evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI-DESEMBER 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Disusun oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005
Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes
tanggal ......................................
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan Skripsi
Berjudul
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005
Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : 9 Juni 2007
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rita Suhadi, M.Si, Apt.
Pembimbing :
dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes
...................................
Panitia Penguji :
1. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes
...................................
2. Rita Suhadi, M.Si, Apt.
...................................
3. Aris Widayati, M.Si., Apt.
...................................
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber
kekuatan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia masa
muda abadi.
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan
menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai,
itu adalah hak istimewa pemberian Tuhan.
Ambillah waktu untuk tersenyum, itu adalah musik menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk berbagi,
itu adalah hal yang membuat hidup
terasa berarti.
Rasa takut ’kan lebur oleh peng HARAPAN
Pengharapan takkan nyata tanpa USAHA
dengan penuh syukur dan doa
kupersembahkan karya ini untuk :
Yesus, Tuhan Pengharapanku
Maria Bundaku
Ibu bapak tercinta
Saudaraku, Mba’ Wanty dan de’ Ambar
Sungai yang boleh kuselami
Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Penulis
Antonia Ari Susanti
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kasih atas limpahan karuniaNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ”Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
strata satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Bersama ucapan syukur ini Penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mengulurkan tangan hingga
terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :
1. Dr. Sugianto,Sp.S.,M.Kes.,Ph.D. selaku direktur Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.
2. Bapak Sis Wuryanto, AmdPerKes,SKM selaku kepala bidang rekam medis
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Pak Darsono, Pak Ibnu, Pak Agung dan
seluruh staf bagian rekam medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang
telah membantu kelancaran Penulis dalam proses pengambilan data.
3. Kepala Bagian Pusmarsa Rumah Sakit Bethesda beserta staf yang telah
memberikan pengarahan prosedural kepada penulis sehingga sangat
membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
4. Ibu Dra. Pramuji Eko Wardani, MAB.,Apt. selaku kepala instalasi farmasi
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan informasi dan
membuka wawasan penulis.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma sekaligus sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak arti
bagi kelancaran penyelesaian skripsi ini dan telah memberikan banyak
masukan dan saran.
6. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan waktu dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini
hingga selesai.
7. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan dan saran kepada penulis.
8. Bapak Ignatius Y. Kristio Budiasmoro, M.Si atas pemberian diri sebagai
dosen pembimbing akademik dan ketulusan hati menunjukkan jalan bagi
Penulis.
9. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt dan segenap panitia skripsi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arti bagi
kelancaran penyelesaian skripsi ini.
10. Sekretariat Farmasi ; Mbak Sari, Mas Narto dan Pak Kartatmo yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
11. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan perpustakan Farmasi UGM atas
fasilitas dalam pencarian pustaka.
12. Ibu dan bapak atas doa dan cintanya serta pengorbanan untuk mengantarkan
Ari hingga berjalan sejauh ini.
13. Mba’ Wanty dan de’ Ambar yang telah memberikan dukungan dan kasih
persaudaraan.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Pasifikus Christa Wijaya atas kehadirannya untuk memberi waktu,
mendukung, mendengarkan dan menemani dalam setiap kesempatan hingga
terselesaikannya skripsi ini. Juga Christa dan Leo, terimakasih karena boleh
menjadi bagian dari keluarga kalian.
15. Semua teman-teman C_Mistry, esp. Tawiq, Wenny, Ica, Sindi, Melin, Melon,
Rini, Angga, Gallaeh, Rinto, Donny, Willy, Nia dan semuanya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Bersama kalian aku banyak berkembang dan
belajar tentang arti persahabatan.
16. Mba’Puri, Mba’Wenny, Mba’ Meita, Mba’Astu, Mba’ Ullin, Mas Thomas
atas masukan-masukan yang diberikan.
17. Angger dan Ria, teman seperjuangan dalam proses pengambilan data.
Terimakasih atas semuanya.
18. Temen-teman JKMK terimakasih untuk kasih yang boleh kita bagi dan
rasakan, esp., Mba’ Vero, Mba’ Ratna, Mas Adit, Mba Sisca, Mas Vembri,
Albert, Nendi, Mas Heri dan semuanya.
19. Rm. Issri, Rm. Wiratno, Mas Yanto, Mas Simus, Mas Frans, Antoro, Hermin,
Prima dan teman-teman mudika Saint Mary semuanya terimakasih untuk
kerjasama dan keceriaan kita selama ini.
20. Teman-teman Banana Hum dan tetangga yang telah menjadi anugerah
terindah dalam hidup bersama. Eta, Ria, Detta terimakasih atas pinjaman
pustakanya dan Punto atas printernya.
21. Teman-teman VL gen_X terimakasih untuk cerita yang masih berlanjut.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini dan
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian sangat diharapkan. Akhirnya Penulis berharap semoga hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran pasien, gambaran
pengobatan, identifikasi Drug Related Problems (DRPs) serta mengetahui hasil
terapi pada pengobatan diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada
pasien rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember
2005. Ulkus/gangren merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada kaki
penderita diabetes Melitus. Pengobatan diabetes Melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren meliputi kontrol glukosa darah, penutupan luka, penyembuhan
infeksi dan pengatasan iskemik. Pengobatan yang tidak tepat dan tidak rasional
dapat menimbulkan Drug Related Problems sehingga merugikan pasien.
Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan
penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan pada
24 pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Betesdha Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 berdasarkan rekam
medis. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan hasilnya ditampilkan dalam
tabel atau gambar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 48% merupakan kelompok
usia >45-≤64 tahun dan berjenis kelamin perempuan (72 %). Sebanyak 58%
pasien mengalami ulkus dan 42% mengalami gangren. Komplikasi lain yang
terbanyak adalah hipertensi (8,33%). Strategi pengobatannya adalah dengan
menggunakan 9 kelas terapi, di mana yang banyak digunakan adalah antibiotika
(100%) dan antidiabetik (91,66%). Dari hasil evaluasi DRP ditemukan 13 kasus
mengalami aktual DRP, yaitu 8 kasus dosis kurang, 6 kasus butuh terapi obat
tambahan, 2 kasus obat tidak tepat, dan tidak perlu obat serta dosis berlebih
masing-masing 1 kasus. Potensial DRP juga ditemukan pada 2 kasus, yaitu tidak
perlu obat dan adverse drug reaction masing-masing 1 kasus. Lamanya tinggal
pasien selama 8-14 hari (58,33%) dan hasil adalah membaik (37%).
Kata kunci : diabetes Melitus, ulkus diabetik, Drug Related Problems
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This research aim to show patient’s profile, medical therapy’s profile,
identification of Drug Related Problems (DRPs) and aim to know patient’s
outcome in the medical therapy of foot ulcer diabetic inpatient at Bethesda
Hospital Yogyakarta on Juli-Desember 2005 period. Foot ulcer or gangrene is one
of diabetes mellitus complication . In this last 4 years, the amount of diabetic foot
ulcer inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta keep on rising. Wrong and
unrational medical therapy caused Drug Related problems which patients.
This research is a non experimental one with retrospective evaluative
description design. The research have done in 24 patients foot ulcer diabetic
inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta on Juli-Desember 2005 period based
on patients medical record. Analysis of data done by descriptively and the result
showed in table or picture.
The result of this research show that 48% patients in the age between >45≤65 years old, 72% patients are female. 58% patients have ulcer complication
and 42% have gangrene complication. 8,33% patients have hypertension as
secondary complication. The medical therapy used consist by 9 categories which
the most frequently used are antibiotic (100%) and antidiabetic (91,66%). The
result of DRPs evaluation shows that there are 14 cases of actual DRPs. They are
dossage too low (8 cases), need for additional drug therapy (6 cases), wrong drug
(3 cases), drug unnecessary and dossage too high (1 cases each). Potensial DRPs
also found in 2 cases. They are drug unnecessary and adverse drug reaction 1 case
each. Length of stay of patients between 8-14 days (58,33%) and the outcomes
are get better (37%).
Keywords: diabetes mellitus, ulcer diabetic , Drug Related Problems
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
INTISARI ........................................................................................................
x
ABSTRACT........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang ...........................................................................................
1
1. Perumusan Masalah ..............................................................................
4
2. Keaslian Penelitian................................................................................
5
3. Manfaat Penelitian ................................................................................
7
a. Manfaat Teoritis..............................................................................
7
b. Manfaat Praktis ...............................................................................
7
B. Tujuan Penelitian ........................................................................................
8
1. Tujuan Umum .......................................................................................
8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan Khusus ......................................................................................
8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................
9
A. Diabetes Melitus .........................................................................................
9
1. Definisi, Tanda dan Gejala....................................................................
9
2. Etiologi ................................................................................................. 10
3. Patofisiologi ......................................................................................... 11
4. Diagnosis Diabetes Melitus ................................................................. 13
5. Komplikasi Diabetes Melitus ............................................................... 14
B. Ulkus Diabetik ............................................................................................ 17
1. Definisi, tanda dan gejala...................................................................... 17
2. Epidemiologi ........................................................................................ 18
3. Etiologi.................................................................................................. 19
4. Patofisiologi ......................................................................................... 19
5. Diagnosis .............................................................................................. 22
6. Klasifikasi ............................................................................................ 23
7. Penatalaksanaan ................................................................................... 25
a. Tujuan ............................................................................................ 25
b. Sasaran terapi ................................................................................. 25
c. Strategi terapi ................................................................................. 25
C. Drug Related Problems (DRPs)................................................................. 35
D. Keterangan Empiris yang diharapkan ........................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 38
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 38
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Definisi Operasional .................................................................................. 38
C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 40
D. Bahan Penelitian ........................................................................................ 41
E. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 41
F. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 41
1. Perencanaan ......................................................................................... 41
2. Pengambilan data ................................................................................. 42
3. Pengolahan data ................................................................................... 43
4. Analisis hasil ........................................................................................ 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 46
A. Gambaran Umum Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi Ulkus/
Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005 ...................................................................... 46
1. Distribusi jenis kelamin ....................................................................... 47
2. Distribusi Usia ..................................................................................... 47
3. Distribusi tingkat keparahan ................................................................ 49
4. Distribusi komplikasi lain/penyakit penyerta ...................................... 51
B. Gambaran Umum Pola Pengobatan Pasien Diabetes melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................................... 52
1. Kelas Terapi Obat yang digunakan....................................................... 52
2. Golongan dan Jenis Obat yang digunakan ........................................... 53
a. Antibiotika ..................................................................................... 53
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Antidiabetika .................................................................................. 53
c. Analgesik ....................................................................................... 58
d. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah .................................... 59
e. Obat Penyakit Otot Skelet dan Sendi ............................................. 61
f. Obat Sistem Saluran Cerna ............................................................ 62
g. Obat Sistem Saraf Pusat ................................................................. 63
h. Obat Sistem Kardivaskuler ............................................................ 64
i. Obat Sistem Pernafasan ................................................................. 65
C. Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005 .................................................. 66
D. Hasil Terapi (outcome) Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005 .................................................. 78
E. Ringkasan Pembahasan .............................................................................. 80
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 85
A. Kesimpulan ................................................................................................ 85
B. Saran .......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
LAMPIRAN ..................................................................................................... 91
BIOGRAFI PENULIS .....................................................................................136
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.
Kategori Status Glukosa Darah (Tripliit et al., 2005).............. 14
Tabel II.
Bakteri Penginfeksi Ulkus Diabetik (Frykberg et al., 2000)... 19
Tabel III.
Klasifikasi Ulkus Diabetik (Frykberg et al., 2000).................. 23
Tabel IV.
Klasifikasi Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al., 2004) ....... 24
Tabel V.
Macam Insulin Berdasarkan Lama kerjanya (Johnson, 1998)
Tabel VI.
Anjuran Pemilihan Antibiotik secara Empiris (Lipsky, et al.,
30
2004) ....................................................................................... 32
Tabel VII.
Pemilihan Antibiotika berdasarkan hasil pemeriksaan Kultur
(Nuermberger, 2005) .............................................................. 33
Tabel VIII.
Penyebab Drug Related Problems (DRPs) (Cipolle, 1998) .... 36
Tabel IX.
Distribusi Komplikasi Lain dan Penyakit penyerta Pasien ... 52
Tabel X.
Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap
RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.......... 53
Tabel XI.
Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 54
Tabel XII.
Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika secara empiris
pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren
di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Juli-Desember 2005 ................................................................ 56
Tabel XIII.
Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika berdasarkan
hasil pemeriksaan kultur pus gangren pada pasien diabetes
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat
inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 .. 56
Tabel XIV.
Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 59
Tabel XV.
Golongan dan jenis obat analgesik yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 61
Tabel XVI.
Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................ 62
Tabel XVII.
Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi
yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.
Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005................. 64
Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang diberikan
pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 65
Tabel XIX.
Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan
pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 66
Tabel XX.
Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan
pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 67
Tabel XXI.
Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan
pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 68
Tabel XXII.
Evaluasi DRPs kasus I ............................................................ 70
Tabel XXIII. Evaluasi DRPs kasus II ........................................................... 71
Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V ........................................................... 72
Tabel XXV.
Evaluasi DRPs kasus VIII ....................................................... 73
Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV ....................................................... 75
Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI ...................................................... 76
Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs kasus XXIII .................................................... 77
Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan ............. 78
Tabel XXX.
Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat ................................ 78
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat ................................. 79
Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang ..................................... 79
Tabel XXXIII. Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih ................................... 80
Tabel XXXIV.Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat ............................ 80
Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek obat yang tidak diinginkan ... 80
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1.
Patofisiologi Ulkus Diabetik (Frykberg et al., 2000) ................. 20
Gambar 2.
Distribusi Jenis Kelamin Pasien Diabetes Melitus
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap
RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005............. 47
Gambar 3.
Distribusi Kelompok Usia Pasien Diabetes Melitus
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap
RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005............. 48
Gambar 4.
Distribusi Tingkat Keparahan Ulkus/Gangren pada Pasien
Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 .................................................................... 50
Gambar 5.
Keadaan pulang pasien Diabetes Melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.
Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................... 81
Gambar 6.
Lamanya tinggal pasien Diabetes Melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.
Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................... 82
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1.
Surat Keterangan Penelitian di RS. Bethesda Yogyakarta ...... 91
Lampiran 2.
Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005 .................................................... 92
Lampiran 3.
Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium
Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ..................................................................104
Lampiran 4.
Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri Pasien Diabetes Melitus
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap
RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005...........129
Lampiran 5.
Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes
Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi
Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember
2005 ..........................................................................................133
Lampiran 6.
Distribusi 10 Besar penyakit, macam-macam komplikasi
diabetes melitus serta jumlah pasien diabetes melitus
dan DM dengan komplikasi ulkus/gangren di rawat inap
RS. Bethesda Yogyakarta tahun 2005 .....................................138
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut laporan terakhir WHO (2005), di dunia kini terdapat sekitar 200
juta penderita diabetes melitus dan diperkirakan akan meningkat menjadi 366 juta
pada tahun 2030. Di Indonesia jumlah penderita DM sekitar 8,6 juta orang. Angka
ini membuat Indonesia menempati posisi keempat setelah India, China, dan
Amerika Serikat (Anonim, 2005a). Jumlah penderita DM akan terus meningkat
sesuai pola hidup masyarakat saat ini
yang aktivitas fisiknya kurang dan
makanannya tinggi lemak.
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung
kronik, di mana penderita DM tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga
terjadi kelebihan gula dalam darah. Apabila kadar glukosa darah tidak
dikendalikan, penyakit ini akan menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal,
baik komplikasi akut maupun kronis. Komplikasi akut yang terjadi seperti
hipoglikemia, koma dan ketoasidosis. Komplikasi kronis terjadi pada berbagai
organ tubuh, yaitu pada pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata
(retinopati diabetik), pembuluh darah ginjal (nefropati diabetik) serta pembuluh
darah kaki (ulkus/gangren).
Dalam suatu penelitian di berbagai rumah sakit umum di Jawa,
ditemukan angka komplikasi yang sering dihadapi. Angka komplikasi tertinggi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adalah penurunan kemampuan seksual
sebesar 50,9% kemudian diikuti
komplikasi saraf atau ulkus/gangren (30,6%), retinopati diabetik (penyempitan
sampai kerusakan pembuluh darah mata) sebesar 29,3%, katarak (16,3%), TBC
paru-paru (15,3%), hipertensi (12,8%) dan penyakit jantung koroner (10%)
(Selamihardja, 2005).
Komplikasi ulkus/gangren pada kaki penderita DM sangat umum terjadi.
Penyakit ini disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tidak terkontrol sehingga
terjadi gangguan pada pembuluh darah perifer yang akan mengurangi aliran darah
ke kaki. Di samping itu, kadar glukosa darah yang tidak terkontrol mengakibatkan
kerusakan saraf perifer sehingga penderita DM kehilangan sensoriknya dan tidak
menyadari apabila terluka. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab utama
terjadinya ulkus diabetik.
Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada kaki
selama perjalanan penyakit mereka (Frykberg et al., 2000) dan 3-4% dari mereka
terkena infeksi yang berat. Sebesar 85% penderita ulkus diabetik akan menjalani
amputasi dan 36% pasien yang diamputasi, 2 tahun setelahnya meninggal dunia
(Pinzur, 2004). Infeksi yang terjadi menjadi alasan utama bagi pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren untuk menjalani perawatan dan pengobatan di rumah
sakit. Tentu saja penyakit ini sangat mengesalkan bagi pasien karena
membutuhkan perawatan yang lama dan biaya yang tinggi. Pasien pun sering
merasa khawatir jika harus menjalani amputasi.
Rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan banyak melibatkan tenaga
kesehatan seperti dokter, farmasis, perawat dan ahli gizi yang di setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tindakannya harus berorientasi pada pelayanan kepada pasien (patient oriented).
Salah satu unit pelayanan di rumah sakit adalah instalasi farmasi. Di Indonesia
saat ini, peran farmasis di rumah sakit cenderung hanya menangani hal-hal yang
bersifat administrasi dan manajemen atau pengelolaan obat sebagai barang
(Yusmainita, 2001). Hal ini bertentangan dengan paradigma mengenai peran
farmasi di rumah sakit atau farmasi klinik yaitu Asuhan Kefarmasian
(Pharmaceutical Care) yang bertujuan mencapai hasil yang baik dan
memperbaiki kualitas hidup pasien. Kunci utamanya adalah pemantauan terapi
obat (monitoring drug therapy) yang bertujuan mengoptimalkan terapi dan
meminimalkan efek obat yang tidak diinginkan (adverse effects). Pemantauan
terapi obat dapat dilakukan dengan evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada
penatalaksanaan suatu penyakit khususnya terapi menggunakan obat.
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan diabetes melitus. Menurut unit
pencatatan rekam medik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, jumlah pasien DM
dengan komplikasi ulkus/gangren menduduki peringkat teratas diantara
komplikasi DM yang lain. Selama 4 tahun terakhir, jumlah pasiennya
terus
meningkat. Jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus yang rawat inap pada
tahun 2002 sejumlah 34 pasien, tahun 2003 sejumlah 67, tahun 2004 sejumlah 77
hingga pada tahun 2005 mencapai 89 pasien.
Semakin tinginya prevalensi penderita DM dengan komplikasi
ulkus/gangren maka diperlukan suatu evaluasi terhadap proses penatalaksanaan
terapi yang dilakukan di rumah sakit, khususnya terapi dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
obat. Penggunaan obat harus tepat dan rasional agar kualitas hidup pasien semakin
meningkat dan hasil terapi yang dicapai optimal. Apabila penggunaan obat tidak
tepat dan tidak rasional dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat atau
Drug Related Problems (DRPs). Terjadinya DRPs ini dapat merugikan pasien
baik dalam hal peningkatan kualitas hidup, hasil terapi maupun finansial.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi
pengobatan pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat
inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan analisis DRPs.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat
dirumuskan beberapa permasalahan mengenai evaluasi pengobatan diabetes
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, sebagai berikut di bawah ini.
a. Bagaimanakah gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda pada periode
Juli-Desember 2005 meliputi umur, jenis kelamin, adanya komplikasi lain
dan penyakit penyerta serta tingkat keparahan ulkus/gangren?
b. Bagaimanakah gambaran pengobatan yang digunakan dalam pengobatan
pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat
inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat ?
c. Adakah potensial dan aktual Drug Related Problem yang timbul pada
pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode JuliDesember 2005 yang meliputi :
1). membutuhkan terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)
2). tidak membutuhkan obat (unnecessary drug therapy)
3). obat tidak tepat (wrong drug)
4). dosis kurang (dosage too low)
5). dosis berlebih (dosage too high)
6). efek obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction/ADR)
7). ketidaktaatan pasien (incomplience)
d. Bagaimanakah hasil terapi pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode JuliDesember 2005 meliputi lamanya tinggal dan kesembuhan pasien.
2. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengobatan diabetes
melitus yang pernah dilakukan, antara lain : “Pola Peresepan Obat Hiperglikemik
Oral dan Studi Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap
di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002”
oleh
Suryawanti (2002). Penelitian ini berisi tentang gambaran pola peresepan obat
hipoglikemi oral beserta interaksi obat yang potensial terjadi pada pasien diabetes
melitus rawat inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret
2002.
Sumiyem (2003) dan Veronika (2004), masing-masing menulis “Pola
Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia Lanjut di Instalasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja Sumatera Selatan Periode
Tahun 2002” dan “Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita
Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito
Yogyakarta Tahun 2003”. Keduanya menggambarkan pola peresepan obat
hiperglikemik atau antidiabetika oral untuk penderita DM usia lanjut.
Selain itu juga pernah dilakukan penelitian yang menggambarkan pola
penggunaan obat antidiabetika oral beserta evaluasi kerasionalannya dari kriteria
tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis oleh Setiawan (2005) dengan judul :
“Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap Penderita Diabetes
Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004”.
Pada tahun 2007 telah dilakukan penelitian tentang evaluasi penggunaan
antibiotika pada pasien DM ulkus oleh Sukma (2007) yang berjudul “Evaluasi
Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus Diabetes Melitus di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005”.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu bahwa pada
penelitian terdahulu lebih difokuskan pada penggambaran pola pengobatannya
sedangkan
pada
penelitian
ini
dilakukan
evaluasi
pengobatan
dengan
menggunakan analisis DRPs. Pada penelitian terdahulu yang melakukan evaluasi
pengobatan pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren juga menggunakan
analisis DRPs namun terbatas pada evaluasi penggunaan antibiotika dan
dilakukan di rumah sakit lain.
Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren sehingga yang dilihat adakah segala jenis obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
digunakan dalam pengobatan. Di samping itu perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah dalam hal tempat dan periode waktu pengambilan
data. Dengan demikian penelitian mengenai evaluasi pengobatan pada pasien
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 belum pernah dilakukan.
3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini.
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat
dijadikan sebagai sumber informasi dan pedoman bagi Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta dalam pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren
sehingga hasil pengobatan optimal.
b. Manfaat Praktis
1). Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengobatan yang
diberikan kepada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang rawat
inap di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.
2). Bagi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
dapat menjadi salah satu
referensi pertimbangan dalam pemantauan pelayanan kesehatan khususnya
dalam hal pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren.
3). Dengan dilakukannya penelitian ini dapat mendukung pelaksanaan asuhan
kefarmasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi
pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi
rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian mengenai evaluasi pengobatan pasien
diabetes melitus dengan komplikasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005 ini adalah :
a. mengetahui
gambaran
pasien
diabetes
melitus
dengan
komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005 meliputi umur, jenis kelamin, adanya komplikasi
lain dan penyakit penyerta serta tingkat keparahan ulkus/gangren
b. mengetahui gambaran pengobatan yang meliputi kelas terapi, golongan dan
jenis obat yang digunakan dalam pengobatan pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
c. menggambarkan potensial dan aktual Drug Related Problems yang timbul
pada pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda periode Juli-Desember 2005
d. mengetahui hasil terapi dari pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember
2005 meliputi lamanya tinggal dan keadaan pulang pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Definisi, tanda dan gejala
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2003, diabetes
melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
(American Diabetes Association, 2003).
Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat
berlangsung lama tanpa diperhatikan dan terkadang gambaran klinik dari diabetes
tidak jelas, juga baru ditemukan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain
(Priyanto, 2006). Menurut Suyono (2002), gejala klasik DM adalah rasa haus
yang berlebihan (polidipsia), sering buang air kecil terutama pada malam hari
(poliuria), selalu merasa lapar (polifagia), dan penurunan berat badan. Selain itu
terdapat pula keluhan lain seperti rasa lemah, kesemutan pada jari tangan dan
kaki, merasa cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan menjadi kabur, gairah seks
menurun, dan luka sukar sembuh.
Diabetes melitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemik) kronik karena gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan
protein serta meningkatnya komplikasi penyakit vaskuler. Hiperglikemia kronik
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang dan disfungsi
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah,
yang menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain
aterosklerosis,
neuropati, gagal ginjal, dan retinopati (Priyanto, 2006).
2. Etiologi
Klasifikasi DM menurut American Diabetes Assosiation (1997) dibagi
menjadi empat kelompok yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM
gestasional. Pembagian ini berdasarkan etiologi DM.
a. Diabetes Melitus tipe 1
Pada diabetes melitus tipe 1 ditemukan kerusakan autoimun
sel β yang
mengakibatkan terjadinya defisiensi insulin absolut (Adam, 2000). Menurut
Triplitt et al. (2005), diabetes melitus tipe ini merupakan hasil dari kerusakan
sel β pankreas yaitu penghasil insulin. Diabetes Melitus tipe ini biasanya
terjadi pada anak-anak dan anak muda, tetapi bisa juga terjadi pada berbagai
usia.
b. Diabetes Melitus tipe 2
Diabetes Melitus tipe ini dikarakterisasikan dengan resistensi insulin dan
sedikitnya sekresi insulin relatif. Kebanyakan individu dengan DM tipe 2
menunjukkan obesitas abdominal yang juga menyebabkan resistensi insulin
(Triplitt et al., 2005).
c. Diabetes Melitus tipe lain
Diabetes melitus tipe ini berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
seperti adanya: defisiensi genetik fungsi sel β, defisiensi kerja insulin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat/zat kimia, infeksi:
rubela kongenital, sitomegalovirus, penyebab imunologi yang jarang: antibodi
antiinsulin, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM (Widijanti, 2005).
d. Gestational Diabetes Melitus
Gestational Diabetes Melitus (GDM) dibatasi sebagai intoleransi glukosa yang
pertama kali diketahui selama kehamilan. Komplikasi GDM terjadi sekitar 7%
dari semua kehamilan. Pada umumnya GDM mulai ditemukan pada
kehamilan trimester kedua atau ketiga, yang ditandai dengan adanya resistensi
insulin (Triplitt et al., 2005).
3. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung
dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari
karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh
untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar.
Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, di mana
glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut
metabolisme (Priyanto, 2006).
Karbohidrat
sebagai sumber glukosa yang utama, mengalami
pemecahan menjadi monosakarida. Proses ini terjadi di usus halus di mana sel
epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu laktase,
sukrase, maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu memecahkan
disakarida laktosa, sukrosa, maltosa, dan isomaltosa menjadi unsur-unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
monosakaridanya. Monosakarida glukosa, galaktosa dan fruktosa kemudian
diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi
darah sehingga kadar glukosa darah meningkat (Anonim, 2007a).
Setelah makanan diabsorpsi usus, glukosa dialirkan ke hati melalui vena
porta. Sebagian dari glukosa tersebut disimpan sebagai glikogen. Pada saat itu
kadar glukosa dalam vena porta lebih tinggi daripada kadarnya di vena hepatik.
Setelah absorpsi selesai, glikogen dalam hati dipecah kembali menjadi glukosa.
Pada saat ini kadar glukosa dalam vena hepatik lebih tinggi daripada kadarnya
dalam vena porta. Pada keadaan biasa, persediaan glikogen dalam hati cukup
untuk mempertahankan kadar glukosa darah (Handoko dan Suharto, 1995).
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu
membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel yang digunakan sebagai
bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel β di
pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel sehingga
glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat (Anonim, 2005b).
Insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme
karbohidarat, lipid, protein maupun mineral. Di samping itu insulin akan
meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis dan meningkatkan transpor asam
amino ke dalam sel. Oleh karena itu gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan
pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan
jaringan tubuh (Muchid, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel β
pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
predisposisi untuk kerusakan autoimun sel β pankreas. Respon autoimun dipacu
oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau Langerhans dan terhadap
insulin itu sendiri (Triplitt et al., 2005). Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah
insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
yang kurang. Keadaan ini disebut resistensi insulin yang merupakan suatu
keadaan di mana sel tubuh tidak dapat sepenuhnya merespon aksi insulin
(Anonim, 2005b). Resistensi insulin menyebabkan glukosa yang masuk ke dalam
sel sedikit dan glukosa dalam darah meningkat (Triplitt et al., 2005).
