Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada

advertisement
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel
pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel
Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana
Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
[email protected]
Abstrak. Kreativitas adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah berdasarkan data dan informasi yang tersedia, dengan penekanan
pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Kreativitas merupakan salah satu
proses berpikir level tinggi yang perlu dimiliki siswa dan dikembangkan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa
dalam pembuatan model struktur 3-dimensi (3D) sel pada pembelajaran subkonsep struktur
dan fungsi sel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes kreativitas, berupa soal uraian yang terdiri
atas 10 soal dengan jenjang kognitif C4-C6. Indikator kreativitas yang diukur meliputi
indikator kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, memperinci dan
evaluasi. Kreativitas siswa dalam pembuatan model 3D sel juga diamati menggunakan
lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki
kreativitas sangat tinggi (58%) dan tinggi (38%), hanya sedikit siswa (4%) yang
berkemampuan cukup. Kreativitas siswa yang baik juga tercermin dari hasil observasi
selama pembelajaran berlangsung. Hal ini berarti kreativitas siswa tidak hanya muncul saat
siswa dihadapkan pada masalah abstrak (melalui soal) yang menuntut dihasilkannya
pemikiran kreatif, namun siswa juga mampu merealisasikan pemikiran kreatif tersebut
menjadi sebuah karya nyata berupa model struktur 3D sel.
Kata kunci: kreativitas, model struktur 3 D sel, subkonsep struktur dan fungsi sel
PENDAHULUAN
Kreativitas sangat sulit didefinisikan dan
diukur, namun seringkali para ilmuwan
menggunakan tes berpikir divergen untuk
memperkirakan atau mengestimasi potensi
berpikir kreatif yang dimiliki seseorang.
Seseorang yang berpikir secara konvergen
cenderung hanya memiliki satu jawaban
atas suatu permasalahan, sedangkan
seseorang
yang
kreatif
(memiliki
kemampuan berpikir divergen) mampu
memberikan banyak pemecahan (jawaban)
atas suatu permasalahan. Ide yang
disampaikan seseorang yang kreatif bersifat
original, unik, dan baru.
Terdapat tiga komponen yang mendasari
terbentuknya sebuah kreativitas, yaitu
pengetahuan, proses berpikir kreatif, dan
motivasi.
Pengetahuan
meliputi
keseluruhan pemahaman dan informasi
relevan yang mengantarkan seseorang
menuju usaha kreatifnya. Sementara proses
berpikir kreatif berhubungan dengan
bagaimana seseorang memandang dan
memahami atau melakukan pendekatan
terhadap
suatu
permasalahan
yang
dihadapinya. Aspek ini bergantung pada
kepribadian dan gaya berpikir atau bekerja
orang tersebut. Hal terakhir yang
diperlukan dalam sebuah kreativitas adalah
motivasi, terutama motivasi internal berupa
keinginan atau hasrat dari dalam diri dan
ketertarikan terhadap sesuatu yang dia
kerjakan.
Berbagai pengalaman belajar yang
dialami
siswa
di
sekolah
dapat
meningkatkan kemampuan kognitifnya
(intelegensi), begitu pun sebaliknya
kemampuan
intelegensi
siswa
juga
berkontribusi terhadap performa kerja
siswa. Siswa yang kreatif tidak hanya
Semirata 2013 FMIPA Unila |333
Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana: Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model
Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel
menerima informasi yang disampaikan oleh
guru, tapi ia juga dapat melakukan
modifikasi terhadap informasi tersebut dan
menciptakan pemikiran-pemikiran kreatif
yang menunjang prestasi akademiknya di
sekolah. Siswa kreatif akan lebih toleran
terhadap tantangan dalam belajar dan juga
dapat menghasilkan solusi masalah
berdasarkan informasi yang terbatas.
