Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST) Petunjuk Praktis Pendampingan Tata Kelola Klinik Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di Rumah Sakit & Puskesmas Alat Penunjang Keputusan Klinik (Descision Support ToolDST) Daftar Tilik Ketrampilan Klinik Definisi Operasional Sistem Kinerja Klinik di Rumah Sakit & Puskesmas Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard Petunjuk Teknis Audit Nearmiss/ Kematian Maternal & Neonatal Petunjuk Teknis Penyelengaraan Simulasi Emergensi Obstetri & Neonatus Petunjuk Praktis Magang di Rumah Sakit bagi Staff Puskesmas Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST) Daftar Isi Pendahuluan .................................................................................................................................................................................. 2 Neonatal Stabilisasi Sebelum Dirujuk/Rawat Inap .............................................................................................................................. 9 Lembar Kerja Bayi Baru Lahir .............................................................................................................................................. 13 Pasca Resusitasi ......................................................................................................................................................................... 17 Memulai Pemberian Asupan .................................................................................................................................................. 21 Asupan Rumatan........................................................................................................................................................................ 27 Dukungan Pernapasan .............................................................................................................................................................. 44 Sepsis ............................................................................................................................................................................................ 49 Hiperbilirubinemia .................................................................................................................................................................... 53 Maternal Stabilisasi dan Pemindahan Ibu............................................................................................................................................. 57 Instruksi Standard Maternal ................................................................................................................................................... 61 Page 1 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Penunjang Pengambilan Keputusan Pendahuluan Buklet ini berisi kumpulan alat penunjang pengambilan keputusan klinis (DST) yang difokuskan pada penyebab utama kematian bayi baru lahir dan ibu. Alat ini membantu penyedia layanan kesehatan mengikuti theraphy berdasarkan pada ilmu pengetahuan serta mencatat pemberian perawatan yang berkualitas. Istilah “penunjang pengambilan keputusan” merujuk pada upaya peningkatan kualitas, yang menyadari bahwa bahkan petugas profesional yang paling terlatih dan ahli sekalipun ketika bekerja di lingkungan dengan stres yang tinggi dan kompleks membutuhkan suatu alat bantu yang bisa mengingatkan dia ketika membuat keputusan penting terkait langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah. Alat bantu pengingat fakta atau defacto reminder ini menginformasikan standard perawatan dari sebuah institusi yang akan diikuti oleh setiap penggunanya. Alat penunjang pengambilan keputusan berbeda dengan alat bantu kerja tradisional dari sisi bahwa alat ini bukan merupakan referensi yang bersifat pilihan. Semua situasi yang menyebabkan alat penunjang pengambilan keputusan digunakan adalah situasi yang krusial, karena itu penggunaan serta pendokumentasian alat ini dalam alur kerja normal menjadi sangat penting Sesungguhnya alat penunjang pengambilan keputusan ini sudah banyak digunakan di berbagai bidang termasuk oleh maskapai penerbangan, aeronautika, nuklir, perhotelan dan industri makanan. Namun, penggunaan ini untuk perawatan kesehatan masih relatif baru.1 Dengan tingginya resiko di dunia kedokteran, yang melibatkan rasa sakit dan nyawa seseorang, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa alat penunjang pengambilan keputusan dapat membantu petugas kesehatan untuk memiliki kinerja dengan tingkat yang sama dengan para pekerja di industri lain.2,3,4 British Medical Journal telah mendokumentasikan empat persyaratan penunjang pengambilan keputusan, yang ketika diimplementasikan secara bersama-sama dapat meningkatkan kualitas perawatan medis di 95% fasilitas perawatan kesehatan yang menggunakannya.5 Alat penunjang pengambilan keputusan dalam buklet ini memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini: 1) Alat penunjang pengambil keputusan digunakan dalam alur kerja normal. Alat ini diisi selama perawatan rutin pasien dan bersifat konsisten dengan dokumentasi perawatan medis yang normal dan diletakkan di tempat yang memudahkan petugas (seringkali diletakkan di samping tempat tidur pasien). Page 2 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) 2) Alat penunjang pengambilan keputusan ini digunakan untuk situasi klinis yang bersifat vital atau penting. Alat yang dipaparkan di sini digunakan untuk mengenali penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir. Secara khusus, alat ini digunakan untuk perdarahan pasca persalinan, pre/eklamsia, dan partus macet dalam hal perawatan ibu serta asfiksia pada saat lahir, sepsis, dan malnutrisi pada bayi dengan berat lahir rendah dalam hal perawatan bayi baru lahir. 3) Alat penunjang pengambilan keputusan ini mengarahkan para klinisi untuk bertindak sesuai dengan standard perawatan yang dapat diterima. Instruksi-instruksi yang terkandung dalam alat penunjang pengambilan keputusan ini mematuhi standard yang ada untuk Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar/Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONED / PONEK). Bila tidak ada standard yang jelas dalam standard medis Indonesia, alat ini merujuk ke standard internasional. Sumber yang digunakan dikutip dalam buku ini. 4) Penggunaan alat penunjang pengambilan keputusan ini bersifat wajib. Kami telah menciptakan alat penunjang pengambilan keputusan klinis untuk situasi ketika variasi dalam pemberian perawatan akan menghasilkan hasil akhir yang berbahaya dan dalam situasi ketika hampir semua orang akan setuju bahwa kehati-hatian dan pengamanan diperlukan. Selain itu, alat-alat ini dimaksudkan untuk melengkapi rekam medis, yang seringkali kurang mampu mengungkapkan praktek medis yang berkualitas. Alat-alat dalam buku ini dirancang untuk digunakan oleh dokter, tapi formatnya juga memungkinkan perawat, asisten dokter, dan bidan untuk mengikutinya. Dalam situasi dengan sumber daya terbatas, pendekatan ini berarti bahwa format dapat digunakan untuk pengalihan tugas perawatan vital kepada profesional kesehatan lain yang jika dilakukan di bawah pengawasan yang tepat dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap perawatan medis yang bersifat menyelamatkan nyawa. Implementasi Meskipun sebagian besar alat penunjang pengambil keputusan klinis dalam buklet ini cukup jelas dengan sendirinya, kami menganggap bahwa instruksi yang efektif dan pelaksanaan DST mencakup beberapa unsur penting berikut ini. 1) Semua petugas kesehatan dengan spesialisasi masing-masing yang bekerja di satu bagian setuju bahwa alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini mengekspresikan standard perawatan yang mereka ingin patuhi dan sebarluaskan. Tidak ada standard yang bisa diterapkan di lingkungan di mana petugas kesehatan diperbolehkan untuk mengobati kondisi yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Pengobatan kondisi yang sama dengan cara yang berbeda-beda sesungguhnya merupakan kondisi yang Page 3 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) berkebalikan dengan "standard perawatan". Ketika alat penunjang pengambilan keputusan klinis, misalnya, berisi daftar antibiotik tertentu yang digunakan sebagai antibiotik lini pertama dalam kondisikondisi tertentu, standard ini harus diikuti dalam sebagian besar kasus, dengan pengecualian yang didokumentasikan secara jelas. 2) Alat pendukung keputusan harus benar-benar diikuti oleh staf yang menggunakannya. Alat penunjang pengambilan keputusan klinis memiliki dibuat dengan praanggapan untuk isi dan instruksi pengobatan berkualitas. Kepala departemen menginstruksikan staf mereka untuk mengisi alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini dan mengaudit penggunaan alat secara berkala untuk menilai penggunaan yang tepat. Tindakan ini juga mencakup tindakan untuk memastikan bahwa dokumentasi dalam alat penunjang pengambilan keputusan klinis benar-benar mewakili perilaku yang sebenarnya. Misalnya, jika lembar alat penunjang pengambil keputusan klinis menginstruksikan petugas kesehatan untuk memberikan susu dengan kalori yang lebih tinggi kepada BBLR, alat ini harus mencakup informasi yang diperlukan untuk memberikan nutrisi tambahan dan staf perawat harus mampu menunjukkan bagaimana nutrisi ini disiapkan. 3) Alat penunjang pengambilan keputusan harus disediakan dan disimpan di lokasi yang mudah dijangkau. Petugas kesehatan yang harus meninggalkan pekerjaan untuk mengambil alat penunjang pengambilan keputusan (DST) dan kembali bekerja akan berhenti menggunakan alat tersebut. Di ruang bayi (nusery), alat penunjang pengambilan keputusan untuk dukungan nutrisi, cairan infus, dan manajemen oksigen harus ditempelkan di boks/penghangat bayi untuk digunakan selama penilaian pasien rutin. Oleh karena itu, instruksi obstetrik yang diberlakukan harus berada di halaman-halaman pertama dalam status pasien. 4) Beberapa hasil akhir dari penggunaan alat penunjang pengambilan keputusan klinis harus terus menerus dipantau oleh pimpinan bagian kebidanan dan neonatus secara teratur. Maksud dari penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk meningkatkan hasil klinis. Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui pemantauan dan evaluasi rutin yang mengevaluasi semua keberhasilan dan kegagalan sehingga memberikan kesempatan untuk perbaikan penerapan alat. Ukuran hasil akhir yang penting untuk dipantau adalah kematian ibu dan bayi baru lahir. Ukuran hasil akhir lainnya mencakup penambahan berat badan rata-rata harian bayi dan persentase ibu dengan persalinan prematur yang menerima kortikosteroid antenatal. Page 4 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) 5) Fasilitas harus memiliki keterampilan dasar dan alat yang sesuai untuk menerapkan alat penunjang pengambilan keputusan klinis. Kebanyakan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia memiliki keterampilan dan alat untuk menerapkan alat penunjang pengambilan keputusan klinis. Jika belum ada maka EMAS akan memberikan mentoring dan alat seperti timbangan elektronik di ruang bayi dan sendok ukur yang digunakan untuk suplementasi asupan kalori untuk bayi berat lahir rendah. Pendampingan terkait penunjang pengambilan keputusan klinis dilakukan oleh mentor klinis EMAS, mentor dari mitra EMAS, yaitu LKBK atau Muhammadiyah, atau penasihat teknis dari Amerika Serikat. Setidaknya mentoring selama satu minggu penuh untuk dokter dan tim perawat diperlukan untuk implementasi alat penunjang pengambilan keputusan. 