KEJADIAN ASFIKSIA BERDASARKAN USIA KEHAMILAN DI RSUD DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO Heni Frilasari*, Heri Triwibowo** STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto E-mail : http://www.stikes-ppni.ac.id ABSTRACT The incidence of neonatal asphyxia in newborns in Indonesia tends to increase. Infants less than one month of age is the age group that has the highest risk of health problems, such as asphyxia. Asphyxia in newborns can be caused by various factors, one of which is pregnancy. In premature infants frequent respiratory disorder caused by a deficiency of surfactant, lung growth and development of the rudimentary thus increasing the risk of asphyxia. The purpose of the research was to determine the incidence of asphyxia by gestation in dr. WahidinSudiroHusodo Hospital, Mojokerto City. The descriptive research design. The population is all newborns were asphyxiated in dr. WahidinSudiroHusodo Hospital, Mojokerto City many as 22 infants to obtain a sample of 22 respondents taken with total sampling. The research variables are based on gestational age asphyxia. The collection of data through observation of asphyxia, after the data is collected to analyze the data by editing, coding, scoring and tabulating. The results showed that the majority of newborn asphyxia were as many as 19 infants (86.4%) on gestational age <37 weeks. The younger the gestational age, organ function less and less perfect baby which can cause asphyxia. Women should be able to perform routine prenatal care, so that if there are complications or complications of treatment can be done in a comprehensive manne. Keywords: Asphyxia, Age Pregnancy PENDAHULUAN tinggi. Pada usia yang rentan ini, berbagai Kesehatan prenatal, perinatal, dan masalah kesehatan bisa muncul, seperti postnatal menjadi sangat penting karena asfiksia, BBLR dan infeksi. Asfiksia pada masa ini dianggap sebagai masa yang neonatorum termasuk dalam bayi baru rawan terjadinya gangguan atau kecacatan, lahir dengan bayi risiko tinggi karena seperti berat bayi lahir rendah, kematian memiliki neonatal, kelainan kongenital, dan asfiksia mengalami kematian bayi atau menjadi neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah sakit berat dalam masa neonatal. Asfiksia suatu keadaan bayi baru lahir yang neonatorum terjadi ketika bayi tidak cukup mengalami kegagalan bernafas secara menerima oksigen sebelumnya, selama spontan dan teratur segera setelah lahir atau (Gilang, 2012). Bayi hingga usia kurang RI,2013). kemungkinan setelah kelahiran lebih besar (Kemenkes satu bulan merupakan golongan umur yang Masalah utama penyebab kematian memiliki risiko gangguan kesehatan paling pada bayi dan balita adalah pada masa neonatus (bayi baru lahir umur 0-28 hari). sungsang perabdominam dan pervaginam Angka kematian bayi menurut WHO, (p=0,006), setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari (p=0,035) dan Ketuban Pecah Dini (KPD) 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, (p=0,004). hampir 1 juta bayi lama atau macet kemudian Faktor yang menyebabkan asfiksia meninggal. Menurut hasil Riskesdas 2007 neonatorum antara lain faktor keadaan ibu menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian (usia ibu, hipertensi pada kehamilan, neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. pendarahan antepartum, demam selama Komplikasi persalinan yang ini partus menjadi penyebab infeksi berat, kehamilan kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi postdate, amnionitis, anemia dan paritas), berat lahir rendah dan infeksi (Kemenkes faktor keadaan bayi (kehamilan kurang RI, 2013). Penyebab kematian bayi di bulan, bayi prematur, berat bayi lahir, Jawa Timur 19% disebabkan oleh asfiksia kelainan (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, bercampur meconium), faktor plasenta 2012). Berdasarkan survei awal di RSUD (lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto tali pusat dan prolapsus tali pusat) dan didapatkan bahwa kejadian asfiksia selama faktor (pemakaian obat analgesi/anastesi tahun 2015 sebanyak 172 bayi. Penyebab yang berlebihan dan trauma persalinan) asfiksi dan faktor persalinan (Gilang, 2012). paling banyak adalah usia kehamilan kurang bulan (< 37 minggu) bawaah dan Kehamilan air ketuban preterm (usia sebanyak 48 bayi (27,9%), usia kehamilan kehamilan kurang dari 37 minggu) sangat lebih bulan (>42 minggu) sebanyak 1 bayi berpengaruh (0,6%), air ketuban bercampur mekonium (2009) menjelaskan semakin muda usia sebesar 18,08%, air ketuban keruh sebesar kehamilan 22,87%, BBLR sebesar 14,89% dan fungsi organ neonates akan semakin riwayat hepatitis 1,59%. rendah. Oleh sebab itu, ibu mengalami Hasil penelitian yang dilakukan Gilang (2012) merupakan faktor faktor-faktor yang yang terhadap maka janin. tingkat Sarwono kematangan lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Makin pendek masa berhubungan kehamilannya, makin kurang sempurna dengan asfiksia neonatorum di RSUD pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, Tugurejo Semarang antara lain umur ibu dengan akibat makin mudahnya terjadi (p=0,040), antepartum komplikasi dan makin tingginya angka (p=0,010), Berat Badan Lahir (BBL) bayi kematiannya. Pada bayi prematur sering (p=0,033), pertolongan persalinan letak terjadi perdarahan gangguan pernapasan yang disebabkan oleh kekurangan surfaktan tertatur dan lengkap sehingga komplikasi (rasiolesitin/sufingomielin kurang dari 2), yang dialami oleh ibu bisa dideteksi sedini pertumbuhan dan pengembangan paru mungkin dan bila ditemukan komplikasi yang belum sempurna, otot pernapasan obstetrik tindakan rujukan dapat segera yang masih lemah, dan tulang iga yang dilakukan (Gilang, 2012). mudah melengkung torak). Tujuan penelitian ini adalah untuk Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih mengetahui kejadian asfiksia berdasarkan dari usia kehamilan di RSUD Wahidin Sudiro 42 (pliable minggu) juga berpengaruh terhadap janin, dalam hal ini ada janin Husodo Kota Mojokerto. yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya atau kandungan karena makanan dan menyebabkan meninggal dalam kekurangan oksigen Asfiksia METODE PENELITIAN zat sehingga Neonatorum (Sarwono, 2009). Desain penelitian ini adalah menggunakan deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kejadian asfiksia berdasarkan usia kehamilan. Populasi Upaya dalam mengurangi Angka dalam penelitian ini adalah seluruh bayi Kematian Bayi (AKB) akibat dari asfiksia baru lahir yang mengalami asfiksia di diharapkan tenaga kesehatan atau bidan RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota dapat berperan aktif dalam melakukan Mojokerto dengan menggunakan teknik promotif memberikan sampling non probability sampling tipe tentang total sampling sehingga didapatkan sampel dengan pendidikan/pengetahuan pentingnya menjaga kesehatan pada ibu adalah 22 responden. hamil, mencegah terjadinya hipertensi dalam kehamilan sehingga dapat HASIL DAN PEMBAHASAN mengurangi kejadian asfeksia neonatorum Karakteristik Responden dan mengurangi angka kematian bayi. a) Tabel . Distribusi frekuensi usia ibu Institusi kesehatan dapat meningkatkan di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo pelayanan Kota Mojokerto kesehatan ibu dan anak, khususnya pada penanganan gawat darurat seperti asfiksia neononatorum dengan penyediaan alat resusitasi pada setiap persalinan termasuk jenis persalinan spontan, selain itu ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan secara No Frekuensi (f) Persentase (%) 1 20 1 4,5 91 4,5 Jumlah 22 Sumber : data primer 2016 100 1. 2. 