Pengukuran
terhadap
kemampuan
berpikir kreatif meliputi beberapa indikator,
yaitu lancar (fluency) menyampaikan
banyak ide/solusi; luwes (flexibility)
menyampaikan ide dari beberapa kategori
berbeda; asli (originality) menyampaikan
ide yang tidak biasa atau jarang
disampaikan orang lain; detil atau rinci
(elaboration) menyampaikan ide secara
rinci atau detil. Penelitian ini melibatkan
pembuatan model struktur 3D sel untuk
mengetahui kreativitas siswa sekaligus
memberikan pembelajaran yang bermakna
bagi siswa. Belajar yang bermakna dapat
memudahkan siswa untuk mengingat
informasi yang ia pelajari lebih lama.
Maksud dari belajar bermakna dalam
proses pembuatan model struktur 3D sel
adalah siswa mengalami apa yang sedang ia
pelajari. Pembuatan model struktur 3D sel
merupakan masalah yang harus dipecahkan
siswa secara kreatif dan dalam proses
berpikir kreatifnya siswa perlu memiliki
pengetahuan tentang struktur sel itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kreativitas siswa dalam pembuatan
model 3D sel pada subkonsep struktur dan
fungsi sel.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri
4 Kabupaten Bekasi. Populasi terdiri dari
seluruh siswa kelas XI IPA, berjumlah 6
kelas. Sampel penelitian adalah XI IPA 2
sebanyak 24 siswa, yang ditentukan secara
acak (simple random sampling).
Kreativitas siswa diukur menggunakan
instrumen tes tertulis berisi 10 soal uraian
334| Semirata 2013 FMIPA Unila
yang diberikan kepada siswa pada hari yang
sama sebelum kegiatan pembuatan model
struktur 3D sel dilaksanakan. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui kreativitas
siswa secara individual berdasarkan
indikator kreativitas yaitu, berpikir lancar,
berpikir
luwes,
berpikir
orisinal,
memperinci dan menilai. Masing-masing
indikator tersebut diwakili oleh 2 soal dari
10 soal yang diujikan. Tes dilaksanakan
selama 30 menit, agar siswa memiliki
waktu yang cukup dalam memberikan
jawaban. Sebelum tes dilakukan, instrumen
terlebih dahulu dinilai kelayakan oleh ahli
dan diujicoba untuk memperoleh validitas
dan reliabilitasnya.
Sebagai data pendukung, dilakukan
observasi selama proses pembelajaran.
Observer terdiri atas 4 orang, masingmasing mengamati ciri-ciri kreatif yang
muncul pada satu kelompok siswa
menggunakan lembar observasi. Data yang
diperoleh digunakan untuk mengkonfirmasi
apakah informasi yang diberikan oleh siswa
saat mengisi soal uraian sesuai dengan ciriciri kreatif yang muncul selama kegiatan
pembuatan model struktur 3D sel
berlangsung
atau
tidak.
Sebelum
digunakan, lembar observasi juga telah
melalui proses uji kelayakan oleh dua orang
ahli.
Data yang diperoleh dari tes uraian dan
lembar observasi masing-masing dihitung
berdasarkan
kemunculan
indikator
kreativitas
siswa
selama
kegiatan
menggunakan rumus berikut:
x 100%
Keterangan :
Np = Nilai persen yang dicari atau yang
diharapkan
R = Skor yang diperoleh siswa
Sm = Skor maksimum dari tes yang
bersangkutan
100 = Bilangan tetap
Nilai yang diperoleh siswa kemudian
dikelompokkan ke dalam kategori penilaian
seperti yang tertera pada Tabel 1.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Tabel 4. Kategori Penilaian Tingkat Kreativitas
Rentang
0,81 - 1,00
0,61 - 0,80
0,41 - 0,60
0,21 - 0,40
0,00 - 0,20
Keterangan
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kreativitas siswa kelas XI IPA 2 di SMAN
4 Kabupaten Bekasi dalam pembuatan
model struktur 3D sel terbagi ke dalam tiga
kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi
dan cukup (Gambar 1). Sebagian besar
siswa memiliki kreativitas sangat tinggi dan
tinggi. Tingginya nilai kreativitas siswa
yang diukur melalui tes uraian ini didukung
dengan penilaian hasil observasi siswa yang
juga
menunjukkan
kategori
tinggi.