6) Alat penunjang pengambilan dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Meskipun banyak upaya telah dialokasikan untuk membuat dan menciptakan kumpulan alat penunjang pengambilan keputusan ini, di beberapa kasus fasilitas kesehatan dapat merasionalisasi perubahan bentuk alat ini ke dalam bentuk yang paling nyaman untuk mereka. Perubahan dalam alat dianggap dapat diterima jika fasilitas dapat memperlihatkan bukti yang mendukung perubahan tersebut dan standard perawatan yang telah direvisi tersebut kemudian diikuti secara konsisten. Page 5 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Contoh Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis • Di bawah ini diperlihatkan contoh alat penunjang pengambilan keputusan klinis untuk pengobatan sepsis neonatal. Fitur 1) Bagian atas DST mencantumkan informasi umum tentang kondisi medis, dalam hal ini sepsis 2) Kriteria diagnostik untuk sepsis dipaparkann. Pengguna hanya memberikan tanda pada kotak dan melingkari kriteria yang sesuai. Dalam kasus ini, bayi merupakan bayi prematur, mengalami demam, dan tidak dapat menyusui dengan baik 3) Pengguna menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria, bayi akan dirawat dan diberi pengobatan atas dugaan sepsis 4) Dengan tidak menandai kotak di samping "bolus", pengguna dapat menginformasikan bahwa bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi Page 6 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) 5) Sampel untuk kultur darah diambil pada 12:20. Antibiotik tidak diberikan sampai sampel kultur darah diambil 6) Bayi ini berusia 3 hari dengan berat badan 2 kg. Berdasarkan informasi ini, pengguna mengisi dosis antibiotik yang tepat berdasarkan referensi dosis yang diberikan. Waktu pemberian antibiotik adalah 14:00 7) Catatan referensi untuk dosis gentamisin diambil dari referensi Royal Academy of Physicians 8) Sekali lagi, kotak yang dibiarkan kosong menunjukkan tindak dilakukannya tindakan. Metodologi a) DST yang ada di dalam buklet ini harus dibaca dan diterapkan dari atas ke bawah, kiri ke kanan. b) Dalam kasus ketika DST menggambarkan situasi darurat seperti resusitasi neonatal, penyedia layanan dapat menggunakan DST sebagai lembaran di sebelah boks bayi untuk dipelajari. Setelah itu, DST dapt digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan pemberian asuhan berkualitas. c) Pengguna hanya menandai kotak-kotak yang sesuai dengan kasus d) Bila ada bagian yang kosong, pengguna harus mengisinya. Tidak mengisi bagian tertentu pada formulir berarti bahwa tindakan di bagian tersebut tidak dilakukan e) Bila ada penyimpangan dari DST atau temuan penting yang tidak tercakup dalam formulir, pengguna harus mencatat rinciannya di bagian catatan dengan jelas dan lengkap. Namun, menulis catatan yang berlebihan merupakan indikasi bahwa penggunaan DST tidak sedang dimaksimalkan. f) Penyelia harus secara berkala meninjau penggunaan DST terkait kelengkapan dan keakuratan dokumentasinya. g) Penyelia harus secara berkala mengamati apakah pengisian DST mencerminkan perilaku sesungguhnya yang didorong untuk dilakukan di bagian-bagian DST tersebut. h) Harus ada pengumpulan data mingguan terkait alat mengenai indikator-indikator kunci termasuk penggunaan rutin DST dan kematian pasien Alat dan Bahan Alat dan Bahan diadan berikut harus tersedia di fasilitas klinik untuk dapat menerapkan alat penunjang pengambilan keputusan dengan benar sesuai dengan yang tercantum dalam panduan ini. Semua suplai yang diperlukan mudah didapat dan terjangkau. • Timbangan elektronik dengan keranjang yang akurat hingga setidaknya 5 gram • Sendok ukur ¼ sendok teh untuk membuat asupan dengan kalori yang lebih tinggi Page 7 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) • Fortifier bayi prematur untuk meningkatkan kandungan kalori ASI untuk bayi dengan berat badan lahir sangat rendah • Beban standard untuk memastikan keakuratan timbangan secara periodik • Boneka resusitasi "Neonatalie" • Penutup plastik/clip board untuk melindungi dan melekatkan lembaran alat penunjang pengambilan keputusan di tempat tidur pasien (bassinet, inkubator, tempat tidur) • Rak dan wadah tempat alat penunjang pengambilan keputusan dapat disusun dan ditemukan dengan mudah di berbagai bangsal dan kamar di rumah sakit Referensi: 1 McGlynn EA, et al. The quality of health care delivered to adults in the United States. N Engl J Med 2003; 348:2635‐45. 2 Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building a safer health system. Washington, DC: National Academy Press, 1999. 3 Vincent C, Neale G, Woloshynowych M. Adverse events in British hospitals preliminary retrospective record review. BMJ 2001; 322:517-9. 4 Kawamoto et al, “Improving clinical practice through decision support systems,” BMJ, doi:10.1136/ bmj.38398.500764.8F (dipublikasikan pada 14 Maret 2005) Page 8 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Stabilisasi Sebelum Dirujuk/Rawat Inap Maksud: Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk memandu tatalaksana kedaruratan neonatus yang sering ditemui sementara menunggu untuk mengirimkan bayi ke tingkat layanan yang lebih tinggi. Alat penunjang ini mencakup dokumentasi menyeluruh terkait presentasi, pengobatan, dan kondisi bayi sebelum dirujuk. Tujuan: Bayi distabilkan dengan baik di unit gawat darurat sementara menunggu rekomendasi dari dokter spesialis atau sebelum dipindahkan dari Puskesmas ke Rumah Sakit Petugas kesehatan yang menerima bayi sakit telah melengkapi dokumentasi riwayat dan pemeriksaan fisik yang menjadi dasar diagnosis dan pengobatan yang diberikan kepada pasien DST Kedaruratan Neonatus menjadi bagian dari rekam medis resmi dari unit gawat darurat atau Puskesmas yang mendokumentasikan pemberian layanan kesehatan berkualitas tinggi Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, 2009; Gomella, Neonatology, Cambridge Press: Boston, 2012; Boston Children’s HospitalProtocols, 2013; Harriet Lane, 2012 Page 9 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1. Di bagian kanan atas, petugas kesehatan mengisi identitas pasien termasuk nama, tanggal, berat badan saat ini, dan tanggal lahir bayi. 2. Petugas mencatat alasan untuk perawatan atau rujukan bayi berdasarkan riwayat dan temuan-temuan fisik yang biasa ditemui pada patologi neonatus. Kondisi-kondisi patologi ini mencakup komplikasi prematuritas, sepsis, gawat nafas, dehidrasi, dan gangguan syaraf. Bayi mungkin saja masuk ke dalam lebih dari satu kategori penyakit yang ditunjukkan oleh tanda “x”. Fitur-fitur dalam kategori yang sesuai dengan keadaan pasien juga diberi tanda “x” atau mengisi informasi yang diminta. Pada contoh di atas, bayi JB Big masuk ke rawat inap rumah sakit dari UGD pada usia 4 hari karena sepsis dan dehidrasi. Untuk mendukung informasi terdahulu, tertulis bahwa bayi mengalami anoreksia dan hipoterima dengan S=36.3. Bayi bernafas cepat dan mengalami letargi. Untuk mendukung kesimpulan dehidrasi, bayi telah kehilangan 10% berat badan lahirnya, tidak mau menyusui dan, sebagai akibatnya, menjadi lemah. Tabel penyakit ini tidak mencakup semua penyakit yang ada dan DST menyediakan ruang untuk menuliskan informasi tambahan. 3. Setelah dokumentasi diagnosis, pengguna diminta untuk mengobati pasien 15:30 secara sistematis, dimulai dengan mengukur gula darah, memberikan cairan dengan adanya tandatanda dehidrasi dan memberikan antibiotik jika terdapat tanda-tanda sepsis atau untuk bayi kurang dari 1500g. Perhatikan bahwa DST menghilangkan kemungkinan menebak-nebak untuk merespon kekurangan-kekurangan gula darah rendah atau menentukan dosis dan frekuensi antibiotik. Dalam contoh ini, bayi memiliki kadar gula darah yang bisa diterima sebesar 41, tetapi tidak menerima cairan infus IV meskipun terdapat riwayat dehidrasi. Berdasarkan berat badan bayi sejumlah 3,4 kg, dosis gentamisin dan ampisilin diberikan pada jam 15.30. Bayi menerima antibiotik secara intra muskular karena staf tidak dapat memperoleh akses intravena. Kondisi ini menjelaskan mengapa bayi tidak menerima cairan IV meskipun mengalami dehidrasi 4. Sebelum dirujuk, pemeriksaan fisik bayi dimasukkan dalam status. Informasi yang dicantumkan mencakup tanda-tanda fisik dan panjang serta lingkar kepala bayi. Format pemeriksaan membuat dokumentasinya menjadi cukup muda Page 10 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Faskes _________________________ Pasien ___________________ Tgl ____________Pukul ___________ Berat Badan _________ g Tgl Lahir_________________ Stabilisasi Sebelum Dirujuk/Rawat Inap Alasan dirujuk. Beri tanda dan catat semua yang sesuai. Pasien bisa punya dua diagnosa. Riwayat Fisik Prematuritas < 2000 g < 34 mg UK (estimasi) kesulitan pernapasan tdk mampu menyusui Berat Lahir : g PUK: mgg Laju pernapsan >60: Singkirkan Sepsis 36.5 > S > 37.5 Demam pada Ibu ≥ 38 C Ketuban pecah > 18jam Muntah Suhu: lethargis oC Kelainan Pernafasan Kesulitan pernapasan Demam BAK < 2 x/hari Dehidrasi muntah: x /hari diare: x /hari tdk minum: x/hari urine < 2 x/hari kelhilangan B. Badan oC DJ: S: RR: Penurunan aktivitas BB kelahiran: g BB hari ini: g Laju pernapsan >60: retraksi napas cuping hidung ronchi kiri kanan Neurologis kejang __ kompleks ⇩ kesadaran trauma persalinan ⇩ kesadaran aktivitas kejang hiper- hipo- tonik Diagnosa lain/Catatan: __________________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________________________________________ Pemeriksaan gula darah > 45. Gula Darah: ________ g/dl. Bila < 45 Berikan 15cc asi atau susu, ATAU Berikan D10 2.0 cc/kg = ______ cc IV. Pukul ____________ Jk tanda atau gejala dehidrasi, lakukan test darah elektrolit. Na+______ K+ ______ Cr ______ BUN ______. Waktu: __________. Bolus NaCl 0.9% IV 10 cc/kg = _________ cc selama satu jam. Waktu: __________. Beri Antibiotik jika tanda sepsis, berat bedan <1500 g, atau respirasi. Waktu: _______________ Bayi ≤ 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam + ≤ 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg q 12 jam = ______ mg IV/IM q 12 jam > 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg q 8 jam = ______ mg IV/IM q 8 jam Bayi > 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam + < 1.2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = ______ mg IV/IM tiap 12 jam 1.2kg-2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8 jam = ______ mg IV/IM tiap 8 jam > 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 6 jam = ______ mg IV/IM tiap 6 jam Lain-lain:________________________________________________________________________ SELANG WAKTU PEMBERIAN GENTAMICIN 5mg/kg1 Berat Badan < 1200 g ≥ 1200 g 1 Neonatal 2 Gomella, ≤7 hari tiap 48 jam tiap 36 jam 8-30 hari tiap 36 jam tiap 24 jam Pharmacopeia, Royal Woman’s College, Melbourne-2013 et al, Neonatology, McGraw Hill: 2009, page 733 Penyakit Paru Pertahankan saturasi O2 antara 88-92%. Saturasi O2 ______ % pada ______ L O2 Antibiotik seperti diatas. Lain-lain: __________________________________________________________________________________________________ Masalah Neurologis Jika kejang Phenobarbitol IV 20mg/kg dalam 15 menit. Waktu __________ Jika kejang berlanjut, beri phenobarbitol 5 mg/kg = _________ mg IV. Waktu __________. Bisa ulang 4 kali. __ 2 __3 __4 Kalau tidak ada phenobarbital, bisa memberi diazepam 0.5mg/kg = ________ mg di dubur. Waktu ____________. Prematuritas Selimuti bayi menggunakan beberapa lapis selimut PMK jika memungkinkan Pemeriksaan Fisik Sebelum Dirujuk/Rawat Inap (isi dan lingkari yang sesuai) TTV KU Jantung Paru Abd Gen Neuro Suhu _______oC DJ _______ RR _______ Sat ________% PB _______ cm LK ________ cm BB _______kg Waspada tenang tdk sadar tampak sakit kurus kering & cekung berat normal Regular tdk murmur murmur sistolik diastolik ____ /6+ bersih kanon kiri inspirasi ronki penurunan suara napas lembut tdk lunak lunak kanan kiri hepato- spleno- megaly tali pusat tdk infeksi normal ambiguous Un- / descensus testiculorum anus paten normal postur refleks pupil normal normal hyper- hypo- tonik Catatan:________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________ Dokter hubungi ______________________________ Pukul ___________________ Tgl ________________________ Tenaga Medis______________________________________ Tgl ________________________ Jam ______________________ pagi sore Faskes __________________________ Tanggal dan Waktu Pasien __________________ Tgl ___________ Pukul ________ Berat Badan _________ g Tgl