Program Mobilisasi Dosen Pakar/Ahli (PMDPA) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Dr. H. Baso Amri Mursyid, M.Si [email protected] Jombang , Nopember 2013 Konsep Asesmen/Penilaian Dasar Implementasi UU No.20 Tahun 2003 Sistim Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Asesmen internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung Asesmen eksternal adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak yang tidak melaksnakan pembelajaran ( Ada 4 istilah yang brkaitan dengan konsep asesmen yaitu : 1. Pengukuran 2. Pengujian 3. Penilaian atau asesmen 4. Evaluasi 1. Memberi umpan balik 2. Memantau dan mendiognosis 3. Umpan balik bagi guru 4. Sebagai masukan bagi guru 5. Memebrikan informasi bagi ortu,komite 6. Umpan balik kepada stakeholders 1. 2. 3. 4. 5. Menggambarkan penguasaan kompetensi Mengevaluasi hasil belajar Menemukan potensi dan kesulitan belajar Menemukan kelemahan dan kekurangan Sebagai kontrol bagi dan sekolah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Validitas Reliabilitas Terfokus Komperhensip Objektivitas Mendidik 1. 2. 3. 4. 5. 6. Memandang asesmen dan pembelajaran secara menyeluruh dan terpadu Asesmen sebagai cermin diri Melakukan berbagai strategi, model dan teknik asesmen Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa Mengembangkan sistim pencatatan Asesmen berbasis kelas yang berkesinambungan Taksonomi adalah keberhasilan proses pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku. Ada 3 macam tingkah laku yang dikenalkan oleh Bloom (Taksonomi Bloom)yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang sangat bersifat mental. Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan dalam 3 ranah yaitu : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. 1. 2. Asesmen Aspek Kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarkis yang meliputi 6 tingkatan yitu : pengetahuan, pemahaman, aplikasi , analisis, sintesis dan evaluasi. Formulasi untuk membuat instrumen asesmen untuk mengukur ranah kognitif : pengetahuan (40%), Pemahaman (20%), aplikasi (20%),analisis (10%), sintesis (5%) dan evaluasi (5%) Asesmen aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen misalnya angket,kuesioner, inventori dan pengamatan. Prosedur untuk membuat instrumen asesmen aspek afektif yaitu : dimulai dengan penentuan definisi konseptual dan defenisi operasional kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Langkah-langkah penyusunan instrumen : 1. pilih ranah afektif misalnya sikap,minat dll 2. Tentukan indikatornya 3. Tentukan tipe skala yang akan digunakan misalnya skala likers dengan 4 skala (SS, S, KS, TS) 4. Telaah instrumen oleh teman sejawat 5. Perbaiki instrumen 6. Tentukan skor inventori 7. Buat hasil analisis Penilaian aspek psikomotorik lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada eaksi-reaksi fisik. Asesmen aspek psikomotorik hendaknya mencakup persiapan, proses dan produk yang dilakukan pada saat proses pembelajaran (unjuk kerja) berlangsung atau setelah proses pembelajaran selesai Hasil belajar aspek psikomotorik dapat dibedakan 5 peringkat : 1. imitasi 2. 3. 4. 5. manipulasi presisi artikulasi naturalisasi 1. 2. 3. 4. 5. Kemampuan peserta didik menggunakan alat dan sikap kerja Kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan Kecepatan peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan Kemampuan siswa membaca gambar dan simbol Keserasian bentuk dengan yang diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan. Dilakukan dengan menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas dan lembar pengamatan Dapat dilakukan dengan 2 cara : 1. asesmen berbasis kelas = dilaksnanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran mis.mengamati, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan yang diajukan 2. asesmen secara berkala = tidak lakukan secara terus menerus, tapi ada wktu tertentu setelah peserta didik telah mempelajari beberapa indikator pada satu kompetensi dasar. * Pada umunya kriteria terdiri atas 2 hal yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, yaitu : 1. skor, misalnya 1, 2, , 3, 4 dan 5 2. kriteria yang harus dicapai untuk memenuhi skor tersebut. * Banyak sedikitnya gradasi skor tergantung jenis skala penilaian yang digunakan serta hakekat kerja yang akan dinilai 1. 2. Menetapkan pencapaian indikator dari setiap SK dan KD Melakukan pemetaan SK, KD dan pencapaian indikator Proses pemetaan ini dikenal dengan istilah pengembangan silabus kemudian hasil pengembangan silabus ini dijabarkan lagi secara terperinci dalam format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Penilaian, yang dibuat oleh guru dengan dibimbing dan arahan kepala sekolah dan tim kurikulum. No Standar Kompeten kompeten si Dasar si Pencapai an Indikator Pengalam an Belajar Assesm en Alokas Bahan i / waktu sarana setiap pencapaian indikator dikembang oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan (intake) peserta didik SK dapat dijabarkan menjadi beberapa KD dijabarkan menjadi beberapa pencapaian indikator Setiap penjabaran indikator disesuaikan dengan keluasan dan kedalam dari SK dan KD Pencapaian indikator yag menjadi bagian dari pengembangan silabus dan RPP yang sangat erat kaitannya dengan penentuan metode dan teknik asesmen 1. 