peningkatan kemampuan siswa dalam

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMANFAATKAN
CITRA PENGINDERAAN JAUH DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE
EARTH PADA MATAPELAJARAN GEOGRAFI KELAS XII
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SURABAYA
Shinta Prima Rosdiana¹, Mustaji²
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
Kampus Lidah Wetan
[email protected]¹
[email protected]²
Abstrak: Berdasarkan hasil tes awal pada siswa kelas XII IPS di Madrasah Aliyah
Negeri Surabaya pada materi pokok mengenai penginderaan jauh diperoleh hasil bahwa
nilai siswa belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75. Salah satu
penyebabnya adalah cara mengajar yang masih konvensional. Sehingga tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan Google Earth pada
pembelajaran geografi materi pokok penginderaan jauh dan bagaimana pengaruh
penggunaan Google Earth terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam memanfaatkan
citra penginderaan jauh pada siswa kelas XII IPS di Madrasah Aliyah Negeri Surabaya.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (quasi experimental design)
dengan menggunakan design 2 yaitu one group pretest and postest design. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri Surabaya yang
berjumlah 70 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik observasi
dan pemberian tes. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung 18,42 dengan t tabel
2,75 pada taraf signifikasi 99%. Berarti terjadi perbedaan dari hasil tes akhir yang
dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok eksperimen
setelah diberi perlakuan dengan menggunakan Google Earth memperoleh peningkatan
hasil belajar yang signifikan dibanding kelompok yang tidak diberi perlakuan dengan
menggunakan Google Earth. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan Google Earth
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memanfaatkan citra penginderaan jauh
dalam matapelajarangeografi materi pokok penginderaan jauh di kelas XII IPS Madrasah
Aliyah Negeri Surabaya.
Kata kunci : penggunaan Google Earth, kemampuan siswa, penginderaan jauh
1. Pendahuluan
Perkembangan
teknologi
informasi
beberapa tahun ini berkembang dengan
kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan
perkembangan ini telah mengubah paradigma
masyarakat dalam mencari dan mendapat
informasi, tidak hanya terbatas pada informasi
surat kabar, audiovisual dan eletronik, namun
juga sumber informasi lainnya, salah satunya
internet, hal dibuktikan dari data pengguna
internet pada tahun 2010 mencapai 75,8%
(Noor, 2008).
Salah satu bidang yang mendapat
pengaruh signifikan adalah bidang pendidikan,
karena pada dasarnya pendidikan adalah proses
komunikasi dan informasi dari pendidik pada
peserta didik mengenai informasi pendidikan
dengan menggunakan sarana dan prasarana
sebagai alat penyaji ide, gagasan, dan materi
pendidikan
itu
sendiri
(Oetomo
dan
Priyogutomo, 2004).
Sejak diterapkannya Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan di Indonesia setiap sekolah
diharapkan mampu mengembangkan kurikulum,
mengelola, dan memberdayakan segala sumber
daya yang tersedia (Mulyasa, 2006:22). Guru
sebagai salah satu pelaksana di lapangan
diharapkan dapat memenuhi tanggungjawab atas
kualitas pembelajaran di kelasnya, oleh karena
itu
keberhasilan
pembelajaran
menjadi
tanggungjawab guru secara professional.
Madrasah Aliyah Negeri Surabaya
sebagai salah satu sekolah negeri berbasis islami
memiliki visi dan misi ke depan untuk mencetak
masyarakat belajar yang cerdas, trampil dan
berprestasi dengan mendorong dan membantu
siswa dalam menguasai teknologi informasi dan
bahasa internasional, maka untuk mencapai
proses pembelajaran seperti yang diharapkan,
sekolah berusaha menyediakan berbagai fasilitas
yang dapat menunjang belajar siswa, seperti
laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
laboratorium ilmu pengetahuan alam, dan
beberapa fasilitas lainnya.
Meskipun dengan adanya berbagai
fasilitas tersebut, pembelajaran di kelas masih
perlu banyak peningkatan. Selama ini dalam
pandangan siswa mengenai pelajaran ilmu
pengetahuan sosial adalah matapelajaran yang
membosankan dengan aktivitas hanya berkutat
pada hafalan dan teori-teori minus kegiatan
praktikum atau aplikasi langsung dengan ilmu
yang dipelajari, hal ini berlaku pula pada
matapelajaran geografi, padahal berbagai
teknologi telah berkembang seiring kemajuan
zaman. Tampaknya guru dalam hal ini
cenderung enggan untuk menggunakannya
dengan berbagai alasan tertentu.
Penginderaan jauh merupakan salah satu
materi pokok kategori baru, dibanding materi
pokok lainnya pada bidang geografi,
berdasarkan informasi silabus pada kurikulum
1994 dan silabus berikutnya tahun 2004.
Kompetensi dasar yang perlu dikuasai oleh
siswa pada materi pokok penginderaan jauh
adalah siswa dapat menjelaskan pemanfaatan
citra penginderaan jauh, karena sifatnya
merupakan ilmu baru yang dipelajari bagi guru
maupun siswa maka hal ini berpengaruh pada
proses belajar mengajar di kelas selama ini, guru
cenderung menyampaikan terbatas pada isi
bahan ajar saja, dengan bersumber dari bahan
ajar saja siswa hanya dapat mengamati objek
yang dikaji secara dua dimensi saja dengan
kondisi warna gambar yang tidak jelas pada
bahan ajar tersebut. Kenyataannya materi
penginderaan jauh adalah materi yang
membutuhkan keterbacaan visual yang tinggi
dan proses aplikasi langsung kegiatan
pemanfaatan citra penginderaan jauh yang perlu
dilakukan oleh siswa.
