Manajemen Perkotaan

advertisement
Manajemen Perkotaan
Minggu 2
Definisi dan Terminologi
• Manajemen Perkotaan merupkan istilah yang
diterjemahkan dari Urban Management yang
merupakan salah satu program dari UNHCS
(United Center for Human Settlements),
sebuah orgnisasi PBB yang mengkaji masalah
perkotaan dan permukiman.
• Istilah ini relatif baru, mulai muncul dalam
report UNHCS sekitar tahun 1960-an.
Pengertian
• Manajemen Perkotaan adalah suatu upaya
mobilisasi sumber daya perkotaan melalui
tahapan perencanaan, pelaksanaan,
pemeliharaan, pengendalian, secara efisien
dan efektif guna mewujudkan visi, misi, dan
tujuan dari suatu kawasan perkotaan dengan
tetap mempertahankan linkungan strategis.
•
•
•
•
•
•
•
•
Kebijakan Manajemen Perkotaan
mencakup
Tata ruang
Pemanfaatan lahan
Program investasi
Pembiayaan pembangunan
Lingkungan hidup
Kelembagaan
Partisipasi masyarakat
Pelayanan masyarakat
Prinsip Dasar Manajemen Perkotaan
•
•
•
•
Peran serta setiap warga negara
Penegakan hukum
Transparansi dan keterbukaan informasi
Ketanggapan (peka) keadilan bagi setiap
orang
• Efektifitas dan efisiensi
• Memiliki visi keterjangkauan
KAWASAN PERKOTAAN
• …. suatu kawasan pemukiman dengan
kepadatan penduduk mencapai 50 jiwa
per ha, atau lebih, yg sebagian besar
penduduknya berusaha atau bekerja
pada sektor industri, perdagangan, dan
jasa….
KLASIFIKASI KAWASAN PERKOTAAN
1. KOTA KECAMATAN
5. KOTA RAYA
– IbukotaKecamatan, dan yg
– Darah Kota yang
berpenduduk 10.000 –
berpenduduk > 500.000 –
20.000 jiwa
1000.000 jiwa
2. KOTA KABUPATEN
6. METROPOLITAN
– IbukotaKabupaten, dan
– Daerah Kota yg berpenduduk>
yang berpenduduk >
1000.000, dan Kawasan
20.000 jiwa
perkotaan yg mencakup dua
3. KOTA MADYA
daerah atau lebih, yg satu sama
lain brhubungan erat di bidang
– Daerah Kota ygbrpnduduk
sosial, ekonomi, dan ekologi, dg
sampai 200.000 jiwa
penduduk > 10.000.000 jiwa
4. KOTA UTAMA
7. MEGAPOLITAN
– Daerah Kota yang
– Metropolitan yg berpenduduk
berpenduduk > 200.000 –
lebih dari 10.000.000 jiwa
500.000
10 Besar Kota Dunia (2012)
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Shanghai, China: 14,348 juta
Mumbai, India : 13, 830 juta
Karachi, Pakistan: 12,991 juta
Delhi, India: 12, 565 juta
Istanbul, Turkey 12,517 juta
Sao Paolo 11, 244 juta
Moscow, Russia: 10,563 juta
Beijing, China: 10,123, juta
Jakarta, Indonesia: 9,588 juta
10 Besar Kota Dunia (2012) – Aglomerasi
The United Nations World Urbanization Prospects report (2011)
1. Tokyo, Japan: 36,9 juta
2. Delhi, India: 21,93 juta
3. Mexico City, Mexico: 20,14 juta
4. New York City, US: 20,10 Juta
5. Sao Paolo, Brazil: 19,64 juta
6. Shanghai, China: 19,55 juta
7. Mumbai, India : 19,42 juta
8. Beijing, China: 15 juta
9. Dhaka, Bangladesh: 14,93 juta
10.Kolkata, India: 14,23 juta
Sejarah Kota Dunia
• “Kota” – struktur kota – irigasi dll  5000 BC –
Mesopotamia (sepanjang Sungai Nil dan
Tigris), 3000 BC: Maya, Inca di Amerika Latin
• Kota paling tua – Roma – 753 BC – gabungan
of desa – dinyatakan sebagai tempat kelahian
“peradaban Barat” – pengairan, pembuangan
limbah, pemukiman
• Islam – Madinah (Kota) – 7 AD – mulainya
peradaban Islam – pusat pemerintahan,
perdagangan, pendidikan dll
Kawasan perkotaan
• Wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan dan kegiatan ekonomi
• Kawasan perkotaan yang besar dengan jumlah
penduduk di atas satu juta orang dan berdekatan
dengan kota satelit disebut sebagai metropolitan.
