Seri Buku Ajar Padepokan Karakter Padepokan

advertisement
Seri Buku Ajar
Padepokan Karakter
Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan
Inovatif
Postlicious.com
Padepokan Karakter
PKn FIS Unnes
Padepokan Karakter
|i
PRAKATA
P
endidikan karakter, tidak semata-mata diajarkan,
melainkan diperkenalkan, diteladankan, dan dibiasakan.
Penguatannya, hendaknya dimulai dari diri sendiri, dari
hal-hal yang kecil dan mudah, dari sekarang, setiap saat, dan
dimana saja, serta dengan cara memulai dari pemahaman
pengetahuan karakter, perasaan karakter, dan pada perilaku
karakter.
Buku Ajar Seri Karakter Berpikir Logis, Kritis, Kreatif
dan Inovatif dimaksudkan untuk mengenalkan, meneladankan,
dan membiasakan karakter Berpikir Logis, Kritis, Kreatif dan
Inovatif, diharapkan agar para pebelajar dapat berkarakter
berpikir logis, kritis, dan kreatif. Komponen isi buku terdiri atas
dua bagian. Pertama berupa bahan pengayaan dimensi sikap,
dimensi pengetahuan, dan dimensi perilaku. Kedua berupa
persepsi dan evaluasi diri, dan memaknai gambar. Persepsi dan
evaluasi diri serta mamaknai gambar berupa pertanyaanpertanyaan keutuhan dimensi karakter yang perlu dijawab oleh
para pebelajar.
Pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini bukan untuk
menilai secara mutlak karakter para pebelajar (para peminat,
pemerhati, dan pengguna), melainkan hanya untuk menunjukkan
persepsi & evaluasi diri yang menggambarkan kecenderungan
di mana posisi para pebelajar terkait dengan karakter dimaksud.
Oleh karena itu, jawaban-jawaban atas pertanyaan dalam Buku
ini lebih bersifat menunjukkan kecenderungan persepsi dan
evaluasi diri karakter para pebelajar.
Berfikir Logis
| ii
Tidak ada jawaban salah atau benar dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam
Buku ini. Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan dimaksud, melainkan sangat tergantung
kepada seberapa terbuka menjawab dan menuangkan cakrawala
pandang para pebelajar, sesuai adanya. Dengan cara demikian,
seperti itu-lah kecenderungan posisi para pebelajar.
Buku ini masih sangat sederhana dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan koreksi membangun
sangat dinantikan. Akhirnya, semoga Buku ini bermanfaat,
meskipun hanya sebatas karya terbatas dari keluasan ilmu yang
sangat luas.
Semarang
Pengelola Padepokan Karakter
Padepokan Karakter
| iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................... i
PRAKATA ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................... iv
I.
Bahan Pengayaan
A. Dimensi sikap: Pencerminan Sikap dalam
Berinteraksi ..................................................................1
B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual,
Konseptual, dan Produktif ............................................ 4
II. Persepsi dan Evaluasi Diri
A. Dimensi Pencerminan Sikap ......................................... 10
B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan .............................. 12
C. Dimensi Pencerminan Perilaku ..................................... 14
III. Memaknai Gambar .......................................................... 15
DAFTAR RUJUKAN ............................................................. 16
Berfikir Logis
| iv
KARAKTER BERPIKIR LOGIS, KRITIS, KREATIF,
DAN INOVATIF
I. Bahan Pengayaan
A. Dimensi Sikap: Pencerminan Sikap dalam
Berinteraksi
Kisah
(1)
Pada suatu hari sebelum zaman Renaissance, seorang
Italia bertanya pada seorang Muslim yang bernama Abdullah di
Spanyol, “Apa ciptaan Tuhan yang paling menakjubkan di alam
raya ini?” Manusia, jawab Abdullah. “Mengapa?” kata orang
Italia itu. “Sebab manusia punya daya pikir yang hebat.” Jawab
Abdullah (Mustari, 2011).
Percakapan di atas, mengisyaratkan bahwa memang
manusia adalah makhluk berpikir (animal rational), sebagai
kelebihan dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Selanjutnya,
dengan pikir dan akalnya manusia dapat berpikir logis, kritis,
kreatif, dan inovatif.
