Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi TEKNIK EDITING II Pertemuan 6 Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn METODE DAN GAYA EDITING METODE DAN GAYA EDITING Metode Editing adalah sebuah cara atau pendekatan dari seorang editor dalam melakukan penyambungan dan penyusunan shot-shotnya. Hal ini banyak berkaitan dengan aktivitas fisik maupun pemikiran sang editor. Sebaiknya, metode editing ini sudah dipersiapkan sejak awal pembuatan film sehingga saat di lapangan, juga terus-menerus diingatkan kepada sutradaranya. 1. METODE EDITING DASAR 1. Intercut Penyambungan secara berselang-seling beberapa shot dimana adegan tersebut masih satu ruang dan satu waktu. 2. Parallel Editing Penyambungan secara berselang-seling dua peristiwa atau lebih yang terjadi di ruang yang berbeda namun penonton merasa bahwa waktu terjadinya bersamaan. 3. Cross Cutting Penyambungan secara berselang-seling dua peristiwa atau lebih dimana ruang dan waktu terjadinya berbeda. Umumnya dihubungkan oleh tema. METODE EDITING 1. Cutting To Continuity Penyambungan yang dibutuhkan hanya untuk kesinambungan penceritaan (narrative continuity). 2. Classical Cutting Penyusunan dan pengaturan shot secara sistematis dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menuntun penonton untuk memahami apa yang diinginkan pembuatnya. 3. Thematic Montage Penyambungan berselang-seling dua sequence atau lebih yang memiliki keterkaitan tema. Secara umum pola ini sering dikenal dengan istilah Multi Plot. 4. Abstract Cutting Penyambungan dimana penonton sudah tidak dapat lagi melihat cutting itu sendiri. 5. Continuity Cutting Merupakan penyambungan yang paling umum digunakan, sebab tidak ada aturan yang mengikat kecuali match on action / match on cut. Artinya penyambungan dibuat sedemikian rupa hanya agar penonton penonton nyaman dan tidak merasakan interupsi dari cutting itu sendiri. 6. Dynamic Cutting Ada banyak definisi dari metode ini, beberapa adalah sbb : a. penyambungan secara cepat (sama dengan Rapid Cutting). b. penyambungan yang cutting-nya disadari benar oleh penonton dll. 7. Rapid Cutting Penyambungan secara cepat. Banyak sekali metode yang sudah digunakan para tokoh film sebelumnya, baik secara fisik dapat maupun secara konsespsi misalnya metode editing dari : 1. Pudovkin (Constructive Editing, Contrast, Symbol, Simultaneity, Leit Motif dan Parallelism) 2. Eisenstein (Intelectual Montage, Metric Montage, Rythmic Montage, Tonal Montage dan Overtonal Montage) 3. David Bordwell (Jump Cut dan Non-Diegetic Insert) 3. GAYA EDITING Gaya Editing merupakan metode editing digunakan secara konsisten dan dominan pada sebuah film dan berlandaskan pada aspek naratif/penceritaannya (story telling). Dalam film pendek, semua metode di atas dapat menjadi gaya, namun dalam film cerita panjang metode-metode diatas, tidak semua bisa menjadi gaya karena berbagai macam alasan. Misalnya pada metode editing dasar : parallel cutting, intercut, crosscutting. TAHAPAN PROSEDUR EDITING 1. SINKRONISASI Sinkronisasi gambar dan suara, proses ini umumnya digunakan apabila perekaman gambar dan suara terpisah. Misalnya menggunakan bahan baku seluloid untuk perekaman gambar dan pita ¼ inchi untuk perekaman suaranya. 2. SCREENING RUSHES / MENONTON MATERI Istilah ini sebenarnya diambil dari film dimana pada dasarnya seorang pembuat film harus menonton seluruh materi yang akan diedit (wajib!). Sebab kita hampir tidak mungkin menghafal atau tahu persis materi kita bila tidak kita lihat lagi. 3. NG (NO GOOD) CUTTING DAN SELECTION SHOT - Logging Sebelum memilih shot-shot yang akan kita gunakan, kita harus membuat catatan yang komprehensif shot-shot tersebut agar dapat memudahkan kita dalam mencari materi yang diperlukan - Pemilihan Shot Setelah melakukan logging, kita melakukan pemilihan shot yang akan kita gunakan dalam film kita. 4. ASSEMBLY - Pada film cerita / Iklan dan Iklan Layan Masyarakat, diartikan sebagai pengurutan seluruh shot yang ada secara numerik. Umumnya slate / klep masih terlihat. Assembly ini berfungsi untuk melihat struktur global film kita. - Pada dokumenter lebih cenderung mengumpulkan dalam 1 scene atau 1 sequence dari shot-shot yang akan kita edit. 5. ROUGH CUT Kita sudah melakukan pemotongan dan penyambungan shot-shot dalam film, editing ini masih kasar sehingga masih memungkinkan untuk berubah baik cutting, struktur maupun plotnya. Pada pengerjaannya rough cut ini kita dapat melakukannya sebanyak yang kita perlukan. Artinya masih mungkin untuk mendapatkan rough cut 1, rough cut 2 dst. Bentuk fisik dari rough cut adalah setiap pemotongannya masih dibuat lebih panjang sedikit dari cutting point-nya agar bisa member kemungkinan kepada editor. Pada masa sekarang tahapan ini sudah jarang dipakai karena pada non-linear editing kesalahan potong bisa materi dikembalikan lagi seperti semula. 6. FINE CUT & TRIMMING Pada tahapan ini kita sudah memotong dan menyambung shot-shot sesuai dengan apa yang kita harapkan dan bila tidak ada masalah, maka kita tinggal membuat penajaman (trimming). kalaupun ada perubahan jumlahnya sedikit. Biasanya sudah tidak ada lagi perubahan mengenai struktur. 7. FINAL EDIT / PICTURE LOCK Hasil akhir dari sebuah editing, sebenarnya istilah off-line secara tepat adalah pada tahapan ini sebab tahapan ini merupakan kesepakatan final antara sutradara, produser dan editor. 8. ON – LINE EDITING Pada tahapan ini kita sudah dapat membuat Opening Sequence (Main Title) dan Credit Title. Selain itu kita juga dapat menambahkan optical effect (dissolve, fade & wipe) sesuai dengan kebutuhan film. Penambahan lain yang juga sesuai dengan tuntutan ide, script atau konsep adalah visual effect & animasi. Terima Kasih