Konsili Vatikan Pertama 1870

advertisement
Konsili Vatikan Pertama 1870
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC
Gereja Nasrani Indonesia (GNI)
Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian I
SEJARAH AWAL MSHIKHANUTH
(Kekristenan Rasuli)
Pendahuluan
Gereja-gereja Katolik Ortodoks Independen (contoh, Gereja Nasrani Indonesia) bukanlah
suatu sekte atau skismatik sebagaimana banyak ditudingkan oleh lembaga-lembaga
gerejawi yang merasa dirinya paling benar karena faktor jumlah anggota dan
kesejarahan yang sudah cukup lama; lembaga Gereja–gereja Katolik Ortodoks
Independen adalah suatu kehormatan dan bagian sejarah dari Jemaat Rasuli yang Satu
Kudus Katolik Ortodoks yang didirikan di atas Dua Belas Rasul Mshikha (Mattai 10: 1-4)
dan diawasi oleh 70 Tua-tua (Lukas 10:1; Kisah 15;22) sebagai bagian dari TUNAS
Qahal Israel Perjanjian Baru (Yesaya 11:1; Roma 11:17-24) dalam Yeshua Mshikha bar
Alaha yang disebut sebagai Yeshua ha-Notzri (Yeshua Mshikha Orang Nasrani) yang
setelah Kenaikan-Nya disebut Knustha Nasraya d’Urushilim (Jemaat Nasrani Yerusalem)
yang bersumber dari Qahal Israel kuno yang didirikan oleh Mar-YAH Alaha di Padang
Gurun Sinai melalui Musa dan Harun berdasarkan Dua Belas Suku Israel yang diawasi
Majelis Jemaat 70 Tua-tua. Maran Yeshua datang tidak membawa AGAMA BARU tetapi
merestorasi kembali Qahal Israel yang sudah menyimpang. Maran Yeshua beragama
Israel yang disebut dengan konsep Yudaisme. Itulah sebabnya Dia berkata,
“Keselamatan datang dari bangsa Yahudi” (Yokhanan 4:22). Ini berarti Kekristenan tidak
bisa memisahkan dirinya dengan Yudaisme, seharusnya Kekristenan itu adalah
Yudaisme itu sendiri yang bermazhab NASRANI (Ibrani: Netsr menjadi Nasrani) dan
Nasrani ini adalah “Jalan Alaha” atau “Jalan Tuhan” (Kisah 20:25-26). Nasrani Yahudi
adalah pelaku “Jalan Hidup Torah (Kisah 21:20) dan Torah ini adalah KUK RINGAN
(Mattai 11:28-29) yang isinya adalah “Perintah-perintah” Mshikha (Ibrani: “Mitzvoth”)
yang berbeda dengan Mitzvoth yang diajarkan Rabbinik Farisi yang merupakan KUK
BERAT bagi yang menjalankan Mitzvoth ha-Torah atau Perintah-perintah Alaha.
Selanjutnya Yeshua mengatakan jika kita “mengasihi Alaha pastilah kita menuruti
Perintah-perintah-Nya dan jika kita sahabat-Nya kita akan melakukan perintah-Nya.”
(Yokhanan 14:15; 15:14). Perintah-perintah ini disebut TORAH MSHIKHA (Galatia 6:2).
Jadi Agama Israel Perjanjian Baru disebut “Jalan Tuhan” (Aramaik: “Margam Mshikha”)
dengan konsep pola pikir Mazhab Nasrani. Singkat kata setelah perkembangan sejarah
Mazhab Nasrani ini disebut sebagai “Agama Yahudi Israel Perjanjian Baru” yang
merupakan kelanjutan Agama Israel Kuno Perjanjian Sinai, istilah singkat disebut
“Nasrani.” Agama Nasrani adalah Agama Yahudi sehingga ini berlandaskan Torah, yakni
Torah Mshikha. Torah Mshikha yang dimaksud di sini adalah merangkum Torah Nuh dan
Torah Musa yang berkarakter SEJAGAT (universal) yang bisa diterapkan baik kepada
Page 2- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Yahudi keturunan dan Bangsa-bangsa lain sehingga keduanya menjadi satu dalam
Mshikha (Roma 10:12; Bilangan 15:15-16).
Jadi yang dimaksud Jemaat Mshikha atau Gereja Mshikha sangat terkait erat dengan
Yeshua dan Torah. Iman kepada Yeshua saja tanpa Torah adalah merujuk Kekeristenan
pada umumnya. Torah tanpa Yeshua merujuk kepada kaum Yahudi Rabbinik yang
banyak sekte: Yahudi Ortodoks, Konservatif, Ultra-Modern, Karaite, Kabbalisme, dll.
Rabban Ya’aqub ha-Tzadik mengatakan IMAN (Ibrani: Emunah) tanpa PERBUATAN
adalah mati (Ya’aqub 2:26); artinya, beriman kepada Yeshua tanpa melakukan Torah
adalah iman setan-setan (Ya’aqub 2:19). Torah adalah merujuk kepada “perbuatanperbuatan baik yang sudah diperintahkan dalam Kitab Suci.” Kaum Nasrani percaya
Yeshua sebagai dasar landasan teori iman dan melakukan perbuatan-perbuatan baik
berdasarkan perintah-perintah Torah universal sebagai landasan praktek iman. Sehingga
Agama Kekeristenan yang benar adalah Yeshua + Torah adalah keselamatan.
Arti kata Nasrani itu sendiri dalam persfektif Torah disebut:
Menurut “Para Pemelihara”, anda bisa mendapatkan hal ini frasa khusus yang menarik
digunakan dalam Kitab Gulungan-gulungan dan Tulisan-tulisan Suci Nasrani di India:
"Nasrayin hasaya sefer kadusha tsedek."
Mari kita coba melihat beberapa kata yang diterakan diantara Kitab Suci dan bagaimana
Nesarim menggunakan jenis Ibrani-Aramaik mereka sendiri:
"Ani YaHWeH qaratika betsedek ve'akhesek beyareka ve'enatsareka ve'ateneka leberiyt
am le'or goyim"
Terjemahan Ibrani: "Aku Mar-Yah telah memanggil engkau dalam kebenaran, dan akan
menatang tanganmu, dan akan melindungi engkau, dan menjadikan engkau sebagai
umat perjanjian, bagi terang bangsa-bangsa lain” (Isha’ya 42:6).
Frasa kata yang digunakan di sini “Aku…akan melindungi engkau” dalam bahasa Ibrani
juga bisa diterjemahkan “Aku akan membuat Nasar” (atau Nasrani)..."pelindung/kaum
yang memelihara/menjaga/mempertahankan/kaum yang setia pada apa yang
diwariskan oleh para leluhur dipelihara hingga abadi”.
Kata Ibrani "nasrayit" (Nasraya/Cabang) bermakna arti "melindungi/menjagai" dan
"Tunas atau cabang" bergantung kepada konteks Kitab Suci.
Juga bandingkan pada Kitab Mattai 2:21-23 ...
Yosip bangkit dan membawa sang Bayi dan ibu-Nya dan datang ke Eretz-Israel. Ketika
dia mendengar bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea di daerah ayahnya, Herodes, dia
takut pergi ke sana. Dan kemudian perkara itu diwahyukan kepadanya dalam mimpi,
bahwa dia harus pergi menyingkir ke daerah Galilea, dan datang dan tinggal di desa
kaum Nesarim; sehingga tergenapilah apa yang telah dinubuatkan oleh nabi: "Dia akan
dipanggil sebagai seorang Nasraya." (Lihat juga Isha’ya 11:1, "sebuah cabang/nasraya
dari cabang-cabangnya akan menghasilkan buah”).
Page 3- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Frasa "Nasrayin hasaya sefer kadusha tsedek" diterjemahkan sebagai “Para Pelindung
Saleh Pengajaran Kitab Kudus”. Frasa Aramaik "hasaya" bermakna "esseni" atau "orang
kudus" (Ibrani:”Khassidim”) seperti beberapa kaum Esseni disebutkan (ingat, ada
banyak sekte-sekte Yahudi berbeda yang menyebut dirinya “Esseni” dan tidak semua
mereka ini sama keyakinannya).
Dengan demikian agama Kristen itu sejatinya adalah Nasrani yang menjalankan
kehidupan Torah Yahudi sehingga ada kesatuan yang tidak putus antara Yudaisme
dengan Nasrani.
Maran Yeshua Mshikha dalam SEJARAH hanya pernah mendirikan SATU GEREJA saja
yang disebut “Idtha” dalam bahasa Aramaik atau “Edah” dalam bahasa Ibrani:
"Aku juga berkata kepadamu, bahwa engkau adalah Ke’pha’ (Aramaik, artinya
“sebuah batu kecil”), dan di atas BATU KARANG BESAR “INI” (Aramaik: “Shu`a',
yakni batu karang besar tak bergerak), Aku akan membangun Edah-Ku, dan
pintu-pintu Sheol tidak akan menguasainya.” Berbalik kepada dua belas murid
Ia berkat*: “Aku akan memberikan kepada kamu semua kunci-kunci Kerajaan
sorga dan segala sesuatu yang engkau ikat di bumi akan terikat di sorga, dan
sesuatu yang engkau lepas di bumi, akan terlepas di sorga." – (Beshora Mar
Mattai 16:18-18-19 Peshitta AESV).
Catatan:
A. Kata denotasi tunjuk “INI” merujuk kepada sang Batu Karang, yaitu Yeshua sendiri (Mattai 21:42)
yang menjadi landasan diletakkan batu-batu kecil lainnya dalam suatu bangunan.
B. Ayat *16:19, catatan-catatan Sejarah Awal dari kaum Nesarim mengatakan, “Ketika pembacaan
dari Kitab-kitab Suci, sebelum membaca ‘Aku akan memberikan kepadamu semua kunci-kunci
dari Kerajaan sorga’, kaum B’nai Aharon akan selalu berkata ‘Berbaliklah kepada Dua Belas ia
berkata.’”
C. Kata Jemaat dalam konteks Mattai 16:18 adalah “Edah” atau “Idhta” merupakan kumpulan
orang yang hanya Satu Pemikiran dengan Mshikha, Satu Alaha, Satu Mikveh, Satu Alaha…. (lihat,
Efesus 4:4-7) pemahaman di sini “Jemaat” itu Satu yang didirikan langsung oleh Maran Yeshua di
Yerusalem di atas Iman Para Rasul-Nya. Jemaat Mshikha hanya ada Satu yang riil, yaitu Jemaat
Yerusalem merupakan “Kandang Domba-domba Mshikha” yang satu saja di mana kaum Yahudi
di satukan dengan kaum Goyim percaya (Yokhanan 10:16; 15:1-6; Roma 10:12). Sedangkan
Gereja-gereja di luar Yerusalem disebut “Gereja-gereja Rasuli” karena memang hasil dari
pewartaan Para Rasul, di Antiokia dan di Roma (Gereja Rasul Keipha), di Mesopotamia dan India
disebut Gereja Thomas, dll., dan disatukan dengan Gereja Pusat: Yerusalem disebut Gereja
Mshikha Nasrani Yerusalem (Idtha d’Nasraya Mshkhani Urushilim) dibawah kepemimpinan Uskup
pertama Rabban Ya’aqub ha-Tzadik saudara Maran. Dalam sejarah “Gereja Mshikha” telah
menghilang tetapi tidak musnah “ia sedang berada dalam padang gurun” (Wahyu 12:6) dalam
katakombe-katakombe dunia ini, saat menjelang Kedatangan Maran Kedua Kali ke bumi ia akan
menyatakan diri kembali; yang pertama menjadi yang terakhir dan yang pertama menjadi
terakhir. Maran Yeshua akan memerintah Jemaat-Nya kembali…
Pada Perayaan Savu’oth di Yerusalem Kesinambungan Qahal Israel Perjanjian Lama
direstorasi dalam Qahal Israel Perjanjian Baru dalam Mshikha melalui turunnya Ruakh
ha-Kodesh mencurahkan “Lidah-lidah Api” (Aramaik: Aisha d’Miltha) ke atas Para Rasul
Page 4- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
sesuai janji Maran Yeshua kepada mereka sebelum Kenaikan-Nya (Mar Yokhanan 16:415).
Setelah Pencurahan Ruakh ha-Kodesh, maka para rasul dengan gagah berani
mewartakan Pesan-pesan Yeshua kepada setiap orang bahwa Dia adalah “ha-Mashiakh”
yang ditunggu-tunggu bangsa Israel yang bukan hanya sebagai, Nabi, Raja, dan Rabi
Israel tetapi Yeshua yang tersalib itu adalah “Maran” dan “Alaha” (Yokhanan 20:28)!
Awalnya, mereka menyebut diri sebagai kaum Nasrani sebagai Pengikut Jalan Maran
(Kisah 18:25; 24:5) sebab mereka adalah Pengikut Yeshua Orang Nasrani (Kisah 22:8)
sebagai sang TUNAS (Netsr, dalam Yesaya 11:1) dari keturunan Isai melalui Daud, dan
Miriam. Nasrani adalah cabang Mazhab Agama Israel yang sejajar dengan mazbab
Farisi, Esseni, dan Sadduki, dll., dalam aneka macam mazhab-mazhab keagamaan
Yudaisme Abad Pertama Masehi. Mazhab Nasrani adalah semacam “Sekolah Pemikiran
Keagamaan Yahudi” yang kemudian kumpulan orang-orangnya disebut sebagai “EDAH”
(komunitas) yang sejajar dengan Knustha – Qahal – Kehillat. Pada awalnya mereka
adalah “kaum Yahudi” yang terkadang disebut sebagai Pengikut Mshikha atau Pengikut
ha-Mashiakh (Aramaik – Ibrani: “Mshikhanim” atau “Mshe’khayeem”).
Istilah “NASRANI” (bentuk plural ‘NESARIM’) bertendensi Para Pengikut Torah NonSelektif karena pada umumnya mereka adalah keturunan Yahudi dan gaya hidup (the
way of life) mereka adalah Torah. Ini harus kita sadari sebagai orang Goyim!
Setelah selang beberapa lama anggota-anggota Jemaat Nasrani ini semakin
berkembang keluar, kepada Bangsa-bangsa lain sehingga mereka ini disebut sebagai
Pengikut Torah Selektif (artinya, tidak dipaksakan menjalankan Torah Yahudi sebab
mereka tidak berbudaya Yahudi) yang difatwakan menurut keputusan Ruakh ha-Kodesh
dan Para Rasul dalam Konsili Yerusalem tahun 50-an Masehi (Kisah 15:28), tetapi kita
juga harus tahu persis bahwa Torah tetaplah bagian nafas hidup Jemaat Perdana (Kisah
15:21) sehingga kaum keturunan Yahudi lebih bersemangat lagi menjalankan Torah
(Kisah 21:20) dan kaum Goyim mengikuti kaum keturunan secara bertahap dan selektif
berdasarkan Perintah Torah itu sendiri dari MarYah Alaha (bilangan 15:15-16; Mattai
5:17-20; Lukas 16:16; Roma 3:31; Efesus 4:4-5). Sebab keselamatan itu hanya Iman
saja kepada Yeshua tanpa melakukan Torah adalah Iman Setan-setan (Yakobus 2:19).
Iman yang benar adalah beriman kepada Yeshua dan Torah yang diaplikasikan dalam
perilaku Torah adalah Iman yang hidup (Yakobus 2:26).
Jika kita mengasihi Maran Yeshua pastilah kita melakukan Perintah-perintah-Nya
(Mitzvoth) dan jika kita sahabat Yeshua maka kita melakukan perintah-Nya (Yokhanan
14:15; 15:14). Kata “Perintah” dalam konteks Ibrani adalah “Mitzvath” (kata tunggal,
dan plural, “Mitzvoth) dan ini selalu terkait dengan istilah TORAH. Sehingga Rasul Paulus
menyebut istilah ini dengan “Torah Mshikha” (Galatia 6:2).
TORAH MSHIKHA tidak sama dengan Torah Rabbi-rabbi Farisi yang merupakan Kuk
Berat, Torah Mshikha adalah Torah Kuk Ringan yang Alkitabiah (Mattai 11:28-29).
Page 5- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Dalam perkembangan kaum Nasrani di Antiokia – Syria, muncul friksi kesalahpahaman
antara kaum Yahudi dan kaum Goyim percaya perihal pemahaman Torah, sehingga
kaum Goyim percaya yang kebanyakan berbahasa Yunani dan berbudaya Yunani
memproklamirkan dirinya sebagai “Khristianos” atau “Kristen” untuk pertama kali di
zaman Para Rasul (Kisah 11:26).
Sebaliknya, kaum Yahudi yang berbahasa Aramaik di Antiokia menyebut diri sebagai
kaum “Mshikhanim” yang adalah mazhab Nasrani. Kedua istilah ini secara bertahap
mengalami friksi perpecahan dalam satu tubuh dan jumlah kaum Goyim percaya
semakin meningkat dan pada akhirnya Goyim percaya mendominasi Jemaat.
Kaum Nasrani tetap mempertahankan jati dirinya sebagai bernuansa Yahudi sementara
non-Yahudi semakin menjauh melepaskan dirinya dari ikatan persaudaraan dengan
kaum Yahudi sejak abad ke-2 M., sampai berpuncak pada pabad ke-4 M., total kaum
Nasrani Yahudi tersingkir dari pergaulan sesama orang percaya dan bahkan bapa gereja
Ephiphanius secara tersirat merujuk komunitas Nasrani sebagai kelompok “bida’ah”
sehingga sudut pandang ini telah membutakan mata hati orang percaya Kristen sampai
hari ini.
Ada usaha dari pihak Nasrani dari Mesopotamia untuk mencoba memperbaiki keadaan
ini dengan dikirimkannya utusan khusus menghadap Uskup Gereja Roma, Uskup
Sylvester I, dengan membawa Surat dari Av-Nasi Jemaat Nasrani di Mesopotamia,
Rabban Mar Yosip III tahun 318 M., sebagai berikut:
Ini mendesak agar anda mengetahui situasi keadaan yang buruk kaum kami dan kondisi
di mana mereka sekarang sedang tinggal di negeri diantara orang-orang kafir. Anda tahu
persis status mereka yang melarikan diri demi menyelamatkan nyawa mereka selama
masa teror merajalela atas Kota Suci Yerusalem yang kami cintai.
Kami meminta anda untuk memahami hak sepenuhnya tempat kepemimpinan Jemaat di
bumi, yakni di Yerusalem dan BUKAN di Roma. Karena tidak ada satupun dari Para Rasul
pernah mengucapkan tentang kepemimpinan Jemaat Mshikha di Roma. Mareinu Yeshua
menunjuk garis darah keturunan-Nya sendiri untuk mengawasi Jemaat-Nya dan ini sudah
dilakukan di Israel, dan tidak di luar Tanah Suci. Mereka yang dari antara Orang-orang
Yunani tidak punya hak ditunjuk bagi Ruang Maha Suci di Bait Suci Yahudi oleh suatu
keputusan lembaga keagamaan manapun dan kami melarang hal itu, sebab tindakan ini
merupakan penajisan dalam Rumah Tuhan.
Kami meminta anda perlu memperhatikan dengan seksama dan mengadakan perubahan
