MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Abstract Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh - Sofia Aunul, M.Si Kompetensi Mahasiswa mampu memahami teoriIlmu komunikasi mempunyai kaitan yang erat dengan teori dalam komunikasi massa: 1. Teori Uses and Gratification, manusia. Proses yang terjadi dalam diri manusia 2. teori uses and effect, merupakan proses mutlak melalui perantaraan 3. dan teori information seeking komunikasi. Teori komunikasi harus bias menjelaskan fernomena sosial dan alasan semua itu terjadi, begitupun dengan teori komunikasi massa. Fenomena sosial yang terjadi tidak terlepas dengan media massa: bagaimana media massa mempengaruhi, membentuk, dan mengarahkan serta menjelaskan berbagai aktivitas hidup manusia dan pergaulannya Teori Komunikasi Massa Analisis media mengenal adanya dua dimensi komunikasi massa. Dimensi pertama memandang dari sisi media kepada masyarakat luas beserta institusi-institusinya. Pandangan ini menggambarkan keterkaitan tersebut, mengkaji posisi atau kedudukan media dalam masyarakat dan terjadinya saling mempengaruhi antara berbagai struktur kemasyarakatan dengan media. Dimensi kedua melihat kepada hubungan antara media dengan audiens, baik secara kelompok maupun individual. Modul keduabelas ini akan membahas teori-teori dengan ruang lingkup mikro, antara lain teori uses and gratification, teori uses and effect, dan teori information seeking. I. USES AND GRATIFICATIONS Jika dalam penelitian mengenai efek komunikasi massa sebelumnya kita berbicara mengenai apa yang dilakukan media terhadap orang/audience, maka pada pendekatan ini kita akan berbicara mengenai apa yang dilakukan orang terhadap media. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal ini, sebagian besar perilaku audience akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interests) individu. Meskipun demikian perlu dipahami bahwa ini adalah suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan dari media), oleh karenanya pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi. Denis McQuail (1981) menyebutkan adanya dua hal dibalik kebangkitan pendekatan ini. Pertama adalah adanya oposisi terhadap asumsi yang deterministik mengenai efek media, yang merupakan bagian dari dominannya peran individu yang kita kenal dalam model komunikasi dua tahap. Kedua, adanya keinginan untuk lepas dari perdebatan yang kering dan terasa steril mengenai penggunaan media massa yang hanya didasarkan atas selera individu. Dalam hal ini, pendekatan uses and gratifications memberikan suatu cara alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience, dan pengategorian isi media menurut fungsinya daripada sekedar tingkat selera yang berbeda. Meskipun masih diragukan adanya 'satu' model uses and gratifications ataukah ada banyak di antaranya, namun para ahli sependapat mengenai gagasan utama pendekatan ini. Katz (1974) menggambarkan logika yang mendasari penelitian mengenai media uses and gratifications sebagai berikut: (1) Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4)media massa atau sumber-sumber lain, yang 2016 2 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. Sebagai tambahan bagi elemenelemen dasar tersebut di atas, penelitian uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan `alternatif-alternatif fungsional' untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, pada unsur yang terakhir, konsumsi terhadap jenis media tertentu (misalnya menonton TV) mungkin merupakan alternatif fungsional dari aktivitas kultural lainnya (misalnya mengikuti aktivitas sosial di lingkungan tempat tinggalnya). Suatu contoh mengenai cara berpikir uses and gratifications dapat diuraikan sebagai berikut. Seperti halnya manusia pada umumnya, seseorang memiliki kebutuhan mendasar terhadap interaksi sosial. Berdasarkan pengalaman, dia mengharapkan bahwa konsumsi atau penggunaan media tertentu akan memberikan sejumlah pemenuhan bagi kebutuhan ini. Hal ini akan membuatnya menonton acara TV tertentu, membaca artikel tertentu dalam majalah, dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, aktivitas ini dapat menghasilkan suatu pemenuhan kebutuhan, namun pada saat yang bersamaan aktivitas ini juga menciptakan ketergantungan pada media massa dan perubahan kebiasaan-kebiasaan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media massa oleh individu telah memberikan fungsi alternatif bagi interaksi sosial yang sesungguhnya. Versi lain dari pendekatan ini dikemukakan oleh Karl Erik Rosengren (1974) yang memodifikasi elemennya menjadi 11 elemen seperti yang dijabarkannya dalam model berikut: 1. Kebutuhan mendasar tertentu 2. Berbagai kombinasi antara karakteristik intra dan ekstraindividu 3. Struktur masyarakat, termasuk struktur media 4. Berbagi kombinasi persoalan individu 5. Persepsi mengenai spolusi bagi persoalan tersebut 6. Berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan 7. Perbedaan pola konsumsi media 8. Perbedaan pola perilaku lainnya 9. Perbedaan pola pemenuhan 10. Kombinasi karakteristik intra dan ekstraindividu 11. Struktur media dan berbagai struktur politik, cultural, dan ekonomi dalam masyarakat. 