BAB 4 (TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS).

advertisement
MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2
BAB IV
TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
OLEH
NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd.
A. Pengertian Teks Ekplanasi Kompleks
Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang keadaan sesuatu sebagai akibat dari
sesuatu yang lain yang telah terjadi sebelumnya dan menyebabkan sesuatu yang lain
lagi akan terjadi kemudian. Dengan kata lain, teks eksplanasi kompleks adalah teks
yang menjelaskan tentang keadaan, proses terjadinya sesuatu atau fenomena. Teks
eksplanasi mempunyai fungsi sosial, yakni memberikan penjelasan kepada masyarakat
tentang proses terjadinya sesuatu menurut prinsip sebab-akibat. Teks eksplanasi
berkaitan erat dengan peristiwa alam dan peristiwa sosial.
 Suatu teks dapat dikatakan sebuah teks ekplanasi jika memiliki ciri – ciri seperti
berikut :
a. Memuat informasi – informasi fakta.
b. Membahas suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau ilmu pengetahuan.
c. Bersifat informatif dan tidak berusaha mempengaruhi pembaca untuk
mempercayai hal yang dibahas di dalam teks.
B. Struktur Teks Eksplanasi Kompleks
Teks ekplanasi terdiri dari bagian – bagian seperti di bawah ini :
 General Statement / Pernyataan umum
Bagian pertama teks ekplanasi adalah general statement atau yang disebut juga
dengan pernyataan umum. Bagian ini menyampaikan topik atau permasalahan
yang akan dibahas pada teks ekplanasi yang berupa gambaran umum mengenai apa
dan mengapa suatu fenomena tersebut bisa terjadi. General statement ini harus
ditulis semenarik mungkin agar para pembaca bisa tertarik untuk membaca isi teks
secara keseluruhan.
 Sequence of Explanation / Deretan Penjelas
Bagian ini mengandung penjelasan – penjelasan mengenai sebuah topik yang akan
dibahas secara lebih mendalam. Bagian ini ditulis untuk menjawab pertanyaan
how, bagaimana dan urutan sebab – akibat dari sebuah fenomena yang terjadi.
Bagian ini biasanya ditulis dalam 2 atau 3 paragraf.
 Closing / Simpulan
Bagian terakhir dari teks ekplanasi adalah penutup yang mengandung intisari atau
kesimpulan dari fenomena yang telah dibahas. Di dalam bagian ini juga bisa
ditambahkan saran atau juga tanggapan penulis mengenai fenomena tersebut.
C. Ciri Bahasa Teks Ekspalanasi Kompleks
Teks eksplanasi berbeda dengan teks yang lain. Teks ini memiliki ciri bahasa yang
bisa membedakan dengan teks yang lain. Ciri kebahasaan yang sering muncul dalam
teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
a. Kata serapan
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut.
 Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti
titik beku. Kata titik beku merupakan arti kata freezing point. Kata freezing
point merupakan kata bahasa Inggris. Unsur itu dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
 Unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia, seperti hidrologi. Kata hidrologi berasal dari kata bahasa
Inggris hydrology.
Proses Penyerapan Kata :

Adopsi yaitu langsung mengambil kata asing, tanpa dikurangi atau
ditambahi. Contoh : modern

Adaptasi yaitu penyerapan kata dengan cara menyesuaikan dengan ejaan
dalam bahasa Indonesia.
Contoh : pluralization (diadaptasi menjadi) pluralisasi.

Penerjemahan yaitu dengan mencari padanannya dalam bahasa Indonesia
dan tetap mempertahankan konsep asli bahasa asing yang diterjemahkan
tersebut.
Contoh: E-mail (elektronik mail) penerjemahannya Surel (surat elektronik).