Lahir_________________ Keterangan Lembar Kerja Bayi Baru Lahir Maksud Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk mengingatkan pengguna bahwa status kesehatan ibu secara langsung memengaruhi status kesehatan bayi baru lahir, sekaligus juga mengingatkan langkah-langkah utama pada proses resusitasi dan pentingnya pemeriksaan fisik secara seksama sebelum membuat rencana yang nantinya memandu tata laksana selama masa segera setelah kelahiran. Seperti biasa, DST membantu para petugas kesehatan untuk mendokumentasikan tindakan-tindakan dan pertimbanganpertimbangan / keputusan penting. Tujuan: Mengidentifikasi persalinan prematur, status Hepatitis B ibu, dan tanda-tanda korioamnionitis sebagai faktor risiko untuk kesehatan bayi yang harus segera ditindaklanjuti Menyediakan alat pantau yang dapat membantu rumah sakit dan klinik memastikan bahwa hanya 5-10% kelahiran yang menerima ventilasi tekanan positif Mengingatkan petugas kesehatan pada langkah-langkah kunci dalam proses resusitasi yang ditekankan kepada pengeringan dan stimulasi. Pemberian oksigen dan kompresi dada jarang sekali dilakukan. Meningkatkan kemungkinan bahwa semua bayi baru lahir menerima pemeriksaan fisik lengkap segera setelah lahir, termasuk pencatatan berat badan, tinggi badan, dan temperatur Membantu petugas kesehatan menentukan disposisi bayi berdasarkan riwayat, alur klinis, dan pemeriksaan fisik Referensi: NRP Guidelines, 2013; Hospital Care for Children WHO, 2005 Page 13 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1. Isi bagian atas lembaran dengan 34 informasi maternal yang diminta. Harus ada beberapa ruang kosong. Dalam contoh, ibu adalah G3Pyang melahirkan bayi dengan usia gestasi 34 minggu. Sesuai protokol, ibu sudah menerima deksametason tetapi hanya dua dari empat dosis. Ketika bayi lahir, bayi harus diberi asuhan dengan dugaan sepsis karena ibu mengalami demam dan bayi tidak hanya prematur tetapi juga mengalamiketuban pecah dini selama > 18 jam. Namun, karena staf yang mengisi formulir ini tidak melakukan intervensi-intervensi ini maka ruang yang terkait dengan tindakan yang tidak dilakukan harus dibiarkan kosong 2. Kemudian, staf yang melakukan tes dan terapi untuk status HbSAg Hepatitis ibu yang tidak diketahui dan dugaan sepsis kepada bayi haru kembali ke lembar resusitasi untuk menulis namanya dan mencantumkan waktu ketika vaksin dan antibiotik diberikan. 3. Di bagian resusitasi, pengguna menempatkan tanda silang (X) di dekat setiap langkah yang telah diselesaikan. Langkah-langkah yang dipaparkan mengikuti panduan nasional, jadi sebelum persalinan para petugas kesehatan dapat menyegarkan pemahaman mereka kembali mengenai resusitasi bayi baru lahir dengan mengkaji ulang DST ini. Secara khusus, bayi baru lahir harus dikeringkan dan distimulasi dan penilaian awal dilakukan terhadap bayi dalam waktu 30 detik setelah kelahiran. Jika ventilasi tekanan positif (PPV) diberikan. Seri pertama PPV harus diselesaikan dalam satu menit. 4. Pada contoh di sebelah kanan, pada tanggal 4-4-2014 pukul 12:32, seorang bayi dilahirkan melalui tindakan forsep. Tidak jelas apakah pemasangan klem pada tali pusar terlambat atau tidak karena pengguna tidak mengisi inf ormasi ini. Tidak dilakukan pengisapan pada bayi. Bayi mengalami apneu sehingga PPV selama 30 detik dilakukan. Tindakan ini menghasilkan pernapasan spontan oleh bayi dan resusitasi selesai. Tidak dilakukan kompresi dada. Tidak ada oksigen yang diberikan. 5. Di bagian belakang lembar tersebut, pengguna mendokumentasikan skor Apgar dan pemeriksaan fisik lengkap. 6. Pengguna memilih berdasarkan riwayat, alur rumah sakit, dan temuan pemeriksaan fisik untuk disposisi bayi; apakah bayi akan tetap bersama ibunya atau masuk ke NICU. 7. Panduan yang terkandung dalam DST ini berupaya untuk menstandardisasi praktek berdasarkan bukti ilmiah. Penyimpangan dari panduan ini harus didokumentasikan secara jelas dan, sejujurnya, sangat jarang terjadi. Page 14 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) LEMBAR KERJA BAYI BARU LAHIR Nama Ibu: Tanggal Lahir Ibu: MR # Ibu: G ___ (# kehamilan) P______ ( persalinan aterm ___ persalinan preterm ___ abortus ___ anak hidup ___) HPL TP ______________ Perkiraan Usia Kehamilan: Jika UK 24-36 minggu, jumlah dosis Dexamethasone 6mg IM diberikan tiap 12 jam 1 minggu 2 3 4 (Jika ‘+’ atau ‘Tak ada keterangan’, beri tanda indikasi terapi yang diberikan ke BAYI) Status Ibu HbSAg Ibu ____ (+) ____ (-) ____ Tak ada keterangan ____ Vaksin Hepatitis B 0.5 cc IM Tenaga Medis _______________ ____ Immunoglobulin Hepatitis B 0.5 cc IM Pukul __________ Faktor Risiko Sepsis untuk pemberian antibiotik untuk bayi baru lahir (Beri tanda untuk semua yang sesuai) Faktor Risiko Ibu Faktor Risiko Neonatal Ya Tdk Ya Tdk Demam pada ibu > 38.0 C Air ketuban berbau Nyeri berkemih/ISK o Ketuban pecah > 18 jam Kelahiran < 37 minggu Denyut jantung janin >180 Jika ada apa pun faktor risiko ibu atau setelah dilahirkan apa pun faktor risiko neonatal dengan tanda sepsis __ Lakukan kultur darah __ Beri Ampicillin & Gentamicin sesuai sepsis protocol Tenaga Medis _________ Pukul ____ Persalinan Tanggal __________________ Jenis Persalinan Jam ____________ ____ Seksio Sesarea. Indikasi ___________________________. ☐ Vakum ekstraksi digunakan ____ Persalinan Normal ___ Spontan ___ Sungsang ____ Persalinan dengan tindakan: Vakum Ekstraksi Forseps Penundaan Penjepitan tali pusat ☐ Tidak ☐ Ya: _____ 2 menit ____ Jika ada Mekonium pada bayi tidak bugar, lakukan penghisapan oropharynx lalu lubang hidung Asuhan Rutin ____ Keringkan bayi dan ganti kain basah. Tujuan adalah berikan kehangatan dan rangsang bayi. ____ Posisikan bayi untuk menilai pernapasannya ____ Jika bernapas spontan/ menangis, pastikan bayi dilakukan kontak kulit ke kulit dengan ibu 30 det ____ Selimuti bayi dengan kain yang kering dan hangat 1 mnt ____ Memulai pemberian ASI Resusitasi Dasar ____ Jika usaha bernafas kurang baik dan ada obstruksi lendir, lakukan suction oropharynx ____ Jika (lingkari salah satu) kesulitan nafas berlanjut apnu DJ <100x /menit lakukan VTP selama 30 detik (1x/detik) ____ Lakukan penilaian pernafasan* ____ Bernapas spontan / menangis, hentikan VTP, lakukan pasca-perawatan resusitasi ____ Nilai denyut jantung selama 6 detik : ______ x 10 = _______ denyut per menit Resusitasi Lanjutan ____ DJ > 100x/menit kembali ke langkah penilaian pernafasan* ____ DJ 60-100x/menit Periksa ukuran dan lekatan sungkup, posisi kepala ekstensi, obstruksi lendir, naikkan tekanan ____ DJ < 60 x/menit 3 kali kompresi dada untuk 1 kali napas sampai DJ > 60 selama 3 menit. Kembali ke langkah penilaian pernapasan* Waktu resusitasi dihentikan setelah ________ menit. Petugas medis: Keterangan___________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________________ Nilai APGAR Nilai Denyut Jantung Usaha Bernapas Tonus Otot Respon Refleks Warna kulit _____ 1 menit _____ 5 menit _____ 10 menit2 0 1 2 Tidak ada Tidak Ada Lemah Tdk ada respon Kebiruan/pucat < 100 Lambat tak teratur Sedikit fleksi Gerakan sedikit Akrosianosis >100 Menangis kuat Gerakan aktif Menangis Kemerahan Skor: 7-9 adalah normal; 4-6 adalah asfiksia sedang; ≤ 3 adalah asfiksia berat 2 Lakukan penilaian APGAR sampai mencapai di atas 7 Pemeriksaan fisik Suhu _____ C0 Denyut jantung ______ Frekuensi nafas _____ Sat. O2 _______ % BB ______ kg Panjangnya _________ cm Linkar kepala __________ cm PETUNJUK: Lingkari semua yang sesuai Keadaan umum Kemerahan Sianosis Gerakan aktif tidak aktif Sadar Penurunan kesadaran Kejang Sesak Keterangan: Kepala-THT Kepala normal traumatis deformitas Labioschizis Telinga posisi normal tidak normal Keterangan: Dada/Paru Paru Normal Retraksi Merinti Irama Jantung reguler irreguler Keterangan: Abdomen Supel Distensi Hepatomegali Splenomegali Keterangan: Anus + / - Genitalia L / P Testis ( )/( ) Keterangan: Extremitas Normal Traumatik Deformitas Perfusi baik tdk Keterangan: Neuro Pergerakan simetris normal Postur normal Tonus hiper hipo Keterangan: Lain: Penilaian: Perencanaan: (boleh lebih dari satu) ___ Bayi baru lahir sehat ___ Bayi tetap bersama ibu. Susui bayi setiap 2 - 3 jam ___ Preterm / ___ Diselimuti dan hangat (36.5 - 37.5 oC) Aterm / Post term ___ Distres pernafasan ___ Kirim ke ruang bayi segara ___ Demam (S > 38.0) atau resiko sepsis neonatus ___ Vitamin K 0.5-1 mg IM diberikan ___ Hipoksia ___ Erythromycin Silver Nitrate Chloramphenicol ke mata mata ___ Riwayat KPD ___ __________________________________________________ ___ Lain-lain __________________________________ ___ __________________________________________________ Tenaga medis _____________________________ 5/1/14 Tanggal _______________ Pukul ____________ Pasca Resusitasi Maksud Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk mengingatkan pengguna terhadap langkah-langkah lanjutan penting yang harus dilakukan setelah resusitasi pada bayi yang mengalami kesulitan. Langkah-langkah ini memastikan bahwa uji penapisan yang sesuai dilakuan, tanda-tanda vital abnormal ditindaklanjuti, dan penyakit-penyakit penting seperti sepsis diobati dengan cara yang sesuai. Seperti biasa DST juga membantu petugas kesehatan untuk membuat dokumentasi sistematis untuk layanan bermutu tinggi. Tujuan: Memastikan respon yang sesuai terhadap hipoglikemia, hipotermia, dan hipotensi pada bayi baru lahir Memastikan respon yang sesuai terhadap tanda-tanda sepsis termasuk diawalinya pemberian antibiotik lini pertama secara tepat waktu Memastikan respon yang sesuai terhadap gawat napas termasuk dimulainya CPAC secara dini pada bayi prematur dengan atau tanpa gawat napas Memastikan bahwa orang tua bayi diberikan peranan di tengah-tengah pengambilan keputusan terkait asuhan yang akan diberikan kepada bayi mereka. Referensi: Ikatan Dokter Anak Indonesia Page 17 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1. Isi formulir secara lengkap. Bagian-bagian yangkosong menunjukkan bahwa tindakanyang berhubungan dengan hal tersebut tidak dilakukan. Dalam kasus ini, Bayi Jane lahir pada usia gestasi 36 minggu pada tanggal 4-4-2014 dengan skor APGAR yang baik. Ibu tidak mengalami KPD. 2. Struktur dalam lembar stabilisasi dibuat berdasarkan asuhan dini terhadap sebab-sebab utama kematian bayi yang bisa diingat dengan menggunakan jembatan pengingat berikut ini: S T A B L E – – – – – – Sugar (kadar gula) Temperature (suhu) Airway (jalan napas) Blood pressure (tekanan darah) Labs (pemeriksaan laboratroium) Encouragement (dukungan) 3. Dalam contoh di atas, bayi memiliki kadar gula rendah (S), yaitu 39, seperti yang didokumentasikan pada pukul 05:00. Bayi menerima ½ ASI / 15 cc ASIdan, sebagai hasilnya, gula naik menjadi 46 pada pukul 05:35, suatu hasil yang baik. 4. Tetapi bayi mengalami hipotermia (T). Bahkan setelah dihangatkan, bayi tetap merasa dingin sehingga tindakan untuk dugaan sepsis dimulai. Fiturnya: Kultur darah dilakukan pada pukul 05:30 sebelum pemberian antibiotic Dosis gentamisin dan ampisilin diberikan. Dengan menggunakan berat badan 2,345g, dosis untuk gentamisin dan ampisilin dihitung. Interval untuk gentamisin diperlihatkan dalam kotak di bagian kanan lembaran. Antibiotik diberikan pada pukul 07:00. Pemberian antibiotik ini dilakukan satu setengah jam setelah kultur darah yang dalam audit DST ini dinyatakan terlalu lambat. Namun, pengguna memberikan komentar yang berguna: antibiotik diberikan secara intramuskular. 