4. Diagnosis Diabetes Melitus
Kriteria diagnosis DM menurut ADA 1998 (cit.,Triplitt et al., 2005)
adalah sebagai berikut di bawah ini.
a. Gejala diabetes dengan glukosa darah sewaktu (casual plasma glucose) ≥ 200
mg/dl
Sewaktu adalah setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makan
terakhir. Gejala klasik adalah poliuria, polidipsi, dan penurunan berat badan
tanpa diketahui penyebabnya.
b. Kadar glukosa darah puasa (Fasting Plasma Glucose atau FPG) ≥ 126 mg/dl
Puasa didefinisikan sebagai keadaan tanpa adanya masukan kalori selama
minimal 8 jam.
c. Pada tes toleransi glukosa oral (Oral Glucose Toleransi Test atau OGTT)
kadar glukosa darah 2 jam post prandial ≥ 200 mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Test harus menunjukkan seperti gambaran dari WHO (World Health
Organizaton), menggunakan beban glukosa yang ekuivalen dengan
75 g
glukosa yang dilarutkan dalam air sebelum OGTT (Triplitt et al., 2005).
Saat ini hiperglikemi tidak selalu terdiagnosis sebagai DM karena ada
kategori baru yaitu gangguan gula darah puasa (impaired fasting glucose atau
IFG) atau (impaired glucose tolerance atau IGT). Gangguan gula darah puasa
terdeteksi dengan menggunakan pengukuran FPG dan IGT terdeteksi dengan
menggunakan OGTT. Baru-baru ini pasien yang mengalami keadaan IFG dan
IGT disebut memiliki pre-diabetes. Pre-diabetes ini dapat beresiko tinggi
berkembang menjadi DM yang sesungguhnya. Berikut adalah tabel I ditunjukkan
kategori mengenai status gula darah.
Tabel I Kategori Status Glukosa Darah
(Triplitt et al., 2005)
Kategori
Normal
Pre-diabetes
(IFG atau IGT)
Diabetes Melitus
Kadar Glukosa Darah Puasa
(FPG)
< 100 mg/dL
Kadar Glukosa darah 2 jam
Sesudah Makan (OGTT)
< 140 mg/dL
100-125 mg/dL
140-199 mg/dL
≥ 126 mg/dL
≥ 200 mg/dL
5. Komplikasi Diabetes Melitus
Akibat penyakit DM akan terjadi komplikasi yaitu komplikasi akut dan
kronis. Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia
(kadar gula darah sangat rendah) karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar)
bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Gejala-gejala terjadinya hipoglikemia
adalah merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, keringat
dingin, detak jantung meningkat sampai kejang-kejang (Muchid, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Komplikasi akut yang lain adalah koma. Koma pada penderita DM juga
dapat disebabkan karena tingginya kadar gula dalam darah, yang biasanya dipicu
adanya
penyakit
infeksi
atau
karena
penderita
DM
tidak
minum
obat/mendapatkan insulin sesuai dosis yang dianjurkan (Priyanto, 2006).
Selain kedua komplikasi tersebut adalah ketoasidosis. Ketika kadar
insulin rendah, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energi dan
karenanya lemak tubuh dimobilisasi tempat penyimpanannya. Penghancuran
lemak untuk melepas energi menghasilkan formasi asam lemak yang kemudian
akan melewati hati dan membentuk satu kelompok senyawa bernama benda
keton. Kadar benda keton yang meningkat dalam tubuh disebut ketosis dan
meningkatkan keasaman cairan tubuh dan jaringan sehingga kadarnya sangat
tinggi, menyebabkan kondisi asidosis. Asidosis terjadi akibat benda keton ini
disebut ketoasidosis (Priyanto, 2006).
Komplikasi kronis terjadi pada berbagai organ tubuh yaitu pada
pembuluh darah otak, pembuluh darah mata, pembuluh darah jantung, pembuluh
darah ginjal dan pembuluh darah kaki (Waspadji, 2002b). Perkembangan
komplikasi ini berkaitan dengan lamanya penyakit itu dan pengaruh glukosa atau
metabolitnya dalam waktu lama dalam kadar yang sangat tinggi. Komplikasi
kronis tidak jelas kelihatan sampai saat setelah dilakukan pemeriksaan diabetes
dan dapat menyebabkan kematian (Anonim,2005c).
Pada dasarnya komplikasi kronis DM ini terjadi di seluruh tubuh baik
organ
makrovaskuler
maupun
organ
mikrovaskuler.
Komplikasi
kronik
makrovaskuler berarti komplikasi kronik yang mengenai pembuluh darah besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
seperti pembuluh darah otak, jantung dan kaki. Aterosklerosis berawal dari
penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL (Low Density Lipoprotein
atau lipoprotein densitas rendah) di dinding arteri. Lipoprotein densitas rendah
secara normal bisa masuk dan keluar dari dinding arteri lewat endotel. Masuknya
lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah meningkat seiring tingginya
jumlah lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan
darah (hipertensi). Peningkatan semua itu akan meningkatkan permeabilitas
dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein dan ester kolesterol mengendap di
dinding arteri. Gangguan fungsi lapisan dinding pembuluh darah ini menjadi awal
proses aterosklerosis dan mendorong mekanisme inflamasi serta infeksi (Anonim,
2003).
Komplikasi kronik mikrovaskuler adalah komplikasi kronik yang terjadi
pada pembuluh darah halus seperti pada mata, ginjal dan saraf perifer (Adam,
2005). Retinopati pada penderita DM merupakan penyebab utama terjadinya
kebutaan di United States of America. Hubungan diabetes dengan retinopati
dimungkinkan
terjadi
secara
nonproliferasi
dan
proliferasi.
Retinopati
nonproliferasi berkembang dengan sedikit gangguan penglihatan, sedangkan
retinopati proliferasi dapat terjadi pengurangan penglihatan yang hebat atau
menyebabkan kebutaan mendadak (Steil, 1997).
Nefropati pada penderita DM dapat ditetapkan dengan keadaan
proteinuria yang tetap, penurunan fungsi filtrasi glomerulus dan peningkatan
tekanan darah arteri. Kondisi tersebut dapat meningkatkan morbiditas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mortalitas pada pasien DM. Sebanyak 35% dari seluruh penderita DM akan
mengalami sindrom tersebut (Steil, 1997).
Gangguan vaskuler yaitu penyumbatan arteri yang memasok saraf tepi
dan adanya penebalan membran dasar kapiler endoneurium serta gangguan
metabolik karena perubahan biokhemis akibat kadar glukosa darah tinggi.
(Samekto dan Gofir, 2001). Gula darah tinggi menghancurkan serat saraf dan satu
lapisan lemak di sekitar saraf, sehingga pengiriman sinyal terganggu dan
mengakibatkan kehilangan indra perasa atau nyeri di bagian yang terganggu.
Kerusakan saraf sensorik tubuh lebih sering terjadi (Priyanto, 2006). Gejalanya
antara lain timbul perasaan geli atau rasa terbakar dan ditegaskan dengan
hilangnya sensasi getar. Pada penderita neuropati, pasien mungkin kehilangan
semua sensasi atau perasaan pada bagian tertentu sehingga tidak dapat merasakan
panas, dingin atau nyeri (Steil, 1997).
B. Ulkus diabetik
1. Definisi, tanda dan gejala
Ulkus diabetik adalah suatu komplikasi kronik yang mengenai kaki.
Masalah kaki ini berupa borok di kaki dengan atau tanpa infeksi yang dapat
terlokalisasi, menyerang seluruh kaki, maupun kematian berbagai jaringan tubuh.
(Priyanto, 2006). Permasalahan tersebut dapat meliputi ulkus, gangren, abses,
selulitis dan osteomielitis. Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi
permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan oleh terkupasnya jaringan
nekrotik radang. Selulitis merupakan infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan jaringan di bawah kulit. Abses merupakan kumpulan nanah setempat dalam
rongga yang terbentuk akibat kerusakan jaringan, sebagai perkembangan dari
selulitis. Osteomielitis, yaitu infeksi yang menyebar ke jaringan dasar tulang
(Anonim, 2007b). Gangren adalah kematian jaringan yang berhubungan dengan
berhentinya aliran darah ke daerah yang terkena. Pada umumnya, gangren diikuti
kehilangan nutrisi, invasi bakteri dan pembusukan. Pada penderita DM, gangren
bersifat basah dan berbau khas (Anonim, 1998).
2. Epidemiologi
Salah satu komplikasi DM yang paling umum adalah ulkus pada kaki
(ulkus diabetik). Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada
kaki selama perjalanan penyakit mereka. Beberapa laporan studi menunjukkan
kejadian ulkus diabetik dalam setahun sebesar 2-3% dari jumlah penduduk.
Kejadian ulkus diabetik dari berbagai populasi berkisar antara 2-10%. Neuropati,
kelainan bentuk kaki, tekanan yang tinggi, rendahnya kontrol glukosa darah,
lamanya menderita DM dan perbedaan jenis kelamin merupakan faktor-faktor
penyebab terjadinya ulkus diabetik (Frykberg et al., 2000).
Penanganan ulkus dapat dilakukan di rumah (outpatient) saja, namun
jika timbul infeksi menjadi alasan utama untuk menjalani perawatan di rumah
sakit. Data rumah sakit nasional menunjukkan bahwa rata-rata lamanya tinggal
(length of stay atau LOS) pasien yang terdiagnosis ulkus diabetik 59% lebih lama
daripada pasien DM tanpa ulkus. Sebesar 85% amputasi yang dilakukan oleh
pasien DM adalah dikarenakan ulkus pada kaki (Frykberg et al., 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pada tahun 1994, 67.000 kasus DM di United States dan Eropa
menjalani amputasi dan rata-rata LOS pasien selama 15 hari. Secara umum,
penderita DM lebih banyak menjalani amputasi dibandingkan orang yang tidak
menderita DM di mana pria lebih tinggi resikonya daripada wanita (Frykberg et
al., 2000).
3. Etiologi
Berbagai faktor penyebab ulkus diabetik ditunjukkan oleh banyak
penelitian. Faktor resiko yang telah dikenali yaitu; neuropati sensorik perifer,
kelainan bentuk kaki, trauma dan pemakaian sepatu yang tidak sesuai, kalus,
adanya riwayat amputasi, peningkatan tekanan dan jangka panjang, pergerakan
tulang sendi yang terbatas, lamanya menderita DM, buta atau gangguan
penglihatan, gangguan ginjal kronik dan usia tua (Frykberg et al., 2000).
Tabel II. Bakteri Penginfeksi Ulkus diabetik
(Frykberg et al., 2000)
Aerob
Gram +
Staphylococcus aureus (methicilin-sensitif dan
resisten)
Staphylococcus epidermidis
Streptocccus species
Enterococcus (Streptococcus Faecalis, Group D
streptococcus)
Corynebacterium species
Gram Proteus mirabilis
Proteus vulgaris
Eschericia coli
Klebsiella species
Enterobacter cloacae
Pseudomonas aeruginosa
Acinobacter species
Anaerob
Peptococcus magnus
Peptostreptococcus species
Bacteroides fragilis
Bacteroides species
Clostridium perfringens
Clostridium species
Lainnya
Candida albicans
Candida species
Pasien ulkus diabetik sangat mudah mengalami infeksi, di mana infeksi
menjadi alasan seorang pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
faktor resiko dilakukannya amputasi. Pada tabel II ditunjukkan bakteri patogen
yang biasa menginfeksi ulkus diabetik.
4. Patofisiologi
Berbagai macam faktor yang menyebabkan ulkus diabetik dapat
ditunjukkan dalam gambar 1 berikut ini.
Diabetes Melitus
Trauma
Neuropati
Sensoric
Motoric
Atropi lemah Kehilang
an
sensasi
Deformity
Abnormal
stress
Tekanan
tinggi plantar
Terbentuk
kalus
Vascular disease
Autonomic
Mikrovaskuler
Makrovaskuler
ƒ Anhidrosis
ƒ Kulit
kering,
pecah
ƒ Penurunan
nada
simpatik
(perubahan
regulasi aliran
darah)
Struktural :
Kapiler menebal
Fungsional :
ƒ aliran darah
menurun
ƒ neuropathic
edema
Atherosklerosis
Iskemik
Kekurangan nutrien
pembuluh darah
osteoarthropathy
Infeksi
Amputasi
DIABETIC FOOT ULCER
Amputasi
Gambar 1. Patofisiologi Ulkus diabetik
(Frykberg et al., 2000)
a. Neuropati perifer
Neuropati sensorik perifer, di mana seseorang tidak dapat merasakan luka
merupakan faktor utama penyebab ulkus diabetik. Kurang lebih 45-60% dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
semua penderita ulkus diabetik disebabkan oleh neuropati, di mana 45%nya
merupakan gabungan dari neuropati dan iskemik. Bentuk lain dari neuropati
juga
berperan
mengakibatkan
dalam
terjadinya
kelainan
bentuk
ulserasi
kaki
kaki.
Neuropati
sehingga
motorik
memungkinkan
berkembangnya menjadi ulkus. Neuropati autonom mengakibatkan kaki
kering, pecah-pecah dan membelah sehingga membuka pintu masuk bagi
bakteri.
b. Gangguan pembuluh darah
Gangguan pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease atau PVD)
jarang menjadi faktor penyebab ulkus secara langsung. Walaupun demikian,
penderita ulkus diabetik akan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh
dan resiko untuk diamputasi meningkat karena insufisiensi arterial. Usaha
untuk menyembuhkan infeksi akan terhambat karena kurangnya oksigenasi
dan kesulitan penghantaran antibiotik ke bagian yang terinfeksi. Oleh karena
itu penting diberikan penatalaksanaan iskemik pada kaki.
c. Kelainan bentuk kaki (deformity) dan adanya riwayat ulserasi atau amputasi
Kelainan bentuk kaki karena neuropati, biomekanik tidak normal, cacat
bawaan atau akibat pembedahan sebelumnya mengakibatkan tingginya
tekanan pada kaki. Hal ini memungkinkan kecenderungan terbentuknya ulkus
pada area kaki. Area yang utama adalah pada telapak kaki, juga bagian tengah
dan punggung kaki karena pemakaian sepatu yang tidak sesuai.
d. Trauma dan tekanan yang tidak normal pada kaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Trauma pada kaki yang dialami oleh penderita DM neuropati perifer
merupakan faktor penting yang menyebabkan ulserasi. Trauma tersebut
meliputi luka tusukan dan luka karena benda tumpul dan yang paling sering
adalah
tekanan
yang
berulang-ulang
seperti
berjalan
setiap
hari.
Manifestasinya adalah terbentuk kalus. Pemakaian sepatu yang tidak sesuai
juga menjadi penyebab ulkus pada kaki.
e. Keterbatasan pergerakan tulang
Keterbatasan pergerakan tulang baru diketahui sebagai faktor resiko penyebab
ulserasi. Glikosilasi kolagen sebagai akibat dari menderita DM yang telah
lama menyebabkan ligamen menjadi kaku. Keadaan tersebut menurunkan
pergerakan sendi kaki sehingga tekanan pada telapak kaki tinggi dan
meningkatkan resiko ulserasi.
f. Faktor lain
Faktor lain yang dapat meningkatkan resiko ulserasi adalah gangguan
penglihatan, rendahnya kontrol glukosa darah, gangguan ginjal kronik dan
usia tua (Frykberg et al., 2000).
5. Diagnosis
Pada evaluasi pasien dengan ulkus diabetik, tenaga kesehatan akan
memberi perhatian pada parameter klinik seperti berikut ini.
a. Karakteristik dari ulkus yang meliputi kenampakan, tempat dan ukuran dari
ulkus serta kedalaman ulkus. Pada umumnya, ulkus yang lebih dalam daripada
yang hanya di permukaan akan meningkatkan resiko berkembangnya menjadi
selulitis atau osteomielitis dan membutuhkan penanganan yang lebih serius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Infeksi, meliputi ; pemeriksaan tanda klinik yang menunjukkan adanya infeksi
yaitu ; pus, bau busuk, pembengkakan dan kemerahan. Jika sudah diduga
adanya infeksi, harus dilakukan pemeriksaan kultur dan dilakukan identifikasi
bakteri penyebab infeksi di laboratorium mikrobiologi. Jika adanya infeksi
diduga pada ulkus yang lebih dalam, dibutuhkan X-rays untuk menentukan
penyebaran pada jaringan tulang (osteomielitis).
c. Neuropati perifer, dilakukan skrining tes untuk menentukan apakah pasien
mengalami gangguan sensorik yang disebabkan neuropati perifer atau tidak,
dengan penentuan sensasi getar.
d. Gangguan pembuluh darah perifer, dengan memeriksa denyut nadi pada kaki
untuk menyaring ada tidaknya gangguan pembuluh darah perifer (Anonim,
2007b).
6. Klasifikasi
Tabel III Klasifikasi Ulkus diabetik
(Frykberg et al., 2000)
Grade
0
A
B
1
A
B
2
A
B
3
A
B
4
A
B
5
A
B
Luka
Preulcer
Iskemik
Infeksi
Ulkus superfisial
Iskemik
Infeksi
Deep ulcer
Iskemik
Infeksi
Deep ulcer dengan abses, osteomielitis
atau sepsis tulang
Iskemik
Infeksi
Gangren terlokalisasi
Iskemik
Infeksi
Gangren di seluruh kaki
Iskemik
Infeksi
Deskripsi
Luka tertutup, kulit utuh, kemungkinan
mengalami deformities, warna kulit
memerah.
Gangguan kulit tanpa penembusan jaringan
subkutan, dapat terjadi infeksi superfisial
dengan atau tanpa selulitis.
Ulkus sampai ke tendon (melewati daging)
atau tulang tanpa abses yang dalam dan
osteomielitis.
Ulkus yang dalam di mana sampai atau
tidak ke tulang, dengan abses, osteomielitis
atau sepsis tulang.
Gangren di bagian depan kaki atau tumit.
Gangren atau nekrosis yang meluas
sehingga kaki membutuhkan penyelamatan
dan memerlukan tindakan amputasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Klasifikasi yang tepat dari ulkus pada kaki mendasari penilaian,
memudahkan penatalaksanaan dan dapat meramalkan outcome yang diharapkan.
Sistem klasifikasi yang paling sederhana adalah neuropatik, iskemik dan
neuroiskemik yang dideskripsikan dengan ukuran dan kedalaman ulkus serta
infeksi. Namun demikian tidak hanya satu sistem klasifikasi yang digunakan
secara umum. Sistem klasifikasi yang umum digunakan adalah menurut Wagner.
Wagner membagi ulkus pada kaki ke dalam 6 tingkatan berdasarkan kedalaman
luas nekrosis jaringan dan menunjukkan adanya infeksi. Tabel III menunjukkan
klasifikasi menurut Wagner (cit.,Frykberg et al., 2000).
Tabel IV Klasifikasi Diabetic Foot Infection
(Lipsky, et al., 2004)
Manifestasi klinik
Luka atau ada tanda inflamasi
Terdapat ≥ 2 tanda (erithema, nyeri, panas) dan ada selulitis
dengan ukuran ≤ 2 cm mengelilingi ulkus. Infeksi pada kulit dan
jaringan lunak, tidak ada komplikasi lokal atau kelainan sistemik.
Adanya tanda infeksi (seperti di atas) pada pasien yang sistemik
dan metaboliknya normal tetapi mempunyai ≥ 1 tanda berikut :
selulitis > 2 cm, adanya cairan limfa, abses jaringan yang dalam,
gangren dan melibatkan otot, tendon, tulang sendi dan tulang.
Infeksi pada pasien dengan adanya gangguan sistemik dan
metabolik seperti; demam, kedinginan, takikardia, hipotensi,
kebingungan, mual muntah, leukositosis, asidosis, hiperglikemia
berat atau azotemia.
Keparahan
infeksi
Tidak
terinfeksi
Ringan
PEDIS
grade
1
2
Sedang
3
Berat
4
The International Consensus on Diabetic Foot (2003) (cit.,Lipsky, et
al., 2004) juga membuat sistem klasifikasi ulkus diabetik untuk tujuan penelitian.
Klasifikasi tersebut diringkas dengan akronim PEDIS (perfusion, extent/size,
depth/tissue loss, infection and sensation). Klasifikasi yang ditunjukkan pada
tabel IV dapat menjelaskan tingkat keparahan infeksi yang meliputi grade 1 (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ada infeksi), grade 2 (adanya infeksi pada kulit dan jaringan lunak saja), grade 3
(selulitis atau infeksi yang dalam) dan grade 4 (keberadaan inflammatory
response syndrome pada sistemik).
7. Penatalaksanaan
a. Tujuan
Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat dari ulkus diabetik sangat
penting untuk mencegah komplikasi serius dan mengurangi resiko amputasi
bagian tubuh yang terkena ulkus. Mengontrol peningkatan kadar glukosa darah
sangat penting untuk mengoptimalkan outcome bagi penderita DM dengan
komplikasi ulkus. Adapun tujuan dari penatalaksanaan DM dengan komplikasi
ulkus adalah : menutup ulkus, mengurangi tekanan pada kaki, penyembuhan
infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007). Tujuan yang utama pada
penatalaksanaan ulkus diabetik adalah untuk mendapatkan ulkus tertutup yang
sebaik mungkin (Frykberg et al., 2000). Mengelola DM dan keadaaan lain pada
penderita DM seperti; hipertensi, gangguan fungsi ginjal, status nutrisi dan
hiperlipidemia juga sangat penting untuk mengoptimalkan outcome yang
diharapkan (Anonim, 2007; Stillman, 2006).
b. Sasaran terapi
Sasaran terapi yang mendasar dalam penatalaksanaan ulkus diabetik
meliputi : penutupan luka, infeksi, iskemik dan kadar glukosa darah (Frykberg
et al., 2000)
c. Strategi terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Strategi terapi pada ulkus diabetik meliputi terapi non farmakologis
dan farmakologis.
1). Non farmakologis
a). Pengelolaan
DM,
dapat
dilakukan
dengan
perencanaan
atau
pengaturan pola makan dan olahraga.
b). Penanganan ulkus secara non farmakologis, dapat dilakukan dengan
cara debridemen yaitu menggunakan pisau, gunting dan pinset untuk
mengeluarkan
sebanyak
mungkin
jaringan
nekrotik.
Selain
mengeluarkan jaringan juga membuka jalur-jalur nanah agar drainase
menjadi baik. Setelah dibersihkan, luka dikompres dengan larutan
betadin dan neomisin 1%.
c). Mengurangi tekanan pada kaki mutlak dilakukan, yaitu dengan
istirahat tempat tidur. Dengan berjalan akan memberi tekanan pada
daerah ulkus dan memungkinkan rusaknya jaringan fibroblast yang
menghambat penyembuhan. Selain itu, tekanan pada luka akan
memberi iskemik pada daerah dan sekitarnya sehingga penyembuhan
dipersulit (Muchid, 2005; Adam, 2007).
2). Farmakologis
a). Penanganan ulkus secara farmakologis, dapat dilakukan dengan caracara berikut.
(1) Penutupan luka, digunakan untuk menyembuhkan luka dengan
menciptakan
lingkungan yang lembab dan hangat untuk
memperbaiki dan menyembuhkan jaringan. Contoh sediaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
digunakan untuk menutup luka antara lain; hidrogel dan
hidrokoloid.
(2) Faktor
pertumbuhan,
yaitu
suatu
substansi
protein
yang
menstimulasi pembelahan sel dan proliferasi sel. Sebagai contoh,
faktor penumbuh yang biasa digunakan adalah : becaplermin, suatu
rekombinan platelet manusia. Ini dianjurkan oleh Food and Drug
Administration (FDA) untuk menangani ulkus neuropatik.
(3) Cangkok jaringan lunak biasa dilakukan pada ulkus diabetik yang
tidak dapat disembuhkan (Stillman, 2006; Adam, 2007; Anonim,
2007).
b). Pengelolaan diabetes melitus
Ada berbagai macam jenis obat antidiabetika oral yang berdasarkan
cara kerjanya dibagi menjadi 3 golongan yaitu : pemicu sekresi insulin
(sulfonilurea dan glinid), penambah sensitivitas terhadap insulin
(biguanid dan thiazolidindion), penghambat absorpsi glukosa (αglucosidase inhibitor).
(1) Golongan sulfonilurea
Golongan ini bekerja dengan menstimulasi sel β pankreas untuk
melepaskan insulin yang tersimpan (merangsang produk insulin).
Alasan tersebut yang mendasari pernyataan bahwa obat ini hanya
bermanfaat pada pasien yang masih mempunyai kemampuan untuk
mensekresi insulin. Golongan obat ini tidak dapat dipakai pada
penderita DM tipe I. Pada penderita dengan kerusakan β
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Langerhans pemberian obat derivat sulfonilurea tidak bermanfaat
(Handoko dan Suharto, 1995). Obat golongan ini merupakan
pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang,
serta tidak mengalami ketoasidosis sebelumnya (Priyanto, 2006).
Pada pemakaian golongan sulfonilurea, umumnya selalu dimulai
dengan dosis rendah untuk menghindari hipoglikemia. Pada
keadaan tertentu jika kadar glukosa darah sangat tinggi, dapat
diberikan dalam dosis lebih besar hingga diperolah efek klinis yang
jelas dan dalam satu hari terjadi penurunan kadar glukosa darah
yang bermakna (Waspadji, 2002a).
(2) Golongan glinid
Merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan
sulfonilurea, dengan meningkatkan sekresi insulin. Golongan ini
terdiri dari dua macam obat yaitu repraglinid dan nateglinid
(Priyanto, 2006).
(3) Golongan biguanid
Menurut Waspadji (2002), biguanid meningkatkan pemakaian
glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga
diramalkan akan menghambat absorpsi glukosa dari usus pada
keadaan sesudah makan.
Sediaan yang ada yaitu menformin, buformin, dan metformin.
Derivat biguanid bekerja langsung terhadap organ sasaran.
Biguanid mempunyai efek menimbulkan efektifitas insulin, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan
menghambat
absorpsi
karbohidrat,
menghambat
glukoneogenesis di hati, meningkatkan afinitas pada reseptor
insulin, meningkatkan jumlah reseptor insulin, dan memperbaiki
penurunan respon insulin (Priyanto, 2006)
(4) Golongan thiazolidindion
Thiazolidindion berikatan pada peroxisome proliferator actived
receptor gamma, suatu reseptor inti sel otot dan sel lemak. Contoh
dari obat golongan ini adalah pioglitazon yang mempunyai efek
menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah
pentranspor glukosa sehingga ambilan glukosa di perifer
meningkat (Priyanto, 2006)
(5) Golongan α-glucosidase inhibitor
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim αglukosidase dalam saluran cerna sehingga dengan demikian dapat
menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia
postprandial. Obat golongan ini bekerja di lumen usus dan tidak
menyebabkan hipoglikemi serta tidak berpengaruh pada kadar
insulin (Agoes, 1999). Efek samping yang dapat ditimbulkan
adalah gejala gastrointestinal seperti diare dan flatulensi. Efek
samping
tersebut
diakibatkan
oleh
maldigesti
karbohidrat
(Priyanto, 2006).
Pengelolaan DM secara farmakologis selain penggunaan
antidiabetika oral adalah dengan penggunaan insulin. Insulin adalah suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
hormon yang diproduksi oleh sel β pulau Langerhans kelenjar pankreas.
Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan
sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen ke dalam sel
hati dan otot. Terdapat dua jenis insulin, yaitu endogen dan eksogen di
mana insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan pankreas sedangkan
insulin eksogen merupakan produk farmasi dan disuntikkan ke dalam
tubuh (Priyanto, 2006).
Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4
macam, yang ditampilkan dalam tabel V di bawah ini.
Tabel V. Macam Insulin Berdasarkan Lama Kerjanya
(Johnson, 1998)
Macam
Insulin kerja
singkat
Insulin kerja
sedang
Insulin kerja
sedang mula
kerja singkat
Insulin kerja
lama
Insulin
campuran
Mula
kerja
0,5 jam
0,5 jam
1-2 jam
Puncak
efek
1-3 jam
2-4 jam
6-12 jam
Lama
kerja
8 jam
6-8 jam
18-24 jam
0,5 jam
4 -12 jam
24 jam
4 -6 jam
14-20 jam
24-36 jam
Nama sediaan
Kekuatan
Actaprid HM
Penfil
40 UI/ml
100 UI/ml
Insulatard HM
Insulatard
HM Penfil
Monotard HM
Protamin Zinc
Zulfat
Humulin 20/80
Humulin 30/70
Humulin 40/60
Humulin 30/70
Penfil
40 UI/ml
100 UI/ml
40 UI/ml
100 UI/ml
40 UI/ml
100 UI/ml
40 UI/ml
100 UI/ml
Indikasi mutlak penggunaan insulin adalah semua penderita DM
tipe I. Namun demikian, pada keadaan tertentu terapi insulin dikerjakan
agar tubuh memiliki sejumlah insulin efektif pada saat yang tepat.