yang sepantasnya untuk mengeluarkan perintah secepat mungkin dan menempatkan
ulang hak kaum Kerabat Tuhan (Desposyni) dan mengembalikan kehidupan mereka di
Tanah Suci; selanjutnya kami menegaskan bahwa Uskup Yerusalem itu harus berada di
Kota Suci kita, yang selalu begitulah adanya, menurut keputusan ilahiah harus ada
ditangan anggota dari keluarga Yeshua dan bukan ditangan orang lain, karena inilah yang
pantas dan wajib diikuti tanpa keterpaksaan jika tidak anda berdosa atas perbuatan
tangan anda itu. Mereka para pimpinan di kota - kota lainnya harus memiliki hubungan
Page 6- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
dengan Uskup Yerusalem, karena inilah yang sepantasnya dan sangat perlu seperti yang
dilihat melalui Wahyu Ilahi.
Kami peringatkan anda untuk tidak memutus hubungan anda sendiri dengan Yerusalem,
karena dengan melakukan perbuatan yang demikian itu sama saja dengan memutus
hubungan anda sendiri dari Mshikha sepenuhnya. Tidaklah layak Jemaat itu dipimpin oleh
mereka yang tidak memiliki pertalian darah dengan Mshikha dan tidak memiliki hati
Mshikha. Ini adalah persoalan darah Mshikha yang harus selalu ada didalam Jemaat dan
menurut keputusan-Nya sendiri. Apakah yang Alaha telah tetapkan, tidak ada seorang
manusiapun boleh membatalkannya, jika tidak dia akan disebut orang yang kecil pada
akhir zaman.
Anda diminta untuk patuh terhadap kehendak Alaha dalam segala hal. Orang - orang yang
diutus datang kepadamu membawa perintah dari kami yang harus segera dilaksanakan.
Kiranya damai sejahtera dan berkat Alaha menyertaimu.
Ditulis oleh tanganku sendiri Yosip dan disaksikan oleh Tujuh Puluh Tetua dari kami
Mahkamah Agama (Sanhedrin Rasuli).
*Teks asli dalam bahasa Aramaik
Jika kita mengikuti format arah yang benar pastilah wajah Kekeristenan kita tidak seperti
sekarang ini terjadi, semua ini disebabkan dampak dari masa lalu para pengikut
Mshikha ini yang tidak berjalan sesuai rel yang telah diletakkan para rasul sebelumnya.
Dalam buku 'Kemerosotan dan Kejatuhan Gereja Roma' (The Decline and Fall of the
Roman Church, New York: Bantam, 1983*), Fr. Martin Malachi menulis mengenai
kunjungan bersejarah kaum Desposyni kepada uskup Sylvester I tahun 318 Masehi:
"Pertemuan antara Sylvester dan para pemimpin Nasrani Yahudi yang terjadi tahun 318....
berita ini sangat dikenal luas dan rombongan pada waktu itu diketuai Yoses, orang yang
paling tua dari kelompok Nasrani Yahudi, berbicara atas nama kaum Desposyni dan lainlainnya.
Nama desposyni itu sangat disegani, dihormati oleh semua orang-orang percaya pada Abad
Pertama dan separuh sejarah Kristen. Kata literalnya Desposyni berarti, dalam bahasa
Yunani, "milik Tuhan." Kaum kerabat ini dilestarikan secara unik bagi kaum kerabat sedarah
dengan Yeshua. Setiap bagian dari Jemaat Nasrani Yahudi Kuno selalu diperintah oleh
kaum desposynos, dan masing-masing mereka mengusung satu dari nama-nama
tradisional pada keluarga Tuhan Yeshua --- Zakaria, Yosip, Yokhanan, Ya'aqub, Yoses,
Simeon, Matthias, dan lain sebagainya. Tetapi tidak ada yang pernah dipanggil dengan
bernama Yeshua. Tidak Sylvester ataupun lainnya 32 para paus sebelum dia, ataupun
mereka yang menggantikan dia, pernah menekankan bahwa ada paling sedikitnya tiga
yang dikenal dan legitimasi silsilah otentik turunan darah dari keluarga Yeshua sendiri.
Salah satunya Yoakhim dan Hanna, orang tua Yeshua secara fisik. Satunya lagi dari garis
silsilah Elizabeth, saudara sepupu pertama ibunda Yeshua, Miriam, dan suami Elizabeth,
Zakaria. Dan satunya lagi dari Kleopas dan istrinya yang juga adalah saudara sepupu
pertama Miriam.
Page 7- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Tentu saja, ada sejumlah garis darah keturunan dari Yosip, suami Miriam, tetapi hanya
mereka orang-orang dalam garis darah keturunan dengan Yeshua melalui ibunda-Nya yang
berkualifikasi sebagai DESPOSYNI ..." (Dalam bahasa Aramaik, “Shemisqho”).
"Namun, sejak Kaisar Hadrian menguasai Yerusalem pada tahun 135, semua orang Yahudi
dan termasuk Orang-orang Nasrani Yahudi dilarang untuk memasuki Yerusalem dibawah
ancaman hukuman mati...."
"Oleh karena itu, mereka meminta Sylvester I menarik kembali konfirmasinya terhadap
Uskup-uskup Kristen Yunani di Yerusalem, Antiokhia, Efesus, Alexandria dan digantikan
Uskup-uskup Desposynos..."
"Sylvester dengan tegas dan kasar mengabaikan tuntutan kaum Nasrani Yahudi ini. Dia
mengatakan kepada mereka bahwa 'BUNDA GEREJA' sekarang ada di Roma, dengan
adanya tulang belulang rasul Petrus (Keipha) dan dia memaksa agar mereka menerima
Uskup-uskup Yunani memimpin mereka.
Itulah diskusi terakhir yang diketahui antara Kaum Nasrani Yahudi dari BUNDA JEMAAT
LAMA dan Orang-orang Kristen non-Yahudi ADALAH Bunda GEREJA BARU. Dengan adaptasi
ini Sylvester didukung oleh kaisar Konstantinus memutuskan bahwa pesan Yeshua harus
dinukilkan dalam pemahaman pola pikir dan budaya Barat (Western terms) yang bertitik
pijak pada model kekaisaran.
Kaum Nasrani Yahudi tidak memiliki tempat terhadap pola struktur yang semacam itu.
Mereka ini terus berjuang agar tetap hidup hingga dekade pertama sampai abad ke-5
Masehi (di wilayah kekuasaan Romawi). Kemudian, satu demi satu, mereka kaum
Desposynos ini menghilang.... Tetapi kebanyakan dari mereka tewas ---- oleh pedang
(Pasukan Romawi memburu mereka sebagai orang-orang pelanggar hukum), dengan
kelaparan (mereka diusir dari lahan - lahan pertanian kecil yang mereka miliki dan dilarang
atau tidak diijinkan membaurkan diri mereka untuk hidup di kota-kota besar), dengan cara
mengurangi angka kelahiran hingga ketitik nol ... Akhirnya, kaum Desposyni musnah tidak
ada lagi. Di mana - mana, Paus Roma memerintahkan untuk dihormati dan dengan mulus
menjalankan otoritas kekuasaannya."
"...dalam dua puluh tahun setelah kematian Sylvester I, legiun - legiun Romawi yang sedang
mempertahankan Konstantinople, yang baru saja Konstantinus menyelesaikan
pembangunan bangunan itu. Adukan semen masih basah .... dinasti Konstantinus berakhir
enam puluh tahun, kebanyakan waktu dia habiskan sibuk dengan memerangi kaum Goths,
Franks, dan Alemanni dari perbatasan-perbatasan kekaisaran. (Semua usaha yang dia
lakukan untuk membentengi Konstantinople tidak banyak menolong). Setelah kematiannya
tahun 337 Masehi, tiga putranya menggantikan dia. Putranya yang terakhir dari mereka ini
adalah, Konstantius, mati tahun 361. Seiring dengan waktu kematian Kaisar Gratian (383
M), wilayah Balkan diserahkan kepada kaum Goth. Tahun 405 M, bangsa Romawi
mengevakuasi Britain. Segera Spanyol jatuh ke tangan kaum Vandal. Pada bulan Agustus
410 M, Roma sendiri dijarah oleh kaum Goth dibawah kekuasaan Alaric." – Martin Malachi.
Sejak saat itu mulai merangkak pengajaran-pengajaran Teologi Pengganti menjadi
sesuatu yang asing dalam Iman Kristen Asli; adopsi dan sinkretisme menjadi warna iman
Katolik Roma dan ditiru oleh semua Gereja – gereja lainnya. Dalam hal ini hanya satu
Page 8- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
yang tetap bisa dihormati dalam Gereja Roma Katolik, yakni “tahbisan Suksesi Rasuliah
masih sah dan otentik dan begitu juga Gereja-gereja Ortodoks Timur lainnya, sedangkan
ajaran-ajaran (doktrin), dogma, dan moral gereja serta tradisi-tradisi semuanya penuh
dengan tanda tanya (null, illicit dan void).
Dalam satu sisi dasar Kitab Suci mendukung bahwa kekuasaan gerejawi akan jatuh ke
tangan suatu Umat dan tidak lagi dipimpin oleh kepemimpinan Sanhedrin Lama, tetapi
kepada Sanhedrin Rasuli. Contoh lihat persidangan Konsili Yerusalem (Kisah 15)
sebagai kenyataan yang terjadi bahwa otoritas Ilahi tidak lagi diberikan kepada
Sanhedrin Yudaisme yang dikuasai kaum sekte Farisi dan Sadduki:
“Oleh sebab itu Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan MarYAH (Elohim) akan
diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu umat yang
menghasilkan buah.” (Mattityahu 21:43 Peshitta)
Catatan: ayat ini disalahterjemahkan sebagai “bangsa”, dan ini menunjuk aslinya kepada suatu
kumpulan umat yang disebut “Netzarim” (d’Nasraya), sebagai umat Perjanjian Baru Israel yang
sudah diformat ulang oleh Yeshua dengan mengangkat 12 Suku bangsa Perjanjian Baru dan
Hakim-hakim 70 Perjanjian Baru (Mattai 10:1-6; Lukas 10:1).Kata “people” dalam bentuk
tunggal.
Dengan demikian, tidak ada hak kepemimpinan Jemaat Mshikha jatuh ke tangan
Bangsa-bangsa, kecuali bangsa Yahudi dan juga pusat pemerintahan gerejawi mutlak
ada di Yerusalem. Tetapi setelah abad ke-4 Masehi, Gereja Kristen Bangsa-bangsa telah
menjungkirbalikkan posisi Iman dan pemerintah Tubuh Mshikha menjadi di Roma Lama
sebagai pusat ibukota Kekaisaran Romawi dan juga direbut kembali oleh Konstantinople
sebagai pusat ibukota Romawi Baru. Posisi kekuasaan politis kepemimpinan gerejawi
saling diperebutkan oleh sistem Kepatriakan Pentarkhi: Kepatriakan Roma,
Konstantinople, Alexandria, Antiokia, dan Yerusalem. Kedudukan kepemimpinan ini tidak
didasarkan pemahaman teologis Alkitabiah tetapi hanya berdasarkan politik gerejawi
yang didukung kekuasaan Kekaisaran Romawi. Sesungguhnya tidak ada satupun dari
pusat Pentarkhi ini layak menjadi pemimpin. Kelak setelah kedatangan Yeshua Kedua
Kali ke bumi kekuasaan Kepausan Gereja Roma Katolik dan Kepatriakan Byzantium
Ortodoks Konstantinople, Kepausan Gereja Ortodoks Koptik, Kepatriakan Antiokia, dan
Kepatriakan Ortodoks Yunani di Yerusalem akan dilucuti semua dan dijungkirbalikkan
menjadi tempat paling rendah! (Mattai 20:16).
Page 9- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian II
SEBAB – AKIBAT
Dalam ranah logika berpikir selalu dikatakan: “Ada Sebab Ada Akibat.” Gereja Roma
Katolik adalah salah satu Gereja Mshikha di bumi ini yang mengklaim dirinya Gereja
Super Power dari seluruh Gereja – gereja Rasuli lainnya yang sejajar. Dia menempatkan
dirinya nomor satu di dunia sejak zaman kuno. Sikap ini ditenggarai karena letak
strategis politis ekonomi yang berpusat di ibukota metropolitan kekaisaran Romawi
Lama membuat kedudukan Uskup Roma menjadi istimewa dari yang lain.
Fenomena ambisi berkuasa ini sudah dimulai dari muridnya Shliakh Mar Shimon Keipha,
Uskup Clement (92 M), Uskup kedua Roma setelah Uskup Linus muridnya Mar Keipha
dan Mar Saul. Shliakh Mar Shimon Keipha mentahbiskan tiga muridnya; Linus, Clement,
dan Anacletus. Jemaat Roma awalnya dipimpin oleh kolegialitas tiga Uskup ini, bukan
oleh Shliakh Mar Keipha ataupun Mar Saul. Uskup Gereja Roma pertama adalah Mar
Linus, digantikan Mar Clement dan akhirnya Mar Anacletus (180 M). Salah satu Uskup
paling keras dari ketiganya adalah Uskup Clement yang mencoba memposisikan Gereja
Roma sebagai “pusat Kekristenan” sesuai konteks pusat pemerintahan duniawi ROMA
LAMA.
Clement dalam Surat Kirimannya kepada umat Korintus, jelas terlihat indikasi keinginan
Roma sebagai pusat administratif Kekristenan. Kemudian, kasus Uskup Anicletus
dengan Mar Polikarpus murid Shliakh Mar Yokhanan, perihal penetapan “Paskah
Kristen”, Uskup Roma, Anicletus menolak usulan perhitungan Kalender Yahudi yang
diyakini Mar Polikarpus yang diikuti Jemaat-jemaat di Asia Kecil.
Keinginan Gereja Roma sebagai Pemimpin juga diulas dalam Konsili Nikea tahun 325,
dalam posisi sistem Pentarki (kanon nomor 6): Roma, Alexandria, Antiokia, dan
Yerusalem tunduk kepada Metropolitan Kaesarea diberikan tempt berikutnya setelah
ketiga Keuskupan di atas (Kanon 7) dan Konstantinople belum disebutkan dan nanti
setelah lima tahun kemudian barulah ditetapkan kembali dalam Kanon 3: “Uskup
Konstantinople memiliki hak prerogatif kehormatan setelah Uskup Roma, sebab
Konstantinople adalah ROMA BARU.” (Kanon Kalsedon nomor 28 menegaskan Kanon
nomor 3); maka Gereja Roma menempati posisi “Primus Inter Pares” (Utama dari antara
Sejajar).
Setelah Skisma Besar tahun 1054 saat Kardinal Humbert Silva Candida, (1000-1061).
Seorang rahib Benediktus dari Moyenmoutier, di pegunungan Vosges, Francis sebagai
penggagas terjadinya Skisma antara Gereja Timur dan Barat.
Humbert menawarkan konsep monarkis uskup dan otoritas terpusat pada kepausan.
Penolakan ritus Latin oleh Mikhael Cerularius, patriak Konstantantinople, ia membalas
dalam suatu Traktat Adversus Graecorum calumnias tahun 1053 (“Melawan Para
Perusak Yunani”). Pope Leo mengutus Humbert ke Konstantinople tahun 1054 untuk
Page 10- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
menentukan ekspresi signifikan oleh Kaisar Kanstantinus IX Monomachus perihal
keinginan kesatuan Yunani-Roma, dan saat berada di sana Humbert mengadakan
perdebatan public dengan para ahli teologi Byzantium. Frustrasi terhadap tidak ada jalan
keluar teologis dalam diskusi bersama dengan orang-orang Yunani dan penolakan
mereka untuk tunduk kepada Gereja Latin, Humbert, dalam pertemuan formal di
katedral Hagia Sophia pada 16 Juli 1054, mengutuk Patriak Michael sebagai seorang
bidat; pengutukan secara umum terhadap seluruh yang mengikuti Gereja Ortodoks
Yunani. Perihal ini dibalas mengutuk juga oleh Patriak Mikhael Cerularius pada tahun
yang sama. Efeknya baik Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Roma Katolik sama-sama
dalam kondisi TERKUTUK sampai hari ini.
Tentu saja, jika diteliti sejarah dengan baik letak kesalahan pada umumnya ada di
pundak Gereja Roma Katolik yang sangat arogan ingin menguasai Gereja – gereja
seluruh dunia. Ambisi ini sudah berurat berakar sejak zaman awal hingga hari ini, hanya
Maran Yeshua nanti akan menjungkirbalikkan kekuasaan mereka hingga hancur
berkeping-keping.
Gereja Roma selalu reaktif dalam kekuasaan dan perubahan dalam dogma, doktrin dan
moral gereja yang dibungkus dalam jubah kekuasaan politis gerejawi.
Page 11- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian III
KONSILI VATIKAN TAHUN 1870
Cabang-cabang Sungai Rasuli Baru
Gereja Roma sejak abad ke-6 M., telah berhasil menundukkan semua Keuskupan yang
ada di Eropa, terutama Gereja Inggris ditaklukkan dengan kedatangan misi St. Agustin
dan pada konsili Sinode Withby (abad ke-6 M), Gereja Anglikan tunduk kepada
Kepausan Roma, yang telah menaklukkan Gereja-gereja Kebiaraan Keltik yang didirikan
oleh Rasul Filipus dan Yosip Arimatea pamannya Tuhan sejak tahun 36 M.
Kebebasan intelektual Katolik terasa mengalir deras berkembang di mana-mana, kaum
Ultramontanis1 merasa itu hanya melalui kediktatoran mutlak atas pikiran-pikiran dan
hati nurani orang beriman yang Roma raih kembali dengan membentuk kekuasaan yang
sebelumnya ia miliki atas seluruh kekuatan dunia Negara-negara Barat yang kini
diperlemah oleh keunggulan Reformasi Protestan. Penegakan semacam kediktatoran
inilah yang coba mereka usahakan kembali, dan dapatkan, melalui agensi Konsili
1 Ultramontanis berasal dari kata “Montanus” dari orng yang bernama Montanus yang memisahkan diri dari Gereja
dengan membentuk komunitas tersendiri di Frigia – Asia Kecil abad ke-2 M. Montanus adalah seorang petobat