5. Pengguna meneruskan penggunaan DST ke bawah dan mengisi seluruh lembaran. Format alat penunjang pengambilan keputusan ini memastikan penelaahan sistem secara sistematis di satu sisi dan memfasilitasi pembuatan grafik/chart di sisi lain. 6. Setiap penyimpangan dari DST Stabilisasi Neonatus harus dicatat di bagian komentar atau di belakang lembaran ini. Penyimpangan harus sangat jarang terjadi. Page 18 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Rumah Sakit_____________ NICU/PERINA Pasien _____________________________ Tanggal Lahir___________ MR # ________ Lembar Pasca-resusitasi Perkiraan Usia Kehamilan ______ minggu Spontan Vaginal Vakum ___ Ibu Demam (S > 38.0) ___ Ketuban Pecah > 18 Jam Seksio Sesaria Apgar 1 men ____ 5 men ____ 10 men ____ Suhu _____oC DJ _____ /men RR _____ /men Saturasi O2 _____ % BB _______ g Panjang_____ cm LK _____ cm Periksa gula darah > 45. GDS ________ g/dl. Pukul ________. Kalau GDS < 45 1 Berikan 15cc asi atau susu, ATAU D10 2.0 cc/kg IV= _______ cc IV Ulangi GDS setelah 30 menit. GDS ________ g/dl. Pukul ________. Kalau GDS < 45, kembali ke 1 Hangatkan bayi 2 Mulai KMC, ATAU Selimuti bayi Atasi hipotermi. Kalau Suhu < 36.5 Mastikan bayi tidak basah Menutupi kapala dengan topi Ukur suhu lagi setelah 30 menit. Suhu _____ oC Pukul _______. Kalau Suhu < 36.5 oC, teruskan 2 DAN Lakukan kultur darah. Pukul _______. Bayi ≤ 7 hari: Gentamicin3 5 mg/kg = _____ mg IV/IM tiap ___ h + ≤ 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = ____ mg IV/IM tiap 12 jam > 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8 jam = ____ mg IV/IM tiap 8 jam Bayi > 7 hari: Gentamicin1 5 mg/kg = ______ mg IV/IM q ___ h + < 1.2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = _____ mg IV/IM q 12 jam 1.2kg-2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8 jam = ____ mg IV/IM q 8 jam > 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 6 jam = ______mg IV/IM tiap 6 jam INTERVAL DOSIS GENTAMICIN 5 mg/kg 3 Barat Badan ≤7 hari 8-30 hari < 1200 g tiap 48 j tiap 36 j ≥ 1200 g tiap 36 j tiap 24 j 3 Neonatal Pharmacopea, Royal Woman’s Hospital, Melbourne, 2013 Pukul Antibiotik diberikan ____________ Dosis #2 ____________ 2 Gomella, et al, Neonatology, McGraw Hill: 2009, page 733 Catatan: _________________________________________________________________________________________ Atasi kesulitan pernapasan. Kalau laju pernapasan > 60 atau saturasi O2 < 88% Napas cuping hidung. 100% O2 2L Nasal Canula Retraksi berat CPAP: PEEP 5 Flow 7L _____% O2 Laju pernapasan _______/men dan Saturasi O2 ______ % setalah terapi. Pukul: _________ Atasi hipotensi. (Lingkarai tanda) Cap refill > 5 detik Perfusi jelek DJ>180 Pucat Tak Ada BAK >24 jam Kalau tanda hipotensi Pasang IV 23 24 25 jarum. Bolus RL NaCl 0.9% 10 cc/kg = _______cc. Pukul ________ Ulangi 10 cc/kg kalau masih adah tanda hipotensi. Pukul _________ Mulai pemberian Ampicillin dan gentamicin seperti di atas Laboratorium Dukungan emosi keluarga Hb _____ Leuk ______ x 103 Thrombosit _______ Jelaskan kondidsi bayi Na+ ____ K+ _____ Ca++ _____ Jawab pertanyaan keluarga Keterangan _______________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ Tenaga Medis __________________________________________________ Tanggal ____________ Pukul _________ Rumah Sakit ________________________ Tanggal dan pukul Pasien________________________________ Tanggal lahir:________________ BB: _________ kg Keterangan Memulai Pemberian Asupan Maksud Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk memandu dimulainya pemberian asupan enteral yang sesuai dengan tujuan melepaskan neonatus dari cairan infus dan mengalihkannya pada pemberian asupan secara enteral dalam jangka waktu 11 hari. Tujuan ini mencakup bayi yang paling “sakit” dengan berat badan lebih dari 1,000 gram. DST ini dibuat dengan didasarkan pada pengetahuan bahwa banyak rumah sakit di Indonesia tidak dapat menyiapkan nutrisi parenteral total atau memasukkan jalur sentral dalam yang diperlukan untuk pemberian TPN secara aman. Secara umum, bahkan neonatus yang sedang dirawat di rumah sakit dapat diberi asupan dengan aman tetapi metode yang digunakan harus sistematis, sangat hati-hati, dan didasarkan kepada bukti ilmiah. Tujuan Bayi tidak boleh mengalami penurunan berat badan lebih dari 15% dari berat badan lahir Bayi harus bertambah berat badannya hingga mencapai berat badan lahir pada usia 10-14 hari. Inisiasi pemberian asupan enteral secara dini harus dimulai pada hampir semua bayi Bayi baru lahir harus dilepas dari cairan infus pada hari ke-11 dirawat di rumah sakit Bayi dengan berat badan lahir rendah tidak boleh menerima lebih dari 150 cc/kg/hari cairan total, termasuk cairan carrier Cairan IV yang digunakan untuk menambah asupan neonatus harus mengandung dekstrosa dengan konsentrasi sekitar 10g/100cc. Referensi: Gomella, Neonatology, Cambridge Press: Boston, 2012; Boston Children’s Hospital Protocols, 2013; Harriett Lane, 2012. Page 21 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1. Pilih lembaran DST inisiasi nutrisi yang sesuai untuk bayi berdasarkan berat neonatus saat masuk. DST ini mencakup tiga kategoriberat badan: 1000 – 1500g, 1500-2500 g dan > 2500 g. 2. Baca instruksi pada bagian kanan atas DST. Pada umumnya, instruksi tersebut menyarankan pengguna untuk memulai pemberian asupan selama frekuensi nafas bayi tidak > 80/menit dan menetapkan cairan maksimal pada 150 cc/kg/hari. 3. DST paling mudah digunakan jika bayi dirawat di rumah sakit sejak hari pertama kehidupannya. Tabel di bagian atas menetapkan rasio cairan oral terhadap infus IV per hari kehidupan. Angka-angka ini pada akhirnya dipindahkan ke lembar kerja di bagian bawah untuk perhitungan yang akurat dan mudah. Dalam contoh, Bayi Joe memiliki berat badan 1,62 kg: Dari tabel, pada usia 1 hari, bayi memperoleh 0 cc asupan oral tetapi memperoleh 100 cc/kg/hari cairan infus IV D10. Angka-angka ini dipindahkan ke bawah ke lembaran kerja untuk usia 1 hari, yang sesuai dengan 0 cc asupan per oral dan 6,8 cc D10 setiap jam dengan memberikan 6,9 mg/kg/menit dekstrosa Pada usia 2 hari, bayi memperoleh 20 cc/kg/hari asupan oral dan 80 cc/kg/hari cairan infus IV D10. Angka ini kemudian dipindahkan ke bagian bawah ke lembar kerja untuk usia 2 hari dan sesuai dengan 4 cc asupan oral setiap tiga jam dan 5,4 cc D10 setiap jam lagi. Catat bahwa berat badan tertinggi yang diukur selalu digunakan untuk perhitungan, atau 1,62 kg. 4. DST ini dapat digunakan untuk bayi yang masuk ke rumah sakit setelah usia 1 hari. Jika pada contoh ini Bayi Joe II masuk ke rumah sakit pada usia 4 hari Cairan total untuk usia 4 hari (lingkaran biru) dipindahkan ke hari pertama rawat inap di rumah sakit dengan pola transposisi cairan progresif. Asupan diberikan sesuai dengan jadwal awal tetapi volume cairan infus IV-nya disesuaikan untuk memastikan tercapainya volume cairan total. Jadi pada hari rawat inap di rumah sakit ke-3, dengan menggunakan berat badan saat masuk rumah sakit 1,62 kg maka bayi akan menrima 30 cc/kg/hari asupan per oral dan 90 cc/kg/hari cairan infus IV yang sesuai dengan 6 cc asupan per oral setiap 8 jam dan 6,1 cc cairan infus IV setiap jam. 5. Petugas kesehatan harus melingkari jumlah asupan yang telah diberikan dan informasi apakah ada intoleransi terhadap asupan. 6. Asupan yang telah diberikan dilingkari. Intoleransi terhadap asupan dicatat sebagai kembung/muntah atau sebagai komentar. Algoritma di bagian bawah DST menjelaskan apa yang harus dilakukan jika terdapat intoleransi asupan. Page 22 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) PEMBERIAN MAKANAN AWAL DAN PENURUNAN CAIRAN IV PADA NEONATUS 1000 - 1500 GRAM DARI HARI PERAWATAN 1-12 RS: NAMA PASIEN: HARI LAHIR/ HARI RAWAT HARI 1: HARI 2: HARI 3: HARI 4: HARI 5: HARI 6: HARI 7: HARI 8: HARI 9: HARI 10: HARI 11: HARI 12: % PERUBAHAN DAR BB LAHIR: * VOLUME MINUM 0 cc/kg/hr 10 cc/kg/hr 20 cc/kg/hr 30 cc/kg/hr 40 cc/kg/hr 50 cc/kg/hr 70 cc/kg/hr 90 cc/kg/hr 110 cc/kg/hr 130 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr LEMBAR PEMELIHARAAN A HARI RAWAT INFANT Tgl hari ini (d/m/y) Berat Badan (kg) TGL LAHIR : VOLUME CAIRAN IV 80 cc/kg/hr 90 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 110 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 90 cc/kg/hr 80 cc/kg/hr 60 cc/kg/hr 40 cc/kg/hr 20 cc/kg/hr OFF OFF BB: BB MASUK: JENIS CAIRAN D10 D10 D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS B TOTAL VOLUME CAIRAN 80 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 140 cc/kg/hr 140 cc/kg/hr 140 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr - 'Volume minum' merupakan jumlah volume minimal yang diberikan. Selalu bisa naik volume susu ke total volume cairan - Gunakan BB lahir atau BB saat masuk yang sampai BB lebih besar - Kalau bayi turun berat badan (BB), gunakan BB tertinggi untuk penghutunga - Pemberian minum harus dimulai pada hari kedua, jika RR ≤ 80. - Asi adalah yang terbaik. Gunakan Asi Perah atau Formula 20 Kkal/30 cc sampai pemberian minum 150 cc/kg/hr - Untuk membuat Formula 20 Kkal/30cc, campur satu sendok peres SGM BBLR di dilam 40cc air. - Pindah ke lembar pemeliharaan pemberian minum saat minum bayi mencapai 150 cc/kg/hr (Jk neonatus mengalami intoleransi atau tanda NEC (lihat dibawah) dan pemberian minuman lanjutan tertunda, jelaskan masalah pada kolom "komentar" dan gunakan lembar "pemberian minuman awal" kedua sesuai kebutuhan perbaiki hari rawat pada kolom pertama) Kunci - DOB: Hari lahir; HD: Hari rawat; * % Perubahan dari BB lahir = (BW-AW/BW)*100 dimana BW adalah berat lahir dan AW adalah berat saat masuk; D10: Dextrose 10% ; NS: Normal saline atau 154mEq/L solution C Volume minum Volume minum Volume cairan IV per hari setiap 2 jam per hari (cc/kg/hr) (A*B)/12 (cc/kg/hr) Hari 1 cc 2 cc 3 cc 4 cc Volume Cairan per jam (A*C)/24 Jenis Minum (ASI atau Formula) MINUM DIBERIKAN PER HARI (Lingkari setiap minum diberikan) Tanda Intoleransi (Distensi; Muntahan empedu atau susu; feces berDarah) cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D 5 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D 6 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D 7 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D 8 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D 9 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dis M - emp su D 10 cc 11 cc 12 cc PENDEKATAN UNTUK INTOLERANSI MAKANAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Intoleransi Makanan Distensi; muntahan/residu dgn empedu; Darah pada feses Residu/muntahan dgn cairan empedu atau feses berdarah Residu/muntahan tdk mengandung cairan empedu Pertimbangkan NEC. Hentikan minuman 2448 Jam. Mulai cairan IV sampai 150cc/kg/d Mulai Amp/Sulbactam Jk Aspirasi < 25% minuman. Lanjutkan pemberian minuman Jk, 25-50%, Turunkan pemberian minum hingga 50% Adapted from AIMS, 2008 Version 2.0 5/3/2014 Jk > 50%, tunda 1 atau 2 kali minum, mulai pemberian minum 50% dari volume sebelumnya Jk pneumotoses, lanjut status puasa, Antibiotik dan cairan IV untuk 14 hari Abdominal X-Ray dalam 24 jam Jk negatif, mulai pemberian minum pada volume terakhir sebelum terjadi Komentar PEMBERIAN MAKANAN AWAL DAN PENURUNAN CAIRAN IV PADA NEONATUS 1500-2000 GRAM DARI HARI PERAWATAN 1-12 RS: NAMA PASIEN: HARI LAHIR/ HARI RAWAT HARI 1: HARI 2: HARI 3: HARI 4: HARI 5: HARI 6: HARI 7: HARI 8: HARI 9: HARI 10: HARI 11: HARI 12: DOKTER YANG BERTUGAS: VOLUME MINUM 0 cc/kg/hr 10 cc/kg/hr 20 cc/kg/hr 40 cc/kg/hr 60 cc/kg/hr 80 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 140 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr LEMBAR PEMELIHARAAN LEMBAR PEMELIHARAAN A HARI RAWAT INFANT Tgl hari ini (d/m/y) TGL LAHIR : VOLUME CAIRAN IV 80 cc/kg/hr 90 cc/kg/hr 80 cc/kg/hr 80 cc/kg/hr 60 cc/kg/hr 40 cc/kg/hr 20 cc/kg/hr 10 cc/kg/hr OFF OFF OFF OFF BB: JENIS CAIRAN D10 D10 D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS B % PERUBAHAN DAR BB LAHIR: * BB MASUK: TOTAL VOLUME CAIRAN 80 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 130 cc/kg/hr 140 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr - 'Volume minum' merupakan jumlah volume minimal yang diberikan. Selalu bisa naik volume susu ke total volume cairan - Untuk penghunungan, gunakan berat badan (BB) lahir atau BB saat masuk yang sampai BB lebih besar. - Kalau bayi turun berat badan (BB), gunakan BB tertinggi untuk penghutunga - Pemberian minum harus dimulai pada hari kedua, jika RR ≤ 80. - Asi adalah yang terbaik. Gunakan Asi perah atau formula 20 Kkal/30 cc sampai pemberian minum 150 cc/kg/hr - Untuk membuat Formula 