Deteksi Gen Phytoene Synthase 1 (PSY1) pada daun jagung kuning lokal Sulawesi Selatan JUHRIAH Jurusan Biologi FMIPA Unhas Jl. Perintis kemerdekaan Km 10. Makassar [email protected] ABSTRAK Penelitian tentang Deteksi Gen Phytoene Synthase 1 (PSY1) pada daun jagung kuning lokal Sulawesi Selatan, Ada 2 masalah dunia yang membutuhkan penanganan serius yaitu peningkatan jumlah penduduk dunia dan defisiensi vitamin dan mineral, khususnya vitamin A. Menurut perkiraan di akhir tahun 2050, populasi dunia akan mengalami peningkatan dua kali lipat yaitu mendekati 12 milyar. Sebanyak 50 juta penduduk dunia saat ini mengalami defisiensi vitamin A yang berakibat pada gangguan penglihatan, serta meningkatkan angka kematian anak dan wanita hamil (WHO, 2010). Sekitar 250.000 sampai 500.000 anak-anak kurang gizi di negara berkembang menjadi buta setiap tahun akibat kekurangan vitamin A, dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika ( Wikipedia, 2010). Jagung dapat menjadi salah satu solusi karena produktivitasnya yang tinggi dan bijinya dapat mengandung karoten (provitamin A) dengan kadar bervariasi. Phytoene synthase ( PSy1) berperan dalam karotenoid endosperm biji jagung. (Gallagher et al, 2004) dapat dideteksi pada daun. Metode yang digunakan adalah ekstraksi RNA (Kit produk Geneaid). RT-PCR (Hot Start Maxima) dan elektroforesisi dengan gel agarose. Primer PSY1(GenBank ZMU32636). Hasilnya diperoleh pita pada posis sekitar 1000 bp yang berdasarkan hasil sequencing matching 99% dengan PSY1 jagung kultivar A619 (no aksesi FJ971249) genbank. Kata kunci . Phytoene Synthase 1 (PSY1), karotenoid, jagung. RT-PCR. Latar Belakang Penduduk dunia mengalami peningkatan populasi sangat cepat. Menurut perkiraan, di akhir tahun 2050, populasi dunia akan mengalami peningkatan dua kali lipat yaitu mendekati 12 milyar yang berarti membutuhkan produk bahan pangan dua kali lebih banyak dari saat ini. Selain permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan, defisiensi vitamin dan mineral, khususnya vitamin A, juga merupakan permasalahan dunia yang sangat serius. Sebanyak 50 juta penduduk dunia saat ini mengalami defisiensi vitamin A yang berakibat pada gangguan penglihatan, serta meningkatkan angka kematian anak dan wanita hamil (WHO, 2010). Sekitar 250.000 sampai 500.000 anak-anak kurang gizi di negara berkembang menjadi buta setiap tahun akibat kekurangan vitamin A, dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika, kira-kira setengahnya meninggal dan lainnya menjadi buta dalam waktu satu tahun ( Wikipedia, 2010). Pada Sidang Khusus PBB tentang Anak-anak tahun 2002 menetapkan penghapusan kekurangan vitamin A pada tahun 2010. 1 Sekitar 1,2 miliar orang di dunia ini mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok sementara jagung yang dihasilkan kekurangan vitamin dan mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan demikian Pusat Penelitian Jagung dan Gandum Internasional (CIMMYT) mengarahkan penelitian untuk menghasilkan jagung dengan kandungan provitamin A, zat besi, dan Zink yang tinggi. Jagung Zea mays L. salah satu anggota Poaceae sebagai sumber daya yang tersedia, telah digunakan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mengontrol karotenogenesis endosperm. Kandungan karotenoid (provitamin A), pada biji jagung sangat bermanfaat untuk memperbaiki gizi masyarakat karena akan dikonversi menjadi