MODUL PRAKTIKUM “RANGKAIAN LISTRIK” LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page |2 UniversitasSriwijaya FakultasIlmuKomputer Laboratorium No. Dokumen Revisi 2015 ……. 0 Tanggal Halaman SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 JANUARI 2015 2 DARI 27 LEMBAR PENGESAHAN ACARA PRAKTIKUM MODUL\ PRAKTIKUM Mata Kuliah Praktikum Kode Mata Kuliah Praktikum SKS Program Studi Semester : Praktikum Rangkaian Listrik : FTK07111 :2 : Teknik Komputer : 2 (dua) DIBUAT OLEH DISAHKAN OLEH DIKETAHUI OLEH TIM LABORAN LABORATORIUM FASILKOM UNSRI TIM DOSEN SISTEM KOMPUTER FASILKOM UNSRI KEPALA LABORATORIUM Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital Page |3 PERCOBAAN I I. Tujuan 1. Mengenal multimeter baik itu analog atau digital sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai pengukur Arus (Amperemeter) dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter) 2. Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan jatuh DC dan AC pada resistansi/ impedansi besar. 3. Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan AC dengan frekuensi tinggi. 4. Dapat mengunakan generator sinyal sebagai sumber berbagai bentuk gelombang 5. Dapat menggunakan osiloskop sebagai pengukur tegangan dan sebagai pengukur frekuensi dari berbagai bentuk gelombang. 6. Dapat melakukan pengamatan karakteristik komponen dua terminal dengan osiloskop. 7. Dapat membaca nilai resistor dan mengukurnya. II. MULTIMETER Berikut ini beberapa Catatan tentang Penggunaan Multimeter : 1. Perhatikan baik‐baik beberapa catatan tentang penggunaan multimeter berikut ini. Kesalahan penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada multimeter putus. Putusnya fuse dapat mengakibatkan pemotongan nilai sebesar minimal 10. 2. Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada harga skala cukup besar (misalnya 250 V). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pakai yang membahayakan multimeter. 3. Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu besaran apakah yang hendak diukur dan kira‐kira berapakah besaranya, kemudian pilihlah kedudukan selector dan skala manakah yang akan dipergunakan. Perhatikan pula polaritas (tanda + dan ‐) bila perlu. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital Page |4 4. Jangan menyambungkan multimeter pada rangkaian, baru kemudian memilih kedudukan selector dan skala yang akan digunakan. Jika arus/tegangan melebihi batas maksimal pengukuran multimeter, fuse dapat putus. 5. Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak dapat dipastikan besarnya arus/ tegangan tersebut, maka mulailah dari batas ukur yang paling besar. Setelah itu selector dapat dipindahkan ke batas ukur yang lebih rendah untuk memperoleh ketelitian yang lebih baik. 6. Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan paling teliti bila penunjukan jarum terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan pada pengukuran resistansi bila penunjukan jarum terletak di daerah pertengahan skala. 