Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 PENERAPAN TEKNIK CRI TERMODIFIKASI UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSESPSI SISWA Applying Modified CRI Technique to Identifies Students’ Misconceptions Dian Aprilyani1, Susriyati Mahanal2, Lia Yuliati3 1) Pendidikan Dasar IPA, Fakultas MIPA, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, [email protected] 2) Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, [email protected] 3) Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, [email protected] Jl. Surabaya No. 6 Malang Abstrak Miskonsepsi adalah penafsiran tentang suatu obyek yang berbeda dengan para ahli. Miskonsepsi sering menghambat efektifitas pembelajaran dan mempengaruhi pembelajaran berikutnya sehingga menyebabkan miskonsepsi berantai pada konsep-konsep selanjutnya. Salah satu cara untuk mengidentifikasi miskonsepsi adalah dengan teknik CRI termodifikasi. Dalam menjawab suatu pertanyaan, teknik ini mengharuskan siswa untuk menuliskan alasan selain tingkat keyakinannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep sistem peredaran darah. Responden adalah 21 orang siswa kelas VIII SMP yang pada awal semester genap sudah menerima materi sistem peredaran darah manusia. Responden adalah siswa yang memiliki nilai dibawah KKM. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang masuk dalam kategori miskonsepsi lebih besar daripada kategori lainnya, yaitu sebesar 79.05%. Persentase ratarata siswa paham konsep sebesar 15.26%, siswa tidak paham konsep sebesar 5,71%, dan tidak ditemukan siswa dalam kategori paham konsep tetapi tidak yakin dengan jawabannya. Miskonsepsi terjadi pada semua topik atau konsep, namun miskonsepsi tertinggi terjadi pada topik atau konsep jantung. Penyebab miskonsepsi pada penelitian ini adalah siswa, metode pembelajaran dan guru. Kendala yang dihadapi selama penelitian adalah budaya siswa Indonesia yang tidak terbiasa untuk memberikan alasan sehingga wawancara setelah survey diperlukan untuk memperjelas sejauh mana miskonsepsi sebenarnya yang dialami siswa. Kata kunci: miskonsepsi, peredaran darah, cri termodifikasi, alasan, wawancara Abstract Misconception is an interpretation of an object that different than the experts. Misconceptions often hinder the effectiveness of learning and influence subsequent learning, furthermore causing a chain misconceptions on the further concepts. One way to identify misconceptions is by engineering a modified CRI. In answering a question, this technique requires the students to write down the reasons besides their confidence level. The aims of this study is to identify of students‘ misconceptions on the concept of the circulatory system. Respondents are all of students who have grade below the KKM which contain of 21 students from class VIII junior high school at the beginning of the semester already received materials of the human circulatory system. The results showed of students who fall into the category of misconceptions is greater than the other categories, which amounted to 79.05%, 15.26% of students understand the concept, 5.71% of students do not understand of the concept, and is not found in the category of students understand the concept but not sure of the answer. Misconceptions occur on all concepts, but the highest misconceptions on the concept of heart. The cause of misconceptions in this study were 1019 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 students, teaching methods and teacher. Getting the actual information about the misconceptions experienced by students becomes constrained due to the culture of Indonesian students who are not accustomed to give a reason. Therefore, the interview after the survey is needed to clarify the extent to which misconceptions experienced by students. Key words: misconception, circulatory system, modified cri, reason, interview PENDAHULUAN Sistem peredaran darah dibelajarkan di SMP/MTs kelas VIII pada kurikulum 2006. Tersusun atas beberapa konsep yaitu darah, jantung pembuluh darah dan gangguan pada sistem peredaran darah manusia. Sistem peredaran darah merupakan salah satu materi