protein - WordPress.com

advertisement
MAKALAH
PROTEIN
Oleh :
Galih Widi Astuti
Fahmi Nur Hidayat (14312241041)
Iga Nur Azizah (14312241042)
Linda Anggi Febri Yani
Adha Luthfi
Asri Maharani
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
YOGYAKARTA
2014
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Potein adalah senywa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya
sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Jadi,
sebenarnya protein bukan merupakan zat tunggal, serta molekulnya sederhana, tetapi
masih merupakan asam amino. Oleh karena protein tersusun atas asam-asam amino,
maka susunan kimia mengandung unsur-unsur seperti terdapat pada asam-asam amino
penyusunnya yaitu C, H, O, N dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain,
seperti misalnya S, P, Fe, atau Mg.
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah
merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru
keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Disamping digunakan untuk
pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi
apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Protein mempunyai molekul
besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Ada 20 jenis asam
amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu dengan
yang lain oleh ikatan peptide. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, PH, dan
pelarut organic.
Mengenai Protein dilihat dari segi lebih besar akan dijelaskan di dalam
makalah ini.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Protein itu?
b. Apa penyusun Protein?
c. Bagaimana struktur protein?
d. Apa fungsi Protein?
3. Tujuan
a. Mengetahui definisi dari protein.
b. Mengetahui zat yang menyusun protein.
c. Dapat mengetahu struktur protein?
d. Mengetahu fungsi dari protein.
BAB II
Pembahasan
PROTEIN
Kata Protein berasal dari bahasa yunani proteious yang berarti tempat pertama.
Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian masa kering sebagian besar sel.
Protein teramat penting bagi hampir semua hal yang dilakukan organisme. Protein merupakan
urutan linier dari residu asam-asam amino yang terhubung melalui ikatan peptida. Ikatan
peptida adalah ikatan kovalen antara gugus amino dari satu asam amino dan gugus karboksil
dari asam amino yang lain. (Ngili, Yohanes, 2009, 73)
Meskipun protein beraneka ragam semuanya merupakan polimer yang tersusun dari
suatu zat yang sama, yang terdiri dari 20 asam amino. Polimer asam amino disebut
Polipeptida (polypeptide).
Semua asam amino berstruktur sama. Asam amino(amino acid) adalah molekul
organik yang memiliki gugus karboksil dan gugus amino sekaligus. Di tengah asam amino
terdapat atom karbon asimetrik yang disebut karbon alfa (α). Keempat mitra karbon yang
berbeda-beda adalah gugus amino, gugus karboksil, atom hidrogen, dan suatu gugus
bervariasi yang dilambangkan dengan R. Gugus R disebut juga rantai samping, berbeda-beda
untuk setiap asam amino. 20 asam amino di bawah ini digunakan oleh sel untuk membangun
ribuan protein yang dimilikinya.
Gugus amino dan karboksil diatas digambarkan dalam bentuk terionisasi. Karena
biasanya seperti itulah kondisinya dalam PH-sel.
Sifat-sifat fisik dan kimia rantai samping menentukan ciri unik suatu asam amino
tertentu, sehingga mempengaruhi peran fungsionalnya dalam polipeptida. Asam amino
dengan rantai samping non-polar bersifat hidrofobik. Asam amino dengan ranta samping
polar bersifat hidrofilik, dan asam amino dengan rantai samping bermuatan negatif akibat
keberadaan gugus karboksil yang biasanya terionisasi pada PH seluler bersifat asam,
sedangkan asam amino yang bersifat basa memiliki gugus amino pada rantai samping
beruatan positif. Karena bermuatan, rantai samping yang bersifat asam dan basa juga bersifat
hidrofilik.
Polimer Asam Amino
Ketika dua asam amino terletak sedekian rupa, sehingga gugus karboksil pada salah
satu asam amino bersebelahan dengan gugus amino pada asam amino yang satu lagi,
keduanya dapat digabungkan oleh reaksi dehidrasi, disertai pelepasan satu molekul air. Ikatan
kovalen yang dihasilkan disebut ikatan peptida(peptide bond). Jika dilang berulang kali,
proses ini menghasilkan polipeptida, polimer banyak asam amino yang ditautkan oleh ikatan
peptida. Pada salah satu ujung rantai polipeptida terdapat gugus amino bebas, pada ujung
yang satu lagi terdapat gugus karboksil bebas dengan demikian rantai tersebut memiliki ujung
amino (N-terminus) dengan ujung karboksil (C-terminus). Panjang polipeptida berbeda-beda,
mulai dari beberapa monomer sampai seribu atau lebih monomer.