Hal ini tentu merugikan siswa secara
keseluruhan
karena
diharapkan
dengan
bersekolah wawasan dan ilmunya menjadi
berkembang, apalagi dengan kenyataan bahwa
kedudukan dan fungsi geografi tidak lagi sampai
pada tataran konsep dan teori saja melainkan
sampai mampu mengkaji dan menganalisis
peristiwa-peristiwa geografis di muka bumi.
Proses pembelajaran yang selama ini telah
berlangsung di sekolah adalah siswa mencari
informasi dari sumber bacaan untuk menjawab
pertanyaan guru di kelas, dengan kondisi ini
siswa menjadi cenderung pasif dan kurang
termotivasi, harapan untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan sehingga
dapat memacu belajar dan kompetensi siswa
agar mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) menjadi lebih berat.
Kondisi ini tentu tidak sesuai bagi siswa
dengan jenjang pendidikan tingkat menengah
atas yang cara berfikirnya tidak hanya sebatas
pada melihat, mendengar dan menghafal semua
informasi yang diperolehnya di sekolah, namun
dengan karakter siswa selevel menengah atas
sampai lebih mendalam lagi, sampai pada
bagaimana pengaplikasian ilmu pengetahuan
yang telah diperolehnya di sekolah untuk
diterapkan pada kondisi riil kehidupannya.
Mewujudkan itu semua dibutuhkan sarana
teknologi yang dapat mengembangkan potensi
serta kompetensi yang dimiliki siswa. Seiring
dengan berjalannya waktu telah banyak
dilakukan usaha-usaha untuk memanfaatkan
teknologi komputer untuk menggambarkan
objek fisik dan objek sosial untuk dapat diolah
menjadi informasi digital yang dapat
diidentifikasi
dan
didefinisikan
sesuai
kebutuhan. Hal ini sejalan dengan materi pokok
penginderaan jauh yang membutuhkan sarana
teknologi digital dengan kemudahan akses
informasi yang relatif lebih cepat tanpa harus
hadir langsung pada objek yang ingin dituju.
Dengan
demikian
tepat
kiranya
jika
penginderaan
jauh
dapat
menggunakan
teknologi komputer untuk menggambarkan
objek yang ingin dituju dengan sarana informasi
digital yang dapat mengakomodasi kebutuhan
pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian pada latar belakang
diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Bagaimana penggunaan Google Earth pada
matapelajaran geografi materi pokok
penginderaan jauh pada siswa kelas XII IPS
di Madrasah Aliyah Negeri Surabaya?
b. Bagaimana pengaruh penggunaan Google
Earth terhadap peningkatan kemampuan
siswa dalam pemanfaatan citra penginderaan
jauh pada siswa kelas XII IPS di Madrasah
Aliyah Negeri Surabaya?
Menurut Seels dan Richey (1994:2)
teknologi pembelajaran telah berkembang dari
suatu gerakan menjadi suatu bidang dan profesi.
Karena profesi menyangkut pengetahuan yang
menjadi landasannya, definisi tahun 1994 harus
mengidentifikasi serta menekankan Teknologi
Pembelajaran sebagai suatu “bidang studi”
maupun “praktek”.
Teknologi pembelajaran adalah domain
yang integral, hal inilah yang membuktikan
bahwa setiap domain tidak dapat dilepaskan
dengan domain pembelajaran lainnya. Karena di
setiap domain terdapat teori dan praktik dalam
proses pembelajaran jadi tidak mungkin dapat
berdiri
sendiri-sendiri
masing-masing
domainnya. Berdasarkan domain kawasan
teknologi pembelajaran diatas maka penelitian
yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Siswa
Dalam Memanfaatkan Citra Penginderaan Jauh
Dengan Menggunakan Google Earth Pada
Matapelajaran Geografi Kelas XII Di Madrasah
Aliyah Negeri Surabaya” ini termasuk dalam
kawasan desain, pemanfaatan dan evaluasi. Pada
kawasan desain masuk pada aspek strategi
pembelajaran, pada kawasan pemanfaatan
masuk pada aspek pemanfaatan media, dan pada
kawasan evaluasi masuk pada aspek evaluasi
formatif.
2. Kajian Pustaka
Pada kajian pustaka ini akan diuraikan
lebih lanjut mengenai penggunaan Google Earth
dalam
pembelajaran,
karakteristik
mata
pelajaran geografi, dan kemampuan siswa.
2.1 Penggunaan Google Earth Dalam
Pembelajaran
Seiring dengan kemajuan jaman dan
peningkatan dari kecerdasan manusia, teknologi
yang digunakan untuk proses pembelajaran pun
semakin beragam dan menarik. Suatu teknologi
yang diciptakan untuk dapat memenuhi berbagai
kebutuhan manusia selalu diimbangai dengan
kompleksitas teknologi itu sendiri, namun hal itu
sebanding dengan kerumitan dan tingkat
kemanfaatannya dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya hasil citra dari Google
Earth yang dapat lebih mudah untuk diakses dan
lebih cepat, sangat membantu dalam proses
penyampaian informasi pada audience. Berikut
ini penjelasan singkat mengenai definisi
operasional dari kajian ini.
