PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI AUDIO TERHADAP INTENSITAS NYERI SELAMA PROSEDUR GANTI BALUTAN PADA PASIEN POSOPERASI BEDAH ABDOMEN DI RSUD BAYU ASIH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2012 Aziiz Mardanarian Rosdianto, Ali Hamzah, Sumbara ABSTRAK Angka kejadian kasus bedah abdomen di RSUD Bayu Asih selama tahun 2011 dan 3 bulan terakhir­ ­pada tahun 2012 menunjukan angka yang paling tinggi dibandingkan dengan kasus bedah lainnya­ (57,93%). Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar responden; pasien posoperasi bedah abdomen­mengeluhkan nyeri selama prosedur ganti balutan. Adapun yang menjadi salah satu upaya­ untuk menurunkan nyeri adalah dengan diberikannya distraksi. Distraksi merupakan salah satu teknik­ manajemen nyeri non farmakologi, yang diberikan sebagai bentuk pengalihan dari fokus perhatian­ terhadap nyeri kepada stimulus lain sehingga akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Distraksi yang dapat diberikan ada bermacam-macam jenisnya, salah satunya adalah distraksi audio dengan mendengarkan musik yang disukai oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh distraksi­audio terhadap intensitas nyeri selama prosedur ganti balutan pada pasien posoperasi bedah abdomen di RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta Tahun 2012. Dalam penelitian ini digunakan metode Quasy Experiment dengan desain prates dan postes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien posoperasi bedah abdomen di RSUD Bayu Asih di ruangan perawatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling tanpa kelompok kontrol. Pengumpulan data dengan dilakukan observasi langsung. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji paired-samples t test. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh signifikan setelah dilakukan distraksi audio terhadap intensitas nyeri selama prosedur ganti balutan responden, pada pasien posoperasi bedah abdomen dengan nilai P-Value =0,000 < α (0,05). Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan pada perawat di ruang pelayanan perawatan bedah agar dapat menerapkan teknik distraksi audio; musik dalam manajemen nyeri sebagai salah satu alternatif dari metode non-farmakologi dalam menurunkan nyeri selama prosedur ganti balutan posoperasi bedah abdomen. Kata kunci: distraksi audio, musik, nyeri, posoperasi bedah abdomen. ABSTRACT The incidence of abdominal surgical cases in Bayu Asih Hospital during 2011 and three months in 2012 showed the highest rate compared to other surgical cases (57.93%). Based on the interviews­ most of the respondents; postoperative surgical patients complain of abdominal pain during dressing change procedure. As for which one attempts to reduce pain is the distraction it provides. Distraction is one of the non-pharmacological pain management techniques, and given as a form of distraction, a diversion from the focus of attention to pain stimulus to the other so it will forget the pain experienced. Distractions that may be there are different kinds, one of which is the distraction of listening to audio with music preferred by patients. This researches aims to determine the effect of audio distraction to the intensity of pain during the dressing change procedure in patients with postoperative abdominal surgery at Bayu Asih Hospital at district of Purwakarta year 2012. This study used the method to the design Quasy Design Experiment with Pre and Post Test. The population in this study were all patients post abdominal surgery in hospitals in Bayu Asih surgical care room. The number of samples in this study were 44 persons with purposive sampling techniques without a control group. Data collection carried out direct observation. The analyzes used univariate and bivariate analysis is a test of Paired Samples T-Test.­ The results showed no significant effect after the audio distraction on pain intensity during the dressing change procedure the respondent, in postoperative abdominal surgery patients with the P-Value = 0.000 <α (0.05). Based on these results it is suggested to the nurse in the surgical care services in order to apply the technique of audio distraction; music in pain management as an alternative of non-pharmacological methods of reducing pain during dressing change procedure postoperative abdominal surgery. Keywords: audio distraction, music, pain, postoperative abdominal surgery. Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012 PENDAHULUAN Operasi atau pembedahan meliputi semua tindak pengo­ batan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Be­ dah abdomen merupakan pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdo­ men (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005). Tindakan bedah abdo­ men juga merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obstetri ginekologi. Adapun tindakan pembedahan atau operasi tersebut pun dapat menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Salah satu yang menjadi keluhan pasien dan gejala yang sering terjadi adalah nyeri. Menurut The International Association for the Study of Pain (2009) nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emo­ sional yang tidak menyenangkan yang disertai oleh keru­ sakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri menjadi alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan­ kesehatan yang terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan, termasuk pada saat dilakukan prosedur ganti balutan luka posoperasi. Prosedur ganti balutan luka operasi bertujuan untuk mengembalikan kontinuitas jaringan yang mengalami perlukaan/ insisi. Prosedur perawatan luka ini harus dilakukan dengan baik, benar dan tepat. Nyeri pada saat ganti balutan prosedur perawatan luka operasi disebabkan oleh faktor fisik berkaitan dengan ter­ ganggunya serabut saraf (reseptor) nyeri. Serabut saraf ini terletak dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan– jaringan tertentu yang terletak lebih dalam (Hidayat & Asmadi,­2008). Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam­ mengatasi masalah nyeri pada prosedur ganti balutan pos­ operasi baik secara mandiri maupun secara kolaboratif dengan­ menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan farmakologi dan non farmakologi. Pendekatan farmakologi merupakan pendekatan ko­ laborasi antara perawat dan dokter yang menekankan pada pemberian obat yang mampu menghilangkan sensasi nyeri.­ Sedangkan pendekatan non farmakologi merupakan pendekatan untuk menghilangkan nyeri dengan mengguna­ kan teknik manajemen nyeri yang meliputi: stimulus dan masase kutaneus, kompres hangat dan dingin, stimulasi syaraf eliktris transkutan (TENS), distraksi, imajinasi ter­ bimbing, hipnotis dan teknik relaksasi; seperti tarik nafas dalam (Smeltzer dan Bare, 2002). Metode pendekatan non­ farmakologi yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri nonfarmakologis diantaranya adalah distraksi, yaitu teknik pengalihan dari fokus perhatian pasien terhadap nyeri ke­ pada hal-hal atau stimulus yang lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami (Tamsuri, 2006). Salah satu teknik distraksi yang bisa dilakukan adalah dengan distraksi audio yaitu dengan cara mendengarkan musik. Secara fisiologis pun teknik distraksi audio (yang disukai oleh pasien seperti musik pop, dangdut, keroncong, dll) dengan memakai musik dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yang merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh, sehingga pada saat reseptor nyeri­ di saraf perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, kemudian terjadi transmisi sinapsis antara neuron saraf perifer dan neuron yang menuju otak tempat yang seharusnya substansi P akan menghasilkan impuls. Pada saat tersebut endorfin akan memblokir lepasnya substansi P dari neuron sensorik sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang (Potter & Perry, 2006). Menurut Mc Caffery musik dapat men-ciptakan suasana nyaman pada situasi yang tidak nyaman seperti nyeri pos­ operasi. Mc- Caffery telah melakukan penelitian tentang terapi musik untuk penurunan nyeri pada osteoartritis, dia mendapatkan hasil bahwa pasien yang diberi musik selama 20 menit merasakan nyerinya berkurang sebanyak 33% (Mc. Caferry, 1993 dalam Ignavaticius& Workman, 2009). Nilsson, dkk (2003) mene- mukan bahwa terapi musik pada intra operasi