Keadaan tertentu yang membutuhkan insulin antara lain; DM tipe II bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, keadaan
stress berat seperti infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard
akut atau stroke. Diabetes gestasional jika diet saja tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah. Di samping itu insulin juga
dibutuhkan penderita DM dengan ketoasidosis, DM yang mengalami
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki
kontraindikasi atau alergi terhadap obat antidiabetika oral serta DM yang
mendapat nutrisi parenteral, yaitu untuk mempertahankan kadar glukosa
darah mendekati normal selama periode resistensi insulin dan ketika
terjadi peningkatan kebutuhan insulin (Priyanto, 2006).
c). Penyembuhan infeksi
Infeksi pada ulkus diabetik meningkatkan faktor resiko untuk
amputasi pada bagian tubuh. Setiap infeksi mengganggu kestabilan
diabetes dan sebaliknya hiperglikemia dapat memperburuk infeksi. Oleh
karena itu, pada dasarnya kelainan kaki dengan infeksi membutuhkan
kontrol glukosa darah yang ketat. Penderita dengan gangguan infeksi
sebaiknya dialihkan ke insulin apabila sebelumnya mendapat obat oral.
Hampir selalu infeksi mengakibatkan kebutuhan insulin meningkat
(Adam, 2005).
Berdasarkan Guidelines for Diabetic Foot Infections (Lipsky et
al., 2004) disebutkan dasar-dasar pemilihan regimen antibiotik yang
meliputi; pemilihan awal regimen antibiotik dengan menentukan rute
terapi, spektrum mikroorganisme serta pemilihan obat yang spesifik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
diberikan dan yang terakhir adalah pemilihan regimen dan lama pemberian
secara pasti. Terapi awal biasanya secara empiris dan harus didasarkan
pada keparahan infeksi dan hasil pemeriksaan kultur. Infeksi sedang serta
infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan antibiotika berspektrum
luas. Antibiotika yang digunakan harus memiliki aktivitas melawan
bakteri gram positif cocci sama baiknya untuk melawan bakteri gram
negatif dan bakteri anaerob.
Dalam Guidelines for Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al.,
2004) juga dianjurkan pemilihan antibiotik secara empiris untuk pasien
ulkus diabetik yang terinfeksi berdasarkan tingkat keparahan infeksi.
Anjuran tersebut ditunjukkan pada tabel VI.
Antibiotika yang secara empiris merupakan terapi pilihan utama
adalah piperasilin.
Tabel VI. Anjuran Pemilihan Antibiotik secara Empiris
(Lipsky, et al., 2004)
Infeksi dan agents
ringan
sedang
berat
Rute yang dianjurkan
oral
oral atau
parenteral
parenteral
klindamisin
cefalexin
TMP-SMX
amoksisilin + clavulanat
levofloksasin
ampisilin + sulbaktam
piperasilin
levofloksasin/siprofloksasin dengan klindamisin
imipenem
vancomisin / ceftazidim (dengan atau tanpa
metronidazol)
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pemilihan antibiotika yang pasti harus mempertimbangkan hasil
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas. Menurut Eric Nuermberger (2005),
dalam pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri patogen dapat
dilihat dalam tabel VIII.
Tabel VII. Pemilihan Antibiotika Berdasarkan Bakteri Penginfeksi
(Nuermberger, 2005)
Bakteri Penginfeksi
Methisilin-sensitif
Staphylococcus
aureus
1st Line Agent
nafsilin, oxasilin
Methisilin-resisten
Staphylococcus
aureus
vancomisin +/- rifampin
Streptococcus
aerob
Enterobacteriaceae
penisilin G, ampisilin
Pseudomonas
aeruginosa
(Anti-pseudomonal
Ssfalosporin / penisilin) +
aminoglikosida (2 minggu
awal) atau siprofloksasin)
metronidazol
Bacteroides species
sefalosporin generasi III
atau fluoroquinolon
Streptococcus
anaerob dan
microaerofilik
Staphylococcus
Gram negatif
Enterococcus
species
Vancomisinresisten
Enterococcus
penisilin G
Organisme aerob
dan anaerob
betalaktam, carbapenem
vancomisin +/- rifampin
ampisilin + gentamicin
linezolid
2nd Line Agent
sefalosporin generasi I, klindamisin,
betalaktam,
trimethoprim/sulfametoksazol,
vancomisin
klindamisin,
trimethoprim/sulfametoksazole,
fluoroquinolon + rifampin, linezolid,
daptomisin, quinupristin/dalfopristin
sefalosporin generasi I, III,
klindamisin
ampisilin, sefalosporin generasi I, II,
betalaktam, carbapenem, TMP-SMX
siprofloksasin, carbapenem,
aztreonam (tunggal atau kombinasi
dengan aminoglikosida)
β -lactam, carbapenem, klindamisin,
cefoxitin, cefotetan
Klindamisin, cefoxitin
Nafsilin, oxasilin, klindamisin,
fluoroquinolon + rifampin
vancomisin + gentamicin, imipenem
daptomisin,
quinupristin/dalfopristin,
doksisiklin, rifampin, kloramfenikol,
fluoroquinolon (kombinasi
berdasarkan uji sensitivitas)
siprofloksasin + klindamisin,
sefalosporin generasi III +
metronidazol
d). Pengatasan iskemik
Pilihan terapi yang diberikan untuk mengatasi penyakit vaskuler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
perifer (iskemik) adalah rekonstruksi vaskuler untuk memperlancar
pasokan aliran darah ke bagian tubuh yang terkena ulkus (Anonim,
2007b).
Pengatasan iskemik yang diberikan kepada pasien DM dengan
komplikasi ulkus adalah hemoreologi dan antiplatelet. Hemoreologi yang
digunakan adalah pentoksifilin. Pentoksifilin dapat mengubah sifat alir sel
darah merah dengan menurunkan viskositas darah. Jika pasien tidak dapat
mentoleransi pentoksifilin, diberikan cilostazol. Cilostazol menghambat
agregasi platelet.
Terapi dengan antiplatelet tidak secara langsung menyembuhkan
ulkus diabetik namun dapat menghambat agregasi platelet pada penderita
ulkus diabetik dengan atherosklerosis. Obat yang menjadi pilihan adalah
klopidrogel dan aspirin (Stillman, 2006).
e). Hipertensi dan gangguan fungsi ginjal
Obat pilihan untuk pasien DM yang tekanan darahnya tinggi dan
atau mengalami gangguan fingsi ginjal direkomendasikan oleh ADA dan
The National Kidney Foundation adalah penghambat enzim konversi
angiotensin atau
ACE inhibitor. Sebagai second line terapi, yang
direkomendasikan adalah diuretik golongan thiazid dosis rendah (Triplitt
et al., 2005).
Mekanisme
kerja
ACE
inhibitor
adalah
mengurangi
pembentukan angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan
sekresi aldosteron yang mengakibatkan terjadinya ekskresi natrium dan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
serta retensi kalium. Penghambat enzim konversi angiotensin ini
menghambat kecepatan kerusakan ginjal akibat DM atau melindungi
fungsi ginjal (Setiawati dan Bustami, 1995).
Diuretik thiazid bekerja dengan menghambat reabsorpsi sodium
pada distal tubulus sehingga ekskresi sodium, air, potasium dan ion
hidrogen meningkat (Sharma, 2006).
C. Drug Related Problems
Farmasi klinik didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh
seorang farmasis dalam usahanya untuk mencapai terapi obat rasional yang aman,
tepat dan cost effective. Pharmaceutical care (asuhan kefarmasian) bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa pasien memperoleh terapi obat rasional dan untuk
memastikan bahwa terapi yang diberikan adalah yang diinginkan oleh penderita.
Pharmaceutical care menurut Hepler dan Strand (1990) adalah tanggung jawab
pemberian terapi obat yang bertujuan untuk mencapai outcome yang dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien (Cipolle, 1998).
Permasalahan dalam farmasi klinis terutama muncul karena penggunaan
terapi obat. Setiap pemberian obat harus diikuti dengan evaluasi terhadap tercapai
tidaknya efek terapeutik yang diharapkan. Keberhasilan pengobatan adalah
tercapainya efek terapeutik yang dituju dengan efek samping seminimal mungkin.
Keberhasilan tersebut akan tergantung pada beberapa hal, yaitu ketepatan
diagnosa, ketepatan pemilihan obat, aturan dosis, dan cara pemberian serta
ketaatan pasien (Krisdaryono, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Drug Related Problems (DRPs) adalah sebuah kejadian atau
permasalahan yang melibatkan terapi obat penderita yang mempengaruhi
pencapaian outcome. Drug Related Problem terdiri dari aktual DRP, yaitu
masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada
penderita dan potensial DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi
berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita (Cipolle, 1998).
Dalam Pharmaceutical Care Practice oleh Robert J. Cipolle (1998)
masalah-masalah dalam kajian DRP ditunjukkan oleh kemungkinan penyebab
DRP yang disajikan dalam tabel VII berikut.
Tabel VIII. Penyebab Drug Related Problems (DRPs)
(Cipolle,1998)
DRP
1. Perlu
terapi
obat tambahan
(Need
for
additional drug
therapy)
2. Tidak
perlu
terapi
obat
(Unnecessary
drug therapy)
3. Obat
tepat
drug)
tidak
(Wrong
4. Dosis kurang
(Dosage
too
low)
Kemungkinan penyebab DRP
Pasien dengan kondisi baru yang membutuhkan obat.
Pasien kronis membutuhkan kelanjutan terapi obat.
Pasien dengan kondisi yang membutuhkan kombinasi obat.
Pasien dengan kondisi yang beresiko dan membutuhkan obat untuk
mencegah.
Tidak ada indikasi pada saat itu.
Pasien mendapat obat dalam jumlah toksis.
Kondisi pasien akibat drug abuse.
Pasien lebih baik disembuhkan dengan terapi non farmakologi.
pemakaian multiple drug yang seharusnya cukup dengan single drug.
Pasien minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang
seharusnya dapat dihindarkan.
Kondisi pasien yang menyebabkan obat bekerja tidak efektif (kurang
sesuai dengan indikasinya).
Pasien menerima obat yang bukan paling efektif untuk indikasi
Pasien mempunyai alergi terhadap obat-obat tertentu.
Obat yang diberikan memiliki faktor resiko kontraindikasi dengan obat
lain yang juga dibutuhkan.
Obat yang diberikan efektif namun bukan yang paling murah.
Obat yang diberikan efektif namun bukan yang paling aman.
Penggunaan antibiotika yang sudah resisten terhadap infeksi pasien.
Pasien menerima kombinasi obat yang tidak perlu
Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk memberikan respon.
Konsentrasi obat di bawah therapeutic range.
Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lanjutan Tabel VIII.
5. Dosis berlebih
(Dosage
too
high)
6. Efek obat yang
tidak
diinginkan
(Adverse Drug
Reaction /ADR)
7. Ketidaktaatan
pasien
(In
complience)
Dosis dan interval obat tidak cukup.
Pemberian obat terlalu awal.
Dosis yang digunakan pasien terlalu tinggi untuk memberikan respon.
Konsentrasi obat di atas therapeutic range.
Dosis obat terlalu cepat dinaikkan
Akumulasi obat karena penyakit kronis
Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak sesuai
Dosis obat yang diberikan kepada pasien terlalu tinggi kecepatannya.
Adanya reaksi alergi terhadap obat-obat tertentu.
Ada faktor resiko yang membahayakan bagi pasien.
Interaksi dengan obat-obatan atau makanan.
Hasil laboratorium pasien berubah akibat obat.
Pasien tidak menerima obat sesuai regimen karena medication error.
Pasien tidak taat instruksi.
Pasien tidak mengambil obat karena harga obat mahal.
Pasien tidak mengambil obat karena tidak memahami.
Pasien tidak mengambil obat karena keyakinan kurang.
D. Keterangan Empiris yang diharapkan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi
pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi
rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember tahun 2005,
yaitu mengenai DRPs yang aktual dan potensial terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang evaluasi pengobatan pada pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren merupakan penelitian non eksperimental
dengan rancangan deskriptif evaluatif. Data yang digunakan adalah data rekam
medis pasien ulkus/gangren diabetik yang pengambilan datanya bersifat
retrospektif.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dikarenakan
peneliti tidak memberikan perlakuan secara langsung kepada subyek uji serta
tidak ada intervensi ataupun manipulasi. Penelitian dengan rancangan deskriptif
evaluatif dimaksudkan karena peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena
kesehatan yang ada kemudian mengevaluasinya berdasarkan pada standar yang
berlaku (Pratiknya, 2003). Dalam hal ini akan dilihat kesesuaian antara
pengobatan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren
terhadap standar yang ada, antara lain menurut Informatorium Obat Nasional
Indonesia (IONI), Indonesia Index of Medical Specialities (MIMS) dan
Guidelines for Diabetic Foot Infection dari Infectious Disease Society of America
(IDSA) yang kemudian diidentifikasi ke dalam Drug Related Problems (DRPs).
B. Definisi Operasional
1. Pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren adalah 24 pasien
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap
rumah sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 yang datanya
ditemukan dari rekam medis.
2. Rekam medis adalah catatan yang berisi data pasien meliputi nomor rekam
medis, usia, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis keluar, riwayat
penyakit, jenis obat yang digunakan, bentuk sediaan, dosis dan aturan pakai
obat, lama dan tanggal perawatan yang diberikan selama terapi serta keadaan
pasien saat pulang.
3. Komplikasi lain adalah keadaan yang disebabkan penyakit DM selain
ulkus/gangren yang merupakan diagnosis pasien DM ulkus/gangren saat
masuk, seperti hipertensi dan hipoglikemia.
4. Penyakit penyerta adalah penyakit atau keadaan lain yang timbul bukan
karena penyakit DM yang didiagnosis saat masuk, seperti skizofrenia dan
keracunan bahan organik.
5. Pengobatan adalah suatu cara pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk
menangani suatu penyakit, khususnya dengan penggunaan obat atau terapi
farmakologis yaitu pengobatan yang diberikan pada pasien DM dengan
komplikai ulkus/gangren.
6. Tingkat keparahan adalah penilaian keadaan luka pasien berdasarkan
diagnosis saat masuk, yaitu ulkus, gangren, abses atau selulitis.
7. Golongan obat adalah kelompok obat yang didasarkan pada efek terapi dari
setiap kelas terapi yang diberikan kepada pasien DM dengan komplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode JuliDesember 2005, seperti golongan sefalosporin dan biguanid.
8. Jenis obat adalah nama obat generik yang diberikan kepada pasien DM
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, seperti seftriakson dan metformin.
9. Evaluasi pengobatan adalah evaluasi terhadap kejadian atau permasalahan
dalam terapi obat pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi
rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, yaitu
evaluasi DRP. Pengobatan yang dievaluasi adalah yang sesuai tujuan terapi
pasien ulkus yaitu untuk mengelola DM itu sendiri dan keadaan lain seperti
hipertensi dan gangguan fungsi ginjal, menyembuhkan infeksi serta
pengatasan iskemik.
10. Evaluasi DRP adalah melihat kembali objective dan subjective serta tindakan
pengobatan yang diberikan selama di rawat inap kemudian memberi penilaian
(assessment) dan perencanaan (plan).
11. Hasil terapi (outcome) adalah hasil dari terapi yang telah diberikan atau
keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit berdasarkan catatan dalam rekam
medis meliputi lamanya tinggal dan keadaan saat pulang, yaitu sembuh,
membaik, amputasi dan belum sembuh atau pulang atas permintaan sendiri.
C. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren yang tercatat di instalasi rawat inap rumah sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Bethesda Yogyakarta periode Juli – Desember 2005 berdasarkan rekam medis
yang ditemukan. Subyek yang digunakan sejumlah 24 pasien. Penelitian ini
merupakan penelitian populatif karena tidak ada teknik sampling.
D. Bahan penelitian
Bahan penelitian yang digunakan berupa lembar rekam medis pasien
DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di rumah sakit
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.
E. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai evaluasi pengobatan diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap dilakukan di RS Bethesda Jalan
Jendral Sudirman 70 Yogyakarta.
F. Tata cara penelitian
Tata cara atau jalannya penelitian dilakukan secara bertahap dengan alur
sebagai berikut ini.
1. Perencanaan
Analisis situasi dilakukan dengan mencari informasi mengenai distribusi
penyakit diabetes melitus beserta komplikasinya di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta selama tahun 2005 melalui unit rekam medis. Laporan
distribusi tersebut
digunakan sebagai acuan penentuan masalah, meliputi
distribusi sepuluh penyakit terbesar di RS Bethesda tahun 2005, di mana diabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
melitus menduduki peringkat keenam. Selain itu juga ditelusuri macam-macam
komplikasi DM pada tahun 2005 yang menunjukkan bahwa DM dengan
komplikasi ulkus/gangren menduduki peringkat pertama dengan jumlah 89 kasus
dan pada periode Juli-Desember ada 34 kasus. Dengan diketahuinya jumlah
tersebut, ditentukan data pasien DM ulkus/gangren yang dirawat di RS Bethesda
pada periode Juli-Desember 2005 saja yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Pengambilan data
Tahap pengambilan data meliputi proses-proses berikut ini.
a. Penelusuran data, yaitu penelusuran data pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren dengan jalan mencatat nomer medis dengan komplikasi
ulkus/gangren periode Juli-Desember 2005. Pada penelitian ini ditemukan
24 rekam medis dari 34 pasien DM dengan komplikasi ulkus periode JuliDesember 2005 karena ada 4 pasien yang telah meninggal sehingga rekam
medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk
rumah sakit) sedang digunakan untuk keperluan lain. Selanjutnya nomer
rekam medis digunakan untuk menelusuri lembar catatan rekam medis
secara keseluruhan.
b. Proses pengambilan data, dilakukan pada 24 pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren periode Juli-Desember 2005 melalui dokumen rekam medis.
c. Proses pencatatan data, yaitu dengan mencatat data yang ada di lembar rekam
medis tiap pasien. Data yang diambil meliputi: nomor rekam medis, usia,
jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, diagnosis masuk dan
diagnosis keluar, keadaan pulang pasien, keluhan, tindakan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dilakukan, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, jenis dan golongan obat,
jumlah obat, dosis, cara pemberian, lama pemberian, bentuk sediaan, serta
data laboratorium, dan data non laboratorium serta hasil pemeriksaan kultur
bakteri.
3. Pengolahan data
Data kualitatif disajikan dalam bentuk tabel dan atau gambar untuk
beberapa keterangan. Data identifikasi kasus drug related problem juga
disajikan dalam bentuk tabel dengan metode SOAP (Subjective-ObjectiveAssessment-Plan).
4. Analisis hasil
Data dianalisis secara deskriptif kemudian hasilnya disajikan
dalam bentuk tabel dan atau gambar beserta uraian penjelasan. Analisis
tersebut meliputi bagian-bagian berikut ini.
a. Jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Perhitungan prosentase jenis
kelamin adalah sebagai berikut.
% =
x
x 100%
n
x = jumlah laki-laki atau perempuan pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren yang di rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
n = jumlah seluruh kasus
b. Usia, yaitu jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang di
rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-desember 2005 yang masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dalam kelompok usia tertentu. Usia dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan
pembagian dari rumah sakit, yaitu >25-≤45 tahun, >45-≤65 tahun, dan >65
tahun. Perhitungan prosentase kelompok usia adalah sebagai berikut.
% =
x
x 100%
n
x = jumlah kasus dalam kelompok usia tertentu
n = jumlah seluruh kasus
c. Tingkat keparahan, yaitu penilaian keadaan luka atau diagnosis meliputi
ulkus, gangren, abses, dan selulitis. Perhitungan prosentase tingkat
keparahan adalah sebagai berikut.
% =
x
x 100%
n
x = jumlah keadaan luka tertentu pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren yang di rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
n = jumlah seluruh kasus
d. Komplikasi atau penyakit penyerta adalah keadaan selain DM komplikasi
ulkus
yang didiagnosis saat pasien masuk. Perhitungan prosentase
diagnosis sekunder adalah sebagai berikut.
% =
x
x 100%
n
x = banyak kasus dengan komplikasi maupun penyakit penyerta tertentu
n = jumlah seluruh kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
e. Kelas terapi
% =
x
x 100%
n
x = banyak kasus yang mendapatkan obat dengan kelas terapi tertentu
n = jumlah seluruh kasus
f. Golongan dan jenis obat
% =
x
x 100%
n
x = banyak kasus yang mendapatkan golongan dan jenis obat tertentu
n = jumlah seluruh kasus
g. Evaluasi pengobatan dilakukan dengan mengidentifikasi kasus DRP yang
aktual maupun potensial terjadi dengan melihat pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium serta pengobatan yang telah dilakukan. Setelah
teridentifikasi kemudian
diberi
rekomendasi yang tepat. Identifikasi
kasus DRP disajikan dalam bentuk tabel yang berisi keterangan mengenai
subjective, objective, assessment, dan plan (SOAP).
h. Hasil terapi (outcome) merupakan keadaan pasien saat keluar dan lamanya
tinggal pasien. Perhitungan prosentase hasil terapi adalah sebagai berikut.
% =
x
x 100%
n
x = banyak kasus dengan keadaan pulang atau lamanya tinggal tertentu
n = jumlah seluruh kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai evaluasi pengobatan diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta dilakukan dengan menelusuri data masuk pasien rawat inap yang
didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus/gangren pada periode Juli-Desember
2005. Jumlah kasus pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren pada tahun
2005 sebanyak 89 kasus. Pada penelitian ini dibatasi kasus DM dengan
komplikasi ulkus/gangren pada periode Juli-Desember 2005, yaitu sebanyak 34
kasus. Namun demikian, jumlah kasus yang ditemukan dari catatan rekam medis
sebanyak 24 sehingga jumlah inilah yang dijadikan sebagai populasi. Rekam
medis yang ditemukan hanya 24 kasus karena 4 pasien telah meninggal sehingga
rekam medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk
rumah sakit) sedang digunakan untuk keperluan lain.
A. Gambaran Umum Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005
Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian obat. Faktor-faktor
tersebut antara lain usia, jenis kelamin, beratnya penyakit dan daya tahan pasien.
Pada penelitian ini gambaran umum pasien disajikan menjadi 4 bagian yang
meliputi jenis kelamin pasien, usia pasien, tingkat keparahan ulkus/gangren dan
keadaan penyakit, yaitu ada tidaknya komplikasi lain dan penyakit penyerta.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1. Distribusi jenis kelamin pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Berdasarkan kelompok jenis kelamin, distribusi pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005 dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Distribusi Jenis Kelamin pasien
DM Komplikasi Ulkus/Gangren
29%
71%
Pria
Wanita
Gambar 2. Distribusi jenis kelamin pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Dari gambar di atas diketahui bahwa jumlah pasien wanita lebih banyak
daripada jumlah pasien pria. Prosentase jumlah pasien wanita sebesar 71%
sedangkan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Dalam Diabetic Foot
Disorders - A Clinical Practice Guideline (Frykberg et al, 2000) disebutkan
bahwa resiko laki-laki mengalami diabetic foot ulcer lebih tinggi. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian ini yang dapat dimungkinkan karena wanita lebih
memperhatikan kesehatan dibanding pria sehingga jumlah pasien wanita yang
menjalani perawatan di rumah sakit lebih banyak. Di samping itu diketahui bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di
RS Bethesda Yogyakarta pada tahun 2005 sebagian besar adalah wanita. Pasien
yang berjenis kelamin wanita adalah 51 pasien dan yang berjenis kelamin pria
sejumlah 38 pasien.
2. Distribusi usia pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren
di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember
2005
Pemberian obat pada pasien harus memperhatikan keadaan khusus
seperti halnya usia. Adanya perbedaan usia menjadi kriteria pemilihan jenis obat,
dosis obat, bentuk sediaan obat, cara pemberian obat, dan jumlah obat. Sebagai
contoh, pada pasien lanjut usia diperhitungkan jumlah obat dan dosisnya karena
fungsi faal tubuh pasien telah mengalami penurunan.
Distribusi Kelompok Usia pasien DM
Komplikasi Ulkus/Gangren
29%
13%
58%
>25 - ≤45 tahun
>45 - ≤65 tahun
> 65 tahun
Gambar 3. Distribusi kelompok usia pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Gambar 3 di atas menggambarkan distribusi pengelompokan usia pasien.
Pendistribusian usia berfungsi untuk
mengetahui jumlah pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Juli-Desember 2005 sehingga dapat dibandingkan dengan teori. Pendistribusian
usia pada kasus ini dibagi dalam 3 kelompok usia, yaitu pasien dengan usia >25≤45 tahun, >45-≤65 tahun dan >65 tahun. Pembagian kelompok ini berdasarkan
pembagian kelompok usia di RS Bethesda Yogyakarta. Berdasarkan data yang
diperoleh dari rekam medis, kelompok usia pasien DM dengan komplikasi ulkus
adalah >45-≤65 tahun, yaitu sebesar 58% dari 24 kasus yang ada dilanjutkan
kelompok usia >25-≤45 tahun sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar
13%.
3. Distribusi tingkat keparahan ulkus/gangren pada pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Diagnosis yang tepat mengenai tingkat keparahan ulkus diabetik sangat
menentukan langkah penatalaksanaan, termasuk pengobatan yang akan diberikan.
Tingkat keparahan tersebut meliputi ulkus, abses, selulitis, osteomielitis dan
gangren. Keadaan masing-masing ulkus diabetik tersebut diikuti dengan infeksi
yang juga memiliki tingkat keparahan (ringan, sedang atau berat).
Pada penelitian ini telah diketahui tingkat keparahan ulkus/gangren
berdasarkan penilaian luka saat masuk dan pemeriksaan saat di rawat inap.
Penilaian luka dilihat dari kenampakan, tempat dan ukuran dari ulkus serta
kedalaman ulkus (Anonim, 2007). Pada gambar 3 ditunjukkan distribusi tingkat
keparahan ulkus/gangren pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren
Dari gambar 4 ditunjukkan bahwa semua pasien yang menjalani rawat
inap di rumah sakit telah mengalami ulkus/gangren bahkan ada yang telah
berkembang menjadi selulitis. Sebesar 46% pasien mengalami ulkus, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kerusakan lokal atau ekskavasi permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan
oleh terkupasnya jaringan nekrotik radang dan 42% pasien mengalami gangren,
yaitu kematian jaringan yang umumnya diikuti kehilangan nutrisi, invasi bakteri
dan pembusukan. Pasien DM dengan komplikasi ulkus yang telah berkembang
menjadi selulitis sebesar 4% dan 8% pasien mengalami abses. Selulitis merupakan
infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit jaringan di bawah kulit sedangkan
abses merupakan penimbunan nanah.
Distribusi Tingkat Keparahan pada Pasien DM
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
8%
4%
46%
42%
Ulkus
Gangren
Ulkus + abses
Ulkus + selulitis
Gambar 4. Distribusi tingkat keparahan pada pasien DM
dengan komplikasi ulkus/gangren
Keadaan penyakit tersebut berkaitan dengan tingkat keparahan infeksi.
Infeksi yang dialami pasien dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium, tanda klinis dan pemeriksaan kultur. Pada penelitian ini
ditunjukkan bahwa semua pasien mengalami infeksi namun tidak dapat dilihat
tingkat keparahannya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang ada (Lampiran
2), semua pasien mengalami peningkatan leukosit yang menunjukkan bahwa
pasien mengalami infeksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Diabetes melitus seringkali timbul secara perlahan dan gejalanya tidak
tampak sehingga penderita kurang menyadari adanya perubahan seperti minum
lebih banyak, sering buang air kecil, dan berat badan menurun. Apabila DM tidak
ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi pada berbagai organ tubuh
penderita (Priyanto, 2006). Komplikasi DM dalam penelitian ini adalah
ulkus/gangren, yaitu kerusakan permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan
oleh radang dan dapat menimbulkan kematian jaringan yang diikuti invasi bakteri
dan pembusukan.
Berdasarkan data rekam medis pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren, didapatkan beberapa pasien memiliki penyakit penyerta maupun
komplikasi DM yang lain. Penyakit penyerta merupakan penyakit lain yang tidak
ada kaitannya dengan penyakit DM yang diderita oleh pasien tersebut. Timbulnya
penyakit penyerta bukan disebabkan oleh DM. Hal ini berbeda halnya dengan
komplikasi, di mana terjadinya komplikasi disebabkan penyakit DM itu sendiri.