20 Kkal/30cc, campur satu sendok peres SGM BBLR di dilam 40cc air. - Pindah ke lembar pemeliharaan pemberian minum saat minum infant mencapai 150 cc/kg/hr (Jk neonatus mengalami intoleransi atau tanda NEC (lihat dibawah) dan pemberian minuman lanjutan tertunda, jelaskan masalah pada kolom "komentar" dan gunakan lembar "pemberian minuman awal" kedua sesuai kebutuhan perbaiki hari rawat pada kolom pertama) Kunci - DOB: Hari lahir; HD: Hari rawat; * % Perubahan dari BB lahir = (BW-AW/BW)*100 dimana BW adalah berat lahir dan AW adalah berat saat masuk; D10: Dextrose 10% ; NS: Normal saline atau 154mEq/L solution C Volume minum Volume minum Volume cairan IV Berat Badan per hari setiap 3 jam per hari (kg) (cc/kg/hr) (A*B)/8 (cc/kg/hr) DOB atau HD 1 cc 2 cc 3 cc 4 cc 5 cc 6 cc 7 cc Volume Cairan per jam (A*C)/24 Jenis Minum (ASI atau Formula) Tanda Intoleransi (Distensi; Muntahan empedu atau susu; feces berDarah) MINUM DIBERIKAN PER HARI (Lingkari setiap minum diberikan) cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 2 3 4 5 6 7 8 8 cc cc ASI F 1 Dis M - emp su D 9 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 10 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 11 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 12 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D PENDEKATAN UNTUK INTOLERANSI MAKANAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Intoleransi Makanan Distensi; muntahan/residu dgn empedu; darah pada feses Residu/muntahan dgn cairan empedu atau feses berdarah Pertimbangkan NEC. Hentikan Minuman 2448 Jam. Mulai cairan IV sesuia usia. Mulai Amp/Sulbactam Residu/muntahan tdk mengandung cairan empedu Jk Aspirasi < 25% minuman. Lanjutkan pemberian minuman Jk, 25-50%, Turunkan pemberian minum hingga 50% Adapted from AIMS, 2008 Version 2.0 5/12/2014 Jk > 50%, tunda 1 atau 2 kali minum, mulai pemberian minum 50% dari volume sebelumnya Jk pneumotoses, lanjut status puasa, Antibiotik dan cairan IV untuk 14 hari Abdominal X-Ray dalam 24 jam Jk negatif, mulai pemberian minum pada volume terakhir sebelum terjadi Komentar PEMBERIAN MAKANAN AWAL DAN PENURUNAN CAIRAN IV PADA NEONATUS 2000-2500 GRAM DARI HARI PERAWATAN 1-12 RS: NAMA PASIEN: HARI LAHIR/ HARI RAWAT HARI 1: HARI 2: HARI 3: HARI 4: HARI 5: HARI 6: HARI 7: HARI 8: HARI 9: HARI 10: HARI 11: HARI 12: DOKTER YANG BERTUGAS: VOLUME MINUM 0 cc/kg/hr 10 cc/kg/hr 30 cc/kg/hr 50 cc/kg/hr 70 cc/kg/hr 90 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr LEMBAR PEMELIHARAAN LEMBAR PEMELIHARAAN LEMBAR PEMELIHARAAN LEMBAR PEMELIHARAAN A HARI RAWAT INFANT Tgl hari ini (d/m/y) TGL LAHIR : VOLUME CAIRAN IV 80 cc/kg/hr 90 cc/kg/hr 70 cc/kg/hr 70 cc/kg/hr 50 cc/kg/hr 40 cc/kg/hr 20 cc/kg/hr OFF OFF OFF OFF OFF BB: JENIS CAIRAN D10 D10 D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS B % PERUBAHAN DAR BB LAHIR: * BB MASUK: TOTAL VOLUME CAIRAN 80 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 130 cc/kg/hr 140 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr - 'Volume minum' merupakan jumlah volume minimal yang diberikan. Selalu bisa naik volume susu ke total volume cairan - Untuk penghutungan, gunakan berat badan (BB) lahir atau BB saat masuk yang sampai BB lebih besar. - Kalau bayi turun berat badan (BB), gunakan BB tertinggi untuk penghutunga - Pemberian minum harus dimulai pada hari kedua, jika RR ≤ 80. - Asi adalah yang terbaik. Gunakan Asi perah atau formula 20 Kkal/30 cc sampai pemberian minum 150 cc/kg/hr - Untuk membuat Formula 20 Kkal/30cc, campur satu sendok peres SGM BBLR di dilam 40cc air. - Pindah ke lembar pemeliharaan pemberian minum saat minum infant mencapai 150 cc/kg/hr (Jk neonatus mengalami intoleransi atau tanda NEC (lihat dibawah) dan pemberian minuman lanjutan tertunda, jelaskan masalah pada kolom "komentar" dan gunakan lembar "pemberian minuman awal" kedua sesuai kebutuhan perbaiki hari rawat pada kolom pertama) Kunci - DOB: Hari lahir; HD: Hari rawat; * % Perubahan dari BB lahir = (BW-AW/BW)*100 dimana BW adalah berat lahir dan AW adalah berat saat masuk; D10: Dextrose 10% ; NS: Normal saline atau 154mEq/L solution C Volume minum Volume minum Volume cairan IV Berat Badan per hari setiap 3 jam per hari (kg) (cc/kg/hr) (A*B)/8 (cc/kg/hr) DOB atau HD 1 cc 2 cc 3 cc 4 cc 5 cc 6 cc 7 cc Volume Cairan per jam (A*C)/24 Jenis Minum (ASI atau Formula) Tanda Intoleransi (Distensi; Muntahan empedu atau susu; feces berDarah) MINUM DIBERIKAN PER HARI (Lingkari setiap minum diberikan) cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 2 3 4 5 6 7 8 8 cc cc ASI F 1 Dis M - emp su D 9 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 10 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 11 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 12 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D PENDEKATAN UNTUK INTOLERANSI MAKANAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Intoleransi Makanan Distensi; muntahan/residu dgn empedu; darah pada feses Residu/muntahan dgn empedu atau feses berdarah Pertimbangkan NEC. Hentikan Minuman 2448 Jam. Mulai cairan IV sesuia usia. Mulai Amp/Sulbactam Residu/muntahan tdk mengandung cairan empedu Jk Aspirasi < 25% minuman. Lanjutkan pemberian minuman Jk, 25-50%, Turunkan pemberian minum hingga 50% Adapted from AIMS, 2008 Version 2.0 5/12/2014 Jk > 50%, tunda 1 atau 2 kali minum, mulai pemberian minum 50% dari volume sebelumnya Jk pneumotoses, lanjut status puasa, Antibiotik dan cairan IV untuk 14 hari Abdominal X-Ray dalam 24 jam Jk negatif, mulai pemberian minum pada volume terakhir sebelum terjadi Komentar PEMBERIAN MAKANAN AWAL DAN PENURUNAN CAIRAN IV PADA NEONATUS LEBIH DARI 2500 GRAM DARI HARI PERAWATAN 1-12 RS: NAMA PASIEN: HARI LAHIR/ HARI RAWAT HARI 1: HARI 2: HARI 3: HARI 4: HARI 5: HARI 6: HARI 7: HARI 8: HARI 9: HARI 10: HARI 11: HARI 12: DOKTER YANG BERTUGAS: VOLUME MINUM 0 cc/kg/hr 20 cc/kg/hr 40 cc/kg/hr 60 cc/kg/hr 80 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 140 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr LEMBAR PEMELIHARAAN LEMBAR PEMELIHARAAN LEMBAR PEMELIHARAAN A HARI RAWAT INFANT Tgl hari ini (d/m/y) Berat Badan (kg) TGL LAHIR : VOLUME CAIRAN IV 60 cc/kg/hr 60 cc/kg/hr 60 cc/kg/hr 60 cc/kg/hr 40 cc/kg/hr 20 cc/kg/hr OFF OFF OFF OFF OFF OFF BB: JENIS CAIRAN D10 D10 D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS D10 1/5 NS B % PERUBAHAN DAR BB LAHIR: * BB MASUK: TOTAL VOLUME CAIRAN 60 cc/kg/hr 80 cc/kg/hr 100 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 120 cc/kg/hr 140 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr 150 cc/kg/hr - 'Volume minum' merupakan jumlah volume minimal yang diberikan. Selalu bisa naik volume susu ke total volume cairan - Gunakan berat badan (BB) lahir atau BB saat masuk yang sampai BB lebih besar - Kalau bayi turun berat badan (BB), gunakan BB tertinggi untuk penghutungan - Pemberian minum harus dimulai pada hari kedua, jika RR ≤ 80. - Bayi harus menghentkani cairan infus dan mencepai nutrisi oral 100% pada hari ke-7 - Asi adalah yang terbaik. Gunakan Asi perah atau Formula 20 Kkal/30 cc hanya kalua Ibu tidak bisa menyediakan asi - Pindah ke lembar pemeliharaan pemberian minum saat minum infant mencapai 150 cc/kg/hr (Jk neonatus mengalami intoleransi atau tanda NEC (lihat dibawah) dan pemberian minuman lanjutan tertunda, jelaskan masalah pada kolom "komentar" dan gunakan lembar "pemberian minuman awal" kedua sesuai kebutuhan perbaiki hari rawat pada kolom pertama) Kunci - DOB: Hari lahir; HD: Hari rawat; * % Perubahan dari BB lahir = (BW-AW/BW)*100 dimana BW adalah berat lahir dan AW adalah berat saat masuk; D10: Dextrose 10% ; NS: Normal saline atau 154mEq/L solution C Volume minum Volume minum Volume cairan IV per hari setiap 3 jam per hari (cc/kg/hr) (A*B)/8 (cc/kg/hr) DOB atau HD 1 cc 2 cc 3 cc Volume Cairan per jam (A*C)/24 Jenis Minum (ASI atau Formula) Tanda Intoleransi (Distensi; Muntahan empedu atau susu; feces berDarah) MINUM DIBERIKAN PER HARI (Lingkari setiap minum diberikan) cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 2 3 4 5 6 7 8 4 cc cc ASI F 1 Dis M - emp su D 5 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 6 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 7 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 8 cc cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D cc ASI F 1 2 3 4 5 6 7 8 Dis M - emp su D 9 cc 10 cc 11 cc 12 cc PENDEKATAN UNTUK INTOLERANSI MAKANAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Intoleransi Makanan Distensi, muntahan/residu dgn empedu, Darah pada feses Residu/muntahan dgn cairan empedu atau feses berdarah Residu/muntahan tdk mengandung cairan empedu Pertimbangkan NEC. Hentikan minuman 24-48 Jam. Mulai cairan IV sampai 150cc/kg/d. Mulai Jk Aspirasi < 25% minuman. Lanjutkan pemberian minuman Jk, 25-50%, Turunkan pemberian minum hingga 50% Adapted from AIMS, 2008 Version 2.0 4/2/2014 Jk > 50%, tunda 1 atau 2 kali minum, mulai pemberian minum 50% dari volume sebelumnya Jk pneumotoses, lanjut status puasa, Antibiotik dan cairan IV untuk 14 hari Abdominal X-Ray dalam 24 jam Jk negatif, mulai pemberian minum pada volume terakhir sebelum terjadi Komentar Asupan Rumatan Maksud Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk memandu kemajuan dalam pemberian asupan enteral yang sesuai dengan berat badan bayi dan mendokumentasi pertumbuhan yang memadai selama periode ini. Penambahan berat badan yang memadai terutama untuk bayi dengan berat badan lahir rendah sangat penting untuk kesintasan neonatus dan dapat mengurangi kematian hingga 50%. Tujuan Memastikan penambahan berat badan 10-20g/kg/hari untuk bayi yang berusia lebih dari 7 hari dan penurunan berat badan kurang dari 10g/kg/hari pada bayi dengan usia kurang dari 7 hari. Mengurangi kesalahan yang biasa terjadi terkait dengan pemberian asupan neonatus termasuk pemberian kalori yang tidak cukup Menambah ASI pada bayi dengan berat badan lahir rendah hingga 24 kkal/30cc melalui penggunaan susu bayi untuk bayi prematur dan resep yang mudah. Membuat grafik yang memudahkan petugas kesehatan untuk melihat pola penambahan berat badan. Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, Modul 20, 2008; Gomella, Neonatology, Cambridge Press: Boston, 2012 Page 27 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1. Baca instruksi di bagian atas halaman yang menjelaskan konsep dan penggunaan DST. Instruksi tersebut mencakup: Pengingat untuk menambah asupan, lebih diutamakan ASI, hingga 24 kkal/30cc untuk bayi dengan berat <2500g Pengingat untuk mencatat setiap kali bayi diberi asupan dengan mengisi lingkaran-lingkaran di bagian bawah DST Tujuan kenaikan berat badan 10-20g/kg/hari 2. Perhatikan bahwa di bagian bawah DST terdapat cara untuk menyiapkan susu, volume susu yang dipilih, dan pengingat kapasitas perkembangan bayi prematur. Dalam contoh ini, DST memperlihatkan cara membuat susu 24 kkal/30cc. 3. Cara penggunaan grafik Timbang berat badan bayi setiap hari dan catat tanggal dan beratnya dan jika salah satu dari volume asupan datang langsung dari menyusui. Temukan berat badan terkait dengan bergerak ke bawah kolom hari dan beri tanda “X” Ke kiri dari volume terkait adalah jumlah asupan yang harus diberikan setiap 3 jam untuk bayi > 1500 gram dan setiap 2 jam untuk bayi <1500 gram Berikan volume susu yang sesuai untuk berat badan bayi dan catat asupan dengan mengisi bagian oval asupan di bagian bawah halaman. 4. Jika bayi mengalami penurunan berat badan dari satu hari ke hari selanjutnya, terus beri tanda “X” di tempat yang sesuai tetapi terus berikan asupan dengan besaran yang sama dengan hari sebelumnya. Misalnya jika bayi memiliki berat 1,678 kg pada suatu hari dan memperoleh 31,5 cc setiap 3 jam dan berat badan berikutnya adalah 1600 kg, terus berikan 31,5cc setiap 3 jam kepada bayi. Bayi tidak akan dapat bertambah berat badan jika Anda menurunkan volume asupan! 