3. Usia Ibu <20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun Berdasarkan table 1. di atas d) Tabel 4. Distribusi frekuensi riwayat menunjukkan bahwasebagian besar ibu penyakit di RSUD dr. Wahidin berumur 20-35tahun yaitu sebanyak 20 Sudiro Husodo Kota Mojokerto orang(91%) b) No Tabel 2. Distribusi frekuensi paritas di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto No Paritas Frekuensi (f) 1. Primipara (1 anak) 2. Multipara (24 anak) 3. Grandemulti para (> 4 anak) Jumlah Sumber : data primer 2016 Berdasarkan menunjukkan Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Hipertensi Perdarahan Infeksi Anemia Tidak ada Jumlah 6 2 6 0 8 22 27,3 9,1 27,3 0 36,4 100 Sumber : data primer 2016 13 59,1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu 0 0 tidak mempunyai riwayat penyakit yaitu 22 100 Berdasarkan tabel 4. di atas sebanyak 8 orang(36,4%). table 2. bahwa di atas Analisa a) Tabel 5. Distribusi frekuensi kejadian sebagian sebanyak asfiksia pada bayi baru lahirdi RSUD 13 dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Tabel 3. Distribusi frekuensi berat badan lahir bayi di RSUD dr. Wahidin Husodo Sudiro Kota Mojokerto No Berat Badan Lahir Bayi 1. BBLR (<2500 gram) BBLN (25004000 gram) BB Lebih (>4000 gram) Jumlah 3. Persentase (%) 40,9 orang(59,1%). 2. Frekuensi (f) 9 besaribumultiparayaitu c) Riwayat Penyakit Frekuensi Persenta (f) se (%) 5 22,8 16 72,7 1 4,5 22 100 Sumber : data primer 2016 Berdasarkan tabel 3. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar bayi lahir dengan berat badan normal yaitu sebanyak 16 bayi (72.7%). No Kejadian Asfiksia 1. 2. 3. Frekuensi (f) Ringan Sedang Berat Jumlah Sumber : data primer 2016 Berdasarkan Persentase (%) 0 19 3 22 tabel 0 86,4 13,6 100 5. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar bayi baru lahir mengalami asfiksia sedangyaitu sebanyak 19 bayi (86,4%) b) Table 6. Distribusi frekuensi usia kehamilandi RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto No Usia Frekuensi Kehamilan (f) berat (malaria, sifilis, TBC, HIV), kehamilan postmatur (sesudah 42 minggu 59,1 pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat, Kurang 13 Bulan (<37 minggu) 2. Cukup bulan 9 (37-42 minggu) 3. Postmatur 0 (>42 minggu) Jumlah 22 Sumber : data primer 2016 tabel macet, demam selama persalinan, infeksi Persentase (%) 1. Berdasarkan solusio plasenta), partus lama atau partus 40,9 kehamilan), keadaan tali pusat, lilitan tali prolapsus tali (sebelum 37 pusat, bayi minggu prematur kehamilan), persalinan sulit (letak sungsang, bayi 0 kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, 100 6. di forcep), kelainan bawaan dan air ketuban atas bercampur mekonium (warna kehijauan). menunjukkan bahwa sebagian besar usia Tabel 5. juga menunjukkan bahwa kehamilan kurang bulan yaitu sebanyak sebagian kecil bayi baru lahir mengalami 13orang (59,1%). asfiksia berat yaitu sebanyak 3 bayi (13,6%).Menurut Dewi (2013: 102) pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami PEMBAHASAN menunjukkan asidosis, sehingga memerlukan perbaikan bahwa sebagian besar bayi baru lahir di dan resusitasi aktif dengan segera. Tanda RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota dan gejala yang muncul pada asfiksia berat Mojokerto mengalami asfiksia sedang adalah sebagai berikut: frekuensi jantung yaitu sebanyak 19 bayi (86,4%) dan bayi kecil, yaitu < 40 kali per menit. tidak ada yang mengalami asfiksia berat sebanyak 3 usaha napas, tonus otot lemah bahkan bayi (13,6%). hampir tidak ada, bayi tidak dapat Hasil penelitian Asfiksia neonatorum adalah keadaan memberikan reaksi jika diberikan bayi dimana bayi tidak dapat bernafas rangsangan, bayi tampak pucat bahkan secara spontan dan teratur segera setelah sampai lahir. keadaan ini disertai dengan hipoksia, kekurangan hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis sebelum atau sesudah persalinan. (Marmi, 2015: 268). Menurut Sondakh berwarna Kejadian oksigen asfiksi kelabu, yang di terjadi berlanjut RSU Dr. dapat Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto menyebabkan gawat janin adalah sebagai sebagian besar bayi mengalami asfiksia berikut: eklamsia, sedang hal ini disebabkan oleh faktor usia perdarahan