Kreasi, hampir mirip dengan penerjemahan, tetapi bentuknya tidak selalu
sama dengan bahasa asing yang diserap.
Contoh : effective kreasinya adalah berhasil atau tepat guna.
b. Konjungsi
Ada dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan kojungsi internal.
 Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa,
deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa
simpleks. Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu
penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara),
waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh:
sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).
Contoh:
Banjir terjadi di Kota Jakarta setelah hujan turun dua hari tanpa henti.
Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena pengguna jalan tidak tertib lalu
lintas.
 Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau
ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.
Konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu
penambahan (contoh: *selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan
(contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh:
pertama, kedua …, kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh:
akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).
Contoh:
Pertama, kesuksesan disebabkan oleh daya kreativitas.
Akan tetapi, teks eksplanasi sering menggunakan konjungsi eksternal.
c. Hubungan sebab-akibat
Hubangan sebab-akibat dapat dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan
konjungsi, kata kerja, maupun kata benda.
Contoh:
Butir-butir air turun ke bumi karena gravitasi. (dengan konjungsi)
Butir-butir air turun ke bumi disebabkan oleh gravitasi. (dengan kata kerja)
Penyebab butir-butir air turun ke bumi adalah gravitasi. (dengan kata benda)
D. Membandingkan Teks Ekspalanasi Kompleks
Perbedaan Teks Eksplanasi dan Teks Argumentasi (Eksposisi)
Teks Eksplanasi
Menjelaskan proses terjadinya fenomena
Teks Argumentasi
Menjelaskan Pendapat
(alamiah )
Struktur:
Struktur:
- Pernyataan Umum
- Tesis/Pendapat
- Deretan Penjelas
- Argumentasi
- Interpretasi )
- Penegasan Ulang
Perbedaan Teks Eksposisi dan Teks Eksplanasi
No.
Teks Eksposisi
1.
2.
Teks Eksplanasi
Eksposisi adalah karangan yang
Eksplanasi adalah suatu karangan yang
menerangkan tentang pengetahuan
menerangkan tentang serangkaian proses
atau informasi.
pada suatu peristiwa.
Struktur paragraf yang pertama adalah
Struktur paragraf yang pertama adalah
tesis (pendapat) yaitu tempat penulis
pernyataan umum, penulis menjelaskan atau
memberikan pandangan dan
memberikan devinisi tentang
pendapatnya tentang topik yang akan
peristiwa/fenomena yang terjadi.
disajikan.
3.
4.
Struktur eksposisi yang kedua,ialah
Struktur paragraf yang kedua,ialah deretan
argumentasi (alasan) dimana penulis
penjelasan (eksplanasi) . Penulis
memberikan serangkangkaian alasan-
memaparkan serangkaian atau urutan
alasan,untuk memperkuat tesis
mengapa peristiwa atau fenomena itu
(pendapat).
terjadi.
Struktur eksposisi yang ketiga,ialah
Struktur paragraf yang ketiga,ialah
penegasan ulang. Penulis membuat
interpretasi. Penulis mengakhiri penjelasan
suatu paragraf singkat yang berisikan
dengan ringkas ,Dan pada paragraf ini
penegasan yang lebih atau berupa
penulis memaparkan pendapatnya tentang
kesimpulan untuk menguatkan
peristiwa yang telah disajikannya.
keyakinan terhadap apa yang telah
diuraikan atau dijelaskan.
E. Memproduksi Teks Ekspalanasi Kompleks
Langkah-langkah menyususn teks eksplanasi kompleks sebagai berikut.
a. Menentukan Topik/Tema Teks
Topik merupakan pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis
menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat
dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang harus diidentifikasi agar terkuak isi atau
maksud di balik topik yang dipilih. Topik karangan harus bermanfaat, layak
dibahas, menarik, dikenal baik, bahan mudah didapati, tidak terlalu luas dan terlalu
sempit.
b. Menentukan Tujuan Penulisan
Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan
dikerjakan. Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam
kegiatan menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan akan diketahui
isi yang harus dilakukan pada tahap penulisan.
c. Mengumpulkan Data dari Berbagai Sumber
Sumber data bisa diperoleh dari buku-buku refrensi, majalah, hasil wawancara,
jurnal ilmiah atau situs-situs di internet.
d. Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka karangan disusun berdasarkan topik yang dipilih agar menjadi suatu
urutan (pernyataan umum, deretan penjelas, dan simpulan). Kerangka karangan
merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematik, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat uuntuk mempermudah penulisan
agar tetap terarah dan tidak keluar dari suatu topik atau tema yang dituju.
e. Mengembangkan Kerangka Menjadi Teks Eksplanasi Kompleks
Pengembangan karangan harus sistematik dan terarah sesuai dengan kerangka yang
telah dibuat. Alur pengembangan harus dissusun secara teliti. Semakin sistematik,
logis, dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot tulisan yang
dihasilkan.
F. Menyunting Teks Eksplanasi Kompleks
Menyunting dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti menyiapkan naskah siap