2. 3. 4. Untuk menentukan teknik dan metode penilaian yang mengacu pada pencapaian indikator dari SK maupun KD perlu memperhatikan aspek indikator tersebut : Apabila aspek pencapaian indikator menuntuk untuk melakukan sesuatu, maka teknik dan metode asesmen menggunakan pendekatan unjuk kerja Apabila aspek pencapaian indikator menuntuk untuk memahami sesuatu konsep, maka teknik dan metode asesmen menggunakan pendekatan tertulis (obyektif tes) Apabila aspek pencapaian indikator menuntuk untuk melakukan investigasi terhadap suatu hal, maka teknik dan metode asesmen menggunakan pendekatan proyek dll No Standar Kompeten Kompeten si Dasar si Pencapai an Indikator Aspe k Teknik dan Metode Assesmen Conto h soal Pengolahan hasil asesmen/penilaian a. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai/skor standar dengan mengacu pada kriterium/patokan b. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai/skor standar dengan mengacu pada norma atau kelompok 1. 2. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai/skor standar dengan menggunakan berbagai macam skala : a. Skala lima (stanfive) yaitu standar berkala 5 yang dikenal istilah nilai huruf A, B, C, D dan E b. Skala sembilan(stanine) yaitu nilai standar berskala sembilan dengan rentang nilai 1 sampai 9 (tidak ada angka 0 dan 10) 1. 2. 3. 4. Tingkat kesukaran materi Faktor esensial materi Daya dukung(sarana,prasarana,kompetensi guru) Intake (kemampuan awal siswa pada awal pembelajaran) 1. 2. Tes obyektif = dapat dilihat dati sistim penskorannya yaitu siapa saja yang memeriksa lembar jawaban siswa akan menghasilkan nilai atau skor yang sama Tes non obyektif = tes atau tagihan yang sistim penskorannya dipengaruhi oleh keadaan psikis orang yang memerikasa. Beberapa bentuk tagihan yang digunakan dalam sistem asesmen berbasis kompetensi : 1. Bentuk tagihan pilihan ganda, 2. Bantuk tagihan uraian : a. Uraian obyektif b. Uraian non obyektif 3. tagihan jawaban singkat, 4. Bentuk tagihan menjodohkan, 5. Bentuk tagihan performens, 6. Bentuk tagihan portofolio 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pokok soal harus jelas dan mengaju pada indikator. Pokok soal harus jelas tidak menimbukan penafsiran ganda dari setiap aitem pilihan. Menggunakan bahasa indonesia yang baku Hindari menggunakan pilihan semua benar atau semua salah Pilihan jawaban diurutkan Semua jawaban pilihan logis Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak. Grafik/tabel dalam soal harus berfungsi. Semua soal mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar. Menutut peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya khususnya pada aspek analisis, sintesis dan evaluasi. Tujuan agar peserta didik mengungkapkan pikirnya dalam satu kerangka terstruktur. Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Soal mengacu pada indikator, Menggunakan bahasa baku dan sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik, Tabel/grafik yang pada soal harus ditampilkan secara jelas, Pertanyaan dirumuskan secara jelas, Setiap soal mengandung satu pertanyaan saja Siapkan kunci jawaban secara lengkap berserta pedoman penskorannya. 1. Uraian obyektif, bentuk ini cocok untuk mata pelajaran matematika,fisika,bologi,kimia. Agar hasil penskoran bersifat obyektif maka terlebih dahulu disiapkan pedoman penskoran, agar hasil penskoran/penilaian akan sama walau dikoreksi oleh korektor/guru yang lain, dengan syarat memiliki latar penidikan yang sesuai dengan mataajar yang diujikan. Bentuk tagihan ini disebut non obyektif karena sistim penilaiancederung dipengaruhi oleh subyektifvitas si pemeriksa. Bentuk tagihan ini menuntut peserta didik untuk menyampaikan, memilih, menyusun dan memadukan gagasan atau ide yang telah dimilikinya dengan menggunakan kata-kata sendiri . Bentuk tagihan ini cocok untuk mata pelajaran non eksakta. 1. 2. 3. Sistim penskoran bersifat subyektifitas, Memerlukan waktu yang lama untuk mengoreksi, Materi yang diujikan terbatas, 1. 2. 3. Pertanyaan tidak perlu memerlu jawaban yang panjang, sehingga bisa mencakup materi yang lebih luas, Dalam mengoreksi lembar jawaban, tidak melihat nama peserta didik, Mengoreksi jawaban secara keseluruhan tanpa ada jedah Untuk memperoleh informasi/data sebagai dasar keberhasilan penguasaan kompetensi dasar: 1. Pertanyaan lisan di kelas, 2. Kuis, 3. Ulangan harian, 4. Tugas individu, 5. Tugas kelompok, 6. Ujian Tengah Semester (UTS), 7. Ujian Akhir Semester (UAS), 8. Laporan praktikum atau laporan kerja praktek, 9. Ujian praktek atau response. 33