II. METODE PENELITIAN

advertisement
II. METODE PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Teh Tambi Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosobo (Lampiran 1.) pada ketinggian 1.400-1.500 m dpl, 1.700-1.800 m
dpl, dan 2.000-2.100 m dpl.
B. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode survei
dengan teknik petak kuadrat berukuran 1 m2. Pengambilan sampel dilakukan secara
acak terpilih. Pada setiap ketinggian diambil 20 petak kuadrat.
C. Variabel dan Parameter
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ketinggian tempat sedangkan variabel
tergantung adalah jenis gulma. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah
keragaman dan jumlah setiap jenis gulma.
D. Cara Kerja
Perkebunan teh Tambi pada ketinggian 1.400-1.500 m dpl, 1.700-1.800 m dpl, dan
2.000-2.100 m dpl digunakan sebagai tempat pengambilan sampel. Sebanyak 20 petak
contoh berukuran 1 m2 diletakan secara acak terpilih pada setiap ketinggian.
Pengukuran data lingkungan meliputi koordinat lokasi, ketinggian tempat, temperatur
udara, kelembaban udara, dan pH tanah (Lampiran 2.). Kemudian dilakukan pencatatan
jumlah jenis dan jumlah individu suatu jenis gulma yang ditemukan pada setiap petak.
Jenis-jenis tumbuhan gulma yang ditemukan pada setiap petak diidentifikasi
menggunakan buku Everaarts (1981) dan Soedarsan et al. (1983). Dilakukan
penghitungan mengenai Frekuensi, Kerapata, Indeks Nilai Penting (INP), dan Indeks
Keragaman. Kerja dilakukan sesuai dengan urutan skema cara kerja penelitian (Lampiran
3.).
E. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui kerapatan jenis, frekuensi jenis, dan indeks nilai penting
tumbuhan gulma, digunakan rumus (Soerianegara & Andry, 2005) yaitu :
Jumlah Individu Suatu Jenis
Luas Seluruh Petak Contoh
Kerapatan Suatu Jenis
πΎπ‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘…π‘’π‘™π‘Žπ‘‘π‘–π‘“ (𝐾𝑅) =
× 100%
Jumlah Kerapatan Seluruh Jenis
πΎπ‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› (𝐾) =
5
πΉπ‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– (𝐹) =
Jumlah Petak Contoh Ditemukannya Suatu Jenis
Jumlah Seluruh Petak Contoh
πΉπ‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π‘…π‘’π‘™π‘Žπ‘‘π‘–π‘“ 𝐹𝑅 =
Frekuensi Suatu Jenis
× 100%
Frekuensi Seluruh Jenis
πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘  π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑁𝑃
= πΎπ‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘…π‘’π‘™π‘Žπ‘‘π‘–π‘“ + πΉπ‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π‘…π‘’π‘™π‘Žπ‘‘π‘–π‘“
Untuk mengetahui keragaman di setiap ketinggian tempat pengambilan sampel,
maka digunakan rumus indeks keragaman Shannon-Wienner (Fachrul, 2008), yaitu :
𝑠
′
𝐻 =−
𝑖=1
𝑛𝑖
𝑛𝑖
πΏπ‘œπ‘”
𝑁
𝑁
Keterangan:
H’
=Indeks keragaman Shannon-Wienner
s
=Jenis
ni
=Jumlah individu suatu jenis
N
=Jumlah total individu yang ditemukan
Besarnya nilai H’ menggunakan kategori Fachrul (2008), yaitu:
H’>3 Keragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap jenis tinggi dan kestabilan
komunitas tinggi
H’= 1-3 Keragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap jenis sedang dan kestabilan
komunitas sedang
H’< 1 Keragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap jenis rendah dan kestabilan
komunitas rendah
F. Bagan Alir
Survai pendahuluan
Deskripsi lokasi
Teknik
pengambilansampel
Variabel dan
Parameter
Cara Kerja
Analisis Data
Hasil dan Pembahasan
Gambar 2.1. Bagan Alir.
6
Download