2016 3 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si dalam interaksinya dengan dan juga dengan menghasilkan Dan kombinasi persoalann menunjukkan dan solusinya yang menghasilkan Dan yang menyebabkan yang dapat mempengaruhi yang sekaligus akan mempengaruhi pula Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kebutuhan individu dianggap sebagai suatu titik awal. Meskipun demikian, tumbuhnya kebutuhan tentu saja tidak terjadi dalam situasi yang vakum, melainkan melalui interaksi dengan elemen-elemen di dalam dan di sekitar individu (kotak 2 dan 3). Dengan mengacu kepada hierarki kebutuhan Maslow, Rosengren mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan pada tataran yang lebih tinggi (kebutuhan akan teman, cinta, pengakuan, dan aktualisasi diri) adalah yang paling relevan bagi model uses and gratifications dibandingkan kebutuhan pada tataran yang lebih rendah (kebutuhan psikologis dan keamanan). Pada kotak 4, Rosengren memperkenalkan konsep persoalan yang terjadi melalui interaksi antara kebutuhan, karakteristik individu, dan kondisi-kondisi lingkungan sosialnya. Tingkat kerumitan persoalan akan berbeda antara satu individu dengan individu lainnya, hal serupa berlaku pula dalam persepsi mengenai bagaimana persoalan tersebut dapat diselesaikan (kotak 5). Pada tingkat individual, persoalan-persoalan yang dirasakan dan solusinya dapat memberikan motif untuk bertindak (kotak 6). Meskipun motif mungkin sulit dipisahkan/ dibedakan dari kebutuhan dan persoalan, terutama dalam penelitian empiris, namun motif dapat diarahkan kepada berbagai tujuan pemenuhan atau jenis-jenis solusi persoalan. Sejumlah penelitian memberikan beberapa contoh mengenai hal ini: mengalami situasi sosial tertentu yang penuh dengan konflik dan tekanan, individu akan memiliki motif untuk relaks dengan mengonsumsi media; individu sadar akan adanya persoalan-persoalan dalam masyarakat, oleh karenanya termotivasi untuk mencari informasi untuk mendapatkan orientasi melalui media massa; individu yang kurang memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan interaksinya secara wajar (nyata) akan termotivasi untuk menggunakan jenis isi media tertentu (misalnya drama televisi). Dengan demikian, persoalan yang membawa pada motif tertentu akan menyebabkan tindakan dalam bentuk konsumsi media atau perilaku lainnya (kotak 7 dan 8). Karena kebutuhan, persoalan, dan motif berbeda bagi individu atau kelompok yang berbeda maka hasilnya adalah pola-pola perilaku yang berbeda pula. Sejumlah orang akan mencari sesuatu yang menghibur, lainnya memilih informasi, dan sejumlah lainnya bahkan tidak menggunakan media sama sekali. Kotak 9 menyatakan bahwa perbedaan pola pemenuhan (termasuk kemungkinan tidak tercapainya pemenuhan) merupakan hasil dari proses tersebut. Sementara kotak 10 dan 11 berkaitan dengan efek dari proses tersebut. Keseluruhan proses ini menunjukkan bahwa uses and gratifications dapat mempengaruhi masyarakat dan media yang beroperasi di dalamnya. Pendekatan uses and gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu. Pendekatan ini telah memberikan kerangka kerja bagi berbagai jenis 2016 4 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id studi yang berbeda, beberapa di antara yang menonjol adalah studi yang dilakukan Katz dan Gurevitch (1977) untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan dari beberapa media yang berbeda, terutama mengenai fungsi dan karakteristik lainnya, menghasilkan suatu model sederhana di mana orang dapat melihat media mana yang menunjukkan kesamaan dengan media lainnya. Dalam suatu studi mengenai penggunaan televisi oleh anak, Brown (1976) menemukan arti penting media tersebut yang bersifat multi fungsi dan memberikan kepuasan bagi kebanyakan anak pada umumnya, seperti mengajarkan tentang bagaimana orang lain menjalani hidupnya atau memberikan suatu bahan pembicaraan dengan temantemannya. Dalam suatu studi mengenai reaksi audience selama terjadi pemogokan di surat kabar, Berelson (1949) menemukan bahwa surat kabar harian dapat memenuhi kebutuhan pembacanya akan