BAB IV OPERATIONAL AMPLIFIER PENDAHULUAN Sinyal keluaran dari sebuah tranduser atau sensor sangat kecil hampir mendekati mikro volt. tegangan keluran dari tranduser belum dapat dibaca oleh adc atau pengolah sinyal yang lain. Agar sinyal tersebut dapat diolah oleh pengolah sinyal, maka tegangan keluaran dari tranduser tersebut harus dinaikan dengan penguat operasional. Penguat operasional adalah satu dari komponen komponen terpenting dalam system instrumentasi. Penguat operasional dipakai hamper disetiap system untuk menaikan sinyal level rendah dari tranduser ke level cukup tinggi. Didalam system instrumentasi penguat menggunakan op-amp. Sebuah op-amp merupakan sebuah rangkaian integrasi (IC) linier yang mampu memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan pada interval tegangan yang cukup lebar. Op-amp mampu untuk memberi penguatan sampai setinggi 100.000 untuk sebuah op-amp dalam keadaan rangkaian hubungterbuka sampai hanya sebesar 1 (satu) kali saat digunakan sebagai rangkaian pengikut tegangan (voltage follower). IC OP AMP 741 Penguat operasional (opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Opamp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu (integrated circuit-IC). Op Amp tersedia dalam berbagai kemasan standard. Terdapat lebih dari 2000 jenis Op Amp dalam IC, salah satu yang populer adalah LM741. Gambar 1 Konfigurasi pin IC Op amp 741 IC op amp yang digunakan pada percobaan ini ditunjukkan pada Gambar 1. Rangkaian op amp ini dikemas dalam bentuk dual in-line package (DIP). DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada salah satu ujungnya untuk menandai arah yang benar dari rangkaian. Pada bagian atas DIP biasanya tercetak nomor standar IC. Perhatikan bahwa penomoran pin dilakukan berlawanan arah jarum jam, dimulai dari bagian yang dekat dengan tanda bulatan/strip. Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output, satu pin NC (no connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol ketika kedua input bernilai nol. Pada percobaan kali ini kita tidak akan menggunakan fitur offset null. Perhatikan bahwa tidak terdapat pin ”ground” pada op amp ini, amp menerima referensi ground dari rangkaian dan komponen eksternal. Meskipun pada IC yang digunakan pada eksperimen ini hanya berisi satu buah op amp, terdapat banyak tipe IC lain yang memiliki dua atau lebih op amp dalam suatu kemasan DIP. IC op amp memiliki kelakukan yang sangat mirip dengan konsep op amp ideal pada analisis rangkaian. Bagaimanapun, terdapat batasan-batasan penting yang perlu diperhatikan. Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating maksimum, biasanya ±18V, karena akan merusak IC. Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V adalah ±13V. Ketiga, arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada output op amp harus cukup besar sehingga pada tegangan output maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus maksimum. Tabel 16.1 Sifat ideal dan data yang sebenarnya dari opamp IC 741. Parameter Data Tegangan offset masukan, Vio 2 mV Arus offset masukan, Iio 20 nA Arus panjar masukan, IB 80 nA Nisbah penolakan modus bersama (CMRR), ρ 90 dB Pergeseran dari Iio 1 nA/°C Pergeseran dari Vio Frekuensi penguatan-tunggal (unity-gain frecuency) 1 MHz Bandwith daya- penuh 10 kHz Penguatan diferensial lingkar terbuka, A 105 dB Harga Ideal Keterangan : 1. Tegangan ofset masukan (input offset voltage) Vio menyatakan seberapa jauh v+ dan vterpisah untuk mendapatkan keluaran 0 volt. 2. Arus offset masukan (input offset current) menyatakan kemungkinan seberapa berbeda kedua arus masukan. 3. Arus panjar masukan (input bias current) memberi ukuran besarnya arus basis (masukan). 4. Harga CMRR menjamin bahwa output hanya tergantung pada (v+) - (v-), walaupun v+ dan v- masing-masing berharga cukup tinggi. Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi, unity gain frequency memberi gambaran dari data tanggapan frekuensi. Ini hanya berlaku untuk isyarat-kecil saja karena untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan nilai dv dt o / sehingga keluaran bentuk-penuh hanya dihasilkan pada frekuensi yang relative rendah. PENGUATAN OP AMP Operational Amplifier, sering disingkat dengan sebutan Op Amp, merupakan komponen yang penting dan banyak digunakan dalam rangkaian elektronik berdaya rendah (low power). Istilah operational merujuk pada kegunaan op amp pada rangkaian elektronik yang memberikan operasi aritmetik pada tegangan input (atau arus input) yang diberikan pada rangkaian. Gambar xx Blok diagram op amp Penguat operasional atau Op-Amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan dikemas secara khusus sehingga dengan menambah beberapa komponen luar dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Op-Amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian pengaturan dan instrumentasi. Fungsi Op-Amp adalah untuk melakukan operasi matematika linier (tegangan dan arus), integrasi, dan penguatan. (Hughes, 1990 : 1). Gambar IC Op-Amp adalah komponen solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC. IC Op-Amp yang khas terdiri dari tiga rangkaian dasar, yakni penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah. KARAKTERISTIK OP AMP Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Op-Amp merupakan sebagai penguat, sehingga Anda harus mempertimbangkan baik karakteristik dc maupun ac dalam memperbaiki dan merancang rangkaian rangkaian dengan opamp. Karekteristik Op-Amp yang terpenting yaitu: 1. Impedansi masukan Idealnya impedansi masukan op-amp adalah tak terhingga, namun dalam kenyataannya hanya mencapai 1 MΩ atau lebih. Op-amp khusus ada yang memiliki impedansi masukan 100MΩ. Semakin tinggi impedansi masukan, maka semakin baik penampilan op amp tersebut. Pada frekuensi tinggi, kapasitansi masukan op amp banyak berpengaruh. Secara umum kapasitansi yang dapat digunakan kurang dari 2 pF pada saat terminal masukan op amp dibumikan. 2. Impedansi Keluaran Idealnya impedansi keluaran dari op amp adalah nol. Tetapi pada kenyataannya impedansi keluaran op amp bervariasi anara 25 sampai ribuan ohm. 3. Arus Bias Masukan Secara teoritis impedansi masukan tak berhingga, sehingga tidak ada arus masukan. Namun pada kenyataanya, aka nada sedikit arus masukan khususnya pada orde pikoamper sampai miliamper yang dikenal dengan sebagai arus bias masukan. Arus ini dapat mengoyahkan kestabilan opamp sehingga mempengeruhi keluaran. 4. Tegangan Offset Keluaran Tegangan offset keluaran (tegangan kesalahan) disebabkan oleh arus bias masukan. Bila tegangan kedua masukan ini sama besar, keluaran op amp akan nol volt. pada kenyataannya jarang ditemukan kejadian seperti itu, sehingga pada keluarannya aka nada sedikit tegangan. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan teknik penolan offset yaitu dengan menambah arus dan tegangan offset masukan. 5. Arus Offset Masukan Kedua arus masukan seharusnya sama besar sehingga tegangan keluaran nol. Pada kenyataannya itu tidak mungkin karena harus ditambah dengan arus offset masukan untuk menjaga supaya keluaran tetap nol volt. Untuk memperoleh keluaran nol volt, maka sebuah maukan harus menarik arus lebih besar. Arus offset ini dapat mencapat 20mA. 6. Tegangan Offset Masukan Op-amp memiliki tagangan keluaran yang ideal nol pada saat tegangan kedua masukan nol. Karena penguatan op-amp yang tinggi, maka adanya sedikit ketakseimbangan dalam rangkaian op amp akan mengakibatkan munculnya tegangan keluaran. Untuk membuat tegangan keluaran menjadi nol, maka masukan diberikan sedikit tegangan offset. Sehingga tegangan keluaran dapat di nolkan kembali 7. Penolan Offset Ada beberapa macam cara pemberian tegangan offset masukan untuk mengenolkan kembali tegangan keluaran. Pabrik pabrik op amp telah memasukan ini dalam gambar dan perhitungan yang terdapat dalam lembaran data yang ada di dalam datasheet. Cara mengenolkan tegangan keluaran dengan penolan offset terlihat pada gambar xx. 7 1 +5V 3 2 + 6 OUT PUT 4 5 LM741 100 K 1 2 3 -5V Gambar xxx Offset nol Prosedur urutan kerja membuat tegangan keluaran bernilai nol Pastikan bahwa rangkaian telah dilengkapi dengan komponen yang dibutuhkan. Perkecil sinyal masukan sampai nol. Hubungkan beban pada terminal keluaran. Masukan catu DC dan tunggulah beberapa menit Hubungkan sebuah voltmeter yang peka dan osiloskop yang dikopel DC untuk membaca tegangan keluaran Putarlah resistor variable sampai tegangan keluaran nol Lepaskan komponen tambahan dan hubungkan kembali masukan masukan sumber. Pastikan tidak menyentuh resistor pengatur tegangan offset, karena dapat mengubah nilai dari keluaran dari op amp. 8. Pengaruh Temperatur Perubahan temperature akan mempengaruhi semua piranti solid state dan rangkaian elektronika. Rangkaian DC yang menggunakan op-amp cenderung lebih rentan terhadap pengaruh temperature dibandingkan rangkaian AC. Perubahan temperatur ini dapat menyebabkan perubahan arus offset dan tegangan offset. Perubahan ini sering disebut dengan geseran. Drift yang disebabkan oleh temperature akan mengganggu setiap ketakseimbangan op amp yang telah diatur sebelumnya. Sehingga mengakibatkan terjadi kesalahan pada keluarannya. 9. Kompensasi Frekuensi Karena penguatan op amp sangat tinggi dan adanya pergeseran fasa antara rangkaian internal, maka pada frekuensi tinggi tertentu sebagian sinyal keluaran akan diumpankan kembali kedalam masukan. Tidak jarang dalam merangkai rangkaian dengan opamp harus menambah kapasitor kompensasi untuk mencegah osilasi. 