koinfeksi tb hiv template baru

advertisement
Tim Fasilitator Perawatan, Dukungan dan Pengobatan HIV/ART
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
2014
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE SUPP
Koinfeksi TB HIV
HIV
TB
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE SUPP
Epidemi ganda
HIV dgn risiko
HIV +
HIV + dgn TB aktif
Infeksi TB
TB aktif
DOTS
Epidemi TB
Epidemi HIV
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Epidemiologi TB
di Asia Selatan & Tenggara

Asia Selatan dan Tenggara memikul beban 40
% dari TB global

Di Asia Selatan dan Tenggara > 95% kasus
dijumpai di India, Indonesia, Bangladesh,
Thailand, dan Myanmar

TB merupakan penyebab kematian utama
akibat penyakit infeksi pada umur > 5 tahun di
Asia Selatan & Tenggara
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Epidemiologi ko-infeksi TB-HIV
1/3 ODHA terinfeksi TB
TB merupakan IO terbanyak dan penyebab
kematian utama pada ODHA
40 % kematian ODHA terkait dengan TB
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Epidemiologi ko-infeksi TB-HIV

3,2 juta koinfeksi TB-HIV terdapat di Asia
Selatan & Tenggara

Diperkirakan dalam 3-5 thn mendatang, 2025% kasus TB pada beberapa negara di Asia
Selatan & Tenggara berhubungan langsung
dengan HIV
Estimasi prevalensi HIV pd
kasus baru TB , 2006
Prevalensi HIV pd
kasus TB, 15-49 thn (%)
Tdk ada estimasi
0-4
5-19
20-49
> 50
The boundaries and names shown and the designations used on this map do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the World Health
Organization concerning the legal status of any country, territory, city or area or of its authorities, or concerning the delimitation of its frontiers or boundaries.
Dotted lines on maps represent approximate border lines for which there may not yet be full agreement.
 WHO 2006. All rights reserved
TB-related Mortality in HIV Patients :
WHO 2010
• 33.3 million people live with
HIV/AIDS worldwide
• 1/3 (11 million) of HIV-infected
patients are infected with
Mycobacterium tuberculosis
– 1/10 (1.1 million) developed
TB disease annually

9.4 million new TB cases in
2009
 1.1 million (11.7%) cases
were patients with HIV
380,000 people with HIV died from TB (4700
deaths a day)
Risk of developing active TB 7-10% per year vs 10% lifetime
Global tuberculosis control 2010.
Available at http://www.who.int/tb/publications/global_report/en
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Infeksi TB vs Penyakit TB (TB aktif)




Infeksi TB – organisme ada, tetapi bersifat
dormant (tidur), tdk dpt menginfeksi orang lain
Penyakit TB – orang tsb sakit dan dapat
menularkan penyakitnya ke orang lain
10% orang dgn infeksi TB akan menjadi
penyakit TB
Setiap orang dgn TB aktif dapat menginfeksi
10-15 orang/ tahun
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Kapan infeksi TB menjadi penyakit?


Kebanyakan terjadi dalam 2 tahun pertama
setelah infeksi
Jika orang menjadi immunocompromised
HIV
 Kanker
 Khemoterapi
 Diabetes yang tidak terkontrol
 Malnutrisi

HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Interaksi TB-HIV
 HIV merupakan faktor risiko utama
menyebabkan TB aktif
 Jumlah progresi menjadi TB aktif:
 > 40 % pada pasien dengan HIV
 5 % pada pasien tanpa HIV
 Risiko reaktifasi infeksi TB:
 2.5-15 % setiap tahun pada pasien dgn HIV
 < 0.1 % setiap tahun pada pasien tanpa HIV
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Interaksi TB-HIV
• TB mempercepat perjalanan infeksi HIV
• Pasien dgn koinfeksi TB-HIV mempunyai viral
load sekitar 1 log lebih besar daripada pasien
tanpa TB
• Angka mortalitas pada ko-infeksi TB-HIV k.l. 4
x lebih besar daripada pasien dengan hanya
TB sendiri
Interaksi TB-HIV
Kerentanan
Presentasi
TB
HIV
Progresi Penyakit
Mortalitas
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
TB increased HIV viral replication
Efek jumlah CD4 terhadap risiko TB
di antara ODHA
Insidens TB (per 100 /thn)
20
>350 200-350 <200
15
10
5
0
Italia
AS
Afrika Selatan
Antonucci JAMA 1995;274:143; Markowitz Ann Int Med 1997;126:123; Badri Lancet 2002;359:2059
TB dan AIDS
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Risiko TB
selama hidup
60%
10%
PPD+/HIV-negatif
PPD+/HIV+
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Masalah