7. Harus diperhatikan: pengukuran resistansi hanya boleh dilakukan pada komponen atau rangkaian tidak mengandung sumber tegangan. III. OCILOSKOP Mengukur Tegangan Kesalahan yang mungkin timbul dalam pengukuran tegangan, disebabkan oleh osiloskopnya sendiri seperti kalibrasi osiloskop yang sudah buruk dan kesalahan penggunaannya, misalnya pengaruh impendansi input, kabel penghubung serta gangguan parasitik. Untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh impedansi input, dapat digunakan probe yang sesuai (dengan memperhitungkan maupun dengan kalibrasi dari osiloskop). Besar tegangan sinyal dapat langsung dilihat dari gambar pada layar dengan mengetahui nilai volt/div yang digunakan. Gunakan skala tegangan V/div yang terkecil yang masih memberikan gambar sinyal tidak melewati ukuran layar osiloskop. Osiloskop mempunyai impedansi input yang relative besar (1 MΩ, 10‐50 pF) jadi dalam mengukur rangkaian dengan impedansi rendah, maka impedansi input osiloskop dapat dianggap open circuit (impedansi input osiloskop CRC 5401, 1 MΩ parallel dengan 30 pF). Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital Page |5 I. JUDUL PERCOBAAN Tegangan dan Arus II. TUJUAN PERCOBAAN Menunjukkan bahwa tegangan terukur adalah perbedaan tegangan antara potensial kedua kutub. III. ALAT DAN BAHAN 1. Modul Praktikum 2. Multimeter 3. Power Supply 4. Jumper IV. DASAR TEORI Pengertian tegangan telah diberikan dalam teori rangkaian listrik. Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif. Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan aliran elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi. Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit. Beda potensial atau tegangan satuanya adalah volt, adalah kerja W yang dialakukan dalam menggerakkan sebuah muatan Q diantara dua titik didalam medan tersebut. Huruf E digunakan juga untuk menyatakan tegangan. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital Page |6 DC AC Gambar 1.1 Gambar diatas merupakan symbol dari sumber tegangan (arus DC dan AC) dimana tanda + dan – pada sumber DC merupakan polaritas. V. PROSEDUR PERCOBAAN a. Pengukuran tegangan pada arus DC dengan menggunakan multimeter. Siapkan multimeter pada posisi tegangan DC. Putar range tegangan pada multimeter lebih besar dari sumber yang akan kita ukur. (dalam percobaan ini kita akan mencoba mengukur tegangan 5 V). lalu lakukan pengukuran dengan cara meletakkan kutup + multimeter ke sumber tegangan dengan polaritas + dan kutup – multimeter ke sumber tegangan dengan polaritas – seperti gambar 1.2 dibawah ini. Gambar 1.2 Pembacaan tegangan dengan menggunakan multimeter Analog : Perhatikan skala yang kita gunakan (misal 10 Volt), ini berarti jika jarum skala menunjukkan angka maksimum adalah 10 Volt. Lalu perhatikan jarum skala multimeter menunjukkan angka berapa. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital Page |7 hasil pengama tan skala yang ditunjukkan pada multimeter x batas ukur skala maksimum Setelah anda melakukan prosedur diatas, cobalah lakukan pengukuran dengan membalikkan polaritasnya. Perhatikan pembacaan pada multimeter lalu berikan kesimpulan anda. Pembacaan tegangan dengan menggunakan multimeter Digital : Jika pengukuran dilakukan dengan menggunakan multimeter digital, maka kita tinggal melihat angka-angka yang dicantumkan. b. Pengukuran tegangan pada arus AC dengan menggunakan multimeter. Prosedurnya hampir sama seperti pengukuran tegangan DC, hanya saja multimeter kita set pada VAC. c. Pengukuran arus pada tegangan DC Siapkan Multimeter Analog pada skala DCA pada range 2,5 mA, lalu bacalah arus yang terukur pada rangkaian dibawah ini. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital Page |8 d. Pengukuran arus dan tegangan 1. Susunlah rangkaian seperti gambar dibawah ini 2. Hitung nilai arus dan tegangan yang terukur dari rangkaian yang telah anda dirakit dengan mengaktifkan saklar 3. Gantilah nilai tegangan (V) sebagai berikut : 5V, 10V, 15V dan Nilai resistensi (R) sebagai berikut : 220, 330, Ohm dan 1, 1K2, 2K1, 4K7, 10K. Kemudian catat hasil pengukuran anda pada tabel berikut ini (V) I (mA) R = 100 Ω R = 2200 Ω R = 330 Ω R = 1 KΩ R = 1.2 KΩ R = 2.1 KΩ R = 4.7 KΩ 5 10 15 Berdasarkan data tabel percobaan, buatlah grafik hubungan antara tegangan V dengan R sebagai parameter. Berikan kesimpulan anda masing-masing. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital R = 10 KΩ Page |9 VI. TUGAS 1. Berapakah tegangan yang akan terukur pada multimeter bila kondisinya seperti gambar dibawah ini : +3 V V -2 V Gambar 1.3 2. Berapakah tegangan yang terbaca pada multimeter jika sumber tegangan dihubungkan seri seperti gambar dibawah ini : Gambar 1.4 3. Berapakah tegangan yang akan terbaca jika sumber tegangan terhubung parallel seperti gambar dibawah ini : Gambar 1.5 Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 10 PERCOBAAN II I. JUDUL PERCOBAAN : HUKUM OHM DAN KIRCHHOFF III. TUJUAN PERCOBAAN : Agar mahasiswa dapat menghitung besar arus/tegangan dengan menggunakan huku Ohm dan Kirchhoff, dapat menghitung besar resistansi ekivalen dari suatu rangkaian resistor hubungan campuran dan dapat membuat analisa rangkaian listrik resistor dengan hukum ohm dan kirchhoff. III. III ALAT DAN BAHAN 1. Modul Catu Daya 2. Modul Rangkaian R 3. Multimeter 4. Jumper DASAR TEORI Dalam percobaan Ohm didapatkan dalam suatu kawat penghantar bahwa “arus dalam suatu segmen sebanding dengan beda potensial yang melalui segmen tersebut”. I V R RSeri = R1 + R2 + ...... RParallel = R V I R1 R2 R1 .R2 Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 11 Hukum I Kirchhoff “Jumlah kuat arus listrik yang masuk kesuatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut“. Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : ∑ IMasuk = ∑ IKeluar Hukum II Kirchhoff digunakan pada rangkaian tertutup, karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan dengan rangkaian seri dan parallel. Hukum II Kirchhoff berbunyi “Didalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol“. Hukum II Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : ∑ε + ∑IR = 0 . IV. PROSEDUR PERCOBAAN A. Tentukanlah R ekivalen dan hitunglah terlebih dahulu nilai untuk I1, I2, VR1 dan VR2 lalu buatlah rangkaian seperti dibawah ini dan lakukanlah pengukuran dengan multimeter. Bandingkanlah hasil pengukuran dan perhitungan yang anda lakukan. Kemudian catat hasilnya ke dalam tabel 2.1 Gambar 2.1 Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 12 Tabel 2.1 Hasil Perhitungan (M) Hasil Pengukuran (P) V = 5V % Error V = 5V I1 I2 VR1 VR2 Ulangi percobaan diatas dengan mengganti nilai tegangan (Vs) (lihat tabel 2.2), dan catat hasil pengukuran anda pada tabel 2.2 Tabel 2.2 V=5V V = 10 V V = 15 V I1 I2 VR1 VR2 Ulangi percobaan diatas dengan mengganti nilai resistensi R1, R2 (lihat tabe 2.3), dan catat hasil pengukuran anda pada tabel 2.3 Tabel 2.3 V (Volt) 220 Ω 5V 330 KΩ 10 V 15 V I1 I2 Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 13 B. Hitunglah R ekivalen dan hitunglah terlebih dahulu nilai untuk It, I1, I2, V1 dan V2 lalu buatlah rangkaian seperti dibawah ini dan lakukanlah pengukuran dengan multimeter. Bandingkanlah hasil pengukuran dan perhitungan yang anda lakukan. Kemudian catat hasilnya ke dalam tabel 2.4 Tabel 2.4 Hasil Perhitungan (M) V = 5V Hasil Pengukuran (P) % Error V = 5V It I1 I2 VR1 VR2 Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 14 Ulangi percobaan diatas dengan mengganti nilai tegangan (Vs) (lihat tabel 2.5), dan catat hasil pengukuran anda pada tabel 2.5 Tabel 2.5 V=5V V = 10 V V = 15 V It I1 I2 VR1 VR2 Ulangi percobaan diatas dengan mengganti nilai resistensi R1, R2 (lihat tabe 2.6), dan catat hasil pengukuran anda pada tabel 2.6 Tabel 2.6 V (Volt) 100 Ω 5V 330 KΩ 10 V 15 V I1 I2 C. Hitunglah kuat arus di I dan beda potensial V2. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah dan lakukanlah pengukuran. Bandingkan hasil perhitungan dengan pengukuran yang anda lakukan. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 15 D. Hitunglah kuat arus di I1, I2, I3 dan beda potensial di titik A dan B (VAB). Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah dan lakukanlah pengukuran. Bandingkan hasil perhitungan dengan pengukuran yang anda lakukan. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 16 PERCOBAAN III I. JUDUL Rangkaian Thevenin II. TUJUAN PERCOBAAN Memahami bagaimana mendapatkan nilai tegangan Thevenin (Vth) dan resistansi Thevenin (Rth) dari suatu rangakaian kompleks III. ALAT YANG DIGUNAKAN - Modul Praktikum - Power Supply - Oscilator - Kabel penghubung - Multimeter IV. DASAR TEORI Hukum Kirchoff merupakan hokum yang mendasari sifat dari suatu ragkaian listrik. Hukum Kirchoff adalah sebagai berikut: 1. Jumlah aljabar arus yang masuk kedalam suatu titik dan cabang suatu rangkaian adalah nol, yang dapat ditulis dalam bentuk persamaan………., Hukum ini di kenal dengan hokum titik cabang. 2. Jumlah aljabar GGL dalam tiap loop rangkaian (rangkaian tertutup)sama dengan jumlah aljabar hasil kali Ri dalam loop yang sama, dalam bentuk persamaan matematisnya adalah : e = Ri …………, hokum ini dikenal dengan hokum loop. Dengan memperhatikan dua hokum tersebut, maka dapat disimpulkan tegangan yang terbagi dalam rangkaian seri dan arus yang terbagi dalam rangkaian parallel seperti terliahat pada gambar 4.1 berikut ini. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 17 R1 I1 + S R2 - + S - R1 I2 R1 R2 Gambar 4.1 Rangkaian Seri Paralel Oleh kerena itu dapat diketahui baganimana menghitung suatu resistansi ekivalen yang disusun seri atau parallel. Kemudian bagaimana cara menentukan rangkaian ekivalendari suatu rangkaian yang terdiri dari beberapa resistor yang disusun secara seri atau parallel dan beberapa sumber tegangan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan menggunkan suatu teorema, yaitu teorema Thevenin, yang berbunyi “ tiap jaringan berterminal dua yang terdiri dari beberapa resistor dan beberapa suber tegangan dapat diganti dengan rangkaian ekivalenyang terdiri dari sebuah sumber tegngan dan sebuah resistor.” Sebuah sumber tegangan pengganti pada rangkaian ekivalen yang mewaili beberapa sumber tegangan yang dimaksud dapat disebut dengan tegangan Thevenin (Vth) dan sebuah resistor pengganti pada rangkaian ekivalen yang mewakili dari beberapa resistor dapat disebut dengan resistansi Thevenin (Rth). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut: R TH A R1 R2 R3 TH AB AB + 1 - + 2 - + 3 - B Gambar 4.2 Rangkaian Kompleks dan Ekivalen Nilai dari tegangan Thevenin dan resistansi Thevenin dari rangkaian diatas dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 18 V1 V 2 V 3 Vth = R1 R 2 R3 ; 1 1 1 R1 R 2 R3 Rth = 1 1 1 1 R1 R 2 R3 V. PROSEDUR PERCOBAAN a. Prosedur Percobaan 1 - Rangkaianlah pada modul seperti gambar berikut ini R1 6,8k R2 10k TH AB Gambar 4.3 Rangkaian Pembagi Tegangan - Ukur tegangan Vab dan catat hasil pengukuran - Hitunglah berapa tegangan Theveninnya - Tentukan apakah nilai tegangan Thevenin yang telah dihitung sama dengan