10. Laju Lantingan Laju lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimum tegangan keluaran op amp. Laju ini dinyatakan sebagai: lajulanting perubahanmaksimum _ tegangankeluaran Vout perubahanwaktu t Op-amp 741 memiliki laju lanting 0,5 V / s , yang berarti tegangan keluaran maksimum dapat berubah 0,5V dalam 1 s . Kapasitansi akan membatasi kemampuan slew rate dan keluaran akan mengalami penundaan setelah diumpankan masukan. 11. Tanggapan Frekuensi Frekuensi masukan akan mempengaruhi kinerja dai op amp. Penguatan op-amp akan turun terhadap kenaikan frekuensi. Penguatan yang diberikan oleh pabrik biasanya dinyatakan pada nol Hertz atau DC. Gambar xx menunjukan kurva penguatan tegangan terhadap tanggapam frekuensi. Dalam modus lup terbuka, penguatan turun dengan cepat sejalan peningkatan frekuensi. Pada saat frekuensi dinaikan 10kali maka penguatan turun menjadi 1/10 kalinya. Titik breakover pada op amp terjadi pada 70,7% penguatan maksimum. Secara umum lebar jalur dinyatakan pada titik di mana penguatan turun 70,7% dari skala maksimumnya. Op amp sering memerlukan umpan balik yang sifatnya degenerative dalam rangkaian rangkaian penguat. Gambar xxx penguatan tegangan dan tanggapan frekuensi 12. Perbandingan Penolakan Modus Sekutu (CMRR) CMRR adalah suatu sifat yang berhubungan dengan penguat deferensial. Bila tegangan yang sama asanya di masukan kedalam masukan masukan penguat deferensial, maka keluaran dari penguat deferensial akan menghasilkan nilai nol. Kemampuan suatu op-amp untuk memperkuat sinyal deferensial sambil menindas sinyal modus sekutu disebut perbandingan penolakan modus sekutu (CMRR). Perbandingan ini dinyatakan dalam CMRR Ad Acm Dengan Ao adalah penguat deferensial dan Acm adalah penguatan modus sekutu. CMRR biasanya dinyatakan dalam decibel. 13. Pembatasan Listrik Op amp merupakan sebuah komponen elektronika yang memiliki kendala listrik yang tidak boleh dilanggar, agar op amp dapat bekerja dengan benar. Tegangan catu daya maksimum yang boleh digunakan oleh op amp adalah 15 volt. Tegangan masukan op amp yang boleh diberikan di antara terminal terminal masukan adalah tidak boleh melebihi tegangan catu daya sebesar 15 Volt. Tegangan masukan dan tegangan catu daya dapat menyebabkan desipasi daya. Daya listrik akan berubah menjadi panas. Daerah temperature di mana op amp akan bekerja adalah bekerja pada temperature 0 – 70°C untuk piranti komersial, temperature -25 – 85°C untuk piranti industry dan temperature -55 - 125°C. Gambar xxx. Simbol skematis Op-Amp standar (Hughes, 1990:3) Terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+) ditunjukkan oleh nomor 1. Masukan membalik dinyatakan dengan tanda minus (-) ditunjukkan oleh nomor 2. Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada bagian puncak segitiga (nomor 5). Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga (nomor 3 dan 4). OP-AMP dalam praktiknya dirangkai dengan konfigurasi yang bermacammacam dan dalam kondisi “closed loop” mempunyai penguatan yang sangat tinggi (very high) dan hanya untuk sinyal yang lebih kecil (dalam orde mikrovolt atau lebih kecil lagi) dengan frekuensi yang sangat rendah dikuatkan secara akurat tanpa distorsi. Dan untuk sinyal-sinyal yang sekecil ini sangat mudah terkena noise dan tak mungkin didapatkan pada suatu laboratorium. Disisi lain penguatan tegangannya selain besar, juga tidak konstan. Penguatan tegangannya bervariasi dengan perubahan temperatur dan sumber daya (sumber tegangan). Variasi dari penguatan tegangan ini relatip besar untuk kondisi “open loop”, sehingga untuk penggunaan atau aplikasi rangkaian linear tak mungkin. Hal ini disebabkan kebanyakan aplikasi linear outputnya proporsional terhadap inputnya dari tipe OP-AMP yang sama. Dengan alasan diatas maka OP-AMP kondisi “open loop” secara umum tidak digunakan dalam aplikasi linear. Untuk mengatasi hal diatas maka dilakukan dengan memodifikasi rangkaian dasar OP-AMP yaitu dengan tujuan mengontrol penguatannya. Modifikasi rangkaian dasar ini adalah dengan menerapkan penggunaan umpan balik ( “feedback” ), yaitu sinyal pada output diumpan balikkan ke input secara langsung melalui jaringan atau peralatan lain. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penguatan op amp disini adalah suatu usaha yang dilakukan untuk dapat mengenal dan memahami tentang pengertian maupun aplikasi penguatan op amp sehingga pengetahuan dan pemahaman tentang penguatan Op Amp menjadi lebih baik. Penguat operational amplifier mempunyai beberapa sifat karakteristik dari op-amp. Sifat sifat dari op-amp antara lain impedansi masukan dan keluaran, tanggapan amplitude, dan offset tegangan keluaran.