fungsi-fungsi berikut: memberikan informasi dan interpretasi mengenai hal-hal yang terjadi dalam masyarakat, sebagai alat bagi kehidupan sehari-hari dan sumber relaksasi, memberikan prestise sosial, memberikan kontak sosial, dan digunakan sebagai bagian dari ritual sehari-hari. II. TEORI USES AND EFFECTS Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979) ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep 'use' (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari permikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media massa' dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure' yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, di mana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, Sementara pada uses and effects kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa. Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan 2016 5 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu: 1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam pengertian ini pula, uses and gratifications hanya akan dianggap berperan sebagai perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media. 2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah atau mengurangi aktivitas Iainnya, di samping dapat pula memiliki konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil maka is disebut konsekuensi. 3. Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantaraan penggunaannya) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja secara serempak, yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu hasil yang kita sebut `conseffects' (gabungan antara konsekuensi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang berbentuk 'conseffects'. Di mana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran (efek), dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan. Ilustrasi mengenai hubungan-hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: 2016 6 Isi Media Penggunaan media Isi Media Penggunaan media Konsekuensi Isi Media Penggunaan media Conseffects Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Efek Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hasil-hasil ini dapat ditemukan pada tataran individu maupun tataran masyarakat. Gambaran selengkapnya dapat disimak pada diagram berikut: Audiens dan karakteristik intra/ekstra individu termasuk kebutuhan dan kepentingan Keputusan untuk menggunakan altenatif fungsional Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi, dan komunikator Keputusan untuk menggunakan media dan isi Penggunaan media: Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumsi media dan karakteristik isi Hasil pada tataran individu Efek: terutama disebabkan oleh media/ karakteristik isi Konskuensi: terutama disebabkan oleh penggunaan media Conseffects: disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media Hasil pada tataran lainnya III. INFORMATION SEEKING Dalam masyarakat kita, informasi dalam berbagai bentuknya dan dalam jumlah yang sangat besar diproduksi, didistribusikan, disimpan, dan diterima. Pada saat yang bersamaan, akan menjadi semakin sulit bagi individu untuk menemukan informasi yang relevan. Kondisi ini telah mengarahkan perhatian para ahli untuk memahami bagaimana orang mencari informasi. Information seeking ini miliki beberapa keterkaitan dengan teori sebelumnya, Teori difusi sering kali menyentuh proses pencarian informasi. Uses and Gratifications dianggap memberikan kerangka bagi studi mengenai proses pencarian informasi. Demikian pula 2016 7 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan teori-teori `congruence' yang menjelaskan pengorganisasian sikap, seperti misalnya teori disonansi kognitif yang dikemukakan oleh Festinger. Teori information seeking yang dikemukakan di sini, yaitu dari Donohew dan Tipton (1973), yang menjelaskan tentang pencarian, penghindaran, dan pemrosesan informasi, disebut memiliki akar dari pemikiran psikologi sosial tentang kesesuaian sikap. Salah satu asumsi utamanya adalah bahwa orang cenderung untuk menghindari informasi yang tidak sesuai dengan image of reality-nya karena terasa membahayakan. Beberapa konsep utama dari teori ini antara lain adalah image atau image of reality. Pertama-tama, konsep image ini mengacu pada pengalaman yang diperoleh sepanjang hidup seseorang dan terdiri dari berbagai tujuan, keyakinan, dan pengetahuan yang telah diperolehnya. Bagian kedua dari image terdiri dari konsep diri seseorang, termasuk evaluasinya terhadap kemampuan dirinya dalam mengatasi berbagai situasi. Ketiga, image of reality terdiri dari suatu perangkat penggunaan informasi yang mengatur