Universitas Mercu Buana Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Modul I Sistim Transmisi Telekomunikasi Dasar transmisi Informasi Oleh: Nacep Suryana, MSc. 1 1.1.Pendahuluan Pada umumnya suatu sistem yang lengkap akan mengandung suatu pemancar (transmitter), suatu medium pentransmisi di mana informasi ditransmisi, dan suatu.penerima (receiver) yang menghasilkan suatu replika (salinan) informasi masukan (input) di keluaran (output)-nya. Dalam kebanyakan pesawat komunikasi, pentransmisian informasi sangat berhubungan dengan modulasi atau perubahan waktu suatu sinyal sinusoida tertentu, yang dinamakan pembawa (carrier). Suatu.diagram sistem yang khas Nampak dalam Gambar 1-1. . Pada umumnya pemancar mengandung sumber informasi yang ditransmisi (dalam alat penyelidik ruang angkasa) dapat berupa sinyal-sinyal suara, sinyal Televisi, printout komputer, data telemetri, atau mungkin data telemetri yang ditransmisi dari suatu instalasi yang dioperasikan secara otomatis dari jauh ke suatu stasiun kontrol sentral. Ketika sinyal-sinyal melewati medium transmisi [atau yang sering disebut sebagai saluran (channel), sinyal terdistorsi, noise/bising dan sinyal-sinyal penginterferensi (pengganggu ) ditambahkan, dan ini menjadi salah satu tugas utama kita untuk menafsirkan secara benar sinyal-sinyal yang akhirnya diterima di tujuan yang diinginkan. Salah satu bahasan pada mata kuliah ini adalah membahas secara terperinci efek pentransmisian sinyal bermacam-macam tipe pada saluran-saluran pendistorsi-baik mereka berupa kabel-Kabel maupun kawat-kawat untuk komunikasi telepon, ruang untuk transmisi radio, maupun saluran-saluran yang lebih eksotik seperti air (komunikasi bawah air) atau bumi (kommunikasi seismik). Kita akan meninjau batasan-batasan pada transmisi informasi yang disebabkan oleh distorsi transmisi dan Noise, dengan mempergunakan model-model sederhana untuk efek-efek tersebut. 2 Kita akan rnernbandingkan bermacarn-macarn cara pentransmisian informasi yang diinginkan, rnaupun bermacam-rnacam teknik yang dipergunakan di penerirna, untuk rnelihat bagaimana kita dapat rnemperbaiki transrnisi sinyal di bawah pengaruh-pengaruh penganggu yang ada. 1-2. PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI DIGITAL Untuk rnengernbangkan pernbahasan selayang-pandang pada masalah umurn transmisi inforrnasi dan rnengarahkan secara lebih spesifik beberapa perrnasalahan yang dijurnpai dalam komunikasi, dalam bagian ini kita akan rnembahas secara terperinci persoalan pentransrnisian suatu pesan data digital tak tertentu dari suatu titik ke titik lain. Kita meninjau pesan data digital (binary atau biner) karena data semacam ini secara cepat rnenjadi bentuk yang paling umum data transmisi, baik pesan secara langsung berbentuk digital, seperti dalam kasus printout kornputer, maupun pesan yang diubah ke dalam format digital, seperti yang terjadi pada data yang ditelemetri dan pada banyak komunikasi suara telepon. Pesan data biner kita perkenalkan dalam bagian ini untuk kemudian akan dipergunakan, sebagai suatu bentuk sinyal sederhana. , Yang kita rnaksudkan dengan sinyal atau pesan biner adalah urutan dua jenis pulsa yang bentuknya diketahui, yang terjadi pada selang-selang jarak yang teratur, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1-2. Meskipun bentuk pulsa diandaikan diketahui sebelumnya, terjadinya satu atau lainnya, katakanlah 1 atau 0 dalam Gambar 1-2, tak diketahui sebelumnya, dan informasi sebetulnya yang dibawa diberikan oleh urutan