HandOut BISNIS FRANCHISE

advertisement
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
Lampiran 6.2: HandOut:
BISNIS FRANCHISE/ WARALABA
MENGAPA FRANCHISE?
Bisnis franchise di Indonesia makin marak. Di kotakota besar sampai dengan di daerah, kini tersedia berbagai
produk dan layanan yang telah dikenal luas. Misalnya,
berbagai produk ayam goreng atau makanan cepat saji
lainnya. Mengapa orang tertarik untuk menginvestasikan
modalnya untuk bisnis franchise? Dalam bahasa Indonesia, Franchise dialihbahasakan menjadi waralaba, wara=
lebih, laba=untung, jadi berarti lebih untung. Karena lebih
untung, tentu saja bisnis ini menarik.
Pandangaan lain tentang bisnis franchise adalah,
karena bisnis ini merupakan format bisnis yang dipandang
risiko kegagalannya lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah usaha baru. Bisnis ini juga dipandang lebih mudah
dari pada memulai dari nol, karena dengan membayar sejumlah tertentu, seorang pembeli franchise atau disebut
dengan Franchisee dapat memperoleh hak-hak yang terkait dengan paket bisnis berupa lisensi untuk menggunakan mereknya, resep rahasia pemilik franchise atau Franchisor atau sistem manajemen mereka, peralatan serta bahan baku untuk usaha awal. Dengan hak-hak ini maka
usaha dapat segera dimulai setelah seluruh perjanjian dan
prosedur franchise dipenuhi.
1
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
Bisnis Franchise juga menjadi menarik, karena telah ada kepastian hukumnya di Indonesia. Bisnis Franchise diatur dengan Kepmen Perindustrian dan Perdagangan RI; UU Hak Paten; UU Merek; UU tentang Ra-hasia
Dagang.
DASAR HUKUM
Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di
Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan diterbitkannya Peraturan pemerintah Republik Indonesia (PP) No.16 tahun 1997 tentang Waralaba, yang kemudian dicabut dan telah diganti dengan PP No. 42/ 2007
tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum untuk format waralaba adalah:

Kepmen Perindustrian dan Perdagangan RI No.259/
MPP/KEP/7/1997 tanggal 30 Juli 1997