dalam pembelajaran IPAyang dirasa cukup sulit untuk dipahami dan membingungkan siswa (Kurt et al, 2013). Kesulitan tersebut antara lain dalam hal membedakan konsep peredaran darah besar dan kecil (Alkhawaldeh, 2007; Yip, 1998), fungsi jantung dan pembuluh darah (Michael et al, 2002), diameter pembuluh darah dan tekanan darah (Yip, 1998) serta peredaran darah terbuka dan tertutup (Mintzes, 1984). Kesulitan dalam memahami suatu materi menyebabkan konsep yang dimiliki siswa seringkali berbeda dengan yang dimaksud oleh para ilmuwan. Konsep siswa yang berbeda dengan konsep ilmuwan disebut dengan istilah alternative concept (Arnaudin et al, 1985) atau miskonsepsi (Yesilyurt, 2012). Penyebab miskonsepsi bermacam-macam. Menurut Suparno (2005), miskonsepsi disebabkan oleh siswa itu sendiri, guru, buku teks dan metode pembelajaran, serta kesulitan siswa dalam memahami konsep. Dalam konteks biologi, kesulitan berasal dari istilah asing biologi yang belum dapat diterima dan dikuasai siswa, serta kerumitan dari suatu konsep yang dikarenakan oleh kompleksitas informasi atau ciri yang membentuk konsep tersebut (NTSA, 2013). Miskonsepsi bersifat relatif permanen dalam pikiran siswa dan sulit untuk diluruskan (Masjkur, 1995). Siswa yang mengalami miskonsepsi seringkali terganggu dalam memahami suatu konsep ilmiah yang lebih kompleks pada pembelajaran beriktnya (Cho et al, 1985). Berpengaruh terhadap penerimaan konsep-konsep baru pada pembelajaran selanjutnya. Apabila dibiarkan dapat menyebabkan miskonsepsi berantai pada siswa. Menghambat keberhasilan pembelajaran di kelas dan berakhir dengan tidak tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang merupakan indikator pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan nilai hasil ulangan harian pada materi sistem peredaran darah kelas VIII D di SMPN 1 Bululawang, ditemukan bahwa 62% atau sekitar 21 siswa dengan nilai di bawah KKM (<75) dan 38% atau sekitar 13 siswa dengan nilai sama dengan KKM atau lebih sedikit (75-78). Belum tercapainya KKM merupakan salah satu indikator bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Adanya miskonsepsi pada materi sistem peredaran darah manusia, menyebabkan siswa kesulitan dalam menjawab soal ulagan harian yang diberikan guru untuk mengukur hasil belajar siswa. Analisis terhadap pemahaman siswa perlu dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pembelajaran perbaikan. Analisis dapat dilakukan dengan meakukan identifikasi miskonsepsi yang dialami siswa. 1020 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 Identifikasi miskonsepsi secara umum dilakukan dengan menggunakan tes tulis dan pilihan ganda (Kubiatko et al., 2007)); tes tulis dan wawancara (Costu et al., 2012), maupun tes diagnostic two-tier (Chandrasegaran et al., 2007). Identifikasi miskonsespsi dengan meminta keyakinan atau kepercayaan siswa atas pilihan jawabannya dikembangkan oleh Hasan et al (1999). Identifikasi ini dikenal dengan istilah Certainty of Response Index atau CRI. Teknik CRI didasarkan pada enam skala keyakinan siswa antara 0-5. Skala 0 apabila siswa sepenuhnya hanya menebak jawaban; skala 1 apabila siswa hampir menebak; skala 2 apabila siswa tidak yakin; skala 3 apabila siswa merasa yakin; skala 4 apabila siswa hampir yakin; dan sakala 5 apabila siswa sangat yakin dengan jawabannya. Teknik ini membagi siswa kedalam tiga kategori yaitu siswa yang paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham konsep. Adapun kriteria penggolongan kedalam katergori tersebut seperti pada Tabel 1 dibawah. Tabel 1. Ketentuan Membedakan Siswa Paham Konsep, Miskonsepsi, dan Tidak Paham Konsep Berdasarkan Kompinasi antara Jawaban Benar atau Salah dan Tingi atau Rendahnya CRI Jawaban Benar CRI Rendah (< 2,5) Hanya menebak Tidak Paham Konsep Salah Tidak Paham Konsep (Sumber: Hasan et al, 1999) CRI Tinggi (>2,5) Paham Konsep Miskonsepsi Beberapa penelitian yang telah dilakukan menggunakan teknik CRI untuk mengidentifikasi atau menganalisis miskonsepsi siswa. Diantaranya identifikasi miskonsepsi siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan (Mustakim et al., 2014); identifikasi