BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung api secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi. Persebaran gunung api terdapat hampir di seluruh dunia, persebaran gunung api yang paling dikenal adalah gunung api yang terdapat di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan pertemuan antara dua lempengan tektonik yang memanjang mengikuti pola pergerakan lempeng. Gunung api memiliki evolusi pembentukan selama masa hidupnya. Gunung api yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Gunung api mampu beristirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan keadaan aktif, istirahat, atau tidak aktifnya suatu gunung api. Indonesia merupakan negara kepulauan yang menjadi pusat benturan tiga mega lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik. Tabrakan ketiganya mengakibatkan magma merayap naik tepat diatas nusantara dan membentuk rangkaian gunung api. Indonesia memiliki gunung api terbanyak di dunia yaitu 129 gunung api atau sekitar 15% dari gunung api yang 1 ada di seluruh dunia, dimana 83 masih aktif hingga saat ini. Dibawah ini dapat dilihat persebaran gunung api yang ada di Indonesia menurut USGS tahun 2001. Gambar 1.1 Penyebaran gunungapi di Indonesia (USGS, 2001) Indonesia sebagai ’ring of fire’ memiliki keuntungan seperti banyaknya potensi sumberdaya mineral dan kandungan tanah yang subur. Selain itu terdapat kerugian, berbagai daerah di Indonesia merupakan titik rawan bencana, terutama bencana gempa bumi, tsunami, banjir, dan letusan gunung berapi. Gunung Gede (Gunung Ageung) secara geografis terletak pada 106°51' 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS, secara administratif termasuk wilayah Cipanas, Kab. Cianjur dan sebagian termasuk wilayah Kab. Bogor serta Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Gunung Gede memiliki ketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan salah satu gunungapi yang masih aktif di Indonesia. Gunung Gede termasuk ke dalam tipe gunungapi Strato Tipe A, memliki catatan 2 sejarah letusan yang cukup banyak. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas. Gunung Gede mempunyai beberapa kawah yang masih aktif hingga saat ini yaitu Kawah Gumuruh, Kawah Gedeh, Kawah Sela, Kawah Ratu, Kawah Lanang, Kawah Wadon dan Kawah Baru yang terletak pada daerah puncak yang membentuk kelurusan sepanjang 1000 m yang memanjang dari arah utarabaratlaut. Kawah Gede terletak disisi bagian baratlaut kawah Gumuruh, sementara Kawah Ratu dan Kawah Lanang berada di selatan kawah Gede. Kawah Wadon merupakan daerah fumarola yang berlokasi dekat pematang utara Gede yang menghilang. Gunung Gede merupakan gunung api tipe strato, yaitu gunung api yang terbentuk oleh adanya perlapisan antara lava dengan piroklastik. Secara geologi Gunung Gede memiliki endapan piroklastik dan endapan lava yang cukup beragam, hasil dari kegiatan erupsi yang berulang-ulang. Umumnya pada endapan aliran piroklastik dapat ditemukan kayu yang terarangkan atau diebut juga sebagai charcoal. Melalui analisis lebih lanjut pada charcoal ini merupakan salah satu pendekatan untuk mengetahui umur absolut suatu endapan aliran piroklastik. Karbon merupakan unsur alami yang ditemukan di dalam atmosfer, bumi, lautan dan setiap makhluk hidup. Penentuan umur benda yang mempunyai asal biologis dapat dilakukan dengan metode yang berdasarkan peluruhan zat 3 radioaktif. Metode ini lebih dikenal dengan metode penanggalan radiokarbon atau carbon dating, menggunakan isotop karbon-14 (14C) untuk menentukan usia material karbonaseous di atas 60.000 tahun. 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang akan dibahas antara lain: 1. Penentuan jenis endapan aliran piroklastik 2. Penentuan umur endapan aliran piroklastik 3. Sejarah endapan aliran piroklastik 4. Periode letusan major yang terjadi pada Kala Holosen 5. Selang waktu kejadian aliran piroklastik hasil erupsi Gunung Gede 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan studi penentuan umur endapan aliran piroklastik Gunung Gede berdasarkan analisis radiokarbon pada sampel charcoal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis endapan aliran piroklastik, penentuan umur endapan aliran piroklastik, sejarah endapan aliran piroklastik, periode letusan major yang terjadi pada Kala Holosen, selang waktu kejadian aliran piroklastik hasil erupsi, serta data-data lain yang dapat membantu dalam merekonstruksi stratigrafi endapan aliran piroklastik Gunung Gede. 4 1.4 Batasan Masalah Pembahasan dari penelitian dibatasi pemetaan geologi pada endapan hasil aliran piroklastik guna menentukan umur absolut yang berlokasi di Gunung Gede wilayah Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang akan dilaksanakan adalah: 1. Memberikan pengetahuan, pengalaman, serta wawasan yang lebih tentang mitigasi bencana alam dan vulkanologi. 2. Mengetahui penerapan konsep-konsep aplikatif dan integratif pada bidang mitigasi dan vulkanologi. 3. Memberikan kontribusi khususnya bagi perkembangan Ilmu Geologi dan Kebumian, serta kepada masyarakat Indonesia untuk pengetahuan tentang kebencanaan geologi terutama gunungapi. 1.6 Bahan dan Alat Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Peta dasar skala 1:25000 2. Peta Geologi Gunung Api Skala 1 : 50.000 3. GPS 4. Kompas geologi 5 5. Palu geologi 6. Loop geologi 7. Buku catatan lapangan 8. Kamera digital 9. Alat tulis 10. Komparator batuan 11. Clip board 12. Plastik Sampel 13. Alat Spektrometer Massa 6