tertentu binari 1 dan 0 yang datang. Untuk mudahnya dalam modul ini kita biasanya mempergunakan pulsa berbentuk segi empat Gambar 1-2a dan b, meskipun bentuk sinyal tipe-tipe lain juga dapat dipergunakan dengan baik. 3 Gambar 1.2. Transmisi sinyal biner. (a). deretan on-off. (b). Deretan Polar. (c). Bentuk gelombang sembarang. Pulsa-pulsa tersebut ditunjukkan secara teratur setiap I/R detik, atau pada suatu laju R/detik. Pada umumnya I/R dinamakan sebagai selang biner, dan sumber sinyal dikatakan menghasilkan R digit biner atau bit per detik (bit berasal dari binary digit). Sebagai contah, jika l/R = 10-3 detik, R adalah 1.000 bit/detik. Jika I/R = µdetik, maka R = 1O6 bit / detik. Sekarang kita andaikan bahwa deretan simbal-simbal biner ini ditransmisi ke suatu tujuan yang jauh. Suatu diagram blok sistem, yakni versi yang lebih terperinci Gambar 1-1. ditunjukkan dalam Gambar 1-3. Dua filter (saringan) yang ditunjukkan, satu di pemancar dan lainnya di penerima, menyatakan penyaringan sinyal-sinyal baik secara bawaan sudah ada dalam sistem rangkaian maupun yang secara sengaja dimasukkan sebagai bagian dari rancangan. Pendemodulasi di penerima berfungsi untuk menghilangkan modulasi gelombang sinus berfrekuensi tinggi yang masuk di pemodulasi pemancar Proses modulasi perlu agar sinyal dapat dipancarkan secara efektif ke ruang (atau medium apa saja yang di dalam gambar dinyatakan oleh saluran). Tujuan pendeteksi penerima adalah menghasilkan kembali, "sebaik mungkin", urutan sinyal semula yang menyatakan data digital yang ditransmisi. 4 Gambar 1.3. transmisi pesan digital .' Beberapa bentuk gelombang yang khas, yang sesuai dengan yang terjadi di titik titik yang diberi nomor dalam Gambar 1-3, ditunjukkan di skets dalam Gambar 1-4. Perhatikan bahwa filter-filter menyebabkan simbol-simbol bertumpang-tindih ke dalam celah waktu yang bersebelahan, menyebabkan kekacauan dalam penafsiran simbol dan kesalahan-kesalahan yang mungkin pada luaran (output) sistem. Interferensi antar simbol adalah persoalan yang penting dalam banyak sistem komunikasi data, terutama menganggu dalam transmisi data melalui kawatkawat telepon. Pemodulasi yang dipilih dalam contoh ini kebetulan bertipe modulasi-amplitudo (amplitude-modulation (AM)), dimana suatu pengosilasi gelombang sinus menyesuaikan amplitudonya pada sinyal yang datang. Kita dapat menggambarkan dengan cara yang sama output suatu pemodulasi yang diselaraskan-geser-frekuensi [frequency-shiftkeyed (FSK)], dimana frekuensi pembawa berganti-ganti antara dua frekuensi, bergantung pada simbol yang datang (ini adalah versi digital suatu sinyal FM), atau output yang diselaraskan-geser-phasa [phase-shift-keyed (PSK)] , dimana polaritas (±) gelombang sinus bergantung pada simbol yang datang. 5 Gambar 1.4. Bentuk-bentuk gelombang dalam sistim digital Dalam contoh ini output yang diperlihatkan telah memasukkan noise/bising selama transmisi, sehingga output pendemodulasi menyatakan jumlah bentuk gelombang sinyal yang ditambah noise/bising. Perhatikan bahwa bising yang ditimbulkan berkecenderungan mengaburkan sinyal jika keduanya sebanding besarnya. Beberapa saluran (kawat telpon, misalnya) juga menimbulkan distorsi sinyal (meskipun efek ini dapat dimodelkan dengan memasukkan ini dalam filter setelah pendemodulasi). Saluran-saluran juga menimbulkan pelemahan (fading) sinyal, dimana amplitudo sinyal yang diterima dijumpai berfluktuasi secara acak, atau yang dinamakan efek multi lintasan (multi path), dimana energi pemancar yang diradiasikan untuk satu simbol sinyal, mengikuti beberapa lintasan berganti-ganti ke penerima, nampak di penerima sebagai sederetan simbol yang diterima. Contoh-contoh tipe saluran pelemah acak yang terakhir ini termasuk transmisi radio gelombang-pendek melalui ionosfir, maupun komunikasi-komunikasi bawah air dan seismik. Untuk mudahnya, kita akan menekankan efek-efek noise/bising tambahan dalam pembahasan berikutnya. 