5. Pada contoh di sebelah kanan, bayi memperlihatkan pola penambahan berat badan yang dapat diterima Bayi pada tanggal 3/3 diberi asupan 31 cc setiap tiga jam Bayi pada tanggal 3/6 memiliki berat badan 1,736 kg dan menerima 32,5 cc asupan Pada tanggal 3/6 dan 3/7 terdapat lingkaran-lingkaran asupan yang belum diisi. Kondisi ini harus diinvestigasi. Jika tidak, ini berarti bahwa lembaran ini menunjukkan bayi tidak diberikan asupan 1 dan 4 pada tanggal 3/6 dan 3/7 secara berurutan. Berat badan pada tanggal 3/5 kemungkinan salah tetapi menurun. Dengan tidak memandang alasannya, perawat akan memberikan volume asupan yang sama dengan yang diberikan pada hari sebelumnya. Sebuah garis yang menghubungkan tanda-tanda X yang dibuat akan membuat identifikasi pola berat badan lebih jelas 6. Mengisi bagian komentar dapat menjelaskan perbedaan yang terjadi, seperti perbedaan berat badan pada tanggal 3/5 yang digambarkan di atas. Page 28 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 1000g – 1500g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________ Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) berikan makan bayi sesuai dengan volume yang ditunjukkan dari 24 Kkal/30cc ASI atau 24 Kkal/30cc Susu formula bayi 1, yang diberikan melalui NGT setiap 2 jam.2 d) bila bayi mengalami penurunan BB dari hari sebelumnya , berikan susu dengan volume yang sama pada hari sebelumnya. Jangan memberikan makanan LEBIH SEDIKIT daripada HARI SEBELUMNYA e) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan makan f) Hubungkan “semua x” untuk mengikuti kenaikan BB sekitar10-20 g/kg per hari 3 Tanggal Susu/2jam BB (kg) 18.8 cc 1.500 18.4 cc 1.475 18.1 cc 1.450 17.8 cc 1.425 17.5 cc 1.400 17.2 cc 1.375 16.9 cc 1.350 16.6 cc 1.325 16.3 cc 1.300 15.9 cc 1.275 15.6 cc 1.250 15.3 cc 1.225 15.0 cc 1.200 14.7 cc 1.175 14.4 cc 1.150 14.1 cc 1.125 13.8 cc 1.100 13.4 cc 1.075 13.1 cc 1.050 12.8 cc 1.025 12.5 cc 1.000 Keterangan Minuman yang diberi ditandakan dengan menghitamkan bulatan 1 Untuk mendapatkan 24kkal/30cc dari Susu BBLR (5.3g = 27kkcal): Campur ¼ sendok teh susu formula bayi prematur dalam 23cc ASI, atau campur 1 sendok peres SGM BBLR dalam 34cc air, atau campur 1 paket fortifikasi susu manusia (HMF) dalam 30cc ASI. 2 Bayi < 1.0 kg tidak dapat menelan makanan melalui mulut tanpa resiko mengalami aspirasi. Berikan makanan oral malalui nasogatric tube (NGT) 3 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari ini adalah sekitar120 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150 cc/kg/hari dari 24 kkal/30cc susu. Tanggal & Pukul KETERANGAN JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan1500 g – 2000 g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________ Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan langsung dari ibunya. B) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 24 Kkal/30cc ASI atau formula berdasarkan BB1 untuk diberikan setiap 3 jam terutama melalui NGT.2 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 3 Tanggal Komentar BB. (kg) Susu setiap 3 jam Menyusui 36.5 cc 36.0 cc 36.0 cc 35.5 cc 35.5 cc 35.0 cc 34.5 cc 34.0 cc 34.0 cc 33.5 cc 33.0 cc 32.5 cc 32.0 cc 31.5 cc 31.0 cc 30.5 cc 30.0 cc 29.5 cc 29.0 cc 28.5 cc 28.0 cc 2.000 1.975 1.950 1.925 1.900 1.875 1.850 1.825 1.800 1.775 1.750 1.725 1.700 1.675 1.650 1.625 1.600 1.575 1.550 1.525 1.500 Makanan yang diberi ditandakan dengan menghitamkan bulatan 1 Untuk mendapatkan 24kkal/30cc dari Susu BBLR (5.3g = 27kkcal): Campur ¼ sendok teh susu formula bayi prematur dalam 23cc ASI, atau campur 1 sendok peres SGM BBLR dalam 34cc air, atau campur 1 paket fortifikasi susu manusia (HMF) dalam 30cc ASI. 2 Bayi < 1.0 kg tidak dapat menelan makanan melalui mulut tanpa resiko mengalami aspirasi. Berikan makanan oral malalui nasogatric tube (NGT) 3 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari ini adalah sekitar120 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150 cc/kg/hari dari 24 kkal/30cc susu. Tanggal & Pukul KETERANGAN JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan2000 g – 2500 g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________ Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan langsung dari ibunya. B) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 24 Kkal/30cc ASI atau formula berdasarkan BB1 untuk diberikan setiap 3 jam terutama melalui NGT.2 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 3 Tanggal Menyusui + / Susu/3Jam BB (kg) 47.0 cc 2.500 46.5 cc 2.475 46.0 cc 2.450 45.5 cc 2.425 45.0 cc 2.400 44.5 cc 2.375 44.0 cc 2.350 43.5 cc 2.325 43.0 cc 2.300 42.5 cc 2.275 42.0 cc 2.250 41.5 cc 2.225 41.0 cc 2.200 40.5 cc 2.175 40.5 cc 2.150 40.0 cc 2.125 39.5 cc 2.100 39.0 cc 2.075 38.5 cc 2.050 38.0 cc 2.025 37.5 cc 2.000 Keterangan Makanan yang diberi ditandakan dengan menghitamkan bulatan 1 Untuk mendapatkan 24kkal/30cc dari Susu BBLR (5.3g = 27kkcal): Campur ¼ sendok teh susu formula bayi prematur dalam 23cc ASI, atau campur 1 sendok peres SGM BBLR dalam 34cc air, atau campur 1 paket fortifikasi susu manusia (HMF) dalam 30cc ASI. 2 Bayi < 1.0 kg tidak dapat menelan makanan melalui mulut tanpa resiko mengalami aspirasi. Berikan makanan oral malalui nasogatric tube (NGT) 3 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari ini adalah sekitar120 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150 cc/kg/hari dari 24 kkal/30cc susu. Tanggal & Pukul KETERANGAN JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 2500 g – 3000 g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________ Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan langsung dari ibunya. b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 20kkal/30cc ASI atau formula berdasarkan BB untuk diberikan setiap 3 jam.1 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 2 Tanggal Menyusui + / Susu/3Jam BB (kg) 56 cc 3.000 56 cc 2.975 55 cc 2.950 55 cc 2.925 55 cc 2.900 54. cc 2.875 54 cc 2.850 53 cc 2.825 53 cc 2.800 52. cc 2.775 52 cc 2.750 51 cc 2.725 51 cc 2.700 50 cc 2.675 50 cc 2.650 50 cc 2.625 49 cc 2.600 49 cc 2.575 48 cc 2.550 48 cc 2.525 47 cc 2.500 Keterangan Makanan yang diberi ditandakan dengan menghitamkanbulatan 1 Rumus susu 20kkal/30cc: Tambahkan ASI murni; Susu formula: Tergantung jenis formula tetapi sering campur 1 sendok peres formula bubuk dalam 60cc air. Cek kotak. Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu. /hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu. 2 Tanggal & Pukul KETERANGAN JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 3000 g – 3500 g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________ Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan langsung dari ibunya. b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 20kkal/30cc ASI atau formula berdasarkan BB untuk diberikan setiap 3 jam.1 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 2 Tanggal Menyusui + / Susu/3Jam BB (kg) 66 cc 3.500 65 cc 3.475 65 cc 3.450 65 cc 3.425 64 cc 3.400 64 cc 3.375 64 cc 3.350 63 cc 3.325 62 cc 3.300 62 cc 3.275 61 cc 3.250 61 cc 3.225 60 cc 3.200 60 cc 3.175 59 cc 3.150 59 cc 3.125 58 cc 3.100 58 cc 3.075 57 cc 3.050 57 cc 3.025 56 cc 3.000 Keterangan Makanan yang diberi ditandakan dengan menghitamkanbulatan 1 2 Rumus susu 20kkal/30cc: Tambahkan ASI murni; Susu formula: Tergantung jenis formula tetapi sering campur 1 sendok peres formula bubuk dalam 60cc air. Cek kotak. Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu. Tanggal & Pukul KETERANGAN JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 3500 g – 4000 g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________ Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan langsung dari ibunya. b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 20kkal/30cc ASI atau formula berdasarkan BB untuk diberikan setiap 3 jam.1 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 2 Tanggal Menyusui + / Susu/3Jam BB (kg) 75 cc 4.000 75 cc 3.975 74 cc 3.950 74 cc 3.925 73 cc 3.900 73 cc 3.875 72 cc 3.850 72 cc 3.825 71 cc 3.800 70 cc 3.775 70 cc 3.750 70 cc 3.725 69 cc 3.700 69 cc 3.675 68 cc 3.650 68 cc 3.625 67 cc 3.600 67 cc 3.575 67 cc 3.550 66 cc 3.525 66 cc 3.500 Keterangan Makanan yang diberi ditandakan dengan menghitamkanbulatan 1 Rumus susu 20kkal/30cc: Tambahkan ASI murni; Susu formula: Tergantung jenis formula tetapi sering campur 1 sendok peres formula bubuk dalam 60cc air. Cek kotak. Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu. 50cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu. 2 Tanggal & Pukul KETERANGAN JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 4000 g – 4500 g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________ Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan langsung dari ibunya. b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 20kkal/30cc ASI atau formula berdasarkan BB untuk diberikan setiap 3 jam.1 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 2 Tanggal Menyusui + / Susu/3Jam BB (kg) 85 cc 4.500 84 cc 4.475 84 cc 4.450 83 cc 4.425 83 cc 4.400 82 cc 4.375 82 cc 4.350 81 cc 4.325 81 cc 4.300 81 cc 4.275 80 cc 4.250 79 cc 4.225 79 cc 4.200 78 cc 4.175 78 cc 4.150 77 cc 4.125 77 cc 4.100 77 cc 4.075 76 cc 4.050 76 cc 4.025 75 cc 4.000 Keterangan Makanan yang diberi ditandakan dengan menghitamkanbulatan 1 2 Rumus susu 20kkal/30cc: Tambahkan ASI murni; Susu formula: Tergantung jenis formula tetapi sering campur 1 sendok peres formula bubuk dalam 60cc air. Cek kotak. Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu. Tanggal & Pukul KETERANGAN Dukungan Pernapasan Maksud Tujuan dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis untuk penghentian pemberian oksigen secara bertahap adalah untuk mendorong dan memandu penghentian bantuan oksigen. Meskipun pemberian oksigen dapat menyelamatkan nyawa bayi baru lahir yang mengalami gawat napas, pemaparan terhadap oksigen yang tidak perlu juga membawa risiko, termasuk di antaranya retinopati prematuritas dan masuknya radikal bebas ke dalam sistem neonatus yang rapuh. Alat kedua membantu fasilitas layanan kesehatan untuk menetapkan penyebab gawat nafas secara lebih jelas, yang tidak hanya terbatas pada pneumonia tetapi juga mencakup patologi seperti hipertensi pneumothorax atau pulmonaris. Tujuan: Mencatat status pernapasan bayi baru lahir secara rutin, termasuk frekuensi napas dan saturasi oksigen Melakukan upaya teratur yang sesuai untuk melepaskan bayi secara bertahap dari oksigen, diawali dengan menyesuaikan konsentrasi O2 terlebih dahulu jika bisa lalu, kedua, dengan menyesuaikan kecepatan aliran. Membuat grafik yang memudahkan petugas kesehatan untuk melihat pola dan derajat dukungan pernapasan. Membuat grafik penyakit respirasi secara akurat termasuk alasan di belakang diagnosis dan pengobatan dini yang sesuai. Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, Modul 20, 2008; Gomella, Neonatology, Cambridge Press: Boston, 2012 Page 44 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1. DST untuk pelepasan oksigen secara bertahap mengarahkan pengguna untuk melepaskan dukungan oksigen secara bertahap ketika memungkinkan dengan menggunakan angka saturasi target 88-92% dan frekuensi pernapasan 4060x/mnt. 2. Frekuensi pernapasan dan saturasi O2 diukur dan dicatat setiap hari. Kadar dukungan O2 ditandai dengan “X”. Jika perubahan dilakukan pada bantuan pernapasan, hitung frekuensi pernapasan dan ukur saturasi O2 selanjutnya dicatat dan “X” dibuat untuk menunjukkan tingkat bantuan pernapasan yang baru. 3. Pada contoh di bawah ini, Bayi Boy masuk ke rumah sakit pada 14/3/2014 dan saat ini dipasangi CPAP Pada 16-3-2014, pukul 08:00, frekuensi napas bayi adalah 66x/mnt dan saturasi 88% menerima O2 50% dengan kecepatan aliran 6 liter. Kecepatan aliran oksigen dan konsentrasinya ditunjukkan dengan tanda “X” Pada 17-3-2014 pukul 09:10, saturasi terlalu tinggi dan terdapat kesempatan untuk melepaskan oksigen dari bayi secara bertahap. Kecepatan aliran disesuaikan dari 6L pada 25% menjadi 4L pada 25%. Jadi pada hari yang sama pukul 09:30, setelah menurunkan aliran dari 6 menjadi 4 liter, bayi masih dapat mempertahankan pernapasan dalam kisaran normal dengan frekuensi pernapasan 55x/mnt dan saturasi 90%. Perawat menuliskan catatan terkait kondisi ini di kolom sebelah kanan sehingga memberikan latar belakang lebih lanjut untuk upaya melepaskan anak secara bertahap dengan berhasil. Perhatikan bahwa DST grafis ini memperlihatkan kemajuan pasien terkait dukungan oksigen dengan tanda “X” yang menunjukkan pola menurun, yang bahkan bisa terlihat lebih jelas dengan membuat garis yang menghubungkan titik-titik data tersebut. 