dan posoperasi dapat menurunkan nyeri. Mere­ ka menyimpulkan bahwa musik mem-punyai efek langsung jangka pendek dalam menurunkan nyeri. Hasil penelitian lain dari Shi-Tzu Huang, Marion Good, Jaclene A. Zauszniewski dalam International Journal Of Nursing Studies (2010), bahwa distraksi audio dengan mendengarkan musik efektif dalam menurunkan nyeri, dari penelitian sebanyak 50% pasien yang mengalami kanker mengalami penurunan nyeri setelah men-dengarkan musik selama 30 menit. Di Indonesia penelitian tentang peng-gunaan musik terkait dengan nyeri sudah dilakukan oleh beberapa orang, diantaranya Hanifah (2007) yang mengungkapkan bahwa terapi musik instrumentalia dapat menurunkan nyeri aki­ bat perawatan luka pada 18 orang pasien posoperasi bedah abdomen. Beri-kutnya penelitian Widyastuti (2011) yang menyimpulkan terapi musik klasik memiliki pengaruh yang efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada 34 orang pasien pasca bedah digestif. Begitu pula pada penelitian Nurvinasari (2011) yang mengungkapkan bahwa distraksi aktif dan pasif memiliki pengaruh dalam menurunkan ting­ kat nyeri posoperasi pada 13 orang anak usia sekolah. Berdasarkan penelitian tersebut terapi musik yang digunakan merupakan musik instru-mentalia dan klasikal, pada peneli­ tian ini peneliti menggunakan distraksi audio dengan mem­ perdengarkan musik yang tenang dan disukai oleh pasien selama prosedur ganti balutan berlangsung. Dalam penelitian ini pun yang menjadi responden adalah pasien pos be­ dah abdomen yang berusia dewasa. Melalui penggunaan distraksi audio perawat dapat melakukan intervensi kepe-rawatan pada pasien posoperasi sehingga da-lam melakukan intervensi, pasien tidak merasa khawatir akan ketidaknyamanan yang dirasakan ketika diberi distraksi audio pada saat intervensi keperawatan dilakukan seperti ganti balutan maka perhatian pasien tidak akan berfokus pada nyeri yang dirasakannya. Menurut Macintyre & Ready (2002) fenomena yang ada ternyata mayoritas pasien yang datang ke rumah sakit memiliki keluhan nyeri, lebih dari 80% pasien mengeluh “nyeri sedang” sampai berat setelah periode pasca operasi. Kemudian ham-pir 82,5 % pasien posoperasi di rumah sakit mengalami peningkatan nyeri saat dila-kukannya prosedur ganti balutan. Fenomena tersebut juga terjadi di RSUD Bayu Asih Ka­ bupaten Purwakarta. Menurut informasi dari perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah hampir seluruh pasien Aziiz Mardanarian Rosdianto, Pengaruh Teknik Distraksi Audio..... (95%) mengalami rasa nyeri setelah dilakukan operasi Asih Kabupaten Purwakarta tahun pada Mei 2012. dan pada saat dilakukan ganti balutan. Nyeri dirasakan HASIL PENELITIAN mengganggu aktifitas pasien seperti mengganggu waktu is­ Berikut merupakan gambaran karakteristik responden tirahat pasien. Dalam hal ini distraksi audio sangat cocok dalam penelitian ini. untuk diberikan untuk dapat meningkatkan toleransi nyeri pasien. 1. Analisis Univariat Berdasarkan data yang diperoleh dari Sie. Informasi Tabel 1. Medik dan Rekam Medik RSUD Bayu Asih menunjuk­ Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis kan bahwa dari 378 kasus pembedahan, distribusi kasus Kelamin, dan Pengalaman Masa Lalu di RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta Tahun 2012 dengan presentase terbanyak pada tahun 2011 adalah ka­ NO KARAKTERISTIK RESPONDEN F % sus bedah abdomen sebesar 56,35 % yang meliputi kasus HIL, Apendiksitis, Ileus, dan Hemoroid. Angka kejadian 1 Usia ini tidak mengalami perubahan yang signifikan pada ta­ - Remaja (12-20 tahun) 2 4,54 hun 2012, di mana ber-dasarkan data tiga bulan terakhir - Dewasa Muda (21-40 tahun) 38 86,36 (Januari, Februari, Maret) menunjukkan presentase yang - Dewasa Menengah (41-65 tahun) 4 9,10 cukup signifikan sebesar 57,93% dari seluruh kasus bedah­ 44 100 2 di RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta. Dengan­ tingginya angka kejadian bedah abdomen diperlukan Jenis Kelamin pengelolaan yang serius dalam memberikan intervensi - Laki-laki 34 77,27 keperawatan­terutama dalam perawatan luka dan manaje­ - Perempuan 10 22,73 men nyeri pada pasien posoperasi bedah abdomen selama 44 100 prosedur perawatan luka. 3 