Peningkatan
kemampuan
siswa,
peningkatan berasal dari kata tingkat, makna
dari peningkatan adalah suatu proses, cara,
perbuatan untuk meningkatkan (usaha atau
kegiatan). Kemampuan berasal dari kata
mampu, kemampuan berarti kesanggupan,
kecakapan ataupun kekuatan. Jadi peningkatan
kemampuan siswa pada peneltian ini adalah
suatu proses atau cara untuk meningkatkan
kecakapan
siswa
setelah
memperoleh
pengalaman belajar mengenai konsep dan teori
mengenai penginderaan jauh dan pengalaman
belajar
mengidentifikasi
objek
dengan
memanfaatkan citra penginderaan jauh Google
Earth.
Penggunaan Google Earth, penggunaan
berasal dari kata guna, makna dari kata
penggunaan adalah proses, perbuatan, cara
mempergunakan sesuatu, ataupun pemakaian.
Google Earth adalah aplikasi pemetaan
interaktif yang dikeluarkan oleh Google, hasil
yang ditampilkan dari aplikasi ini berupa citra
foto yang dapat menampilkan kondisi dunia,
keadaan topografi, terrain yang dapat dioverlay
dengan jalan, bangunan, lokasi, ataupun
informasi geografis lainnya. Jadi penggunaan
Google Earth pada penelitian ini adalah proses,
perbuatan, atau cara menggunakan citra foto dari
Google Earth untuk mengidentifikasi objek
tanpa perlu hadir secara langsung pada objek
yang ingin dituju.
Penginderaan Jauh menurut Lillesand dan
Kiefer, ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang objek daerah atau gejala di
permukaan bumi dengan cara menganalisis data
yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa
harus harus kontak langsung dengan objek,
daerah, atau gejala yang dikaji.
Commision on Instructional Technology
dalam
Danim
(1972)
mengungkapkan
keuntungan pemanfaatan
teknologi untuk
pembelajaran sebagai berikut (1) teknologi
membuat pendidikan menjadi lebih produktif;
(2)
teknologi
menunjang
pembelajaran
individual; (3) teknologi membuat pendidikan
lebih
ilmiah;
(4)
teknologi
membuat
pembelajaran lebih powerful; (5) teknologi
membuat hubungan antara dunia luar dengan
dunia dalam (sekolah) dapat saling terhubung.
Dalam menggunakan Google Earth
pengguna harus mengunduh terlebih dahulu
aplikasi Google Earth secara online, setelah itu
untuk memanfaatkan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu secara online maupun dengan
cara offline. Untuk penggunaan secara offline
maka pengguna harus mengunduh dahulu
wilayah yang akan dijadikan objek kajian
sehingga dapat memudahkan saat menjelaskan
dalam proses belajar mengajar.
Keunggulan penggunaan Google Earth
antara lain:(1) dapat menyaksikan objek alam
secara 3 dimensi, (2) dapat mengidentifikasi
daerah yang sulit dijelajahi, (3) objek bersifat
dinamis, (4) citra penginderaan jauh dibuat
dengan periode ulang yang pendek, (5) Google
Earth dapat digunakan secara online maupun
offline, (6) memiliki tingkat keterbacaan gambar
dengan resolusi tinggi. Kelemahan dari
penggunaan Google Earth adalah membutuhkan
koneksi internet dengan kecepatan tinggi saat
pembelajaran dilakukan secara online.
2.2 Karakteristik Mata Pelajaran Geografi
Dalam mata pelajaran geografi terdapat
dua kategori bahasan yang dikaji yaitu geografi
fisik dan geografi sosial. Masing-masing
memiliki keunikan dan kekhasan masingmasing.
a. Geografi fisik, merupakan cabang ilmu
yang fokusnya adalah geografi sebagai
bumi dan menggunakan biologi untuk
mengetahui pola flora, fauna, matematika
dan fisika untuk memahami pergerakan
bumi dan hubungan dengan tata surya,
ekologi muka bumi, serta geografi
lingkungan. Cabang-cabang Ilmu Geografi
Fisik antara lain : (1) Astronomi, ilmu
tentang segala hal mengenai benda-benda
luar angkasa; (2) Meteorologi, ilmu tentang
cuaca; (3) Klimatologi, ilmu tentang iklim;
(4) Geomorfologi, ilmu tentang bentukbentuk muka bumi; (5) Geologi, ilmu
tentang keadaan batuan-batuan dan tubuh
bumi; (6) Hidrologi, ilmu tentang bentang
perairan baik darat dan laut; (7) Geofisika,
ilmu mengenai sifat fisik bumi dengan
metode fisika; (8) Biogeografi, ilmu
persebaran makhluk hidup di permukaan
bumi; (9) Kartografi, ilmu tentang peta;
(10) Penginderaan jauh, teknik yang
digunakan untuk mendapatkan data analisis
informasi dari hal-hal yang diamati tanpa
berhubungan langsung dengan objek.