4. Fitur utama DST gawat napas adalah bahwa DST ini meminta petugas kesehatan untuk mendokumentasi-kan alasan di belakang diagnosis tertentu dengan jelas sehingga mengingatkan pengguna kepada riwayat utama dan temuan pemeriksaan fisik dan bahkan pengobatan untuk penyebab gawat napas yang paling sering ditemui. Dalam contoh: Pengguna mendiagnosis pneumothorax sebagai penyebab kegawatan pada bayi karena adanya riwayat resusitasi dalam waktu lama dan temuan kegawatan fisik dalam konteks suara nafas unilateral. Pengguna mencatat dekompresi termasuk gambaran prosedurnya dengan catatan 50 cc udara dikeluarkan. Page 45 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) LEMBAR PENGAWASAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PERNAFASAN - Coba turunkan O2 harian hingga mencapai sat. O2 88-92% dan angka pernafasan 40-60x/mnt - Pertama turunkan konsentrasi O2 hingga 20%, kemudian kurangi kecepatan aliran - Memulai CPAP jika bayi retraksi dan sasaran O2 tidak terjangkau oleh sungkup O2 10 L 9L 8L 7L 6L 5L 4L 3L 2L 1L 1/2 L 1/4 L Tgl Waktu Laju Napas Sat O2 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA 100% 80% 60% 40% RA Nama Pasien: _________________ Tgl lahir: _________ Genis Pendunkung: NC Sunkup Box CPAP Keterangan Nama Pasien _______________________________________ Tanggal Lahir ____________________________ BB ______ kg RS ____________ Neonatus Lembar Kerja Kelainan Pernafasan Neonatus __ Memeriksa semua neonatus untuk kesulitan pernapasan. Perhatikan apabila frekuensi napas > 60x/menit atau Saturasi O2 <88% Frekuensi Napas ______/min Saturasi O2 ______% Penilaian Downe Score. Lingkari yang sesuai. PEMERIKSAAN NILAI 0 < 60/menit Frekuensi napas Tidak ada Retraksi Retraksi Tidak ada Sianosis Sianosis Suara Napas di Kedua Paru Baik Suara Napas Tidak Merintih Merintih NILAI TOTAL: Beri tanda silang: __ < 3 Gawat Napas Ringan NILAI 1 NILAI 60-80/menit 2 >80/menit Retraksi Ringan Retriksi Berat Sianosis hilang dgn pemberian O2 Sianosis menetap walaupun diberi O2 Suara Napas di kedua paru menurun Tidak ada Suara Napas di Kedua Paru Dapat didengar dengan Stetoskop Dapat didengar tanpa Alat Bantu __ 4-5 Gawat Napas Sedang __ > 6 Gawat Napas Berat Dibawah ini adalah penyebab paling umum dari kesulitan bernafas. Beri tanda pada semua yang sesuai* RDS Transient Tachypnea Radang Paru-Paru Sindrom Kebocoran Napas Riwayat Prematur < 35 mgg: ____ mgg Kehamilan > 37 mgg: ____ mgg > 10 hari Aspirasi Meconium Sectio Caesaria Demam Resusitasi lama Distress lebih dari 3 hari Distress ringan dan membaik Batuk Antibiotik & O2 tidak menolong BB < 2500 g: _______ BB > 3000 g: ____ Demam: ______oC Retraksi berat Pernafasan memburuk Napas bising dan basah Ronchi saat inspirasi Suara napas di satu paru menurun Rontgen: Pola reticulogranular Retraksi minimal Batuk Rontgen: Udara keluar paru paru CPAP Pertimbangkan O2 dengan nasal Cannula aliran rendah Observasi O2 Nasal cannula Penunjang oksigen Dekompresi kebocoran Tdk dpt steroid antenatal Fisik Terapi Pertimbangkan surfactant Antibiotik * Diagnosa lain termasuk penyakit jantung kongenital, asidosis, tekanan paru paru tinggi Catatan/Diagnosa Lain _______________________________________________________________________________ Metode Penunjang O2 ☐ Nasal Canula. (lingkari) ☐ CPAP 4 5 6 ½ 1 PEEP 2 3 4 Liter ________ % O2 ☐ Intubasi. Tipe _________________ Rate 30 ________ % O2 4 PEEP 5 5 PIP 25 6 7 8 Liter Waktu Inspirasi 0.3 Catatan termasuk perubahan di atas __________________________________________________________________ Antibiotik Infan usia ≤7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _____ mg IV/IM tiap ____ jam + SELANG WAKTU PEMBERIAN GENTAMICIN1 5 mg/kg ≤ 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12jam = ________ mg IV tiap 12jam > 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8jam = ________ mg IV tiap 8jam Berat Badan Infan usia > 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _____ mg IV/IM tiap ____ jam + ≤ 1200 grams tiap 48 jam tiap 36 jam < 1.2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = ______ mg IV tiap 12jam > 1200 grams tiap 36 jam tiap 24 jam > 1.2kg-2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8 jam = _____ mg IV tiap 8jam 1 Neonatal > 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 6jam = ________ mg IV tiap 6jam 2 Gomella, ≤7 hari 8-30 hari Pharmacopeia, Royal Women’s Hospital, Melbourne, 2013 et al, Neonatology, McGraw Hill: 2009, page 733 Dekompresi Kebocoran Tempat membersihkan dengan iodine. Tanda Sarang Sterile dipakai. Needle Decompression Kiri Kanon ______ mL O2 ______ mL darah Atas Tulang Rusuk didapat 1 2 2nd Garis Midclavicular 3 4 4rth Garis Ketiak percobaan Lain-Lain _____________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ Tenaga medis __________________________________________ Tgl: ___________________ Jam _______________ pagi sore Rumah Sakit________________ Bagian Neonatus Tanggal dan Waktu Nama Pasien ___________________________________ Tanggal Lahir ____________________BB ___________ kg Keterangan Sepsis Maksud: Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk memulai terapi lini pertama yang benar untuk tanda dan gejala sepsis neonatorum. Seperti biasa, DST membantu mendokumentasikan praktek klinis yang kuat termasuk memperoleh kultur darah sebelum pemberian antibiotik. Tujuan: Mengidentifikasi dan mendokumentasikan faktor risiko ibu untuk sepsis neonatorum secara jelas Mendokumentasikan pemberian antibiotik lini pertama yang benar kepada bayi baru lahir dengan risiko, tanda, atau gejala sepsis Memastikan bahwa semua bayi dengan diagnosis sepsis memiliki hasil kultur darah Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, Modul 20, 2008; Gomella, Neonatology, Cambridge Press: Boston, 2012 Page 49 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan 1) Bagian atas DST memiliki informasi umum mengenai kondisi medis, dalam kasus ini sepsis 2) Kriteria untuk sepsis dipaparkan. Pengguna hanya perlu memberikan tanda pada kotak dan melingkari kriteria yang berlaku. Dalam kasus ini, bayi adalah bayi prematur, demam, dan tidak menyusui dengan baik. 3) Pengguna menunjukkan bahwa berdasarkan pada kriteria, bayi ini akan dirawat untuk dugaan sepsis 4) Dengan tidak memberikan tanda silang pada kotak di dekat “bolus”, pengguna menginformasikan bahwa bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda dehidrasi. 5) Kultur darah diambil pada pukul 12:20. Antibiotik tidak diberikan sampai sampel untuk kultur darah diambil. 6) Bayi ini berusia 3 hari dan memiliki berat 2 kg. Berdasarkan informasi ini, pengguna mengisi dosis antibiotik yang sesuai berdasarkan referensi dosis yang dicantumkan. Waktu pemberian antibiotik adalah pukul 14:00 7) Sekali lagi, kotak kosong menunjukkan bahwa tindakan terkait tidak dilakukan. Page 50 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Nama Pasien _______________________________________ Tanggal Lahir ___________ BB ______ kg UK_______ mgg Rumah Sakit Bagian Anak Bayi Sepsis - Diagnosis tepat hanya dapat dilakukan dengan kultur darah. - Kalau tak akses kultur darah, beri antibiotik selama 48 jam, lalu mengevaluasi kembali - Diagnosis banding termasuk infeksi virus, hipoksia, meningitis, bacterial pneumonia, transient tachypnea pada bayi baru lahir, dll. (Cek yang sesuai) Faktor Risiko Ibu Demam pada ibu > 38.0 oC Air ketuban berbau Nyeri tekan uterus Tanda Sepsis: (linkari) 36.6>S>37.5 Faktor Risiko Neonatal Ketuban pecah > 18 jam Kelahiran < 37 minggu Denyut jatung janin >180 Tampak lesu dan sakit Tidak menghisap dengan baik Jika ada apa pun factor risiko ibu atau setelah dilahirkan apa pun factor resiko neonatal dengan tanda sepsis, terus Tanda Vital: _____ oC _____ DJ _____ RR _____ Saturasi O2 Komentar Keadaan riwayat atau tanda dehidrasi Beri bayi susu menysusi 15 menit NGT 10cc/kg = _______ cc Bolus NS RL 10 cc/kg = _____ cc selama 30 m 1 j* Riwayat atau tanda dehidrasi termasuk: ATAU (*berikan bolus perlahan pada bayi < 4 bln untuk menghindari kelebihan cairan) ☐ < 2 kali air seni/hari ☐ kurang bergerak ☐ laju pernapasan > 65 ☐ kurang minum ☐ denyut jatung > 160 ☐ Suhu < 36.5 Depatkan kultur darah sebelum memberi antiboitik. Waktu: __________ Bayi ≤ 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam + ≤ 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg q 12 jam = ______ mg IV/IM q 12 jam > 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg q 8 jam = ______ mg IV/IM q 8 jam Bayi > 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam + < 1.2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = ______ mg IV/IM tiap 12jam 1.2kg-2.0kg: Ampicillin 50 mg/kg tiap 8jam = ______ mg IV/IM tiap 8jam > 2kg: Ampicillin 50 mg/kg tiap 6 jam = ______ mg IV/IM tiap 6jam Waktu dosis pertama diberikan: ____________ SELANG WAKTU PEMBERIAN GENTAMICIN 5mg/kg1 Berat Badan ≤ 1200 g > 1200 g 1 RSCM ≤ 7 hari tiap 48 jam tiap 36 jam 8-30 hari tiap 36 jam tiap 24 jam pedoman praktik klinis, Indonesia, 8/13 2 Gomella, et al, Neonatology, McGraw Hill: 2009, page 733 Lain-Lain _____________________________________________________ Pertimbangkan LP bila < 2 bln & 36.5 ≥ S ≥ 38.0 C & demam tidak spesifik _____ WBC _____RBC _____ Protein Nilai normal: WBC < 5 per mikroliter, RBC = 0, Glukosa 45-80 mg/dL, Protein 15-45 mg/dL Kalau WBC > 5 per microliter di CSF, obatkan bayi untuk meningitis Bayi ≤ 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam + ≤ 2.0kg: Ampicillin2 100 mg/kg q 12 jam = ______ mg IV/IM q 12 jam > 2.0kg: Ampicillin2 100 mg/kg q 8 jam = ______ mg IV/IM q 8 jam Bayi > 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam + < 1.2kg: Ampicillin2 100 mg/kg tiap 12 jam = ______ mg IV/IM tiap 12jam 1.2kg-2.0kg: Ampicillin 100 mg/kg tiap 8jam = ______ mg IV/IM tiap 8jam > 2kg: Ampicillin 100 mg/kg tiap 6 jam = ______ mg IV/IM tiap 6jam Waktu dosis pertama diberikan: ____________ ___________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________ Tenaga medis________________________________________________ Tanggal: _________________ Jam: ________________ 4/9/14 Rumah Sakit________________ Bagian Anak Tanggal dan Waktu Nama Pasien ___________________________________ Tanggal Lahir ____________________BB ___________ kg Keterangan Hiperbilirubinemia Maksud: Tujuan dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk menstandarisasi indikasiindikasi fototerapi pada bayi baru lahir yang mengalami ikterus. Alat ini mencakup pemahaman terhadap diferensial untuk ikterus neonatorum dan korelasinya dengan usia kehamilan dan faktor risiko. Seperti biasa, DST membantu mendokumentasikan praktek klinis yang kuat termasuk menghindari pemberian cairan intravena yang tidak perlu. Tujuan: Mengidentifikasi dan mendokumentasi faktor-faktor risiko hiperbilirubinemia yang bermakna secara klinis dengan jelas Mendokumentasi pelaksanaan fototerapi yang benar berdasarkan faktor-faktor risiko Menghindari pemberian cairan infus intravena untuk bayi yang bisa menyusui Referensi: AAP, “Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks gestation,” Pediatrics, Vol. 114 No. 1 July 1, 2004, pp. 297 -316 Page 53 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1) Isi identitas pasien dengan memasukkan informasi usia bayi dalam hari 2) Di bagian atas DST, pengguna diingatkan tentang diagnosis ikterus pada neonatus 3) Pengguna diminta untuk dengan jelas mencantumkan riwayat kelahiran dan pemberian asupan serta hasil pemeriksaan fisik. Riwayat ini sangat penting untuk memahami kemungkinan penyebab ikterus pada bayi dan apakah sebab tersebut bisa dikoreksi dengan mudah. Pada contoh di sebelah kanan, bayi yang datang dengan ikterus adalah bayi cukup bulan dengan berat badan 3452 gram. Bayi menyusui dengan baik tetapi memilikiaktivitas menurun dan pemeriksaan fisik mengmengkonfirmasinya. Bayi tidak terlihat benar-benar sadar dan postur tidak berada dalam posisi yang normal. Bayi mengalami ikterus di bagian dada dan suhu 36,3 C. 4) Keputusan untuk mengaplikasikan fototerapi diungkapkan sebagai kombinasi usia kehamilan, faktor risiko, usia dalam hari dan, kadar bilirubin terakhir. Meskipun semua variabel tersebut seharusnya dipertimbangkan, DST berupaya untuk menyederhanakan hal-hal yang dipertimbangkan. Pada contoh di bawah ini, klinisi khawatir dengan kondisi bayi yang memperlihatkan faktor risiko letargi. Namun, karena bayi lahir pada usia kehamilan 39 minggu, klinisi hanya menempatkan bayi dalam kategori risiko sedang. Bilirubin diukur dan memperlihatkan bahwa bilirubin indirek adalah 16,1 mg/dl 5) DST sekarang meminta provider untuk merujuk ke normagram. Dalam kasus ini, bilirubin yang terukur berada di bawah ambang batas untuk terapi cahaya bagi bayi dengan risiko menengah. Tidak ada terapi cahaya diindikasikan dan pengguna diminta untuk mendokumentasikannya. 