masuk menjadi agama Kristen dengan latar belakang seorang imam dewa Appolo atau Cybele. Dia percaya adalah
seorang nabi Alaha dan Roh Kudus berbicara melalui dirinya. Montanus menyatakan kota Pepuza dan Tymion di
barat – Frigia pusat sebatai situs Yerusalem Baru. Frigia menjadi pusat gerakan mereka dan budaya Hellenisme
tidak pernah berakar di sini seperti wilayah-wilayah Timur Kekaisaran Romawi lainnya. ini menjadi sekte
Kekristenan terpisah dari yang lainnya.Montanus punya dua anak perempuan yang selalu mendampinginya dalam
pergerakan sekte Montanisme, yakni Priscilla dan Maximilla, yang mengklaim mendapatkan ilham-ilham Roh
Kudus. "Ketiga mereka ini berbicara dalam visi ekstasi dan meminta dengan keras para pengikutnya berdoa dan
puasa, agar mereka bisa mendapatkan visi penglihatan wangsit-wansit ini. Para pengikut mereka mengklaim
menerima karunia nubuatan dari nabi-nabi Quadratus dan Ammia dari Filadelpia, figure-figur yang dipercayai
adalah bagian dari garis suksesi nubuatan yang diperluas yang kesemuanya itu merujuk kepada Nabi Agabus
(Kisah 11:27-28; 21:10) salah satu dari 70 Murid (Lukas 10:1-24) dan anak-anak perempuan dari Diakon Filipus
(Kisah 6:5; 21:7-9). Pada waktu itu Nubuatan Baru menyebar dari penduduk kelompok Montanus Frigia
menyeberang dunia Kristen hingga Afrika dan Gaul. Para pengikut Montanisme ini menghapuskan Suksesi Rasuli
tidak diperlukan lagi, kecuali melalui urapan-urapan roh kudus nubuatan, mereka Uskup wanita dan imam wanita,
dilarang memakai perhiasan, menerapkan puasa & doa ketat secara spontan, merayakan Paskah pada tekanan
tanggal 14 Nisan bukan pada hari, beribadah riuh dan histeris. Dalam beberapa abad sampai 2000 tahun Sejarah
Gereja selalu ada muncul gerakan semacam ini, seperti terakhir kali pada tahun 1960-an dengan lahir Gerakan
Pentakostalisme – Kharismatikisme yang sama.
Paus Pius IX juga dijuluki sebagai Ultra-Montanisme (Montanis Baru) karena mneyatakan dirinya saat bertemu
dengan penampakan Maria di gua Lourdes bahwa Miriam berkata, “Pius engkau Tak Bisa Salah”, dan Pius
menjawab, ‘Maria Tak Bernoda.” Kebiasaan ini adalah sama dengan nubuatan-nubuatan Montanus seperti ucapan
sabda dewa dari dunia Yunani-Romawi, berbicara dalam orang pertama sebagai Alaha: "Aku adalah sang Bapa dan
sang Anak dan sang Roh Kudus." Saat Paus IX mengucapkan oracle yang sama dalam Konsili bahwa dirinya “Tak
Bisa Salah” membuat gempar seluruh Uskup yang hadir. Ini sudah bertentangan dengan Tradisi Katolik sejak kuno
dari Para Rasul. Rasul Petrus saja bisa melakuka kesalahan dan ditegur rasul Paulus (Galatia 2:11). Delegasi
Keuskupan Agung Utrecht Holland keluar dari sidang Konsili dan menyatakan diri lepas dari Gereja Roma –
Vatikan, mereka kembali kepada Katolik “Lama” yang sudah 1870 tahun diwarisi. Siapapun manusia di muka
bumi ini “tidak ada yang sempurna” dan semua keputusan gerejawi bisa salah dan tidak ada kemutlakan di muka
bumi ini. Sejak Konsili Vatikan Pertama sampai hari ini para pengikut Paus Pius IX dalam Gereja Roma Katolik
dijuluki “Gereja Ultra-Montanisme.”
Page 12- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Vatikan Pertama tahun 1870. Hingga waktu Konsili ini Pribadi Paus Tak Dapat Salah (the
personal infallibility of the Pope) dipandang tidak lebih dari pada suatu "opini kesalehan"
yang dianut oleh satu faksi dalam Gereja. Sebagian besar Gereja Katolik begitu sedikit
percaya hal itu, pada waktu itu kaum Protestan mengolok-olok mereka dengan takhayul
ini, para pakar teologi Roma memandangnya itu sebagai suatu fitnah. Konsili Vatikan
adalah langkah berani dalam usaha untuk membuat apa yang dahulu dipandang
sebagai suatu "rekayasa Protestan" kedalam dasar Iman Katolik.
Paus Pius IX, paus tua tanpa banyak memiliki budaya teologis, diilhami oleh kaum
Serikat Jesuit dalam pengertian ketidakmungkinan salah pribadinya sendiri, menurut,
untuk mengamankan pengakuan resmi Gereja melalui suatu yang disebut Konsili Umum
dalam perihal ini, meminta Konsili Vatikan membuka Perayaan Konsepsi Immaculata
dari Perawan Terberkati Maria2 (8 Desember 1870). Pada hari itu, lima belas tahun
sebelumnya, Pius IX dirinya sendiri sudah memproklamasikan Dogma Baru ini, dan suatu
semangat wali gereja, yang baru saja kembali dari suatu kunjungan ke Lourdes, yang
meyakinkan dia: "Paus berkata kepada Maria, "Engkau Dikandung Tak Bernoda."
Kemudian Maria menjawab kepada Paus, "Dan Engkau Tak Bisa Salah." Dalam Konsili
Vatikan perwakilan-perwakilan dari mayoritas besar Katolik Roma, Jerman, Prancis,
Austria, Inggris, Czech, Irish dan uskup-uskup Amerika, merasa geli dan aneh ini
membentuk kelompok minoritas.
Mayoritas besar yang hadir dalam Konsili itu adalah para uskup orang Italia yang
mewakili sejumlah keuskupan-keuskupan kecil dan para Uskup titular tanpa keuskupankeuskupan, yang harus dibiayai hidupnya, Kardinal Schwarzenburg berkata, "Paus wajib
membayar semuanya, bahkan sampai kaos kaki mereka, agar mereka memilih dengan
buta penawarannya. Minoritas sedikit saja yang punya kesempatan untuk menyuarakan
ketidaksetujuan mereka terhadap rekayasa dogma baru. Suatu perintah bisnis
digambarkan oleh Uskup Agung Roma Katolik, yang hadir di Konsili sebagai "perangkap
timbunan kutuk," menghalangi semua diskusi bebas. Suara minoritas tidak terdengar
dalam Konsili dan keinginan untuk mengabadikan sikap oposisi mereka secara tercetak,
percetakan-percetakan Roma dilarang untuk melayani mereka. Pamflet-pamflet surat
dari luar negeri disita dan tidak pernah disampaikan. Jika ada orang bertanya atas dasar
Tradisi Kristen dibungkam dengan jawaban Paus dengan perkataan "Aku adalah tradisi."
Pada menit terakhir memohon kepada Paus, ketika beberapa uskup diijinkan bertatap
muka langsung, uskup gagah berani dari Mainz, Baron von Kotteler, tersungkur dengan
berlutut sambil menangis meminta Paus agar tidak memformulasi dogma fatal perihal
ketidakmungkinan dirinya sendiri salah. Akhirnya, saat dogma diluncurkan pada
pertemuan pemilih perdananya, 88 pemilih menentang dogma tersebut, 91 uskup
2
Immaculate Conception (Terkandung Tak Bernoda) adalah dogma Gereja Katolik tentang kesucian Perawan Maria
setelah mengandung. Ini dipercayai bahwa Perawan Maria tetap tanpa dosa dan dipenuhi dengan anugerah
penyucian setelah masa terkandung. Konsepsi Immaculata adalah satu dari Empat Dogma dalam Mariologi Katolik
Roma, dan perayaan Konsepsi Immaculata meluas dirayakan di berbagai negeri seluruh dunia. Urusan perawan
atau tidak bukan urusan Gereja, tapi urusan pribadi Maria sendiri! Gereja terlalu intervensi terhadap Wanita Saleh
Yahudi ini. Kultus ini adalah akibat unsur-unsur ajaran Gnostikisme kuno yang terserab dalam Gereja.
Page 13- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
berdiam diri dari pemilihan suara, dan 62 pemilih hanya ikut-ikutan memilih. Mereka
para penentang dikeluarkan dari Roma sebelum pemilihan kedua dari pada tetap hadir
yang akan mendukung mereka yang tak suka terhadap dogma ini atau secara pribadi
akan melecehkan Paus dengan pemilihan negatif.
Dengan semua oposisi membubarkan kaum ultramontanis Roma memeteraikan
kemenangan mereka pada voting suara akhir dengan menyisahkan suara-suara negatif
pada 18 Juli 1870. Pada hari itu, di tengah-tengah satu badai yang paling dashyat terjadi
menerpa dan menghancurkan kota Roma, disertai dengan Guntur menggelegar dan petir
sambar - menyambar, sementara itu hujan dicurahkan dengan derasnya memecahkan
kaca – kaca atas dekat dia, Pius IX bangkit berdiri dalam kegelapan, dan melalui
bantuan cahaya lilin kecil, membacakan momen penegasan tak bisa salah dirinya
sendiri. "Kami mendeklarasikan ini menjadi artikel iman bahwa Paus Roma tak bisa
salah dalam suatu doktrin berkaitan terhadap iman dan moral. Jika ada orang yang
melawan keputusan kami ini, biarlah Alaha melarang, biarlah ia dikutuk," Badai itu
sendiri ditafsirkan beraneka ragam oleh teman ataupun lawan, seperti perbandingannya
terhadap ketetapan khidmat dari Gunung Sinai atau sebagai pertanda murka Ilahi dan
mendekati kehancuran. Tapi apa saja pembentukan-pembentukan ditempatkan atas
keadaan sekitar kelahiran dogma baru ini, Gereja Barat ikatan tak terbantahkan
terhadap tafsir baru dari Kekatolikannya. Tradisi dan Kitab Suci tidak lagi perlu. Sebagai
gantinya, setiap orang Kristen berada dalam kegusaran dengan keberadaan terkutuk
sesudah peristiwa ini untuk tahu bahwa perihal Imannya, ia harus berpuas diri dengan
jawaban "Paus bertitah, persoalan selesai."
Page 14- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian IV
"CAUSA FINITA EST?"
Dengan deklarasi doktrin Paus Tak Bisa Salah (papal infallibility) pada penutupan sesi
Konsili Vatikan Pertama tahun 1870, kondisi iman baru dipaksakan pada semua orang
Katolik. Sejauh kaum Ultramontanis Roma diamati, pertanyaan mengaduk-aduk hati
orang dalam gereja selama berabad-abad yang lalu yang sekarang sudah dianggap
angin lalu saja. "Paus bertitah", tapi masalah ternyata tidak kunjung selesai. Justru,
pergumulan nyata sekarang sedang terbentuk.
Ada anggota-anggota Gereja Roma Katolik yang terpelajar yang tak bisa berdamai
terhadap Dogma Baru dengan apa yang mereka selalu yakini. Kesadaran Katolik zaman
awal menyajikan teori yang tak mengenal paus tak bisa salah yang seharusnya tak bisa
pernah bertumbuh sah. Teori primitif, sebagaimana Konsili – konsili agung Gereja Tak
Terbagi membuat jelas, menempatkan otoritas final dalam konsili ekumenis dari semua
para uskup dari seluruh gereja dan pemindahan otoritas ini dari seluruh tubuh gereja
kepada satu sosok individu sama sekali bukan perkembangan Katolik sejati, tapi
terlepas dari konstitusi asli Gereja. Jika kebanyakan Para Uskup dipaksa atau diancam
oleh intimidasi resmi untuk menerima keyakinan baru, ada lainnya administrasi tak
tersentuh maupun ditakuti. Beberapa Uskup menolak mempublikasikan dogma baru
dalam keuskupan mereka. Di Amerika, Uskup Agung Kenrick dari St. Louis, yang
berbicara menentang dogma baru ditekan dalam Konsili, mengekspresikan perasaan tak
terucapkan dari banyak uskup-uskup sehingga menjadi kenangan tak terlupakan.
"Sekalipun saya tunduk, saya tidak akan pernah mengajarkan doktrin Paus Tak Bisa
Salah yang berlawanan terhadap Kitab Suci dan Tradisi yang tak mendukungnya, dan
akan membiarkan orang lain menjelaskan kesesuaiannya dengan fakta sejarah gerejawi
yang mana saya rujuk dalam jawabanku. Sepanjang saya masih diijinkan untuk tetap
tinggal dalam tempat tugasku sekarang aku akan membatasi diriku sendiri pada tugastugas administratif yang aku bisa lakukan lebih mudah tanpa menarik perhatian,
sebagaimana bertahun-tahun aku lalui jarang wartakan."
Tapi sekali lagi jika Para Uskup terbukti "lemah dan takut" dalam menghadapi
ketidaknyamanan pejabat Roma, maka biarlah itu bagi para pakar teologi dan para
sarjana membela Iman. Orang-orang semacam itu seperti von Shulte, Reinkins, Tuan
Acton, von Dollinger dal lainnya membedakan para sarjana dari Eropa bagian utara terus
berbicara dan tanpa kenal takut melawan Iman baru Curia Roma. Perubahan pada
dogma baru muncul seperti air pasang laut yang cepat diantara kawanan umat dan
rohaniawan seluruh Eropa bagian utara di mana doktrin Roma harus dipaksakan,
dengan aniaya di mana persuasi Keuskupan terbukti tak mendatangkan hasil.
Masyarakat Bavaria bergejolak dan para imam menolak untuk menerima atau
mempublikasikan dekrit Vatikan baru dalam paroki-paroki mereka. Tiga minggu awal
setelah penutupan Konsili lebih dari seribu Katolik Roma Rhenish di Konigwinter,
Jerman, bersatu dalam deklarasi bahwa "mereka tidak menerima dekrit-dekrit yang
berkaitan kepada kekuasaan mutlak dan pribadi paus tak dapat salah, menolaknya
Page 15- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
karena bertentangan terhadap iman tradisional Gereja rasuliah kuno." Singkatnya
sebelum ini, tiga puluh tiga professor dan dosen Universitas Munich, bukan para anggota
fakultas teologi, ikut berpartisipasi unjuk rasa pada deklarasi yang sama, dan ini diikuti
pada bulan April 1871 melalui "Munich Museum" yang ditanda tangani oleh delapan
belas ribu orang, yang diteruskan kepada pemerintah, tujuannya untuk "mencegah
adopsi dalam gereja dan sekolah terhadap dogma baru dan meninjau kembali hubungan
gereja dan negara", dan seperti hubungan Tradisi dan Kitab Suci.
Page 16- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian V
KONGRES MUNICH
Pembangunan aktual kembali gereja adalah jauh lebih sulit dari pada menangani
gelombang ribuan suara protes. Bagaimana menangani ini? Orang-orang ini, orang
Katolik saleh, dibakar dengan semangat bagi kebenaran, ingin tetap seperti dahulunya
adanya. Sebab inilah Katolikisme sejatinya, bukan ultra-montanis Roma, tetapi Gereja
Katolikisme ideal sebagaimana hal itu selalu ada, di mana saja dikenal yang mana jiwa
– jiwa mereka menaruh harapan dan pola yang mana mereka ingin bangun. Tak dapat
ditarik kembali dengan menyatakan tidak sah oleh Gereja Roma ini bukan untuk
membentuk diluar tubuh dan takdirnya tergantung di tangan mereka.
Dalam pengertian ini, Kongres Munich, terdiri dari tiga ratus delegasi dari Jerman,
Austria, dan Switzerland, dengan sejumlah tamu dari semua negeri Kristen di bumi, awal
bulan September 1871 didakan program ini: "Kami bertekad bulad memegang Iman
Katolik Lama seperti yang ditegaskan oleh tradisi dan Kitab Suci dan juga ibadat
Katolik."
Mereka menolak rekayasa dogma-dogma baru Pius IX, termasuk dogma Maria
Dikandung Tanpa Noda (Immaculate Conception of Mary), dan selanjutnya
mendeklarasikan, "Kami bertujuan, dengan kerjasama teologi dan sains kanonis, pada
suatu pembaharuan gereja, yang dipahami dalam roh gereja kuno, akan menyingkirkan
keberadaan yang rusak dan penyimpangan, dan secara khusus menyesuaikan rasa
keadilan dari partisipasi umat Katolik secara regulasi konstitusional dalam urusanurusan gereja." Di Cologne, Jerman, tahun berikutnya, kongres berikutnya dibawah
arahan langsung Dr. von Dollinger melangkah lebih jauh dalam arahan praktis. Dibawah
kepemimpinan Dr. von Schulte tajuk penentuan gereja Katolik Lama sudah mantap
diputuskan. Uskup memiliki semua hak umum bagi jabatannya, tapi rohaniawan dan
awam diberikan suara dalam arahan legislasi dan disiplin. Uskup adalah jabatan
pemimpin Konsili tepai dipilih oleh lembaga konsili. Tidak ada rohaniawan dilantik jika
tidak diakui pertama kali oleh anggota-anggota paroki lokal. Tidak ada pajak bagi
dispensasi dan pengangkatan dimunculkan. Bentuk inilah prinsip-prinsip dasar gerakan,
terpisah dari kesetiaannya terhadap iman tradisional Gereja, yang berseberangan
terhadap "Roma" atau "Vatikan" Katolikisme ini mulai mengambil bentuk gerejawi
dibawah nama "Katolik Lama."
Page 17- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian VI