Pengalaman Masa Lalu (Operasi) Atas dasar hasil wawancara dengan pasien posoperasi - 1 (satu) kali 44 100 bedah abdomen, selama ini hanya diajarkan teknik relak­ sasi nafas dalam namun hanya di berikan sebelum operasi. - >1 Kali 0 0 Menurut pasien cara tersebut dirasakan dapat menurunkan 44 100 nyeri tapi pasien jarang melakukannya karena­pasien tidak mudah fokus untuk bisa merasa nyaman tapi malah fokus Diagram 1. pada perawatan lukanya. Rata-rata Intensitas Nyeri Pre dan Posdistraksi Audio; Musik Berkaitan dengan studi pendahuluan tersebut ternyata metode manajemen nyeri non-farnakologi dengan teknik 9 distraksi audio pada saat prosedur ganti balutan di RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta belum pernah digunakan­ 8 atau dimanfaatkan, padahal teknik distraksi audio tidak 7 memiliki resiko yang mem-bahayakan jiwa pasien dan 6 mudah untuk diajarkan oleh perawat kepada pasien dan 5 juga dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien posoperasi­ 4 bedah abdomen. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya pengaruh teknik distraksi audio; musik terhadap intensitas nyeri se­ lama prosedur ganti balutan pada pasien posoperasi bedah abdomen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasy Experiment dengan desain pra dan postes. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposif sam­ ple. Jumlah sampel sebanyak 44 orang dengan tanpa kel­ ompok kontrol. Dengan kriteria inklusi: pasien posoperasi abdomen, menggunakan anestesi, obat analgetik, dan obat antibiotik yang sama, memiliki pendengaran yang baik, dan telah menjalani minimal 3 hari perawatan posoperasi. Analisa terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, da­ lam analisa ini hanya menghasilkan nilai rata-rata dan stan­ dar deviasi dari tiap variabel. Analisa bivariat dengan menggunakan paired-samples t test, dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) jika p-value ≤ α, Ho ditolak artinya ada pen­ garuh, sedangkan jika p-value > α, Ho gagal ditolak artinya tidak ada pengaruh. Penelitian ini dilakukan di RSUD Bayu 3 2 1 0 Hari ke-1 Pra Hari ke-2 Hari ke-3 Rata-rata 3 Hari Pos Diagram 1. Menunjukkan bahwa pada hari pertama perlakuan, nilai rata-rata intensitas nyeri responden pra­ distraksi audio musik berada pada angka 7,70. Nilai ratarata intensitas nyeri responden posdistraksi audio musik berada pada angka 5,86. Lalu pada hari kedua, nilai ratarata intensitas nyeri responden pradistraksi audio musik berada pada angka 6,41. Nilai rata-rata intensitas nyeri responden posdistraksi audio musik berada pada angka 4,80. Kemudian pada hari ketiga, nilai rata-rata inten­ sitas nyeri responden pradistraksi audio musik berada pada angka 4,93. Nilai rata-rata intensitas nyeri respon­ den posdistraksi audio; musik berada pada angka 3,07. Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012 Berdasarkan rata-rata selama 3 hari berturut-turut nilai rata-rata intensitas nyeri responden pradistraksi audio musik berada­ pada angka 6,35. Nilai rata-rata intensitas nyeri responden posdistraksi audio; musik berada pada angka 4,58. 2. Analisis Bivariat Tabel 2. Menunjukkan hasil uji statistik di-peroleh nilai p-value=0,000 yang berarti p-value < 0,05 dan t=26,635 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa distraksi audio; musik, berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri selama prosedur ganti balutan pada pasien posoperasi bedah abdomen. Tabel 2. Pengaruh Distraksi Audio; Musik terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Selama Prosedur Ganti Balutan pada Pasien Posoperasi B ­ edah Abdomen N M Standar Deviasi t P-Value 44 1,77273 0,44148 26,635 0,000 1. Intensitas Nyeri Pradistraksi Audio; Musik Hasil Penelitian seperti pada diagram 1 menunjukkan bahwa sebelum diberi distraksi audio; musik, selama prose­ dur ganti balutan didapatkan rata-rata intensitas nyeri sebelum (pra) ; pada hari pertama berada pada angka 7,70, pada hari kedua berada pada angka 6,41, pada hari ketiga berada pada angka 4,93. Menurut Numerik Rating­Scale pada hari pertama dan kedua termasuk ke dalam kategori­“nyeri berat”­dan pada hari ketiga termasuk kedalam kategori­ “nyeri­ sedang”­ atau secara keseluruhan selama tiga hari perawatan berturut-turut, sebelum diberi distraksi audio­selama prosedur ganti balutan rata-rata intensitas nyeri sebelumnya berada­pada angka 6,35 yang masuk ke dalam kategori “nyeri­sedang”. Tingginya intensitas nyeri yang dialami responden dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pada gambaran karak­ teristik responden yang ada dalam penelitian ini. Merujuk pada tabel 1. bahwa sebagian besar (86,36%) berusia 21-40 tahun. Usia dapat berpengaruh dalam meng­ungkapkan nyeri yang dialaminya. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden berusia 17-44 tahun, kebanyakan responden beru­ sia 21-40 (Dewasa Muda). Pada tahap usia ini menurut Potter dan Perry (2006), orang dewasa cenderung­melaporkan nyeri apabila sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pengalaman masa lalu juga menjadi faktor yang berpengaruh karena bagi seluruh pasien hal ini me-rupakan pengalaman pertama bagi seluruh responden, sehingga mereka mem­ berikan penilaian terhadap intensitas nyerinya pada kategori “nyeri­berat”. Selain itu karena kriteria responden bagi peneliti adalah minimal telah dilakukan 3 hari perawatan posoperasi, maka ini pun menjadi faktor yang memengaruhi nyeri yang dialami, di mana keadaan luka masih berada dalam fase inflamasi dari proses penyembuhan luka yang terjadi pada hari ke-0 sampai hari ke-5 (Agustina, 2009). Secara fisiologis pada fase terse­ but senyawa kimia seperti prostaglandin, baradikinin akan ikut berperan dalam proses terjadinya nyeri. Menurut Hidayat (2008), Nyeri me-rupakan kondisi­ berupa kondisi perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat­ sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap­ orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya­ pada orang ter-sebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi­ rasa nyeri yang dialaminya. Dalam Potter & Perry (2006), bahwa Nyeri merupakan reaksi fisiologis­ yang bertujuan untuk melindungi diri sehingga dapat menimbulkan­ perubahan perilaku individu sehingga bereaksi­­untuk menghilangkan rangsangan nyeri. Berkaitan dengan nyeri yang dialami oleh pasien maka perlu dilakukan upaya untuk menurunkan atau mengurangi nyeri diantaranya dengan pelaksanaan distraksi audio setiap­ pasien posoperasi bedah abdomen dapat mendengarkan musik yang mereka sukai dan dapat mengalihkan perhatian akan nyeri yang dialaimi selama prosedur ganti balutan. 2. Intensitas Nyeri Posdistraksi Audio; Musik Hasil penelitian pada diagram 1 menunjukkan bahwa setelah diberi distraksi audio didapatkan kecenderungan penurunan rata-rata intensitas nyeri sesudah (pos) selama prosedur ganti balutan; pada hari pertama berada pada angka­5,86, pada hari kedua berada pada angka 4,80, pada hari ketiga berada pada angka 3,07. Menurut Numerik Rating­ Scale pada hari pertama dan kedua termasuk keda­ lam kategori “nyeri sedang” dan pada hari ketiga termasuk ke dalam kategori “nyeri ringan” atau secara keseluruhan selama tiga hari perawatan berturut-turut posdistraksi audio selama prosedur ganti balutan yang cende­rung menurun dengan rata-rata intensitas nyeri berada­ pada angka 4,58 yang masuk ke dalam kategori “nyeri­sedang”. Hasil tersebut yang merujuk pula pada diagram 1 yang menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan penurunan in­ tensitas nyeri, dalam hal ini berarti distraksi audio dengan­ mendengarkan musik dapat mempengaruhi intensitas nyeri­ karena musik yang tenang dan atau disukai responden pula berpengaruh dalam menciptakan situasi yang nyaman dan menyenangkan. Menurut Smeltzer & Bare (2002) dengan stimulus yang nyaman dan menyenangkan tersebut akan merangsang sekresi endorphin sehingga stimulus nyeri yang dirasakan akan menjadi berkurang. Responden juga ter-alihkan perhatiannya atau fokus responden selama prosedur ganti balutan berlangsung. Nyeri pun berkurang sejalan dengan kondisi luka berada pada fase epitelisasi luka (hari ke-6 s/d hari ke -14) yang merupakan fase penyatuan kembali luka pos insisi. 