Berdasarkan data ini dapat dikatakan bahwa
kreativitas siswa tidak hanya muncul pada
dimensi proses berpikir kreatif yakni saat
siswa mampu menjawab permasalahan
melalui soal secara divergen tapi siswa juga
mampu merealisasikan pemikiran kreatif
tersebut menjadi sebuah karya kreatif
berupa model struktur 3D sel.
Selama proses pembelajaran sebagian
besar siswa terlihat aktif dan antusias dalam
membuat struktur 3D sel. Siswa juga
terlihat senang dan bangga dengan hasil
karya yang dibuatnya. Hanya ada seorang
siswa yang terlihat tidak terlibat secara aktif
dalam pembuatan model struktur 3D sel.
Siswa yang bersangkutan lebih banyak
menggunakan telepon genggamnya, tanpa
berfokus pada pembelajaran. Hasil tes
berpikir divergen siswa tersebut pun
menunjukkan nilai yang rendah. Motivasi,
terutama berupa keinginan atau hasrat dari
dalam diri dan ketertarikan terhadap sesuatu
yang seseorang kerjakan merupakan salah
satu komponen terbentuknya sebuah
kreativitas.
Gambar 8. Tingkat Kreativitas Siswa dalam
Pembuatan Model 3D sel
Gambar 9. Perbandingan Nilai Rata-rata Aspek
Kreativitas Siswa
Pada Gambar 2 terlihat semua aspek
kreativitas siswa muncul selama proses
pembuatan model 3D Sel. Nilai aspek
kemampuan berpikir lancar, luwes dan asli
berada
pada
rentang
81-100%,
dikategorikan sangat tinggi, sedangkan nilai
kemampuan memperinci dan menilai
memiliki nilai antara 61-80%, termasuk
dalam kategori tinggi.
Hasil tes uraian mengungkapkan bahwa
siswa mampu berpikir lancar, salah satunya
ditandai dengan kemampuan siswa dalam
membuat minimal 3 pertanyaan yang
bervariasi mengenai struktur sel. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa lancar dalam
Semirata 2013 FMIPA Unila |335
Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana: Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model
Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel
mengungkapkan keingintahuannya tentang
gambar yang disajikan dalam soal.
Seseorang terlahir dengan memiliki
potensi rasa ingin tahu, imajinasi dan fitrah
ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi
merupakan modal dasar untuk bersikap
peka, kritis, mandiri dan kreatif. Pada
penelitian
ini,
banyak
hal
yang
memungkinkan siswa mampu membuat
pertanyaan. Pertama mungkin dikarenakan
selama kegiatan pembelajaran, siswa tidak
merasa tertekan atau ketakutan dalam
mengungkapkan
gagasannya
dalam
membuat pertanyaan. Kedua, siswa mampu
menganalisis kedua gambar yang disajikan
dalam soal.
Ketiga, siswa memiliki
keingintahuan yang besar berkaitan dengan
gambar.
Oleh karena itu, pandangan
tersebut menyebabkan siswa menganggap
dirinya perlu untuk mengajukan pertanyaan.
dengan
kemampuan
siswa
dalam
memikirkan
beragam
cara
untuk
menyelesaikan
suatu
masalah.
Permasalahan yang dimunculkan dalam
penelitian ini adalah apakah siswa mampu
memikirkan
berbagai
alternatif
pembelajaran biologi pada konsep sel selain
menggunakan buku teks atau tidak. Sumber
acuan yang digunakan siswa dalam
menjawab pertanyaan antara lain dengan
memanfaatkan internet, mengamati objek
langsung dengan bantuan mikroskop,
menggunakan media gambar, membuat
model struktur 3D sel. Jawaban yang
diberikan siswa bervariasi sesuai dengan
tingkat berpikirnya. Tingkat berpikir siswa
bervariasi mulai dari hanya mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
dan mengevaluasi hingga mencipta.
Kemampuan berpikir lancar yang tinggi
dalam penelitian ini juga tercermin saat
siswa mampu memberikan variasi jawaban
terhadap satu pertanyaan. Siswa dengan
lancar menyebutkan berbagai jenis bahan
yang dapat dijadikan model struktur 3D sel.