MENGUMPULKAN BERSAMA YANG TERPECAH BELAH
Reaksi di Jerman, Austria, dan Switzerland diantara Katolik setia terhadap dekrit – dekrit
Vatikan disapu bersih. Seluruh komunitas paroki menolak untuk menerima dekrit-dekrit
baru dan bergabung bersama dalam konsili-konsili umum untuk mengaskan ulang iman
mereka dalam Kitab Suci dan Tradisi Gereja Katolik otentik dan menentukan masa
depan mereka. Dibawah kepemimpinan cerdas gerakan memunculkan tantangan aniaya
dan intimidasi dari saudari gereja Roma besar yang sesat sekarang mulai bereaksi.
Dana pensiun para Imam dihentikan mendadak jika mereka tidak mau tunduk
menerima dogma baru Paus Tak Bisa Salah, yang segera memunculkan ejekan diantara
mereka "kelaparan dogma." Boikot dan pengasingan dan bahkan senjata Negara
digunakan oleh kaum ultramontanis Roma yang marah dalam usaha mereka memaksa
penundukan populasi Katolik yang melawan terhadap keinginan mereka. Menentang
semua ini iman yang sesungguhnya dari ribuan orang Kristen yang kokoh pertahankan.
Meskipun Katolik ini melestarikan iman, sebagaimana mereka selalu yakini itu, mereka
tidak takut umat tanpa uskup bagaimana melanjutkan suksesi iman ini bagi generasigenerasi selanjutnya. Ini perlu dengan mendirikan Gereja Katolik Lama dan
pemerintahannya yang mandiri melalui uskup yang dipilih. Tapi bagaimana Uskup sah
didapatkan, karena menurut konsep Katolik, uskup semacam itu hanya bisa
dikonsekrasi oleh uskup yang sah?
Inilah Sungai Sejarah, yang sekarang dan lagi mengalir luas hanya dengan membelah
kedalam saluran berbeda, sekarang mengalir bersama lagi. Gereja Katolik Holland perlu
mendapatkan dukungan pergerakan Gereja Katolik Lama. Dari waktu ketika paus dan
kelompok Jesuit pertama kali mencoba menaklukkannya, Gereja Katolik Holland tetap
bisa berdiri tegak terhadap rintangan bertahun-tahun, dengan kokoh dalam posisi dan
pelestarian lencana Kerasuliahan sucinya dalam suksesi Katolik dari para uskupnya.
Pada tahun 1145, atas permintaan Kaisar Roma Suci, Conrad III, Paus Eugene II
Terberkati menganugerahkan Keuskupan Agung Katolik Utrecht akan pemilihan para
uskupnya sendiri. Konsili Ke-4 Lateran menegaskan penganugerahan ini pada tahun
1215. Pada tahun 1520, Paus Leo X dalam Surat Edaran, "Debitum Pastoralis,"
menganugerahkan kepada Keuskupan Agung Katolik Utrecht dan Uskupnya ke-57,
Phillip dari Burgundy, hak putusan hakim dari urusannya sendiri "tanpa referensi kepada
pengadilan Tahta Keuskupan Suci." Fakultas Teologi Paris dan Louvain, pada tahun
1717, memverifikasi hak istimewa ini, dikenal sebagai Hak Istimewa Leonine.
Demikianlah hal itu, Uskup Agung Belanda, Loos, pada tahun 1872, menolong Umat
Katolik Lama Jerman dengan penguatan dan mau mengkonsekrasi uskup mereka, tapi
hal itu pertama kali gerakan Gereja Katolik Lama harus mendapatkan pengakuan dari
negara. Dr. von Schulte memohon kepada Pemerintah Prussia dan menerima
pengakuan Kerajaan, sebagai Katolik, bagi uskup yang dipilih, dan juga menyumbahn
dana 48,000 marks untuk ongkos uskup dan administrasinya. Katolikisme Lama, tanpa
pengakuan Negara, di mata kebanyakan orang Eropa akan menjadi suatu sekte, dan ini
akan berarti suatu penolakan pada gerakan bagian Katolik Lama untuk keberadaan
Page 18- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
legalnya dan haknya yang sama sebagaimana halnya dukungan yang dimiliki bagi Gereja
Roma jika gerakan ini tidak mendapat pengakuan. Dengan memenuhi ini delegasi
kongreasi Jerman, rohaniawan dan awam, dalam cara Gereja kuno di Kapel Ruang
Serbaguna Kota Cologne pada tanggal 4 Juni 1873, dengan suara bulat memilih
Professor D. Reinkins, dari Bonn, sebagai Uskup masa depan mereka. Ketika Uskup
Agung Loos wafat, Uskup Heykamp dari Deventer mengkonsekrasi Uskup Katolik
Pertama untuk Jerman. Di Switzerland pada tahun 1876 Uskup Herzog dikonsekrasi
menjadi Uskup Gerakan Katolik Lama di sana. Demikianlah Gereja Mshikha yang
tercerai berai dikumpulkan bersama. Pada waktu pergerakan cukup berkembang di
bagian-bagian dunia lainnya perlunya jaminan supervisi Keuskupan dan bertahap
penjagaan yang waspada Keuskupan Katolik muncul untuk memberkati orang-orang
beriman ini dari Gereja Katolik Mshikha semakin bertambah jumlahnya di mana-mana.
Di Austria, Czechoslovakia, Italia, Switzerland, Prancis, Yugoslavia dan Polandia gerakan
bertumbuh dan berakar dan Para Uskup dikonsekrasi di Utrecht, Holland (Belanda),
untuk kebanyakan negeri-negeri ini. Perjuangan yang gagah berani kawanan kecil para
imam dan anggota awam Katolik semua elemen-elemen dalam Gereja yang melakukan
perlawanan menentang korupsi terhadap imannya dan menyadari Kristen asli yang ideal
dari satu kawanan Domba Mshikha, keluar bersama, dan pertama kali hanya
membentuk model kawanan kecil, mengangkat kembali bentuk Gereja kuno kembali.
Tapi karya-karya yang lebih besar dari jemaat kecil ini mulai seperti yang dilakukan para
martirnya dan orang-orang suci, para leluhur dalam jumlah kawanan kecil sepanjang
abad, mendobrak tidur panjang. Lahir lagi semangat daya juang spiritual, "semangat
Katolik injili" dilahirkan pada gelombang angin pertama abad kedua puluh pertama
menerpa Polandia, kemudian melewati Inggris, Prancis, Balkan, dan kemudian Amerika,
mengusung rasa kebebasan rohaniah baru dengan kebenaran-kebenaran lama dan tak
berubah dari Kekristenan. Dilahirkan untuk menata jiwa-jiwa dari semua orang bebas.
Page 19- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian VII
GERAKAN INGGRIS
Gerakan Inggris mulai pada tahun 1908 yang menghasilkan formasi
Gereja Katolik Lama di Inggris. Pada tahun itu mendapat kehormatan
Imam Inggris, Dr. Arnold Harris Mathew, de jure Earl dari Llandoff, yang
meninggalkan Gereja Roma, dikonsekrasi oleh Uskup Agung Utrecht
dibantu oleh semua Para Uskup Katolik Lama seluruh benua, di Gereja
Katedral Sainto Gertrude, dalam Tahta Suci Keuskupan Agung Utrecht,
Holland (Belanda) pada 28 April, dan ditugaskan untuk mengurusi misi
Inggris. Pada Hari Perayaan Mar Paulus, tahun 1911, ia dipilih menjadi
Uskup Agung dan Metropolitan Inggris Raya.
Uskup Agung dan kawanan umat kecilnya di Inggris segera mendapati diri mereka
sendiri dalam bahaya ganda. Tambahan bagi perbedaan alamiah dengan saudarasaudara mereka dahulunya dalam Gereja Roma yang melakukan kampanye aniaya yang
dipelopori oleh elemen-elemen tertentu diantara orang-orang Anglikan dari Gereja
Negara Inggris, digambarkan oleh Dr. Willibroad Beyschleg, Professor dari Universita
Holland, dan pakar sejarah Katolik Lama kenamaan, sebagaimana "mereka ingin
berempati menjadi "katolik" tapi pada waktu yang sama seluruhnya tidak bersimpati
dengan orang-orang Katolik Lama." Mereka kelompok kecil dari gerejawan ritualistik dari
Gereja Inggris mapan" yang sedang mencari jalan menuju kembali ke Roma," sementara
itu orang-orang Katolik Lama" sedang keluar DARI Roma."3 Unsur-unsur tak prinsip dari
kelompok Anglikan "Anglo-Katolik" melakukan tekanan terhadap Gereja Belanda untuk
mengingkari kaum Katolik Lama Inggris, akan tetapi tak berhasil. Pada satu ketika
mereka bermaksud mencemarkan karakter Uskup Agung Inggris dengan bersekongkol
membuat pernyataan bersama dengan seorang editor Roma Katolik dengan fitnah surat
kepercayaan Uskup Matthew dari Gereja Belanda merupakan pernyataan-pernyataan
palsu, tapi Para Uskup dari Holland (Belanda), melalui investigasi mereka menyatakan
bahwa Uskup Matthew bersih dari apa yang yang difitnahkan. Imam Roma sendiri
menarik kembali pernyataannya, dengan berkata bahwa ia merekayasa itu untuk
kepentingan dirinya sendiri dan melalui investigasi secara pribadi bahwa tudingan
semacam itu ternyata tak punya dasar sama sekali. Kelompok para pejabat gereja
Inggris terus saja berusaha merusak nama baik dengan berbagai tipu daya melawan
kaum Katolik Lama dalam dunia berbicara bahasa Inggris bahkan setelah wafatnya
Uskup Matthew. Namun, Uskup Mathew, tetap mempertahankan toleransi Kristen
3
Mereka ini adalah kelompok yang sudah dibutakan dengan “ilah kekuasaan” dan tidak melihat fakta
kebejatan moralitas gereja Roma selama masa abad kegelapan. Segala sesuatu ada faktor SEBAB &
AKIBAT, tidak mungkin Gereja Katolik Lama melepaskan diri dari kepausan Romanisme jika tidak ada
dosa yang dilakukan, dan begitu juga munculnya Gerakan Reformasi Protestantisme dipicu oleh dosadosa Romanisme, seharusnya mereka ini bercermin dan merenungkan mengapa semua ini terjadi?
Page 20- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
standar yang tinggi dan terus melaksanakan karyanya, tak tergoyahkan oleh suara –
suara hiruk pikuk para pemfitnah yang menyebabkan dia banyak mengalami kesulitan. 4
Sebagai bukti dari rasa kepercayaan pada Uskup Agung Mathew, Para Uskup Belanda
meminta ia untuk berpartisipasi dalam setiap pentahbisan atau konsekrasi yang
diselenggarakan di Utrecht untuk mendirikan Keuskupan baru di Benua Eropa hingga
wafatnya pada tahun 1919. Uskup Mathew membantu pada Pentahbisan Uskup Jan
Michael Kowalski dan dua Uskup pembantu bagi Gereja Katolik Lama di Polandia yang
sejak dari periode itu ada kedekatan sejarah dan relasi gerejawi dengan kaum Katolik
Lama yang berbicara bahasa Inggris. Catatan pengarang dan ahli sejarah menyatakan;
Uskup Mathew memiliki pengetahuan yang baik sekali tentang Gereja Ortodoks dan
membangun hubungan yang sangat akrab antara kaum Katolik Lama Inggris dan Tahta
Suci Keuskupan Kepatriakan Antiokia melalui Yang Terhormat Uskup Agung Gearrasimos
Messara dari Beirut, Syria, yang pada tanggal 5 Agustus 1911, menerima Katolik Lama
dibawah Uskup Mathew dalam persekutuan dan persekutuan penuh dengan
Kepatriakan Ortodoks Antiokia. Demikianlah usaha dekat mendekati antara umat Katolik
Timur dan Barat adalah yang pertama kali dibangun setelah hubungan kedua belah
pihak putus yang hampir sepuluh abad.
Apa yang membedakan secara kesarjanaan Uskup Agung Mathew dan Keuskupan yang
ia dirikan di Skotlandia dan Amerika dari benua kaum Katolik Lama adalah
kekukuhannya terhadap otoritas Keuskupan yang tak bisa diganggu-gugat dari tiap
tubuh kaum Katolik Lama nasional. Inilah yang ada dalam pikiran asli Katolik Lama pada
tiap kongres, tapi Keuskupan Jerman, disebabkan jumlahnya anggota lebih besar dan
makmur mencoba merekayasa sistem hierarki kecil berpola administrasi Roma dengan
Uskup Agung Utrecht dalam posisi ranking wali gerejawi atau "paus kecil." Umat Katolik
Lama Inggris, melihat dalam kemungkinan-kemungkinan ini dari kesalahan sebelumnya
terhadap Gereja Barat dengan Jermanik, sebagai ganti Italia, perlindungan rohaniah atas
seluruh dunia Kristen, mengulang kembali prinsip-prinsip otonomi Katolik Lama asli dan
menerima dukungan dari rekan – rekan Ortodoks mereka dalam kehormatan ini.
Kontribusi pribadi Uskup Mathew terhadap Gerakan Katolik Lama bisa menambahkan
wawasan luas tentang pikiran Katolik untuk menerima perlunya kesatuan Gereja
Mshikha berdasarkan kepada Ajaran-ajaran Iman Kristen sebagaimana itu satu kali
diyakini oleh semua kaum Kristen di mana – mana,5 dan pengakuan ini hanya bisa
4
Para pejabat gerejawi yang hatinya telah bengkok tidak akan melihat lagi tugas dan tanggungjawabnya
sebagai pelayan Alaha, tetapi sebaliknya gereja adalah wahana melawan Alaha sehingga perbuatan
mereka tidak pantas dengan jubah rohaniawan yang mereka kenakan, mereka inilah manusia-manusia
munafik yang lebih jahat dari pada penjahat duniawi.
5
Iman Kristen (Mshikhani – Nasrani) satu kali diyakini semuanya sama hanya pada zaman rasuli saja,
terutama sejak Konsili Yerusalem tahun 50 M., dan juga sejak abad pertama hingga tahun 325 M.
Sejak Konsili Nikea Pertama, dan seterusnya Iman Kristen Rasuli sudah jadi bias sampai sekarang.
Gerakan Katolik Lama, sejak tahun 1870 membuka wawasan dengan bebas pikiran kekatolikan dan
ortodoksi melalui lepasnya cengkeraman tangan besi Gereja – gereja Rasuli; baik itu Gereja Roma
Katolik dan Gereja – gereja Ortodoks Timur terhadap Para Uskup Agung yang menyatakan
Page 21- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
dilaksanakan melalui kerjasama sepenuhnya dengan kaum Kristen dari Gereja – gereja
Timur, yang memiliki kedekatan dalam bahasa, tradisi, dan pikiran dengan umat Kristen
awal, membuat mereka kenderaan ideal.
Keuskupan Gereja Roma Lama yang Matthew dirikan di Skotlandia dan Amerika dari
mereka benua Katolik Lama merupakan otoritas sah keuskupan yang tak bisa disangkal
dari tiap tubuh nasional Katolik Lama. Ini merupakan pokok pikiran dari kongres-kongres
Katolik Lama awal.
Arnold Harris Mathew (7 Augustus 1852 – 19 Desember 1919) adalah pendiri dan
uskup pertama dari Gereja Katolik Lama di Kerajaan Inggris. Mathew terlahir dalam
iman Roma Katolik dan Anglikan sebelum menjadi uskup dalam Persekutuan Utrecht.
Kehidupan awalnya merupakan pokok yang diminati bagi para peneliti sebagai hasil dari
hubungan aristokrasinya dan hubungan ayahnya dengan kolonial India.
Mathew adalah kerabat dari Theobald Mathew dikenal dengan julukan "Rasul Hidup
Sederhana." Terlahir di Prancis tahun 1852 dan dibaptis dalam Gereja Roma Katolik;
sehubungan dengan rasa keberatan ibunya ia dibaptis ulang dalam Gereja Inggris. Dia
belajar bagi pelayanan di Gereja Epikopal Skotlandia, tapi berusaha rekonsiliasi dan
peneguhan dalam Gereja Roma.
Sebagai seorang Roma Katolik, Mathew ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1877 di
Katedral Andrew, Glasgow, Skotlandia, oleh Uskup Agung Charles Eyre, administrator
rasuli dari Wali Rasuli Distrik Barat. Mathew menerima gelar kesarjanaan Doctor of
Divinity (D.D) dari Paus Pius IX. Dia menjadi anggota ordo Dominikan pada tahun 1878
tapi hanya bertahan satu tahun, berpindah-pindah dalam beberapa keuskupan:
Newcastle, Plymouth, Nottingham dan Clifton. Ia bertemu Hyacinthe Loyson di Prancis,
saat Mathew menjadi rektor misionaris ( 1888 –1889) di Bath dimana ia menolak
ajaran-ajaran Roma Katolik pada tahun 1889 dan mengirimkan pengumuman kepada
jemaatnya bahwa ia telah berhenti untuk mempercayai doktrin-doktrin dasar
Kekristenan maka ia tak bisa lagi bertindak sebagai seorang imam. Ia kehilangan iman
dalam Kitab Suci yang terilhami dan keilahian Mshikha. Setelah meninggalkan Bath, ia
pergi ke Paris untuk berkonsultasi dengan umat di sana. Kemudian pada tahun 1891 ia
persuasi untuk "mencoba" pelayanan Anglikan dan membantu rektor Tritunggal Kudus,
jalan Sloane, London. Ia tidak pernah diterima secara resmi kedalam Gereja Inggris, ia
juga tidak secara resmi meninggalkan Gereja Roma Katolik.
Pada bulan Oktober 1890, ia mengubah namanya, dari Arnold Jerome Matthews menjadi
Arnoldo Girolamo Povoleri. Mathew, dibawah nama Povoleri, menikahi Margaret
“Kemandirian Keuskupan” seperti pada zaman pra-Nikea. Ini membuka peluang kembalinya kepada
“Ajaran-ajaran satu kali disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 1:3). Para Uskup memiliki hak