6 Filter penerima berfungsi untuk menghilangkan beberapa noise, tetapi kadang-kadang menyebabkan pendistorsian lebih lanjut pada sinyal yang ditransmisi. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 1-4, garis-garis yang diputus dalam bagian-bagian (4) dan (5) menyatakan bagian noise/bising, sedangkan garis-garis penuh menyatakan jumlah gabungan sinyal dan bising. Akhirnya untuk menghasilkan kembali pesan sinyal semula, pendeteksi harus mengambil sampel output filter penerima sekali setiap selang bit dan menentukan "sebaik mungkin" apakah itu suatu 1 atau 0 yang ditransmisikan. Jelaslah dari bagian (5) Gambar 1-4, bahwa waktu pencuplikan yang tepat, dalam contoh ini, terjadi pada akhir setiap selang bit, karena pada saat itu sinyal-sinyal yang disampel mencapai amplitudo maksimumnya. Tetapi kesalahan-kesalahan dapat terjadi sehingga noise/bising mengaburkan simbol yang tepat. Contoh suatu kesalahan yang terjadi ditunjukkan dalam bagian (6) Gambar 1-4. Kita dengan sengaja mempergunakan kata-kata "sebaik mungkin" dua kali dalam pembahasan di atas karena istilah itu memegang peranan penting dalam perencanaan secara keseluruhan setiap sistem komunikasi. Dalam konteks sistem komunikasi digital sederhana yang telah kita kemukakan, kata-kafa tersebut mempunyai arti agak persis. Jelaslah bahwa kita ingin mentransmisi sembarang deretan simbol data dengan sekecil mungkin kesalahan atau kerugian terjadi. Kenyataan bahwa kesalahan-kesalahan akan terjadi adalah jelas. Noise / Bising selalu timbul dalam suatu sistem pentransmisi fisis yang mempunyai batasan-batasan daya sehingga kita pada umumnya tak dapat menambah kekuatan sinyal sebanyak yang diperlukan agar menanggulangi noise/bising, interferensi antar simbol yang seeara umum adalah persoalan yang harus diperhatikan, fluktuasi-fluktuasi sinyal selama transmisi yang menimbulkan kesalahankesalahan yang mungkin terjadi, dan seterusnya. Suatu perencanaan teknis yang lengkap dari suatu sistem data semacam ini harus memperhatikan semua sumber kesalahan yang mungkin dan berusaha memperkecil efeknya. Hal ini termasuk perencanaan yang tepat sinyal-sinyal pada sistim pentransrnisi. Yaitu: Bagaimana kita membentuk sinyal-sinyal atau merencanakan filter pentransmisi? Misalkan kita diberikan bermacam-macam cara mentransmisi simbol-simbol biner pada frekuensi tinggi yang diperlukan-teknik AM, FSK, PSK, dan seterusnya yang ditunjukkan dalam Gambar 1-4, cara mana yang paling tepat untuk persoalan yang ada, termasuk saluran tertentu di mana transmisi akan berlangsung? Kita akan dapatkan, dari pembahasan pertanyaan tersebut kemudian, bahwa ada memang untung-rugi (trade-off) yang biasa muncul di antara bermacam-macam teknik 7 modulasi. Jadi PSK, meskipun seeara umum paling efektif dari segi penghematan daya atau memperkecil kesalahan, adalah sulit untuk dipergunakan pada saluran-saluran yang mengalami pelemahan, dan penggunaannya menimbulkan persoalan-persoalan kontrol phasa yang berat. Secara umum FSK kurang efektif karena adanya noise/bising dan memerlukan lebar pita sistem yang lebih