Pertumbuhan Kota
• 1950-1990  penduduk kota meningkat 3x lipat,
730 milyar  2,3 milyar
• 2030  angkanya meningkat 5 milyar (penduduk
sekarang, 2012 – 6,5 milyar)
• 2008 >50% penduduk dunia tinggal di daerah
perkotaan
• Di negara industri maju 93% di perkotaan, negara
berkembang 34% (rata-rata)
 > 90% -- Belgia, Inggris, Hongkong, Singapura
 + 10% -- Nepal, Uganda, Rwanda, Burundi
Urbanisasi
• Pengertian
– Perpindahan penduduk dari desa ke kota
• Hilangnya pekerjaan di desa
• Mencari pekerjaan yang dianggap lebih baik
• Meningkatnya pendidikan
– Perpindahan/pertumbuhan penduduk karena
kebutuhan kota (dapat terjadi antar kota, antar
kawasan, antar negara)
• Barang dan jasa: perbankan, perkantoran,
perdagangan, bangunan/infrastruktur
Laju Pertumbuhan Kota Indonesia
• Urbanisasi di Indonesia  15% (1960) 40%
(2010)
• Pertumbuhan penduduk Indonesia 2000-2005
– Nasional -- 1,98%
– perkotaan di Indonesia 5,89%
• Kota di Jawa yang peningkatannya absolut
– Tangerang – 40,08%
– Bantul – 50,28%
-- Bekasi: 38, 28%
-- Sleman: 35,48%
Implikasi pertumbuhan kota
(khususnya negara berkembang)
• Pembangunan insfrastruktur dasar dan
pelayanan publik  kurangnya:
Pelayanan air bersih (30% tdk mendapat akses)
Sistem sanitasi yang baik (40% tdk memiliki
sanitasi yg layak)
Penyediaan rumah (40-50% tinggal di daerah
kumuh, pemukiman informal)
 Sampah
Transportasi
Dampak akibat urbanisasi
• Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya
alam di sekitar kota besar dan metropolitan untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi
• Terjadinya konversi lahan-lahan pertanian
produktif menjadi kawasan permukiman,
perdagangan, industri,dll
• Menurunnya kualitas lingkungan fisik kota akibat
perusakan lingkungan dan polusi
• Menurunnya kualitas hidup masyarakat perkotaan
Beda Kota dan Desa
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Jumlah dan kepadatan penduduk
Lingkungan hidup
Mata pencaharian
Corak kehidupan sosial
Stratifikasi sosial
Mobilitas sosial
Pola interaksi sosial
Solidaritas sosial
Kedudukan dalam hierarki sistem
administrasi nasional
PERBEDAAN DAN CIRI DESA DENGAN
KOTA
• Pembangunan di kota maju dan cepat, sedangkan di desa relatif
lambat.
• Sosial-budaya masyarakat kota sangat beraneka ragam,
sedangkan di desa sama dan hampir semua warganya masih ada
ikatan persaudaraan.
• Lapangan pekerjaan di kota beragam dengan skala usaha yang
besar, sedangkan di desa hampir semua warganya hidup dari
usaha pertanian dengan skala usaha yang kecil.
• Kontrol sosial di kota adat dan tradisi kurang dapat berkembang,
sehingga diperlukan perangkat hukum dan perundangan,
sedangkan di desa adat dan tradisi terbentuk dan berkembang
secara turun temurun .
• Jumlah dan arus perputaran uang di kota besar dan cepat,
sedangkan di desa kecil dan lambat.
• Kehidupan di kota tidak dipengaruhi musim dan bencana
hama, penyakit dan kekeringan , sedangkan di desa
pengaruhnya sangat besar dan dapat mempengaruhi
perekonomian desa.
• Kelembagaan di kota sangat perlu karena tingginya jenis dan
aktifitas yang ada di kota memerlukan kelembagaan dengan
jumlah yang banyak dan kompleks.
• Wilayah kota nampak terbagi-bagi, sehingga ada wilayah
untuk masyarakat elit dan ada pula perkampungan kumuh,
sedangkan wilayah pedesaan orang kaya dan orang miskin
hidup menyatu dan berdampingan.
• Orientasi pembangunan di kota pada modernisasi dan
kemajuan, sedangkan di desa masih lebih diwarnai oleh adat,
tradisi dan kekeluargaan.
Download