(2)
Kisah Nelayan Jepang
Penduduk Jepang sejak lama menyenangi dan menyukai
ikan segar.Tetapi tidak banyak ikan yang tersedia di perairan
yang dekat dengan pulau Jepang. Untuk menyediakan ikan segar
bagi penduduk Jepang, Jepang membuat dan menambah kapal
penangkap yang lebih banyak dan lebih besar, agar dapat
menangkap ikan lebih banyak dan agar dapat berlayar lebih
jauh. Namun semakin jauh para nelayan berlayar, semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk membawa hasil ikan tangkapan
Padepokan
Karakter
|1
itu ke daratan. Akibatnya, jika perjalanan pulang mencapai
beberapa hari, ikan tersebut sudah tidak segar lagi dan ikan yang
tidak segar tidak disukai oleh orang Jepang. Untuk mengatasi
masalah tersebut, perusahaan perikanan memasang pendingin
ikan (freezer) di kapal mereka. Dengan demikian, ikan
tangkapan mereka langsung membekukannya pada lemari
pendingin tersebut, sehingga ikan akan tetap segar kendatipun
mereka berlayar semakin jauh dan semakin lama.
Masalah berikutnya muncul yaitu orang Jepang
merasakan perbedaan rasa antara ikan segar dengan ikan beku.
Orang Jepang tidak menyukai ikan beku, di samping itu, karena
ikan beku harganya murah, hal ini merugikan perusahaan.
Upaya menanggulangi berikutnya, perusahaan perikanan
memasang tangki-tangki tempat menyimpan ikan dengan
maksud ikan tetap hidup dan tetap segar. Para nelayan pun
memasukkan ikan sebanyak-banyaknya ke dalam tangki-tangki
itu hingga berdempet-dempetan. Setelah beberapa lama, ikan di
dalam tangki-tangki saling bertabrakan, ikan-ikan tersebut
berhenti bergerak. Ikan-ikan tersebut menjadi lelah dan lemas,
kendatipun masih hidup. Namun orang Jepang tetap merasakan
perbedaan rasa antara ikan segar dan ikan yang kelelahan dan
ikan yang berhenti bergerak. Orang Jepang menghendaki rasa
ikan segar dan lincah, bukan ikan yang lemas dan tidak segar.
Orang-orang Jepang terus berpikir kritis, kreatif, dan
inovatif untuk mengatasi masalah bagaimana mereka membawa
ikan dengan rasa segar ke Jepang? Apakan rekomendasi Anda
terhadap masalah yang dihadapi Jepang? Atau, bagaimanakah
sikap Anda bila menghadapi masalah seperti yang dihadapi
orang Jepang?
Berfikir Logis
|2
Semakin kritis, kreatif, dan inovatif pikiran Anda, semakin
cerdaslah Anda. Jika solusi Anda pas dan Anda
terus
menaklukan tantangan tersebut, Anda akan bahagia. Anda akan
bersemangat mengarungi hidup ini, dan Anda memang hidup.
Bagaimana ikan Jepang tetap segar?
Perusahaan perikanan di Jepang, dalam menjaga agar ikan tetap
segar ialah dengan cara tetap melengkapi kapal-kapal dengan
tangki-tangki. Kemudian ke dalam tangki-tangki itu dimasukkan
ikan hiu kecil. Ikan hiu kecil itu akan mengejar-ngejar ikan
tangkapan para nelayan. Dengan demikian ikan-ikan dalam
tangki akan bergerak dan tetap segar sampai kedaratan (Zaim,
2008).
Video: V.6
Inovatif
B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual, Konseptual,
dan Produktif
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam meningkatkan kualitas manusia, hal ini berkaitan
dengan pendidikan di sekolah Pendidikan dalam era modern
semakin tergantung tingkat kualitas, antisipasi dari para guru
untuk menggunakan berbagai sumber yang tersedia, mengatasi
permasalahan yang dihadapi siswa untuk mempersiapkan
pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berpikir siswa
untuk menjadi lebih logis, kritis, kreatif, dan inivatif. Berpikir
merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus
Padepokan
Karakter
|3
dipecahkan. Berpikir merupakan suatu aktivitas mental untuk
membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah,
membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan
(fulfill a desire to understand). Pendapat ini menunjukkan
bahwa ketika seseorang merumuskan suatu masalah,
memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka
ia melakukan suatu aktivitas berpikir.
Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan
menggunakan logika, rasional dan masuk akal. Secara
etymologis logika berasal dari kata logos yang mempunyai dua
arti 1) pemikiran 2) kata-kata. Jadi logika adalah ilmu yang
mengkaji pemikiran. Karena pemikiran selalu diekspresikan
dalam kata-kata, maka logika juga berkaitan dengan “kata
sebagai ekspresi dari pemikiran”. Dengan berpikir logis, kita
akan mampu membedakan dan mengkritisi kejadian-kejadian
yang terjadi pada kita saat ini apakah kejadian-kejadian itu
masuk akal dan sesuai dengan ilmu pengetahuan atau tidak.
Tidak hanya itu, seorang peserta didik juga harus mampu
berpikir kritis sehingga ia mampu mengolah fenomenafenomena yang diterima oleh sistem indera hingga dapat
memunculkan berbagai pertanyaan yang berkaitan dan
menggelitik untuk dicari jawabannya.
Contoh, ketika seorang siswa atau peneliti melakukan
metode ilmiah, maka pelaku ilmiah ini harus melakukan
kegiatan ilmiah ini dengan berpikir secara logis, mulai dari saat
pelaku ilmiah melakukan observasi/pengamatan, merumuskan
masalah, menyusun hipotesis, melaksanakan penelitian,
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, hingga
menarik kesimpulan. Seluruh proses kerja ilmiah tersebut harus
Berfikir Logis
|4
dikerjakan berdasarkan prinsip yang logis, rasional, dan masuk
akal agar dapat dipertanggungjawabkan.
Cara berpikir logis yang biasa dikembangkan, dapat
dibagi menjadi dua, yaitu berpikir secara deduktif dan berpikir
secara induktif. Logika deduktif adalah penarikan kesimpulan
yang diambil dari proposisi umum ke proposisi khusus.
Sederhananya kata umum-khusus. Adapun logika induktif
kebalikan dari logika deduktif. Jenis logika ini harus mengikuti
penalaran yang berdasarkan pengalaman atau kenyataan.
Artinya, jika tidak ada bukti maka kesimpulannya belum tentu
benar atau pasti. Dengan demikian, dia tidak akan mempercayai
suatu kesimpulan yang tidak berdasarkan pengalaman atau
kenyataan lewat tangkapan panca indranya.
Berpikir kritis (critical thinking) adalah sinonim dari
pengambilan keputusan (decision making), perencanaan
strategik (strategic planning), proses ilmiah (scientific process),
dan pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis
merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan
membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan
terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan
yang dapat memecahkan masalah tersebut. setiap orang
memiliki pola pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap
orang mampu berpikir secara kritis, masalah yang mereka
hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari
solusinya. Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses
penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan
dan dilakukan secara mandiri. Berpikir kritis merupakan proses
perumusan alasan dan pertimbangan mengenai fakta, keadaan,
konsep, metode dan kriteria. Berpikir kritis sebagai
proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil
Padepokan
Karakter
|5
dari menyusun konsep, mengaplikasikan,
menganalisis,
mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi informasi yang
dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi,
pemberian alasan (reasoning) atau komunikasi sebagai dasar
dalam menentukan tindakan. Oleh karena itu, berpikir kritis
adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif
dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung
kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu
dikembangkan
dalam
rangka
memecahkan
masalah,
merumuskan
kesimpulan,
mengumpulkan
berbagai
kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan
semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan
tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan
mengevaluasi, mempertimbangkan kesimpulan yang akan
diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung
untuk membuat keputusan.
Berpikir kritis ini juga biasa disebut dengan directed
thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan
dituju. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam konsep
berpikir kritis bahwa dalam proses berpikir kritis, seseorang
dapat dikatakan sedang mengevaluasi bahan atau topik yang
sedang dibahas. Sebab dalam proses berpikir kritis, seseorang
akan mengalami berbagai pertimbangan dari berbagai aspek
untuk menentukan suatu tujuan yang menghasilkan jawaban
yang disampaikan. Selain mampu berpikir logis dan kritis,
seorang peserta didik juga harus mampu berpikir kreatif.
Berpikir kreatif dapat dipandang sebagai suatu proses
yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau
memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan
Berfikir Logis
|6
gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan.
Pengertian ini lebih memfokuskan pada proses individu untuk
memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide
sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam
pemikiran. Pengertian berpikir kreatif ini ditandai adanya ide
baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berpikir
tersebut. Dengan kata lain, berpikir kreatif ini merupakan suatu
kepiawaian pola berpikir yang didasari oleh pemahaman yang
mendalam tentang konsep-konsep yang telah diketahui
sebelumnya dan kemudian memberikan suatu perubahan.