b. Geografi sosial, merupakan cabang ilmu
yang fokusnya adalah geografi sebagai ilmu
sosial, sebuah aspek nonfisik yang
menyebabkan fenomena dunia. Cabangcabang Ilmu Geografi Sosial antara lain :
(1) Antropologi, mempelajari bagaimana
manusia beradaptasi dengan wilayahnya
dan manusia lainnya serta bagaimana
manusia berperan di dunia; (2) Geografi
Ekonomi, ilmu yang mempelajari tentang
usaha manusia mengolah kekayaan alam
bagi kesejahteraannya; (3) Ekologi Budaya
dan Politik, ekologi budaya muncul sebagai
hasil dari pemikiran Carl Sauer tentang
geografi dan antropologi. Mempelajari
tentang cara manusia beradaptasi dengan
lingkungan alamnya. Ekologi politik
ditekankan pada aspek geografi kritis
digunakan untuk melihat hubungan
kekuatan alam dan pengaruhnya terhadap
manusia; (4) Geografi Regional, ilmu
tentang semua cabang geografi yang
diterapkan di suatu daerah atau kawasan
tertentu.
Jadi materi pokok penginderaan jauh
termasuk dalam bahasan dari geografi fisik.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
pemanfaatan citra penginderaan jauh, perlu
diketahui terlebih dahulu unsur yang berperan
dalam terjadinya proses pencitraan tersebut.
Unsur tersebut meliputi :
a. Sumber tenaga; tenaga adalah kapasitas
untuk melakukan suatu pekerjaan untuk
memindahkan barang, memanasi barang,
dan mengubah keadaan suatu barang.
Tenaga dalam penginderaan jauh dapat
dibedakan menjadi tenaga alam (sinar
matahari, emisi atau pancaran suhu bendabenda di permukaan bumi) untuk
penginderaan jauh sistem pasif. Ada pula
berupa tenaga buatan (pulsa radar, sinar
lampu) untuk penginderaan jauh sistem
aktif. Tenaga matahari yang sampai di
permukaan bumi mengenai objek dan
dipantulkan disebut tenaga pantulan.
Sedangkan bila ada objek yang yang dapat
memunculkan tenaga di permukaan bumi
disebut tenaga pancaran atau tenaga radiasi,
misal terjadinya kebakaran yang parah di
hutan atau terjadinya badai salju yang
sangat parah.
b. Atmosfer; merupakan lapisan udara yang
menyelubungi bumi.letaknya yang berada
diantara
matahari
(tenaga
pokok
penginderaan
jauh)
dengan
objek
dipermukaan bumi menjadikan atmosfer
memiliki pengaruh besar terutama dalam
memantulkan dan memancarkan tenaga
elektromagnetik. Spektrum elektormagnetik
hanya sebagaian kecil yang dapat
digunakan dalam penginderaan jauh. Sinar
kosmik, sinar gamma, sinar X, dan
sebagian sinar inframerah sulit untuk
menembus atmosfer. Spektrum yang dapat
menembus
atmosfer
dan
mencapai
permukaan bumi disebut jendela atmosfer.
c. Sensor; manusia memiliki lima pancaindera
yang berbeda bentuk dan fungsinya, seiring
dengan perkembangan teknologi manusia
dapat menciptakan alat-alat indera atau
sensor
buatan,
misalnya
kamera,
thermometer dan seismometer. Salah satu
sensor buatan adalah kamera, kamera dapat
digunakan dalam penginderaan jauh.
Kamera dapat digunakan langsung dengan
tangan atau dipasang di pesawat udara,
pesawat ulang alik, maupun pada satelit
penginderaan bumi. Dalam penginderaan
jauh yang diukur adalah suhu radiasi
permukaan bumi. Sensor dibedakan
menjadi
dua
berdasarkan
proses
perekamannya antara lain sensor fotografik
yaitu sensor berupa kamera yang bekerja
pada spektrum tampak dan menghasilkan
foto atau citra; dan sensor elektromagnetik
yaitu sensor yang bertenaga elektrik dalam
bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada
spektrum yang lebih luas, yaitu sinar X
sampai gelombang radio dan menghasilkan
foto atau citra.
d. Objek; merupakan tempat atau media yang
akan memantulkan tenaga elektromagnetik.
Bila tenaga tersebut mengenai suatu benda
maka ada tiga kemungkinan yaitu
dipantulkan, diserap, ditransmisikan. Setiap
objek mempunyai karakteristik tertentu
dalam memantulkan atau memancarkan
tenaga ke sensor. Pengenalan objek pada
dasarnya dengan menyidik (tracing)
karakteristik spektral objek yang tergambar
pada
citra.
Objek
yang
banyak
memantulkan atau memancarkan tenaga
akan tampak gelap pada citra (Sutanto,
1986). Objek penginderaan jauh dapat
berupa benda seperti air, tanah, bangunan,
dan vegetasi, atau fenomena di atmosfer di
permukaan bumi seperti suhu udara,
kecepatan angin, dan erosi.
e. Perekaman objek; perekaman dapat
dilakukan dengan fotografik maupun secara
elektronik. Sistem fotografik menggunakan
reaksi kimia pada suatu film yang peka
terhadap cahaya untuk mendeteksi variasi
tenaga di dalam suatu daerah kajian.
Keunggulannya antara lain relatif murah,
sederhana, dan memberikan tingkat
kerincian spasial yang tinggi. Sedangkan
pada sistem elektronik membangkitkan
sinyal elektrik yang sesuai dengan dengan
variasi yang terdapat pada objek yang
dikaji.