Tuberkulosis – kedaruratan global
Tuberkulosis di populasi dgn prevalensi
HIV yg tinggi penyebab utama
morbiditas dan mortalitas di antara
ODHA
Ke-2 penyakit menimbulkan stigma
Ke-2 penyakit memerlukan perawatan
jangka panjang
"We cannot win the battle against
AIDS if we do not also fight TB.
TB is too often a death sentence for
people with AIDS.
It does not have to be this way."
Nelson Mandela,
Former President of South Africa
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Nelson Mandela,
Former President of South Africa
• "We cannot win the battle against
• AIDS if we do not also fight TB.
• TB is too often a death sentence for
• people with AIDS.
• It does not have to be this way."
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
DIAGNOSIS TB
•
•
•
•
•
•
Riwayat penyakit (anamnesis)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Sputum
Foto Toraks
Tes Tuberkulin
Kecurigaan
Gejala Penyakit TB aktif





Batuk > 3 minggu
(memproduksi
sputum)*
Nyeri dada*
Hemoptysis*
Demam
Menggigil
Keringat malam
Lemas
Napsu makan
menurun
Berat badan
menurun atau tidak
naik-naik
*Gejala yang sering terdapat pada kasus TB paru
Diagnostik – Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan laboratorium



BTA 3 kali
Kultur
Identifikasi

Pemeriksaan BTA satu kali negatif , TB
belum dapat disingkirkan

BTA positif memerlukan pengobatan

Kultur darah bisa positif

20 sampai 40% koinfeksi HIV-TB
Pemeriksaan tiga sputum
adalah optimal
100%
93%
Kumulatif Positifitas
100%
81%
50%
0%
Pertama
Kedua
Ketiga
Proporsi pasien dgn TB paru yang
mempunyai smear BTA positif
70
60
HIV
Negatif
Positifitas BTA pd
pasien TB
HIV awal
50
40
30
20
10
0
HIV lanjut
Hasil X-foto dada pasien TB
dengan infeksi HIV
HIV lanjut
HIV awal
(severe immuno-compromise)
Infiltrat interstitial
Limfadenopati hilar
Jenis TB terkait dengan jumlah CD4
500 CD4
HIV awal
Typical
Tuberculosis
200 CD4
50 CD4
Atypical
PTB
HIV lanjut
EPTB
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Manifestasi Klinis TB pada HIV
•
•
•
•
•
•
•
Klinis
PPD
Foto dada
Gamb Paru
TB ekstra paru
Mikobakteremi
Adenopati hilus/
mediastinum
• Efusi pleura
Dini
Lanjut
Tipikal
Biasanya (+)
Tipikal
Lobus Atas
Jarang
Tidak ada
Tidak ada
Atipikal
Biasanya (-)
Atipikal
Lob. bawah/tengah
Sering/banyak
Ada
Ada
Jarang
Sering
Presentasi TB paru
tergantung stadium HIV
HIV awal
(stad 1-2)
HIV lanjut
(stad 3-4)
Klinis
Haemoptysis
Batuk kronis
Keringat malam
BB ↓
High fever
Sesak napas
BB ↓
Hapusan
Sering positif
(80-90%)
Sering negatif
X-ray
Kavitas
Lobus atas
infiltrat
TB Primer:
Lobus bawah
infiltrat
KGB intra-torakal >
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
TB ekstra-paru dengan HIV
• Limfadenopati (sering)
• Efusi pleura
• Penyakit perikardial
• Meningitis
• Peritonitis
TB Ekstra Paru yang sering ditemukan
Jenis
Lokasi
Gejala Klinis
Diagnosis
1.
Limfadenitis TB
Leher
Nyeri tekan (-)
Dpt menjadi abses
G/ lain: - demam
- keringat malam
- nafsu makan ↓
Aspirasi jarum halus
Biopsi
2.
TB milier
Paru
Batuk, nafsu makan ↓
Foto toraks
Sesak napas
G/ lain yg berhubungan
dengan organ yg terkena
TB ekstra paru, lanjutan
3.
Jenis
Lokasi
Gejala Klinis
Diagnosis
Efusi pleura TB
Rongga
pleura
Sesak napas, nyeri dada,
demam