vitamin A. Giuliano dkk (2008) memanfaatkan variasi genetik dan biokimia alami dalam koleksi plasma nutfah jagung untuk mengidentifikasi potensi titik kontrol transkripsi yang mempengaruhi akumulasi karotenoid endosperm, karena kontrol transkripsi memainkan peran besar dalam karotenogenesis. Karotenoid adalah kelompok kompleks pigmen isoprenoid yang bernilai gizi sebagai senyawa provitamin A dan nonprovitamin A; warnanya yang bervariasi memberikan nilai tambah komersial sebagai pewarna dalam makanan ( Matthews dan Wurtzel, 2007). Endosperm jagung (Zea mays) mengandung karotenoid dengan tingkat yang bervariasi. Phytoene synthase (PSy), sebagai enzim mengendalikan karotenoid endosperm ( Gallagher, Matthews, Li, dan Wurtzel ,2004;. Wong, Lambert, Wurtzel, Rocheford, 2004;. Pozniak, Knox, Clarke, dan Clarkel, 2007; Li, Vallabhaneni, dan Wurtzel 2008a, 2008b). PSy1 berperan dalam karotenoid endosperm biji jagung. (Gallagher et al, 2004). Beberapa macam karotenoid yang penting dan mempunyai hubungan dengan gizi adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jenis-Jenis karotenoid yang memiliki aktifitas vitamin A Jenis karotenoid Aktifitas Vitamin A (%) α- karoten 4,17 β – karoten 8,33 y - karoten 4,17 β – crytoxantin 4,17 Sumber: Dietary Reference Intakes 2001 dalam Apriantini, 2009 2 Keempat jenis karoten tersebut sebagai prekusor vitamin A, yang paling efektif adalah β – karoten karena setiap molekulnya bersama air dapat diubah oleh enzim β – karoten -15 deoxygenase dalam usus menjadi 2 vitamin A sedangkan lainnya hanya mengasilkan satu vitamin A (Hurst 2002) Gambar 1. Jalur metabolism karoten. Sumber biotektanaman (2010) (www.beritaiptek.com) diakses april 2011 Hasil penelitian Yasin (2008) menunjukan bahwa sejumlah populasi jagung Provit-A benih asal CIMMYT dapat beradaptasi baik untuk lingkungan dataran rendah tropis mempunyai peluang untuk menghasilkan varietas unggulan baru jagung provit-A yang kaya beta carotene, namun sampai saat ini belum juga dihasilkan kultivar provit A. Sulawesi Selatan memiliki keanekaragaman hayati yang berpotensi untuk dikembangkan, salah satunya adalah plasma nutfah jagung kuning lokal. Balitsereal Maros menyimpan aksesi (koleksi) plasma nutfah jagung lokal Sulawesi Selatan yang kemungkinan mengandung karetenoid yang tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi kultivar/varietas jagung provit A. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian pada 3 aksesi Sulawesi Selatan untuk mendeteksi adanya gen Phytoene Synthase 1 (PSY1) pada daun sebagai gen penentu karoten biji dengan membandingkan dengan 2 aksesi jagung asal CIMMYT (Kui Carotenoid Syn dan Carotenoid Syn 3) yang telah diuji multi lokasi oleh peneliti di Balitsereal Maros . 3 Metodologi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 dengan melakukan penanaman benih 5 aksesi jagung di KP Balitsereal Maros yaitu 3 dari Sulawesi Selatan dan 2 benih asala Cimmyt yang telah diuji multi lokasi yaitu Kui Carotenoid Syn dan Carotenoid Syn 3. Deteksi gen PSY1 di Fakultas Pertanian IPB Bogor. Bahan untuk deteksi gen Phytoene Synthase 1 (PSY1) berupa daun tanaman jagung . Gen PSY1 yang akan dideteksi terletak pada RNA, untuk itu dilakukan ekstraksi RNA dari daun dan amplifikasi dengan metode RT-PCR. RT-PCR yaitu suatu cara untuk mendeteksi molekul RNA melalui amplifikasi sekuen RNA dalam bentuk cDNA (Complementary