abnormal (plasenta previa atau kehamilan kurang bulan, karena bayi yang (2013: 177) faktor pre-eklamsia yang dan lahir kurang bulan mempunyai organ dan umur kehamilan, fungsiorgan tubuh bayi alat-alat tubuhbelum berfungsi normal makin kurang sempurna dan memudahkan untuk bertahan hidupdiluar rahimdan terjadi terjadi gangguan perkembangan janin salah satunya pada asfiksia, sistem pernafasan, bayi baru lahir yang sedangkan bayi yang mengalami asfiksi mengalami gangguan pernafasan dapat berat disebabkan oleh usia kehamilan meningkatkan risiko mengalami asfiksia kurang bulan dan berat badan lahir rendah. pada bayi. memudahkan pernafasansehingga Tabel 6. terjadi menunjukkan gangguan pertumbuhan dan bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan sebagian besar bayi lahir dengan usia penelitian yang dilakukan Brillianningtyas, kehamilan kurang bulan yaitu sebanyak 13 Berawi orang (59,1%), hal ini menyebabkan masih menunjukkan bahwa ada hubungan yang belumberfungsinya signifikan antara usia kehamilan ibu organ-organ tubuh secara sempurnaseperti sistem pernafasan. Menurut Gilang (2012) usiahamil dan Carolia (2013) yang dengan kejadian asfiksia neonatorum di ruang kebidanan RSUD dr. A. sebagai kriteria untuk bayi prematur DadiTjokrodipo Bandar lampung. Hasil adalah yang lahir sebelum 37 minggu ujistatistik diperoleh nilai p value = 0,001. dengan berat lahir dibawah 2500 gram. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ OR= dan alat-alat tubuh yang belum berfungsi posttermmempunyai peluang 3,138 kali normal menyebabkan untuk rahim.Makin bertahan muda hidup umur diluar kehamilan, fungsi organ tubuh bayi makin kurang sempurna, prognosis artinya kejadian neonatorumdibandingkan kehamilan asfiksia dengan kehamilan aterm. semakin Faktor paritas juga dapat mempengaruhi buruk.Karena masih belum berfungsinya kejadian asfiksia, dimana ibu primipara organ-organ tubuh secara sempurna seperti dengan kejadian asfiksia sedang sebanyak sistem pernafasan maka terjadilah asfiksia. 7 responden (31,8%) sedangkan ibu Sebagian besar bayi yang lahir pada multipara dengan kejadian asfiksia sedang usia kehamilan kurang bulan mengalami sebanyak 12 responden (54,5%). Menurut asfiksia ini Purnamaningrum (2012). Paritas adalah bulan jumlah persalinan yang telah dilakukan alat-alat oleh ibu. Paritas 2-3 adalah paritas yang untuk telah melahirkan bayi dua kali atau lebih bertahan hidupdiluar rahim.Makin muda dan merupakan paritas paling aman di sedangdan dikarenakan bayi juga 3,138, berat. Hal lahirkurang mempunyai organ tubuhbelum berfungsi dan normal tinjau dari sudut kematian maternal. Kejadian asfiksia pada bayi baru Paritas 1 beresiko karena ibu belum siap lahir di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo secara Kota Mojokerto dapat dipengaruhi karena medis (organ reproduksi)atau adanya kekakuan dari otot atauserviks paritas, yang primipara kaki memberikan tahan yang karena sebagian mengalami besar asfiksia ibu berat jauhlebih besar dan dapat memperpanjang sedangkan pada ibu multipara masih persalinan.Hasil penelitian menunjukkan mengalami kejadian asfiksia sedang. Ibu bahwa faktor primipara memiliki kekakuan dari otot resiko yang mempunyai hubungan yang atauserviks serta dinding rahim yang sudah kuat terhadap mortalitas asfiksia, karena matangsehingga bayi baru lahir lebih ketidak beresiko mengalami asfiksia. primiparity merupakan mampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi dalam kehamilan, persalinan dan Faktor penyakit dapat nifas. mempengaruhi kejadian asfiksia, dimana Sedangkan paritas diatas 4, secara fisik ibu ibu yang mempunyai penyakit hipertensi mengalami kemunduran untuk menjalani menyebabkan bayi mengalami asfiksia kehamilan dan karena terlalu sering hamil sedang, yaitu sebanyak 5 responden dapat menguras cadangan zat gizi tubuh (22,7%) dan ibu yang mempunyai riwayat ibu dan lebih adanyakemunduran daya infeksi menyebabkan menyebabkan bayi