besar, tetapi lebih efektif pada saluran-saluran yg mengalami pelemahan. Dengan pemilihan skema modulasi yang spesifik, bagaimana kita merancang penerima? Bagaimana kita memperkecil interferensi antarsimbol dan bising? Bagaimana kita merancang pendeteksi dan rangkaian pengambil-keputusan yang berhubungan dengan itu? Di atas hanya beberapa pertanyaan perancangan yang timbul dalam pengembangan suatu sistem digital. (Sebagai contoh kita telah mengabaikan persoalan pengaturan waktu yang berhubungan dengan transmisi deretan 1 dan 0 setiap l/R detik. Hal ini terutama sangat penting dalam merancang sistem dengan pemancar dan penerima yang berlokasi terpisah ribuan dan bahkan jutaan mil, di mana bagaimanapun juga penerima harus selalu mempertahankan pengaturan waktu yang sama seperti pemancar.). Jika laju kesalahan sistem, yaitu banyak kesalahan rata-rata yang terjadi persatuan waktu terlalu tinggi, maka sistem yang lebih kompleks konfigurasinya, dengan biaya yang juga bertambah, harus dipergunakan. Termasuk dalam hal ini adalah teknik-teknik pengkodean sinyal, pendeteksian kesalahan dan prosedur-prosedur pembetulan yang canggih, dan seterusnya. Hal di atas menimbulkan pertanyaan yang sangat penting lainnya: Untuk suatu saluran tertentu yang mana kita ingin berkomunikasi, apakah mungkin untuk tetap - dapat memperbaiki pelaksanaan tugas sistem, yaitu mengurangi laju kesalahannya, sebanyak yang kita inginkan, dengan pertambahan kekomplekan/kecanggihan perencanaan sistem yang tepat? Ini dengan jelas adalah suatu pertanyaan dasar dalam semua perencanaan komunikasi, karena jika jawabnya "tidak", tak ada artinya babkan dalam berusaha merancang sistem yang lebih kompleks. Untuk menjawab pertanyaan ini kita memilih mengemukakan persoalan dalam cara yang agak lebih tepat. Sekarang pertanyaannya adalah: Dengan laju transmisi symbol-simbol biner, R bit/detik yang tertentu, sesuai dengan daya yang ada dalam pemancar, apakah mungkin untuk suatu saluran tertentu, mengurangi laju kesalahan sebanyak seperti yang kita inginkan (dengan perencanaan dan kekompleksan sistem yang tepat)? Jawabnya, seperti yang pertama kali dikemukakan oleh Claude Shannon dalam tahun 1948 hingga 1949 dalam suatu kerja yang monumental adalah "ya", dengan suatu kualifikasi, yaitu, hasilnya dibatasi pada penelitian suatu 8 saluran yang hanya menimbulkan noise/bising (efek-efek interferensi antar simbol dan pelemahan tak dimasukkan). Sejak itu oleh peneliti-peneliti lainnya hal di atas telah diperluas ke beberapa saluran-saluran lainnya. Shannon mendapatkan bahwa kemungkinan suatu kesalahan terjadi secara ideal dapat dikurangi serendah seperti yang kita kehendaki dengan pengkodean yang tepat sinyal-sinyal yang baru datang, asal laju pensinyalan biner R, dalam bit per detik, adalah kurang dari pada suatu bilangan tertentu yang ditentukan oleh daya pemancar, noise/bising saluran, dan waktu tanggap atau lebar pita saluran. Jika kita berusaha mendorong terlalu banyak bit per detik pada saluran, kesalahan-kesalahan mulai akan naik dengan cepat. Laju maksimum transmisi sinyal pada saluran dinamakan sebagai kapasitas saluran. Karena jelas kapasitas saluran adalah konsep yang penting dalam perencanaan sistem, kita akan mengkhususkan waktu kita untuk menyelidiki maknanya. Untuk menghindari kekacauan, kita akan mempergunakan istilah kapasitas sistem, dan, seperti yang akan kita terangkan dalam seksi berikutnya, semua bagian pemancar dan penerima, maupun saluran fisis, berperanan dalam menentukan kapasitas. 9