otonomi dan otoritas independen dalam melayani umat, dan serta mudah mengembalikan Iman Rasuli
Asli. Namun, seiring kebebasan independensi Para Uskup ini, juga berulang kembali sisi negatifnya
merangkul ajaran-ajaran bida’ah yang berlawanan terhadap Iman Rasuli.
Page 22- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Florence Duncan di Gereja Paroki St Marylebone, London, pada 22 Februari 1892. Ia
adalah "gambaran sebagai rohaniawan dalam tahbisan kudus." Pada tahun 1892, Ia
berdamai dengan Gereja roma Katolik sebagai seorang awam, ia pada waktu yang sama
berpartisipasi pada fungsi – fungsi keagamaan non-Katolik Roma dan memimpin pada
pernikahan – pernikahan dalam Gereja Anglikan tanpa surat resmi penunjukan dari
Gereja Anglikan. Ia berhenti menggunakan nama Povoleri pada tahun 1894. Sementara
itu istrinya terdaftar pada tahun 1897 dalam Buku Biru Kerajaan sebagai la Contessa
Povoleri di Vicenza, ia berhenti menggunakan gelar Bangsawan pada tahun 1894.
Pada tahun 1897, Mathew bertemu dengan Fr. Richard O'Halloran dan ingin tahu sekali
tentang gagasan dari Gereja Katolik Lama di Inggris Raya. Pada tahun 1897, O'Halloran
dikeluarkan dari Keuskupan Agung Roma Katolik Westminter karena "alasan-alasan
disiplin kanonis." O'Halloran mengutuk celaan tersebut dan membuat "Ealing skisma."
O'Halloran sebagaimana biasa, dalam The Tablet, dicurigai bida’ah.
Konsekrasi
Arnold Harris Mathew dikonsekrasi di St. Gertrude's Cathedral,
Utrecht, pada 28 April 1908, oleh Archbishop Gerardus Gul dari
Utrecht, dibantu oleh dua uskup, Jacobus Johannes van Thiel dari
Haarlem dan Nicolaus Bartholomeus Petrus Spit dari Deventer, dan
satu orang dari Keuskupan Katolik dari Katolik Lama di Jerman,
uskup Josef Demmel dari Bonn.
Segera setelah pentahbisan itu mulai orang yang sakit hati dan tidak
senang bereaksi membuat fitnah, akhirnya Uskup Agung Arnorld
Harris Matthew memberikan pembelaannya di hadapan Uskup Agung Gerardus Gul
bahwa dirinya difitnah dan setelah melalui penyelidikan terbukti tudingan dan fitnah itu
semua omong kosong. Iblis dan roh-roh jahat akan tidak pernah tinggal diam
memanfaatkan dengan segala cara untuk menggagalkan Pergerakan Katolik Lama di
Inggris. Ini tidak mengherankan akan terus saja fitnah dan perlawanan akan terus
diarahkan kepada Uskup-uskup Katolik Lama. Namun, seiring dengan waktu semua para
pemfitnah itu gagal karena Gerakan Katolik Lama tidak bisa ditahan, terus melaju
dengan diam-diam ke seluruh dunia.
Tahun 1908 Lambeth Conference "mencela pembentukan tubuh organisasi baru" dan
meminta agar Randall Davidson, Uskup Agung Canterbury dari Gereja Anglikan,
memperingatkan Uskup-uskup mereka dan ini adalah suatu protes melawan konsekrasi
Uskup Katolik Lama. Uskup Agung Utrecht menjawab dan berjanji "bahwa pada masa
depan mereka tidak membuat masalah persoalan dengan melanggar aturan Gereja yang
yang bersahabat ini'." Ini akan selalu terjadi pada Gereja – gereja yang telah merasa
dirinya “mapan” yang bersikap seperti harimau tidur yang tak mau terusik dengan
kehadiran yang lain.
Page 23- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Misi di Inggris 1908–1919
Mathew mempublikasikan Missa & Ritual Katolik Lama pada tahun 1909, bagi anggota
Katolik Lama menggunakan bahasa Inggris.
Autonomi dan Kemandirian
Dalam tulisan mingguan dari artikel De Oud-Katholiek, pada tanggal 29 Desember 1910,
Mathew menyatakan Deklarasi Otonomi dan Mandiri dari Tahta Suci Keuskupan
Utrecht. Pada tanggal 7 Januari 1911, Mathew mengkonsekrasi empat orang bagi
jajaran Uskup, yakni: Francis Herbert Bacon, Cuthbert Francis Hinton, William Edmond
Scott-Hall, dan Frederick Clement Christie Egerton. Kmeudian diikuti sinode keuskupan
dan Mathew dipilih dengan suara bulat Uskup Agung Katolik Roma Lama Inggris Raya
dan Irlandia.
Dalam hal ini Keuskupan Tahta Suci Roma biasanya tidak merespons untuk
pemberitahuan tentang konsekrasi keuskupan, namun dalam kasus ini, pada tanggal 11
Februari 1911, Paus Pius X mengekskomunikasi Beale, Howarth, dan Mathew. Media
The Times melaporkan mengenai ekskomunikasi mereka dan termasuk terjemahan
bahasa Inggris dari dokumen bahasa Latin yang menggambarkan Mathew sebagai
seorang "pseudo-bishop".
Sebenarnya, Paus Roma tidak ada hubungan lagi dengan Keuskupan Katolik Lama
setelah deklarasi Utrecht 24 September 1889, ini merupakan sikap intervensi terhadap
jurisdiksi lain yang bisa dipersoalkan secara politik antara Vatikan dan Negara Inggris
yang bisa memicu perang fisik ketersinggungan wargannegara Inggris terhadap Paus
Negara Monarki Vatikan.
Namun, sebagai warganegara Inggris yang lembut hatinya maka kekerasaan perang
antara etnis dan bangsa tidak dilakukan demi menghormati jabatan keagamaan yang
disandang Uskup Agung Arnorld Haris Matthew, tetapi sebagai warganegara jelas beliau
tersinggung atas arogansi Roma. Sedangkan masalah penterjemahan Missal & Ritual
dan semua aspek keagamaan yang ada pada Katolik Lama yang dahulu adalah bagian
Gereja Roma di Belanda melalui proses kolonialisasi keagamaan, tidak bisa diambil dan
dipersoalkan Gereja Roma Katolik sebab Katolik Lama Utrecht dan begitu juga setelah
Arnorld Haris Matthew mendeklarasikan kemerdekaannya secara jurisdiksional bagi
Keuskupan Negara Inggris Raya dan Irlandia tidak bisa mencampuri lagi secara
langsung, semua properti milik dari jurisdiksi mandiri dan merdeka.
Jika kita kembali kepada konsensus rasuliah kuno, sebenarnya Gereja Roma Katolik
tidak boleh keluar dari wilayah keuskupan Roma itu sendiri. Wilayah jurisdiksinya hanya
berada di wilayah Italia saja, keluar dari Italia tidak diperkenankan ini merupakan
pelanggaran wilayah keuskupan lain. Sayangnya para uskup zaman kuno tidak begitu
cerdas dalam pemahaman zona geo-politik sehingga seluruh Eropa ditundukkan oleh
Kepausan Gereja Roma dan bahkan seluruh dunia bisa dikuasai oleh Gereja Roma.
Page 24- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Namun, beberapa Uskup seperti Gereja Katolik Independen Filipina, Brazil, dan Cina
memahami perihal ini dengan baik. Sejarah akan bergulir terus dan semua keuskupan
akan kembali kepada format asli dari Para Rasul seperti dituliskan dalam Kitab Kisah
Rasul Thomas, mengatakan:
"Pada waktu itu semua Rasul-rasul (Shlikhim) kita berada di Yerusalem, Simon yang
disebut Keipha dan Andreos saudaranya, Ya’aqub anak dari Zebedee dan Yokhanan
saudaranya, Philip dan Bartholomeus (Tulmai), Thoma dan Mattityahu pemungut cukai,
Ya’aqub anak Alphaeus dan Simon orang Kanaan, dan Yudas saudara Ya’aqub: dan
kami membagi wilayah-wilayah dari dunia ini, bahwa setiap orang satu dari kami harus
pergi ke wilayah yang jatuh kepada dia dan kepada bangsa ke mana Tuhan mengutus
dia." – Kisah Rasul Thomas 1:1
Pola pembagian peta wilayah rasuli seharusnya; contoh, Antiokia hanya untuk wilayah
keuskupan Antiokia saja dan keluar wilayah itu tidak bisa. Bagi wilayah-wilayah yang
menerima pewartaan Injil harus ditahbiskan oleh Keuskupan Antiokia dan mereka yang
ditahbiskan itu harus membentuk Keuskupan Baru di wilayahnya sendiri dan Keuskupan
Terdekat ini juga harus mentahbiskan Uskup untuk wilayah lain, dan begitulah secara
estafet dan ditransmisikan suksesi rasuliah itu tanpa Keuskupan Antiokia mengklaim
dirinya sampai India atau wilayah lainnya. Namun, satu sama lain semua Keuskupankeuskupan ini berhutang kehormatan suksesi kepada Keuskupan Awal tetapi mereka
semua adalah otonom dan mandiri.
Namun, seiring dengan diterimanya Agama Kristen menjadi Agama Resmi Kekaisaran
(Edik Milano 313 M), maka Keuskupan-keuskupan Awal Kuno ini mengadopsi sistem
pemerintahan sekuler Romawi Kafir dalam administrasinya, sehingga mereka
membentuk sistem Pentarki yang menjadi Kaisar – kaisar Kecil dalam Gereja yang
menguasai dunia.
Sejak abad ke-4 dan seterusnya mulai Gereja – gereja Rasuli bertikai supremasi
diantara mereka. Dua kelompok yang saling kuat menunjukkan taring kekuasaannya
adalah Gereja Roma Katolik yang disebut Gereja Roma Lama dan Gereja Ortodoks
Byzantium sebagai Gereja Roma Baru. Dua kelompok inilah yang dominan bertarung
mendapatkan supremasi gerejawi secara politis. Pada akhirnya mereka menciptakan
perpecahan gerejawi menjadi dua kutub Timur dan Barat dan saling menganathema
(ekskomunikasi) pada tahun 1054 M.
Jika kita mengikuti perkembangan politik ini di mana kedua belah pihak saling
mengutuk, maka kita simpulkan Gereja Roma Katolik mengutuk Gereja Ortodoks
Byzantium dan seluruh pengikutnya dengan demikian fakta sejarahnya Gereja – gereja
Ortodoks Timur dan semua yang tunduk dibawah pemimpin ekumenis Kepatriakan
Konstantinople otomatis adalah Gereja – gereja TERKUTUK. Demikian pula, Gereja
Byzantium Ortodoks telah menganathema (mengekskomunikasi) Gereja Roma Katolik,
maka otomatis Gereja Roma Katolik sejak tahun 318 M,. dan tahun 1054 sampai hari
ini telah menjadi Gereja TERKUTUK.
Page 25- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Kita patut bersyukur bahwa Gereja Katolik Lama di Utrecht – Holland sejak abad ke-7
M., melalui St. Willibror sudah mandiri mentahbiskan para uskupnya sehingga tidak
tercemari oleh dosa-dosa Gereja Roma Katolik sekalipun baru 24 September 1889
menyatakan kemerdekaannya dari Keuskupan Roma.
Perlu dikatehaui dengan jells fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri bahwa Gereja Roma
Katolik adalah Gereja Terkutuk dan begitupun Gereja – gereja Ortodoks Timur dibawah
kepemimpinan Patriak Ekumenis Konstantinople sejak tahun 1054 sampai hari ini
adalah Gereja-gereja terkutuk, jika begitu kita yang ada dalam gereja-gereja ini otomatis
sebagai umat terkutuk juga! Dengan demikian akan muncul pertanyaan baru apakah
entitas yang terkutuk ini suksesi rasulinya masih sah? Tentu saja, masih sah. Mengapa?
Tahbisan suksesi rasuli bukan produk Gereja – gereja Rasuli tetapi berasal dari Ruakh
ha – Kodesh sendiri mulai sejak Perayaan Savu’oth (Pentakosta) Yahudi di Yerusalem
sekitar tahun 33 M., di mana Ruakh ha-Kodesh turun berupa “Lidah-lidah Api” (Energi
Ilahi) kepada Para Rasul yang merupakan otoritas Ilahi yang diberikan kepada Para
Rasul yang diteru sampaikan dari Para Rasul kepada Para Pengganti mereka yang kita
sebut sebagai Para Uskup. Otoritas Ilahi ini tidak inheren (melekat) pada diri Uskup
tetapi ini adalah karunia Ilahi yang diberikan kepadanya, apa bila ia meminta Roh Kudus
turun atas seseorang maka Ia akan turun (Kisah 10:44-48), di mana Shliakh Mar
Shimon Keipha tidak punya kuasa mencegah Roh Kudus turun atas orang-orang
percaya sesuai keinginannya. Para Uskup ini hanya “Saluran rahmat Ilahi tapi tidak
punya kuasa dalam dirinya sendiri secara permanen, kecuali atas Kehendak Ruakh HaKodesh”, oleh sebab itu, Tahbisan Suksesi Rasuli dilahirkan oleh Roh Kudus pada diri
orang yang ditahbiskan, setuju atau tidak Uskup tak punya kuasa mencegahnya. Tapi
banyak Uskup mencoba memenjarakan Roh Kudus sebagai milik Gereja dan Para Uskup
ini dengan pongahnya merasa Roh Kudus (Ruakh ha-Kodesh) adalah milik dan properti
Gereja. Sehingga Roh Kudus itu berada dibawah kaki Para Uskup untuk melaksanakan
kehendaknya. Tidak heran apa bila ada Uskup yang mencoba mandiri sebagai Jemaat
Independen akan dicegah oleh Uskup yang merasa punya kepentingan dengan
menyatakan tahbisan Uskup yang menyatakan Independen itu tahbisannya tidak sah.
Pada hal ia tak punya otoritas menyatakan sah atau tidak sebab jika seorang uskup
sudah ditahbiskan oleh Uskup yang sah maka Uskup Baru itu adalah uskup sah dan
tahbisan tak bisa dibatalkan oleh manusia. Sesungguhnya yang memberikan otoritas
bukan Uskup tapi Roh Kudus, jika ada Patriak atau Paus yang adalah Uskup menyatakan
suatu tahbisan uskup yang ditahbiskan awalnya oleh pentahbis sah lalu dinyatakan tidak
sah maka Patriak dan Paus semacam ini menghujat Roh Kudus dan melawan Roh
Kudus secara terang-terangan, akibatnya kita sudah tahu apa yang akan terjadi pada
jiwa orang ini. Itulah sebab Gereja – gereja Katolik Ortodoks Independen di seluruh
dunia menutup kuping mereka jika ada cibiran dan gerutu dari Kepatriakan atau
Kepausan Gereja Rasuli mengkomentari tahbisan suksesi rasuli karena mereka mau
mencoba melakukan arogansi politis gerejawi terhadap Jurisdiksi Gereja-gereja rasuli
kecil ini. Kelak jika Gereja-gereja Katolik Ortodoks Independen jumlah anggotanya
melebihi dari suatu Kepatriakan Kuno atau Kepausan Roma maka otomatis mereka
Page 26- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
secara politis akan bereaksi kuat menekan Gereja – gereja yang arogan ini, semuanya
bisa terbalik disuatu ketika nanti.
Kalau begitu Suksesi Rasuli Gereja – gereja Ortodoks Timur dan Suksesi Rasuli Roma
Katolik masih sah sebab tidak aka nada pengaruhnya sama sekali dengan anathema
yang mereka layangkan satu sama lain, sebab yang terkutuk adalah manusianya bukan
tahbisan suksesi rasuliah yang mereka sandang sebab berasal dari Roh Kudus. Tidak
mungkin manusia bisa mengutuk Roh Kudus sehingga Roh Kudus menjadi terkutuk,
tetapi sebaliknya manusia itu yang terkutuk.
Apa yang menjadi keberatan kita terhadap Gereja-gereja terkutuk ini? Jelas, yang kita
waspadai dan tolak adalah SEMUA AJARAN-AJARAN (doktrin, Dogma), TRADISI, SISTEM
GEREJAWI. Sebab semua ajaran, dogma, tradisi, sistem gerejawi adalah PRODUK ADAT
ISTIADAT MANUSIA dan AJARAN-AJARAN SERTA TRADISI FORMULASI TAFSIR MANUSIA.
Apa pun pembelaan mereka dengan memberi label ‘rasuli’ pada Ajaran-ajaran (doktrin),
dogma, dan Tradisi yang mereka anut semuanya MELALUI PROSES TAFSIR BAIK ITU
INDIVIDU ATAUPUN KOMUNAL DALAM KONSILI.
Dalam satu sisi Gerakan Reformasi Protestantisme (Abad ke-16) menolak yang kita
sebutkan di atas adalah berada pada posisi yang benar dan tepat, tetapi yang kita
sayangkan dari Gerakan Reformasi ini justru mereka membuat ajaran, dogma, tradisi
dan sistem baru gerejawi sehingga mereka tidak kembali kepada “Ajaran-ajaran Rasuli
yang satu kali disampaikan kepada Orang-orang Suci” (Yudas 1:3). Juga tidak berusaha
mendapatkan Tahbisan Suksesi Rasuli sebagai otoritas mengajar dan menjalankan
Sakramen-sakramen dan fungsi keimamatan Melkisedek yang benar.
Sebaliknya, Gereja-gereja Katolik Ortodoks seluruh dunia sejak lahirnya Gerakan Katolik
Lama (Old Catholics) berusaha kembali kepada Format Pengajaran Rasuliah Kuno dan
Mendapakan Tahbisan Suksesi Rasuli sehingga mereka ini membuka saluran sungaisungai baru dari sungai induk yang besar sekaligus membuat filter atau saringan air
kotor dari aliran air Sungai Besar agar air itu bisa dikonsumsi dan digunakan bagi
kebutuhan keselamatan manusia.
Membuka Hubungan Dengan Gereja Ortodoks Yunani Antiokia
Uskup Agung Arnorld Haris Matthew, seorang pengarang dan ahli sejarah memiliki
pengetahuan yang luas tentang Gereja Ortodoks Timur dan mengadakan relasi yang