perilaku seseorang dalam mencari dan memproses informasi. Ketika mencari informasi, individu dapat memilih di antara berbagai strategi yang dalam teori ini dibedakan antara strategi luas dan sempit. Pada strategi yang luas, individu pertama-tama akan membuat suatu daftarmengenai sumber-sumber informasi yang memungkinkan, mengevaluasinya, dan memilih sumber mana yang akan digunakannya. Dalam strategi yang sempit, satu sumber digunakan sebagai titik awal, dan pencarian Iebih lanjut dilakukan dengan menempatkan sumber tersebut sebagai basisnya. Pencarian informasi akan dilakukan sampai pada tahap yang disebut `closure' di mana seseorang akan berhenti mencari lebih banyak informasi. Proses pencarian informasi oleh Donohew dan Tipton dijelaskan dalam beberapa tahapan. Proses dimulai ketika individu diterpa oleh sejumlah stimuli. Kepada stimuli tersebut, individu dapat memperhatikan atau tidak memperhatikan, dan pilihan pada salah satunya sebagian ditentukan oleh karakteristik dari stimuli tersebut. Pada tahap berikutnya, terjadi suatu perbandingan antara stimuli (informasi) dan `image of reality' yang dimiliki individu tersebut. Di sini diuji tingkat relevansi dan konsistensi antara image dan stimuli. Materi/informasi yang terlalu berbahaya atau tidak penting akan tersaring keluar, demikian pula dengan stimuli yang dianggap monoton karena tingkat konsistensinya yang tinggi. Jika stimuli diabaikan maka proses ini otomatis berhenti. Berikutnya muncul persoalan tentang apakah stimuli tersebut menuntut suatu tindakan. Jika jawabnya adalah tidak, maka efek dari stimuli mungkin adalah membentuk 2016 8 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id suatu bagian tambahan dari image. Sedangkan jika jawabnya adalah `ya', maka perangkat dari image of reality, seperti pengalaman, konsep diri, dan gaga pemrosesan informasi akan mempengaruhi tindakan apa yang harus dilakukan. Seandainya dalam menilai suatu situasi, seseorang memberikan prioritas lebih pada suatu stimuli dibandingkan stimuli lainnya, maka dia dapat memilih untuk mencukupkan pencarian informasinya atau mencari informasi lebih jauh. Dalam hal yang kedua, orang tersebut harus menentukan kebutuhan-kebutuhan informasinya dan menilai sumber-sumber yang potensial untuk menjawab kebutuhannya. Seandainya terdapat lebih dari satu sumber informasi yang potensial, orang tersebut harus memikirkan strategi informasi apa yang dipilih (luas atau sempit). Apa pun pilihan strateginya, seseorang akan mencapai titik di mana dia sudah merasa cukup mendapatkan informasi, yang biasanya akan dilanjutkan dengan dilakukannya suatu tindakan. Dalam kedua strategi tersebut, seseorang mungkin akan melalui sejumlah `information-seeking loops' sebelum dia merasa cukup (closure). Setelah melakukan tindakan, seseorang mungkin akan memerlukan umpan balik (feedback) dari tindakannya, yang memungkinkan untuk mengevaluasi efektivitas tindakannya. Di sini dia juga dapat menilai apakah informasi yang diperolehnya berguna dan relevan bagi tindakan yang dia lakukan. Pada bagian terakhir, proses ini dapat menghasilkan revisi pada image of reality seseorang. Pengalaman barunya dapat mengubah persepsinya terhadap lingkungan dan konsep diri yang telah dimiliki. Sebagai hasil dari suatu proses yang bekerja secara utuh, gaya/cara pencarian informasinya dapat juga dimodifikasi atau diperkuat. Untuk memudahkan pemahaman, kita akan mencoba menerapkan teori ini dalam contoh berikut: Seorang petani menemukan adanya gejala hama yang menyerang padi di sawahnya (stimuli). Dia akan menganggap hal ini relevan dan memberikan prioritas tinggi pada informasi mengenai hama tersebut. Melihat situasi seperti itu, dia merasa bahwa informasi yang dimilikinya belum cukup dan mempertimbangkan sumber-sumber informasi apa yang dapat dipergunakannya. Dia memutuskan untuk menggunakan strategi sempit, di mana dia lalu menghubungi Dinas Pertanian setempat. Selanjutnya oleh Dinas tersebut dia disarankan untuk menghubungi seorang ahli hama pertanian yang kemudian memberikan informasi yang dia butuhkan. Ketika sekali lagi dia mengevaluasi situasi yang dihadapinya, dia merasa telah mendapatkan cukup informasi (closure), dan dia lalu bertindak sesuai dengan informasi yang telah diperolehnya. Persoalan hama teratasi dan petani tersebut menganggap tindakan yang dia lakukan adalah tepat, demikian pula dengan informasi yang diperolehnya. Akhirnya, image of reality-nya telah sedikit berubah, sesuai dengan pengalaman barunya. 2016 9 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 2016 10 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id