Berpikir inovatif adalah proses mental yang melibatkan
pemunculan gagasan atau konsep baru serta berbeda dengan
yang lainnya, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep
yang sudah ada. Inovatif yaitu usaha seseorang dengan
mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai
stimulan, dan individu yang mengelilinginya dalam
menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun
lingkungannya
serta
kemampuan
seseorang
dalam
mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan
karya baru. Syarat-syarat berpikir inovatif seperti elastisitas
yang tinggi, produktivitas yang tinggi, orisinalitas yang tinggi,
sensitivitas yang tinggi.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak
pencapaian misi pembaharuan pendidikan, mereka berada di
titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan
suasana kegiatan belajar mengajar yang untuk mencapai tujuan
dan misi pendidikan nasional. Oleh karena itu, secara tidak
langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif,
perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas
Padepokan
Karakter
|7
pembelajaran. Seorang guru harus mampu dan memilih cara
yang tepat bagaimana memotivasi siswanya agar lebih mampu
untuk berpikir logis, kritis dan kreatif.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan oleh pendidik
dalam meningkatkan cara berpikir logis, kreatif, kritis, dan
inovatif pada siswa yaitu: identifikasi atribut keterampilan
berpikir yang diajarkan, mengembangkan program pembelajaran
untuk meningkatakan kemampuan berpikir anak secara efektif
dan efisien, melakukan penilain terhadap kemahiran berpikir
yang telah diajarkan dengan mendasarkan diri pada atribut yang
telah diidentifikasi, dan memadukan pembelajaran berpikir ke
dalam mata pelajaran yang diajarkan.
Selain itu, pemanfaatan strategi pembelajaran untuk
lebih memotivasi siswa berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
perlu dikembangkan. Pemanfaatan strategi pembelajaran
tersebut disesuaikan dengan beberapa pertimbangan sesuai
dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Pertimbanganpertimbangan itu, seperti adanya penekanan terhadap kegiatan:
(1) pentingnya kejelasan pernyataan atau pertanyaan, (2)
pentingnya pikiran rasional, (3) berupaya memperbaiki sesuatu
yang tidak tertata, (4) menggunakan sumber yang dapat
dipercaya, (5) mempertimbangkan situasi secara keseluruhan,
(6) berpegang pada orisinalitas pikiran atau dasar pertimbangan,
(7) mencari alternatif, (8) berpikiran terbuka, (9) mengambil
posisi sewaktu menghadapi rasional dan bukti, (10) pentingnya
ketepatan mengemukakan permasalahan, (11) mengambil cara
yang runtut dalam menghadapi bagian dari sesuatu yang
kompleks, (12) menggunakan keterampilan berpikir kritis, (13)
sensitif terhadap perasaan orang lain, seperti terhadap tingkat
Berfikir Logis
|8
pengetahuan, dan tingkat kecanggihan, dan (14) menggunakan
pikiran kritis dari teman lain.
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif adalah berpikir dan
melakukan sesuatu secara nyata atau logis untuk menghasilkan
cara atau temuan baru dan mutkhir dari apa yang teleh ada atau
dimiliki.
Kontrol Keberhasilan Pembangunan Karakter
Karakter
Berpikir logis,
kritis, kreatif, dan
inovatif
Indikator
a. Suka bertanya, mengamati sesuatu, dan
tidak puas hanya pada satu jawaban yang
ada.
b. Mengemukakan/mengusulkan sesuatu
yang masuk akal dengan menggunakan
akal yang sehat dan hati nurani yang
luhur.
c. Memberikan masukan yang bersifat
mambangun.
d. Memberikan ide atau gagasan yang baik
untuk kepentingan umum.
e. Memaparkan pendapat didasarkan pada
fakta empirik.
f. Suka menyusun gagasan dan menciptakan
karya baru
Padepokan
Karakter
|9
II. Persepsi dan Evaluasi Diri
A. Dimensi Pencerrninan Sikap
Beri tanda silang (X) atau klik pada huruf SS, S, KS, TS
sesuai
dengan pilihan yang sesuai dengan sikap Anda
Keterangan: SS = sangat setuju
S = setuju
KS = kurang setuju
TS = tidak setuju
No
1
2
3
4
Pernyataan sikap berpikir logis, kritis, kreatif,
dan inovatif
SS
S
KS
Menurut pengalaman, berpikir logis,
kritis,kreatif, dan inovatif menunjukkan bahwa
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
sangat tinggi.