miskonsepsi siswa kelas XI SMAN 8 Tangerang Selatan pada konsep sel (Mahardika, 2014) dan identifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep Fisika (Tayubi, 2005). Namun, karakter siswa Indonesia yang cenderung tidak yakin atas jawaban yang dipilihnya menjadikannya memiliki skala CRI rendah. Meskipun jawaban benar, jika skala CRI rendah, maka siswa tersebut masuk dalam kategori miskonsepsi. Metode identifikasi miskonsepsi siswa dengan meminta alasan terbuka siswa selain jawaban dan skala CRI dikembangkan oleh Hakim et al (2012). Selanjutnya, teknik ini disebut dengan teknik CRI termodifikasi. Penggunaan teknik ini diharapkan dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa dengan lebih baik. Karena selain meminta tingkat keyakinan siswa dalam memilih jawaban, teknik ini juga meminta siswa untuk memberikan alasan atas pilihannya. Taknik ini mengelompokkan siswa ke dalam empat kategori yaitu siswa paham konsep, paham konsep tetapi tidak yakin dengan jawabannya, miskonsepsi dan tidak paham konsep. Siswa dengan jawaban dan alasan benar tetapi memiliki CRI rendah masuk dapat dikategori ke dalam siswa paham konsep tetapi tidak begitu yakin dengan alasan jawabannya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menggunakan teknik CRI untuk mengidentifikasi atau menganalisis miskonsepsi siswa. 1021 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 Diantaranya untuk menganalisis konsep dan miskonsepsi biologi pada siswa SMP se-kota Sumbawa Besar (Maesyaroh et al, 2012), untuk mengidentifikasi miskonsepsi materi metabolit primer dan sekunder (Hakim et al, 2012), dan untuk menganalisis miskonsepsi materi kesetimbangan kimia siswa SMA (Yumiati, 2015). Adapun kriteria dalam mengkategorikan siswa menurut CRI termodifikasi seperti pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Kriteria untuk Membedakan Siswa yang Paham konsep, Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep dengan Teknik CRI Termodifikasi Pilihan Alasan Nilai Jawaban CRI Benar Benar ˃ 2,5 Benar Benar ˂ 2,5 Benar Salah ˃ 2,5 Benar Salah ˂ 2,5 Salah Benar ˃ 2,5 Salah Benar ˂ 2,5 Salah Salah ˃ 2,5 Salah Salah ˂ 2,5 (Sumber: Hakim et al., 2012) Kategori Paham Konsep Paham Konsep tapi tidak yakin dengan jawabannya Miskonsepsi Tidak Paham Konsep Miskonsepsi Tidak Paham Konsep Miskonsepsi Tidak Paham Konsep Berdasarkan uaraian tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi apa saja yang dialami siswa kelas VIII di SMPN 1 Bululawang pada materi sistem peredaran darah manusia. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pendahuluan. Penelitian menggunakan metode deskriptif, dan untuk memperoleh data dilakukan survey terhadap sejumlah responden. Responden berjumlah 21 siswa kelas VIII D di SMPN 1 Bululawang. Pemilihan responden dilakukan dengan alasan siswa tersebut sudah pernah menerima materi sistem peredaran darah manusia di awal semester genap dan memiliki nilai ulangan harian materi sistem peredaran darah manusia di bawah KKM yang ditetapkan sekolah. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajarn 2015-2016 tepatnya pada bulan Pebruari minggu ke-4. Penelitian bertempat di SMPN 1 Bululawang. Teknik pengumpulan data berupa tes tertulis. Instrument tes berupa 5 soal tes pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban disertai dengan alasan dan skala CRI. Jawaban menyediakan pilihan-pilihan jawaban pengecoh yang mengindikasikan miskonsepsi siswa. Penyusunan soal merujuk pada indikator SKL mata pelajaran IPA kelas VIII kurikulum SMP/MTs 2006. Soal diadaptasi dari soal ulangan kenaikan kelas yang disusun oleh MGMP IPA Kabupaten Malang. Adapun indikator soal tes seperti pada Tabel 3. Analisis data didasarkan pada hasil tes siswa dengan CRI termodifikasi. Sebagai langkah awal, dilakukan koreksi atas jawaban dan alasan siswa. Dilanjutkan dengan menentukan skala CRI siswa, tinggi (> 2,5) ataukah rendah (< 2,5). Kombinasi antara 1022 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 jawaban, alasan terbuka siswa dan skala CRI digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kategori paham konsep (PK), paham konsep tetapi tidak