Contohnya
kamera
televisi,
walaupun lebih mahal dan lebih rumit
daripada
sistem
fotografik,
sensor
elektronik
memberikan
keunggulan
kepekaan yang lebih luas.
f. Keluaran;
produk
teknologi
dari
penginderaan jauh adalah berbentuk data
dan citra. Data penginderaan jauh dapat
berupa data digital atau data numerik untuk
dianalisis dengan menggunakan komputer.
Data analog penginderaan jauh adalah datadata penginderaan jauh yang direkam
dalam bentuk gambar. Data analog atau
visual ini dibedakan atas data visual satu
dimensional (garis dan grafik) dan data
visual dua dimensional (citra). Selain dapat
berupa visual yang ada pada umumnya
dianalisis secara manual, data visual
dibedakan lagi menjadi data citra dan data
noncitra. Data citra merupakan gambaran
planimetrik. Data noncitra ialah grafik yang
mencerminkan beda suku yang direkam di
sepanjang daerah penginderaan. Di dalam
penginderaan jauh yang tidak menggunakan
tenaga elektromagnetik, contoh data
noncitra antara lain berupa grafik yang
menggambarkan grafitasi ataupun daya
magnetik
di
sepanjang
daerah
penginderaan. Jadi citra dapat dibedakan
menjadi citra foto (photographic image)
atau foto udara dan citra nonfoto
(nonphotographic image).
g. Jenis-jenis citra penginderaan jauh; secara
garis besar penginderaan jauh dapat
dibedakan menjadi dua yaitu citra foto dan
citra nonfoto. Citra foto adalah gambaran
yang dihasilkan dengan menggunakan
sensor kamera. Citra foto dibedakan
berdasar atas spektrum elektromagnetik,
sumber sensor, dan sistem wahana yang
digunakan. Berdasarkan sistem wahana
dibagi menjadi:
1) Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari
pesawat udara atau balon. Jadi
maksudnya foto tersebut diambil dari
pesawat dengan ketinggian tertentu
kemudian memotret kondisi objek atau
wilayah yang hendak dikaji.
2) Foto satelit, atau foto orbital, yaitu foto
yang dibuat dari satelit. Foto satelit
berbeda dengan foto udara, foto
dengan
bentuk
ini
diambil
menggunakan satelit di luar angkasa
yang bisa menjangkau beberapa daerah
atau negara, satelit tidak hanya
berfungsi untuk melihat kondisi alam
suatu daerah tapi bisa digunakan untuk
melacak seseorang. Pada kondisi
tersebut hanya terjadi dengan tingkat
satelit yang memiliki kualitas tinggi
seperti yang digunakan oleh Amerika
melalui lembaga keamanannya CIA.
Sebelum siswa mempelajari tentang
penginderaan jauh sebelumnya tentu diharapkan
telah memiliki kemampuan awal yang perlu
dikuasai sebelum mencapai tahap ini, yaitu
pengetahuan tentang bentang alam dan kondisi
geografis wilayah-wilayah di muka bumi,
memiliki pengetahuan dalam menggunakan
komputer atau laptop, kemampuan untuk
menunjukkan kondisi alam baik di darat, laut,
maupun
di
udara
sehingga
dapat
mengklasifikasikan simbol-simbol yang muncul
dalam Google Earth.
Selain ditinjau dari kemampuan awal dari
siswa, perlu diketahui pula dari sisi minat belajar
siswa. Informasi mengenai minat belajar pada
siswa peneliti peroleh dari wawancara dengan
guru bidang studi maupun dari hasil observasi
awal di sekolah mengenai tingkat perhatian
siswa dalam proses pembelajaran. Karena
kondisi proses pembelajaran yang dominan
konvensional maka dapat diketahui bahwa
penggunaan perangkat teknologi berperan
penting dalam membangun motivasi belajar
siswa.
2.3 Kemampuan Siswa
Menurut Gagne dalam Purwoko pada
tulisan mengenai Pengembangan Pembelajaran
Matematika Unit 3, Teori Belajar Gagne,
sasaran pembelajaran adalah kemampuan. Yang
dimaksudkan kemampuan di sini adalah hasil
belajar berupa perilaku yang bisa dianalisis.
Menurut Gagne tingkah laku manusia
yang sangat bervariasi dihasilkan dari belajar.
Kita dapat mengklasifikasikan tingkah laku
sehingga dapat diambil implikasinya yang
bermanfaat dalam proses belajar. Gagne
mengemukakan keterampilan-keterampilan yang
dapat diamati sebagai hasil belajar disebut
kemampuan atau disebut juga kapabilitas.
Kapabilitas merupakan kemampuan yang
dimiliki manusia karena ia belajar. Kapabilitas
dapat diibaratkan sebagai tingkah laku akhir dan
ditempatkan pada puncak membentu piramida.
Misalnya seseorang tidak akan dapat
menyelesaikan tugasnya apabila tidak terlebih
dahulu mengerjakan tugas a dan b.