Orang yang bersikap kritis, kreatif, dan
inovatif menunjukkan bahwa orang itu
memiliki semangat tinggi dalam hidupnya
Berkarakter berpikir logis, kreatif, atau
inovatif, hidupnya sama saja dengan orang
yang tidak kreatif, kritis, dan inovatif, sebab
segala sesuatu tergantung pada nasib
Orang yang suka bertanya, mengamati sesuatu,
dan ingin jawaban lebih dari satu termasuk
orang yang kreatif dan ingin maju.
Berfikir Logis
| 10
TS
5
6
7
Saya merasa bahwa orang yang memaparkan
pendapat atau usulan dengan hanya berdasar
fakta empirik adalah orang yang tidak kritis.
Pa’de Kara menyatakan, “seharusnya dalam
mengemukakan atau mengusulkan sesuatu
yang masuk akal dengan menggunakan akal
sehat dan hati nurani yang luhur” .
Bagaimanakah pendapat Anda
Bagaimanakah pendapat Anda, kalau orang
hanya banyak mengkritik, tapi tidak
memberikan solusi masukan yang bersifat
membangun?
8
“NATO = No action, talk only” termasuk orang
yang tidak kreatif dan malas. Bagaimanakah
pendapat Anda terhadap ungkapan tersebut.
9
“Untuk menjadi orang sukses dan maju perlu
keuletan, kesabaran dan kerja keras, walaupun
mendapat rintangan yang akan menempa kita”.
Itu adalah orang yang berkarakter logis, kritis
dan inovatif.
10
Pernyataan yang mengatakan bahwa “duduk di
bantal adalah perbuatan tidak elok, dosa, dan
akan menyebabkan orang bisulan”. Pernyataan
tersebut berdampak pada pengebirian terhadap
karakter berpikir kritis dan kreatif seseorang.
Bagaimana pendapat Anda terhadap
pernyataan tersebut.
Padepokan
Karakter
| 11
B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan
Tes Pemahaman sikap berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif
Pilih jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (X) atau mengklik huruf dari jawaban-jawaban yang
tersedia.
1.
Cara berpikir logis dapat dikembangkan melalui berpikir
berdasar logika secara deduktif dan induktif. Pengertian
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari
proposisi umum ke khusus,
b. logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari
proposisi khusus ke umum
c. logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari
proposisi umum ke khusus,
d. logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari
proposisi umum ke umum.
2. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi,
mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil
manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk
membuat keputusan, sebab seperti berikut ini, KECUALI :
a. seseorang sedang mengevaluasi bahan atau topik yang
sedang dibahas pengekangan diri, sesuai nalurinya,
b. seseorang sedang melakukan berbagai pertimbangan dari
berbagai aspek untuk menentukan suatu tujuan yang
menghasilkan jawaban yang disampaikan.
c. seseorang akan mengalami trauma putus asa atas
berbagai pertimbangan dari berbagai aspek untuk
menentukan ide baru yang yang gagal,
d. seseorang sedang memberdayakan keterampilan atau
strategi kognitif dalam menentukan tujuan
Berfikir Logis
| 12
3.
Berpikir inovatif adalah proses mental yang melibatkan
pemunculan gagasan atau konsep baru serta berbeda dengan
yang lainnya. Syarat berpikir inovatif adalah:
a. kesulitan yang tinggi,
b. produktivitas yang tinggi
c. orisinalitas yang tinggi
d. sensitivitas yang tinggi.
4.
Berpikir logis adalah suatu proses berpikir dengan
menggunakan hal berikut, KECUALI:
a. logika dan wajar,
b. rasional, dapat dipercaya,
c. masuk akal, tidak irasional
d. angan-angan dan khayalan.
5.
Berpikir kreatif dapat dipandang sebagai proses yang
digunakan ketika seorang individu memunculkan ide baru,
yang dapat berupa seperti berikut, KECUALI:
a. gabungan ide-ide sebelumnya,
b. ide orisinil dari yang belum ada sebelumnya,
c. merupakan kepiawaian pola pikir dari konsep
sebelumnya,
d. ide yang masih ada dalam khayalan.