Adanya penyakit penyerta maupun komplikasi DM yang lain menyebabkan
diperlukannya obat lain selain pengobatan DM ulkus/gangren. Penggunaan obat
pada kasus DM ulkus/gangren akan dibahas pada bagian selanjutnya. Macammacam komplikasi lain dan penyakit penyerta saat masuk pada pasien DM dengan
komplikasi DM ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005 dapat dilihat pada tabel IX berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel IX. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Diagnosis
Komplikasi
Penyakit
penyerta
Hipertensi
Hipoglikemia
Skizofrenia + Keracunan
bahan organik
Tidak ada/tidak diketahui
Jumlah Kasus
(n = 24)
2
1
Prosentase
(%)
8,33
4,16
1
4,16
20
83,33
Komplikasi lain yang terjadi adalah hipertensi sebesar 8,33% dan
hipoglikemia sebesar 4,16% dari 24 pasien. Dalam jangka waktu yang lama pada
penderita DM dapat terjadi kelainan pada pembuluh darah halus di ginjal serta
terjadi penahanan air dan garam di ginjal sehingga menyebabkan terjadinya
hipertensi. Hipoglikemia merupakan keadaan kadar glukosa dalam darah sangat
rendah yang terjadi ketika kadar gula darah dan jumlah insulin tidak seimbang.
B. Gambaran Umum Pola Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
1. Kelas terapi obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Tujuan terapi bagi penderita DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang
terutama adalah pengendalian kadar glukosa darah, menutup ulkus, mengurangi
tekanan pada kaki, penyembuhan infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007).
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan strategi terapi, baik non farmakologis
maupun farmakologis. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pengobatan atau terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien selama di
rawat inap, sehingga gambaran yang diberikan adalah pola pengobatannya.
Tabel X di bawah ini menunjukkan distribusi kelas terapi obat yang
digunakan dalam penatalaksanaan DM dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
berdasarkan IONI.
Tabel X. Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005
No.
Kelas Terapi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Antidiabetika
Antibiotika
Analgesik
Obat sistem saluran cerna
Obat penyakit otot skelet dan sendi
Obat sistem saraf pusat
Obat yang mempengaruhi gizi dan darah
Obat Sistem Kardiovaskuler
9. Obat Sistem Pernafasan
Jumlah Kasus
(n = 24)
Prosentase
(%)
22
24
21
10
12
5
20
3
1
91,66
100,00
87,50
41,67
50,00
20,83
83,33
12,50
4,16
2. Golongan dan jenis obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
a. Antibiotika
Semua pasien DM komplikasi ulkus/gangren diberi antibiotika.
Antibiotika yang digunakan sebanyak 6 golongan, seperti yang dapat dilihat
pada tabel XI. Tujuan penggunaan antibiotika ini sebagai terapi antiinfeksi
bagi pasien DM komplikasi ulkus/gangren, profilaksis pembedahan dan
kombinasi dengan antibiotika lain untuk meningkatkan efek. Semua kasus
pasien DM komplikasi ulkus/gangren mengalami infeksi akibat lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
gula darah yang subur untuk berkembangnya bakteri patogen. Pada
lingkungan tersebut suplai oksigen sangat kurang akibat penyempitan dan
penyumbatan pembuluh darah sehingga bakteri tumbuh subur, terutama
bakteri anaerob (Misnadiarly, 2001).
Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada pasien
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat
inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No.
Golongan
1. Sefalosporin
2. Aminoglikosida
3. Kuinolon
4. Makrolid
5. Penisilin
6. Antibiotika lain
Jenis Obat
seftazidim
seftriakson
sefazolin
sefpodiksim
sefepim
sefotiam
moksifloksasin
cefditoren pivoxil
sefotaxim
gentamicin
amikasin
levofloksasin
siprofloksasin
ofloksasin
klaritromisin
klindamisin
sultamisilinatobilat
sulbenisilin
amoksisilin
metronidazol
teicoplanin
thiamfenikol
Jumlah Kasus
(n = 24)
4
8
2
1
1
4
5
1
1
4
2
4
5
3
3
1
7
2
1
12
1
1
Prosentase
(%)
16,67
33,33
8,33
4,16
4,16
16,67
20,83
4,16
4,16
16,67
8,33
16,67
20,83
12,50
12,50
4,16
29,16
8,33
4,16
50,00
4,16
4,16
Berdasarkan tabel XI terlihat bahwa antibiotika yang banyak
digunakan adalah golongan sefalosporin yaitu seftriakson sebanyak 33,33%
dan golongan antibiotika lain (antiprotozoa) yaitu metronidazol sebanyak
50%. Sefalosporin merupakan antibiotika bakterisid beta laktam yang bekerja
menghambat sintesis dinding sel mikroba. Sefalosporin memiliki spektrum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kerja luas yang meliputi banyak kuman Gram negatif termasuk Eschericia
coli, Klebsiella, Proteus bahkan kuman “sulit” pseudomonas (Ganiswara,
1995). Seftriakson adalah antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga
yang aktif terhadap bakteri gram negatif. Metronidazol merupakan anti
protozoa sekaligus anti bakteri terhadap bakteri anaerob batang gram negatif
yang umumnya memang tumbuh pada ulkus/gangren.
Pemilihan antibiotika yang pasti harus sesuai dengan jenis bakteri
penginfeksi
yang
diketahui
dari
pemeriksaan
kultur
dan
harus
mempertimbangkan uji sensitivitas. Pada penelitian ini, sebanyak 13 pasien
menjalani pemeriksaan kultur sehingga tidak semua kasus diketahui agen
penginfeksinya.
Pemilihan
antibiotika
yang
tidak
diketahui
agen
penginfeksinya adalah secara empiris, yaitu berdasarkan bakteri yang biasa
terdapat di daerah terinfeksi.
Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap pengobatan yang
diberikan. Oleh karena itu diperlukan gambaran kesesuaian pemberian
antibiotika
baik secara empiris maupun berdasarkan bakteri patogen
dibandingkan dengan guideline.
Tabel XII menunjukkan kesesuaian
pemberian antibiotika secara empiris dengan antibiotika yang dianjurkan oleh
Infectious Disease Society of America dalam Guideline of Diabetic Foot
Infection (Lipsky, et al., 2004) sedangkan pada tabel XIII ditunjukkan agen
penginfeksi dari masing-masing pasien yang menjalani pemeriksaan kultur
beserta antibiotika yang diberikan dan dibandingkan dengan pemilihan
antibiotika berdasarkan bakteri penginfeksi oleh Nuermberger (2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel XII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika secara empiris pada
pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode JuliDesember 2005
Antibiotika
yang
dianjurkan*
Pasien
Antibiotika yang diberikan
1 (+)
• seftazidim 2 x 500 mg P.O + klindamisin 2 x 150 mg P.O (5
hari) dilanjutkan
• levofloksasin 1 500 mg P.O (3 hari)
• sultamisilinatobilat 2 x 500 mg P.O + metronidazol 3 x 500 mg
P.O (3 hari)
• metronidazol 3 x 500 mg P.O + sefazolin 2 x 500 mg I.V
(5 hari)
• seftriaxone 1 x 1g I.V (1 hari)
• dibekasin 2 x 500 mg I.V (2 hari)
• seftriakson 2 x 1 gr I.V + metronidazole 3 x 500 mg P.O (2 hari)
• gentamisin 2 x 80 mg P.O (7 hari)
• sefotiam 2 x 200 mg P.O (7 hari)
• seftazidim 2 x 2 g I.V + moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (2 hari)
dilanjutkan
• seftazidim 2 x 2 g I.V (3 hari)
• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (3 hari)
• levofloksasin 1 x 1g I.V + metronidazole 2 x 1g I.V (4 hari)
dilanjutkan
• teicoplanin 1 x 400 mg P.O (5 hari) kemudian
• thiamfenikol 1 x 500 mg + klaritromisin 1 x 1g I.V (10 hari)
• siprofloksasin 3 x 500 mg P.O (1 hari)
• siprofloksasin 1 x 500 mg P.O + klaritromisin 1 x 500 mg P.O
(10 hari) dilanjutkan
• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (10 hari) kemudian
• levofloksasin 1 x 100 mg I.V (5 hari)
2 (-)
3 (-)
5 (-)
10 (+)
12 (-)
13 (-)
14 (+)
15 (+)
16 (+)
19 (+)
• amoxicilin +
•
•
•
•
clavulanat
levofloksasin
ampicilin +
sulbactam
levofloksasin /
siprofloksasin
dengan
klindamisin
vancomisin
dan ceftazidim
(dengan/ tanpa
metronidazol)
• sultamisilinmatobilat 3 x 1 g I.V + seftriakson 2 x 1 g I.V (3
hari)
(+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan
berspektrum luas atau seperti yang dianjurkan oleh Infectious Disease Society of America. *jenis
antibiotika dalam satu golongan dapat saling menggantikan
24 (-)
Tabel XIII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika berdasarkan hasil
pemeriksaan kultur pus gangren pada pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Pasien
4 (-)
Bakteri
penginfeksi
Staphylococcus
aureus
Antibiotika yang diberikan
• sefotiam 4 x 1g I.V (7 hari)
Antibiotika
berdasarkan bakteri
penginfeksi*
• vancomicin /
florokuinolon +
rifampin
• klindamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lanjutan Tabel XIII
6 (-)
Staphylococcus
epidermidis
• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (6
hari)
7 (-)
Proteus
vulgaris +
Enterobacter
tidak diberikan antibiotik
8 (-)
Enterobacter
• gentamisin 3 x 500 mg P.O (8 hari)
(resisten)
9 (-)
Staphylococcus
epidermidis
11 (-)
Staphylococcus
aureus
17 (+)
Klebsiella sp.
18 (-)
Staphylococcus
aureus
20 (+)
Pseudomonas
sp.
21 (-)
MRSA +
Enterobacter
22 (+)
Enterobacter
• sultamisilinatobilat 2 x 1,5 g I.V (1
hari) dilanjutkan
• sultamisilinatobilat 2 x 1,5 g I.V +
siprofloksasin 2 x 500 mg P.O +
seftriakson 2 x 1 g I.V (4 hari)
kemudian
• siprofloksasin 2 x 500 mg P.O (4 hari)
• metronidazol 3 x 500 mg P.O +
seftazidim 2 x 1 g I.V (resisten) +
ofloksasin 3 x 400 mg (4 hari)
• ofloksasin 3 x 400 mg
(3 hari)
• amikasin 2 x 500 mg P.O +
seftriakson 2 x 1 g I.V (4 hari)
kemudian
• amikasin 2 x 500 mg P.O +
seftriakson 2 x 1 g I.V +
siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (4 hari)
• metronidazol 2 x 100 mg P.O +
sefepim 2 x 500 mg +
siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (3hari)
• siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (6 hari)
• sefpodiksim 1 x 200 mg P.O +
sultamisilinotobilat 2 x 100 g P.O
(6 hari)
• metronidazol 3 x 500 mg I.V +
moksifloksasin 1 x 400 mg I.V (4hari)
• moksifloksasin 1 x 400 mg I.V (2
hari)
• seftriakson 2 x 1 g I.V + gentamisin
2 x 120 mg P.O (1 hari) dilanjutkan
• metronidazole 3 x 500 mg P.O +
Seftriakson 2 x 1 g I.V (1 hari)
kemudian
• seftriakson 2 x 1 g I.V (2 hari)
• ofloksasin 2 x 400 mg P.O (2 hari)
dilanjutkan
• ofloksasin 2 x 400 mg P.O +
cefditoren pivoxil 3 x 400 mg (2 hari)
• vancomicin /
florokuinolon +
rifampin
• klindamisin
• sefalosporin gen III
• florokuinolon
• ampisilin
• beta laktam
• sefalosporin gen III
florokuinolon
• ampisilin
• beta laktam
• vancomicin /
florokuinolon +
rifampin
• klindamisin
• vancomicin /
florokuinolon +
rifampin
• klindamisin
• beta laktam
• carbapenem
• siprofloksasin +
klindamisin
• sefalosporin gen iii
+ metronidazol
• vancomicin/florokui
nolon + rifampin,
klindamisin
• Sefalosporin /
penisilin +
aminoglikosida /
siprofloksasin
• nafsilin
• ofloksasin
• sefalosporin gen I
• klindamisin
• beta laktam
• vancomicin
• sefalosporin gen III
• florokuinolon
• ampisilin
• beta laktam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lanjutan Tabel XIII
• vancomicin /
florokuinolon +
rifampin
• klindamisin
(+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan
sesuai dengan bakteri penginfeksinya. *jenis antibiotika dalam satu golongan dapat saling
menggantikan
23 (-)
Staphylococcus
epidermidis +
Enterococcus
• sefazolin 1 x 1 g I.V (3 hari)
kemudian
• sefotiam 2 x 1 g I.V (1 hari)
Pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani
perawatan di rumah sakit mengalami infeksi sedang hingga parah. Terapi awal
biasanya secara empiris dan didasarkan pada tingkat keparahan infeksi.
Infeksi sedang serta infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan
antibiotika berspektrum luas. Sebelas dari 24 pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di RS Bethesda periode JuliDesember 2005 diberikan antibiotika secara empiris. Namun demikian
terdapat 8 pasien yang mendapatkan antibiotika bukan spektrum luas dan tidak
sesuai anjuran guideline.
Kesesuaian pemilihan antibiotik dengan bakteri penginfeksi dan hasil
uji sensitivitas sangat penting. Apabila pemilihan antibiotika sesuai maka
efektivitas kerja obat lebih optimal, menurunkan kemungkinan resistensi dan
tidak menimbulkan kerugian dalam hal finansial. Pada penelitian ini, pasien
yang menjalani pemeriksaan kultur tidak semuanya mendapatkan antibiotika
yang sesuai dengan bakteri penginfeksinya. Sembilan pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005 mendapatkan antibiotika yang tidak sesuai
dengan bakteri penginfeksinya. Di samping itu, diketahui 2 pasien
mendapatkan antibiotika yang sudah resisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Antidiabetik
Terapi farmakologis guna mengontrol kadar glukosa darah adalah
dengan pemberian antidiabetik, baik insulin maupun antidiabetika oral. Insulin
merupakan terapi standar pada DM tipe I dan DM tipe II yang mengalami
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki
kontraindikasi atau alergi terhadap obat antidiabetika oral serta penderita DM
dengan keadaan stress berat seperti infeksi berat atau tindakan pembedahan
dan mendapat nutrisi parenteral (Priyanto, 2006).
Tabel XIV. Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada pasien
Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi
rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No.
Golongan
1. Insulin
Sub Golongan
Jenis Obat
Insulin kerja singkat Crystal Zinc
Insulin
Insulin kerja menengah Netral
Protamine
Hagedorn
2. α- glucosidase
inhibitor
3. Biguanid
4. Pemicu sekresi Glinid
insulin
Thiazolidindion
Sulfonilurea
Jumlah
Prosentase
Kasus
(%)
(n = 24)
12
50,00
5
20,83
acarbose
7
29,16
metformin
glimepirid
repraglinid
rosiglitazon
glikasid
4
7
1
1
2
8,33
16,67
4,16
4,16
8,33
Pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren, di mana sebagian
besar mengalami infeksi berat dan pembedahan atau amputasi memperlukan
terapi insulin karena keperluan insulin meningkat. Hal ini ditunjukkan bahwa
70,83% dari pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat
inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
insulin seperti yang ditunjukkan pada tabel XIV. Sebanyak 50% pasien
menggunakan insulin kerja singkat dan 20,83% menggunakan insulin kerja
menengah. Insulin kerja singkat memiliki masa kerja 8 jam. Insulin kerja
menengah memiliki masa kerja 12-24 jam. Pada penelitian ini insulin
diberikan sendiri maupun kombinasi dengan antidiabetika oral.
Antidiabetika oral yang diberikan pada pasien pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005 adalah golongan α- glucosidase inhibitor,
biguanid, dan pemicu sekresi insulin. Antidiabetik oral yang paling banyak
digunakan adalah acarbose sebanyak 29,16% dan glimepirid sebanyak
16,67%. Acarbose merupakan golongan α-glucosidase inhibitor. Obat ini
bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α-glucosidase di dalam
saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan mampu
menurunkan hiperglikemia postpandrial (Priyanto, 2006). Glimepirid
merupakan antidiabetika oral yang bekerja langsung terhadap organ sasaran
dengan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan dan menghambat
glukoneogenesis.
c. Analgesik
Pada pasien DM dengan komplikasi ulkus memerlukan analgesik
untuk mengatasi nyeri yang dialami. Analgesik non opioid yang umum
digunakan adalah ketorolak (41,66%) dan parasetamol (37,5%). Penggunaan
analgesik non opioid ini adalah untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi sistem saraf pusat, bekerja dengan cara menghalangi
terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri di saraf perifer. Di samping itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
juga dapat berdaya antipiretik. Oleh karena itu, pada pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren, parasetamol juga digunakan untuk mengatasi
demam namun tidak mengatasi inflamasi kecuali dikombinasi dengan kodein
(Tjay dan Raharja, 2002).
Analgesik opioid atau narkotik bekerja dengan memblokade pusat
nyeri di sistem saraf pusat. Analgesik opioid yang digunakan sebanyak 4,16%
kasus yaitu tramadol. Tramadol merupakan analgesik opioid lemah yang
memiliki indikasi untuk nyeri akut sampai kronis, nyeri pasca operasi dan
nyeri neuropati di mana pada pasien DM dengan komplikasi ulkus sering
menjalani pembedahan dan menderita neuropati (Anonim, 2006).
Tabel XV menunjukkan golongan dan jenis analgesik yang
digunakan oleh pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi
rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.
Tabel XV. Golongan dan jenis obat Analgesik yang diberikan pada pasien
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat
inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No.
Golongan
1. Analgesik
non opioid
2.
Analgesik
opioid
Jenis Obat
ketorolak
metamizol
parasetamol
tinoridin
asetosal
metampiron + diazepam
Jumlah Kasus
(n = 24)
10
2
9
4
3
1
Prosentase
(%)
41,66
8,33
37,50
16,67
12,50
4,16
1
4,16
tramadol HCl
d. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah
Obat yang mempengaruhi gizi dan darah atau vitamin dan mineral
diberikan
pada
sebanyak
83,33%
pasien
DM
dengan
komplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta. Obat gizi dan
darah yang diberikan terdiri dari 3 golongan, yaitu cairan dan elektrolit,
vitamin serta obat antianemia defisiensi besi. Jumlah yang digunakan untuk
masing-masing golongan tersebut ditunjukkan pada tabel XVI.
Tabel XVI. Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada pasien
Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi
rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No.
Golongan
1. Cairan dan
elektrolit
Sub Golongan
Jenis Obat
glukosa
maltosa
ringer lactat/asetat
natrium asetat
natrium klorida
kalsium
Pengganti plasma
plasbumin
dan albumin
2. Vitamin
Vitamin B/
Vitamin B
dengan vitamin C kombinasi
Vitamin C +
vitamin B complex
Multivitamin/
vitamin C, seng
dengan mineral sulfat, selenium
3. Antianemia
Fe(OH)3 sucrose
Feroglukonat
defisiensi besi
complex
Jumlah
Kasus
(n = 24)
Prosentase
(%)
3
5
19
2
10
1
12,50
20,83
79,16
8,33
41,66
4,16
1
4,16
3
12,50
4
16,67
2
8,33
1
4,16
Pemberian cairan dan elektrolit dimaksudkan untuk rehidrasi sebagai
pemenuhan keperluan normal akan cairan dan elektrolit pada pasien.
Pemberian NaCl, glukosa, maltosa serta NaCl kombinasi adalah sebagai
pengganti cairan dan elektrolit serta pemasukan energi. Pengganti plasma dan
albumin diberikan karena mengandung protein dan
elektrolit sehingga
diberikan untuk menambah volume plasma yang rendah pada pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Selain cairan dan elektrolit, diberikan pula sediaan antianemia
defisiensi besi dan vitamin. Anemia terjadi karena pasien kekurangan zat besi.
Vitamin yang diberikan adalah multivitamin, yaitu gabungan vitamin B1, B6
dan B12 untuk mengatasi gangguan saraf pada DM dengan komplikasi ulkus
ini serta gabungan dari berbagai vitamin seperti vitamin C, vitamin B
complex, vitamin E, β-karoten, seng sulfat dan selenium sebagai suplemen.
e. Obat Penyakit Otot Skelet dan Sendi
Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi yang digunakan adalah
adalah golongan obat reumatik dan gout. Obat antiinflamasi non steroid
(AINS) digunakan untuk gangguan otot skelet, nyeri, dan radang pada
penyakit reumatik. Obat anti inflamasi nonsteroid dalam dosis tunggal
mempunyai aktivitas analgesik yang setara dengan parasetamol dan
memberikan efek analgesik yang tahan lama (Anonim, 2000). Pasien DM
dengan komplikasi ulkus/gangren mengalami inflamasi dan nyeri neuropati
sehingga AINS yang diberikan dapat dikombinasi dengan analgesik lain (Tjay
dan Raharja, 2002).
Obat AINS yang banyak digunakan adalah natrium diklofenak (25%)
yang memiliki indikasi untuk nyeri akut dan kronik. Natrium diklofenak
bekerja menghambat pembentukan prostaglandin dengan mewmblokade
enzim cyclooxygenase (COX-2) sehingga peradangan tidak terjadi. Obat ini
memiliki kontraindikasi dengan tukak lambung atau usus halus karena
kerjanya kurang selektif. Natrium diklofenak juga memblokade enzim COX-1
sehingga daya perlindungan terhadap mukosa lambung menurun (Anonim,
2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Obat antigout yang digunakan adalah alopurinol (4,16%) untuk
pengendalian keadaan yang berhubungan dengan kelebihan garam urat serta
pengobatan dan pencegahan batu ginjal Ca pada penderita yang kadar asam
urat dalam serum dan urin meningkat (Anonim, 2006). Alopurinol bekerja
secara kompetitif menggantikan purin sehingga purin tidak dirombak oleh
ksantin oksidase menjadi asam urat (Tjay dan Raharja, 2002). Pada penelitian
ini digunakan oleh pasien yang memiliki kadar asam urat tinggi.
Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi ditunjukkan
pada tabel XVII.
Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi yang
diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005
Sub
Jenis Obat
Golongan
1. Obat reumatik AINS
Natrium
dan gout
diklofenak
Ketoprofen
Celecoxib
Antigout
Alopurinol
No.
Golongan
Jumlah Kasus
(n = 24)
Prosentase
(%)
6
25,00
4
1
1
16,67
4,16
4,16
f. Obat Sistem Saluran Cerna
Obat sistem saluran cerna yang paling banyak digunakan untuk
mencegah perkembangan tukak lambung yang dialami pasien DM dengan
komplikasi ulkus yang sekresi asam lambungnya meningkat ataupun
disebabkan obat AINS. Obat sistem saluran cerna yang paling banyak
digunakan adalah golongan antitukak sub golongan antagonis H2 yaitu
ranitidin dan sub golongan penghambat pompa proton yaitu omeprazole.
Masing-masing penggunaan obat tersebut adalah sebanyak 8,33%. Ranitidin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dan omeprazole bekerja simptomatis saja, yaitu menurunkan keasaman
lambung dengan menghambat sekresi lambung.
Obat-obat tersebut memiliki efek yang sama namun mekanisme
aksinya berbeda. Antagonis H2 bekerja secara kompetitif dengan menduduki
reseptor histamin H2 secara selektif pada sel parietal di mukosa lambung
sehingga produksi asam menurun. Penghambat pompa proton bekerja dengan
menghambat enzim H+/K+ ATPase atau pompa proton dalam sel-sel parietal
sehingga sekresi asam lambung (Anonim, 2007c).
Kelas terapi obat sistem saluran cerna yang digunakan pada pasien
sebanyak 62,5 % yang terdiri dari berbagai golongan dan jenis obat seperti
ditunjukkan oleh tabel XVIII.
Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode JuliDesember 2005
No.
Golongan
1. Antitukak
Sub Golongan
Antagonis H2
Khelator dan
senyawa
kompleks
Penghambat
pompa proton
Antasida
Jenis Obat
ranitidin
Jumlah Kasus Prosentase
(n = 24)
(%)
2
8,33
sukralfat
omeprazole
lanzoprazole
aluminium
hidroksida
natrium rebeprazole
2. Enzim
protease, lipase,
amilase
pencernaan
3. Digestan
Lacbon®
Lacbon®
: spora viabel dari Lactobacillus sporogenes
1
4,16
2
1
1
8,33
4,16
4,16
1
4,16
1
4,16
1
4,16
g. Obat Susunan Saraf Pusat
Obat sistem saraf pusat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
antimual dan vertigo. Penggunaan obat ini untuk mengatasi mual dan muntah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang sering terjadi pada penderita DM karena asam lambung meningkat
maupun efek samping obat lain. Peningkatan sekresi asam lambung yang
dialami pasien DM dengan komplikasi ulkus karena selalu mendapatkan
nutrisi parenteral dan menjalani puasa baik untuk pemeriksaan kadar glukosa
puasa maupun puasa sebelum melakukan pembedahan serta penggunaan
antibiotika yang menimbulkan efek samping mual dan muntah. Dari tabel
dapat dilihat bahwa obat antimual yang banyak digunakan adalah domperidon
yaitu sebanyak 16,67%. metoklopramid yang bekerja di sentral dan perifer
juga digunakan untuk pencegahan mual dan muntah pasca operasi dengan
dosis 10 mg. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat ditunjukkan dalam
tabel XIX di bawah ini.
Tabel XIX. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode JuliDesember 2005
No.
1.
2.
Golongan
Antipsikotik
Antimual dan vertigo
Jenis Obat
haloperidol
domperidon
metoklopramid
ondansetron
Jumlah Kasus
(n = 24)
1
4
1
1
Prosentase
(%)
4,16
16,67
4,16
4,16
h. Obat Sistem Kardiovaskuler
Obat sistem kardiovaskuler yang banyak digunakan pada kasus ini
adalah antiplatelet yaitu sebesar 41,66% dan selanjutnya vasodilator perifer
sebesar 20,83%. Antiplatelet yang digunakan adalah cilostazol (41,66%).
Fungsi penggunaannya adalah untuk menghilangkan gejala iskemik seperti
ulkus, rasa nyeri dan dingin yang berhubungan dengan oklusi arteri kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(Anonim, 2006). Cilostazol menangani iskemik dengan menurunkan agregasi
platelet dan menghambat pembentukan trombus.
Tabel XX di bawah ini menunjukkan golongan dan jenis obat sistem
kardiovaskuler yang digunakan.
Tabel XX. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember
2005
No.
Golongan
Sub Golongan
Jenis Obat
1. Anti platelet
cilostazol
asetosal
2. Hemostatik dan
asam
fibrinolitik
traneksamat
4. Vasodilator
pentoksifilin
perifer
klopidrogel
5. Anti hipertensi Diuretika tiazid hidroklortiazid
ACE inhibitor kaptopril
ramipril
Jumlah Kasus Prosentase
(n = 24)
(%)
10
41,66
1
4,16
2
8,33
4
1
1
2
1
16,67
4,16
4,16
8,33
4,16
Obat golongan vasodilator yang digunakan adalah golongan
vasodilator perifer. Obat ini digunakan karena kurangnya pasokan darah arteri
di perifer yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah perifer pada
pasien DM ulkus/gangren (Misnadiarly, 2001). Pemberian obat ini
dimaksudkan untuk mempercepat penyembuhan ulkus/gangren. Cara kerja
dari obat ini dengan mendilatasi pembuluh darah sehingga pasok darah lebih
besar pada daerah pembuluh darah yang sulit dicapai karena menyempit atau
tersumbat sehingga pasokan oksigenpun tercukupi (Endah, 1999).
Penghambat enzim konversi angiotensin atau
digunakan
sebagai
antihipertensi
dengan
mengurangi
ACE inhibitor
pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan mengurangi sekresi aldosteron
sehingga terjadi ekskresi natrium, air dan retensi kalium.
i. Obat Sistem Pernafasan
Pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus/gangren yang
dirawat di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 terdapat 1
pasien yang mendapatkan obat sitem pernafasan yaitu antitusif. Obat ini
diberikan karena pasien mengalami batuk kering. Kelas terapi obat sistem
pernafasan ditunjukkan pada tabel XXI berikut ini.
Tabel XXI. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode JuliDesember 2005
No.
Golongan
1. Antitusif
Jenis Obat
Jumlah Kasus
(n = 24)
Prosentase
(%)
1
4,16
codein fosfat
C. Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Periode
Juli-Desember 2005
Evaluasi pengobatan ini difokuskan pada permasalahan yang muncul
dalam penggunaan obat selama di rawat inap dan dirumuskan dalam DRP. Drug
Related Problem ini terdiri dari aktual DRP, yaitu masalah yang sedang terjadi
berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita serta potensial
DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan terapi yang
sedang diberikan pada penderita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari hasil evaluasi DRP didapatkan bahwa 15 kasus mengalami DRP,
yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus
yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah
DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor
1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta
DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor
5, yaitu dosis berlebih (dosage too high) masing-masing sebanyak 1 kasus.
Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu
tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat
yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1 kasus.
Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse
drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau
incomplience) tidak dapat dilihat.