Aktivitas spesifik protein dihasilkan dari arsitektur 3 dimensi rumit, tingkat paling
sederhana berupa sekuens asam-asam amino dari protein tersebut. Protein fungsional bukan
sekedar suatu rantai polipeptida, melainkan satu atau lebih polipeptida yang terpuntir, telipat,
dan terkumpar menjadi molekul yang berbentuk unik. Selain itu sekuens asam amino masingmasing polipeptidalah yang menentukan struktur berdimensi tiga yang dimiliki protein
tersebut.
Ketika sel menyintesis suatu polipeptida, rantai tersebut umumnya melipat secara
sepontan, mengambil bentuk fungsional protein tersebut. Pelipatan ini didorong dan diperkuat
oleh pembentukan berbagai macam ikatan diantara bagian-bagian rantai tersebut, bergantung
pada sekuens asam amino. Banyak protein berbentuk seperti bola (protein globular)
sedangkan yang lain seperti serat panjang (protein fibrosa). Dalam kedua kategori yang luas
ini terdapat variasi yang tak terhitung banyaknya.
Struktur spesifik protein menentukan bagaimana kerjanya. Pada hampir setiap kasus,
fungsi protein bergantung pada kemampuannya mengenali dan berikatan dengan molekul
lain. Contohnya dalam kombinasi bentuk dan fungsi suatu antibodi yang berikatan dengan
protein dari virus flu, menunjukkan kesusaian bentuk yang sempurna antara antibodi (sejenis
antibodi dalam tubuh) dengan zat asing tertentu pada virus flu yang diikat oleh antibodi
tersebut, dan ditandainya untuk dihancurkan.
Berikut adalah gambaran umum fungsi protein.
Tipe Protein
1. Protein
Enzimatik
Fungsi
Contoh
Percepatan selektif pada
Enzim-enzim
pencernaan
yang
reaksi kimia.
mengkatalisis hidrolisis primer pada
makanan.
2. Protein Struktural Penyokongan
Serangga menggunakan serat sutra
untuk
membuat
kepompong
sedangkan
laba-laba
menggunakannya
jaring.
untuk
Kolagen
membuat
dan
Elsatin
memberikan rangka berserat dalam
jaringan ikat hewan. Keratin adalah
protein pada rambut tanduk bulu dan
embelan kulit lainnya.
3. Protein Simpanan Simpanan Asam Amino
Ovalbumin adalah protein putih telur
sebagai sumber asam amino bagi
embrio yang sedang berkembang.
Kasein, protein susu adalah sumber
utama
asam
mamalia.
amino
Tumbuhan
untuk
bayi
memiliki
simanan protein dalam bijinya.
4. Protein Transport
Transport zat-zat lain
Hemoglobin,
besi
dalam
protein
pengandung
darah
vertebrata,
mentransfer oksigen dari paru-paru
kebagian-bagian lain tubuh. Protein
lain mentransport molekul melintasi
membran sel.
5. Protein
Hormonal
Koordinasi aktivitas
Insulin, hormon yang disekresikan
organisme
oleh pankreas, membantu meregulasi
konsentari
gula
dalam
darh
vertebrata.
6. Protein Reseptor
Respon sel terhadap
Reseptor
yang
tertahan
dalam
rangsangan kimia.
membran sel saraf mendeteksi sinyal
kimiawi yang dilepas sel-sel saraf
lain.
7. Protein
Pergerakan
Aktin
dan
Miosin
menyebaban
Kontraktil dan
kontarksi otot. Protein lain berperan
Motorik
dalam undulasi organel yang disebut
sillia dan flagella.
8. Protein
Pertahanan
Perlindungan dari
Antibodi
penyakit
virus.
memerangi
bakteri
dan
Empat Tingkat Struktur Protein
a) Struktur Primer(primary structure)
Satu protein adalah sekuens unik asam-asam aminonya. Contohnya adalah
transtiretin, sejeni protein globular dalam darah, yang mentransport vitamin A dan
salah satu hormon tiriod ke seluruh tubuh. Masing-masing dari keempat rantai
polipeptida identik yang menyusun transtiretin terdiri dari 127 asam amino. Masingmasing dari ke 127 posisi sepanjang rantai ditempati oleh satu asam amino spesifik
dari 20 macam yang ada yang diindikasikan oleh singkatan 3 huruf. Struktur primer
suatu protein ditentukan bukan oleh pertautan asam-asam amino secara acak,
melainkan oleh informasi genetik yang diwariskan.