Undang Undang no 14 tahun 2001 tentang Hak Paten

Undang Undang no. 15 tahun 2001 tentang Merek

Undang Undang no 30 tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang
PENGERTIAN
Untuk memahami lebih jauh tentang franchise, maka perlu dipahami terlebih dahulu pengertian franchise.
Franchise (Prancis), yang berarti kejujuran atau kebebasan. Franchise secara mudah sering diartikan sebagai hakhak untuk menjual jasa atau layanan.
2
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
Dalam buku Jurus Jitu Antirugi Franchise, Eka Darma Pranoto (2010:4), menuliskan bahwa kita membeli satu paket bisnis dengan harga tertentu, sebagai gantinya pihak penjual paket bisnis akan memberikan kita lisensi
untuk menggunakan mereknya, resep rahasia mereka
atau sistem manajemen mereka, peralatan serta bahan baku untuk usaha awal.
Pada bagian lain Eka (2010:2) menuliskan perlu
dipahami bahwa bisnis franchise, seyogyanya merupakan
bisnis khusus, jenis bisnis yang spesial, dan terbukti sudah sukses, sehingga layak diwaralabakan. Bisnis franchise bukan sekedar bisnis seumur jagung yang belum jelas tingkat return dan operasionalnya.
DEFINISI
Beberapa definisi tentang Franchise/ waralaba telah
dirumuskan, antara lain:
Berdasarkan rumusan AFI (Asosiasi Franchise Indonesia), suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (Franchisor)
memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. (Sonny
Sumarsono, 2009:1)
Menurut versi Pemerintah Indonesia, bahwa waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan
3
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
hak memanfaatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atau
pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain
dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan
dan atau penjualan barang dan jasa (Sonny Sumarsono,
2009:1)
Definisi lain menyebutkan bahwa, Franchise adalah
membeli paket bisnis orang lain, dimana kita akan mendapat outlet untuk berjualan, paket peralatan usaha yang
lengkap, bahan baku bulan pertama, tata cara dalam buku panduan, hak berkonsultasi, kepada pihak penjual
franchise, serta lisesni penggunaan merek dagang bisnis
tersebut (Eka Darma Pranoto, 2010:4)
JENIS FRANCHISE
Dari sisi asal produk atau layanan yang dipasarkan, franchise/waralaba ada 2 jenis, yaitu Franchise luar
negeri dan franchise dalam negeri:
a.
Franchise luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima di
berbagai negara, dan dirasakan lebih bergengsi
b.
Franchise dalam negeri, pilihan investasi untuk
orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan, cukup piranti awal
dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik
waralaba.
4
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
Sedangkan berdasarkan pola pengoperasiannya,
waralaba dibagi dalam dua jenis, yaitu waralaba dengan
format bisnis dan waralaba produk dan merek dagang.
a. Waralaba dengan format bisnis, franchisor memberikan hak (lisensi) kepada franchisee untuk menjual produk/jasa menggunakan merek, identitas dari sistem
yang dimiliki franchisor
b. Waralaba produk dan merek dagang, pemberian hak
dan izin pengelolaan dari franchisor kepada franchisee
untuk menjual produk dengan menggunakan merek
dagang dalam bentuk keagenan, distributor, atau lisensi penjualan
APA DAN SIAPA?
Dalam upaya mempelajari lebih lanjut tentang
Franchise maka perlu dipelajari beberapa istilah yang terkait dengan bisnis ini, antara lain: Franchise; Franchisor;
Franchisee; Biaya Royalty/Royalty fee; Advertising fee;
Area Franchise dan istilah-istilah lain dalam Franchise.
Satu persatu akan dijelaskan sebagai berikut:
1.
FRANCHISOR
Franchisor adalah pihak penjual Franshise/pemberi
waralaba. Franchisor dapat berupa badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk
memanfaatkan dan atau menggunakan HAKI atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya. Franchisor
5
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
bertugas memberikan outlet dan bahan baku serta menyediakan pelatihan operasional bisnis kepada pihak franchisee.
Dengan kata lain Franchisor membuat manual operasi sebagai panduan operasional secara detail bagi franchisee tentang bagaimana melakukan fungsi-fungsi dalam
menjalankan bisnis. Bagian-bagian yang tercantum dalam
manual operasi berkaitan dengan operasional, personalia,
marketing, kehumasan, customer service, perawatan dsb.
Penyimpangan terhadap manual operasi akan mengakibatan franchise kehilangan hak waralaba. (Sonny Sumarsono, 2009:6)
2.
FRANCHISEE
Franchisee adalah penerima waralaba. Adalah pi-
hak yang membeli franchise.
Franchise dapat berupa badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.
Franchise, adalah individu/perusahaan yang diberikan hak oleh franchisor dengan cara membeli hak tersebut untuk area dan periode tertentu. Hak yang didapat
oleh Franchisee adalah menerima outlet, peralatan atau inventaris usaha lengkap, distribusi bahan baku, pelatihan
produksi, menerima transfer rahasia manajemen, lisensi
penggunaan merek bisnis, serta hak konsultasi.
6
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
3.
FRANCHISE FEE
Dalam Bisnis Franchise, dikenal istilah Franchise
Fee, adalah biaya pembelian hak waralaba yang dikeluarkan oleh franchisee setelah dinyatakan memenuhi syarat.
Franchise Fee, merupakan biaya pembelian franchise yang harus dibayarkan pihak franchisee kepada pihak franchisor pada saat membeli paket bisnis tersebut.
Franchise Fee, umumnya dibayarkan satu kali saja.
Akan dikembalikan oleh franchisor dalam bentuk
fasilitas pelatihan awal, dukungan set up awal dari outlet
pertama yang akan dibuka franchisee. Contoh yang disajikan oleh Eka Darma Pranoto (2010:7), sebagai berikut:
Asep membeli paket “Burger Super Yogya” (nama fiktif)
dari franchisor Hendry. Maka sebagai Franchisee, Asep harus membayar 15 juta rupiah kepada Hendry. Uang 15
juta tersebut akan dibelanjakan 3,5 juta untuk pembuatan
gerobak, 2 juta untuk
pembelian alat-alat makan serta
1,5 juta untuk bahan baku bulan pertama, dan sisanya
masuk kantong Hendry sendiri. Kalau dilihat si penjual
untung besar. Ya!, tetapi bagi Asep, dapat berdagang dengan kelengkapan peralatan dan bahan standar, produk
yang dijual telah dikenal (dengan menggunakan merek
“Burger Super Yogya” ), sehingga menarik pelanggan, dan
mendapat buku panduan berisi tata cara atau rahasia manajemen bisnis agar berhasil; pelatihan memasak dan
yang terkait dengan prosedur operasi serta ‘bocoran resep
7
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
rahasia lainnya’; serta hak berkonsultasi kepada Hendry
apabila pihak pembeli mengalami masalah, yang semuanya akan menjadi modal bisnis bagi Asep.
4.
ROYALTY FEE
Royalty Fee, merupakan biaya royalty yang harus
dibayarkan pihak franchisee kepada franchisor sebagai
konsekuensi penggunaan atas merek dagang bisnis. Pada
franchise nyata Royalty Fee harus dibayar setelah 3 tahun
pertama, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari
laba operasional.
Besarnya Royalty Fee berkisar 5-15% dari penghasilan kotor, tetapi patokan Royalty Fee yang layak adalah
10%. Menurut Eka Darma Pranoto (2010:7), besar biaya
royalty umumnya berkisar mulai dari 500 ribu/bulan. Jarang ada franchise yang mau mematok royalty di bawah
500 ribu/ bulan. Penggunaan biaya royalty, biasanya dikeluarkan untuk pemasaran.
5.
ADVERTISING FEE
Advertising Fee, merupakan biaya yang harus dike-
luarkan oleh franchisee untuk pemasaran/promosi/periklanan. Merupakan biaya yang dibayarkan oleh franchisee
kepada franchisor untuk membiayai pos pengeluaran/
belanja iklan dari franchisor yang disebarluaskan secara
nasional/internasional.
8