Mengikuti taksonomi yang disampaikan
oleh Bloom mengenai kemampuan yang perlu
menjadi ukuran dalam mengevaluasi belajar
siswa maka penelitian ini fokus pada aspek
kognitif dan psikomotor siswa. Berdasarkan
taksonomi Bloom (2001) pada aspek kognitif
terbagi menjadi 6 antara lain : (a) pengetahuan;
(b)
pemahaman;
(c)
mengaplikasikan;
(d) menganalisis; (e) sintesis; (f) evaluasi. Pada
aspek psikomotor terbagi menjadi 5 antara lain :
(a) gerak refleks; (b) gerak dasar fundamen;
(c) keterampilan perseptual; (d) kemampuan
fisik; (e) keterampilan motoris; (f) komunikasi
nonverbal. Kemampuan atau hasil belajar siswa
mengenai memanfaatkan citra penginderaan
jauh dengan menggunakan Google Earth pada
materi pokok penginderaan jauh bila diuraikan
sesuai dengan taksonomi Bloom pada aspek
kognitif siswa sampai pada tahap analisis,
sedangkan pada aspek psikomotor sampai pada
tahap keterampilan motoris. Berikut ini
uraiannya
Aspek kognisi siswa meliputi :
a. Pengetahuan; adalah kemampuan atau hasil
belajar yang diperoleh dari menampilkan
kembali memori yang terekam dalam otak
untuk merespon stimulus yang hadir. Contoh
aktivitas siswa mengingat adalah saat siswa
diminta
menyebutkan
definisi
dari
penginderaan jauh atau jenis-jenis foto citra
yang dapat digunakan.
b. Pemahaman; adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu
setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari
ingatan atau hapalan. Contoh aktivitas siswa
pada aspek pemahaman adalah saat siswa
diminta menjelaskan mengenai unsur sensor
pada penginderaan jauh, siswa tidak hanya
dapat menjelaskan teorinya tapi beserta
contoh yang sesuai dengan apa yang
disampaikannya.
c. Mengaplikasikan;
adalah
kesanggupan
seseorang
untuk
menerapkan
atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip,
rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya.
Contoh
aktivitas
siswa
dalam
mengaplikasikan
adalah
saat
siswa
mempraktikkan cara memanfaatkan citra
penginderaan jauh Google Earth untuk
mengidentifikasi objek yang dikaji.
d. Menganalisis; adalah kemampuan seseorang
untuk merincikan atau menguraikan suatu
bahan atau data yang diolah untuk menjawab
stimulus yang diterima. Contoh aktivitas
siswa mengenai analisis adalah saat di
pertemuan ketiga siswa diminta untuk dapat
menguraikan pemanfaatan citra penginderaan
jauh pada berbagai bidang kehidupan seperti
untuk pertanian, oceanografi, dan lain
sebagainya.
Aspek psikomotor siswa meliputi :
a. Gerakan refleks; berarti kemampuan untuk
melakukan tindakan-tindakan yang terjadi
secara tak sengaja dalam merespon stimulus
yang datang. Contoh aktivitas siswa adalah
saat siswa memasuki laboratorium komputer
tanpa diberi tahu terlebih dahulu siswa secara
sadar melepaskan sepatunya, karena di depan
pintu ada informasi untuk melepaskan alas
kaki saat akan masuk ke dalam ruangan
laboratorium komputer.
b. Gerakan fundamen atau disebut juga gerak
dasar; merupakan kemampuan melakukan
pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan
dan terbentuk dari kombinasi gerakangerakan refleks. Contoh aktivitas siswa
adalah saat siswa masuk ke dalam
laboratorium adalah duduk kemudian
menyalakan komputer kemudian setelah
mendengarkan informasi dari guru siswa
mencari aplikasi Google Earth pada
komputernya masing-masing.
c. Kemampuan
perseptual;
merupakan
kemampuan menerjemahkan perangsang
yang diterima melalui alat indera menjadi
gerakan yang tepat. Dikenal pula dengan
kemampuan tubuh untuk berinteraksi dengan
sekitar. Termasuk di sini adalah kemampuan
mendengar, melihat dan sebagainya Contoh
aktivitas siswa adalah saat setelah diberi
tugas LKS untuk mengidentifikasi objekobjek
yang akan diteliti, setiap siswa
langsung mencoba mencari sendiri-sendiri
data yang dibutuhkan dengan menggunakan
citra penginderaan jauh Google Earth.
d. Kemampuan
fisik;
seperti
kekuatan,
fleksibilitas, dan ketangkasan. Contoh
aktifitas siswa pada aspek ini adalah saat
siswa di kelas diinformasikan untuk segera
ke laboratorium, maka dengan cepat segera
merapikan alat tulisnya dan dibawa ke
ruangan laboratorium komputer.
e. Keterampilan motoris; kemampuan tubuh
untuk mengadaptasi gerakan-gerakan dalam
pola yang kompleks. Contoh aktivitas siswa
adalah setelah diberi informasi penggunaan
Google Earth oleh guru pada pertemuan
sebelumnya kemudian saat di depan
komputer siswa tanpa diperintahkan dapat
melakukan aktivitas menekan icon Google
Earth kemudian menulis kota yang akan di
observasi pada kotak yang telah disediakan
pada aplikasi Google Earth, dan selanjutnya
mengidentifikasi objek yang tampak dari
hasil citra penginderaan jauh tersebut.
Penilaian
yang
dilakukan
untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam
pembelajaran yaitu dengan skor atau angka yang
menunjukkan nilai-nilai dari hasil belajar siswa.
