DAMPAK KARAKTERISTIK GROUP BAND

advertisement
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
DAMPAK KARAKTERISTIK GROUP BAND TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA
DI KABUPATEN JOMBANG
Oleh: Tutik Mardiani
Dosen Program Studi Ilmu Sosiatri
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Darul ‘Ulum Jombang
ABSTRAK
Penelitian ini menemukan beberapa kecenderungan perilaku sosial remaja yang paling dominan
sebagai dampak karakteristik group band antara lain kecenderungan berperilaku pemberani,
kooperatif dan suka bergaul (berinteraksi) dalam bentuk kerjasama, persaingan dan konflik secara
positif. Namun demikian tetap harus ada bimbingan sosial dan sosialisasi baik dari lingkungan
keluarga, sekolah dan pemerintah untuk menumbuhkembangkan rasa solidaritas sosial yang tinggi
dan kepekaan sosial dalam mewujudkan generasi masa depan, sehingga potensi remaja di
Jombang tetap dalam koridor generasi yang tangguh, mandiri dan bertanggungjawab.
Keyword: Perilaku sosial, group band, remaja
Pendahuluan
Grup band merupakan sejenis kelompok musik pop yang terdiri dari tiga anggota atau lebih
sebagai penyanyi, yang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan rata-rata berusia 16 sampai 20
tahun . Anggota group band memiliki ciri dan karekteristik tersendiri yaitu menyanyi dan keahlian
menari disetiap tampilannya dalam pertunjukan mereka. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh
produser rekaman atau sebuah televisi dalam audisi, di mana para peserta diuji penampilannya,
kemampuan menyanyinya, dan kemampuan berdansa (menari), dengan iringan musik.
Namun demikian group- group band merupakan suatu kelompok yang sangat fenomenal
untuk dikaji saat ini, karena jenis musik yang dibawakan oleh group laki-laki ataupun perempuan
ini sangat digandrungi remaja, baik penampilan wajahnya yang cantik, menawan, ganteng dan
elegan, mereka juga menonjolkan jenis dan warna musik yang mampu menghipnotis remaja untuk
menyukai dan menggandrungi, dan mereka sangat lihai dan piawai dalam dance atau menari.
Oleh karena itu group band yang sangat mewabah dan merebaknya di belantika dunia musik
khususnya Indonesia akan berakibat pergeseran nilai sosial pada kalangan remaja , bahkan
berdampak pada perubahan perilaku sosial remaja.
Indikasi perubahan perilaku sosial remaja yang menyukai group band akan memiliki
kecenderungan perilaku sosial, diantaranya: Pertama, suka teriak teriak sendiri saat melihat foto
penampilan artis group band. Kedua, tangan dan kakinya secara refleks sering ikut bergoyang
mengikuti irama lagu jika mendengar lagu group band yang ngebeat. Ketiga, suka ngegosip group
126
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
band yang menjadi idolahnya. Keempat, menjadikan lagu favorit dari group band dan berusaha
menghafal lirik lagunya. Kelima, meniru gaya/style yang menjadi cirri khas group band yang
kurang pas dengan budaya indonesia. Keenam, mengoleksi segala hal tentang atribut group band.
Ketujuh, malas belajar. Dan kedelapan, cenderung bolos sekolah
Dari 8 indikasi perubahan perilaku sosial tersebut akan menimbulkan kecenderungan
menguatnya pergeseran nilai budaya pada remaja diantaranya kurangnya solidaritas sosial dan
kepekaan sosial serta interaksi sosial pada kehidupan bermasyarakat. Hal ini sering ditunjukan pada
sikap cuek pada orang lain, lebih pada orang tua dan guru. Untuk itu perlu dikaji beberapa hal yang
menjadi alasan remaja dalam ketertarikan dan mengidolakan artis group band sehingga mereka.
Oleh karena itu, dari uraian di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana
dampak karakteristik group band terhadap kecenderungan perilaku sosial remaja di Jombang?.
Tinjauan Teoritik
Perilaku Sosial
Paradigma perilaku sosial lebih menitikberatkan pada hubungan antara individu dengan
lingkungan sosial dan non sosial. Dalam perspektif sosiologi bahwa tingkat laku seseorang
(individu) berlangsung secara terus menerus dalam hubungannya dengan lingkungan yang
menghasilkan suatu perubahan terhadap tingkah laku dalam berbagai aktivitas dan tindakan
tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah atau melalui proses interaksi. Berbagai
aktivitas individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial.
Lebih lanjut dua teori yang mendasari paradigm perilaku sosial yaitu teori Behavioral dan
teori exchange. Teori behavioral lebih menerapkan pada prinsip prinsip psikologi perilaku ke dalam
hubungan timbal balik dan tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan sosial dengan tingkah
laku. Sedangkan exchange teori lebih menerapkan pada fakta sosial 1.
Sedangkan kenurut Krech , Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001)
perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan
hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap
orang lain. Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau
rasa hormat terhadap orang lain 2.
Perilaku sosial seseorang merupakan suatu tindakan seseorang dalam menanggapi orang
lain dengan cara-cara yang relative berbeda, baik dalam hal melakukan kerja sama maupun konflik.
Dalam melakukan tindakan interaksi sesorang ada yang melakukan sesuai norma sosial dan
1
George Ritzer. Sosiologi berparadigma ganda, Jakarta: CV Rajawali. 1990, hal. 10
2
Didin Budiman, Bahan ajar Mata kuliah psikologi anak dalam penjaskes PGSD diunduh tanggal 12 Agustus 2015
127
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
normal. Perilaku normal seseorang adalah tingkah laku yang adekuat (serasi tepat) yang bisa
diterima oleh msyarakat secara umum. Demikia pula perilaku pribadi yang normal adalah perilaku
yang sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat tinggal seseorang tinggal, sesuai dengan
norma-norma sosial yang berlaku pada saat dan tempat sehingga tercapai relasi personal dan
interpersonal yang memuaskan.
Untuk dapat dipahami secara nyata dan spesifik perilaku sosial individu lebih diwujudkan
melalui suatu kecenderungan-kecenderungan tindakan respon interpersonal ( antar pribadi) , yaitu:
pertama, kecenderungan perilaku Peranan yaitu kecenderungan yang ditampakkan dalam dalam
tindakan bertanggungjawab melaksanakan
tugas yang dibebankan, kewajiban yang harus
dijalankan oleh seorang individu dan posisi /kedudukan/status sosial yang dimiliki seseorang;
kedua, kecenderungan sosiometrik yaitu kecenderungan yang ditampakkan dengan kesukaan dan
kepercayaan antar individu dan ketiga, ekspressi yaitu kecenderungan yang ditampakkan melalui
suatu ekpresi diri dengan menampakan kebiasaaan-kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dari beberapa teori tersebut diatas dapat digarisbawahi bahwa perilaku sosial individu
dilihat dari kecenderungan peranan dapat dikatakan responsif apabila menunjukkan suatu tindakan:
Pertama, memiliki percaya diri yang tinggi untuk bergaul secara sosial, kedua, memiliki simpatik
yang kuat terhadap teman sepermainan, ketiga, memiliki jiwa pemimpin diantara teman-teman,
keempat, memiliki status yang tinggi untuk mempengaruhi
orang lain dalam pergaulannya .
Sebaliknya, perilaku sosial individu dikatakan kurang responsif (tidak diterima di dalam kehidupan
kelompoknya/ masyarakat) menunjukkan cirri tindakan pertama, kurang mampu bergaul secara
sosial, kedua, sifat pasrah pada keadaan/kondisi, ketiga, pasif dalam mengelola kelompok dan
keempat, tergantung kepada orang lain dalam tindakan.
Kecenderungan kecenderungan perilaku sosial seseorang
pada dasarnya merupakan
karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dan berosialisasi
dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial seseorang
yang menjadi anggota kelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.
Untuk itu lebih difocuskan pada salah satu Perilaku sosial melalui sifat-sifat dan pola
respon antar pribadi, diantaranya :
1.
Kecenderungan Perilaku Peran yang ditampakan pada:
a. Sifat pemberani secara sosial, biasanya suka mempertahankan dan membela haknya
dan berani dalam memperjuangkan yang benar dengan sikap yang tidak malu-malu ,
tidak segan melakukan suatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat dalam
mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga.
128
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
b.
Sifat berkuasa. Sifat berkuasa sering ditampakan seorang individu biasanya pada sikap
suka berkuasa dalam perilaku sosial (Otoriter),
bertindak tegas, berorientasi pada
kekuatan, percaya diri, kemauan keras, suka perintah.
c.
Sifat inisiatif secara sosial, sifat inisiatif biasanya dtampakan oleh individu dengan
sikap suka mengorganisasi kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka
memberi pendapat, saran di setiap pertemuan, suka mengambil alih kepemimpinan.
d.
Sifat mandiri . Sifat mandiri sering ditampakan pada sikap melakukan segala sesuatu
dengan dirinya sendiri, missal membuat rencana sendiri, melakukan pekerjaan dengan
sendiri, tidak mencari pendapat orang lain, emosionalnya relative stabil.
2.
Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial, meliputi:
a.
Dapat diterima orang lain. Perilaku ini sering ditampakan dengan sikap positif
thingking, loyalitas tinggi, mudah dipercaya Pemaaf, Ikhlas dan selalu menghargai
pendapat dan karya orang lain.
b.
Suka bergaul. Perilaku sosial ini sering ditandai dengan pergaulan sosial dengan orang
lain secara baik dan sesuai norma, senang kebersasamaan .
c.
Ramah dan Simpatik
Sikap ini sering ditandai dengan sikap mudah bersosialisasi, terbuka dengan orang lain,
dan mudah membantu serta membela orang lain tanpa diminta bantuannya.
3.
Kecenderungan perilaku ekspresif. Perilaku sosial yang melekat pada seorang individu
dengan tindakan suka kooperatif (kerjasama), lebih Agresif, tenang dalam melakukan
tindakan dan senang pamer / menonjolkan kemampuannya .
Dalam realisasi kehidupan sosial, perilaku seseorang harus ditandai dengan melakukan
interaksi sosial dalam kehidupan sehari-harinya diantara manusia baik secara kelompok maupun
individu. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak
merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial.
Potensi-potensi itu muncul manakala seseorang bersosialisasi dengan banyak orang secara terus
menerus sehingga terbentuk perilaku sosial sesorang . Menurut W.A Gerungan ada bebarapa faktor
yang mempengaruhi perilaku sosial seseorang yang bersifat internal dan bersifat eksternal. Pada
aspek eksternal dimana situasi sosial memegang peranan penting mengatur hubungan timbale
balik
diantara manusia yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain setiap situasi yang
menyebabkan terjadinya interaksi sosial dalam berbagai bentuk, yaitu kerjasama, persaingan dan
konflik.
Kelompok Sosial
129
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
Menurut HendroPuspito kelompok sosial adalah sejumlah orang yang berhubungan secara
teratur atau suatu kumpulan nyata, teratur, dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan
peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan yang sama 3.
Bertolak dari hal tersebut ada beberapa pengalaman yang sederhana dalam pembentukan
kelompok sosial yaitu kepentingan yang sama, keturunan yang sama, daerah yang sama, dan cirriciri fisik yang sama. Demikian juga cara untuk mengklasifikasikan kelompok sosial yang dapat kita
temui di dalam masyarakat terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:
1.
Kelompok besar dan kelompok kecil, yaitu kelompok yang melaksanakan tugas-tugas
sosial yang penting dan umum dikaitkan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi, sedangkan kelompok kecil pembentukannya didasarkan pada
kebutuhan/kepentingan mini dan terbatas.
2.
Kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah satuan hidup yang
ditandai dengan hubungan yang akrab dan mesra diantara anggotanya sehingga dapat
terwujud
rasa solidaritas yang tinggi di antara anggotanya. Sedangkan kelompok
sekunder adalah kelompok yang hubungannya kurang akrab bahkan sangat renggang
diantara anggotanya.
3.
Membership Group dan Reference Group
Membership group adalah kelompok sosialyang secara fisik setiap orang menjadi
anggota dari kelompok tersebut. Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi
acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk kemudian membentuk
pribadi dan peri lakunya sesuai dengan kelompok acuan.
4.
Kelompok Dalam (ln Group) dan Keluar (Out Group)
ln Group merupakan kelompok sosial tempat di mana individu mengidentifikasi dirinya.
Sedangkan Out Group merupakan kelompokyang berada diluar atau kita anggap lawan.
Terkadang ditandai dengan sikap antipati.
Dari beberepa kriteria dalam kelompok sosial, group band merupakan kelompok sosial
kategori In Group yaitu kelompok sosial tempat dimana individu mencari dan mengidentifikasikan
dirinya untuk bisa dan mampu mengaktualisasikan dirinya ke dalam kelompok sosialnya. Group
band yang sering dikenal Boy band adalah sejenis kelompok musik pop yang terdiri dari tiga
anggota atau lebih, semuanya penyanyi laki-laki muda. Biasanya anggota boy band selain menyanyi
juga menari dalam pertunjukan mereka. Mereka biasanya dibentuk oleh seorang manajer atau
produser rekaman dengan cara mengadakan audisi, di mana para peserti diuji penampilannya,
3
Drs. D. Hendropuspito OC, Sosiologi Sistematik, Yogyakarta: PT Kanisius, 1990, hal. 41
130
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
kemampuan menyanyinya, dan kemampuan berdansanya. Mereka biasanya tidak memainkan alat
musik sendiri.
Metode Pengumpulan Data
Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpuln data yang akan
dikelola dan dianalisis dengan suatu metode tertentu. Dalam penelitian data secara garis besar
terdapat dala empat kelompok, yaitu: Observasi, Interview , Kuisioner dan Dokumentasi. Sampling
dalam penelitian ini adalah purposive sample. Yaitu remaja usia 15 s/d 16 yang masih duduk di
kelas X SMA dengan jumlah 34 remaja yang kami temui secara acak, dengan kriteria laki-2 14 dan
wanita 20. Sedangkan untuk analisa data secara deskriptif dalam proses analisis dengan tahapantahapan yaitu pengelompokan Data, Kategori data dengan sinkronisasi pola jawaban, generalisasi
Asumsi Permasalahan dan Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data.
Pembahasan
Gambaran Lokasi Penelitian
Jombang merupakan kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Luas
wilayahnya 1.159,50 km², dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219
laki-laki dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten,
memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari
barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas utara dan selatan Pulau Jawa (SurabayaMadiun-Yogyakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.
Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan
Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah
pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah
berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar,
Tambak Beras, Pesantren Attahdzib (PA), dan Darul Ulum (Rejoso). Kabupaten Jombang terdiri
atas 21 kecamatan, yang mencakup 306 desa dan 4 kelurahan. Sebagai pusat pemerintahan adalah
Kecamatan Jombang. Kecamatan Ngusikan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu yang
dibentuk pada tahun 2001.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia siswa adalah : dari jumlah
responden keseluruhan adalah 34 remaja yang terdiri dari 14 remaja perempuan dan 20 remaja
131
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
laki-laki. Sedangkan jumlah remaja yang berumur 15 tahun adalah 13 remaja dan remaja yang
berumur 16 tahun adalah 21 orang.
Kecenderungan Perilaku Sosial
Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat responden pada tabel di bawah ini :
a. Kecenderungan Perilaku Peran
NO
1
2
3
4
Kategori
Pemberani
berkuasa dan patuh
Inisiatif
Mandiri
Jumlah
Sumber: Data Primer 2014
Jumlah
15
3
8
8
34
%
44 %
10 %
23 %
23 %
100%
Jumlah
5
15
9
5
34
%
15 %
44 %
26 %
15 %
100 %
b. Kecenderungan Perilaku Dalam Hubungan Sosial
NO
1
2
3
4
Kategori
Diterima masyarakat
Suka bergaul (berinteraksi)
Ramah
Simpatik
Jumlah
c. Kecenderungan Perilaku Ekspresif
NO
1
2
3
4
Kategori
Kooperatif
Bersaing
Konflik
Pamer atau menonjolkan kemampuan
Jumlah
Sumber: Data Primer 2014
Jumlah
15
10
3
6
34
%
44 %
29 %
9%
18 %
100 %
Dari beberapa kecenderungan perilaku sosial remaja akibata dari kebiasaan dan kesukaan
pada group band –group band baik dari barat maupun Indonesia akan berdampak positif pada :
1 Kecintaan terhadap musik luar /barat semakin tinggi.
2 Lebih meniru style berpakaian yang modis, gaya rambut, aksesoris yang lebih bervarisasi
dan beraneka ragam.
3 Menambah devisa negara.
4 Memperat hubungan diplomatik
132
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
5 Menambah informasi di bidang pariwisata
Dampak negatif yang ditimbulkan pada perilaku sosial remaja:
1 Acuh tak acuh terhadap budaya tradisional Indonesia
2 Lebih menyukai budaya barat
3 munculnya fanatisme pada kelompok tertentu.
4 Malas belajar
5 Kenakalan remaja (bolos sekolah)
6 Meniru gaya hidup dari artis barat yang kurang
sesuai dengan identitas
budaya
Indonesia.
Penutup
Dari hasil penelitian tersebut, 34 responden yang mempunyai kecenderungan perilaku
pemberani sebanyak 15 remaja (44%), kecenderungan perilaku berkuasa sebanyak 3 remaja (10
%), kecenderungan perilaku inisiatif sebanyak 8 remaja (23%) dan kecenderungan
perilaku
mandiri sebanyak 8 remaja (23%). Sedangkan dari 34 responden yang memiliki kecenderungan
perilaku sosialnya dapat diterima masyarakat sebanyak 5 remaja (15%). , Suka bergaul sebanyak
15 remaja (44 %). Perilakunya Ramah sebanyak 9 remaja (sebesar 26%). Dan perilakunya yang
simpatik sebanyak 5 remaja (sebesar 15%). Dan dari 34 responden yang memiliki kecenderungan
perilaku kooperatif (kerjasama) sebanyak 15 remaja ( sebesar 44%). Perilaku bersaing/ agresif
sebanyak 10 remaja ( sebesar 29 %). Perilaku konflik sebanyak 3 remaja ( sebesar 9%), perilaku
suka pamer atau menonjolkan diri sebanyak 6 remaja ( sebesar 18%).
Dari beberapa kecenderungan perilaku sosial remaja yang paling dominan adalah
kecenderungan berperilaku pemberani, kooperatif dan suka bergaul (berinteraksi) dalam bentuk
kerjasama, persaingan dan konflik secara positif. Namun demikian tetap harus ada bimbingan sosial
dan
sosialisasi
baik
dari
lingkungan
keluarga,
sekolah
dan
pemerintah
untuk
menumbuhkembangkan rasa solidaritas sosial yang tinggi dan kepekaan sosial dalam mewujudkan
generasi masa depan, sehingga potensi remaja di Jombang tetap dalam koridor generasi yang
tangguh, mandiri dan bertanggungjawab.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Didin Budiman. Bahan ajar Mata kuliah psikologi anak dalam penjaskes PGSD
Hendropuspito. 1990. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: PT Kanisius
Kartono, Kartini. 1981. Patologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo
133
Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor. 1, September 2015
Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Remaja
Poloma, Margaret. 1989. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: CV Rajawali
Ritzer, George. 1990. Sosiologi berparadigma ganda. Jakarta: CV Rajawali
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengatar. Jakarta: PT Raja Grafindo
134
Download