Breed 1994). Menurut Woo dan Bruno (2011), Aeromonas sp. mampu
memfermentasi fruktosa, galaktosa, maltosa, trehalosa, manitol, sukrosa, glukosa,
dextrin dan glikogen, memberikan hasil uji positif pada uji indol, memproduksi
gas dari glukosa.
Dari hasil isolasi dan identifikasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil
Gram positif, dengan bentuk morfologi batang, diisolasi pada kondisi aerob, dan
memiliki spora mengarah pada genus Bacillus sp. (Bergey dan Breed 1994; Lay
1994). Bakteri Gram negatif dengan bentuk morfologi batang dan hasil positif
pada uji oksidase mengarah pada Aeromonas sp., Pseudomonas sp., dan Vibrio sp.
hal ini sesuai dalam Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Bergey dan
Breed 1994). Dari hasil pengujian secara biokimia isolat bakteri didapatkan hasil
bakteri Gram positif berupa Bacillus sp., Gram negatif berupa Aeromonas sp.,
Aeromonas schubertii, dan Pseudomonas sp..
Hasil penelitian ini sesuai dengan Anand et al. (2010) yang berhasil
mengisolasi Bacillus circulans, Aeromonas sp. dan Pseudomonas aeruginosa
pada saluran pencernaan B. mori. Ditemukannya bakteri tersebut berguna sebagai
pendegradasi polisakarida dalam proses pencernaan B. mori terhadap daun murbei.
Bakteri ini diisolasi dari saluran reproduksi imago betina A. atlas diduga berasal
dari fase larva sebagai mikroflora normal yang kemudian bertahan sampai fase
imago. Hasil ini juga sesuai dengan Sakthivel et al. (2012) yang berhasil
mengidentifikasi Pseudomonas fluorescence, Bacillus subtilis dan Bacillus cereus
pada larva ulat sutera B. mori yang sakit. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan
Cappellozza et al. (2011) dan Manimegalai (2009) dalam buku Silk Biomaterials
for Tissue Engineering and Regenerative Medicine (Kundu 2014), yang
menyatakan bahwa bakteri yang paling umum yang menginfeksi B. mori adalah
Streptococcus sp., Pseudomononas aeruginosa, Bacillus cereus, Bacillus
thuringiensis, Bacillus bombyseptiseus, Staphylococcus aureus, Serratia
marcescens dan Enterococcus mundtii.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Badan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM 2011) yang
melakukan pemantauan daerah sebar Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK)
di wilayah Purwakarta yang mengidentifikasi Aeromonas hydrophila, Yersinia
enterocolitica, Aeromonas schubertii, Aeromonas media, Citrobacter freundii,
Bacillus sp., dan Aeromonas popoffii. Hal ini membuktikan bahwa bakteri yang
berhasil diidentifikasi berasal dari penyebaran Aeromonas sp. Aeromonas
schubertii, dan Bacillus sp. pada lingkungan di wilayah Purwakarta.
Bacillus sp. secara alami terdapat dimana-mana, dan termasuk spesies
yang hidup bebas atau bersifat patogen. Beberapa spesies Bacillus menghasilkan
enzim ekstraseluler seperti protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa
16
membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa dan Werukhamkul, 2007).
Aeromonas hydrophila dan Aeromonas schubertii dapat ditemukan diberbagai
lingkungan perairan seperti air tanah, air permukaan, air payau, air laut, dan air
limbah (EPA 2006) termasuk di air kolam ikan (Wulandari 2012). Bakteri ini
biasanya patogenik pada hewan seperti ikan, reptil, dan jarang pada mamalia
(Quinn et al. 2002).
Aeromonas sp. merupakan patogen, baik pada manusia maupun hewan
(ikan, amfibi, reptil) (EPA 2006). Pseudomonas sp. secara luas dapat ditemukan
di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. Pseudomonas sp. adalah
patogen oportunistik yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan
inang untuk memulai suatu infeksi (Boel 2004). Bakteri ini merupakan salah satu
jenis mikroflora normal pada saluran pencernaan dan kulit manusia, namun terkadang
bakteri ini juga dapat berubah menjadi patogen oportunistik yang menyebabkan
bronkopneumonia kronis pada manusia saat kondisi imun tubuh menurun (Tellez et al.
2010).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian telah diidentifikasi tiga genus bakteri, terdiri
dari Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Pseudomonas sp. dengan satu spesies
bakteri Gram negatif yakni Aeromonas schubertii dari saluran reproduksi imago
betina ulat sutera liar A. atlas yang berasal dari perkebunan teh PTPN VIII
Purwakarta, Jawa Barat. Semua bakteri yang berhasil diidentifikasi merupakan
bakteri patogen dan patogen oportunistik.
Saran
Diperlukan studi lanjutan untuk mengidentifikasi bakteri sampai tingkatan
spesies dengan memperbanyak jenis uji biokimiawi dan atau menggunakan
polymerase chain reaction (PCR). Selain itu perlu penelitian lain untuk
mengidentifikasi mikroorganisme selain bakteri yang hidup dalam saluran
reproduksi imago betina ulat sutera liar A.atlas atau organ yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abbot SL, Sharon W, Cheung KW, Janda JM. 2003. The genus Aeromonas :
biochemical characteristics, atypical reaction, and phenotypic
identification schemes. J. Clin. Microbiol 41: 2348.
Anand AAP, Vennison SJ, Sankar SG, Prabhu DIG, Vasan PT, Raghuraman T,
Geoffrey CJ, Vendan SE. 2010. Isolation and characterization of bacteria
from the gut of Bombyx mori that degrade cellulose, xylan, pectin, and
starch and their impact on digestion. Journal of Insect Science 10: 107.
Download