3. Pengaruh Distraksi Audio terhadap Intensitas Nyeri Selama Prosedur Ganti Balutan Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dis­ traksi audio terhadap penurunan intensitas nyeri selama prosedur ganti balutan, di mana terdapat penurunan inten­ sitas nyeri selama tiga hari perawatan berturut-turut dari kategori­“nyeri berat” menjadi “nyeri sedang”. Dari uji paired-samples t test didapatkan hasil t=26,635 dan P-Value=0,000 < α (0,05) artinya teknik distraksi audio­ ber­ pengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri selama prosedur­ ganti balutan pada pasien posoperasi bedah abdomen.­ Hasil penelitian ini pun mendukung beberapa teori bahwa­ secara fisiologis teknik distraksi audio dengan me­ makai musik dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yang merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh Aziiz Mardanarian Rosdianto, Pengaruh Teknik Distraksi Audio..... tubuh, sehingga pada saat reseptor nyeri di saraf perifer me ngirimkan sinyal ke sinaps, kemudian terjadi transmisi si­ napsis antara neuron saraf perifer dan neuron yang menuju otak tempat yang seharusnya substansi P akan menghasil­ kan impuls. Pada saat tersebut endorfin akan memblokir lepasnya substansi P dari neuron sensorik sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang (Potter & Perry, 2006). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mc. Caffrey (1993) dalam Ignavaticius & Workman (2009) bahwa dengan terapi musik dapat menu­ runkan nyeri pada pasien osteoartritis. Begitu pula dengan penelitian Nilsson (2003) bahwa musik memiliki efek langsung jangka pendek dalam menurunkan nyeri pada fase intra operasi dan posoperasi. Dan juga dalam penelitian Shi-Tzu Huang, Marion Good, Jaclene A. Zaus-zniewski dalam International Journal Of Nursing Studies (2010), bahwa distraksi audio; musik efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien kanker. Berdasarkan dengan hasil penelitian ini maka tindakan distraksi audio; musik dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk menurunkan intensitas nyeri yang dialami pasien posoperasi bedah abdomen selama prosedur ganti balutan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan yang te­ lah diuraikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran intensitas nyeri pada pasien posoperasi bedah abdomen sebelum (pra) dilakukan distraksi audio sela­ ma 3 hari berada pada skala angka 6,35, yang menurut Numeric Rating Scale masuk kedalam kategori “nyeri sedang”. 2. Gambaran intensitas nyeri pada pasien posoperasi bedah abdomen sesudah (pos) dilakukan distraksi audio sela­ ma 3 hari berada pada skala angka 4,58, yang menurut Numeric Rating Scale masuk kedalam kategori “nyeri sedang”. 3. Ada pengaruh distraksi audio terhadap penurunan in­ tensitas nyeri selama prosedur ganti balutan pada pasien posoperasi bedah abdomen di RSUD Bayu Asih Kabu­ paten Purwakarta. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan ten­ tang pengaruh distraksi audio terhadap intensitas nyeri selama prosedur ganti balutan pada pasien posoperasi be­ dah abdomen­di RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta tahun­2012, penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk rujukan salah satu upaya manajemen nyeri pada saat prosedur ganti balutan diruangan sebagai bentuk tindakan keperawatan­ yang mandiri dan relatif mudah untuk dilakukan. 2. Karena penelitian ini hanya meneliti pengaruh distraksi audio terhadap intensitas nyeri selama prosedur ganti balutan saja, maka peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti teknik lain dalam penelitian tentang penurunan intensitas nyeri yang belum tergali dalam penelitian ini, seperti efektifitas antara distraksi audio, distraksi visual dan distraksi audio visual dalam ter-hadap penurunan intensitas nyeri selama prosedur ganti balutan pada pasien posoperasi bedah abdomen dengan sampel yang lebih besar lagi. ** DAFTAR PUSTAKA Agustina, H.R. 2009. Manajemen Perawatan Luka Modern­. http://blogs.unpad.ac.id/hana/uncategorized/mana­ jemen-perawatan-luka-modern.html/. Diakses tang­ gal 2 Mei 2012. Arifin, E. Z. 2008. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta­: Grasindo. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. Charlton, J. E. 2005. Core Curriculum for Professional Education­in Pain. Seattle: IASP Press. Cooper, D.R., Schindler, P.S. 2006. Research Methods. Pennsylvania: McGraw-Hill. Flaherty, E., 2007, Pain Assessment for Older Adults, New York; New York University College of Nursing, www.consultgerirn.org, Diperoleh tanggal 2 Mei 2012­.­ Gadysa, G., 2009, Persepsi Ibu Tentang Metode Masase, http://luluvikar.wordpress.com, Diperoleh tanggal 2 Mei 2012. Greer, S. 2003. The Effect of Musicon Pain perception. http/www.hubel.sfasu.educourseinfo. Diakses tang­ gal 2 Mei 2012. Guyton , A.C. & Hall, J.E. 1996. Buku Ajar Fisiologi Ke­ dokteran. EGC. Jakarata. Hanifah, A.2007. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Intensi­ tas Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah Abdomen di BLUD Pusat Kesehatan Masyarakat RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar 2007. Skripsi. Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Brawijaya. Malang. Hartono, S.P. 2007. Modul Analisa Data. Jakarta: FKUI. Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan & Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.A., Uliyah , M. 2008. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC. Huang, S., Good, M., Zauszniewski, J. A., 2010, The Ef­ fectiveness of Music In Relieving Pain In Cancer Patients: A Randomized Controlled Trial, Volume 47, Issue 11 , Pages 1354-1362, November. Interna­ tional Journal of Nursing Studies. Elsevier, 4, http:// www.medscape.org/viewarticle/583976, Diperoleh Tanggal 18 Mei 2012. Ignavaticius., Workman. 2009.Medical-Surgical Nursing; Patient-Centered Collaborative Care 6Th Edition. St. Louis: Saunders Elsivier. Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012 Macintyre, P. E., Ready, L. B., 2002. Acute Pain Manage­ ment A Practical Guide.. WB.Saunders. McCaffery, M., & Beebe, A. 1993. Pain: Clinical Manual for Nursing Practice. Baltimore: V.V.: Mosby Com­ pany. Mc Cann, J.A.S., Moreau, D., Robinson, J.M., etc. 2004. Medical-Surgical Nursing; Made Incredible Easy. Ambler: Lipincot William & Wilkins. Nurvinasari, M. 2011. Perbedaan Efektifitas Distraksi Ak­ tif dan Pasif Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Post Operasi Pada Anak Usia Sekolah di Ruangan Rawat Bedah Anak RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Ta­ hun 2011. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Uni­ versitas Padjadjaran .Bandung. Nilsson, S., et al., 2003, School-Aged Children’s Experi­ ences of postoperative Music on Pain, Distress, and Anxiety, Departmen of Pediatric Anaesthesia and In­ tensive Care Unit, http://web.ebscohost.com/ehost/ detail?, Diakses tanggal 2 Mei 2012. Osborn, K.S., Wraa, C.E., Watson, A.B. 2010. Medical Sur­ gical Nursing; Preparation for Practice. Pearson. Priharjo, R. 2003. Perawatan nyeri. Jakarta: EGC. Potter, P.A., Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4 Vol 2, Jakarta: EGC. RSUD. 2010. Profil RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwa­ karta. Purwakarta: Tidak dipublikasikan. RSUD. 2009. Prosedur Tetap Bidang Pelayanan, Kepera­ watan Seksi Rawat Jalan dan Rawat Inap, Kepera­ watan Seksi IGD, ICU dan Instalasi Bedah Sentral RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta. Purwa­ karta: Tidak dipublikasikan. Sjamsuhidajat, R & Jong, W.D. 2005. Buku Ajar Ilmu Be­ dah. Edisi Revisi. Jakarta: EGC. hal 72-81. Smeltzer S. C., & Bare, G.B. 2002. Buku Ajar Keperawa­ tan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.1. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Al­ fabeta. Tamsuri, A. 2006. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Ja­ karta: EGC. Tim Penyusun. 2009. Buku Pedoman Penulisan dan Peny­ usunan Skripsi, STIKes Bhakti Kencana Bandung. Bandung: Tidak dipublikasikan. Widyastuti, R. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Diges­ tif Di IRNA Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011. Skripsi. PSIK Fakultas Ke­ dokteran Universitas Sriwijaya. Indralaya, Sumatera Selatan Wong, Donna. 2012. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale. http://www.wongbakerfaces.org/. Diperoleh tanggal 18 Mei 2012. Young, C., Koopsen, C. 2007. Spirituality, Health and Heal­ ing; An Integrative Approach Second edition. John and Barlett Publishers.