(gambar, Struktur Primer)
b) Struktur Sekunder (secondary structure)
Yaitu segmen-segmen yang dimiliki protein dalam rantai polipeptidanya yang
terkumpar atau terlipat secara berulang dalam pola-pola yang berkontribusi bagi
bentuk keseluruhan protein tersebut yang merupakan akibat dari ikatan hidrogen
diantara bagian-bagian berulang pada tulang punggung polipeptida (bukan rantai
samping asam amino). Atom oksigen dan nitrogen pada tulang punggung bersifat
elektronegatif dengan muatun negatif parsial, atom hidrogen positif lemah yang
melekat ke atom hidrogen memiliki afinitas terhadap atom oksigen pada ikatan
peptida didekatnya. Jika sendirian ikatan hidrogen bersifat lemah, namun karena
berulang kali diwilayah yang relatif panjang pada rantai polipeptida ikatan hidrogen
dapat menyokong bentuk tertentu untuk bagian protein itu.
c) Struktur tersier (tertiary structure)
Struktur terseier tertumpuk diatas pola struktur sekunder. Struktur sekunder
melibatkan interaksi antara komponen tulang punggung, sedangkan struktur tersier
merupakan bentuk keseluruhan polipeptida sebaga hasil interaksi antara rantai-rantai
samping atau gugus R yang berupa berbagai macam asam amino. Ketika polipeptida
melipat menjadi bentuk fungsionalnya asam-asam amino dengan rantai samping
hidrofobik (nonpolar) biasanya menjadi terkelompok-kelompok diinti protein tidak
bersentuhan dengan air. Interaksi hidrofobik sebenarnya disebabkan oleh kerja
molekul air yang menjauhkan zat-zat nonpolar ketika molekul-molekul air
membentuk ikatan hidrogen satu sama lain dan dengan bagian hidrofilik protein.
Bentuk protein dapat diperkuat lebih lanjut oleh ikatan kovalen yang disebut
jembatan disulfida (disulfide bond). Jembatan disulfida terbentuk ditempat dua
monomer sistein. Yaitu asam amino bergugus sulfhidril(-SH) pada rantai sampingnya,
dirapatkan oleh pelipatan protein. Sulfur pada salah satu sistein berikatan pada sistein
kedua dan jembatan disulfida (–S–S–) menyambungkan bagian-bagian protein
tersebut. Semua jenis ikatan yang berbeda ini bisa terbentuk dalam satu protein seperti
yang ditunjukan pada bagian kecil protein hipotesis.
d) Struktur Kuaterner(quarternary structure)
Merupakan struktur keseluruhan protein sebagai hasil dari agregasi subunit-subunit
polipeptida ini. Misalnya protein transtretin globular lengkap tersusun atas empat
polipeptida. Contoh lain adalah kolagen. Kolagen yang merupakan protein fibrosa
memiliki subunit-subuit berbentuk helix yang teranyam menjadi helix triple yang
lebih besar menjadikan serat-serat yang panjang tersebut sangat kuat. Contoh lain
adalah hemoglobin, protein pengikat oksigen dalam sel darah merah merupakan
protin globular dengan struktur kuartenert yang terdiri dari empat subunit polipeptida,
dua dari jenis rantai alfa(α) sedangkan dua lagi dari jenis rantai beta(β). Sub unit alfa
maupun beta terutama terdiri dari struktur sekunder helix α. Setiap subunit memiliki
komponen nonpolipeptida yang disebut hem(heme) dengan satu atom besi yang
mengikat oksigen.
Perubahan sekecil apapun pada struktur primer dapat mempengaruhi bentuk protein
dan kemampuannya untuk menjalankan fungsinya. Sebagai contoh penyakit sel sabit (sickle
cell disease). Merupakan gangguan darah turunan yang disebabkan oleh penggantian satu
asam amino normal (asam glutamat) dengan asam amino lain(valin) pada posisi tertentu
dalam struktur primer hemoglobin. Sel darah merah normal berbentuk cakram namun dalam
penyakit sel sabit molekul hemoglobin yang abnormal cenderung mengkristal merusak
bentuk sebagian sel menjadi seperti sabit.
Struktur Protein juga bergantung pada kondisi fisik dan kondisi kimia di lingkungan
protein. Jika pH, Konsentrasi garam, suhu, atau aspek lingkungan lainnya diubah , protein
mungkin terurai dan kehilangan bentuk alamiahnya. Perubahan ini disebut denaturasi
(denaturation).
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah;
a. Protein merupakan urutan linier dari residu asam-asam amino yang terhubung
melalui ikatan peptida.
b. Protein merupakan polimer yang tersusun dari suatu zat yang sama, yang
terdiri dari 20 asam amino.
c. Struktur protein :
c.1.
Protein Primer
c.2
Protein Sekunder
c.3
Protein Tersier
c.4
Protein Kuarter
d. Fungsi dari protein adalah sebagai percepatan selektif pada reaksi kimia,
penyokongan, simpanan Asam Amino, transport zat-zat lain, koordinasi
aktivitas organisme, respon sel terhadap rangsangan kimia,
pergerakan,
perlindungan dari penyakit
2. Daftar Pustaka
Campbell, 2008. Biologi Edisi kedelapan Jilid 1, Jakarta : Erlangga
Ngili, Yohanes, 2009. Biokima stuktur dan fungsi biomolekul, Jakarta : Graha Ilmu
Solomon dkk, 2008. Biology 8th Edition, Belmont : Thomson Brooks
Download