Hal ini menunjukkan kemampuan dan
keterampilan siswa, cara untuk memperoleh
nilai maka harus diadakan serangkaian tes yang
ditentukan oleh guru kemudian dikumpulkan.
Hasil tes inilah yang dijadikan tolak ukur tinggi
rendahnya kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Metode Penelitian
Metodologi Penelitian adalah suatu ilmu
tentang kerangka kerja melaksanakan penelitian
bersistem.
Bersistem
berarti
penelitian
dikerjakan secara kontekstual (Notohadiprawiro,
1991). Ada tiga persyaratan penting dalam
mengadakan kegiatan penelitian antara lain : (1)
Sistematis, berarti dilaksanakan menurut pola
tertentu, dari yang paling sederhana sampai yang
kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif
dan efisien. (2) Berencana, berarti dilaksanakan
dengan adanya langkah-langkah pelaksanaanya.
(3) Mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal
sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti caracara yang sudah ditentukan yaitu prinsip yang
digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Siswa Dalam Memanfaatkan Citra
Penginderaan Jauh Dengan Menggunakan
Google Earth Pada Matapelajaran Geografi
Kelas XII Di Madrasah Aliyah Negeri
Surabaya” ini termasuk dalam penelitian
eksperimen semu (quasi experimental design)
dengan menggunakan design 2 yaitu one group
pretest and postest design. Pada penelitian ini
kelompok eksperimen akan diberi perlakuan
berupa penggunaan Google Earth pada materi
penginderaan jauh, sedangkan pada kelompok
kontrol adalah pengajaran konvensional dengan
menggunakan buku paket yang dimiliki masingmasing siswa.
Desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah O1xO2. Di dalam desain ini
observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.
Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen
(O1) disebut pretest, dan observasi sesudah
eksperimen (O2) disebut postest. (Arikunto,
2006:85)
Dalam penelitian ini pretest diadakan
sebelum materi mengenai pemanfaatan citra
penginderaan jauh berlangsung, hal ini bertujuan
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
dalam memahami materi yang hendak diajarkan.
Setelah itu kelompok eksperimen akan akan
diberi perlakuan dengan menggunakan Google
Earth sedangkan kelompok kontrol akan diberi
perlakuan dengan pembelajaran konvensional.
Kemudian
setelah
materi
pembelajaran
disampaikan, peneliti memberikan postest untuk
mengetahui hasil dari perlakuan yang diberikan
pada masing-masing kelompok. Jadi peneliti
melakukan penelitian untuk mengetahui
perbedaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan
dengan menggunakan Google Earth.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebasnya yaitu memanfaatan citra
penginderaan jauh dengan menggunakan Google
Earth pada matapelajaran geografi materi pokok
penginderaan jauh kelas XII IPS di Madrasah
Aliyah Negeri Surabaya. Variabel terikatnya
yaitu segala bentuk peristiwa atau gejala yang
muncul sehubungan dengan pelaksanaan
variabel bebas yaitu peningkatan kemampuan
siswa dalam memanfaatkan citra penginderaan
jauh materi pokok penginderaan jauh.
3.2 Metode Dan Teknik Analisis Data
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa yang memilih program IPS kelas
XII Madrasah Aliyah Negeri Surabaya. Total
keseluruhan populasinya berjumlah 70 siswa
yaitu kelas XII IPS 1 dan XII IPS 2. Sampel
menurut Arikunto (2006:131) adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila
sampel penelitian kurang dari 100 maka lebih
baik diambil semua. Kelas XII IPS 2 akan
menjadi kelompok eksperimen yang belajar
menggunakan Google Earth dan kelas XII IPS 1
akan menjadi kelompok kontrol yang belajar
tanpa menggunakan Google Earth yaitu dengan
model pembelajaran konvensional yaitu buku
paket yang dimiliki masing-masing siswa.
Dalam
menentukan
keduanya
peneliti
melakukannya secara acak setelah meminta izin
pada guru bidang studi yang mengajar pada
masing-masing kelas.
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan tes tertulis dan
observasi langsung di sekolah. Penelitian ini
menggunakan rumus uji-t (t-test) yang
digunakan
untuk
menguji
perbedaan
kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan
dan sesudah mendapat perlakuan dengan Google
Earth.
4. Hasil Penelitian
Setelah pengumpulan data yang diperoleh
melalui instrument tes dan kegiatan observasi
data-data yang telah terkumpul dalam penelitian
adalah dari tabel hasil pretest dan postest dari
dua kelas. Dari tabel hasil pretest dan postest
dapat diketahui dari uji signifikasi 99% dari ttabel yaitu 18,42 > 2,75 sehingga dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa telah
mengalami peningkatan setelah menggunakan
Google Earth dalam matapelajaran geografi
materi pokok penginderaan jauh.
Berdasarkan hasil t-hitung yang diperoleh
mengindikasikan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara pembelajaran sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa setelah menggunakan
Google Earth hasil belajar siswa telah
mengalami peningkatan.