lentur (elastisitas) jaringan yangsudah mengalami asfiksia sedang, yaitu sebanyak berulang 5 responden (22,7%). Menurut Gilang kali diregangkan kehamilan,sehingga dinding rahim dan (2012) dinding perut kendor kekenyalansudah merupakan penyebab utama morbiditas kurang dan mortalitas ibu dan fetus.Preeklampsi sehingga memperpanjangproses nutrisi yang dapat persalinan dibutuhkan dan janin dan hipertensi eklampsia pada dapat kehamilan mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam berkurang.Keadaan tersebut memberikan kandungan predisposisi Restriction (IUGR) dan kelahiran mati. untuk perdarahan,partus terjadi Intrauterine Growth plasenta Sebagian besar ibu yang mengalami previa,rupture uteri, solusio plasenta,hal hipertensi menyebabkan bayi mengalami tersebut asfiksia sedang, hal ini disebabkan karena mengalami lama, atau meningkatkan kecacatan resiko dan bayi gangguan hipertensi dan preeklampsia pernafasan yang dapat berakhir dengan menyebabkan terjadinya asfiksia bayi baru lahir. plasenta. Sedangkan bayi memperoleh makanan dan perkapuran oksigen di akan dari daerah plasenta, dengan adanya perkapuran di daerah mempengaruhi kejadian asfiksia pada bayi plasenta, suplai makanan dan oksigen yang baru lahir selain faktor usia kehamilan. masuk ke janin berkurang.Air ketuban Bagi tempat penelitian bercampur mekonium (warna kehijauan) Diharapkan hasil penelitian ini dapat juga dapat memperbesar kemungkinan dijadikan bayi mengalami asfiksia. melakukan sebagai data intervensi dasar pada dalam pasien khususnya pada bayi yang mengalami asfiksia. PENUTUP Simpulan Kejadian asfiksia berdasarkan usia kehamilan di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo sebagian besar bayi baru lahir mengalami asfiksia sedang yaitu sebanyak 19 bayi (86,4%) dan bayi yang mengalami asfiksia berat sebanyak 3 bayi (13,6%) hal ini dipengaruhi oleh faktor usia kehamilan kurang bulan (<37 minggu), penyakit yang menyertai ibu pada saat hamil,multiparitas dan bayi dengan berat badan lahir rendah dapat mengakibatkan terjadinya asfiksia. Saran Bagi tenaga kesehatan Tenaga kesehatan diharapkan dapat atau bidan melakukan deteksi dini/skrining dengan lebih baik dan teliti sehingga dapatsegeradilakukanpenanganansecarako mprehensif. Bagi Peneliti Selanjutnya Hendaknya dapat peneliti mengembangkan selanjutnya penelitian ini dengan meneliti tentang faktor yang DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Brillianningtyas, L, Berawi M & Carolia N. 2013. Hubungan Kehamilan Lewat Waktu dan Bayi Prematur dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung ISSN 23373776 Dewi, Vivian Nanny Lia dan Suharsih, Tri. 2013. Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balata . Jakarta: Salemba Medika Dinkes Jatim. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Gilang, Notoatmodjo, H & Rakhmawatie, M.D. 2012. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum (Studi Di RSUD Tugurejo Semarang). Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Marmi&Rahardjo, Kukuh. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta Pustaka Pelajar Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Buku Kedokteran Jakarta : EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nugroho, Taufan, Nurrezki, Warnaliza, Desi & Wilis. 2014. Buku Ajar Askeb 1 Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika Nursalam. 2013. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka. Putri, Ernila Constantia. 2010. Hubungan Prematuritas Dengan Kejadian Asfiksia di RSUD Tasikmalaya Tahun 2009. Karya Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati Tasikmalaya Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga Setiadi. 2013. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan, Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika. Wiradharma, Kardana I Md & Dharma A.I. 2013. RisikoAsfiksia Pada Ketuban Pecah Dini di RSUP Sanglah. Jurnal Sari Pediatri, Vol. 14, No. 5, Februari 2013