akrab antara Katolik Lama Inggris dan Kepatriakan Tahta Suci Antiokia Suksesi Rasuli
Mar Keipha. Ini dilakukan untuk membina hubungan sesama pewaris suksesi rasuli Mar
Keipha (Petrus), dan Gereja Antiokia adalah suksesi rasuli Mar Keipha pertama sebelum
Roma. Uskup Agung Arnorld Haris Matthew berkontak dengan mereka dan berniat untuk
menghadirkan Gereja Ortodoks Timur di Eropa, bersama penyandang dana Olga Novikov,
bersama dengan Baron Natalie Uxkull-Gyllenband, mendanai usaha Uskup Mathew. Satu
diantaranya memperkenalkan Uskup Mathew kepada Gereja Ortodoks Yunani,
Archbishop Gerassimos Messara, Metropolitan dari Beirut. Pada tanggal 5 August 1911,
Page 27- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Messara, merupakan Legasi dari Kepatriakan Ortodoks Yunani Antiokia, Mathew dan
lainnya setelah diskusi panjang masalah Iman Gereja Katolik Lama dibawah Archbishop
Mathew dipandang sesuai dengan Gereja Ortodoks Timur. Kemudian, Mathew diterima
dalam Gereja Ortodoks Yunani Antiokia oleh Messara dan Gereja Katolik Roma Lama
masuk dalam persekutuan dengan Kepatriakan Ortodoks Yunani sebagai suatu jurisdiksi
mandiri (autocephalous) dari Sinode Kudus. Moss menuliskan bahwa Messara "tak
punya kuasa melakukan hal ini tanpa ijin dari" Gregory IV, di Damaskus, "yang tak
pernah diberikan." Menurut Herzog, Gregory IV menarik kembali pernyataan Messara.
"Ini sulit dipercaya bahwa seorang Patriak Ortodoks Antiokia akan bersiap untuk
menerima pejabat tinggi gereja yang menikah masuk dalam persekutuan dengan
gerejanya," Anson menuliskan, istri Matthew "tidak ambil bagian dalam konferensi, dan
ini kemungkinan keberadaannya ada dibalik layar, sebagaimana saat waktu konsekrasi
suaminya pada tahun 1908." Pada 26 Februari 1912, Gereja Ortodoks Yunani dari
Alexandria Patriak Photius dari Alexandria, juga menerima persekutuan ini. Mathew
memang tidaklah menjadi rohaniawan Gereja Ortodoks Yunani dari Antiokia dan
Matthew tidak pernah mengklaim hal ini. Statusnya tidak pernah dipersoalkan sehingga
bisa dikatakan Uskup-uskup Gereja Katolik Roma Lama bukan Episcopi Vagantes tetapi
uskup-uskup gereja mandiri yang kanonis bersekutu dengan uskup kepatriakan dari
Gereja kuno tak terbagi.
Page 28- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian VIII
EPISCOPI VAGANTES
(Para Uskup Keliling seperti Para Rasul Awal)
Episcopi vagantes (kata tunggal: episcopus vagans, Latin bagi Para Uskup Mengembara
atau Para Uskup yang menyimpang) adalah mereka pribadi yang ditahbiskan atau
dikonsekrasi, dengan cara "tersembunyi atau dengan tidak mengikuti tata cara
biasa,"sebagai para uskup Kristen berada di luar struktur dan hukum kanon dari gerejagereja mapan; mereka dikonsekrasi secara regular tapi kemudian diekskomunikasi, dan
tidak dalam persekutuan dengan keuskupan yang diakui secara umum; dan mereka
yang dalam persekutuan dengan mereka kelompok-kelompok kecil yang muncul ada
hanya bagi demi uskup itu. Dalam Encyclopedia tentang gerakan keagamaan baru,
khusus sekarang ini episcopi vagantes adalah "mereka uskup-uskup yang mandiri yang
memiliki beberapa jalur transmisi suksesi rasuli, dan mengkonsekrasi seseorang yang
meminta tahbisan." Mereka digambarkan sebagai uskup-uskup pengembara seringkali
dilihat dengan pandangan sebelah mata (pejorative). TIstilah umum bagi para
rohaniawan "mengembara" (clerici vagantes), adalah umum pada Abad Pertengahan;
istilah umum bagi mereka mengaku tak punya pemimpin adalah acephali.
Kamus Oxford dari Gereja Kristen menyebutkan garis silsilah utama suksesi berasal dari
episcopi vagantes pada abad ke-20 yakni yang berasal dari Arnold Mathew, Joseph René
Vilatte, dan Leon Chechemian. Lainnya tambahan berasal dari Aftimios Ofiesh, Carlos
Duarte Costa, Emmanuel Milingo, dan Pierre Martin Ngô Đình Thục.
Sikap pejoratif ini, biasanya berasal dari Gereja-gereja besar seperti Kepausan Roma
Katolik, Anglikan, dan Kepatriakan Gereja-gereja Ortodoks Timur, mereka ini adalah
Gereja-gereja mapan yang bagaikan ‘kacang lupa kulitnya’ dan sangat memandang
rendah dan menghina kelompok-kelompok jurisdiksi kecil. Mereka lupa bahwa asal usul
mereka dahulunya sama juga disebut Episcopi vagantes (Uskup-uskup pengembara);
contoh Maran Yeshua sendiri adalah “Rasul Pengembara tanpa murid sejak awal”
(Yokhanan 1:35-51), begitu pula Rasul Paulus adalah Uskup dan Rasul pengembara
yang berkeliling dari satu kota ke kota lain membuka pos-pos penginjilan sampai
terbentuknya jemaat di tempat itu. Rasul Petrus (Shimon Keipha) juga mengembara
berkeliling dari Syria, Asia Kecil, Mesopotamia, dan Roma, dan semua Para Rasul adalah
EPISCOPI VAGANTES!
Sangat disayangkan sekali sikap Gereja-gereja Rasuli Mapan ini terlalu SOMBONG DAN
LUPA DIRI siapa diri mereka sejak awalnya, mereka lupa Tuhan mereka sendiri adalah
Uskup Pengembara, mereka lupa Para Rasul mereka adalah Para Uskup Pengembara.
Mereka sudah dibutakan oleh harta benda duniawi dan kesombongan politis dan
berlimpahnya uang yang mereka miliki sehingga kita melihat bagaimana Uskup-uskup,
Para Uskup Agung, Para Patriak dan Paus berpakaian mewah dengan harga yang mahal
Page 29- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
bahkan dihiasi dengan benang emas. Sungguh tragis sekali sementara Para Rasul dan
Maran Yeshua berpakaian sederhana bagaikan petani dan bahkan tidak punya rumah
tinggal tetap, nyawa mereka selalu terancam, kekuarangan makan, dan bahkan
meletakkan kepala saja tidak bisa (Lukas 9:58). Jika kita membandingkan rohaniawan
Buddhis dengan kesederhanaan mereka kita menjadi malu dan begitu juga jika kita lihat
para pemimpin Muslim berpakaian tiada memperlihatkan kemewahan dan hampir
semua agama non-Kristen tidak ada tampilan kemewahan sama sekali. Sungguh miris
hati kita melihat ini dan Alkitab, lewat Paulus yang banyak menderita rasul pengembara
ini berkata “…pikiran-pikiran mereka tertuju kepada perkara duniawi…” (Filipi 3:17-19).
Pendapat Mar Sadhu Sundar Singh (abad ke-18) dari India tentang Suksesi Santo
Petrus:
“Sejauh mengenai Para Paus saya hargai sekali mereka sebagai individuindividu, tetapi saya tidak percaya pada Paus sebagai ‘Wakil Mshikha’ dan
‘pengganti Mar Keipha.’ Saya tidak menemukan inspirasi dan roh Mshikha
ataupun Mar Keipha pada diri Paus. Mshikha sendiri selalu ada dalam milik-Nya
sendiri ...” – Mar Sundar Singh
Istilah Episcopi Vagantes adalah tindakan “meludah ke langit terpercik muka sendiri”,
istilah ini dimunculkan oleh Gereja-gereja mapan untuk merendahkan jurisdiksi gerejawi
independen yang kecil.
Sekali lagi kita harus menegaskan bahwa Arnold Mathew, Joseph René Vilatte, dan Leon
Chechemian. Lainnya tambahan berasal dari Aftimios Ofiesh, Carlos Duarte Costa,
Emmanuel Milingo, dan Pierre Martin Ngô Đình Thục, dan lainnya BUKAN Uskup-uskup
Pengembara, tetapi Uskup-uskup yang dihambat dan dipersulit serta difitnah oleh
mereka yang merasa terusik organisasi gerejawi kemapanannya. Oleh sebab mereka tak
bisa lagi mendapatkan upeti, tambahan anggota jemaat, dan berbagai kepentingan
lainnya. Ini hanyalah faktor rasa takut ditinggalkan umat.
Selama 1600 tahun ini, sejak abad ke-4 dunia Kekristenan selalu asyik berdebat dengan
argumentasi akaliah menurut filsafat logika, tetapi tidak pernah menyelesaikan masalah
dengan Pilar Iman Ketiga, yakni Wahyu, seperti halnya Nabi Elia menantang nabi-nabi
Baal. Mengapa kita tidak minta Wahyu turun untuk membuktikan siapa yang benar dan
salah?
Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia
dan berkata:"Ya MarYAH, Alaha Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah
diketahui orang, bahwa Engkaulah Alaha di tengah- tengah Israel dan bahwa
aku ini hamba- Mu dan bahwa atas firman- Mulah aku melakukan segala
perkara ini. Jawablah aku, ya MarYAH, jawablah aku, supaya bangsa ini
mengetahui, bahwa Engkaulah Alaha, ya MarYAH, dan Engkaulah yang
membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api MarYAH menyambar
habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit
Page 30- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka
serta berkata:"MarYAH, Dialah Alaha! MarYAH, Dialah Alaha!" -- 1 Raja-raja
18:36-39
Kematian
Seperti lima uskup dan beberapa imamnya, pada bulan Desember 1915, Mathew
berusaha berdamai dengan Gereja Roma Katolik. Namun, setelah berpikir dogma Paus
Tak Bisa Salah maka ia mengurungkan niatnya, kemudian ia mencoba bersekutu
dengan Gereja Anglikan, tetapi petinggi Anglikan tidak memberikan jabatan padanya.
Sementara Uskup-uskup yang ditahbiskannya terus melanjutkan misi pengembangan
Gereja. Dalam masa istirahatnya, ia mendadak meninggal pada tanggal 20 Desember
1919 di Mimms Utara dan dikuburkan dipekuburan gereja.
Gereja Liberal Katolik
Didirikan di Inggris pada tahun 1916 melalui pengorganisasian
ulang Gereja Katolik Lama sebelumnya di Inggris Raya, gerakan
ini cepat berkembang ke negeri-negeri lain, dan pada tahun
1918 mengadopsi namanya yang berbeda, THE LIBERAL
CATHOLIC CHURCH (Gereja Katolik Bebas). Suksesi rasuliahnya
berasal dari Gereja Katolik Lama Holland melalui Archbishop
Arnold Harris Mathew dan Pembantunya, Uskup Frederick Samuel Willoughby,yang
kemudian dipilih dan dikonsekrasi "penjaga Suksesi." Archbishop Mathew mentahbiskan
sejumlah Teosofis bagi Keimamatan, mengetahui bahwa mereka adalah Teosofis dan
mengetahui filosofi mereka. Mereka membentuk perkumpulan di London yang adalah
gerakan Katolik Lama di Inggris (1915). Pada hal ini uskup Agung menuntut agar mereka
semua menarik diri dari keanggotaan Serikat Teosofi, dan ketika mereka berkeberatan
pada persetuan ini, ia menarik diri dan menyatakan seluruh gerakan "dihentikan."
Ini meninggalkan mereka bebas untuk beraksi sebagaimana mereka melihat yang
terbaik, tapi tanpa seorang uskup. Uskup Willoughby, yang dipilih dari antara sejumlah
mereka oleh suar voting (meskipun bukan seorang Teosofis), dan dari Uskup Agung
Mathew memperoleh tahbisan dan sebagai rekannya, ia menerus sampaikan Suksesi
Rasuliah kepada mereka dengan mentahbiskan James Ingall Wedgwood bagi
Keuskupan sebagai Uskup Pemimpin dari tubuh otonomi ini, pada 13 Februari 1916 di
London. Ia kemudian mengkonsekrasi Charles Webster Leadbeater bagi Keuskupan di
Sydney, Australia pada bulan Juli tahun itu, dan Gereja dengan cepat tersebar ke sluruh
dunia, aktif di 40 negara lebih dengan lebih dari 15 bahasa, semakin berkembang
semuanya. (Semua ibadah dalam bahasa lokal). Meskipun para Teosofis mengambil
peran mayor dalam pendirian Gereja ini, Gereja itu sendiri tidak punya koneksi dengan
Serikat Teosofi atau dengan suatu sekolah filsafat pemikiran lainnya. Rohaniawan dan
para anggota bebas dalam hal ini. Semua rohaniawan mendanai sendiri, tidak ada
menerima gaji dari kerja mereka. Mereka bebas untuk menikah jika mereka mau dan
tidak ada paksaan selibat bagi rohaniawan. Para rohaniawan mereka sangat rendah hati
Page 31- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
serta tidak punya sikap arogansi seperti Gereja-gereja Besar rasuli lainnya, ini
disebabkan para rohaniawan lebih banyak mendalami Esoteris (kebatinan atau
Spiritualitas) dari pada mereka yang lainnya yang sangat mengembangkan logika
rasional dalam berteologi, tetapi isi hati mereka gersang.
Hubungan Gereja Nasrani Katolik Ortodoks Indonesia dengan Suksesi Rasuliah melalui
Katolik Bebas (Liberal Catholic), via Uskup Willoughby adalah sebagai berikut:
Page 32- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian IX
KATOLIK LAMA INGGRIS RAYA
(Garis Silsilah Suksesi dari Gereja Katolik Lama - Inggris)
Singkatnya setelah Perang Dunia I pecah, Uskup Agung, bangsawan memutuskan bahwa
genting untuk menyusun bagi perlindungan suksesi rasuliah dan memanggil para
imamnya untuk memilih calon yang tepat bagi Keuskupan. Mereka memilih Reverend
Frederick Willoughby, dahulunya seorang Rohaniawan Anglikan, yang awalnya
ditahbiskan seperti tercatat dibawah, tapi hubungannya dengan Gereja Katolik Lama di
Inggris Raya resmi berakhir pada 19 Mei 1915 dan akhirnya ia bergabung kepada Roma.
Uskup Agung Arnold Harris Mathew wafat pada 20 Desember 1919, yang pada waktu itu
gerakan ini dikenal luas sebagai Gereja Katolik Lama di Inggris Raya. Sejak masa itu ada
banyak lagi kebijakan pro-Roma diadopsi. Pada tahun 1914 keputusan dibuat untuk
memulihkan Katolik Lama asli sebagai yang berbeda jelas dari dasar Gereja Roma
Katolik Lama dan garis suksesi berikut ini terbentuk:
Tabel Suksesi Rasuli Kardinal Uskup Agung Scipione Rebiba
Catatan-catatan Konsekrasi Keuskupan untuk semua Para Uskup Roma Katolik dalam
Garis Suksesi kami, kami mulai dari Kardinal Uskup Agung Scipione Cardinal Rebibaare
yang ada tercatat dalam arsip Gereja Roma Katolik di Vatikan.
Semua Para Paus Gereja Roma Katolik sejak tanggal 8 Desember 1700, HANYA BISA
menelusuri daftar suksesi rasuli mereka hanya yang resmi dan sah dari jalur Uskup
Agung Scipione Cardinal Rebiba.
Scipione Rebiba (3 Februari 1504 – 23 Juli 1577) adalah seorang Kardinal Italia dari
Gereja Roma Katolik. Dia adalah secara khusus siginifikan sebab lebih dari 95% dari
semua uskup-uskup Katolik yang masih hidup bisa ditelusuri dari garis keuskupan
kepadanya langsung.
Rebiba dilantik menjadi uskup Albano pada tahun 1573 dan Uskup Sabina e Poggio
Mirteto pada tahun 1574.
Masa kini, lebih dari pada 95% dari Dunia Baru dan lebih dari pada 5,200 Uskup-uskup
Katolik masa kini masih hidup, termasuk Paus Francis sekarang ini, menelusuri jalur
keuskupan mereka kembali kepada Rebiba. Namun, tidak ada seorang pun bisa
memastikan siapak yang mentahbiskan Rebiba sebab tidak ada dokumentasi
pendukung ditemukan. Oleh karena itu, garis silsilah keuskupan berhenti pada Rebiba.
(Catatan: Inilah salah satu kendala Tahbisan Keuskupan yang dimiliki hanya satu jalur.
Jika ada masalah seperti ini bisa dikemudian hari dipersoalkan. Itulah sebabnya Gerejagereja Katolik Ortodoks Independen selalu berdasarkan Multi-Tahbisan Suksesi Rasuli).
Mayoritas Uskup-uskup Roma Katolik di Eropa, Asia, Amerika dan Australia, Uskup-uskup
Kesatuan Utrecht Gereja-gereja Katolik Lama dan semua turunannya; Uskup-uskup
Gereja Katolik Nasional Polandia. Kebanyakan Uskup-uskup Tradisionalis Katolik seluruh
Page 33- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
dunia, termasuk mereka yang berasal dari Uskup Agung Marcel Lefebvre, dan Uskup
Agung Carlos Duarte Costa berbagi Sumber Gerejawi dan Warisan yang sama ini,
sebagaimana juga Para Uskup dari “kelanjutan” Gereja-gereja Anglikan dan Gereja
Katolik Independen Filipina, dan berbagai jurisdiksi kecil Gereja-gereja Katolik Ortodoks
seluruh dunia, dan Gereja Katolik Ortodoks Zaman Baru yang salah satu cabangnya
Gereja Nasrani Indonesia memiliki suksesi rasuli resminya dari Uskup Agung Scipione
Cardinal Rebiba.
Mereka semua secara serentak bersumber dari Konsekrasi Keuskupan:

Cardinal Scripione Rebiba, Roman Catholic Bishop, tahun 1566 mentahbiskan
Giulio Antonio Santorio

Giulio Antonio Santorio tahuni1568 mentahbiskan Girolamo Bernerio, O.P.

Girolamo Bernerio, O.P. tahun 1604 mentahbiskan Galeazzo Sanvitale

Galeazzo Sanvitale tahun 1621 mentahbiskan Ludovico Ludovisi

Ludovico Ludovisi tahun 1622 mentahbiskan Luigi Caetani

Luigi Caetani tahun 1630 mentahbiskan Giovanni Battista Scannaroli

Giovanni Battista Scannaroli tahun 1655 mentahbiskan Antonio Barberini

Antonio Barberini tahun 1668 mentahbiskan Charles Maurice Le Tellier

Charles Maurice Le Tellier tahun 1670 mentahbiskan Jaques Benigne Boussuet

Jaques Benigne Boussuet tahun 1693 mentahbiskan Jaques Goyon De Matignon

Jaques Goyon De Matignon tahun 1719 mentahbiskan Dominicus Marie Varlet

Dominicus Marie Varlet tahun 1739 mentahbiskan Petrus Maindaerts

Dominicus Marie Varlet adalah Uskup Roma Katolik dari Babilonia. Petrus
Maindaerts, menerima pentahbisan darinya, menjadi Uskup Agung Katolik Lama
Utrecht.

Petrus Meindaerts tahun 1745 mentahbiskan Johannes Van Stiphout

Johannes Van Stiphout tahun 1768 mentahbiskan Gualterus Michael Van
Niewenhuizen

Gualterus Michael Van Niewenhuizen tahun 1778 mentahbiskan Adrianus
Johannes Broekman

Adrianus Johannes Broekman tahun 1797 mentahbiskan Johannes Jacobus Van
Rhijn
Page 34- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015

Johannes Jacobus Van Rhijn tahun 1805 mentahbiskan Gilbert Cornelius De Jong

Gilbert Cornelius De Jong tahun 1814 mentahbiskan Willibord Van Os

Willibord Van Os tahun 1819 mentahbiskan Johannes Bon

Johannes Bon tahun 1824 mentahbiskan Johannes Van Santen

Johannes Van Santen tahun 1854 mentahbiskan Herman Heykamp

Herman Heykamp tahun 1873 mentahbiskan Casparus Johannes Rinkel

Casparus Johannes Rinkel tahun 1892 mentahbiskan Gerard Gul

Gerard Gull tahun 1908 mentahbiskan Arnold Harris Mathew. Gerard Gull adalah
Uskup Katolik Lama Utrecht. Arnold Harris Mathew, ditahbiskan oleh dia, menjadi
Uskup Katolik Lama bagi Inggris Raya dan Irlandia. Mayoritas Uskup-uskup
Katolik Lama di Amerika Serikat menelusuri Suksesi Rasuli mereka kepada
Arnold Harris Mathew dan Katolik Lama dari Inggris. Uskup James Ingall
Wedgwood dan Uskup Rudolph de Landas Berghes, keduanya ditahbiskan dalam
garis Keuskupan Arnold Harris Mathew, pada akhirnya mereka pindah ke Amerika
Serikat. Uskup Wedgwood memimpin Gereja Katolik Bebas dan Uskup Rudolph
de Landas Berghes, memimpin Gereja Katolik Roma Lama. Kedua jurisdiksi
adalah Katolik Lama.

Arnold Harris Mathew pada tahun 1914 mentahbiskan Frederick Samuel
Willoughby

Frederick Samuel Willoughby, yang pada 9 Juli 1922, mentahbiskan:

James Bartholomew Banks dari London, James I. Dia adalah Primat Gereja
Katolik Independen (kemudian dikenal sebagai Gereja Ortodoks Katolik Lama),
yang datang ke Amerika untuk mendirikan Gereja Katolik Lama hadir di sana
sebagai misi penjangkauan keluar dari Gereja London. Primat Tertinggi dari
Penatalayanan Gereja, pada 28 Mei 1940 mentahbiskan:

Sidney Ernest Page Needham, pada 4 Januari 1945, mentahbiskan:

Hugh George de Willmott Newman, Mar Georgius I, pada 25 Agustus 1944
mentahbiskan:

John Sebastian Marlow Ward, di Gereja Biara Mshikha Raja di Barnet.

Pada 6 Juni 1946 Uskup Agung John Sebastian Marlow Ward mentahbiskan Colin
Mackenzie Chamberlain di Gereja Biara Mshikha Raja, Park Road, New Barnet,
Herts., pada 6 Juni 1946 Uskupu Agung Ward dibantu oleh Mar Gregorius,
Katholikos dari Barat, dan lima uskup-uskup lainnya. Seiring wafatnya Uskup
Page 35- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Agung Ward pada 2 Juli 1949, Uskup Chamberlain dipilih sebagai pelanjutnya.
Uskup Agung Chamberlain mentahbiskan:

Peter Gilbert Strong di Kapel Biara dekat Limassol, Cyprus, pada 19 Maret 1951,
dibantu oleh Uskup Martin Andrews dari Bournemouth. Pada tahun 1965 Uskup
Strong dipilih sebagai Uskup Agung dalam suksesi untuk Uskup Agung
Chamberlain. Uskup Agung Strong mentahbiskan:

John Reginald Cuffe di Gereja St. Cecelia, D’Aguilar Highway, Moodlu,
Queensland, Australia pada 22 Nopember 1989. Uskup Agung Strong dibantu
oleh Uskup Maurice Cuffe dari Wamuran.