Pembahasan kasus yang di evaluasi berdasarkan DRP dengan metode
SOAP ditunjukkan dalam tabel XXII sampai dengan tabel XXVIII yang
merupakan perwakilan dari semua kasus yang mengalami DRP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel XXII. Evaluasi DRPs kasus I pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–974707, usia 75 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk pusing dan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan
komplikasi gangren pedis dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar DM dan dalam keadaan
teramputasi
Pengobatan :
Obat yang digunakan
Tanggal pengobatan
ƒ Infeksi : Fortum® (ceftazidim) 2 x 500 mg I.V
20-24/12/05
Clindamycin 2 x 150 mg P.O
20-25/12/05
Cravit® (levofloxacin) 1 x 500 mg P.O
25-27/12/05
ƒ Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O
23-27/12/05
ƒ Nyeri : Neurobion®5000 (Vit B19) 2 x 50 mg P.O
22-27/12/05
ƒ DM : Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O
21-27/12/05
ƒ Nutrisi : Cernevit® (vitamin) 1 x 750 mg I.V
20-21/12/05
Asering®(ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V
20,23,25/12/05
Martos® (maltosa) 1 x 500 I.V
23-24/12/05
Pada tanggal menjalani 25/12/05 amputasi kaki kanan
Objectives :
Tanda vital :
20/12/05
Suhu
36ºC
36-37,4 ºC
20-25/12/05
Tekanan darah
130/70-150/100 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
20-22/12/05
Nadi
60 -100 x/menit
60-100 x/menit
20/12/05
Pernafasan
20x/menit
16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 20-24/12/05 :
Parameter
Nilai Normal
Parameter
Nilai Normal
Hb : 10,4g/dL
12,0 – 18,0 g/dL
Glukosa puasa
70-100 mg/dL
Hct : 32,1%
36,0 – 46,0%
21/12/05 : 202 mg/dL
Leukosit : 14,23 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk
Glukosa 2jamPP
70-140 mg/dL
Eritrosit : 3,3 ribu/mmk
4,5-5,9 juta/mmk
21/12/05 : 394 mg/dL
Ureum : 64,2 mg/dL
19,0-43,0 mg/dL
24/12/05 : 265mg/dL
Creatinin : 2,50 mg/dL
0,80-1,50 mg/dL
Glukosa sesaat
70-140 mg/dL
23/12/05 : 98 mg/dL
Assessment :
a. Kadar glukosa darah dikontrol dengan Amaryl® (glimepirid). Pada tanggal 23/12/05 pasien
mengalami penurunan kadar glukosa darah yang tajam, diberikan Martos® (maltosa).
b. Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka
diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (cilostazol) selama 2 hari sebelum dan sesudah amputasi.
c. Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang di tunjukkan dengan kadar ureum dan
creatinin dalam serum tinggi (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan)*
Plan :
a. Monitoring data lab baik hematologi, fungsi ginjal dan kadar glukosa darah. Jika creatinin dan
ureum tetap tinggi perlu perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian ACE inhibitor.
* DRP kasus ini sama dengan DRP kasus 10 dan 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel XXIII. Evaluasi DRPs kasus II pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Subjective :
Pasien dengan No RM : 00–974580, usia 49 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk luka di pergelangan kaki kanan, demam,gelisah,
waham, kaki nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi gangren pedis dextra,
gangguan akibat bahan organik dan skizofrenia. Pasien pulang dalam keadaan belum sembuh,
pulang atas permintaan keluarga (sendiri)
Pengobatan :
Obat yang digunakan
Tanggal pengobatan
ƒ DM : Actrapid® 1 x 12 UI S.C
17/12/05
ƒ Infeksi : Bactecyn HP (sultamicilin) 2 x 500 mg P.O 17-19/12/05
Metronidazole 3 x 500 I.V
18/12/05
Flagyl® (Metronidazole) 3 x 500 I.V
18-19/12/05
ƒ Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O
17-18/12/05
ƒ Skizofrenia : Serenace® (haloperidol) 1 x 1mg P.O
18/12/05
ƒ Nutrisi : Asering® (ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V
17-18/12/05
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal
Parameter
Nilai terukur
Nilai Normal
17/12/05
Suhu
37,9ºC
36-37,4 ºC
18/12/05
39,9˚C
17/12/05
Tekanan darah
160/90 mm/Hg
120-130/
18/12/05
140/90 mm/Hg
80-85 mmHg
17/12/05
Nadi
88 x/menit
60-100 x/menit
18/12/05
116 x/menit
17-18/12/05 Pernafasan
20-22x/menit
16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 18/12/05 :
Parameter
Nilai Normal
Hb : 8,7 g/dL
13,5–17,5g/dL
Hct : 25,9 %
41,0 –53,0%
Leukosit : 29,9 ribu/mmk
4,10-10,9 ribu/mmk
Eritrosit : 2,97 juta/mmk
4,5-5,9 juta/mmk
Netrofil : 88,8%
47,0-80,0%
Limfosit : 6,7%
13,0-40,0%
Assessment :
a. Pasien mengalami infeksi bakterial yang ditunjukkan dengan angka netrofil tinggi. Antibiotika
yang diberikan adalah Bactecyn HP® (sultamicilin) secara peroral selama 3 hari dilanjutkan
dengan metronidazole intravena. Pada tanggal 18/12/05 diberikan metronidazole generik
namun 2 hari berikutnya menggunakan metronidazole paten (Flagyl®).
b. Kontrol glukosa darah dilakukan dengan pemberian insulin kerja singkat 1 x sehari. Interval
pemberian ini kurang karena insulin kerja singkat memberikan efek selama 8 jam. (aktual
DRP : dosis kurang) * dan pasien tidak menjalani pemeriksaan KGD.
Plan:
a. Perlu pemeriksaan kadar glukosa darah sehingga pemilihan antidiabetika sesuai, yaitu cukup
insulin atau perlu antidiabetika oral dengan pemberian dosis dan interval yang tepat.
* DRP kasus ini sama dengan kasus 22 dan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Subjective:
Pasien dengan No RM : 00–972548, usia 74 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
2/11/05 - 10/11/05 dengan keluhan badan lemas dan semua terasa sakit. Pasien didiagnosis
DM dengan komplikasi ulkus dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar adalah DM tipe II dan
luka membaik.
Pengobatan :
Obat yang digunakan
Tanggal pengobatan
ƒ DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C
2-7/11/05
Metrix® (glimepirid) 1 x 1/2
7/11/05
ƒ Nyeri : Remopain® (ketorolak) 2 x 1 g I.V
3/11/05
Neurobion® (multivitamin) 1 x 50 mg P.O
7-10/11/05
ƒ Infeksi : Ceftriaxone 1 x 1g I.V
2/11/05
Dibekasin 2 x 500 mg P.O
8-9/11/05
ƒ Sakit kepala : Lysagor® (pizotifen) 1 x 0,5 mg P.O
6/11/05
Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy.
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal
Parameter
Nilai terukur
Nilai Normal
2-18/11/05
Suhu
36ºC
36-37,4 ºC
2/3/11/05
Tekanan darah
100/60 -130/90 mm/Hg
120-130/80-85 mmHg
2-3/11/05
Nadi
76 -80 x/menit
60-100 x/menit
3/11/05
Pernafasan
14 x/menit
16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium :
Parameter
Hb : 10 g/dL
Hct : 27,8 %
Leukosit
2/11/05:13,57ribu/mmk
7/11/05 :15,6 ribu/mmk
Eritrosit : 3,18 ribu/mmk
Netrofil : 91,9%
Nilai Normal
13,5 – 17,5 g/dL
41,0 – 53,0%
4,10-10,9 ribu/mmk
4,5-5,9 juta/mmk
47,0-80,0%
Parameter
Limfosit : 5,2%
MCV : 87,4 fL
Glukosa puasa
3/11/05 : 198 mg/dL
Glukosa sesaat
2/11/05 : 523mg/dL
3/11/05 : 51mg/dL
5/11/05 : 143 mg/dL
Nilai Normal
13,0-40,0%
92,0-121,0 fL
70-100 mg/dL
70-140 mg/dL
Assessment :
a. Kadar glukosa darah pasien dikontrol dengan insulin kerja singkat selama 5 hari kemudian
dilanjutkan dengan antidiabetika oral Metrix® (glimepirid) (7/11/05)
b. Setelah pembedahan kadar glukosa darah sangat rendah sehingga memerlukan asupan maltosa
sampai kadar glukosa darah mendekati normal (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).
c. Infeksi ditandai dengan angka leukosit dan netrofil yang tinggi. Pemberian antibiotika
(seftriaxone intravena) pada tanggal 2/11/05 dan baru dimulai lagi pada tanggal 8-9/11/05
dengan Dibekasin® (dibekasin sulfat) sehingga angka leukosit terus naik (aktual DRP :
Butuh terapi obat tambahan)
Plan :
a. Monitoring terus kadar glukosa darah dan hematologi
b. Pada tanggal 3/11/05 perlu pemberian maltosa untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan
sebagai tambahan nutrisi setelah pembedahan.
c. Pemberian antibiotika tidak boleh terputus. Selain sebagai kuratif infeksi juga profilaksis
setelah pembedahan. Untuk menentukan antibiotika yang tepat dan sesuai perlu dilakukan
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus VIII pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–461182, usia 61 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
30/10/05 - 7/11/05 dengan keluhan masuk 3 hari mengalami abses, nyeri, bengkak dan mata
berkunang-kunang. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi abses pedis. Diagnosis saat
keluar adalah DM dan luka sembuh.
Pengobatan :
Obat yang digunakan
Tanggal pengobatan
30/10-7/11/05
ƒ Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O
3-7/11/05
ƒ Nyeri : Nonflamin®(tinoridin) 3 x 50 mgP.O
31/10,3,6-7/11/05
ƒ Novalgin® (metamizole) 3 x 500 mg P.O
6-7/11/05
ƒ Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O
31/10-4/11/05
ƒ Mual muntah : Vometa® (domperidon) 3x20mg P.O
30-31/10/05
Vomidex® 2 x 1 gr I.V
30/10-2/11/05
ƒ Infeksi : Kedacillin® (sulbenicilin) 3 x 1gr I.V
3-10/11/05
Gentamerck®(gentamicin) 3 x 80mg P.O
11/11/05
Gentamerck® (gentamicin) 3 x 500mg P.O
1/11/05
ƒ DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C
2-7/11/05
Actrapid® 3 x 16 UI S.C
30/10/05-2/11/05
ƒ Nutrisi : Asering® 500 3 x I.V
Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy dan tanggal 5/11/05 menjalani incisi
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal
Parameter
Nilai terukur
Nilai Normal
30/10/05 - 6/11/05
Suhu
36,9- 39 ºC
36-37,4 ºC
30/10/05
Tekanan darah 160/90 mmHg
120-130/80-85 mmHg
3/11/05
200/110 mm/Hg
5/11/05
180/110 mm/Hg
30/10/05 -6/11/05
Nadi
42 -96 x/menit
60-100 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 30/10/05 :
Parameter
Nilai Normal
Parameter
Nilai Normal
Hb : 11,5 g/dL
12,0-18,0g/dL
4/11/05 : 152 mg/dL
Hct : 33,8 %
36,0 –46,0%
7/11/05 : 121 mg/dL
70-140 mg/dL
Leukosit :13,79 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk
Glukosa sesaat
70-140 mg/dL
Eritrosit : 2,97 juta/mmk
4,5-5,9 juta/mmk
1/11/05 : 271 mg/dL
Netrofil : 89,9%
47,0-80,0%
5/11/05 : 258 mg/dL
Limfosit : 3,87%
13,0-40,0%
Glukosa 2jam PP
MCV : 87,3 fL
92,0-121,0 fL
1/11/05 : 292 mg/dL
MCH : 29,7 pg
31,0-37,0 pg
4/11/05 : 180 mg/dL
Glukosa puasa
70-100 mg/dL
7/11/05 : 197 mg/dL
1/11/05 : 336 mg/dL
Kultur bakteri
Enterobacter
Uji sensitivitas (2/11/05)
(terlampir)
Assessment :
a. Pasien mengalami infeksi di mana angka netrofil dan leukosit tinggi disertai demam.
Antibiotika yang diberikan pada tanggal 30/10-2/11/05 adalah Kedacillin® (sulbenicilin) dan
setelah dilakukan pemeriksaan kultur diganti dengan Gentamerck® (gentamicin) selama 9
hari. Berdasarkan hasil uji sensitivitas, bakteri penginfeksi sudah resisten terhadap gentamicin
(aktual DRP : obat tidak tepat)*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lanjutan tabel XXV
b.
c.
d.
e.
Pasien mengalami demam tinggi sehingga diberikan parasetamol sebagai penurun panas serta
dikombinasi dengan metamizol (Novalgin®) untuk mengatasi nyeri.
Untuk mengatasi nyeri dan inflamasi setelah operasi diberikan Nonflamin® (tinoridin) pada
tanggal 3-7/11/05.
Pasien juga menderita hipertensi di mana pada 3 kali pemeriksaan tekanan darah di atas
normal. Namun keadaan ini tidak mendapatkan penanganan (aktual DRP : Butuh terapi
obat tambahan).
Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka
diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (ciloztasol) selama 2 hari.
Plan :
a. Gentamicin seharusnya tidak diberikan tetapi diberikan antibiotik untuk bakteri gram - yang
masih sensitif, yaitu siprofloksasin 250 – 500 mg peroral 2x sehari selama 7-10 hari.
b. Perlu pemberian antihipertensi seperti ACE inhibitor (captopril 12,5 mg/hari sebagai terapi
awal) sehingga tekanan darah mencapai 130/80.
c. Monitoring terus hematologi, kadar glukosa darah dan tekanan darah.
* DRP kasus ini sama dengan kasus 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/ gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–572722, usia 68 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
4/10/05 - 11/10/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kanan dan kiri, bengkak serta nyeri.
Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus cruris dextra. Diagnosis saat keluar adalah
DM dan sembuh.
Pengobatan :
Tanggal pengobatan
Obat yang digunakan
5-11/10/05
ƒ DM : Diabex® (metformin) 2 x 250 mg P.O
5-11/10/05
Glucobay® (acarbose) 2x 50 mg P.O
5-11/10/05
Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O
8-11/10/05
Avandia® (rosiglitazone) 1x 4 mg P.O
4-8/10/05
ƒ Infeksi : Fortum® (seftazidim) 2 x 2 g I.V
4-5,9-11/10/05
Avelox® (moksifloxacin) 1 x 400 mg P.O
10-11/10/05
ƒ Rehidrasi : Asering® 3 x 500 I.V
5-8/10/05
RL 500 1 x 1 I.V
7-9/10/05
ƒ Hipertensi : Triatec® (ramipril) 1 x 2,5 mg P.O
4-5,7-11/10/05
ƒ Antikoagulan : Pletaal® (cilostazol) 2 x 1 P.O
10-11/10/05
Ascardia® (asetosal) 1 x 80 mg P.O
4-5/10/05
ƒ Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal
Parameter
Nilai terukur
Nilai Normal
4-11/10/05
Suhu
36,4-37,8ºC
36-37,4 ºC
4/10/05
Tekanan
130/90 mm/Hg
120-140/80-90 mmHg
6/10/05
darah
150/90 mm/Hg
7/10/05
130/90 mm/Hg
11/10/05
110/70 mm/Hg
4-11/10/05
Nadi
84-88x/menit
60-100 x/menit
4-11/10/05
Pernafasan
18-24x/menit
16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 4/10/05 :
Parameter
Nilai Normal
Parameter
Nilai Normal
Hb : 11,4 g/dL
12,0-18,0 g/dL
8/10/05 : 116mg/dL
Hct : 33,6%
36,0 –41,0%
10/10/05:149mg/dL
Leukosit :11,89 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk
Glukosa 2jam PP
70-140 mg/dL
Eritrosit 3,66 juta/mmk
4,5-5,9 juta/mmk
5/10/05 : 318mg/dL
Glukosa puasa
70-100 mg/dL
10/10/05:202mg/dL
5/10/05 : 102mg/dL
Glukosa sesaat
70-140 mg/dL
6/10/05 : 103mg/dL
4/10/05 : 195mg/dL
Assessment :
a. Untuk mengontrol kadar glukosa darah, pasien mendapatkan terapi kombinasi 4 antidiabetika
oral sekaligus (potensial DRP : tidak perlu obat).
b. Antibiotika yang diberikan adalah seftazidim) I.V dan moksifloxacin peroral. Pemberian
moksifloksasin hanya 4 hari yaitu 4-5,9-11/10/05 (aktual DRP : dosis kurang)*
c. Pada tanggal 7-9/10/05, tekanan darah pasien sudah normal namun diberikan obat
antihipertensi di mana pasien sudah mendapat obat sistem kardiovaskuler golongan lain
(aktual DRP : tidak perlu obat)
Plan :
a. Pemberian kombinasi OHO cukup 2 jenis saja yaitu metformin dan acarbose.
b. Untuk penggunaan moksifloksasin jangan terputus, tanggal 6-8/10/05 tetap diberikan.
c. Pemberian Triatec® (ramipril) tidak perlu.
*DRP kasus ini sama dengan kasus 6 dan 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–578215, usia 43 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
30/12/05 –31/12/05 dengan keluhan masuk ujung telapak kaki melepuh, bengkak dan nyeri.
Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan
membaik.
Pengobatan :
Obat yang digunakan
Tanggal pengobatan
ƒ DM : Diabex® (metformin) 2 x 500 mg P.O
30-31/12/05
ƒ Profilaksis infeksi: Quidex® (siprofloxacin) 3 x 500 mg P.O
30/12/05
ƒ Rehidrasi : Asering® 500
30-31/12/05
ƒ Nyeri :Remopain®(ketorolak) 3x30mg I.V
30-31/12/05
Pronalges® (ketoprofen) 1 x 50 mg P.O
30-31/12/05
ƒ Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O
30/12/05
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal
Parameter
Nilai terukur
Nilai Normal
30/12/05
Suhu
37ºC
36-37,4 ºC
30/12/05
Tekanan darah
120/80 mm/Hg
120-130/80-85 mmHg
30/12/05
Nadi
80 x/menit
60-100 x/menit
30/12/05
Pernafasan
18 x/menit
16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 30/12/05 :
Parameter
Nilai terukur
Parameter
Nilai Normal
Hct : 38,3%
41,0 –53,0%
MCV : 86,5fL
92,0-121,0 fL
Eritrosit : 4,43 juta/mmk 4,5-5,9 juta/mmk
HDL : 47,8 mg/dL
35-36 mg/dL
Leukosit : 8,1 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk LDL : 93,6 mg/dL
100-159mg/dL
Netrofil : 88,8%
47,0-80,0%
Assessment :
a. Pasien DM mendapatkan Metrix (acarbose) untuk mengontrol kadar glukosa darah namun
tidak dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah.
b. Dari pemeriksaan hematologi dan tanda vital tidak menunjukkan bahwa pasien mengalami
infeksi namun pada tanggal 30/12/05 diberi antibiotik. Walaupun pemberian antibiotik ini
bertujuan sebagai profilaksis namun lama pemberian kurang (aktual DRP : dosis kurang)*.
c. Fungsi metabolit pasien normal, tidak terjadi hiperlipidemia.
Plan :
a. Lakukan pemeriksan kadar glukosa darah
b. Pemberian Quidex® (siprofloxacin) harus diganti dosisnya dan dituntaskan yaitu 500 mg 2x
sehari selama 3 hari.
* DRP kasus ini sama dengan kasus 21,22 dan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs kasus XXIII pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–970427, usia 50 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
11/9/05 –21/9/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kiri, bengkak, nyeri, mata berkunangkunang dan badan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis
saat keluar adalah DM dan luka sembuh.
Pengobatan :
Obat yang digunakan
Tanggal pengobatan
ƒ Infeksi : Flagyl® (metronidazole) 3 x 1 g I.V
11/9/05
Cefasol® (sefazolin) 1 x 1 g I.V
14-16/9/05
Ceradolan® (sefotiam) 2 x 1g I.V
17/9/05
ƒ Nyeri : Cataflam® (natrium diklofenak) 3 x 100 mg P.O
15-16/9/05
Nonflamin® (tinoridin) 3 x 50 mg P.O
11/9/05
Kaltrofen® (ketoprofen) 3 x 50 mg P.O
15-16/9/05
ƒ Nutrisi : Asering® 3 x 300 I.V
12-17/9/05
NaCl 1 x 500 I.V
12,14-15/9/05
RL 1 x 400 I.V
19/9/05
ƒ Anemia : Transfusi darah 2 x 250 I.V
12,14/9/05
Pada tanggal 13/9/05 menjalani incisi dan necrotomy.
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal
Parameter
Nilai terukur
Nilai Normal
11/9/05
Suhu
39˚C
36-37,4 ºC
37ºC
18/9/05
11/9/05
Tekanan darah
130/90 mm/Hg
120-130/80-85 mmHg
11/9/05
Nadi
85 x/menit
60-100 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 11/9/05 :
Parameter
Nilai terukur
Nilai Normal
Hb : 10,7 g/dL
12,0-18,0 g/dL
16/9/05 : 129 mg/dL
Hct : 30%
41,0 – 53,0%
70-140 mg/dL
Glukosa 2jam PP
Leukosit : 26,47 ribu/mmk
4,10-10,9 ribu/mmk
16/9/05 : 136 mg/dL
70-140 mg/dL
Trombosit : 535 ribu/mmk
140-440 ribu/mmk
Glukosa sesaat
Kalsium : 2,45 mmol/L
2,02-2,60 mmol/L
11/9/05 : 165mg/dL
Glukosa puasa
70-100 mg/dL
13/9/05 : 129mg/dL
13/9/05 : 106 mg/dL
14/9/05 : 283mg/dL
Kultur bakteri
Staphylococcus epidermidis, Enterococcus
Uji sensitivitas (14/9/05)
(terlampir)
Assessment :
a. Angka
trombosit pasien tinggi
sehingga dapat
memungkinkan terjadinya
trombus/penggumpalan darah apalagi pasien mendapatkan transfusi darah (potensial DRP :
Butuh terapi obat tambahan)
b. Kadar glukosa darah pasien tidak dikontrol karena normal namun pada tanggal 14/9/05 KGD
naik (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).
c. Angka leukosit pasien rendah (leukopenia) dan telah diberikan antibiotika berdasarkan
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada tanggal 14/9/05. Sebelumnya telah diberikan
metridazol 3 x 1g i.v namun hanya 1 hari dan terputus (aktual DRP : Dosis kurang).
Plan :
a. Pada tanggal 11-14/9/05 diberikan asetosal sebagai antitrombolitik.
b. Monitoring terus kadar glukosa darah. Jika terus meningkat berikan insulin dengan dosis yang
sesuai.
c. Pemberian metronidazol diselesaikan hingga 3 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pada tabel XXIX sampai XXXV berikut ditampilkan ringkasan dari hasil
evaluasi DRPs.
Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan (Need for
additional drug therapy)
Kasus
5
ObatProblem
Kadar glukosa
darah
5
Infeksi
7
Infeksi
8
Hipertensi
10,17
Gangguan
fungsi ginjal
23
Kadar glukosa
darah
23
Trombosit
Assesment
Setelah pembedahan, kadar
glukosa darah berada dibawah
normal sehingga memperlukan
asupan glukosa.
Pemberian antibiotika
(seftriaxone intravena) diputus
dan dimulai lagi 5 hari kemudian
dengan Dibekasin® (dibekasin
sulfat) sehingga angka leukosit
terus naik
Pasien mengalami infeksi
dengan angka leukosit yang
tinggi dan telah diketahui agen
penginfeksinya adalah bekteri
Gram- negatif namun tidak
mendapatkan antibiotika.
Pasien menderita hipertensi
namun tidak mendapat terapi
untuk indikasi ini
Ureum, creatinin dan kalsium
dalam darah tinggi dan albumin
darah rendah kemungkinan
mengalami gangguan ginjal
Pasien tidak mendapatkan
antidiabetika untuk mengontrol
kadar glukosa darah
Kaki kiri pasien bengkak dan
nilai trombositnya tinggi dapat
menyebabkan terjadinya
trombus
Rekomendasi
Berikan maltosa sampai kadar
glukosa darah mendekati
normal.
Pemberian antibiotika tidak
diputus. Setelah pemberian
seftriaxone dapat diberikan
antibiotika berspektrum luas
secara peroral selama 6 hari.
Berikan antibiotika spektrum
luas atau aktivitasnya lebih
dominan terhadap bakteri
Gram- negatif dan masih
sensitif, misalnya siprofloksasin
750 mg peroral selama 7-10
hari.
Perlu pemberian antihipertensi
dan pengaturan pola makan
(diet garam)
Monitoring data lab dan
melakukan urinalisis protein.
Perlu pemberian insulin atau
antidiabetika oral
Perlu pemberian asetosal dosis
rendah (1 x 80 mg)
Tabel XXX. Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug
therapy)
Kasus
6
Obat-Problem
Kadar glukosa
darah
Assesment
Kontrol glukosa darah dengan
insulin kombinasi dengan 3
antidiabetika oral sekaligus
sehingga pasien mengalami
hipoglikemia
Rekomendasi
Kurangi kombinasi
antidiabetika, cukup insulin dan
1 antidabetika yaitu sulfonilurea
generasi kedua (glimepirid)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat (Wrong drug)
Kasus
8,11
Obat-Problem
Infeksi
Assesment
Berdasarkan pemeriksaan
kultur, pasien mendapatkan
antibiotika yang sudah resisten,
yaitu gentamicin.
Rekomendasi
Gentamicin tidak diberikan.
Pemilihan antibiotika harus sesuai
dengan pemeriksaan kultur dan
uji sensitivitasnya, misalnya
siprofloksasin 750 mg peroral
selama 7-10 hari.
Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang (Dosage too low)
Kasus
2
Obat-Problem
Insulin
Assesment
Interval pemberian dosis
insulin kerja singkat hanya 1
kali sehari
6,10,14
Infeksi
Pemberian antibiotika
(moksifloxacin) secara
peroral hanya 2 hari.
22
Infeksi
21,23,
24
Infeksi
Antibiotik (ofloksasin)
peroral yang diberikan hanya
1 hari
Pemberian metronidazole
peroral pada pasien hanya 1
hari.
Untuk mengontrol kadar
glukosa darah diberikan
insulin saja dan KGD tetap
tinggi
Pasien mendapatkan insulin
kerja singkat dengan dosis
rendah sehingga kadar
glukosa darah pasien tetap
tinggi (300 mg/dL).
22
Antidiabetik
24
Insulin
Rekomendasi
Insulin kerja singkat memiliki masa
kerja sampai 8 jam sehingga
pemberiannya ditingkatkan menjadi
3 kali sehari
Untuk pemberian antibiotika
(moksifloxacin) selama 7 hari.
Lakukan pemeriksaan kultur dan uji
sensitivitas untuk menentukan
antibiotika yang tepat.
Pemberian ofloksasin dituntaskan
yaitu 250 mg 2x sehari selama 10
hari.
Lanjutkan pemberian metronidazole
hingga selama 7 hari. (pada kasus 23
selama 3 hari)
Diperlukan peningkatan dosis
insulin atau kombinasi dengan
antidiabetika oral
Tingkatkan dosis insulin yang
sesuai. Untuk kadar glukosa darah
300mg/dL, dosisnya 20 UI
Tabel XXXIII. Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih (Dosage too high)
Kasus
7
Obat-Problem
Insulin
Assesment
Pasien mendapatkan insulin
kerja menengah dengan
interval pemberian 3 kali
sehari dan kombinasi 2 jenis
antidiabetika oral
Rekomendasi
masa kerja insulin kerja menengah
dapat mencapai 15 jam sehingga
penggunan cukup 1 atau 2 kali
pemberian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel XXXIV. Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug
therapy)
Kasus
14
Obat-Problem
Antidiabetik
Assesment
Pasien mendapatkan kombinasi 4
antidiabetika
oral
sekaligus
sehingga memungkinkan terjadinya
hipoglikemi
Rekomendasi
Pemberian antidiabetika oral
cukup 2 jenis saja, yaitu
metformin (meningkatkan
sensitivitas insulin) dan
acarbose (α- glucosidase
inhibitor)
Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek Obat yang tidak diinginkan
(Adverse Drug Reaction)
Kasus
15
Obat-Problem
Analgesik
Assesment
Remopain dan Toradol diberikan
dalam waktu bersamaan padahal
memiliki resiko kontraindikasi
Rekomendasi
Cukup pemberian toradol
(analgesik non opioid) saja
karena efek lebih kuat
D. Hasil Terapi (Outcome) Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/ Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda
Periode Juli-Desember 2005
Hasil terapi utama yang diharapkan dari pengobatan pasien DM dengan
komplikasi ulkus adalah sembuhnya infeksi dan penutupan luka yang baik. Hasil
terapi dalam penelitian ini merupakan hasil dari terapi yang telah diberikan
selama perawatan dengan melihat keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit,
meliputi sembuh, membaik, diamputasi dan belum sembuh atau keluar atas
permintaan sendiri. Gambar 5 menunjukkan keadaan pulang pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Keadaan Pulang Pasien DM dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren
13%
Sembuh
25%
Amputasi
Membaik
37%
25%
Atas permintaan
sendiri
Gambar 5. Keadaan pulang pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Keadaan pasien saat pulang pada umumnya adalah membaik (37%),
yaitu masih perlu perbaikan. Keadaan pulang pasien yang lain adalah sembuh
(25%), dalam artian sembuh dari infeksi dan luka tertutup baik serta pulang dalam
keadaan diamputasi (25%). Pada 13% pasien, pulang dalam keadaan belum
sembuh. Mereka pulang atas permintaan sendiri atau keluarga. Hal ini dapat
dimungkinkan karena ketidakmampuan pasien untuk membiayai perawatan yang
lebih lama.