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
Menurut Sonny Sumarsono (2009:13), besarnya
Advertising Fee maksimal 3% dari penjualan. Tidak semua
franchisor mengenakan Advertising Fee adalah kenyataan
bahwa tujuan dari jaringan waralaba adalah membentuk
satu skala ekonomi yang demikian besar sehingga biayabiaya per outletnya menjadi sedemikian efisiennya untuk
bersaing dengan usaha sejenis. Mengingat Advertising Fee
merupakan pos pengeluaran yang dirasakan manfaatnya
oleh semua jaringan, maka setiap anggota jaringan (franchise) diminta untuk memberikan kontribusi dalam bentuk Advertising Fee
Salah satu contoh adalah, biaya iklan Mc Donalds,
Pizza Hutz, atau lainnya di televisi dibayar menggunakan
biaya
pemasaran/Advertising
Fee,
yang
dikumpulkan
secara kolektif dari para Franchise Mc Donalds, Pizza Hutz
di seluruh Indonesia. Jadi, dana dari ratusan franchise di
seluruh pelosok nusantara akan dikumpulkan secara kolektif menjadi satu dan dikelola oleh pihak perwakilan
franchisor di Indonesia, dan digunakan untuk mengiklankan produk di TV agar penjualan semakin meningkat.
6.
AREA FRANCHISE
Dalam bisnis franchise, dikenal Area Franchise, yai-
tu semacam perwakilan franchise pada area tertentu. Disebut juga Master Franchise, dengan hak waralaba yang
biasanya diberikan meliputi wilayah geografis tertentu
9
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
(biasanya negara) yang ditentukan dalam perjanjian waralaba.
Pada praktiknya area franchise dapat diberikan target dan dead line terkait dengan jumlah outlet yang harus
dibuka dalam kurun waktu tertentu. Selain itu Area
Franchise/Master Franchise dapat menjual hak waralabanya kepada area, individual atau Multiple Franchisee.
7.
MULTIPLE FRANCHISE
Multiple Franchise, adalah Franchisor yang meme-
gang hak waralaba untuk lebih dari satu outlet di area geografis tertentu, akan tetapi tidak bisa menjual hak waralaba yang dimilikinya. Sehingga Multiple Franchise hanya
memegang hak untuk mengoperasikan waralaba saja.
8.
INDIVIDUAL FRANCHISE
Individual Franchise adalah Franchisee yang bertin-
dak atas nama sendiri yang memegang hak waralaba untuk satu outlet saja, dan tidak dapat menjual hak waralaba
yang dimilikinya.
9.
DEVELOPMENT AGREEMENT
Adalah perjanjian antara Franchisor dengan Master
Franchise atau Area Franchise berkaitan dengan komitmen
franchise dalam hal target pengembangan waralaba di area
geografis yang dimilikinya.
10
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
10. BUSINESS FORMAT FRANCHISING
Waralaba format bisnis merupakan jenis waralaba
yang paling maju. Dalam waralaba format bisnis, Franchisor memberikan hak (lisensi) kepada franchisee untuk menjual produk/jasa menggunakan merek, identitas dari sistem yang dimiliki franchisor. Selain itu Franchisor melatih
franchisee dalam hal pemasaran, penjualan, pengelolaan
stock, akunting, personalia, pemeliharaan, pengembangan
bisnis dan semua aspek yang berkaitan dengan pengelolaan usaha yang bersangkutan.
Selain itu dalam waralaba format bisnis, franchisor
juga memberikan dukungan untuk kesinambungan bisnis
dalam bentuk konsultasi usaha, internal audit, pemusatan
pembelian untuk mendapatkan harga terbaik, pengembangan produk dan advertising (Sonny Sumarsono, 2009:
14).
11. CONVERSION FRANCHISE
Waralaba konversi adalah jenis waralaba dimana
franchisor memberikan lisensi kepada usaha sejenis milik
franchise untuk bergabung di dalam rantai usaha yang dimiliki franchisor untuk menggunakan merek, logo dan sistem operasi franchisor.
Contoh penerapan waralaba konversi ini adalah dalam
rantai hotel.
11
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
12. DISCLOSURE
Pada awal pembelian waralaba dikenal dengan
sebutan FOC (Franchise Ofering Circular). Disclosure merupakan penyajian fakta berupa kondisi penjualan, personalia maupun keuangan dari franchisor kepada calon franchisee. Fakta yang disajikan merupakan dokumen rahasia,
tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi, untuk
mengetahui kondisi usaha dan memutuskan pembelian
hak waralaba. Biasanya diberikan paling tidak sepuluh
hari sebelum pembelian waralaba untuk dipelajari calon
pembeli waralaba.
Dalam praktik selanjutnya disclosure agreement kadang dilakukan jika franchisor memberikan satu informasi berkaitan dengan usaha waralaba tersebut kepada para
franchisee-nya.
13. DISTRIBUTORSHIP (Dealer)
Merupakan hak yang diberikan oleh pabrikan atau
wholesaler kepada individu/perusahaan untuk menjual
produk atau jasa kepada pihak lain. Distributorship, merupakan cikal bakal format waralaba yang paling sederhana
Umumnya Distributorship yang hanya menyangkut
perpindahan kepemilikan produk bukan merupakan format waralaba. Namun demikian Distributorship yang mencantumkan adanya disclosure dalam persyaratan kerjasamanya dapat disebut sebagai salah satu format waralaba
yang paling sederhana (Sonny Sumarsono, 2009:15).
12
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
14. FRANCHSEE’S QUALIFICATION QUESTIONAIRE
Untuk menilai apakah calon franchisee layak untuk
mengoperasikan bisnis franchisor, maka diperlukan penilaian kualifikasi. Untuk kepentingan tersebut digunakan
Franchsee’s Qualification Questionaire atau Kuesioner Kualifikasi Pewaralaba/franchisee.
Franchsee’s Qualification Questionaire, merupakan
dokumen yang disiapkan franchisor untuk dilengkapi franchisee. Dokumen tersebut berisi informasi untuk menentukan kandidat mampu dan memiliki motivasi memulai
usaha seperti yang dimiliki franchisor. Dokumen ini juga
berisi tentang tertarik membeli hak waralaba dari franchisor dan kemampuan finansial kandidat.
15. MYSTERY SHOPERS
Mystery Shopers adalah satu alat yang digunakan
Franchisor atau franchisee untuk menilai seberapa baik
penerapan standar operasional di satu outlet dari sisi pelanggan.
16. INITIAL INVESTMENT
Initial Investment, adalah modal awal yang harus
disetorkan dan dimiliki oleh Franchisee pada saat memulai
usaha waralabanya. Merupakan biaya pembelian franchise
yang harus dibayarkan pihak franchisee kepada franchisor
pada saat membeli paket bisnis tersebut. Terdiri atas Fran-
13
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
chisee Fee, investasi untuk fixed asset dan modal kerja
untuk menutup operasi selama bulan-bulan awal waralabanya.
17. MANUAL OPERASI/OPERATING MANUAL
Manual operasi, adalah manual yang dibuat oleh
Franchisor sebagai panduan operasional bagi Franchisee.
Merupakan panduan komprehensif dan detail bagaimana
cara melakukan fungsi-fungsi operasi bisnis franchisor.
Manual ini memuat pangaturan yang terkait dengan operasional, personalia, marketing, keuangan, kehumasan,
customer service, perawatan, dsb. Apabila Franchisee melanggar atau melakukan penyimpangan terhadap ketentuan dalam manual ini dapat kehilangan hak franchisee.
Eka Darma Pranoto (2010:9-10), menuliskan tentang Manual Book, sebagai panduan cara mengelola bisnis
yang berisikan standar manajeman (SOP) untuk mengelola
bisnis franchise. Buku ini adalah hak terbesar bagi pembeli franchise, karena melalui buku ini franchisee dapat
mentransfer ilmu dari franchisor dari sebuah dokumen
tertulis. Manual Operasi, dengan sebutan SOP/Standar
Operating Procedure, di dalamnya berupa sumber ilmu
yang merupakan standar manajemen yang berlaku di franchise. SOP berisi tata cara bisnis agar bisa sukses, mulai
dari memilih karyawan, tata cara produksi, pema-saran,
dsb, yang bisa dikatakan salah satu rahasia kesuksesan
bisnis yang ditransfer franchisor ke pihak franchisee. SOP
14
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
ini mengatur tata cara manajemen secara tertulis, jelas
dan terumuskan.
Contoh SOP untuk bisnis Burger:

Secara berkala, karyawan harus selalu membuat masakan ½ jadi, misalnya potongan selada telah dipotong
rapi, tomat yang sudah diiris, dsb, sehingga ketika ada
pelanggan datang, penyajian dapat cepat dilakukan

Sebelum usaha dimulai, X-banner harus dipasang tegak agar menarik konsumen

Tiap malam, listrik di outlet harus dinyalakan agar menarik perhatian pelanggan

Cara memasak adalah digoreng selama 3 menit. Patokannya adalah produk sudah kekuningan dan cukup
keras.

Memasak harus menggunakan api sedang agar tidak
mudah gosong

Secara berkala, pihak franchisee harus berkunjung ke
outlet dan mencicipi rasa produk hasil masakan karyawan, dengan tujuan mengevaluasi dan memastikan
bahwa rasa dan kualitas sudah sesuai standar.
18. COMPANY OWNED OUTLET/ PILOT STORE
Company Owned Outlet atau Pilot Store adalah Outlet milik Franchisor
Franchisor yang terpercaya adalah Franchisor yang
telah terbukti sukses dan mengoperasikan outlet milik mereka sendiri yang disebut Pilot Store atau Company Owned
15
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
Outlet. Jangan pernah membeli waralaba kalau tidak terbukti akan outlet yang dipasarkan franchise/ waralabanya
19. OFFER
Penawaran merupakan komunikasi lisan atau tertulis dari Franchisor kepada calon Franchisee. Komunikasi
tertulis dpat berupa prospektus, dsb. Saran Eka Darma
Pranoto (2010:30), dalam menilai tawaran franchise, pastikan anda selalu melakukan prinsip 3D: Disurvei, Dicek,
Diputuskan mau diterima atau ditolak.
KELEBIHAN BISNIS FRANCHISE
Bagi mereka yang mempunyai modal tetapi belum menemukan ide bisnis, bisnis waralaba dapat menjadi pilihan,
karena mempunya kelebihan:
1. Mereknya sudah dikenal luas oleh masyarakat Produk
yang sudah dikenal masyarakat akan cenderung menjadi pilihan dibanding dengan produk baru, meskipun
produknya sama, ciri khususnya sama, penataan gerainya sama, pelayanan sama. Masyarakat akan memilih produk yang telah dikenal, karena biasanya mereka
menggunakan motto ‘yang pasti-pasti sajalah’.
2. Produknya memenuhi standar kualitas produksi. Karena franchise selalu menetapkan tata cara dan prosedur penyediaan produk. Dalam penetapan prosedur penyediaan produk atau layanan sudah didahului dengan
16
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
uji kelayakan dan evaluasi produk secara berkala.
Apabila ada perubahan prosedur penyediaan produk
untuk kualitas yang lebih baik pihak franchisor juga
memberikan informasi kepada franchisee-nya.
3. Standar manajemennya sudah terbukti sukses dan ada
jaminan pembimbingan/konsultasi. Dalam memilih
franchise, calon franchisor berhak meminta bukti keberhasilan manajemen dengan melihat laporan keuangan franchisor sebagai gambaran tentang keberhasilan manajemen. Selain keberhasilan manajemen,
franchisor yang baik (bukan asal-asalan) juga menyediakan pembimbingan dalam menangani keluhan pelanggan atau masalah lainnya terkait dengan manajemen operasi bisnis.
CARA MEMBELI FRANCHISE SAMPAI OPENING
Secara berturut-turut diringkas sebagaimana dijelaskan oleh Eka Darma Pranoto (2010:24-29):
1. Survei lokasi. Cari lokasi yang dekat dengan pangsa
pasar, ramai dan berdaya beli kuat. Kalau tidak mampu bisa minta bantuan pihak franchisor
2. Pembayaran DP 80%. Pembayaran umumnya melalui
transfer rekening.
3. Simpan Nota Transfer baik-baik. Dengan cara melakukan scan atau fotocopy. Kemudian kirim hasil scan
ke franchisor sebagai bukti telah melakukan transfer
17
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
4. Pengiriman Outlet. Yaitu peralatan dan barang inventtaris maupun bahan baku pada bulan-bulan awal
oleh franchisor
5. Promosi dan Rekrutmen. Merupakan langkah persiapan operasi usaha dengan kegiatan menyebarkan brosur ke daerah sekitar dan melakukan upaya mencari
karyawan.
6. Bayar sisa pembayaran 20%. Lakukan cara yang sama dengan langkah no.2.
7. Pelatihan Karyawan. Kirimkan karyawan yang telah
Anda rekrut untuk mengikuti pelatihan di tempat franchisor. Atau Anda sendiri datang ke pelatihan, kemudian mentransfer kepada karyawan Anda.
8. Pelajari Buku Manual/Panduan. Buku panduan diterima dalam satu paket dengan pengiriman outlet. Pelajari minimal 2 kali, apabila ada yang kurang dimengerti
dapat bertanya kepada franchisor atau customer service
franchise Anda.
9. Pembukaan Usaha. Bawalah semua bahan baku ke
tempat usaha dan lakukan pembukaan usaha. Bila
Franchise Anda besar biasanya disertai pembagian
voucher kepada calon pelanggan.
SARAN-SARAN
Zaenal Abidin (2008:58-59), dalam Monyet Aja Bisa
Cari Duit!, menuliskan bahwa: Membeli Waralaba adalah
salah satu jalan pintas kalau seseorang mau memulai usa-
18
Pengembangan Kewirausahaan di SMK (1)
ha. Membeli waralaba bukan berarti membeli sukses.
Membeli waralaba adalah membeli sistem. Kalau Anda
membeli sistem yang sudah terbukti sukses, maka kemungkinan sukses apabila sistem itu Anda jalankan
dalam usaha Anda. Membeli waralaba, mungkin akan
mengurangi kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.
Sedangkan Eka Darma Pranoto (2010:2) mengingatkan bahwa kita harus dapat membedakan tawaran
franchise yang kebetulan dan prospeknya cerah, dengan
tawaran franchise yang cuma asal-asalan dan berpotensi
meragukan pembeli. Kalau memang mau membeli Franchise, belilah yang benar-benar franchise dan jangan membeli yang sifatnya sekedar bisnis opportunity (bisnis yang
tak jelas kualitasnya, tetapi disamarkan dengan label nama franchise).
Lebih lanjut, ditambahkan Eka, meskipun bisnis
franchise merupakan bisnis yang sistemnya sudah dirancang agar pembelinya bisa meraih untung lebih mudah
hanya dengan menduplikasikan sistem. Namun, pada
praktik nyatanya tidak semudah itu. Kadang sistem manajemen yang diberikan penjual franchise tidak bisa berjalan di lingkungan tertentu. Dalam konteks demikian,
pihak pembeli franchise harus berani berkreasi sendiri
kalau tidak ingin usahanya gulung tikar.
19
Download