Nicholas Hotman Lumbantoruan, ditahbiskan oleh Uskup Agung John Reginal
Cuffe di Katedral Gereja St.Cecilia, D’Aguilar Highway, Moodlu, Caboolture Queensland, Australia. Pada tanggal 6 Desember 2014.
Page 36- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian X
DEKLARASI UTRECHT
PENGAKUAN IMAN, ATAU PERNYATAAN, DIFORMULASI OLEH PARA USKUP
KATOLIK LAMA YANG BERSIDANG DI UTRECHT,
24 September 1889
1. Kami patuh dengan setia terhadap Aturan Iman yang diprakarsai oleh St.
Vincent dari Lerins dalam hal ini: "Id teneamus, quod ubique, quod
sempre, quod ab omnibus creditum est; hoc est etenim vere proprieque
catholicum." (Berpeganglah pada iman yang telah dipercaya di manamana [semestawi], selalu, dan oleh semua.) Untuk alasan ini kami
bertekun dalam iman mengaku Gereja primitif, seperti yang dirumuskan
dalam sinode ekumenis dan ditentukan secara tepat oleh suara bulat
diterima keputusan Sidang-sidang Ekumenis yang dianut dalam Gereja tak
terbagi dari seribu tahun pertama.
2. Oleh karena itu kami menolak keputusan dari apa yang disebut Konsili
Vatikan, yang diumumkan 18 Juli, 187O, mengenai tak bisa salah dan
Keuskupan sejagat Uskup Roma, keputusan yang bertentangan dengan
iman Gereja kuno, dan yang merusak konstitusi kanonik yang kuno
dengan menghubungkan kepada Paus yang kepenuhan kekuasaan
gerejawi atas semua Keuskupan dan seluruh umat beriman. Dengan
penolakan dia sebagai yang tertinggi dalam Gereja kami tidak menyangkal
keunggulan bersejarah dalam beberapa Konsili Ekumenis dan Bapa
Gereja kuno telah kaitkan dengan Uskup Roma yang mengakui dia
sebagai inter pares Primus (pertama di antara yang sederajat).
3. Kami juga menolak promulgasi dogma Immaculate Conception (Dikandung
Tanpa Dosa) oleh Pius IX pada tahun 1854 yang bertentangan terhadap
Kitab Suci dan bertentangan terhadap tradisi abad pertama.
4. Adapun Surat-surat Paus kepada Uskup lain yang diterbitkan oleh Uskup
Roma dalam beberapa kali - misalnya, Bulls Unigenitus dan Auctorem
Fidei, dan Silabus 1864 - kami menolak itu karena isinya bertentangan
dengan ajaran Gereja primitif, dan kami tidak mengakuinya sebagai yang
mengikat pada hati nurani umat beriman. Kami juga memperbaharui
Page 37- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
protes kuno Gereja Katolik Belanda terhadap kesalahan Kuria Romawi,
dan terhadap serangannya terhadap hak azasi Gereja-gereja Nasional.
5. Kami menolak untuk menerima dekrit Konsili Trente dalam perihal
disiplin, dan tidak mengakui sebagai keputusan-keputusan dogmatis dari
Konsili itu kami menerimanya hanya sejauh sesuatu keputusan yang
harmonis dengan ajaran Gereja primitif.
6. Perihal Ekaristi Kudus selalu adalah benar pusat ibadat Katolik, kami
memandangnya kewajiban kami untuk menyatakan bahwa kami
mempertahankan dengan kesetiaan sempurna doktrin Katolik kuno
mengenai Sakramen dari Mezbah, dengan meyakini bahwa kami
menerima Tubuh dan Darah Juruselamat kami Yeshua Mshikha dibawah
unsure roti dan anggur. Perayaan Ekaristi dalam Gereja bukanlah
pengulangan terus menerus maupun suatu pembaharuan yang
dimaksudkan untuk korban penebusan yang Yeshua persembahkan satu
kali untuk semua di Salib; tapi ini adalah suatu korban sebab ini
merupakan pengenangan selama-lamanya korban yang dipersembahkan
di Salib, dan ini adalah aksi melalui yang mana kita menghadirkan di atas
bumi dan tepatnya bagi diri kita sendiri korban persembahan yang Yeshua
Mshikha buat di Sorga, menurut Surat Kiriman Ibrani 9: 11-12, bagi
keselamatan penebusan umat manusia, dengan muncul bagi kita dalam
kehadiran Alaha (Ibrani 9: 24). Karakter Ekaristi Kudus dengan demikian
bisa dipahami, ini adalah, pada waktu yang sama, perayaan korban,
dengan demikian ini orang beriman menerima Tubuh dan Darah
Juruselamat kita, masuk kedalam kemanunggalan bersama satu sama
lain (1 Korintus 10: 17).
7. Kami berharap bahwa para pakar teologi Katolik, mempertahankan iman
Gereja tak terbagi, semoga bisa menggantikan penetapan suatu
kesepakatan atas pertanyaan-pertanyaan yang diperdebatkan yang telah
memunculkan perpecahan diantara Gereja-gereja. Kami menasihati para
imam dibawah Gereja kami untuk mengajarkan, baik itu melalui kotbah
dan melalui instruksi pengajaran kepada kaum muda, khususnya
kebenaran-kebenaran dasar Kristen yang diakui oleh semua pengakuanpengakuan Kristen, menghindari, dalam diskusi terhadap doktrin-doktrin
yang diperdebatkan, pelanggaran terhadap kebenaran atau kemurahan
hati, dan dalam perkataan dan perbuatan untuk menjadi teladan bagi
Page 38- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
anggota-anggota dari gereja kami sesuai dengan roh dari Yeshua Mshikha
Juruselamat kita.
8. Dengan mempertahankan dan menyatakan dengan setia terhadap ajaran
Yeshua Mshikha, dengan menolak untuk mengakui perihal yang salah
yang melalui kesalahan orang-orang yang menyelusup masuk kedalam
Gereja Katolik, dengan membuang penyimpangan-penyimpangan dalam
perkara gerejawi, bersama dengan kecenderungan hierarki duniawi, kami
percaya bahwa kami akan bisa mematahkan serangan yang jahat dengan
ampuh masa kami saat ini, yakni mereka yang tak percaya dan yang
mengabaikan perkara agama.
Utrecht, Holland / 24 September 1889
+ Heykamp + Rinkel + Diependaal + Reinkens +Herzog
Page 39- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Bagian XI
EMPAT BELAS TESIS PERSEKUTUAN KONFERENSI KATOLIK LAMA DI BONN – 1416 SEPTEMBER 1874
I.
Kami setuju bahwa kitab-kitab Apokrifa atau Deutero-kanonikal dari
Perjanjian Lama tidak sama kanonis sebagaimana isi kitab-kitab dalam
Kanon Ibrani.
Catatan: Tesis ini masih rancu, sebab yang diikuti adalah Kanon Ibrani Yahudi
yang ditetapkan oleh Av-Nasi Sanhedrin, Jonatan Gamaliel II tahun 90 M., pada
Konsili rabbinik Farisi di Yavneh. Sementara Maran Yeshua menasihati kita
harus menjauhkan RAGI FARISI (Mattai 16:6). Juga jika mengikuti terjemahan
Kitab Perjanjian Lama Septuaginta (LXX) berbahasa Yunani tidak pernah dipakai
oleh Para Rasul dan tidak ada pengakuan rasuli terhadap terjemahan tersebut
karena terlarang dibacakan dalam zaman Para Rasul yang memakai bahasa
Ibrani di Sinagoga dan diterjemahkan dalam Targum Aramaik sampai saat ini
kaum Yahudi tidak pernah membacakan Gulungan Torah dalam bahasa Yunani.
Shliakh Rabbi Mar Saul menasihati muridnya, Timotheos mengatakan perihal
Kitab Suci: “Sebab engkau sejak masa anak-anak, engakau sudah diajar perihal
Kitab-kitab Suci (bukan terjemahan Yunani, tapi Ibrani) yang bisa membuatmu
bijaksana bagi kehidupan, melalui iman pada Yeshua Mshikha. Semua kitab suci
yang dituliskan melalui sang Roh, adalah bermanfaat untuk mengajar, dan untuk
menyatakan kesalahan, dan untuk memperbaiki kesalahan, dan untuk
menambah pengetahuan dalam kebenaran; agar manusia kepunyaan Alaha bisa
menjadi sempurna, dan memperlengkapi bagi setiap pekerjaan yang baik.” – 2
Timotheos 3:15-17
Tidak ada dasar dukungan Kitab Suci terhadap JUMLAH Kitab-kitab yang kanonis
ataupun yang tidak. Penetapan jumlah kitab suci Kristen sangat dipengaruhi
oleh Siapa dan Apa latar belakang keyakinan atau ideologi yang dianutnya, dan
situasi politis gerejawi pada saat itu. Sehingga sekalipun banyak orang berkata
“sepakat” terhadap Jumlah kitab suci tertentu, tidak berarti itu suara Alaha
sendiri setuju dengan mereka. Kriteri Alkitabiah hanya yang dijelaskan Shliakh
Mar Saul di atas adalah tepat.
II.
Kami setuju bahwa tidak ada terjemahan dari Kitab Suci bisa mengklaim
otoritas unggul terhadap naskah asli.
Catatan: Kita setuju Alkitab versi Asli hanya ditulis dan diucapkan dalam bahasa
Ibrani-Aramaik, selebihnya adalah TERJEMAHAN.
III.
Kami setuju bahwa pembacaan Kitab Suci dalam pengucapan yang tidak
sopan tidak bisa diterima dan dilarang.
Catatan: Pada era tehnologi informasi Internet zaman modern ada sisi negatif
terhadap isi Kitab Suci, ada banyak orang yang tidak punya rasa hormat dan tak
sopan sama sekali dan bahkan menghina ucapan-ucapan dalam Kitab Suci,
Page 40- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
nama Alaha, dan lainnya. Ada banyak orang mengetik nama Alaha dan print out
kemudian tidak suka dibuang di tempat sampah tanpa ada sedikitpun keberatan
hati nuraninya, ada yang mencetak di baju kaos lalu nama Alaha diinjak-injak
menjadi kain lap lantai dan lainnya. Sementara kaum Yahudi pelaku Sabda
Alaha pertama dan kaum Nasrani tidak akan mengucapkan kata-kata sabda
Alaha dan Nama Alaha dengan sia-sia (Keluaran 20:7) dengan cara setiap kali
bertemu nama Ilahi selalu membuat tanda salib dan jika perlu mencuci tangan,
dan jika print out pada kertas, maka setelah tidak dipakai akan dibakar tidak
dibuang ke tempat sampah! Bahkan dalam membaca Kitab Suci jika terdapat
Nama Kudus Alaha tidak akan menyentuhnya dengan jari. Inilah dampak
negative tehnologi dan kebebasan memiliki kitab suci di tangan orang biasa.
Semoga Alaha akan mengampuni dosa-dosa mereka saat diperhadapkan di
penghakiman setelah kematian.
IV.
Kami setuju bahwa, secara umum, ini adalah lebih tepat, dan sesuai
dengan semangat Gereja, bahwa Liturgi harus didaraskan dalam bahasa
yang bisa dimengerti oleh umat.
Catatan: Kita setuju bahwa Liturgi harus diterjemahkan dalam bahasa lokal agar
empati umat lebih menjiwai dalam ibadah dan penyembahan. Hal ini didasarkan
Injil tidak mewajibkan “budaya” tertentu, tetapi Kebenaran melalui Yeshua
Mshikha sebagai “Maran dan Alaha” yang sebagai Jalan Kebenaran, dan Hidup
sebab tidak ada satu orang pun bisa sampai kepada Bapa, jika tidak melalui Dia.
Anak Alaha, yaitu Yeshua Mshikha melalui-Nya kita semua (percaya Yeshua atau
tidak) sudah ditakdirkan atau dipilih Alaha sebelum dunia dijadikan, supaya kita
kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Yokhanan 20:28; 14:6; Efesus 1:4).
Oleh karena itu, tidak ada bahasa wajib dipakai dalam Liturgi umat, tetapi untuk
memahami teologi dengan benar dan tepat haruslah kembali kepada akar
bahasa awal, yakni Ibrani-Aramaik agar tidak salah tafsir dan salah pemahaman.
V.
Kami setuju bahwa Iman bekerja melalui Kasih, tidak ada Iman tanpa
Kasih, adalah sarana dan kondisi pembenaran Manusia di hadapan Alaha.
Catatan: Yeshua berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti
perintah-perintah-Ku.” (Yokhanan 14:14); “Kamu adalah sahabat-Ku jikalau
kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yokhanan 15:14). Kata
“Perintah” dalam konteks Yudaisme Ibrani adalah “Mitzvath” (dalam bentuk kata
tunggal) dan bentuk kata plural “Mitzvoth” kata ini selalu merujuk kepada
TORAH. Shliakh Mar Saul mengatakan: “Torah Mshikha” (Galatia 6:2). Dan
Yeshua menjelaskan Torah-Nya adalah “Kuk Ringan dan Tak Berat” (Mattai
11:28-29). Ini berbeda dengan formulasi Torah Musa yang ditafsirkan para
Rabbi Farisi menjadi Kuk Berat. Torah Mshikha merujuk kepada Torah dari Lima
Kitab Musa dan Nabi-nabi dan juga Ucapan-ucapan-Nya dalam kitab Injil. Orang
beriman kepada Yeshua dengan Kasih tetapi tanpa melakukan perintah-perintah
Torah Mshikha adalah sia-sia (Yakobus 2:26). Torah Mshikha juga sama dengan
yang diterima Musa di padang gurun Sinai hanya tafsirannya yang berbeda
dengan rabbinik Farisi. Beberapa diantaranya; melakukan peribadatan Sabat
(hari sabtu) dan makan makanan Kosher (Imamat 11) dan lainnya. Sabat bukan
Page 41- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
untuk orang Yahudi saja tetapi bagi semua orang percaya. Sabat tidak bisa
dibantah dengan argumentasi apapun kecuali mereka yang melawan kehendak
Alaha. Sepuluh Perintah Musa tidak boleh dikurangi harus utuh (Mattai 5:17-20).
Mengasihi Alaha, Maran Yeshua adalah dengan menjalankan Perintah-perintahNya.
VI.
Keselamatan tidak bisa diwarisi melalui "jasa perbuatan baik," sebab tidak
proporsional antara keselamatan mulia tak terbatas yang dijanjikan oleh
Alaha dan jasa perbuatan baik terbatas manusia.
Catatan: Jika dalam “timbangan” aktual jasa perbuatan manusia tidak pernah
bisa lebih berat timbangannya dari pada anugerah Alaha.
VII.
Kami setuju bahwa doktrin "opera supererogationis" dan "thesaurus
meritorium sanctorum," contoh., jasa-jasa dari para orang suci yang
mengalir lebih bisa ditransfer kepada orang lain, baik itu melalui para
pemerintah Gereja, atau melalui para pelaku perbuatan baik mereka
sendiri, adalah tak dapat dipertahankan.
Catatan: Setiap orang mempertanggungjawabkan segala perbuatannya sendiri
dan semua jasa kebaikan diri sendiri tidak bisa ditabung bagi orang lain. Dan
juga tidak ada jasa perbuatan baik manusia berlebihan, sesungguhnya selalu
kurang dan tidak sebanding dengan Anugerah kasih Ilahi padanya. Satu-satunya
jasa baik Manusia di bumi yang pernah ada bisa memberikan kebaikan bagi
orang hanya pengorbanan Maran Yeshua di Kayu Salib.
VIII.
1) Kami mengakui jumlah Sakramen tepat tujuh, pertama pada abad ke12, kemudian diterima dalam pengejaran Gereja secara umum, bukan
sebagai tradisi yang berasal dari Para Rasul atau dari zaman waktu
terawal, tapi sebagai hasil spekulasi teologis.
Catatan: Sakramen bukan hasil spekulasi teologis tetapi berasal dari Tradisi
Rasuli dan dipraktekkan oleh Para Rasul dan diteruskan oleh para pengganti
Para Rasul dan Surat-surat Rasuli banyak kita bisa temukan bukti-bukti dalam
hal ini.
2) Para pakar teologia Katolik mengakui, dan kami mengakui bersama
mereka, bahwa Baptisan dan Ekaristi adalah "principalia, praecipus,
eximia salutis nostrae sacramenta." (pokok,
IX.
(1) Kitab-kitab Suci diakui sebagai ketetapan pokok Iman, kami setuju
bahwa tradisi asli, contoh., transmisi tak putus sebagian lisan,
sebagian dalam doktrin tulisan yang disampaikan oleh Mshikha dan
Para Rasul adalah sumber otoritatif pengajaran bagi semua keturunan
pelanjut orang-orang Kristen. Tradisi ini adalah sebagian ditemukan
dalam konsensus lembaga agung yang bertahan dalam kelanjutan
Page 42- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
sejarah dengan Gereja primitif, sebagian dikumpulkan melalui metode
sainstifik dari dokumen-dokumen tertulis sepanjang abad.
Catatan: Paulus tegas meminta jemaat di Tesalonika berpegang teguh pada
Tradisi Lisan dan Tertulis (2 Tesalonika 2:15); ini merujuk Pilar: Kitab Suci
dan Masora. Sementara itu Rasul Keipha mengingatkan bahwa ada Pilar
Wahyu yang tidak boleh orang menfasirkan Tradisi Tertulis (dan juga Lisan)
dengan hanya spekulasi pikirannya sendiri tanpa Wahyu (2 Keipha 1:20-21).
2) Kami mengakui Gereja Inggris; dan Gereja-gereja yang berasal darinya,
tetap mempertahankan Suksesi keuskupan yang tak putus.
Catatan: Kita akui bahwa suksesi rasuli Gereja Anglikan tetap valid kalaupun
ada yang mempersoalkannya oleh karena pengaruh masa Reformasi
Protestantisme bukan berarti semuanya lenyap begitu saja, tetap ada
kelompok Tradisionalis Anglikan yang mempertahankan suksesi tak putus.
Sekalipun ada tudingan dari pihak Roma Katolik bahwa ada tahbisan suksesi
rasuli yang dipertanyakan, itu hanya intrik Gereja Roma Katolik saja yang
ingin tetap berkuasa atas seluruh gereja-gereja. Jika kita kembalikan hal
yang sama kepada tahta keuskupan Roma Katolik dengan mengatakan kita
meragukan tahbisan suksesi keuskupan Roma Katolik karena hanya melalui
Uskup Agung Scipione Rebiba (3 Februari 1504 – 23 Juli 1577) adalah
seorang Kardinal Italia dari Gereja Roma Katolik. Dia adalah secara khusus
siginifikan sebab lebih dari 95% dari semua Uskup-uskup Katolik yang masih
hidup bisa ditelusuri dari garis keuskupan kepadanya langsung. Lalu
bagaimana dokumen ke atasnya lagi? Bisa jadi diragukan? Maran Yeshua
berkata: “Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, pada hal
ada balok di dalam matamu.” Mudah melihat kesalahan orang lain tapi
kesalahan diri sendiri sukar diketahui. (Mattai 7:4)
X. Kami menolak doktrin baru Roma tentang Konsepsi Immakulata Perawan
Maria Terberkati, karena bertentangan terhadap tradisi tiga belas abad
pertama, sebagaimana kita akui hanya Mshikha saja dikandung tanpa dosa.
Catatan: Jika Maria Dikandung Tanpa Dosa maka ini mengkultuskan manusia
sederajat dengan Penjelamaan YHWH menjadi Anak Manusia. Kita jangan
terlalu berpikir filsafat hellenisme yang mendasarkan logika berpikir
manusia. Kita harus sadar sang Anak Alaha yang Kekal bisa mengenakan
pada diri-Nya wujud FANA dan segala wujud FANA sudah terkontaminasi
dengan DOSA dan KEMATIAN. YESHUA adalah MUTIARA sekalipun
dimasukkan kedalam tempat kotor kadar nilai mutiara tidak berpengaruh!
Jadi jangan berlogika manusia jika yang dikandung Maria adalah sang Anak
Alaha bukan berarti wadahnya harus suci tanpa dosa dahulu baru Alaha bisa
berdiam dalam kandungan Maria selama 9 bulan. Ini cara berpikir kekanakkanakan!
XI. Kita setuju bahwa praktek pengakuan dosa-dosa di hadapan jemaah atau
seorang Imam, bersama dengan menjalankan kuasa kunci-kunci Kerajaan
Page 43- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Sorga, diturunkan kepada kita dari Jemaat purba, dengan hal itu,
membersihkan dari penyimpangan dan bebas dari keterikatan, pengakuan
dosa-dosa harus dilestarikan dalam Gereja.
Catatan: Sekelompok kekeristenan Protestan menolak pengakuan dosa-dosa di
hadapan Imam dan Jema’ah karena tidak memahami Kitab Suci dengan baik.
Maran Yeshua berkata: “Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Mattai 9:6),
dan hak otoritas mengampuni dan melepas dosa-dosa ini dimandatkan oleh
Yeshua melalui Qadishot (Rahasia) kepada Para Rasul dengan istilah “Melepas”
dan “Mengikat” sebagai wujud dari Kunci-kunci Pintu Kerajaan Sorga (Mattai
16:19; Yokhanan 20:23). Inilah “Rahasia” Kerajaan Alaha yang diberikan-Nya
kepada Para Rasul (Markus 4:11), dan kemudian Mandapt ini ditransmisikan
kepada Para Pengganti Rasul yang kita kenal sekarang sebagai Uskup dan
Qashisha (Presbiter) (Kisah 14:23). Ini sebenarnya sama saja polanya dengan
sistem Bait Suci saat seorang pendosa mengaku di depan Imam dan korban
pendamaian dosa dikorbankan oleh Imam demi si pendosa itu, lalu imam Harun
mengucapkan kata-kata “pelepasan dari keterikatan dosa”, maka setelah itu si
pendosa sudah diampuni dosanya. Pengakuan Dosa bisa sah jika dihadapan
Saksi-saksi (2 Korintus 13:1; Ulangan 17:6; 19:15). Bagi kelompok Protestantisme
pengakuan dosa-dosa dilakukan langsung kepada Alaha oleh karena dosa
kesombongan yang ada dalam diri mereka. Pengakuan Dosa kita lakukan secara
langsung kepada Alaha adalah hal mudah, tetapi jika didengar orang lain ada
gengsi dan rasa malu yang tak terhingga sehingga orang semacam ini sebenarnya
memupuk rasa egosentrisme dan ketiadaan kerendahan hati.
XII. XII.Kami setuju bahwa "memberikan bukti nyata dari pengakuan dengan
melakukan sesuatu yang obyektif sebagai bukti sikap pertobatan" hanya
bisa merujuk kepada bentuk tuntutan yang harus dilakukan yang aktual
dianjurkan Jemaat sendiri.
Catatan: Banyak orang mengaku Dosa-dosa di depan Imam dan Jemaah, tetapi
hanya “manis di bibir saja” tidak dengan sungguh hati bertobat, maka Jemaat bisa
mengambil tindakan menuntut pertobatan nyata pada orang ini. Dalam tradisi
pengakuan dosa kuno tidak ada pengakuan dosa privat (berdua saja antara imam
dan pengaku seperti dalam tradisi Roma Katolik). Seorang pendosa harus
mengaku di depan jemaat dan imam (Mattai 18:15-20). Pengakuan dosa-dosa
memang dilakukan di depan Mezbah dan Imam serta dilihat anggota-anggota
jemaat tetapi ada jarak tertentu sehingga pembicaraan tidak didengar oleh orang
lain kecuali antara Imam dan Pendosa saja.
XIII. Kami mengaku bahwa praktek mengenang orang beriman yang telah wafat,
contoh dengan meminta kekayaan anugerah Mshikha dicurahkan bagi jiwa
mereka, diwariskan kepada kita dari Jemaat purba, dan dilestarikan Jemaat.
Catatan: Doa-doa memohon anugerah Alaha kepada mereka yang telah wafat
memang tidak bisa memindah mereka dari Neraka ke sorga, tetapi doa-doa ini
bagaikan setetes air embun di lidah bagi orang yang sedang kehausan di padang
gurun gersang sedang kehausan. Kasih kita menembus batas apapun sebagai
Page 44- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:04/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
dukungan bagi jiwa – jiwa agar mereka tabah dalam menjalani perjuangan dalam
perjalanan hidup menyempurnakan diri. Mereka membutuhkan dukungan doa-doa
kita dan kita tidak berdoa kepada arwah orang mati tapi kepada Alaha agar
semoga Dia mengingat orang-orang yang kita kasihi. Tubuh fisik yang berpisah tapi
kasih kita tidak bisa ada tembok pembatas.
XIV. 1) Perayaan Qurbana – Ekaristi dalam Jemaat bukanlah suatu pengulangan
lanjutan atau pembaharuan korban persembahan yang dipersembahkan
satu kali saja selamanya oleh Mshikha di kayu Salib; tapi karakter
pengorbanannya terdiri dari dalam hal ini, bahwa ini adalah kenangan
selamanya terhadap korban Mshikha, dan pertunjukan dan penyajian di
bumi dari satu persembahan kudus Mshikha bagi keselamatan penebusan
umat manusia, yang menurut Surat Kiriman Ibrani 9:11,12, yang terus
menerus dipersembahkan di sorga oleh Mshikha, yang sekarang hadir
dalam kehadiran Alaha bagi kita (9:24).
2) Sementara ini adalah karakter Ekaristi dalam referensi terhadap korban
Mshikha, ini juga adalah perayaan suci, yang mana orang beriman
menerima Tubuh dan Darah Maran kita, manunggal satu dengan lainnya (I
Korintus 10:17).
_____________________________________
Catatan: Sumber-sumber artikel tidak dicantumkan di sini sebab ini adalah artikel
dan bukan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.
UNTUK KALANGAN SENDIRI!!!
Untuk memperbanyak MATERI
 
PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan
untuk meminta izin tertulis:
[email protected]
0813.19190730
021.70403378
www.nasraniindonesia.org
Page 45- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
Download