DNA) Primer yang digunakan adalah Primer gen PSY1 (GenBank ZMU32636) yaitu: Primer forward (no. 509) 5'-GCATTGCTCAAACGCCAG-3'; Primer reverse (no. 519) 5'-CAGAGAGAGCGGCATCAAG-3', Metode yang digunakan untuk analisis RNA mengikuti metode Gallagher et al. (2004) dengan modifikasi mengikuti protokol laboratorium Pusat kajian Pengendalian hama dan penyakit Terpadu Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Peranian IPB Bogor (2011). Ekstraksi Total RNA, RTR-PCR dan Elektroforesis - Ekstraksi RNA Total dan prosedur kerja sesuai petunjuk yang terdapat dalam KIT (Geneaid). Secara ringkas prosedurnya adalah sebagai berikut: Timbang Sampel (0,1 g), gerus sampel dgn ditambahkan N2 cair sampai jadi bubuk lalu dimasukkan ke appendorf tube 1,5 cc dan ditambahkan 500 ul RB buffer dan 5 ul mercaptoetanol kemudian divortex. Inkubasi pada suhu ruang selama 5 menit. Masukkan filter kolom pada tube collection 2 ml dan masukkan sampel kedalamnya. Sentrifuse 3000 rpm selama 3 menit. Buang filter column, pindahkan filtrate ( cairannya) kedalam appendorf tube yang baru (diukur volumenya) dan ditambahkan ethanol ½ volume sampel. RB column dimasukkan pada collection tube 2 ml, lalu masukkan sampel kedalamnya dan Sentrifuse pada 14.000 rpm selama 3 menit. Supernatant di buang dan RB column dipindahkan ke dalam collection tube 2 ml yang baru. Tambahkan 100 ul Dnase 1 solution ketengah RB column dan biarkan 10 menit pada suhu ruang. Tambahkan 400 ul W1 buffer ke dalam RB column, sentrifuse pada 4 14.000 rpm selama 3 menit. Buang supernatan dan masukkan kembali RB column ke collection tube 2 ml. Tambahkan 600 ul Wash bu ffer, (sebelumnya ditambahkan ethanol sesuasi konsentrasi pada manual), sentrifuse pada 14.000 rpm selama 3 menit. Buang supernatant dan masukkan kembali Rb column keda;am collection tube 2 ml. Sentrifuse pada 14.000 rpm selama 4 menit.Pindahkan RB colum kedalam microsentrifusec tube yag baru yang telah diberi label. Tambahkan RNa-free water. Biarkan 3 menit. Sentrifuse selama 2 menit pada 14.000 rpm . Diperoleh RNA (Cairan yang ada pada dasar tabung). - RT-PCR dengan one step RT-PCR Premix Hot Start Maxima dengan Kondisi PCR sebagai berikut: Pre PCR ( 42 oC selama 60 menit, 94 oC selama 3 menit), 35 Siklus Denaturasi, Anneling dan Ekstention (94 oC selama 30 detik, 54 oC selama 30 detik, 72 oC selama 45 detik). Post Ext 72 oC selama 10 menit. - Elektroforesis dengan menggunakan agarose 2 %. Caranya: 0,8 g agarose dilarutkan dalam 40 ml buffer TAE 1x, dipanaskan diatas Heat stirer sampai agarose larut dan jadi bening, kemudian dibiarkan sampai suhu turun menjadi 60 oC dan dituang pada cetakan yang telah disiapkan dan diletakkan sisir. Setelah gel mengeras kemudian sisir diangkat dan hasil PCR beserta marker disuntikkan kedalam masing-masing sumur gel. Gel tersebut kemudian dimasukkan pada bak/tangki yang telah berisi buffer TAE 1x dan dielektroforesis serkitar 30 menit. 5 Hasil dan Pembahasan Penelitian tentang deteksi gen Phytoene Synthase 1 (PSY1) pada daun jagung kuning 3 aksesi dari Sulawesi Selatan dan 2 aksesi asal Cimmyt menunjukkan bahwa kelima sampel memilki pita pada posisi sekitar 1000 bp. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3. Gambar 2. Nomor 1, 2 dan 3 Sampel jagung Sulawesi Selatan Nomor 4 ( Kui Carotenoid Syn), Nomor 5 ( Carotenoid Syn 3) 1 2 3 4 5 Gambar 3. Nomor 1, 2 dan 3 Sampel jagung Sulawesi Selatan Nomor 4 ( Kui Carotenoid Syn), Nomor 5 ( Carotenoid Syn 3) Pada gambar 2 terlihat bahwa intensitas pita yang ditemukan pada posisi sekitar 1000 bp sangat jelas. Hasil sequencing pita tersebut kemudian dicocokkan dengan data NCBI menunjukkan bahwa 99% sesuai dengan PSY1 jagung kultivar A619 dengan nomor aksesi 6 FJ971249 yang telah dilaporkan Fu et al. 2010 yang terletak pada posisi 2229-3212 (983 bp). Dari data tersebut diketahui bahwa ketiga aksesi asal Sulawesi Selatan memiliki gen PSY1 yang sama dengan 2 aksesi dari Cimmyt. Kesimpulan dan Saran. Plasma nutfah jagung kuning lokal Sulawesi Selatan dan jagung asal Cimmyt memilki Gen PSY1 pada posisi sekitar 1000 bp (983 bp) yang 99% sesuai dengan PSY1 jagung kultivar A619 dengan nomor aksesi FJ971249 Untuk mengatahui korelasi antara adanya gen PSY 1 pada daun dan kandungan karoten pada biji maka penelitian tentang kadar karoten biji perlu dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Apriantini, A., 2009. Kandungan Karoten, Sifat Fisik dan Kimia Serta Mutu Organoliptik Pada Wortel (Daucus carota l.) Organik dan Non-Organik Selama Penyimpanan suhu Dingin. IPB. Bogor Gallagher CE, Matthews PD, Li F, Wurtzel ET (2004). Gene duplication in the carotenoid biosynthetic pathway preceded evolution of the grasses (Poaceae). Plant Physiol 135: 1776–1783 Fu, Z., J. Yan, Y. Zheng, M.L. Warburton, J.H. Crouch and J-S Li , 2010. Nucleotide diversity and molecular evolution of the PSY1 gene in Zea mays compared to some other grass species. Theor Appl Cenet. 120: 707-720. www.springerlink.com dikases 7 September 2011. Hurst,W.J, 2002. Methods of analysis for Fungtional foods and Nutraceuticals. Florida CRC Press. Dalam Apriantini, A. 2009 . Kandungan Karoten, Sifat Fisik dan Kimia Serta Mutu Organoliptik Pada Wortel (Daucus carota l.) Organik dan Non-Organik Selama Penyimpanan suhu Dingin. IPB. Bogor Li F, Vallabhaneni R, Wurtzel ET (2008a) PSY3, a new member of the phytoene synthase gene family conserved in the Poaceae and regulator of abiotic-stress-induced root carotenogenesis. Plant Physiol 146: 1333–1345 Li F, Vallabhaneni R, Yu J, Rocheford T, Wurtzel ET (2008b) The maize phytoene synthase gene family: overlapping roles for carotenogenesis in endosperm, photomorphogenesis, and thermal stress-tolerance. Plant Physiol 147: 1334–1346 Pozniak CJ, Knox RE, Clarke FR, Clarke JM (2007) Identification of QTL and association of a phytoene synthase gene with endosperm colour in durum wheat. Theor Appl Genet 114: 525–537 7 WHO, World Food Programme, & UNICEF. (2007). Preventing and controlling micronutrient deficiencies in populations affected by an emergency. Geneva, Switzerland: WHO. Retrieved on December 20, 2007, from. . http://www.who.int/nutrition/publications/WHO_WFP_UNICEFstatement.pdf. WHO, 2010. Micronutrient deficiencies. (Vitamin A Deficiency). http://www.who.int/nutrition/topics/vad/en/index.html diakses 28 Oktober 2010 Wikipedia, 2010 http://en.wikipedia.org/wiki/Vitamin_A_deficiency diakses 28 okt 2010. Wong JC, Lambert RJ, Wurtzel ET, Rocheford TR (2004) QTL and candidate genes phytoene synthase and zetacarotene desaturase associated with the accumulation of carotenoids in maize. Theor Appl Genet 108: 349–359 Yasin, H.G., 2008. Pembentukan dan Pemurnian Jagung Khusus Provit-A. Laporan Akhir RPTP 2008. Balai penelitian Tanaman Serealia (BALITSEREAL) Maros. 8 9