cetak atau siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi,
dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi atau piliihan kata, dan struktur kalimat).
Berdasarkan definisi tersebut terkandung pengertian bahwa menyunting merupakan
kegiatan memeriksa dan memperbaiki naskah.
Penyuntingan teks tidak hanya pada aspek mekanis kebahasaan namun juga
memperhatikan aspek isi dan ide yang dikembangkan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyuntingan aspek isi dan ide yakni kelogisan, kepaduan dan
kesatuan gagasan, dan sarana estetik.
Menyunting aspek mekanis kebahasaan dan teknis penulisan dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Ketetapan penulisan huruf, kata, lambang bilangan, serta ketetapan penggunaan kata
baca
2. Ketetapan penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai situasi
dan kondisi.
3. Keefektifan kalimat untuk mewakili gagasan atau perasaan penulis yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Tiga syarat kalimat efektif, yaitu:
-
Logis, apabila makna kalimat dapat diterima oleh jalan pikiran atau akal
sehat manusia.
-
Hemat, apabila kalimayt yang disusun tidak menggunakan kata secara
berlebihan.
-
Padu, apabila hubungan antarunsur dalam kalimat tidak sepadan.
4. Struktur baik kalimat harus mengandung unsur S-P. akan tetapi, dalam unsur
tertentu dapat digunakan kalimat tidak lengkap.
5. Keterpaduan paragraf, yaitu memenuhi syarat:
-
Kelengkapan
Sebuah paragraph terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, kecuali
paragraph narasi atau deskripsi.
-
Kesatuan
Sebuah paragraph memiliki gagasan pokok yang tersirat pada kalimat utama.
-
Urutan kalimat
Kalimat disusun secara runtut sesuai jalan pikiran (deduktif, induktif,
maupun deduktif-induktif) atau sesuai dengan urutan kejadian.
-
Koherensi
Hubungan antarkalimat jelas sehingga gagasan dapat tergambar secara padu.
Kaidah-kaidah yang harus diperbaiki atau diperhatikan dalam teks tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Ejaan, hendakya menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
b. Tanda baca, ketepatan penggunaan dan penempatan tanda baca, misalnyan tanda
titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda petik satu
(’….’), tanda petik dua (”….”), dan sebagainya.
c. Diksi, yaitu pilihan kata yang sesuai dengan konteks kalimat.
d. Kalimat, yaitu keefektifan kalimat.
e. Paragraf, yaitu keterpaduan dan keruntutan paragrraf.
f. Keterbacaan karangan.
g. Sistematika penyajian.
Berdasarkan hal tersebut menyunting dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Membaca kalimat demi kalimat untuk menentukan kesalahan penggunaan
ejaan,pemilihan kata atau pola kalimat.
b. Membetulkan kesalahan penggunaan ejaan, mengganti kata yang tidak tepat dan
memperbaiki kalimat yang tidak tepat.
c. Membetulkan kalimat dapat dilakukan dengan cara :
 Menambah kata
 Mengganti kata
 Mengurangi kata
d. Mengubah susunan kata dalam kalimat tersebut sehingga menjadi kalimat yang
baku.
e.
Memeriksa keterpaduan paragraf untuk menemukan kesalahan.
f. Memperbaiki kesalahan dalam paragraf dengan cara:
 Membuang kalimat yang tidak yang tidak baku
 Mengganti kaimat yang tidak padu dengan kalimat yang padu
 Menambah kalimat agar paragraf tersebut runtut
g. Memperbaiki keruntutan paragraf dapat dilakukan dengan cara:
 Menbuang paragraf yang tidak padu
 Menempatkan paragraf pada urutan yang tepat
 Menambah paragraf diantara paragraf yang tidak runtut
G. Mengabstraksi Teks Ekspalanasi Kompleks
Pengertian Abstraksi
Abstraksi adalah ringkasan, intisari, atau garis besar. Mengabstraksi teks ekplanasi
kompleks adalah meringkas teks tersebut dengan menuliskan garis besar teks tersebut
dalam beberapa kalimat yang padu. Abtsraksi harus memperhatikan bagian-bagian penting
dari suatu teks untuk disusun menjadi sebuah garis besar yang lengkap. Abstrak harus
bersifat informative dan deskriptif.
Langkah-langkah Membuat Abstraksi
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengabstraksi teks ekplanasi kompleks
adalah sebagai berikut.
a. Membaca dengan cermat teks ekplanasi kompleks yang akan diabstraksi
b. Mencatat gagasan utama dengan menggaris bawahi gagasan-gagasan penting
c. Menyusun bagian-bagian penting berdasarkan struktur teks eksplanasi kompleks
d. Menuliskan kembali bagian-bagian penting tersebut menjadi paragraf abstraksi yang
padu
H. Mengonversi Teks Eksplanasi Kompleks
Teks eksplanasi kompleks dapat diubah menjadi teks lain sesuai dengan kebutuhan.
Proses untuk mengubah teks eksplanasi kompleks menjadi bentuk teks lain dinamakan
dengan istilah mengonversi. Dalam mengonversi eksplanasi kompleks menjadi teks lain,
yang berubah hanya model teks, sedangkan bagian isi tetaplah sama.
Proses yang harus dilakukan dalam mengonversi teks eksplanasi kompleks, berikut:
1. membaca teks eksplanasi kompleks secara keseluruhan
2. mencermati pilihan kata (diksi) yang tepat dalam teks eksplanasi kompleks
3. merangkum isi teks eksplanasi kompleks secara menyeluruh
4. menentukan jenis teks apa yang digunakan sebagai konversi
5. menulis ulang teks eksplanasi kompleks dalam bentuk lain
6. merevisi bentuk teks baru jika memungkinkan ada kesalahan
Download