Foto toraks:
perselubungan
homogen
Pungsi aspirasi
4.
Meningitis TB
Otak
Sakit kepala, kesadaran ↓ Pungsi lumbal
kaku kuduk (+), kelainan
neurologi lainnya
5.
Efusi
perikardium TB
Perikardium
Lemah, pusing, nyeri
dada, napas pendek,
nyeri hipokondrium, kaki
bengkak
Foto toraks
EKG
Echocardiography
Perikardiocentesis
TB ekstra paru, lanjutan
Jenis
6.
Spinal
Lokasi
Gejala Klinis
Diagnosis
Nyeri punggung, gibus,
nyeri radikuler, abses
psoas, kompresi medula
spinalis


Foto sinar X (polos)
Biopsi jaringan
7.
Tulang
Osteomielitis kronis
Biopsi jaringan
8.
Sendi perifer
Monoartritis
Foto sinar X
Biopsi cairan sendi
9.
Usus
Diare, massa di perut
Barium sinar X
10.
Hati
Nyeri/massa di perut
kuadran kanan atas
USG, Biopsi
11.
Ginjal &
saluran kemih
Sering b.a.k, dysuri,
hematuri, nyeri/bengkak di
punggung
Steril piuria, biakan urin
Pielogram intravena
TB ekstra paru, lanjutan
Jenis
Lokasi
Gejala Klinis
Diagnosis
12.
Kelenjar
adrenal
Gambaran hipoadrenal
(hipotensi, Na ↓, K ↑/tetap,
urea ↑, glukosa ↓
Foto sinar-X (polos)
USG
13.
Infeksi sal
napas atas
Suara serak, nyeri telinga,
bengkak & sakit
Biasanya komplikasi TB
paru
14.
Salura genital
wanita
Infertilitas, infeksi panggul,
kehamilan ektopik



15.
Saluran genital
laki-laki:
Epididimidis
Pemeriksaan panggul
Foto sinar-X sal genital
Biopsi jaringan
Seringkali terjadi
akibatTB ginjal/saluran
kemih
Terapi TB aktif dan HIV
1.
2.
Menjamin terapi yang lengkap (penting)
Terapi TB/HIV sama seperti HIV (-),
kecuali:

3.
Jangan gunakan pengobatan rifampin atau
rifabutin 2 x seminggu jika jumlah sel CD4 <
100 sel/μL
Waspada terhadap interaksi obat dan
reaksi paradoksikal (IRIS)
Pyrazinamide tidak memberikan manfaat
tambahan jika diberikan di luar 2 bulan pada
terapi jangka pendek
100
96
90
92
Cure Rate (%)
80
60
40
20
0
2 bulan PZA
4 bulan PZA
6 bulan PZA
Am Rev Respir Dis 1991;143:700-6
Respons terhadap terapi anti TB



Mortalitas lebih tinggi pada smearnegatif
Mortalitas lebih tinggi pada RZHE/HE
daripada RZHE/RH
Angka kekambuhan lebih tinggi pada
TB-HIV
Memperpanjang pemberian R ?
 Memberikan INH pasca pengobatan

Sonnenberg, 13th Int’l AIDS Conference, Durban, 2000
Recurrence/re-infection??



Tergantung kepada derajat pajanan
326 pasien TB: 46 % HIV +, F/U 2 tahun
Recurrence: 65
16% per tahun HIV +


6% per tahun pd HIV -
13/21 HIV+ akibat re-infeksi vs 1/18 HIV –
Peningkatan risiko recurrence pd HIV+
secara primer disebabkan oleh re-infeksi
Sonnenberg, 13th Int’l AIDS Conference, Durban, 2000
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Terapi ko-infeksi TB-HIV
• Paling sedikit diberikan selama 6 bln
• Pada kasus tertentu diberikan 9 bln
Efek samping hepatotoksis serius
jenis OAT

PZA : 1,48%

INH
: 0,49%

Rif
: 0,43%

EMB : 0,07%
Risiko pd HIV 3,8 kali
Yee D et al. Am J Respir Crit Care Med 2003;167:1472-1477
Kemungkinan faktor yg berperan
terjadinya hepatotoksisitas OAT






Usia lanjut
Perempuan
Penyakit hati yg menyertainya
Dosis OAT terlalu tinggi
Efek potensiasi dgn obat hepatotoksik
lain
Asetilator cepat INH
Tost JR et al. Int J Tuberc Lung Dis 2005;9:534-540
Kemungkinan faktor yg berperan
terjadinya hepatotoksisitas OAT








Nutrisi jelek
Parasitisme meluas
Infeksi kronis
Penggunaan OAT yg sembarangan
Etnis
Beratnya penyakit
Alkoholisme kronis
Predisposisi Genetik
Shakya R et al. Ann Pharmacother 2004; 38:1074-1079
Kriteria menghentikan OAT pd
hepatitis imbas obat




SGOT dan/atau SGPT > 5 x normal
tertinggi atau
SGOT dan/atau SGPT > 3 x normal
tertinggi dgn nausea, vomitus, nyeri
perut, lelah
Peningkatan bilirubin > 2 g%
Ikterus
ATS
Terapi ko-infeksi TB-HIV



Mulai ART pada semua TB-HIV berapapun
jumlah CD4nya
Mulai dengan terapi TB dan dilanjutkan ART
secepat mungkin ( 2 – 8 mgg )
Gunakan EFV jika Odha sedang dalam terapi
TB
Jika tidak ada EFV, bisa dipergunakan NVP
(langsung 2 x 200 mg)
Absorpsi
Interaksi obat2 TB/HIV
Metabolisme
CYP3A4
PI
Metabolisme
NNRTI
Eliminasi
Efek Rifampisin terhadap obat2
anti HIV

Protease inhibitor






80 % berkurang
35 % berkurang
92 % berkurang
82 % berkurang
81 % berkurang
Nonnucleoside reverse transcriptase
inhibitor (NNRTI)



Saquinavir
Ritonavir
Indinavir
Nelfinavir
Amprenavir
Nevirapine
Efavirenz
37 % berkurang
26 % berkurang
Reverse transcriptase inhibitor

Tidak ada efek
TB dan HIV
Pemberian HAART segera vs ditunda
Alasan menunda terapi HIV sampai TB diobati:
1. HIV merupakan penyakit kronis.
2. Adherence dapat bermasalah.
3. Manajemen toksisitas lebih rumit.
4. Immune restoration dapat menimbulkan
“paradoxical reactions.”
TB dan HIV:
Pemberian HAART segera vs ditunda
Alasan memulai terapi HIV pada awal TB:
1.TB berkaitan dengan aktifasi imun, peningkatan
replikasi HIV, dan mempercepat progresi
penyakit HIV.
2.Terapi antiretroviral yg poten dapat mengurangi
jumlah HIV RNA, memperbaiki fungsi imun dan
memperlambat progresi penyakit HIV.
3.Terapi HIV mengurangi risiko timbulnya IO yang
lain.
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Masalah terapi:
• Adherence / jumlah pil banyak
• Efek toksisitas yang tumpang tindih
– mual, muntah, ruam kulit, hepatitis, anemi
• Interaksi obat
– Rifampisin merupakan enzyme inducer yang kuat
• ‘Paradoxical worsening’ TB
– Reaksi Immune reconstitution
– Lebih sering jika ART dimulai lebih dini pada terapi TB
– Jika mungkin tunda ART sampai fase intensif selesai
Efek samping

HAART
- demam
- ruam kulit
- gangguan hati
- neuropati

Terapi TB
- demam
- ruam kulit
- gangguan hati
- neuropati
Sering terjadi dan sama
Immune Reconstitution
Inflammatory Syndrome (IRIS)
TB Immune reconstitution

Infeksi TB yang sebelumnya tenang menjadi
nyata 2-3 minggu setelah memulai ART
akibat meningkatnya respons inflamasi

Gejala meliputi demam, limfadenopati, abses,
lesi paru yang bertambah buruk dan
meluasnya lesi sus. saraf pusat, artritis
Kolaborasi Tb HIV
Program TB
Program AIDS
Penemuan kasus/
diagnosis
Entry point/T&C
Terapi TB (DOT)
Perawatan Pallatif
Pencegahan HIV
ART
Fase lanjutan
Dukungan psiko-sosio-ekonomi
Terapi IO
Intensive
Phase
Profilaksis IO
Fase intensif
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Multi-drug Resistant (MDR) TB
• MDR-TB terjadi jika timbul resistensi terhadap
isoniazid dan rifampisin
• Sekitar 300 000 kasus baru MDR-TB setiap
tahun
• Saat ini 79% MDR-TB resisten terhadap paling
sedikit 3 atau 4 OAT
• Disebabkan oleh pemberian obat yang tidak
sesuai dan adherence yang buruk

MDR = Multiple drug-resistant
Isolat TB yg resisten paling sedikit
terhadap isoniazid dan rifampisin

XDR = Extensively drug-resistant
MDR + resisten terhadap fluoroquinolone
dan 1 dari 3 obat suntik (amikacin,
kanamycin, capreomycin)
MDR TB adalah masalah yg dibuat manusia
Ini membutuhkan biaya, kematian,
kelemahan, dan ancaman terbesar bagi
strategi penanggulangan TB saat ini.
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Multi-drug Resistant (MDR) TB
• Secara bermakna meningkatkan angka
morbiditas dan mortalitas
• Memerlukan penggunaan terapi lini kedua
yang mahal dan toksik
• Strategi DOTS penting dalam mencegah
terjadinya MDR-TB
Three “I” utk HIV/TB

Intensified TB case finding

Isoniazid preventive therapy

Infection control for TB in HIV care
Intensifikasi penemuan kasus TB


Skrining gejala TB pd orang yang
berisiko tinggi mendapat TB aktif
 Odha
 Risiko tinggi mendapat HIV
 Kontak rumah tangga, narapidana,
pengguna NAPZA suntik
DOTS
Terapi profilaksis INH



Reduces risk by 33–67% for up to 48 months.
Apa?
 Penggunaan isoniazid (INH) pada orang
dengan infeksi laten M. tuberculosis
Mengapa?
 Untuk
mencegah
penyakit TB aktif
progresi
menjadi
Hal penting HIV-TB





TB adalah penyebab IO terbesar
TB bisa terjadi pada semua tahapan HIV
HIV merupakan faktor pencetus terbesar
untuk terjadinya TB aktif
Semakin lanjut tahapan dari HIV, semakin
tidak khas gambaran TB
Anergi terhadap tes tuberkulin meningkat
seiring dengan menurunnya CD4
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Hal penting HIV-TB
• Terapi jangka pendek adekuat untuk pengobatan
• Profilaksis INH efektif
• Penanganan klinis yang tepat memperbaiki
prognosis walaupun tanpa ART
• ART dapat diberikan bersama-sama dengan OAT,
tetapi dengan pilihan ART terbatas jika digunakan
rifampisin
Perilaku risiko tinggi utk HIV
Infeksi TB
Kel. 1:
HIV + dan TB Kel. 5:
HIV - dan
TB aktif
Kel 4:
HIV – tetapi
berperilaku risiko
tinggi dan TB aktif
Kel. 2:
HIV + dan infeksi
TB laten
Kel. 3:
HIV + dan TB aktif
Perilaku risiko tinggi utk HIV
Kel. 1:
HIV + dan TB -
Infeksi TB
Risiko HIV
Kel. 1:
HIV (+) dan TB (-)
•BCG (utk anak kecil, HIV
asimptomatik)
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
•Penyuluhan kes utk HIV
(dan TB), termasuk skrining
IMS, promosi kondom dan
NAPZA suntik yg aman
•Pemantauan terus
menerus terhadap TB aktif
Infeksi TB
Risiko HIV
Kel. 2:
HIV (+) dan infeksi TB laten
•Profilaksis primer utk infeksi TB
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
•Penyuluhan kes utk HIV (dan
TB), termasuk skrining utk IMS,
promosi kondom dan NAPZA
sutik yg aman
•Pemantauan terus menerus
terhadap TB aktif
Infeksi TB
Risiko HIV
Infeksi TB
Kel. 3:
HIV (+) dan TB aktif
•DOTS
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
•Penyuluhan kes utk HIV dan TB,
termasuk skrining utk IMS, promosi
kondom dan NAPZA suntik yg aman
•Kotrimoksasol selama terapi TB
Risiko HIV
Infeksi TB
Kel. 4:
HIV (-) berisiko dan
TB aktif
•DOTS
•Penyuluhan kes utk
HIV dan TB,
termasuk skrining utk
IMS, promosi
kondom dan NAPZA
suntik yg aman
Risiko HIV
Infeksi TB
Kel. 5:
HIV (-) dan
TB aktif
•DOTS
Risiko HIV
Infeksi TB
Kel. 1:
HIV (+) dan TB (-)
•BCG (utk anak kecil, HIV
asimptomatik)
Kel. 5:
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
HIV (-) dan
TB aktif
•Penyuluhan kes utk HIV (dan
TB), termasuk skrining utk IMS,
promosi kondom dan NAPZA
suntik yg aman
•DOTS
Kel. 4:
HIV (-) berisiko dan
TB aktif
•Pemantauan terus menerus
terhadap TB aktif
Kel. 2:
Kel. 3:
HIV (+) dan TB aktif
HIV (+) dan infeksi TB laten
•Profilaksis primer utk infeksi TB
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
•Penyuluhan kes utk HIV (dan TB),
termasuk skrining utk IMS, promosi
kondom dan NAPZA suntik aman
•Pemantauan terus menerus
terhadap TB aktif
•DOTS
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
•Penyuluhan kes utk HIV dan TB,
termasuk skrining utk IMS, promosi
kondom dan NAPZA suntik yg aman
•Kotrimoksasol selama terapi TB
•DOTS
•Penyuluhan kes utk
HIV dan TB,
termasuk skrining utk
IMS, promosi
kondom dan NAPZA
suntik yg aman
kasus 1
• Tn M, 30 tahun
• Rencana saat ini?
• TB paru BTA positif,
pengobatan sudah 1
bulan dgn FDC fase awal
• Pengguna IDU
• Hb 13 leukosit 2500
trombosit 111000
• SGOT 45, SGPT 50
• HBsAg -, anti-HCV -
• PITC
• A) hasilnya nonreaktif
• Selanjutnya apa yang
dilakukan ?
• OAT teruskan
• KIE
• Test 3 bulan lagi
• PITC
• A) hasilnya reaktif
• Selanjutnya
pemeriksaan apa yang
dilakukan ?
• PITC
• A) hasilnya reaktif
• Selanjutnya
pemeriksaan apa yang
dilakukan ?
• Periksa CD4
• a ) jika tak ada
• b ) jika ada hasinya CD4
55 sel/mm3
• Terapi apa yang
diberikan ?
a. Pemberian terapi ARV?
b. Profilaksis
kotrimoksasol?
c. Konseling pra-ARV?
kasus 1
• Ps memulai
Kotrimoksasol 1 x
960 mg selama
10-14 hari
• Tidak ada reaksi
alergi
• ARV kemudian dimulai
• Pilihan terapi?
A. Duviral (Zidovudine,
Lamivudine) + Nevirapine?
B. Stavudine + Lamivudine +
Nevirapine?
C. Duviral + Efavirenz?
D. Tenofovir + Lamivudine +
Efavirenz?
• Duviral + Efavirenz
kasus 1
• Sepuluh hari sejak mulai • Bagaimana
ARV, pasien demam
penatalaksanaan
selanjutnya?
• Timbul lemas dan
anemia
• Obat apa yang
sebaiknya dihentikan?
• Cek Hb
• Stop duviral
• Ganti dengan TDF
Download