Kemampuan ini ternyata berkaitan erat
dengan kemampuan siswa untuk dapat
berpikir fleksibel dalam memikirkan suatu
bahan yang lazim digunakan orang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, menjadi
bahan untuk membuat model sel yang tidak
lazim di masyarakat. Jika pemikiran siswa
tidak luwes atau fleksibel, maka ia akan
kesulitan untuk menyebutkan bahan apa
saja yang dapat digunakan untuk membuat
model sel.
Sementara itu, kemampuan berpikir
luwes siswa juga tercermin saat siswa
mampu merubah arah berpikirnya secara
spontan untuk menyelesaikan suatu
masalah. Pada penelitian ini, siswa mampu
merubah sudut pandangnya dalam memilih
bahan untuk membuat model struktur 3 D
sel berdasarkan kriteria yang diminta dalam
soal. Berdasarkan hasil pengolahan data
diperoleh informasi bahwa rata-rata
jawaban siswa untuk soal tersebut adalah
83%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
mampu berpikir luwes. Keluwesan siswa
dalam berpikir juga terlihat dalam penilaian
hasil observasi, yakni saat siswa mampu
menggunakan bahan-bahan sehari-hari
untuk membuat sebuah model struktur 3D
sel.
Kemampuan berpikir luwes siswa
mencapai nilai 86,9%, dengan kategori
sangat baik (Gambar 2). Nilai ini
merupakan yang tertinggi dibanding
keempat aspek kreativitas yang lain.
Kemampuan berpikir luwes merupakan
kemampuan berpikir yang menunjang
kemampuan berpikir yang lain. Tingginya
kemampuan berpikir luwes siswa dicirikan
Kemampuan berpikir asli pada penelitian
ini sangat baik. Hasil analisis jawaban
siswa pada tes kreativitas diketahui bahwa
siswa mampu memikirkan sesuatu yang
belum pernah terpikirkan oleh orang lain.
Siswa juga mampu menciptakan kombinasi
baru berdasarkan bahan yang telah ada
sebelumnya menjadi sebuah model struktur
3D sel. Produk model struktur 3D sel yang
336| Semirata 2013 FMIPA Unila
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
dibuat siswa tidak semua
memenuhi
kriteria model yang layak digunakan dalam
pembelajaran. Namun pada penelitian ini
faktor yang dinilai adalah kreativitas siswa
dalam proses pembuatan model tersebut.
Model sel yang dibuat siswa dengan cara
mengkombinasikan berbagai jenis makanan
merupakan ide yang asli dari mereka dan
belum pernah ada sebelumnya. Kombinasi
bahan-bahan yang mereka ciptakan
memiliki dasar dan alasan yang kuat sesuai
dengan sudut pandangnya masing-masing.
Kepercayaan
diri
siswa
untuk
mengungkapkan ide-ide yang orisinal dapat
dipengaruhi oleh motivasi dan kepercayaan
yang diberikan oleh guru ketika penelitian
berlangsung. Kepercayaan yang diberikan
oleh
guru
kepada
siswa
dapat
menumbuhkan rasa percaya diri sehingga
siswa merasa nyaman dan tidak merasa
takut [9]. Rasa takut dapat menghambat
timbulnya kreativitas siswa. Meminimalisir
timbulnya rasa takut pada siswa dapat
memberikan ruang untuk mengembangkan
kreativitasnya.
Dengan
demikian
diharapkan ide-ide kreatif siswa dapat
dimunculkan tanpa adanya tekanan seperti
rasa
cemas
atau
takut
karena
menyampaikan ide yang tidak bermutu.
Keterampilan memperinci siswa pada
penelitian ini termasuk kategori tinggi
(72.9%).
Tingginya
kemampuan
memperinci terlihat dari kemampuan siswa
membuat detil-detil dari gambar sel yang
mereka buat. Walaupun demikian tidak ada
siswa yang mendapatkan skor sempurna
dikarenakan siswa tidak menambahkan
warna terhadap gambar yang mereka buat.
Hasil tes kreativitas tersebut ternyata
bertolak belakang dengan hasil observasi
dan dokumentasi. Produk model sel yang
dibuat oleh siswa memiliki warna yang
beraneka ragam.