5. Kesimpulan Dan Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
5.1 Kesimpulan
Dari seluruh proses yang telah dilakukan
oleh peneliti pada matapelajaran geografi
tentang penginderaan jauh, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan analisis penelitian mengenai
penggunaan
Google
Earth
untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam
memanfaatkan citra penginderaan jauh pada
bab IV melalui uji pretest dan postest dapat
diketahui ada kenaikan yang signifikan
antara hasil pretest dan postest hal ini
dibuktikan dengan hasil perhitungan antara
nilai X1 dan X2 dari n1 dan n2 dapat diketahui
adanya perbedaan nilai t-hitung n1 > n2 dari ttabel yaitu 18,42 > 2,75. Dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa terjadi peningkatan
setelah menggunakan Google Earth pada
materi pokok penginderaan jauh di kelas XII
IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri Surabaya.
b. Dengan mempelajari mengenai penggunaan
Google Earth dalam memanfaatkan citra
penginderaan jauh, siswa tidak hanya
mendapat pengalaman belajar bagaimana
menggunakan citra penginderaan jauh namun
juga
dapat
menguasai
bagaimana
mengoperasikan Google Earth dan juga
mengenal icon-icon beserta fungsinya.
5.2 Saran
Adapun beberapa rekomendasi dan saran
dalam penelitian ini antara lain:
a. Penyusunan tes kognitif atau dikenal pula
dengan tes performansi maksimal yang
digunakan untuk penelitian sebaiknya antara
pretest dan postest berbeda sehingga hasil
yang diperoleh bukan karena siswa hafal
dengan soal maupun jawaban yang diajukan
tapi murni dari hasil pengetahuan siswa yang
meningkat karena diberi perlakuan oleh
peneliti, dengan demikian dapat diperoleh
data tinggi korelasi hasil dari tes pertama
dengan tes berikutnya.
b. Penelitian yang baik, sebaiknya saat
menentukan sampel untuk diteliti dengan
menggunakan cara random assignment,
sehingga diperoleh hasil penelitian yang
objektif tanpa dipengaruhi oleh faktor nilai
belajar sebelumnya ataupun dari pengaruh
guru bidang studi yang mengajar.
c. Penelitian pada mata pelajaran geografi
materi pokok penginderaan jauh dengan
menggunakan Google Earth ini diharapkan
dapat menjadi salah satu referensi pihak
sekolah khususnya bagi pengajar untuk
digunakan dalam proses belajar mengajar
dalam usaha mengoptimalkan proses belajar
mengajarnya
dengan
menggunakan
perangkat Google Earth.
Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi
peneliti lain bahwa penggunaan Google
Earth dapat digunakan pula pada materi
pokok sistem informasi geografi (SIG), hal
ini dikarenakan materi pokok penginderaan
jauh dan sistem informasi geografi saling
terkait.
Daftar Pustaka
AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan.
Jakarta:CV. Rajawali
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran.
Jakarta:Rajawali Press
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian.
Jakarta:Rineka cipta
Danim, Sudarwan. 2008. Media Komunikasi
Pendidikan. Jakarta:Bumiaksara
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran
Kreatif dan Inovatif. Jakarta. AV
Publisher
Djamarah, Syaiful B. 2008. Psikologi Belajar.
Jakarta:Rineka Cipta.
Gunawan, Totok dkk. 2005. Fakta dan Konsep
Geografi Untuk SMA Kelas XII.
Jakarta:Ganeca Exact
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih
Teknologi Pendidikan. Jakarta:Kencana
Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan
dengan
Suatu
Pendekatan
baru.
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Nana, Sudjana. (2001). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.
Bogor:Ghalia Indonesia
Notohadiprawiro,
Tejoyuwono.
1991.
Metodologi Penelitian dan Beberapa
Implikasinya Dalam Penelitian Geografi.
Makalah Seminar Aplikasi Penelitian
Geografi
Untuk
Perencanaan
pengembangan
Wilayah.
Fakultas
Geografi UGM Yogyakarta pada 29-31
Agustus 1991
Oetomo, B.S.D dan Priyogutomo, Jarot. 2004.
Kajian Terhadap Model e-Media dalam
Pembangunan
Sistem
e-Education,
Makalah Seminar Nasional Informatika
2004 di Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta pada 21 Februari 2004.
Purwoko.
Pengembangan
Pembelajaran
Matematika Unit 3 Teori Belajar Gagne.
http://edywihardjo.blog.unej.ac.id/wpcontent/uploads/PengembanganPembel
ajaranMatematika_UNIT_3.pdf
Diakses 13 Januari 2011 Pukul 5:40
Richey, Rita C dan Barbara B. Seels. 1994.
Teknologi Pembelajaran Definisi Dan
Kawasannya. Jakarta:Unit Percetakan
UNJ
Rusijono dan Mustaji. 2008. Penelitian
Teknologi Pembelajaran. Surabaya:Unesa
Unverity Press
Sadiman, Arief S. 2005. Media Pendidikan.
Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta. Kencana
Prenada
Sarlito Wirawan. 1997. Psikologi Remaja.
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Sudjana, Nana dan A.Rivai. 2005. Media
Pengajaran.
Bandung:Sinar
Baru
Algesindo Offset
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung:Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung:Alfabeta
Sutrisno
Hadi.
2000.
Statistik
2.
Yogyakarta:Andi Offset.
Udayanti, Atik; Johan Effendi. 2008. Seri
Pendalaman Materi Geografi SMA dan
MA Siap Tuntas Menghadapi Ujian
Nasional. Jakarta:Esis
Yousman, Yeyep. 2008. Google Earth.
Jogjakarta:Andi Publisher
Download