yakin (PKTY), miskonsepsi (M), dan tidak paham konsep (TPK). Jumlah kelompok siswa pada masing-masing kategori kemudian dipersentasekan dengan rumus: P= (Sumber: Yumiati, 2015) Keterangan: P = persentase siswa PK; PKTY; M; atau TPK x = jumlah siswa yang mengalami PK; PKTY; M; atau TPK JT = jumlah total siswa Selanjutnya, persentase siswa direkapitulasi dalam diagram batang untuk mengetahui perbandingan antar kategori pada setiap butir soal yang diujikan. Tabel 3. Indikator Soal Tes Topik Darah Nomor 1 Jantung Pembuluh darah 4 2 Peredaran darah 3 Gangguan pada sistem peredaran darah manusia 5 Indikator Menunjukkan karakteristik eritrosit, leukosit dan trombosit berdasarkan jumlah tiap mm, bentuk, ada tidaknya inti sel dan fungsinya. Menunjukkan bagian jantung yang kaya oksigen Menunjukkan karakteristik pembuluh nadi/arteri dengan pembuluh balik/vena berdasarkan arah alirannya, dinding, jumlah katup, denyutan dan letaknya Menunjukkan urut-urutan peredaran darah besar dengan tepat Mencocokkan nama penyakit dan hubungannya dengan pembuluh darah atau darah HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisi hasil tes siswa pada materi sistem peredaran darah manusia dengan CRI termodifikasi menunjukkan bahwa rata-rata siswa mengalami miskonsepsi pada semua topik yang diujikan. Persentase jawaban siswa pada ketiga kategori seperti pada Tabel 4. Sementara itu gambaran perbandingan persentase siswa yang paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham konsep untuk masing-masing soal seperti pada Gambar 1. 1023 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 Tabel 4. Persentase Siswa Paham Konsep, Miskonsepsi, dan Materi Sistem Peredaran darah Manusia Persentase Paham Paham Konsep Miskonsepsi Tidak Nomer Konsep Tidak Yakin Paham Soal PK PKTY M Konsep TPK 1 9.52 85.71 4.76 2 9.52 90.48 0.00 3 28.57 71.43 0.00 4 0.00 76.19 23.81 5 28.57 71.43 0.00 Rata-rata 15.24 0.00 79.05 5.71 Tidak Paham Konsep pada Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata miskonsepsi siswa paling tinggi dibandingkan kategori lain dengan persentase 79.05%. Siswa paham konsep dengan persentase 15.24%; siswa tidak paham konsep dengan persentase 5.71% dan tidak ditemukan siswa paham konsep tetapi tidak yakin, Miskonsepsi terbesar berturut-turut terjadi pada topik jantung (90,48%), darah (85,71%), peredaran darah (76,19%), serta pembuluh darah dan gangguan pada sistem peredaran darah (masing-masing 71,43%). Siswa paham konsep tertinggi pada topik pembuluh darah dan gangguan pada sistem peredaran darah (masing-masing 28.57%), paling sedikit pada topik jantung dan darah (masing-masing 9.52%). Siswa tidak paham konsep paling banyak terjadi pada topik peredaran darah (23.81%), disusul kemudian pada topik darah (4.76%) dan tidak ditemukan pada topik jantung, pembuluh darah dan gangguan pada sistem peredaran darah. Pada semua topik tidak ditemukan siswa yang paham konsep tetapi tidak yakin dengan jawabannya. Sementara itu berdasarkan grafik pada Gambar 1 diketahui bahwa semua butir soal memiliki persentase miskonsepsi yang tinggi (diatas 70%) dibandingkan dengan kategori yang lain. Gambar 1. Perbandingan Persentase Siswa Paham Konsep, Miskonsepsi, dan Tidak Paham Konsep pada Materi Sistem Peredaran darah Manusia 1024 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 Pembahasan Indikator butir soal nomor 1 adalah menunjukkan karakteristik eritrosit, leukosit dan trombosit berdasarkan jumlah tiap mm, bentuk, ada tidaknya inti sel dan fungsinya. Tingginga miskonsepsi siswa pada soal nomor 1 terjadi karena siswa kurang memahami struktur dan fungsi dari sel darah merah, sel darah putih maupun keping darah. Ketika soal meminta untuk menunjukkan karakteristik dari sel darah merah diantara karakteritik sel darah yang lain, siswa merasa bingung. Ditandai dengan banyak siswa yang memberikan alasan salah dan skala CRI rendah meskipun jawabannya benar. Hal serupa juga terjadi pada soal nomor 2 dengan indikator menunjukkan karakteristik pembuluh nadi/arteri dengan pembuluh balik/vena berdasarkan arah alirannya, dinding, jumlah katup, denyutan dan letaknya. Rendahnya pemahaman siswa tentang karakteristik, struktur dan fungsi pembuluh arteri maupun vena mengakibatkan siswa kebingungan menentukan karakteristik mana yang sesuai dengan pembuluh arteri dan vena. Temuan ini sesuai dengan Cho et al (1995) yang menyatakan bahwa adanya miskonsepsi dapat mengakibatkan kesulitan bagi siswa untuk memahami konsep yang lebih kompleks dalam pembelajaran seperti karakteristik sel-sel darah dan pembuluh darah. Indikator butir soal nomor 3 adalah menunjukkan urut-urutan peredaran darah besar dengan tepat. Tingginya miskonsepsi terjadi pada soal nomor 3 dikarena siswa yakin dengan jawabannya, padahal alasan yang diberikanny salah. Ditandai dengan skala CRI yang tinggi (> 2.5). Minimnya pemahaman siswa tentang organ-organ yang berperan dalam sistem peredaran darah menyebabkan siswa tidak dapat membedakan organ satu dengan lainnya sehingga siswa bingung menentukan urutan peredaran darah kecil. Peredaran darah merupakan salah satu topik rumit dalam sistem peredaran darah manusia. Kerumitan tersebut dikarenakan oleh kompleksitas informasi atau ciri yang membentuk konsep tersebut (NTSA, 2013), dalam hal ini urutan peredaran darah besar dan kecil. Untuk dapat memahaminya dengan baik, terlebih dahulu siswa harus memahami struktur, karakteristik, fungsi darah, jantung dan pembuluh darah. Dibutuhkan metode dan sumber belajar yang sesuai dengan tingkatan berpikir sehingga suatu topik ataupun konsep dapat dipahami siswa. Metode pembelajaran yang tidak tepat dapat berperan sebagai penyebab miskonsepsi (Suparno, 2005). Hal serupa terjadi pada soal nomor 5 dengan indikator mencocokkan nama penyakit dan hubungannya dengan pembuluh darah atau darah. Untuk dapat memahami macam gangguan pada sistem peredaran darah, siswa harus memahami organ-organ yang berperan dan proses peredaran darah itu sendiri. Sebagian besar siswa menjawab dan memberi alasan yang salah, tetapi skala CRI nya tinggi. Namun, adanya siswa paham konsep menunjukkan bahwa sebenarnya metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran sudah sesuai. Banyaknya siswa yang miskonsepsi meskipun metode pembelajaran sudah sesuai kemungkinan disebabkan oleh siswa itu sendiri, yang diperoleh siswa sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. Miskonsepsi tersebut bersifat relatif permanen dalam pikiran siswa dan sulit untuk diluruskan (Masjkur, 1995) Miskonsepsi siswa yang tinggi juga terjadi pada butir soal nomor 4 dengan indocator menunjukkan bagian jantung yang kaya O2. Seperti soal nomor 3 dan 5, pada soal ini banyak siswa yang salah dalam memberikan jawaban maupun alasan, akan tetapi skala CRI nya tinggi sehingga masuk dalam kategori miskonsepsi. Tingginya skala CRI menunjukkan bahwa siswa yakin akan jawaban dan alasan yang diberikannya. 1025 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 Kemungkinan penyebab miskonsepsi adalah guru (Suparno, 2005). Latar belakang guru IPA kelas VIII D yang bukan berasal dari pendidikan biologi menyebabkannya kesulitan untuk menerapkan metode yang sesuai dengan materi ataupun topik. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata siswa yang masuk dalam kategori miskonsepsi pada sistem peredaran darah manusia lebih besar daripada kategori lainnya, yaitu sebesar 79.05%. Persentase rata-rata siswa paham konsep sebesar 15.26%, siswa tidak paham konsep sebesar 5,71%, dan tidak ditemukan siswa dalam kategori paham konsep tetapi tidak yakin dengan jawabannya. Miskonsepsi terjadi pada semua topik atau konsep, namun miskonsepsi tertinggi terjadi pada topik atau konsep jantung. Penyebab miskonsepsi pada penelitian ini adalah siswa, metode pembelajaran dan guru. Saran Berdasarkan pada pelaksanaan penelitian dan proses analisis data, beberapa saran diajukan peneliti. Pertama, untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang benar-benar dialami siswa, tidak cukup hanya menganalisis alasan dan skala CRI siswa. Diperlukan metode lain untuk menggali pemahaman siswa, misalnya dengan melakukan wawancara terhadap siswa yang mengalami miskonsepsi. Kedua, perlu dilakukan penelitian serupa untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi lain, mengingat besarnya dampak miskonsepsi pada pembelajaran berikutnya. Ketiga, sebagai pendidik perlu untuk mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meminimalkan miskonsepsi yang disebabkan oleh guru dan metode pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Alkhawaldeh, S.A. 2007. Facilitating conceptual change in ninth grade students‘ understanding of human circulatory sistem concepts. Research Science Technology. Education. 25 (3):371-385. Arnaudin, M.W. & Mintzes, J.J. 1985. Students‘ alternative conceptions of the human circulatory sistem: A cross age study. Science Education. 69(5):721-733. Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V. & Jackson, R. B. 2008. Biologi. Pearson Education Inc. Chandrasegaran, A.L., Tregust, D.F. & Mocerino, M. 2007. The Development of a Twotier Multiple-choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary School Students‘ Ability to DesCRI be and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation. Chemestry Education Research and Practice. 8(3): 293307. Cho, H., Kahlae, J. & Nordland, F. 1985. An investigation of high school biology text books as sources of misconceptions and difficulties in genetics and some suggestions for teaching genetics. Science Education. 69: 707-719. 1026 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 Costu, B., Ayas, A. & Niaz, M. 2010. Promoting Conceptual Change in First Year Students‘ Understanding of Evaporation. Chemistry Educaion Research and Practice. 11: 5-16. Hakim, A., Liliasari, & Kadarohman, A. 2012. Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of Modified CRI. International Online Journal of Educational Sciences. 4(3):544-553. Hasan, S., Bagayoko, D. & Kelley, E.L. 1999. Misconceptions and The Certainty of Response Index (CRI). Physical Education. 34(5):294-299. Kubiatko, M. & Prokop, P. 2007. Puppils‘ Misconception About Mammals. Jurnal of Baltic Science Education. 6 (1): 5-14. Masjkur, K. 1995. Konflik Kognitif: Strategi Alternatif untuk Meluruskan Kesalahan Konsep dalam Belajar Fisika. Pidato Lektorat Disajikan pada Sidang Senat FMIPA IKIP Malang. Mahardika, R. 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) dan Wawancara Diagnosis pada Konsep Sel. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Michael, J. A., Wenderoth, M.P., Model, H. I., Cliff, W., Horwitz, B. & McHale, P. 2002. Undergraduates‘ understanding of cardiovascular phenomena. Advances in Physiology Education. 26(2): 72-84. Mintzes, J. J. 1984. Naïve theories in biology: Children‘s concepts of the human body. Scholar Scientic Mathemathic. 84 (7): 548-555. Mustakiqim, T.A., Zulfiani, & Herianti, Y. 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis Dan Respirasi Tumbuhan. Edusains. VI (02):147-152. National Science Teachers Association. 2013. Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4. Jakarta Barat: PT. Indeks Ozgur, S. 2013. The persistence of misconceptions about the human blood circulatory sistem among students in different grade levels. Int. J. Environ. Science Education. 8(2):255-268. Prokop, P. & Fančovičová, J. 2006. Students‘ ideas about the human body: Do they really draw what they know? J. Baltic Science Education. 2 (10): 86-95. Suparno, P. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Gramedia. Tayubi, Y.R. 2005. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI), Mimbar Pendidikan No. 3/VVIV/2005. Tekkaya, C. 2002. Misconceptions as Barier to Understanding Biology. Hacettepe universities Egitim fakulties Dergesi. 23: 259-266. Yesilyurt, S & Gul, S. 2012. Secondary School Students‘ Misconceptions About the ―Transportation and Circulatory Systems‖ Unit. Journal of Theoretical Educational Science. 5 (1): 17-48. Yip, D. Y. 1998. Teachers' Misconceptions of The Circulatory System. Journal of Biological Education. 32 (3): 207-215. 1027 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 Yumiati. 2015. Analisis Miskonsepsi dengan Teknik Certainty of Response Index (CRI) Termodifikasi pada Materi Kesetimbangan Kimia Siswa SMA dan Upaya Perbaikannya Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM 1028