330 / 520 / 2016 tentang penetapan petugas pengaw

advertisement
WALIKOTA PARIAMAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN
NOMOR : 330 / 520 / 2016
TENTANG
PENETAPAN PETUGAS PENGAWAS OBAT HEWAN KOTA PARIAMAN
WALIKOTA PARIAMAN,
Menimbang
: a. bahwa dalam upaya melindungi masyarakat untuk
mendapatkan obat hewan yang mutunya terjamin,
berkhasiat serta aman terhadap hewan, manusia yang
mengkonsumsi produk asal hewan dan lingkungan;
b. bahwa dalam rangka membina dan menertibkan usaha obat
hewan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
mencegah terjadinya penalah gunaan obat hewan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b diatas, maka perlu ditetapkan Petugas
Pengawas Obat Hewan Kota Pariaman dengan Keputusan
Walikota Pariaman;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3482);
2. Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3821 ) ;
3. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Kota Pariaman dalam Propinsi Sumatera
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4187);
4. Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan
dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5015);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
7. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
5234);
8. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244), sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1992 tentang Obat
Hewan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 129,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3509);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
11.Peraturan
Menteri
Pertanian
Permentan/OT.140/12/2007 tentang
Hewan ;
Nomor
Pengawasan
74/
Obat
12.Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
18/
Permentan/OT.140/4/2009 tentang Syarat dan Tata Cara
Pemberian Izin Usaha Obat Hewan;
13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
14.Keputusan Menteri Pertanian Nomor 695 /Kpts/TN.
260/8/1996, tentang tata cara pendaftaran dan pengujian
mutu obat hewan;
15.Keputusan Menteri Pertanian Nomor 466 /Kpts/TN.
260/V/1999, tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat
Hewan Yang Baik;
16.Keputusan Menteri Pertanian Nomor 453 /Kpts/TN.
260/98/2000, tentang Obat Alami Untuk Hewan;
17.Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 3 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Pariaman;
MEMUTUSKAN;
Menetapkan :
KESATU
: Sebagai petugas Pengawas Obat Hewan di Kota Pariaman
adalah ,
Nama : Drh. Anang Yusuf.
NIP : 198110272009011003
KEDUA
: Petugas Pengawas Obat Hewan sebagaimana yang dimaksud
Diktum KESATU diatas
mempunyai tugas melakukan
pengawasan terhadap:
1. dipenuhinya persyaratan dibidang perizinan usaha di tingkat
depo dan toko ;
2. dipenuhinya persyratan teknis sarana dan tempat
penyimpanan ditingkat depo dan toko ;
3. dipenuhinya
ketentuan
mengenai
pemakaian,
dan
pencampuran obat hewan dalam pakan ditingkat peternak di
Kabupaten/Kota ; dan
4. pelaksanaan pemusnahan obat hewan,
KETIGA
: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
diktum
KEDUA,
Pengawas
Obat
Hewan
mempunyai
kewenangan :
1. memasuki lokasi dan tempat pembuatan, penyimpanan,
penyediaan, peredaran, pemakaian dan pemusnahan obat
hewan ;
2. memeriksa dokumen perizinan dan dokumen administrasi
pendukung lainnya ditingkat produsen dan pengedar
termasuk sertifikat pendaftaran obat hewan;
3. mengambil sampel obat hewan untuk dilakukan uji mutu
serta pemeriksaan lainnya sesuai dengan persyaratan obat
hewan;
4. mengambil contoh kemasan, wadah, label, etiket dan brosur;
dan
5. mengusulkan
pencabutan
nomor
pendaftaran,
pemberhentian dan atau obat hewan yang rusak, ilegal, dan
palsu kepada Menteri Pertanian melalui Direktorat Jenderal
Peternakan,
KEEMPAT
: Apabila dalam pengawasan ditemukan pelanggaran, setiap
pengawas obat hewan mempunyai kewenangan melaksanakan;
1. penghentian sementara pembuatan obat hewan;
2. larangan sementara peredaran obat hewan;
3. pengusulan penarikan obat hewan dari peredaran; dan
4. penghentian sementara pemakaian serta pencampuran obat
hewan yang tidak sesuai dengan ketentuan,
KELIMA
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pariaman.
pada tanggal 14 Juni 2016
WALIKOTA PARIAMAN
dto
MUKHLIS, R
Tembusan disampaikan kepada yth :
1. Gubernur Provinsi Sumatera Barat
di Padang.
2. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Sumatera Barat di Padang.
3. Yang bersangkutan Sdr. ……………………………….
Download