Lamanya perawatan adalah jangka waktu pasien tinggal di rumah sakit
dalam mendapatkan perawatan ulkus/gangren. Lama perawatan ini dinilai dari
lamanya tinggal atau length of stay (LOS) yang diukur dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Pasien DM dengan komplikasi ulkus memperlukan perawatan
yang lama sehingga biayanya pun tidak sedikit. Data dari rumah sakit nasional di
United States dan Eropa menunjukkan bahwa rata-rata LOS pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren kurang lebih 15 hari. Berikut ini adalah gambar yang
menunjukkan lamanya pasien tinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lamanya Tinggal pasien DM dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren
13%
29%
1-7 hari
8-14 hari
58%
15-21 hari
Gambar 6. Lamanya tinggal pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebesar 58% pasien tinggal
selama 8-14 hari. Pasien yang tinggal selama 15-21 hari sebesar 13%. Hal ini
menunjukkan bahwa perawatan DM dengan komplikasi ulkus memang
memperlukan waktu yang lama.
E. Ringkasan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan DM dengan
komplikasi ulkus/gangren dari catatan rekam medis pasien yang rawat inap di RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005. Gambaran dari pasien DM
komplikasi ulkus/gangren tersebut yaitu; prosentase jumlah pasien wanita sebesar
71% dan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Diketahui pula bahwa pasien
pada kelompok usia >45-≤65 tahun sebesar 58%, kelompok usia >25-≤45 tahun
sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar 13%. Tingkat keparahan
ulkus/gangren pasien dapat dinilai dari keadaan luka pasien saat masuk serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pemeriksaan laboratorium dan klinik pasien selama di rawat inap. Dari penelitian
ini ditunjukkan bahwa sebesar 46% pasien mengalami ulkus dan yang telah
berkembang menjadi selulitis sebesar 4% serta 8% pasien mengalami abses.
Pasien DM yang mengalami komplikasi gangren sebesar 42%. Semua pasien
mengalami infeksi namun hanya 13 pasien yang menjalani pemeriksaan kultur
atau mikrobiologi pus gangren dan uji sensitivitas. Keadaan penyakit yang
dialami 24 pasien DM komplikasi ulkus/gangren adalah adanya komplikasi DM
yang lain maupun penyakit penyerta yang didiagnosis saat masuk rumah sakit.
Komplikasi DM yang lain adalah hipertensi (8,33%) dan hipoglikemia (4,16%).
Penyakit penyerta yang dialami pasien adalah skizofrenia dan keracunan bahan
organik (4,16%).
Hasil gambaran pola pengobatan pada 24 pasien DM komplikasi
ulkus/gangren ini menunjukkan bahwa digunakan 9 kelas terapi yaitu; antidiabetik
sebanyak 91,66%, antibiotika sebanyak 100%, analgesik sebanyak 87,5%, obat
sistem saluran cerna sebanyak 41,67%, obat penyakit otot skelet dan sendi
sebanyak 50%, obat sistem saraf pusat sebanyak 20,83%. obat yang
mempengaruhi gizi dan darah sebanyak 83,33%, obat sistem kardiovaskuler
sebanyak 12,5% dan obat sistem pernafasan sebanyak 4,16%.
Dari hasil evaluasi DRP didapatkan bahwa 15 kasus mengalami DRP,
yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus
yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah
DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor
1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta
DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor
5, yaitu dosis berlebih (dosage too high) masing-masing sebanyak 1 kasus.
Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu
tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat
yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1 kasus.
Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse
drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau
incomplience) tidak dapat dilihat.
Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%) sembuh
(25%), diamputasi (25%), dan pulang atas permintaan sendiri (13%). Lamanya
tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14 hari sebanyak
58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode JuliDesember 2005 adalah sebagai berikut ; prosentase jumlah pasien wanita
sebesar 71% dan pria sebesar 29%. Kelompok usia terbanyak adalah >45≤65 tahun, yaitu sebesar 48%. Tingkat keparahan pasien, yaitu 58%
mengalami ulkus dan 42% mengalami gangren. Komplikasi lain yang
terbanyak adalah hipertensi (8,33%).
2. Jumlah kasus pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren periode JuliDesember 2005 yang ditemukan dari catatan rekam medis sebanyak 24.
Dari 24 kasus ini strategi pengobatannya adalah dengan menggunakan 9
kelas terapi, yaitu; antidiabetik (91,66%), antibiotika (100%), analgesik
(87,5%), obat yang mempengaruhi gizi dan darah (83,33%), obat penyakit
otot skelet dan sendi (50%), obat sistem saluran cerna (41,67%), obat
sistem saraf pusat (20,83%), obat sistem kardiovaskuler (12,5%) dan obat
sistem pernafasan (4,16%).
3. Dari hasil evaluasi DRP ditemukan sejumlah 16 kasus mengalami DRP,
yaitu 14 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP.
a. Aktual DRP yang sering terjadi adalah DRP nomor 4 yaitu dosis
kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor 1 yaitu butuh
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 3
kasus serta DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug
therapy) dan DRP nomor 5 yaitu dosis berlebih (dosage too high)
masing-masing sebanyak 1 kasus.
b. Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat
(unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat yang
tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1
kasus.
4. Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%), sembuh
(25%) diamputasi (25%) dan pulang atas permintaan sendiri (13%).
Lamanya tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14
hari sebanyak 58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.
B. Saran
1. Diperlukan standar pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di RS Bethesda Yogyakarta agar penanganan pasien lebih
dimudahkan dan kesembuhan yang dicapai serta pencegahan komplikasi
lain optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan topik yang sama namun bersifat
prospektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adam, John M.F., 2000. Kaki Diabetes, http://www.kalbefarma.com/filescdk/
files/09_KakiDiabetes.pdf/09_KakiDiabetes.html. Diakses pada 7
Februari 2007
Adam, John M.F., 2005. Komplikasi Kronik Diabetik Masalah Utama Penderita
Diabetes dan upaya Pencegahan. Suplement, Volume 26, 3, 53-54, 57-59
Agoes, A., 1999, Obat Antidiabetika Oral, Medika, Tahun XXV, 5, 326-329
American Diabetes Association, 2003, Standards of Medical Care for Patients
with Diabetes Mellitus, Diabetes Care, 26 Suppl 1, 33-50.
Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland cetakan I, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2003, Aktivitas Fisik Membantu Mencegah Atherosklerosis, http://www.
kompas.com/kompas-cetak/0306/19/iptek/378701.htm-37k.Diakses pada
14 Februari 2007
Anonim, 2005a, Prevalensi Penderita diabetes Melitus Dunia, http://www.
diabetes.org. Diakses 22 April 2006.
Anonim, 2005b, Resistensi Insulin, http://www.webmed.com/hw/health_guide
_atoz /sti150721.asp? navbar=tp21221. Diakses pada 20 Januari 2006
Anonim, 2005c, Komplikasi Diabetes Melitus, http://www.tempointeraktif.
com/medika/arsip/042002/pus-2.htm. Diakses 22 April 2006.
Anonim, 2006, MIMS Indonesia, Medimesia Asia, Singapura
Anonim, 2007a, Glukosa, http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa. Diakses pada 14
Februari 2007
Anonim, 2007b, Medifocus Guidebook on Diabetic Foot Ulcers, http://www.
medifocushealth.com./ND016/diabetic_foot_ulcers.php. Diakses pada 7
Februari 2007
Cipolle,R.J., Strand,L.M., Morle P.C.,1998, Pharmaceutical Care Practice, 76,
Mc Graw Hill,New York.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Endah, D.K., 1999, Faktor Resiko Kaki Diabetes : Implementasi di Praktik Klinik,
Medika, Tahun XXV, 3, 203
Foster, D.W., 2001, Diabetes Mellitus dalam Fauci, Braunwald, Isselbacher, et al.,
Harrison’s Principles of Internal Medicine 15th edition volume 2, 22132214, The Mc Graw Hill Companies, Inc.,US
Frykberg, R.G., Amstrong,D.G, Giurini, J., Edwards A., Kravette, M., Kravits St.,
et al.,2000, Diabetic Foot Disorders : A Clinical Practice Guideline,
The Journal of Foot and Ankle Surgery volume 39, 5 (47 screens),
Available from URL: http://www.apwca.org/report_diabeticFoot.pdf.
Diakses pada 24 Februari 2007
Hamid, Yanuar, 1998, Pengamatan Klinik Pemberian Cilostazol/Pletaal pada
Penderita Kaki Diabetes, Medika, 4, 270-292
Handoko, T., dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon dan Antidiabetika Oral
dalam Farmakologi dan Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 471475, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta.
Johnson, M., 1998, Sickeningly Sweet, diterjemahkan oleh P.A. Siboro, Diabetes:
Terapi dan Pencegahannya, 24, Indonesia Publishing House, Bandung
Krisdaryono.H., 2002, Pengenalan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik dalam
Materi Pelatihan Dasar Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik, UGM
dan Direktorat Jendral Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan RI, Yogyakarta.
Lipsky, B.A., Barendt, A.R., Deery, H.G., Embil, J.M., Joseph, W.S., Karchmer,
A.W., et al., 2004, Guidelines for Diabetic Foot Infection : Diagnosis
and Treatment of Diabetic Foot Infection, Clinical Infectious Disease,
39, 887-895, 898
Misnadiarly, Permasalahan Kaki Diabetes dan Penanggulangannya,
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/hor-1.htm. Diakses pada
10 September 2006
Muchid, A., Fatimah U., Ginting, N., Basri, C., Wahyuni, R., Helmi, R.,et al.,
2005, Pharmaceutical Care untuk Pasien Diabetes Melitus, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
Nuermberger, E., 2005, Diabetic Foot Infection, http://www.hopkins-abx
guide.com. Diakses pada 8 Januari 2007
Pinzur, M.S., Foot Diabetic, http://www.emedicine.com/orthoped/ topic387.htm
Diakses pada 10 september 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pratiknya,W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, 197, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Priyanto, 2006, Diabetes Melitus pada Lanjut Usia, http://www.cipg.org/index.
php?module=document&JAS_DocumentManager_op=downloadFile&JA
S_File_id=15.Diakses pada 20 Januari 2006
Selamihardja, N., 2005, Ragam Komplikasi Diabetes Melitus, http://www.
kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=17745. Diakses pada
20 Januari 2006
Setiawati, A. dan Bustami, Z., 1995, Antihipertensi dalam Farmakologi dan
Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 329-330, Bagian Farmakologi
FKUI, Jakarta
Setiawan, D., 2005, Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap
Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Tahun 2004, Skripsi, Universitas gadjah Mada, Yogyakarta
Sharma, S., 2006, Hypertension, http://www.emedicine.com/MED/topic182. htm.
Diakses pada 27 Februari 2007
Steil, C.F., 1997, Diabetes Mellitus in in Joseph T. Dipiro, et al. (Ed),
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 3rd edition, 1489-1516,
Connecticut : Appleton and Large, New York.
Stillman, R.M., 2006, Diabetic Ulcers, http://www.emedicine.com/MED/topic551
.htm. Diakses pada 27 Februari 2007
Sukma, B.W., 2007, Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus
Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Sumiyem, 2003, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia
Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja
Sumatera Selatan Periode Tahun 2002, Skripsi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Suryawanti, M.R., 2002, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral dan Studi
Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Suyono,S., 2002, Patofisiologi Diabetes Melitus dalam Soegondo,S., dkk.,
Pengobatan Diabetes Melitus Terpadu, Cetakan II, 8-11, Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta.
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalam
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan
Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy A Patophysiologic Approach,
Sixth (6th) Ed., 1333-1363, The Mc Graw-Hill Companies, New York.
Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-Obat penting : Khasiat, Penggunaan dan EfekEfek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, Gramedia, Jakarta
Veronika, 2004, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita
Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr.
Sardjito Yogyakarta Tahun 2003, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Waspadji,S., 2002a, Diabetes Melitus : Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya
Yang Rasional dalam Soegondo,S., dkk., Penatalaksanaan Diabetes
Melitus terpadu, Cetakan II, 29-30, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Waspadji,S., 2002b, Diabetes Melitus : Penyulit Kronik dan Pencegahannya,
dalam Soegondo,S., dkk., Penatalaksanaan Diabetes Melitus terpadu
Cetakan II,175, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakologi dalam Neurologi, Edisi I, 145-147,
Salemba Medika, Jakarta
Widijanti, A., 2005, Pemeriksaan Laboratorium Pada Penderita Diabetes
Melitus,http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm
Diakses pada 22 April 2006
Yusmainita, 2001, Perlindungan Pasien Melalui Pelayanan Asuhan Kefarmasian
di Rumah Sakit, http://www.tempointeraktifs.com/medika/arsip/ 042001/
huk-1.htm. Diakses pada 20 Januari 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren Di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005
No.
1.
No. RM
974707
U
75
J
K
P
20/12/05
–
27/12/05
(8 hari)
Diagnosis
M/K
M :DM +
gangren
pedis
Hipoglikemi
Keluhan
M/K
M : pusing,
lemas
K : DM
Kelas II
2.
974580
49
L
17/12/05 –
18/12/05
(2 hari)
Kelas II
M : DM +
gangren
pedis dextra
Gangguan
akibat bahan
organik
Skizofrenia
Obat yang
digunakan
Fortum 500 mg
R.
Dosis
2x1
Clindamycin
Pletaal
Neurobion 5000
Cravit 500mg
Cernevit 100
Amaryl 2mg
Martos 500
Asering 500
2x1
2x1
2x1
1x1
1x1
1x1
1x1
3x1
Btk
Sediaan
Serbuk
injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Infus
Tablet
Infus
Infus
Cara
Pakai
I.V
P.O
P.O
P.O
P.O
I.V
P.O
I.V
I.V
Jml
Obat
10
5 hari
Tanggal
Pengobatan
20-24/12/05
10
10
10
3
2
7
2
5
6 hari
5 hari
6 hari
3 hari
2 hari
7 hari
2 hari
3 hari
20-25/12/05
23-27/12/05
22-27/12/05
25-27/12/05
20-21/12/05
21-27/12/05
23-24/12/05
20,23,25/12/05
LPO
25/12/05 :
amputasi kaki
kanan
17/12/05
17-19/12/05
18/12/05
18-19/12/05
17-18/12/05
18/12/05
17-18/12/05
M : luka di
pergelang
an kaki
kanan,
demam,
gelisah,
waham, kaki
nyeri
Actrapid 12 UI
Bactecyn HP
Metronidazole 500
Flagyl 500
Parasetamol
Serenace 0,5mg
Asering 500
1x1
2x1
3x1
3x1
3x1
1x2
3x1
Injeksi
Tablet
Injeksi
Injeksi
Tablet
Tablet
Infus
S.C
P.O
I.V
I.V
P.O
P.O
I.V
1
6
1
6
6
2
4
1 hari
1 hari
1 hari
2 hari
2 hari
1 hari
2 hari
M : luka di
ibu jari
kaki tidak
sembuhsembuh,
nyeri pada
luka
Nonflamin
Metronidazole
Pletaal
Multivitamin
Cefazolin
3x1
3x1
2x1
3x1
2x1
P.O
P.O
P.O
P.O
I.V
10
10
3
3
12
5 hari
5 hari
2 hari
1 hari
6 hari
22-26/8/05
22-26/8/05
25-26/8/05
26/8/05
22-27/8/05
Remopain 30mg
Asering 400
2x1
3x1
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Serbuk
injeksi
Injeksi
Infus
I.V
I.V
2
6
2 hari
3 hari
24-25/8/05
22-24/8/05
Out
come
Amputa
si
Belum
sembuh
(APS)
K : DM
Skizofrenia
3.
524594
22/8/05 –
26/8/05
(5 hari)
70
P
M : DM +
gangren
pedis
sinistra
K : DM
Kelas III
Amputa
si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Asering 500
Dextrosa 5%
RL 500
1x1
2x1
1x1
Infus
Infus
Infus
I.V
I.V
I.V
3
4
1
1 hari
2 hari
1 hari
24/8/05
24-25/8/05
25/8/05
24/8/05 :
Amputasi jari
kaki
4.
968807
1/8/05 –
11/8/05
(12 hari)
Kelas II
75
L
M : DM tipe
II + Ulkus
K : DM tipe
II
M : luka di
kaki kiri dan
bengkak,
nyeri pada
luka
3/8/05: nyeri
berkurang
S.C
S.C
P.O
Infus
4
6
6
1
4 hari
6 hari
3 hari
1 hari
1-4/8/05
5-10/8/05
1-3/8/05
1/8/05
4
6
14
5
12
14
26
10
11
4 hari
3 hari
6 hari
10 hari
5 hari
7 hari
10 hari
10 hari
5 hari
1-3/8/05
3-5/8/05
4-6,9-11/8/05
2-11/8/05
1-5/8/05
3-9/8/05
3-12/8/05
3-12/8/05
3-7,10/8/05
Tablet
Tablet
Tablet
Infus
I.V
P.O
I.V
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
Dikun
yah
P.O
P.O
P.O
I.V
21
5
8
17
8 hari
5 hari
4 hari
6 hari
Infus
Infus
Infus
I.V
I.V
I.V
1
6
1
5 hari
4 hari
7 hari
4-12/8/05
6,7-11/8/05
8-11/8/05
1-2,4-5,7,9/8/05
10/8/05
3,8/05
6/8/05
Insulatard 8UI
Insulatard 10UI
Bactesyn
Ceftriaxone 1gr
1x1
1x1
2x1
2x1
Toradol 10mg/ml
Rantin 300
Ceradolan 1gr
Zumadiac ½
Parasetamol
Pletaal
Vometa
Zyloric 300
Calos
2x2
2x1
2x2
1x1
4x1
2x1
3x1
1x1
3x1
Injeksi
Injeksi
Tablet
Serbuk
injeksi
Injeksi
Tablet
Infus
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Glucobay
Prosogan
Kaltrofen
Asering 500
2x1
1x1
3x1
3x1
Asering 400
Asering 300
Albumin 300
1x1
3x1
1x1
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
972548
74
L
2/11/0510/11/05
(9 hari)
M : DM +
Ulkus
Hiperglike
mia
M : badan
lemas dan
semua terasa
sakit
K : DM
Kelas I
Actrapid 12 UI
Remopain 1 gr
Ceftriazone 1gr
Neurobion
Debicasin
Lysagor
Metrix 1/2
3x1
2 x 1/
b.p
1x1
1x1
2x1
1x1
1x1
Injeksi
Injeksi
S.C
I.V
14
2
7 hari
1 hari
2-7/11/05
3/11/05
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
I.V
P.O
P.O
P.O
P.O
1
3
5
1
1
1 hari
2 hari
4 hari
1 hari
1 hari
2/11/05
8-9/11/05
7-10/11/05
6/11/05
7/11/05
Mem
baik
3/11/05 :
Necrotomy
6.
957682
62
P
29/10/055/11/05
(8 hari)
M : DM +
gangren
pedis
M : luka jari
kaki kiri dan
bengkak,
nyeri
K : DM
Kelas II
7.
529282
63
P
25/7/0527/7/05
(3 hari)
M : DM +
gangren
M : nyeri
dan infeksi
di luka
K : DM
Insulatard 8 UI
Metrix 2mg
Glucobay 50mg
Novonorm 0,5
Avelox
1x1
1x1
2x1
2x1
1x1
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
S.C
P.O
P.O
P.O
P.O
1
7
11
11
3
1 hari
7 hari
6 hari
8 hari
3 hari
30/10/05
29/10-4/11/05
29/10-3/11/05
31/10-5/11/05
31/10,-4-5/11/05
30/10-2/11/05
Sembuh
Asering 500
3x3
Infus
I.V
6
4 hari
Pletaal
Insulatard 10 UI
Insulatard 14 UI
Glucobay
Glucotol
2x1
3x1
3x1
2x1
1x1
Tablet
Injeksi
Injeksi
Tablet
Tablet
P.O
S.C
S.C
P.O
P.O
20
1
2
5
5
3 hari
1 hari
2 hari
3 hari
3 hari
25-27/7/05
25/7/05
26-27/7/05
25-27/7/05
25-27/7/05
Mem
baik
25/7/05 :
Incisi
30/10-7/11/05
3-7/11/05
6-7/11/05
31-3/10,
6-7/11/05
31/10-4/11/05
Kelas I
8.
461182
30/10/057/11/05
(9 hari)
61
P
M : DM +
abses pedis
K : DM
M : 3 hari
kaki abses,
nyeri di
abses,
bengkak,
mata
Parasetamol
Nonflamin
Pletaal
Novalgin
3x1
3x1
2x1
3x1
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
P.O
P.O
P.O
P.O
20
14
10
10
9 hari
5 hari
2 hari
6 hari
Vometa
3x1
Tablet
P.O
10
5 hari
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelas III
berkunangkunang
Gentamerck 80mg
Gentamerck 500mg
Actrapid 12 UI
Actrapid 16 UI
Kedacillin 1gr
Vomidex 1 gr
Asering 500
3x1
3x1
3x1
3x1
3x1
2x1
3x1
Tablet
Tablet
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Infus
P.O
P.O
S.C
S.C
I.V
I.V
I.V
10
10
9
12
8
2
10
8 hari
6 hari
3 hari
4 hari
4 hari
1 hari
4 hari
3-10/11/05
11/11/05
1/11/05
2-7/11/05
30/10-2/11/05
30-31/10/05
30/10/05-2/11/05
3/11/05 :
Necrotomy
5/11/05 :
Incisi
9.
970344
9/9/0516/9/05
(8 hari)
Kelas II
62
P
M : DM +
ulkus
Hipertensi
K : DM
Hipertensi
M : luka di
kaki,
bengkak dan
nyeri, kulit
kemerahan,
pusing
Bectecyn HP 1,5
Rantin 50mg/ml
Rantin
Insulatard 8 UI
Insulatard 10 UI
Novalgin 1amp
Vometa
Ciprofloxacin 500
Metrix 2mg
Glucobay 50mg
Captensin 12,5
Farmasal
Ceftriaxone 1gr
Parasetamol
Kaen B 350
Asering 500
NaCl 500
2x1
2x1
2x1
2x1
1x1
2x1
3x1
2x1
3x1
2x1
2x1
2x1
2x1
3x1
/ b.p
3x1
2x1
1x1
Injeksi
Injeksi
Tablet
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
I.V
I.V
P.O
S.C
S.C
I.V
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
7
11
5
1
3
1
23
13
8
14
5
4
2
3
4 hari
6 hari
3 hari
1 hari
3 hari
2 hari
8 hari
7 hari
8 hari
8 hari
3 hari
4 hari
2 hari
2 hari
9-12/9/05
9-14/9/05
15-17/9/05
11/9/05
13,15-16/9/05
13-14/9/05
13-14/9/05
10-17/9/05
9-15/9/05
10-17/9/05
10-17/9/05
15-17/9/05
10-13/9/05
9-10/9/05
Infus
Infus
Infus
I.V
I.V
I.V
8
2
5
3 hari
2 hari
2 hari
13-15/9/05
10,14/9/05
10,12-15/9/05
12/9/05
Incisi
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10.
974056
59
L
6/12/058/12/05
(3 hari)
M : DM +
ulkus pedis
dextra
K : DM
Kelas III
11.
973120
51
P
14/11/0522/11/05
(9 hari)
M : DM +
ulkus
K : DM
Kelas III
12.
573159
11/10/0517/10/05
(7 hari)
Kelas III
50
P
M : DM +
ulkus pedis
K : DM
M : nyeri
pada luka di
kaki
kanan,per
mukaan
kulit rusak,
radang,ba
dan lemas
Actrapid 12 UI
Ceftriaxone
Metronidazole
3x1
2x1
3x1
Injeksi
Injeksi
Tablet
S.C
S.C
P.O
4
3
3
2 hari
2 hari
2 hari
6-7/12/05
6-7/12/05
6-7/12/05
Belum
sembuh
(APS)
M : luka di
jari kaki,
radang,
bengkak dan
nyeri, luka
bau dan jari
menghitam
Neurobion 5000
Metronidazole 500
Actrapid 8 UI
Actrapid 12UI
Actrapid 16 UI
Fortum 1gr
1x1
3x1
3x1
3x1
3x1
2x1
P.O
P.O
S.C
S.C
S.C
Infus
10
20
4
3
16
8
8 hari
7 hari
2 hari
1 hari
6 hari
4 hari
1419,21/11/05
14-19/11/05
14-15,17/11/05
16/11/05
17-22/11/05
17-20/11/05
Amputa
si
Ceftriaxone 1gr
Tarivid 400mg
Asering 500
Asering 450
Asering 300
2x1
2x1
3x1
3x1
3x1
Tablet
Tablet
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Serbuk
injeksi
Injeksi
Tablet
Infus
Infus
Infus
Infus
P.O
I.V
I.V
I.V
4
10
12
3
3
2 hari
2 hari
4 hari
1 hari
1 hari
14-7/11/05
17-22/11/05
14-16,18/11/05
19/11/05
17/11/05
6 hari
6 hari
6 hari
5 hari
3 hari
3 hari
4 hari
2 hari
3 hari
15/11/05 :
Amputasi jari
11-17/10/05
11-17/10/05
11-17/10/05
12-17/10/05
12-14/10/05
15-17/10/05
12-16/10/05
12-13/10/05
15-17/10/05
M : luka
pada kaki
kiri bawah,
bengkak dan
nyeri, badan
lemas,mata
berkunangkunang
Nonflamin
Pletaal
Cataflam-D
Garamycin 80 mg
Actrapid 6 UI
Actrapid 8 UI
Parasetamol
Mylanta
NaCl 500
3x1
2x1
3x1
2x1
3x1
3x1
3x1
3x1
2x1
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Tablet
Syrup
Infus
P.O
P.O
P.O
Infus
S.C
S.C
P.O
P.O
I.V
17
10
10
12
4
12
8
1 btl
2
Mem
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Martos 1000
Asering 500
Aminofusin 450
Transfusi darah
250
1x1
2x1
1x1
1x1
Infus
Infus
Infus
Infus
I.V
I.V
I.V
I.V
5
5
4
2
5 hari
4 hari
4 hari
2 hari
13-17/10/05
11-14/10/05
13,15-17/10/05
16-17/10/5
15/10/05 :
Necrotomy
debridement
13.
571808
71
P
25/9/051/10/05
(7 hari)
M : DM +
gangren
pedis
K : DM
Kelas III
14.
572722
4/10/0511/10/05
(8 hari)
68
P
M : DM +
ulkus cruris
dextra
Cellulitis
K : DM
Kelas II
M : luka
pada kaki
±1minggu
dan
bengkak,
nyeri, mata
berkunangkunang,
infeksi luka
terbuka
Ceradolan
Actrapid 10 UI
Cataflam-D
Captopril 12,5
HCT
Tramal
Cataflam
Asering 500
M : luka
pada kaki
kanan dan
kiri,
bengkak,
nyeri
Fortum
Avelox
Pletaal
Diabex
Glucobay 50
Amaryl 2 mg
Avandra 4 mg
Triatec 2,5 mg
Ascardia 80 mg
Trental 400 mg
Asering 500
RL 500
2x1
3x1
2x1
3x1
1x½
1x1
3x1
3x1
2x1
1x1
2x1
2x1
2x1
1x1
1x1
1x1
1x1
1x1
3x1
1x1
Tablet
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Injeksi
Infus
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Infus
Infus
P.O
S.C
P.O
P.O
P.O
I.V
I.V
Infus
I.V
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
I.V
I.V
12
3
14
12
3
1 amp
6
6
10
5
25
20
10
10
10
10
19
19
7
2
7 hari
1 hari
7 hari
4 hari
3 hari
1 hari
2 hari
3 hari
25/9-1/10/05
31/9/05
25/9-1/10/05
28/9-1/10/05
29/9-1/10/05
25/9/05
25-26/9/05
25-27/9/05
8 hari
5 hari
7 hari
7 hari
7 hari
7 hari
5 hari
3 hari
2 hari
2 hari
3 hari
2 hari
25/9/05 :
Incisi
debridement
4-8/10/05
4-5,9-11/10/05
4-5,7-11/10/05
5-11/10/05
5-11/10/05
5-11/10/05
8-11/10/05
7-9/10/05
10-11/10/05
10-11/10/05
5-8/10/05
4-5/10/05
Mem
baik
Mem
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15.