nilai Vab yang telah diukur. Berilah alas an mengapa kedua nilai tersebut berbeda atau sama. b. Prosedur Percobaan 2 - Rangkailah modul seperti gabar berikut: 2,2k 6,8k 10k AB + - 5V + - + 10 V - 15 V Gambar 4.4 Rangkaian Resistor Paralel - Ukur tegangan Vab dan catat hasil pengukuran - Hitunglah berapa nilai tegangan Thevenin dan resistansi Thevenin dan gambarlah rangkaian ekivalennya Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 19 - Tentukan apakah nilai tegangan Thevenin yang telah dihitung sama dengan tegangan Vab yang diukur, berilah alasannya. c. Prosedur Percobaan 3 - Rangkailah modul seperti gambar berikut ini 6,8k 8,2k 10k 4,7k 10k 2,2k AB + - 15 V + - 10 V + - 5V Gambar 4.5 - Ukur tegangan Vab, Vcb, Vdb kemudian catat hasil pengukuran - Carilah menurut perhitungan nilai tegangan Vcb dan Vdb kemudian bandingkan dengan hasil pengukuran - Tentukan nilai tegangan Thevenin dan resistansi Thevenin, gambarkan rangkaian ekivalennya. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 20 PERCOBAAN IV I. JUDUL PERCOBAAN : KAPASITOR DAN KONSTANTA WAKTU III. TUJUAN PERCOBAAN : Agar mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk kapasitor dan dapat membaca nilai yang tertera pada badan kapasitor. Dengan melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mengetahui cara pengisian dan pengosongan kapasitor. III. III ALAT DAN BAHAN 1. Modul Catu Daya 2. Modul Rangkaian RLC 3. Multimeter 4. Jumper 5. Simulasi EWB DASAR TEORI Kapasitor ataupun Kondensator merupakan komponen untuk menyimpan daya listrik dalam satuan Farad, daya simpannya disebut kapasitas kondensator. Kapasitas kondensator biasanya bernilai dari beberapa pF (piko farad) sampai beberapa ribu μF (mikro farad). 1 pF = 1 x 10-12 F 1 nF = 1 x 10-9 F 1 μF = 1 x 10-6 F Dalam prakteknya, kondensator banyak dipergunakan untuk, membangkitkan getaran dengan frekuensi tertentu (osilasi), sebagai filter pada sirkuit arus rata, kondensator menahan arus ratanya dan menyalurkan arus bolak-baliknya ke chasis (grounding), untuk mengkopel/menghubungkan sirkuit dengan sirkuit yang berikutnya. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 21 Bebarapa jenis kondensator yang dipakai antar lain kondensator keramik, kondensator polyester, kondensator kertas, kondensator Film (metallized film capasitor), kondensator elektrolit dan kondensator variable atau kondensator trimmer. Rangkaian Seri Kapasitor : 1 CTotal 1 1 1 C1 C 2 C 3 Rangkaian Kapasitor Paralel : CTotal = C1 + C2 + C3 Jika suatu rangkaian RC diberi tegangan DC, maka muatan listrik pada kapasitor tidak langsung terisi penuh, akan tetapi membutuhkan waktu untuk mencapai muatan penuh pada kapasitor tersebut. Setelah muatan tersisi penuh pada kapasitor, lalu sumber tegangan diputus maka muatan kapasitor tidak langsung kosong akan tetapi membutuhkan waktu untuk mengosongkanya. RC = Rumus konstanta waktu secara universal : 1 Change = (akhir-awal) 1 T e Change = Nilai perubahan Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 22 IV. Akhir = Nilai akhir variabel Awal = Nilai awal variabel e = Nilai euler ( 2,7182818 ) T = Waktu dalam satuan detik = Konstanta waktu dalam satuan detik PROSEDUR PERCOBAAN A. PENGISIAN KAPASITOR Buatlah rangkaian seperti dibawah ini : Tentukan nilai R dan C, pastikan kapasitor dalam keadaan kosong (0 Volt). Hubungkan S (saklar) sehingga arus mengalir ke C, catat tegangan terukur setiap 5 detik hingga tegangan terukur konstan. Buatlah tabel sebagai berikut : T (detik) VC Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 23 B. PENGOSONGAN KAPASITOR Buatlah rangkaian seperti diatas, lalu hubungkasn saklar dan pastikan Vc telah mencapai konstan. Lalu putuskan hubungan saklar dan catatlah nilai Vc setiap 5 detik hingga Vc menjadi 0 volt. T (detik) VC Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 24 PERCOBAAN V I. JUDUL Rangkaian Induktansi dan Impedansi Sumber Tegangan AC II. TUJUAN PERCOBAAN - Untuk mengenal sifat impedansi pada jaringan kerja ac - Untuk mempelajari induktansi, reaktansi dan impedansi III. ALAT YANG DIGUNAKAN - Modul Praktikum - Power Supply - Oscilator - Kabel penghubung - Multimeter IV. DASAR TEORI Elemen rangkaian yang menyatakan tenaga yang tersipan dalam medan magnet adalah inductor yang didefinisikan sebagai: V(t) = L di dt Persamaan diatas menyatakan bahwa tegangan yang melalui elemen adalah berbanding lurus dengan perubahan arus persatuan waktu. Konstanta kesebandingan L adalah yang disebut dengan induktansi dalam satuan Henry. Refrensentasi skematis dari rangkaian listrik tersebut adalah: L i + v - Gambar 3.1 Rangkaian Induktansi Begitu juga dengan kapasitansi, elemen ini dapat dihubungkan secara seri dan parallel . tetapi apabila tinjauan yang akan dilakukan adalah analisis rangkaian Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 25 komplek dengan tegangan sumber bolak-balik, maka akan lebih baik jika kita menganalisisnya dengan menggunakan impedansi. Impedansi dari suatu elemen atau rangkaian adalah perbandingan antara tegangan dan arus dalam bentuk fungsi waktu atau Z= v (t ) i (t ) Dimana v(t) = tegangan sinusoidal i(t) = arus soidal parameter impedansi dapat juga dibuay dalam bentuk besaran dan sudut. Dengan menggunakan paameter impedansi maka suatu rangkaian kompleks dapat dibuat menjadi lebih sederhana. V. PROSEDUR PERCOBAAN Percobaan ini adalah lanjutan dari percobaan sebelumnya mengenai arus dan tegangan. Percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa sebuah klapasitansi mengikuti hokum Omh, dimana reaktansi menggantikan resistansi dan berfariasi menurut referensi. Kita akan melihat bahwa sebuah induktansi memiliki sebuah nilai reaktansi dan perbedaannya dengan sebuah kapasitansi. VI. TUGAS 1. Gunakan modul untuk menghubungkan rangkaian seperti pada fmbar 2, atur oscillator pada frekuensi keluaran 400hHz dengan tegangan 5Vpp, cari Vr dan Vc juga nilai Xc A R v i (t) B + - C C Gambar 3.2 Rangkaian RC Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 26 2. Apakah Vz = Vr + Vc, buktikan? dari kawaban yang akan didapat harus memenuhi hokum penjumlahan seperti pada gambar 3. hitung Vr dan Vc gunakan aturan phytagoras, bandingkan dengan hasil pengukuran Vc Vz Vr Gambar 3.3 Diagram Fasor 3. Hitung rasio Z = Vz , I dengan I adalah arus yang saudara ukur 4. Apakah beda phasa antara I dan V pada rangkaian gambar 2. Jelaskan 5. Variasi frekuensi dalam lebar tertentu, amati hasil Vz, kapan hal ini menjadi : Xc = menbesar atau Xc = Mengecil 6. Ganti rangkaian RC dengan rangkaian RL. Perhatikan gambar 4, cari nilai inductor dengan frekuensi dan tegangan saa seperti diatas, ulangi prosedur percobaan 1-5, jelaskan! A R v i (t) B + L C Gambar 3.4 Rangkaian RL Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital P a g e | 27 7. Ganti rangkaian RL dengan RLC. Perhatikan gambar. Ulangi prosedur 15, jelaskan + A v R B L i (t) C + _ C D Gambar 3.5 Rangkaian RLC 8. Gambar diagram fasor dari ketiga rangkaian diatas. Copyright © 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital