a. Beta adalah pengukur volatilitas return saham

advertisement
CONTOH PROPOSAL
A. JUDUL PENELITIAN :
Beta Saham Biasa pada Industri Jasa di Bursa Efek
Indonesia.
B. PENDAHULUAN
Investor memutuskan untuk membeli saham karena berkeinginan untuk
memperoleh keuntungan yaitu deviden dan capital gain di masa mendatang, namun
disisi lain investor juga menyadari bahwa dalam memperoleh keuntungan tersebut akan
menghadapi risiko investasinya. Risiko adalah kemungkinan pendapatan yang diterima
(return aktual) dalam suatu investasi berbeda dengan pendapatan yang diharapkan
(Tandelilin,2001;Jones,2002).
Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai
ketidakpastian atau risiko, atau dalam menghadapi risiko sebagian investor memiliki
sifat risk averse. Golongan investor risk averse yaitu investor yang tidak akan mau
mengambil risiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan
return yang layak sebagai kompensasi terhadap risiko yang harus ditanggung investor
tersebut (Tandelilin,2001). Untuk itu penting bagi investor untuk mengukur risiko agar
dapat memilih alternatif investasi dengan lebih baik.
Risiko terdiri atas risiko sistematis atau beta dan risiko tidak sistematis (Brigham
dkk, 1999; Tandelilin,2001;Jones, 2002; Hartono,2003). Risiko sistematis adalah risiko
yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, sehingga
tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, seperti : faktor tingkat suku
1
bunga, inflasi dan pajak. Risiko tidak sistematis adalah risiko perusahaan yang lebih
terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Risiko ini dapat
dihilangkan dengan jalan diversifikasi (Tandelilin,2001). Pada penelitian ini akan
dilakukan pengukuran risiko sistematis atau beta saham. Hal ini dilakukan karena risiko
ini relevan dipertimbangkan para investor dalam mengambil kebijakan investasi saham
karena tidak dapat didiversifikasikan.
Risiko sistematis atau beta saham dapat diukur dengan menggunakan single
index model (Jones,2002; Hartono,2003). Model ini berasumsi bahwa return saham
berkorelasi dengan perubahan pasar.
Namun
demikian menurut
Hartono (2003)
pengukuran beta dengan model indeks tunggal diatas adalah bias jika digunakan untuk
pasar modal yang sedang berkembang. Hal ini disebabkan oleh perdagangan yang tidak
sinkron (non synchronous trading). Perdagangan tidak sinkron ini terjadi di pasar yang
transaksi perdagangannya jarang terjadi atau disebut dengan pasar yang tipis (thin
market).
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengkoreksi bias yang
terjadi pada beta sekuritas akibat perdagangan tidak sinkron. Metode-metode tersebut
antara lain diusulkan oleh Scholes dan Williams, Dimson, dan Flower dan Rorke
(Hartono, 2003). Jika tidak terjadi bias, maka beta pasar akan sama dengan 1 (satu).
Pada penelitian ini akan dilakukan koreksi beta dengan menggunakan metode Dimson.
Dibandingkan dengan metode Scholes dan Williams dan Metode Flower dan Rorke,
Metode
Dimson
lebih sederhana yakni mengukur beta hanya dengan satu buah
2
pengoperasian regresi saja berapapun jumlah periode lag (waktu mundur) dan lead
(waktu maju). Beta diperoleh dengan menjumlahkan koefisien-koefisien regresi.
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan berusaha mengukur nilai beta
dengan single index model dan nilai beta yang dikoreksi dengan metode Dimson dengan
menggunakan data perusahaan-perusahaan pada industri jasa di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2013.
C. BATASAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan batasan permasalahan sebagai
berikut :
1.
Pengukuran beta dilakukan dengan single index model dan pengukuran beta yang
dikoreksi menggunakan Metode Dimson dalam tiga tahap periode mundur dan
maju yaitu : lag /lead 1, lag /lead 2, lag /lead 3.
2.
Perusahaan-perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang masuk dalam industri
jasa di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasar uraian di atas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1.
Berapakan nilai beta saham biasa dari perusahaan-perusahaan pada industri jasa di
BEI yang diukur dengan single index model ?
2.
Berapakan nilai beta yang dikoreksi dari perusahaan-perusahaan pada industri jasa
di BEI yang diukur dengan Metode Dimson lag /lead 1, lag /lead 2, lag /lead 3.
3
3.
Apakah nilai beta yang dikoreksi menggunakan Metode Dimson mampu
memperkecil bias beta pasar pada industri jasa di BEI ?
E. TUJUAN DAN MANFAAT
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mengukur risiko sistematik investasi saham biasa dari perusahaan-perusahaan
pada industri jasa di BEI dengan menggunakan single index model dan Metode
Dimson.
2. Mengukur kemampuan dari beta yang dikoreksi dengan menggunakan metode
Dimson dalam memperkecil bias beta pasar pada industri jasa di BEI.
Harapanya penelitian ini akan bermanfaat bagi :
1. Akademisi dan masyarakat
Menambah pengetahuan mengenai risiko investasi saham biasa pada industri
jasa di Bursa Efek Indonesia.
2. Investor
Menambah informasi mengenai pengambilan keputusan berinvestasi yang
lebih baik dengan mempertimbangkan risiko investasi saham biasa pada
industri jasa di Bursa Efek Indonesia.
F. KAJIAN TEORI
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
mendatang ((Tandelilin, 2001). Investasi merupakan kegiatan yang sebaiknya
4
mempertimbangkan paling tidak tiga hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected
return), risiko (risk) yang terkandung pada setiap alternatif investasi yang akan
dilakukannya dan hubungan keduanya (Hartono,2003).
Kemampuan untuk mengukur risiko merupakan salah satu hal penting bagi
investor sebagai bekal dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Risiko dapat
ditunjukan dengan adanya penyimpangan antara expected return dengan actual return
(Tandelilin,2001; Jones,2002). Dalam manajemen investasi modern dikenal pembagian
risiko total investasi dalam dua jenis risiko yaitu (Tandelilin, 2001) :
1.
Risiko sistematik
Risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.
perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
2.
Risiko tidak sistematik
Risiko yang tidak terkait dengan perubahan yang terjadi di pasar secara
keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro
perusahaan penerbit sekuritas.
Risiko sistematik saham biasa dapat diukur dengan menghitung nilai beta. Beta
adalah ukuran risiko sistematis dari suatu sekuritas yang merupakan bagian dari risiko
total dan tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan diversifikasi (Jones, 2002).
Beta dapat mengukur risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu
saham dengan pasar (Husnan, 1998). Beta merupakan ukuran kepekaan return sekuritas
terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas semakin besar kepekaan
return sekuritas tersebut terhadap perubahan return pasar (Tandelilin, 2001).
5
Pada
penelitian ini pengukuran beta akan dilakukan dengan didasarkan pada model indekstunggal atau single index model.
Perdagangan tidak sinkron ini terjadi di pasar yang transaksi perdagangannya
jarang terjadi atau disebut dengan pasar yang tipis (thin market). Pasar yang tipis
biasanya terjadi pada pasar modal yang sedang berkembang. Perdagangan yang tidak
sinkron pada pasar modal yang berkembang mengakibatkan beta yang bias. Beta yang
bias karena disebabkan oleh perdagangan yang tidak sinkron (non synchronous trading)
perlu disesuaikan (Hartono,2003). Beta pasar seharusnya bernilai 1 (satu), jika tidak
maka dikatakan terjadi bias beta saham. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan
koreksi beta adalah Metode Scholes dan Williams, Metode Dimson, dan Metode Flower
dan Rorke (Hartono,2003).
Pada penelitian ini koreksi beta dilakukan dengan metode Dimson. Metode
Dimson dikenal dengan istilah metode penjumlahan koefisien (aggregate coefficient
method) karena hasil dari beta yang dikoreksi adalah penjumlahan dari koefisienkoefisien regresi berganda. Metode Dimson menyederhanakan metode Scholes dan
Williams dengan melakukan regresi berganda berapapun periode lag (waktu mundur)
dan lead (waktu maju) atau hanya menggunakan sebuah pengoperasian regresi saja
(Hartono,2003).
6
G. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam
industri Jasa dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pemilihan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode purposive
sampling, dengan kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah :
a. Perusahaan termasuk dalam industri jasa dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2013.
b. Data harga saham biasa perusahaam lengkap pada tahun pengamatan tersebut.
2. Sumber dan Jenis Data
Sumber data penelitian ini diperoleh dari Pojok Bursa Efek serta sumber-sumber lain
yang mendukung. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder,
dan data digunakan adalah :
a. Data proxy indeks pasar digunakan indeks harga saham gabungan (IHSG)
b. Harga saham perusahaan-perusahaan yang akan diamati
3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Beta adalah pengukur volatilitas return saham perusahaan terhadap return pasar.
b. Beta yang dikoreksi adalah beta untuk pasar modal yang berkembang dimana
terjadi perdagangan tidak sinkron. Dalam penelitian ini akan diukur dengan
7
Metode Dimson dalam tiga tahap periode mundur dan maju, yaitu : lag /lead 1,
lag /lead 2, lag /lead 3.
c. Beta pasar adalah nilai rata-rata dari beta saham perusahaan-perusahaan di pasar
4. Alat analisis
Pengukuran beta pada penelitian ini menggunakan model indeks tunggal serta
Metode Dimson. Mengukur beta dengan Model indeks tunggal dengan rumus sebagai
berikut (Hartono,2003) :
Rit = αi + βi Rmt + εit
Dimana :
Rit = return dari saham i selama periode t
αi = intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan ke i
βi = beta untuk masing-masing perusahaan ke i
Rmt = return indeks pasar pada periode ke t
εit = kesalahan untuk persamaan regresi tiap-tiap perusahaan ke periode ke t
nilai beta diperoleh dengan meregresikan return saham (Ri) dengan return pasar
(Rm), dimana :
Rit = ( Pit - Pit-1 ) / Pit-1
Dimana :
Rit = return saham i
Pit = harga saham i pada periode t
Pit-1 = harga saham i sebelum periode t
Rmt = ( IHSGt - ISHGt-1 ) / ISHGt-1
8
Dimana :
Rmt = return pasar
IHSGt = indeks harga pada periode t
ISHGt-1 = indeks harga sebelum periode t
Mengukur beta koreksi dengan Metode Dimson. Untuk rumus yang
menggunakan lag (waktu mundur) dan lead (waktu maju) selama satu periode, yaitu
periode t-1 dan t +1, adalah (Hartono, 2003) :
Ri,t =αi + βi ‫־‬¹ RMt-1 + βi º RMt + βi ¹ RMt+1
βi = βi ‫־‬¹ + βi º + βi ¹
Untuk rumus yang menggunakan lag (waktu mundur) dan lead (waktu maju) selama dua
periode, yaitu periode t-1, t-2 dan t +1, t +2 adalah (Hartono, 2003) :
Ri,t =αi + βi ‫־‬² RMt-2 + βi ‫־‬¹ RMt-1 + βi º RMt + βi ¹ RMt+1 + βi ² RMt+2
βi = βi ‫ ־‬² + βi ‫־‬¹ + βi º + βi ¹ + βi ²
Untuk rumus yang menggunakan lag (waktu mundur) dan lead (waktu maju) selama tiga
periode, yaitu periode t-1, t-2, t-3 dan t +1, t +2, t +3 adalah (Hartono, 2003) :
Ri,t =αi + βi ‫־‬³ RMt-3 + βi ‫־‬² RMt-2 + βi ‫־‬¹ RMt-1 + βi º RMt + βi ¹ RMt+1 + βi ² RMt+2 + βi ³
RMt+3
βi = βi ‫־‬³ + βi ‫־‬² + βi ‫־‬¹ + βi º + βi ¹ + βi ² + βi ³
keterangan :
Ri,t = return sekuritas ke i periode ke t
RMt-n = return indeks pasar periode lag t-n
RMt+n = return indeks pasar periode lead t+n
9
H. DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, L. Setia, 2001, “Manajemen Keuangan”, Edisi kedua, Andi Offset
Yogyakarta
Brigham & Gapenski, 2001,” Intermediate Financial Management”, 7th Edition,
Dryden Press Hacourt Brance College Publishers.
Cooper,Donald,R., and Schindler, Pamela,S.,2001, “Bussiness Research Method”,
7th Edition, Mcgraw-Hill International Editions.
Ghozali, Iman, 2001. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang, Semarang
Husnan, Suad, 1998, “Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan”, Edisi 4, BPFEUGM Yogyakarta, Yogyakarta
Hartono, Jogiyanto. 2003. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Edisi ketiga,
BPFE UGM, Yogyakarta.
Hartono, J & Surianto, 1999. Bias in Beta Values and Its Correction : Empirical
Evidence From the Jakarta Stock Exchange”. Bunga Rampai Kajian
Teori keuangan. BPFE UGM, Yogyakarta.
Jones, C.P. 2002. “Invesment : Analysis and Managemet”. 8th Edition. John Wiley
& Sons.Inc. New York.
Kuncoro, Mudrajad, 2001, “Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
dan Ekonomi”, Edisi Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”. Edisi
pertama. BPFE UGM. Yogyakarta
10
Download