950656
49
P
2/7/0518/7/05
(15 hari)
M : DM +
ulkus pedis
3/7/05 :
batuk ke
ring
M : luka
pada telapak
kaki yang
meluas,
bengkak dan
nyeri
Cravox
Flagyl forte
Codein 10 mg
Parasetamol 500
Pariet
Dancera
Plavix
Abbotic XL
Bactesyn
Remopain
Actrapid 6 UI
Actrapid 8 UI
Actrapid 10 UI
Actrapid 12 UI
Actrapid 14 UI
Actrapid 15 UI
Actrapid 18 UI
Actrapid 22 UI
Actrapid 24 UI
Actrapid 26 UI
Toradol
Targocid
Trental
Celebrex 200 mg
Thiampenikol 500
Asering 500
NaCl 500
1x1
3x1
3x1
2x1
1x1
3x1
1x1
1x1
2x1
2x1
3x1
3x1
3x1
3x1
3x1
3x1
3x1
3x1
3x1
3x1
2x1
1x1
3x2
1x1
1x1
3x1
1x1
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Infus
Tablet
Tablet
Infus
Infus
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
S.C
S.C
S.C
S.C
S.C
S.C
S.C
S.C
S.C
S.C
I.V
I.V
I.V
P.O
P.O
I.V
I.V
2
9
12
18
10
29
11
12
2
4
6
9
3
6
6
3
3
3
3
3
6
2
12
12
8
12
4
2 hari
4 hari
5 hari
9 hari
10 hari
13 hari
11 hari
10 hari
1 hari
2 hari
2 hari
3 hari
1 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
2 hari
2 hari
2 hari
11 hari
2 hari
6 hari
3 hari
M : ujung
telapak kaki
melepuh,
bengkak dan
nyeri,
Kedacillin
Remopain
1x1
3x1
I.V
I.V
2
2
2 hari
2 hari
Quidex 500 mg
3x1
2x1
Serbuk
injeksi
Serbuk
injeksi
Tablet
2-3/7/05
2-5/7/05
3-7/7/05
3-10,17/7/05
5-6,8-15/7/05
6-18/7/05
7-17/7/05
10-18/7/05
7/7/05
30/6,7/7/05
2-3/7/05
4,6-7/7/05
5/7/05
9-10/7/05
11-12/7/05
8/7/05
13/7/05
14/7/05
15/7/05
16/7/05
6-7/7/05
4-8/7/05
2-5/7/05
8/7/05
16-18/7/05
2-3,6-9/7/05
3,8-9/7/05
6/7/05 :
Necrotomy
Amputasi 2 jari
30-31/12/05
30-31/12/05
P.O
P.O
10
10
2 hari
2 hari
30/12/05
30-31/12/05
Kelas II
K : DM
16
578215
30/12/0531/12/05
(2 hari)
43
L
M : DM +
ulkus pedis
K : DM
Amputa
si
Belum
sembuh
(APS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelas I
17.
971874
47
L
14/10/0531/10/05
(17 hari)
M : DM +
gangren
K : DM
kelelahan.
Diabex 500 mg
Trental
Pronalges
Asering 500
1x1
3x1
2x1
Tablet
Tablet
Tablet
Infus
P.O
P.O
I.V
10
10
6
2 hari
2 hari
2 hari
30-31/12/05
30/12/05
30-31/12/05
M : luka
pada kaki ±
2 bulan dan
nyeri,
Mikasin 500 mg
Novalgin
2x1
3x1
P.O
I.V
14
12
8 hari
4 hari
Insulatard 12 UI
Insulatard 16 UI
Insulatard 10 UI
Ciprofloxacin
Zumadiac
Diabex
Glucobay
Ceftriaxone 1 gr
Remopain
1x1
1x1
1x1
2x1
½x1
2x1
2x1
2x1
2x1
S.C
S.C
S.C
P.O
P.O
P.O
P.O
Infus
Infus
4
1
12
12
16
31
26
7
2
4 hari
1 hari
12 hari
7 hari
16 hari
16 hari
13 hari
4 hari
1 hari
17-22,25/10/05
18-21/10/05
14-16,19/10/05
18/10/05
20-31/10/05
15,17-23/10/05
15-31/10/05
15-31/10/05
18-31/10/05
18-23/10/05
14-17/10/05
14/10/05
Cravit
Maxipime
Flagyl
Asering 500
Martos 500
NaCl 1000
Dextrosa 10%
Transfusi darah
Avelox
1x1
2x1
2x1
2x1
2x1
1x 1
1x1
2x1
1x1
Tablet
Serbuk
injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Serbuk
injeksi
Injeksi
Tablet
Injeksi
Infus
Infus
Infus
Infus
Infus
Tablet
Infus
P.O
I.V
I.V
I.V
I.V
I.V
I.V
P.O
3
3
3
6
4
1
1
1
3
3 hari
2 hari
2 hari
3 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
3 hari
14,16,26/10/05
25-26/10/05
25-26/10/05
16,18-22/10/05
14-16/10/05
20/10/05
18/10/05
19/10/05
24-26/10/05
4 hari
5 hari
7 hari
17/10/05 :
Necrotomy
19/10/05 :
Amputasi
26-29/7/05
30/7-2/8/05
25,28/7-2/8/05
Kelas III
18.
380488
25/7/05-
48
P
M : DM +
gangren
pedis
M : luka
pada kaki ±
4 hari dan
Actrapid 8 UI
Actrapid 10 UI
Pletaal
3x1
3x1
2x1
Injeksi
Injeksi
Tablet
S.C
S.C
P.O
7
12
20
Amputa
si
Mem
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2/8/05
(9 hari)
K : DM
Kelas III
bengkak,
nyeri, mata
berkunangkunang
29/7 :
muntahmuntah
19.
971821
13/10/052/11/05
(20 hari)
Kelas II
70
P
M : DM +
gangren
pedis
K : DM
M : luka
pada kaki,
nyeri, badan
lemas,
keringat
dingin
Cravit
Banan
Bactesyn 100
Farmasal
Ceftum
Pronalges
1x1
1x1
2x1
2x1
1x1
1x1
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Tablet
Glucose 40%
1x1
Dicinon
Kalnex 500mg
Venofer
Glibenklamid
Glucobay
Vomidex
Asering 500
NaCl 500
Transfusi darah
1x1
1x1
20 tts
/ mnt
1x1
2x1
1x1
3x1
1x1
1x1
Serbuk
injeksi
Tablet
Tablet
Serbuk
injeksi
Tablet
Tablet
Injeksi
Infus
Infus
Infus
Diabex 500mg
Zegase
Metrix 2 mg
Quiten
Abbotic XL
Toradol 10mg/ml
Actrapid 8 UI
Actrapid 10 UI
Actrapid 16 UI
Asering 500
Cravit 100
Martos 500
Cernevit
NaCl 100
2x1
1x1
1x1
1x1
1x1
2x1
3x1
3x1
3x1
2x1
1x1
1x1
2x1
2x1
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Infus
Infus
Infus
Infus
Infus
P.O
P.O
P.O
P.O
I.V
Prem
dikasi
Infus
7
10
9
8
3
1
4 hari
6 hari
5 hari
2 hari
3 hari
1 hari
25,28,31/7/05
25,28/7-2/8/05
29/7-2/8/05
1-2/8/05
26-28/7/05
27/7/05
25cc
2 hari
26/7/05
P.O
P.O
Infus
2
1
2
1 hari
1 hari
2 hari
27-28/7/05
27/7/05
27-28/7/05
P.O
P.O
I.V
I.V
I.V
I.V
1
2
1
5
2
1
1 hari
1hari
1 hari
2 hari
2 hari
2 hari
3/8/05
3/8/05
29/7/05
26-27/7/05
27-28/7/05
27-28/7/05
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
I.V
S.C
S.C
S.C
I.V
I.V
I.V
I.V
I.V
37
16
12
10
6
6
9
6
3
8
4
1
4
4
17 hari
16 hari
12 hari
10 hari
6 hari
3 hari
3 hari
2 hari
1 hari
4 hari
4 hari
1 hari
2 hari
2 hari
27/7/05 : Incisi
17/10-2/11/05
18/10-2/11/05
22/10-2/11/05
24/10-2/11/05
28/10-2/11/05
14-16/10/05
13-14/10/05
16-17/10/05
18/10/05
13,16,1718/11/05
14,16-18/11/05
14/11/05
16-17/10/05
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20.
971784
41
L
12/10/0524/10/05
(13 hari)
M : DM +
abses
sinistra
K : DM
Kelas II
21.
974945
25/12/051/1/06
(8 hari)
Kelas III
M : luka
pada
mandibula
kiri, nyeri,
bengkak
17/10/05 :
Rahang
bengkak
18/10/05
Bengkak
berkurang
53
P
M : DM +
ulkus
Sepsis
K : DM
M : luka
pada ibu jari
kaki tidak
sembuhsembuh,
nyeri, mual,
pusing,
demam
Plasbumin 25%
Actrapid 12 UI
Actrapid 14 UI
Cernevit 1 amp
Avelox
Parasetamol
Lacbon Insulatard
12 UI
1x1
3x1
3x1
1x1
1x1
1x1
3x2
1x1
Infus
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Tablet
Tablet
Injeksi
I.V
S.C
S.C
I.V
I.V
P.O
P. O
S.C
1
3
12
7
12
3
11
7
1 hari
1 hari
4 hari
5 hari
11 hari
3 hari
6 hari
7 hari
Flagyl
Avelox
Avelox 400mg
Cataflam-D
Dancera
Metrix
Zegase
Clavamox 1 gr
Flagyl
Claforan
Asering 500
2x1
1x1
1x1
3x1
3x1
1x1
1x1
2 x1
2x1
2x1
3x1
suppo
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Tablet
Infus
Anus
Infus
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
Infus
P.O
I.V
2
6
5
2
29
35
9
2
5
4
22
3 hari
5 hari
2 hari
11 hari
13 hari
11 hari
2 hari
2 hari
4 hari
4 hari
10 hari
Vometa
Inpepsa 2cc
Narfos 4 mg
Parasetamol
Remopain
Garamycin
Ceftriaxone 1 gr
Vomidex
Actrapid 6 cc
OMZ
Cataflam
Pletaal
3x1
3x1
2x1
3x1
2x1
2x1
2x1
2x1
3x1
1x1
3x1
2x1
Tablet
Syrup
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Tablet
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
Infus
P.O
Infus
I.M
P.O
P.O
P.O
3
1 btl
6
9
4
4
8
2
3
5
15
10
2 hari
5 hari
3 hari
2 hari
2 hari
2 hari
4 hari
1 hari
1 hari
4 hari
1 hari
1 hari
16-17/10/05
18/10/05
20/10/05
21-24/10/05
13-17/10/05
18-28/10/05
13,18,28/10/05
31/10-1/11/05
24-30/10/05
20-22/10/05
13-15,2021/10/05
23-24/10/05
12-23/10/05
12-24/10/05
14-24/10/05
22-23/10/05
12-13/10/05
12-15/10/05
16-19/10/05
12-21/10/05
16/10/05 :
Incisi
25-26/12/05
25-28,30/12/05
25-28,30/12/05
25-27/12/05
29-30/12/05
29/12/05
29/12/05-1/1/06
29/12/05
31/12-2/1/05
28-30/12/05
28-30/12/05
28-30/12/05
Mem
baik
Amputa
si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22.
969128
40
P
10/8/0520/8/05
(11 hari)
M : DM +
ulkus pedis
Sepsis
K : DM
Metronidazole
Asering 500
NaCl 500
3x1
2x1
1x1
Tablet
Infus
Infus
P.O
I.V
I.V
15
12
1
1 hari
6 hari
1 hari
M : luka
pada kaki
kanan, mata
berkunangkunang
Actrapid 12 UI
Actrapid 14 UI
Bactesyn
Kaltrofen 8 UI
Kaltrofen 12UI
Ofloxacin
Parasetamol
Meiact
Tarontal
Metronidazole
3x1
3x1
3x1
3x1
3x1
2x1
3x1
3x1
3x1
2x1
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Serbuk
S.C
S.C
Infus
I.V
I.V
P.O
P.O
P.O
P.O
Tabur
di
luka
9
6
13
3
9
9
13
12
20
3 hari
2 hari
6 hari
1 hari
3 hari
5 hari
5 hari
4 hari
4 hari
M : luka
pada kaki
kiri, nyeri,
bengkak,
mata
berkunangkunang,
badan lemas
Cefasol
Kaltrofen
Cataflam
Ceradolan 1 gr
Nonflamin
Flagyl
Asering 300
NaCl 500
RL 400
Transfusi darah
1x1
2x1
3x1
2x1
3x1
3x1
3x1
1x1
1x1
2x1
Injeksi
Injeksi
Tablet
Injeksi
Tablet
Tablet
Infus
Infus
Infus
Infus
I.V
I.V
P.O
I.V
P.O
P.O
I.V
I.V
I.V
I.V
6
8
22
4
3
3
18
3
1
2
6 hari
4 hari
7 hari
1 hari
1 hari
1 hari
6 hari
3 hari
1 hari
2 hari
Kelas III
23.
970427
11/9/0521/9/05
(11 hari)
Kelas I
50
P
M : DM +
ulkus pedis
K : DM
30/12/05
25-30/12/05
29/12/05
27/12/05 :
Amputasi ibu jari
14-16/8/05
18-19/8/05
10-15/8/05
10/8/05
11-13/8/05
12-16/8/05
15-18/8/05
15-18/8/05
14-16/9/05
15-16/9/05
15-16/9/05
17/9/05
11/9/05
11/9/05
12-17/9/05
12,14-15/9/05
19/9/05
12,14/9/05
13/9/05 :
Incisi
Necrotomy
Mem
baik
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24.
515033
21/9/0530/9/05
(10 hari)
62
L
M : DM +
ulkus pedis
K : DM
M : luka
pada kaki
kanan ± 2
minggu,
bengkak,
nyeri
23/9/05 :
keringat
dingin dan
mual
muntah
Bactecyn
Tarontal
Enzymplex
Dudencer
Metronidazole
Lysagor
Kalnex
Actrapid 5 UI
Actrapid 6 UI
Actrapid 8 UI
Ceftriaxone
Remopain
Martos 500
3x1
3x1
3x1
1x1
2x1
1x1
3x1
3x1
3x1
3x1
2x1
2x1
3x1
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Injeksi
Tablet
Infus
I.V
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
P.O
S.C
S.C
S.C
I.V
P.O
I.V
16
16
9
1
2
1
1
12
3
3
13
2
30
6 hari
3 hari
3 hari
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
4 hari
1 hari
1 hari
7 hari
2 hari
10 hari
21-26/9/05
21-23/9/05
21-23/9/05
24/9/05
26/9/05
26/9/05
25-26,29/9/05
22/9/05
21/9/05
21-26/9/05
21-22/9/05
21-30/9/05
22,23/9/05 :
Necrotomy
Keterangan :
No.RM
U
JK
M/K
R.Dosis
Btk.Sediaan
Jml Obat
LPO
I.V
P.O
S.C
I.M
APS
: Nomor Rekam Medis
: Umur pasien
: Jenis kelamin
: Masuk dan Keluar
: Regimen dosis
: Bentuk sediaan
: Jumlah obat
: Lama Pengobatan
: Intravena
: Peroral
: Subcutan
: Intramuskular
: Atas permintaan sendiri
Mem
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005
No.
1.
No. RM
974707
20/12/05 –
27/12/05
Pemeriksaan Laboratorium
Data Laboratorium
Angka
Hematologi
10,4
Hemoglobin
32,1
Hematokrit
14,230
Hitung Leukosit
3,3
Eritrosit
97,30
MCV/IER
31,50
MCH
32,40
MCHC
217
Trombosit
Metabolit
64,2
Ureum
2,50
Creatinin
154
Cholestrol
43,3
HDL-Cholestrol
90,9
LDL-Cholestrol
99
Trigliserida
Enzim
40,0
AST
23,0
ALT
Elektrolit
135
Natrium
5,4
Kalium
102
Klorida
2,53
Kalsium
Metabolism.Glukosa
202
Glukosa Puasa
394
Glukosa 2jamPP
265
247
Glukosa sesaat
98
Angka normal
Ket.
12,0 - 18,0gr%
36,0 -46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
4,5 – 5,9 juta/mmk
92,0 – 121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
140 – 440 ribu/mmk
L
L
H
L
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
0 – 200 mg/dL
35 – 36 mg/dL
100 – 159 mg/dL
0 – 200 mg/dL
H
H
Tanggal
20/12/05
H
L
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
130 – 150 mmol/L
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
70 – 110 mg/dL
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
H
21/12/05
21/12/05
24/12/05
22/12/05
23/12/05
Pemeriksaan Non
Laboratorium
Tekanan Darah : 140/80
mm/Hg
Nadi : 60x/mnt
Suhu : 36˚C
Nafas : 20x/mnt
Tanggal
20/12/05
Tekanan Darah :
150/100 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36˚C
Nafas : 20x/mnt
21/12/05
Tekanan Darah : 130/70
mm/Hg
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 36˚C
Nafas : 20x/mnt
22/12/05
Tekanan Darah : 150/80
mm/Hg
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 35,3˚C
Nafas : 20x/mnt
25/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
974580
17/12/05 –
18/12/05
3.
524594
22/8/05
–
26/8/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
Retikulosit / RDW
Polikromasi / MPV
Hipokromia / PDW
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
18/12/05
8,7
25,9
29,900
0,3
0,2
88,8
6,7
4,0
2,97
395,000
87,20
29,30
33,60
13,30
9,6
9,8
13,5 - 17,5 gr%
41,0 - 53,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,8 %
4,00 – 11,00 fL
L
L
H
44,8
1,20
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
H
21,0
20,0
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
13
40,1
14,100
1,1
0,6
79,9
14,7
3,7
4,30
490,000
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk
H
L
L
Tekanan Darah :
160/90 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt Suhu :
37,9˚C
Nafas : 20x/mnt
17/12/05
Tekanan Darah :
140/90 mm/Hg
Nadi : 116x/mnt Suhu :
39,9˚C
Nafas : 22x/mnt
18/12/05
Tekanan Darah :
160/90 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36 ˚C
Nafas : x/mnt
22/8/05
Tekanan Darah :
130/80 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt Suhu :
36˚C
Nafas : 20x/mnt
23/8/05
L
L
L
L
L
H
L
H
22/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MCV / IER
MCH
MCHC
Masa Perdarahan
Masa Tromboplast.
Masa penjendalan
Metabolit
Ureum
Creatinin
Protein total
Albumin
Globulin
Cholestrol
Trigliserida
Asam Urat
Enzim
AST
ALT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2jamPP
Glukosa sesaat
93,30
30,20
32,40
2,00
938,50
7,00
92,0 –121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
2,00 –7,00 menit
23,4 – 36,8 detik
5,00 – 12,00 menit
56,0
1,5
7,6
3,9
3,7
215
145
7,0
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
6,60 – 8,7 gr/dL
3,5 – 5,50 gr/dL
3,1– 3,2 gr/dL
0 – 200 mg/dL
0 – 200 mg/dL
3,5 – 8,5 mg/dL
H
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
H
130 – 150 mmol/L
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
H
14,0
12,0
151
5,1
101
2,42
70 – 110 mg/dL
73
58
64
57
125
58 / 166
36 / 149
40 / 100
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
L
23/12/05
H
L
24/12/05
L
L
24/12/05
23/12/05
L
L
L
L/H
L/H
L/
23/12/05
24/12/05
23/12/05
24/12/05
22/12/05
23/12/05
24/12/05
25/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
968807
1/8/05
–
11/8/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Trombosit
Metabolit
Ureum
Creatinin
Asam Urat
Enzim
AST
ALT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2jam PP
Urine
Bobot Jenis
PH
Epitel
Lekosit gelap
Lekosit pucat
Warna
Eritrosit
L
L
H
12,7
36,5
16,800
10,000
233,000
13,5 - 17,5 gr%
41,0 - 53,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
47,0
1,30
15,6
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
3,5 – 8,5 mg/dL
22,0
12,0
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
L
131
4,4
97
2,00
130 – 150 mmol/L
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
L
150
193
169
150
324
167
70 – 110 mg/dL
1,01
5
7
2-3
3-4
5
kuning
10
1/8/05
2/8/05
Tekanan Darah :
130/70 mm/Hg
Nadi : 92x/mnt
Suhu : 36,4˚C
Nafas : 20x/mnt
1/8/05
Tekanan Darah :
120/80 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,9˚C
Nafas : 20x/mnt
7/8/05
140 – 440 ribu/mmk
70 – 140 mg/dL
H
H
H
H
H
H
H
H
2/8/05
4/8/05
6/8/05
10/8/05
2/8/05
9/8/05
2/8/05
2/8/05
9/8/05
2/8/05
9/8/05
2/8/05
2/8/05
2/8/05
Tekanan Darah :
130/70 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37,5˚C
Nafas : 22x/mnt
Tekanan Darah :
150/90 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,4˚C
Nafas : 24x/mnt
8/8/05
9/8/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
972548
2/11/05
10/11/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
Polikromasi / MPV
Hipokromia / PDW
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa sesaat
L
L
H
H
10
27,8
13,570
15,600
0,3
0,2
91,9
5,2
2,4
3,18
273,000
87,4
31,4
36.0
9,2
8,9
13,5 - 17,5 gr%
41,0 - 53,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
28,4
4,0
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
H
10,2
19,7
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
L
L
130
5,7
89
1,96
130 – 150 mmol/L
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
198
523
51
143
70 – 140 mg/dL
70 – 110 mg/dL
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
4,00 – 11,00 fL
2/11/05
7/11/05
2/11/05
H
L
L
L
H
L
L
H
H
L
H
3/11/05
2/11/05
3/11/05
5/11/05
Tekanan Darah :
100/60 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36˚C
Nafas : x/mnt
2/11/05
Tekanan Darah :
130/90 mm/Hg
Nadi : 76x/mnt
Suhu : 36˚C
Nafas : 14x/mnt
3/11/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
957682
29/10/05
2/11/05
Urine
Bobot Jenis
PH
Lekosit gelap
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
Metabolit
Ureum
Creatinin
Protein total
Albumin
Globulin
Cholestrol
Trigliserida
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
1,03
5,0
3-4
5/11/05
11,5
35,3
11,48
0,5
0,2
88,0
8,3
3
3,71
150,000
95,1
31,0
32,6
13,0
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,8 %
36,9
0,7
5,3
3,3
2,0
416
333
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
6,60 – 8,7 gr/dL
3,5 – 5,50 gr/dL
3,1– 3,2 gr/dL
0 – 200 mg/dL
0 – 200 mg/dL
139
3,9
100
2,5
130 – 150 mmol/L
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
79
241
70 – 110 mg/dL
L
L
H
29/10/05
31/10/05
H
L
1/11/05
L
31/10/05
L
L
L
L
H
H
H
30/10/05
31/10/05
Tekanan Darah :
120/100 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : x/mnt
29/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Glukosa 2jamPP
Glukosa sesaat
7.
529282
25/7/05
27/7/05
Hematologi
Hemoglobin
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2jamPP
Glukosa sesaat
8.
461182
30/10/05
-7/11/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
113
243
501
63
9,6
11,4
9,4
37
1,5
0,2
74,1
19,6
4,6
13,66
481
81,1
26,2
32,2
14,1
8,7
9,2
492
165
355
119
11,5
33,8
13,79
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
12,0-18,0 gr%
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,8 %
4,00 – 11,00 fL
70 – 110 mg/dL
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
H
H
H
L
1/11/05
30/10/05
29/10/05
1/11/05
L
L
25/7/05
27/7/05
25/7/05
27/7/05
25/7/05
H
Tekanan Darah :
150/100 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 20x/mnt
25/7/05
Tekanan Darah :
160/90 mm/Hg
Nadi : 92x/mnt
Suhu : 39˚C
30/10/05
H
H
L
L
H
H
H
H
L
L
H
26/7/05
26/7/05
27/7/05
30/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2jamPP
Glukosa sesaat
9.
970344
9/9/05
16/9/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Trombosit
0,2
0,2
89,9
7,0
2,7
3,87
251
87,3
29,7
34,0
12,5
10,4
10,3
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,8 %
4,00 – 11,00 fL
33,1
1,4
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
53,6
29,1
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
336
152
121
292
180
197
271
258
70 – 110 mg/dL
11,7
34
31,400
18,200
360,000
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
Nafas : x/mnt
H
L
Tekanan Darah :
200/110 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : x/mnt
L
L
L
3/11/05
5/11/05
Tekanan Darah :
180/110 mm/Hg
Nadi : 96x/mnt
Suhu : 38,2˚C
Nafas : x/mnt
6/11/05
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
140 – 440 ribu/mmk
H
H
H
H
H
H
H
H
L
L
H
H
1/11/05
4/11/05
7/11/05
1/11/05
4/11/05
7/11/05
1/11/05
5/11/05
9/9/05
9/9/05
16/9/05
9/9/05
Tekanan Darah :
mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,9˚C
Nafas : x/mnt
Tekanan Darah :
150/80 mm/Hg
Nadi : 92x/mnt
Suhu : 37,8˚C
Nafas : x/mnt
9/9/05
11/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit
Ureum
Creatinin
Protein total
Albumin
Globulin
Enzim
AST
ALT
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2jamPP
10.
974056
6/12/05
8/12/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
31
0,8
6,2
3
3,2
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
6,60 – 8,7 gr/dL
3,5 – 5,50 gr/dL
3,1– 3,2 gr/dL
22
10
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
272
173
287
189
291
140
183
70 – 110 mg/dL
7,6
22,9
17,44
2,4
0,3
88,5
6,7
2,1
2,7
623,000
84,8
28,1
33,2
14,7
8,5
8,7
13,5 - 17,5 gr%
41,0 - 53,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,8 %
4,00 – 11,00 fL
70 – 140 mg/dL
L
L
L
H
H
H
H
H
H
H
L
L
H
11/9/05
12/9/05
15/9/05
16/9/05
10/9/05
13/9/05
14/9/05
6/12/05
Tekanan Darah :
mm/Hg
Nadi : 884x/mnt
Suhu : 38,5˚C
Nafas : 20x/mnt
13/9/05
Tekanan Darah :
140/80mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 22x/mnt
14/9/05
Tekanan Darah :
170/90mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 35,9˚C
Nafas : 20x/mnt
Tekanan Darah :
150/90 mm/Hg
Nadi : 92x/mnt
Suhu : 37,5˚C
Nafas : x/mnt
6/12/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36,5˚C
Nafas : x/mnt
7/12/05
6/12/05
H
H
L
L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit
Ureum
Creatinin
Protein total
Albumin
Globulin
Cholestrol
Trigliserida
HDL Cholestrol
LDL
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2jamPP
11.
973120
14/11/05
22/11/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Metabolit
Ureum
Creatinin
37,4
2,3
5,8
2,2
3,6
168,0
158,0
34,0
102,4
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
6,60 – 8,7 gr/dL
3,5 – 5,50 gr/dL
3,1– 3,2 gr/dL
0 – 200 mg/dL
0 – 200 mg/dL
35 – 65 mg/dL
100 – 159 mg/dL
163
78
70 – 110 mg/dL
70 – 140 mg/dL
H
L
12,0
35,7
8,9
1,1
0,4
81,2
13,9
3,4
4,15
287,0
86,0
28,9
33,6
9,5
9,7
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
4,00 – 11,00 fL
L
L
32,0
0,8
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
H
L
H
7/12/05
H
L
L
14/11/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 74x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 22x/mnt
14/11/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36,8˚C
Nafas : 18x/mnt
17/11/05
Tekanan Darah :
120/90 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37,5˚C
Nafas : x/mnt
18/11/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Enzim
AST
ALT
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
12.
573159
11/10/05
17/10/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Laju endap darah
LED 1 jam
LED 2 jam
25,8
9,4
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
175
129
292
180
249
323 / 101
312
70 – 110 mg/dL
10,10
9,00
30,2
28,2
27,1
14,7
0,9
0,4
88,8
7,0
2,9
3,19
801,0
94,7
31,7
33,4
7,7
7,5
12,0-18,0 gr%
115,0
120,0
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
41,0 - 53,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
4,00 – 11,00 fL
L
H
H
H
H
H/
H
15/11/05
21/11/05
15/11/05
21/11/05
14/11/05
17/11/05
21/11/05
L
L
L
L
H
H
11/10/05
14/10/05
11/10/05
14/10/05
11/10/05
14/10/05
11/10/05
H
L
H
H
Tekanan Darah :
140/100 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 18x/mnt
11/10/05
Tekanan Darah :
110/80 mm/Hg
Nadi : 96x/mnt
Suhu : 38,2˚C
Nafas : x/mnt
12/10/05
Tekanan Darah :
130/90 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 18x/mnt
13/10/05
Tekanan Darah :
180/80 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36,8˚C
Nafas : x/mnt
14/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
13.