Keterampilan menilai (mengevaluasi)
siswa pada penelitian ini merupakan nilai
yang paling rendah meskipun termasuk
kategori tinggi. Kemampuan menilai siswa
menunjukkan ia mampu menentukan
pendapatnya sendiri mengenai suatu hal.
Dalam hal ini siswa mampu memberikan
penilai terhadap bahan yang ia gunakan
sesuai dengan sudut pandangya.
Pada dasarmya kreativitas siswa dalam
menciptakan sebuah model struktur 3 D sel
merupakan sebuah proses yang melibatkan
kemampuan kognitif tingkat tinggi.
Berdasarkan hirearki hasil belajar menurut
taksonomi Bloom kemampuan mencipta
merupakan tingkatan yang paling tinggi.
Kreativitas siswa akan muncul apabila
siswa mempunyai pengetahuan dan
pemahaman
tentang
struktur
sel
sebelumnya. Pengetahuan dan pemahaman
saja belum cukup karena siswa harus dapat
mengaplikasikan pengetahuan tersebut
untuk kemudian menganalisis bagianbagian dari struktur sel yang akan mereka
buat. Kemampuan analisis tersebut dapat
menghantarkan siswa ke tingkat berpikir
yang selanjutnya, yaitu kemampuan
menilai. Siswa harus mampu menilai
bahan-bahan apa saja yang sesuai dengan
karakteristik bagian-bagian dari struktur sel
yang akan dibuatnya. Barulah kemudian
siswa dapat menciptakan kombinasi baru
untuk membuat model struktur 3D sel.
Kreativitas siswa dalam pembuatan
model struktur 3 D sel merupakan salah
satu kegiatan yang menunjang hasil
belajarnya. Kegiatan ini ditujukan agar
dapat memberikan kesan yang baik dan
menarik dalam pembelajaran karena secara
langsung melibatkan partisipasi siswa.
Dengan demikian siswa mengalami sendiri
apa yang sedang mereka pelajari. Selain itu,
siswa juga
dituntut untuk mengulang
kembali materi yang sedang ia pelajari.
Pembelajaran
diharapkan
menjadi
bermakna sehingga proses penerimaan,
penyimpanan informasi menjadi lebih
efisien.
Semirata 2013 FMIPA Unila |337
Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana: Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model
Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil tes kreativitas dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 58% siswa
memiliki kreativitas sangat tinggi dan 38%
memiliki kreativitad tinggi, dan hanya
sedikit siswa (4%) yang berkemampuan
cukup. Tingkat kreativitas siswa juga
tercermin dari hasil observasi selama
pembelajaran berlangsung. Hal ini berarti
kreativitas siswa tidak hanya muncul saat
siswa dihadapkan pada masalah abstrak
(melalui soal) yang menuntut dihasilkannya
pemikiran kreatif, namun siswa juga
mampu merealisasikan pemikiran kreatif
tersebut menjadi sebuah karya nyata berupa
model struktur 3D sel.
DAFTAR PUSTAKA
Hong, E and R.M. Milgram. (2010).
Creative Thinking Ability: Domain
Generality and Specificity. Creativity
Research Journal, 22(3), 272–287.
Adams, K. (2006). The Sources of
Innovation and Creativity. NCEE.
Washington, DC.
338| Semirata 2013 FMIPA Unila
Munandar, U. (2004). Pengembangan
kreativitas anak berbakat. Adimahatsya.
Jakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Rineka cipta.
Jakarta.
Purwanto, M. (2004). Prinsip-prinsip dan
teknik evaluasi pengajaran. PT. Rosda
Karya. Bandung.
Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar evaluasi
pendidikan (edisi revisi). Bumi Aksara.
Jakarta.
Muslich, M. (2007). KTSP dasar
pemahaman dan pengembangan. Bumi
aksara. Malang.
Djamrah, S.B & Zain, A. (2006). Strategi
belajar mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Santrock,
J.W.
(2010).
Psikologi
pendidikan edisi 3. Salemba Humanika.
Jakarta.
Munandar. (1999). Mengembangkan bakat
dan
kreativitas
anak
berbakat.
Gramedia. Jakarta.
Download