Padepokan
Karakter
| 13
C. Dimensi Pencerminan Perilaku
Tes Pikir dan Tindak Produktif
No
Tindakan Karakter berpikir
logis, kreatif, inovatif
Sebutkan
1
Kemukakan, perilaku budaya
kreatif yang dilakukan Anda
selama dua minggu yang lalu,
baik di lingkungan rumah,
sekolah, masyarakat.
1.
2.
3.
4.
5.
dst tuliskan
2
Kemukakan, perilaku yang
tidak mencerminkan budaya
inovatif yang dilakukan orang
lain, baik di sekolah, maupun
di lingkungan masyarakat luas,
selama dua minggu yang lalu
1.
2.
3.
4.
5.
dst tuliskan
Keterangan: setiap anda menuliskan satu tindak produktik, Anda
akan memperoleh
skor 2
Berfikir Logis
| 14
III. Memaknai Gambar
Cermatilah gambar berikut, kemudian
jawab pertanyaanya.
Postlicious.com
Postlicious.com
1. Bagaimana rasanya kalau teman
kita tidak berpikir logis dan kritis
dalam memecahkan masalah yang
kita diskusikan bersama?
2. Apa persamaan kata dari logis dan
kritis?
3. Apa lawan kata dari kreatif dan
inovatif?
4. Buat kalimat dengan
menggunakan “berpikir logis”
5. Mengapa kita perlu
mengembangkan budaya inovatif?
6. Bagaimana caranya,
mengembangkan berpikir kritis,
kreatif dan inovatif harus
dibudayakan dikalangan remaja
bangsa kita?
7. Mengapa, “budaya inovatif akan
menemukan produk-produk
unggulan bangsa”
8. Buat semboyan, atau kata-kata
bijak dengan menggunanakan
“kreatif”
9. Kemukakan lima contoh perilaku
Anda terkait dengan “kreatif”
dalam seminggu ini
10. Kemukakan penjelasan bahwa
menepati berpikir logis itu penting
dimiliki oleh kita.
Postlicious.com
Padepokan
Karakter
| 15
DAFTAR RUJUKAN
Al-Bikhal, Abu Ali. 2013. Ayat-Ayat Motivasi. Depok: Mutiara
Allamah Utama
Alyf. 2013. Cerita Motivasi, Tetap Percaya Diri. Tersedia pada
http://alyfdownload.blogspot.com
Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada
Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
El-Bantanie, Muhammad Syafe’i. 2012. Setan pun Ingin
Kembali Ke Surga. Jakarta: Qultum Media.
Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai.
Bandung: Alfabeta.
Fadlillah, Muhammad dan Lilif M. K. 2013. Pendidikan
Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng.
Bandung: Simbiose Rekatama Media.
Linda & Richard Eyre. 1995. Teaching Your Children Values.
New York: R.M. Eyre & Assoc. Inc.
McClelland, David. 1978. Managing Motivation to Expand
Human Freedom. American Psyclologist (3) 201-210.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi untuk
Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Prayitno dan Belferik Manullang (ed). 2010. Pendidikan
Karakter
dalam
Pembangunan
Bangsa.
Medan:
Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi
Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 No. 028
Samani, Muchlas dan Hariyanto. M, S. 2011. Konsep dan Model
Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sheldon, Lee. 2004. Character Development and Story Telling.
Boston: Thomson.
Berfikir Logis
| 16
Stark, R and Glock, C. 1968. Patterns of Religious Commitment.
Berkeley: University of California Press.
Sukanto, M.M. 1985. Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif
atas Psikologi. Jakarta: Integritas Press.
Suyadi. 2013. Strartegi Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tillman, Diane. 2000. Living ValuesActivities for Young Adults.
New York: HealthCommunication, Inc.
Tillman, Diane. 2001. Living Values Activities for Children Ages
8-14. New York: HealthCommunication, Inc.
Tillman, Diane and Pillar Quera Colomina. 2001. Living Values:
An Educational Program Educator Training Guide.. New
York: HealthCommunication, Inc.
Tono, Suwidi (Pnyting). 2012. Kisah Inspiratif 10 Pribadi
Besar. Depok: Vision03 Gema Pesona Estate.
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.
Zuchdi, D. dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Terintegrasi
dalam pembelajaran dan Pengembangan Kultur.
Yogyakarta: UNY Press.
Padepokan
Karakter
| 17
Download