571808
25/9/05
1/10/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Trombosit
Metabolit
Ureum
Creatinin
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukjosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
11/10/05
17/10/05
11/10/05
17/10/05
21,9
14,8
0,6
0,6
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
L
L
L
7,2
6,1
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
L
L
11/10/05
220
109
238/324
195
277
211
236
70 – 110 mg/dL
H
H
H/H
H
H
H
H
12/10/05
14/10/05
12/10/05
11/10/05
14/10/05
15/10/05
16/10/05
11,7
35,4
14,200
398,000
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
140 – 440 ribu/mmk
L
L
H
25/9/05
57
1,3
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
H
168
213
281/277
154
168
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
70 – 110 mg/dL
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
H
H
H/H
H
H
25/9/05
27/9/05
26/9/05
29/9/05
25/9/05
Tekanan Darah : 90/60
mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 38,2˚C
Nafas : x/mnt
15/10/05
Tekanan Darah : 90/60
mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : x/mnt
15/10/05
Tekanan Darah :
170/100 mm/Hg
Nadi : 100x/mnt
Suhu : ˚C
Nafas : x/mnt
25/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14.
572722
4/10/05
11/10/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Laju endap darah
LED 1 jam
LED 2 jam
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
11,40
33,6
11,89
1,1
0,4
74,1
17,8
6,6
3,,56
193,0
94,4
32,0
33,9
13,2
9,4
9,9
37,0
81,0
43,0
1,00
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,80 %
4,00 – 11,00 fL
L
L
H
L
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
70 – 110 mg/dL
L
L
14,4
18,7
102
130
116
149
318
202
195
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
H
H
H
H
H
H
4/10/05
4/10/05
5/10/05
6/10/05
8/10/05
10/10/05
5/10/05
10/10/05
4/10/05
Tekanan Darah :
130/90 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37,6˚C
Nafas : 22x/mnt
4/10/05
Tekanan Darah :
150/90 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36,7˚C
Nafas : 20x/mnt
6/10/05
Tekanan Darah :
120/80 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37,8˚C
Nafas : 22x/mnt
7/10/05
Tekanan Darah :
120/80 mm/Hg
Nadi : 86x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 20x/mnt
8/10/05
Tekanan Darah :
120/70 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36,4˚C
Nafas : 20x/mnt
10/10/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
11/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15.
950656
2/7/05
18/7/05
Urine
Warna
BJ
pH
Lekosit gelap
Glukosa
Sedimen
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Nadi : 86x/mnt
Suhu : 36,5˚C
Nafas : 20x/mnt
kuning
1,015
7,5
3-4
9,6
28,3
21,66
0,4
0,3
88,3
0,3
6,3
4,7
353,0
85,5
29,0
33,9
13,3
10,2
11,7
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,80 %
4,00 – 11,00 fL
22,0
0,5
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
12,0
4,8
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
133
3,4
93
130 – 150 mmol/L
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
L
L
H
H
L
L
L
L
L
L
L
L
2/7/05
2/7/05
Tekanan Darah :
mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : ˚C
Nafas : 18 x/mnt
2/7/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kalsium
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
16.
578215
30/12/05
31/12/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Metabolit
Ureum
Creatinin
Cholestrol
Trigliserida
HDL Cholestrol
LDL
2,34
2,02 – 2,06 mmol/L
163
161
88
277
495
298
408
70 – 110 mg/dL
13,9
38,3
8,1
0,6
0,2
72,8
18,9
7,5
4,43
191,0
86,5
31,4
36,30
11,9
10,4
12,1
13,5 - 17,5 gr%
41,0 - 53,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,80 %
4,00 – 11,00 fL
28,7
0,9
176,0
173,0
47,8
93,6
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
0 – 200 mg/dL
0 – 200 mg/dL
35 – 36 mg/dL
100 – 159 mg/dL
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
H
H
L
3/7/05
6/7/05
2/7/05
3/7/05
8/7/05
10/7/05
11/7/05
H
H
H
30/12/05
L
L
L
H
L
Tekanan Darah :
120/80 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 18 x/mnt
30/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17.
971874
Hematologi
Hemoglobin
14/10/05
31/10/05
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Elektrolit
Natrium
10,9
10,6
8,0
7,4
10,5
10,4
31,1
31,2
23,6
21,2
30,9
30,5
28,61
0,3
1,4
92,9
3,4
2,0
3,71
320,000
83,8
29,4
35
13,00
9,9
11,2
67,8
1,8
27,0
22,0
13,5 - 17,5 gr%
41,0 - 53,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,80 %
4,00 – 11,00 fL
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
130 – 150 mmol/L
131
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
H
14/10/05
17/10/05
19/10/05
20/10/05
22/10/05
25/10/05
14/10/05
17/10/05
19/10/05
20/10/05
22/10/05
25/10/05
14/10/05
14/10/05
H
L
L
L
L
H
H
Tekanan Darah :
100/60 mm/Hg
Nadi : 108x/mnt
Suhu : 37,2˚C
Nafas : 20x/mnt
14/10/05
Tekanan Darah :
130/80mm/Hg
Nadi : 96x/mnt
Suhu : 38,5˚C
Nafas : 20x/mnt
17/10/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37,2˚C
Nafas : 20x/mnt
18/10/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 90x/mnt
Suhu : 36˚C
Nafas : 22x/mnt
19/10/05
Tekanan Darah :
130/80 mm/Hg
Nadi : 86x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 18x/mnt
21/10/05
Tekanan Darah :
130/70 mm/Hg
24/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kalium
Klorida
Kalsium
Urine
Warna
BJ
pH
Lekosit gelap
Glukosa
Eritrosit
Epitel
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2jamPP
Glukosa sesaat
18.
380488
25/7/05
2/8/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
2,08
97
4,2
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37,8˚C
Nafas : 22x/mnt
L
H
25/10/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37,2˚C
Nafas : 22x/mnt
kuning
1,025
5
1-2
+
0-1
sedikit
31/10/05
346
224
130
246
235
105
132
348
295
89
172
70 – 110 mg/dL
7,3
10,2
21,7
31,0
14,15
1,3
0,4
79,0
14,6
4,7
12,0-18,0 gr%
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
H
H
H
H
H
H
H
H
H
L
H
L
L
L
L
H
15/10/05
16/10/05
17/10/05
18/10/05
20/10/05
21/10/05
22/10/05
15/10/05
14/10/05
17/10/05
18/10/05
25/7/05
27/7/05
25/7/05
27/7/05
25/7/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37,5˚C
Nafas : 20x/mnt
Tekanan Darah :
100/70 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 22x/mnt
25/7/05
Tekanan Darah :
100/70 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,2˚C
Nafas : x/mnt
26/7/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
19.
971821
Hematologi
Hemoglobin
13/10/05
2/11/05
Hematokrit
Hitung Leukosit
Trombosit
Metabolit
2,5
416
86,6
29,2
33,6
13,3
9,0
9,1
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,80 %
4,00 – 11,00 fL
246
176
179
183
137
210
215
65
225
248
70 – 110 mg/dL
7,3
12,1
11,6
10,1
11,6
23,2
35
34
29,6
35,7
12,4
250
12,0-18,0 gr%
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
140 – 440 ribu/mmk
L
L
L
H
H
H
H
H
H
H
L
H
H
26/7/05
27/7/05
30/7/05
2/8/05
26/7/05
30/7/05
25/7/05
26/7/05
27/7/05
29/7/05
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
H
13/10/05
14/10/05
15/10/05
20/10/05
28/10/05
13/10/05
14/10/05
15/10/05
20/10/05
28/10/05
14/10/05
14/10/05
Tekanan Darah :
110/80 mm/Hg
Nadi : x/mnt
Suhu : 36,6˚C
Nafas : x/mnt
30/7/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : x/mnt
31/7/05
Tekanan Darah :
140/90 mm/Hg
Nadi : 90x/mnt
Suhu : 36,8˚C
Nafas : 20x/mnt
13/10/05
Tekanan Darah :
mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,2˚C
Nafas 20 x/mnt
18/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Protein total
Albumin
Globulin
Bilirubin total
Bilirubin direk
Bilirubin indirek
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Urine
Warna
BJ
pH
Lekosit gelap
Eritrosit
Epitel
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2jam PP
Glukosa sesaat
7,7
6,7
6,2
2,1
1,8
2,2
5,6
4,9
4,0
0,47
0,06
0,41
13,1
0,5
6,60 – 8,7 gr/dL
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
L
L
81,9
57,8
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
H
130
5,5
96
2,07
130 – 150 mmol/L
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
3,5 – 5,50 gr/dL
3,1– 3,2 gr/dL
L
L
L
H
H
H
13/10/05
14/10/05
20/10/05
13/10/05
14/10/05
20/10/05
13/10/05
14/10/05
20/10/05
13/10/05
H
kuning
1,005
6,5
3-4
0,1
sedikit
273
406
211
345
70 – 110 mg/dL
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
H
H
H
H
16/10/05
16/10/05
13/10/05
15/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
326
274
51
20.
971784
12/10/05
24/11/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
RDW / Retikulosit
MPV / Polikromasi
PDW / Hipokromia
Metabolit
Ureum
Creatinin
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
H
H
H
L
19/10/05
20/10/05
21/10/05
22/10/05
12/10/05
12/10/05
12/10/05
19/10/05
12/10/05
14,9
43,8
44,15
6,60
0,3
0,2
88,1
7,1
4,3
4,77
270
91,8
31,2
34,00
13,6
10,5
11,0
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
14,5
0,70
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
L
L
12/10/05
175
112
190
305
256
138
70 – 110 mg/dL
H
H
H
H
H
H
13/10/05
17/10/05
13/10/05
17/10/05
12/10/05
19/10/05
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
11,60 – 14,80 %
4,00 – 11,00 fL
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
H
H
H
L
Tekanan Darah :
130/80 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37,5˚C
Nafas : 20x/mnt
12/10/05
Tekanan Darah :
120/80 mm/Hg
Nadi : 92x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 20x/mnt
13/10/05
Tekanan Darah :
120/80 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36,9˚C
Nafas : 20x/mnt
17/10/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36,9˚C
Nafas : 22x/mnt
19/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21.
974945
25/12/05
1/1/06
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Trombosit
Masa perdarahan
Masa tromboplastin
Masa penjendalan
Metabolit
Ureum
Creatinin
Protein total
Albumin
Globulin
Enzim
AST
ALT
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
10,1
9,9
29,6
28,6
20,460
0,4
0,2
92,7
4,6
2,1
311
2 menit
49 detik
10 menit
12,0-18,0 gr%
30,5
19,0 – 43,0 mg/dL
1,40
6,8
3,0
3,8
0,80 – 1,50 mg/dL
6,60 – 8,7 gr/dL
3,5 – 5,50 gr/dL
3,1– 3,2 gr/dL
21,9
23,1
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
102
139
126
139
260
179
99
70 – 110 mg/dL
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
140 – 440 ribu/mmk
2,00 – 7,00 menit
23,4 – 36,8 detik
5,00 – 12,00 menit
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
L
L
L
L
H
25/12/05
29/12/05
25/12/05
29/12/05
25/12/05
H
L
H
25/12/05
L
H
H
H
H
H
H
H
L
25/12/05
29/12/05
25/12/05
29/12/05
25/12/05
28/12/05
29/12/05
Tekanan Darah :
90/60 mm/Hg
Nadi : 92x/mnt
Suhu : 38,2˚C
Nafas : x/mnt
25/12/05
Tekanan Darah :
90/60 mm/Hg
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 38,5˚C
Nafas : x/mnt
26/12/05
Tekanan Darah :
120/70 mm/Hg
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 37,4˚C
Nafas : x/mnt
27/12/05
Tekanan Darah :
100/70 mm/Hg
Nadi : 90x/mnt
Suhu : 38,8˚C
Nafas : x/mnt
28/12/05
Tekanan Darah :
100/60 mm/Hg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36,5˚C
Nafas : x/mnt
30/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22.
969128
10/8/05
20/8/05
23.
970427
11/9/05
21/9/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
Trombosit
MCV / IER
MCH
MCHC
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
11,1
34
21,36
2,8
0,8
81,4
11,3
4,00
4,11
437,000
82,7
27
32,6
27
0,9
18
21
223
314
288
178
225
8,5
10,7
9,7
25,1
30
30
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 –5,0 %
0,0 – 2,0 %
47,0 – 80,0 %
13,0 – 40,0 %
2,0 – 11,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk 140 –
440 ribu/mmk
92,0 – 121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-36,0 g/dL
L
L
H
10/8/05
10/8/05
H
L
L
L
L
15/8/05
10/8/05
10/8/05
12/8/05
15/8/05
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
12,0-18,0 gr%
36,0-46,0 %
H
H
H
H
H
L
L
L
L
L
L
10/8/05
Tekanan Darah :
110/70 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36,4˚C
Nafas 20 x/mnt
Tekanan Darah :
140/90 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas 20 x/mnt
12/8/05
16/8/05
18/8/05
Tekanan Darah :
120/90 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas 20 x/mnt
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
70 – 110 mg/dL
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
Tekanan Darah :
120/70 mm/Hg
Nadi : 90x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 20x/mnt
11/9/05
Tekanan Darah :
130/90 mm/Hg
Nadi : 85x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : x/mnt
11/9/05
Tekanan Darah :
18/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hitung Leukosit
Trombosit
Metabolit
Ureum
Creatinin
Enzim
AST
ALT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
Glukosa sesaat
24.
515033
21/9/05
26/9/05
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Hitung Leukosit
Basofil
Limfosit
Eritrosit
MCV / IER
MCH
MCHC
26,47
535
4,10 - 10,9 ribu/mmk
140 – 440 ribu/mmk
31
0,8
19,0 – 43,0 mg/dL
0,80 – 1,50 mg/dL
52
52
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
141
3,6
99
2,45
130 – 150 mmol/L
3,5 – 5,5 mmol/L
94 – 111 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
106
129
136
165
129
283
139
70 – 110 mg/dL
10,10
15
10,20
42
28,82
0,3
5,17
97,4
87,6
29,0
33,1
13,5 - 17,5 gr%
70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
41,0 - 53,0 %
4,10 - 10,9 ribu/mmk
0,0 – 2,0 %
13,0 – 40,0 %
4,5 – 5,9 juta/mmk
92,0 – 121,0 fL
31,0 – 37,0 pg
29,0-360 g/dL
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
L
L
H
L
H
L
L
11/9/05
mm/Hg
Nadi : x/mnt
Suhu : 39˚C
Nafas : x/mnt
21/9/05
Tekanan Darah :
130/80 mm/Hg
Nadi : 42x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : 20x/mnt
21/9/05
Tekanan Darah :
140/90 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,5˚C
Nafas x/mnt
24/9/05
13/9/05
16/9/05
16/9/05
11/9/05
13/9/05
14/9/05
11/9/05
21/9/05
25/9/05
27/9/05
25/9/05
21/9/05
21/9/05
25/9/05
21/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit
Protein total
Albumin
Globulin
Ureum
Creatinin
Cholestrol
Trigliserida
HDL Cholestrol
LDL
Bilirubin total
Bilirubin direk
Bilirubin indirek
Enzim
AST
ALT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam PP
25/9/05
21/9/05
25/9/05
6,1
3,3
2,8
55
21,0
1,8
1,2
168
169
41
93,2
0,43
0,16
0,27
6,60 – 8,7 gr/dL
3,5 – 5,50 gr/dL
3,1– 3,2 gr/dL
19,0 – 43,0 mg/dL
L
L
L
H
0,80 – 1,50 mg/dL
H
250
239
17,0 – 59,0 U/L
21,0 – 72,0 U/L
134
142
4,6
4,5
105
105
2,25
2,14
130 – 150 mmol/L
22/9/05
3,5 – 5,5 mmol/L
25/9/05
94 – 111 mmol/L
89
126
232
240
87
347
70 – 110 mg/dL
22/9/05
23/9/05
24/9/05
26/9/05
22/9/05
26/9/05
Tekanan Darah :
140/90 mm/Hg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,8˚C
Nafas: x/mnt
25/9/05
26/9/05
0 – 200 mg/dL
0 – 200 mg/dL
35 – 36 mg/dL
100 – 159 mg/dL
0,0-1,1 mg/dL
0,0-0,30 mg/dL
L
Tekanan Darah :
140/100 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 37˚C
Nafas : x/mnt
25/9/05
2,02 – 2,06 mmol/L
2,02 – 2,06 mmol/L
70 – 140 mg/dL
H
H
H
H
28/9/05
21/9/05
Tekanan Darah :
120/70 mm/Hg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36,4˚C
Nafas 20 x/mnt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Glukosa sesaat
Urine
Glukosa
Sedimen
Lekosit pucat
Lekosit gelap
Eriotrosit
Epitel silinder
Epitel glanular
226
203
350
312
108
sedikit
banyak
1-2
5-6
1-2
sedikit
1-2
70 – 140 mg/dL
21/9/05
23/9/05
25/9/05
26/9/05
27/9/05
25/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No : 4 (4/8/05)
No. RM : 968807
Bakteri : Staphylococcus aureus
Jenis Antibiotika
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
Staphylococcus
aureus
S
S
R
R
S
S
S
R
R
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
No : 6 92/8/05)
No. RM : 957682
Bakteri : Staphylococcus epidermidis
Jenis Antibiotika
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
Staphylococcus
epidermidis
R
R
R
R
R
S
S
R
R
R
S
R
S
S
S
R
S
S
R
S
S
R
No : 7 (27/7/05)
No. RM : 529282
Bakteri : Proteus vulgaris
Enterobacter
Jenis Antibiotika
Proteus
vulgaris
SMX-TMP
R
Koramfenikol
R
Ampicilin
R
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
R
Tetracyclin
R
Gentamycin
S
Penicilin G
R
Eritromicin
R
Kanamycin
R
Streptomycin
R
Amikin
S
Ceradolan
S
Fortum
S
Rochepin
S
Tequin
S
Tavivid
S
Maxipime
S
Ceftum
S
Cravit
Trenam
S
Meronem
Cefrin
S
No : 8 (2/11/05)
No. RM : 461182
Bakteri : Enterobacter
Enterobacter
R
S
R
S
S
S
R
R
S
S
S
R
R
R
S
S
S
S
R
Jenis
Antibiotika
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
Enterobacter
R
R
R
S
S
R
R
R
S
R
S
S
S
S
S
S
R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No : 9 (10/9/05)
No. RM : 970344
Bakteri : Staphylococcus
epidermidis
Jenis Antibiotika S. epidermidis
No : 11 (16/11/05)
No. RM : 973120
Bakteri : Staphylococcus aureus
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
R
R
R
R
R
S
S
R
R
R
S
R
S
S
S
R
S
S
R
S
S
R
Jenis Antibiotika
Staphylococcus
aureus
S
S
R
S
R
R
R
S
R
S
R
S
R
S
S
S
S
S
S
S
No : 17 (17/9/05)
No. RM : 971874
Bakteri : Klebsiella sp.
Jenis Antibiotika
Klebsiella sp.
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
S
S
R
R
R
R
R
S
S
R
S
No : 23 (4/9/05)
No. RM : 970427
Bakteri : Staphylococcus epidermidis,
Enterococcus
Jenis
S.
Enterococcus
Antibiotika
epidermidis
SMX-TMP
S
R
Koramfenikol
S
S
Ampicilin
S
S
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
R
S
Tetracyclin
S
Gentamycin
S
S
Penicilin G
S
S
Eritromicin
S
S
Kanamycin
S
S
Streptomycin
S
S
Amikin
S
S
Ceradolan
S
S
Fortum
S
S
Rochepin
S
S
Tequin
S
S
Tavivid
S
S
Maxipime
S
S
Ceftum
S
S
Cravit
Trenam
S
S
Meronem
Cefrin
S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No : 18 (25/7/05)
No. RM : 380488
Bakteri : Staphylococcus aureus
Jenis Antibiotika
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
Staphylococcus
aureus
S
S
R
R
S
S
R
S
S
S
S
S
S
S
S
R
S
S
S
No :20 (20/9/05)
No. RM : 971784
Bakteri : Pseudomonas sp.
Jenis Antibiotika
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
Staphylococcus
aureus
R
R
R
S
R
R
S
R
R
R
S
R
S
R
S
S
S
S
No : 21 (29/12/05)
No. RM : 974945
Bakteri : MRSA
Enterobacter
Jenis
MRSA
Antibiotika
SMX-TMP
Koramfenikol
R
Ampicilin
S
Nitrofurantoin
S
Nali diexic acid
S
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
No : 22 (10/8/05)
No. RM : 969128
Bakteri : Enterobacter
Enterobacter
R
R
R
S
R
S
R
S
R
R
R
R
S
R
S
R
R
S
R
R
R
R
S
S
S
S
S
R
S
R
R
Jenis
Antibiotika
SMX-TMP
Koramfenikol
Ampicilin
Nitrofurantoin
Nali diexic
acid
Tetracyclin
Gentamycin
Penicilin G
Eritromicin
Kanamycin
Streptomycin
Amikin
Ceradolan
Fortum
Rochepin
Tequin
Tavivid
Maxipime
Ceftum
Cravit
Trenam
Meronem
Cefrin
Enterobacter
R
R
R
S
S
R
R
R
S
R
S
S
S
S
S
S
R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Juli –Desember 2005
1.
Golongan
α- Glucosidase
inhibitor
Biguanid
Sub Golongan
ANTIDIABETIK
Nama Generik
acarbose
Nama Dagang
Glucobay®
Jumlah
7
metformin
glimepirid
Diabex®
Amaryl®
Metrix®
4
2
5
Pemicu sekresi
insulin
Glinid
Thiazolindion
repraglinid
rosiglitazone
Novonorm®
Avandia®
1
Insulin
Sulfonilurea
Kerja singkat
Kerja menengah
glikasid
Crystal Zinc Insulin (CZI)
Netral Protamine
Hagedorn (NPH)
Zumadiac®
Actrapid®
Insulatard®
2
12
5
2.
Golongan
Sefalosporin
Nama Generik
seftazidim
seftriakson
sefazolin
Aminoglikosida
sefpodiksim
sefepim
sefotiam
moksifloksasin
cefditoren pifoxil
ceftaxim
gentamisin
amikasin
Kuinolon
dibekasin
levafloksasin
siprofloksasin
ofloksasin
Makrolid
klaritromisin
Penicilin
sultamisilinatobilat
sulbenicilin
1
ANTIINFEKSI
Nama Dagang
Fortum®
Ceftum®
Ceftriaxone®
Cefazolin®
Cefazol®
Banan®
Maxipime®
Ceradolan®
Avelox®
Meiact®
Claforan®
Gentamycin®
Garamycin®
Gentamerck®
Amikin®
Mikasin®
Dibekasin®
Cravit®
Ciprofloxacin®
Tequin®
Quidex®
Tarivid®
Ofloxacin®
Cravox®
Abbotic XL®
Abbotic®
Bactecyn®
Kedacillin®
Jumlah
4
1
8
1
1
1
1
3
5
1
1
1
2
1
1
1
1
4
2
1
2
1
1
1
2
1
7
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Golongan
Kloramfenikol
Klindamisin
Antibiotika lain
Nama Generik
amoksisilin
thiamfenikol
clyndamicin
teicoplamin
Nama Dagang
Clavamox®
Thiamphenicol®
Clyndamicin®
Targosid®
metronidazol
Metronidazole®
Flagyl®
Flagyl Forte®
3.
Golongan
Antipsikotik
Obat untuk mual
dan vertigo
SISTEM SARAF PUSAT
Sub Golongan
Nama Generik
haloperidol
domperidon
metoklopramid
ondansetron
Antagonis 5 HT3
4.
Nama Generik
Ketorolak
Analgesik opioid
Metamizol
Parasetamol
Tinoridin
Asetosal
Metampiron + Diazepam
Tramadol HCl
Golongan
Anti tukak
Sub Golongan
Antagonis
reseptor H2
Khelator dan
senyawa
kompleks
Penghambat
pompa proton
Antasida
Enzim saluran
cerna
Anti diare
Digestan
Antimotilitas
6.
Nama Dagang
Serenace®
Vometa®
Vomidex®
Narfos®
Jumlah
1
3
1
1
ANALGESIK
Golongan
Analgesik non opioid
5.
Jumlah
1
1
1
1
8
3
1
Nama Dagang
Toradol®
Remopain®
Novalgin®
Parasetamol®
Nonflamin®
Farmasal®
Yekalgin®
Tramal®
J umlah
3
7
2
9
4
3
1
1
OBAT SISTEM SALURAN CERNA
Nama Generik
ranitidin
Nama Dagang
Rantin®
sukralfat
Inpepsa ®
1
omeprazol
OMZ®
Dudencer®
Prosogan
Mylanta®
Pariet®
Enzyplex®
1
1
1
1
1
1
Codein®
Lacbon®
1
1
lanzoprazol
aluminium hidroksida
natrium rebeprazol
protese, amylase, lipase
codein fosfat
OBAT YANG MEMPENGARUHI DARAH DAN GIZI
J umlah
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Golongan
Sub Golongan
Nama Generik
Cairan dan
elektrolit
Vitamin
Antianemia
Nama Dagang
glukosa
Pengganti plasma dan
albumin
Vitamin B/ dengan
vitamin C
Glucose®
Dextrosa®
maltosa
Martos®
ringer lactat/asetat Asering®
RL
natrium asetat
KAEN B
natrium klorida
NaCl
kalsium
Calos®
plasbumin
Plasbumin-5®
Multivitamin/ dengan vitamin C, seng
mineral
sulfat, selenium
Anemia defisiensi besi Feroglukonat
(FeOH3)
7.
Golongan
Antiplatelet
Antiritmia jantung
Hemostatik dan
fibrinolitik
Vasodilator
perifer
Obat migren
Antihipertensi
1
2
1
2
2
2
Venofer®
1
OBAT SISTEM KARDOVASKULER
Sub Golongan
Nama Generik
asetosal
asam traneksamat
ethamcylate
pentoksifilin
Diuretika tiazid
ACE Inhibitor
8.
Golongan
Obat reumatik dan
gout
1
2
5
19
4
2
10
1
Neurobion®
Neurobion 5000®
Surbex-T®
Cernevit®
Zegase®
clopidrogel
pizotifen
hidroklortiazid
captopril
ramipril
Nama Dagang
Ascardia®
Pletaal®
Kalnex®
Dycinone®
Trental ®
Tarontal®
Plavix®
Lysagor®
HCT®
Captensin®
Kaptopril
Triatec®
J umlah
1
10
6
1
3
2
1
2
1
1
1
1
OBAT OTOT SKELET DAN SENDI
Sub Golongan
AINS
Nama Generik
natrium diklofenak
ketoprofen
celecoxib
alopurinol
Antigout
9.
Golongan
Antitusif
J umlah
Nama Dagang
Cataflam-D®
Cataflam®
Kaltrofen®
Pronalges®
Celebrex®
Zyloric®
OBAT SISTEM PERNAFASAN
Nama Generik Nama Dagang J umlah
Codein®
codein fosfat
1
J umlah
3
3
1
2
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 6
Distribusi 10 Besar Penyakit Rawat Inap RS. Bethesda Tahun 2005
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kode ICD-X
A 09
I 64
Z 38.0
S 62.0
B 34.9
E 10-14
S 06.0.0
O 80.0
N 39.0
J 45.9
Diagnosa
Dearrhoe and Gastroenteritis of presumed infection origin
Stroke, not specified as haemorrhage or infarction/cva
Neonatus/Singleton, born inside hospital
Closed-Diffuse brain injuri/contusion cerebri
Viral infection,unspecified
IDDM, NIDDM, Diabetes Mellitus
Comotio cerebri
Spontaneous vertex delivery/partus
UTI (Urinary Tract Infection), site not specified/ISK
Asthma, unspecified
Jumlah
1160
668
590
474
472
400
381
313
307
382
Distribusi Macam-Macam Komplikasi Diabetes Melitus di Rawat Inap
RS. Bethesda Tahun 2005
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kode ICD-X
E 10.1
E 10.5
E 10.9
E 11.0
E 11.5
E 11.9
E 14.0
E 14.1
E 14.2
E 14.5
E 14.3
E 14.6
E 14.9
Diagnosa
IDDM + ketoacidosis
IDDM + Peripheral Cilculatory Complication
IDDM without complication
NIDDM + coma
NIDDM + Peripheral Cilculatory Complication
NIDDM without complication
DM + coma
DM + ketoacidosis
DM + renal complication
DM + ulcer
DM + ophthalmic complication
DM + arthropathy
DM unspecified
Jumlah
Jumlah
1
1
3
1
2
2
36
7
48
89
2
6
203
400
Jumlah Pasien Diabetes Melitus dan DM dengan Komplikasi Ulkus di Rawat
Inap RS. Bethesda Tahun 2002-2005
No.
1.
2.
Kode ICD-X
E 10-E 14
E 14.5
Diagnosa
Diabetes Melitus
DM + ulcer
2002
410
34
Jumlah pasien
2003
2004
416
416
67
77
2005
402
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Download