6) Fakta bahwa bayi tidak memerlukan fototerapi tidak menjelaskan hasil pemeriksaan fisik bayi yang tidak normal. Dengan mengingat adanya hipotermia, petugas kemudian menghangatkan bayi dan hasil tindakan ini baik. Bayi dapat pulang ke rumah. Page 54 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Hiperbilirubinemia Pasien ___________________ Tanggal __________ Berat Badan ___________g Usia ________hari TAHUKAH ANDA? -­‐ Ikterus klinis muncul ketika bilirubin serum> 7 mg / dL. 3% dari bayi mengalami kadar bilirubin > 15 mg / dL. Gejala sisa yang paling berat adalah gejala kernikterus (pengendapan bilirubin di otak) biasanya pada tingkat> 30 mg / dL. -­‐ -­‐ Ikterus fisiologis dinyatakan sebagai hiperbilirubinemia indirek (unconjugated). DDX -­‐ gangguan hemolitik seperti ABO Inkompatibilitas, jaundice karena ASI, sepsis, dan gangguan konjugasi: Crigler-­‐Najjar dan sindrom Gilbert Riwayat Berat Badan Lahir ________ g Kehamilan ________ minggu Golongan darah Ibu ________ Diet: ____ ASI ____ formula Pemberian setiap ____ Jam ☐ Urin ≤ 2 kali per hari Feses ____ kali per hari Aktif Aktivitas Lesu Pemeriksaan Fisik Suhu ___oC DJ ____ BB _____ g (ê____ g) ☐ Alert ☐ Postur normal ☐ Tonus Normal ☐ Menghisap kuat ☐ Jaundice ke kepala dada kaki Pengobatan Faktor Resiko: Penyakit isoimmune, Kekurangan G6P, asfixia, kelelusan, hipothermi, sepsis, asidosis, albumin < 3.0 Kategori Resiko Bayi Rendah à > 38 weeks, perilaku biasa Sedang à > 38 weeks dengan factor resiko atau 35-­‐37 6/7 minggu tanpa factor resiko Tinggi à 35-­‐37 6/7 minggu dengan factor resiko Total Serum Bilirubin __________ mg/dL. Indirect _______ mg/dL. Menerut Grafik harus mulai terapi foto? __ ya __ tidak ☐ Cahaya 450 nm terapi tunggal terapi double terapi triple ☐ Pelindung Mata Tidak perlu IV bila bayi menghisap kuat. IV tidak dapat membantu penurunan kadar bilirubin ☐ Ad lib menyusui ☐ ASI Formula ______ cc setiap 3 jam ☐ IV untuk dehidrasi. Bolus NS 0.9% 20 cc/kg = _______ cc selama satu jam ☐ Periksa ulang Bilirubin pada 48 jam. Serum Bilirubin ________ mg/dL. Indirect ________ mg/dL ☐ Lain-­‐ lain/ Komentar _________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ Tenaga Medis ________________________________________________ Tgl____________________ Pukul ____________ Neonatus Pasien _______________________ Tgl __________ BB _________ g Tgl Lahir ____________________ Catatan Perkembangan Tgl & Waktu Stabilisasi dan Pemindahan Ibu Maksud: Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk memandu tata laksana sebagian besar kedaruratan ibu sementara menunggu untuk dipindahkan ke tingkat layanan kesehatan yang lebih tinggi. Alat ini mencakup dokumentasi menyeluruh dari presentasi, pengobatan, dan kondisi pasien sebelum dirujuk. Tujuan: Ibu hamil distabilkan dengan baik sementara menunggu rekomendasi dari dokter spesialis di UGD atau sebelum dipindahkan dari Puskesmas ke Rumah Sakit Petugas kesehatan yang menerima pasien sakit telah melengkapi dokumentasi riwayat dan pemeriksaan fisik yang menjadi dasar diagnosis dan pengobatan yang diberikan kepada pasien DST Kedaruratan Ibu menjadi bagian dari rekam medis resmi dari unit gawat darurat atau Puskesmas yang mendokumentasikan pemberian layanan kesehatan berkualitas tinggi Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, 2009; John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, 2011 Page 57 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1) Pada bagian kanan atas penggunamengisi identitas pasien termasuk nama, tanggal, waktu, dan usia kehamilan 2) Petugas mencatat pemikiran yang mendasari perawatan atau pemindahan pasien berdasarkan riwayat dan temuan fisik yang biasa ditemui pada patologi maternal. Kondisi-kondisi ini mencakup komplikasi perdarahan pra dan pasca persalinan, preeklamsia, persalinan prematur, dan sepsis 3) Pasien mungkin masuk ke dalam lebih dari satu kategori penyakit yang ditunjukkan dengan tanda “x”. Fitur-fitur dalam suatu kategori yang berlaku untuk pasien juga ditunjukkan dengan tanda “x” atau dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan terkait informasi. Pada contoh di atas, Bu Jane sedang distabilkan untuk dipindahkan/dirujuk dari Puskesmas akibat pre-eklamsia berat dan kemungkinan sepsis. Pengguna secara salah menandai persalinan prematur sebagai alasan pemindahan. Memang usia kehamilan janin adalah 34 minggu tetapi ibu tidak menunjukkan tanda-tanda persalinan. Untuk mendukung diagnosis pre-eklamsia, pasien tercatat memiliki riwayat sakit kepala dan edema. Pemeriksaan fisik mengungkap adanya tekanan diastol 113mmHg dan proteinuria (meskipun derajat proteinurianya.)?? Pasien mengalami demam hingga 38,5 tetapi sadar meskipun nampak tidak sehat. Tabel penyakit tidak mencakup seluruh penyakit dan DST memberikan ruang untuk menulis informasi tambahan. 4) Setelah dokumentasi diagnosis, pengguna diminta merawat pasien secara sistematis dengan memberikan cairan jika ada tanda-tanda dehidrasi dan pemberian deksametason jika ada risiko persalinan premature 5) Dalam kasus ini, ibu hamil dengan Usia kehamilan 34 minggu dan memperoleh 6g IM deksametason karena berisiko mengalami persalinan prematur akibat pre-eklamsianya. Karena ibu demam, petugas memilih untuk memberikan antibiotik lini kedua, ceftriaxone. Untuk pasien pre-eklamsia ibu menerima MgSO4 IM. Perhatikan catatan waktu untuk semua obat yang diberikan. Ini adalah aspek sangat penting dalam dokumentasi medis. 6) Sebelum pemindahan, hasil pemeriksaan fisik pasien dicatat. Informasi mencakup tanda-tanda vital berulang. Format pemeriksaan membuat dokumentasi cukup mudah. Page 58 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) PUSKESMAS Pasien _______________________________________ Usia _________ UK _________ Tanggal________________ Pukul _______________ Lembar Kerja Rujukan Maternal Suhu ______ oC Nadi______/mnt TP ______ /mnt TD _____/_____ mmHg BB ______kg Denyut Jantung Janin ________ / mnt Alasan dirujuk. Beri tanda dan catat semua yang sesuai. Riwayat Fisik Lab Pendarahan PEB/Eklampsia Usia kehamilan _____ mg Baru melahirkan Nyeri ___ ya ___ tidak Kontraksi Sakit kepala Nyeri Abdominal Udema Nadi >100/mnt Sistolic <100 mmHg Hb: g/dl Diastolik TD >110 Udem Partus Macet Persalinan Prematur Partograf grs “bertindak” inpartu > 20 jam Persalinan macet Penurunan 1/5 2/5 3/5 4/5 5/5 Lama persalinan ____ jam Moulase Usia Kehamilan: mg kontraksi ___ x/10mnt/___dtk Ketuban Pecah: jam DJJ: /menit Lekosit ____ LEA ___(air ket) Proteinuria 1+ 2+ 3+ < 37 minggu Ketubaan Pecah kontraksi >10 menit Sepsis Demam, S > 38.0 ⇩ Kesadaran Terlihat sakit Infeksi Kandung Kemih Nadi >100. Sistolic <100 mmgHg Lochia berbau Lekosit >12000 Pasien dengan Nadi >100 dan TD sistolik < 100 mm Hg Pemasangan IV line 2, jalur 14 16 Guyur RL NS 0.9% 1 Liter dalam 15 mnt. TD _____/_____ mmHg. Pukul __________ __ Ulangi 1 Liter jika masih hipotensi: TD _____ /_____ mm Hg. Pukul ___________ Diuresis kalau ada: _________________ cc. Pukul ___________ Ancaman persalinan premature Ibu dengan usia kehamilan 24 - 34 minggu Dexamethasone 6 mg IM per 12 jam. Pukul ___________ __ Dosis kedua diberikan. Pukul ___________ __ Dosis ketiga diberikan. Pukul ___________ __ Dosis keempat diberikan. Pukul ___________ Nifedipine* 20 mg po. Pukul ___________ __ Dosis kedua diberikan 30 menit kemudian bila kontraksi tidak berhenti . Pukul ___________ __ Pemeliharaan: Nifedipine 20 mg per 4 jam. Pukul ___________ (* Berikan hanya apabila tidak ada tanda infeksi, atau shock) Ampicillin 2 g IV tiap 4 jam. Pukul ___________ , Pukul ___________, Pukul ___________ PEB/eklampsia Dosis Awal ___ MgSO4 4g IV (10 ml MgSO4 konsentrasi 40% + 10 ml akuades) dalam 10 menit. Pukul _______ ATAU ___ MgS04 5g IM (konsentrasi 40%) boka-boki (total 10mg). Pukul _______ Dosis Rumatan ___ MgSO4 6g IV (15 ml MgSO4 40%) dalam RL 500cc selama 6 jam. Pukul ___________ ATAU ___ MgS04 5g IM (konsentrasi 40%) boka-boki (total 10mg). Pukul _______ Pasang kateter menetap Sepsis Ibu dengan __ demam ATAU __ ketuban pecah >18 jam. Pilih salah satu: ___ Ampicillin 2 g IV tiap 4 j, Gentamisin 160 mg IV tiap 24 j & metronidazole 500 mg IV tiap 8 j. Pukul __________ ATAU ___ Ceftriaxone 2 g IV per 24 jam. Pukul ___________ Pendarahan Jangan lakukan periksa dalam kalau ibu hamil > 20 mgg DAN berdarah perdarahan post partum, periksa ____ Plasenta lengkap + / - ____ robekan jalan lahir + / - ____ Kandung kemih dikosongkan + / ____Masase uterus +/____ KBI/KBE ______kondom kateter Pasang kateter menetap Catatan: _______________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________________________________ Pemeriksaan Fisik Sesaat Sebelum Dirujuk (isi dan lingkari yang sesuai) TTV Suhu _______oC Nadi _______ RR _______ TD ______/______ mm Hg Sat ________% BB ________kg KU waspada tenang tdk sadar bingung gelisah Jantung Regular takikardia tdk murmur murmur sistolik diastolik ____ /6+ Paru bersih kanan kiri ronki penurunan suara napas Abd lembut tdk-lunak kanan kiri ___quad nyeri menolak hepato- spleno- megaly GU cervix ______ cm penipisan ______ % tdk berdarah berdarah laserasi Neuro sadar refleks pupil normal ___ refleks patella +/___ parese +/Institusi penerima ____________________________ Dokter penerima ____________________________ Pukul diterima ____________________ Dokter Puskesmas ________________________________________ Tgl_____________________________ Pukul _____________________________ Puskesmas __________________ Tanggal dan Waktu Nama Pasien: _______________________________________ Tanggal Lahir:_____________________BB: ___________ kg Keterangan Instruksi Standard Maternal Maksud Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk memulai perawatan kondisi ibu dan bayi baru lahir yang mengancam nyawa secara dini bergantung pada tanda-tanda vital pasien dan hasil laboratorium. Perawatan dini ini harus secara otomatis dimulai untuk semua ibu yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi bersalin dan melahirkan, diberikan oleh bidan dan tidak bergantung pada kehadiran dokter. Tujuan Secara dramatis meningkatkan angka pemberian MgSO4 dan kortikosteroid antenatal Mengidentifikasi ibu dengan anemia parah untuk transfusi dini Meningkatkan tanggung jawab bidan dalam asuhan pasien secara komprehensif Menstandardisasi respon terhadap kondisi mengancam nyawa pada ibu di ruang bersalin dan melahirkan. Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, 2009; John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, 2011 Page 61 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T ) Panduan: 1) Identitas pasien diisi di bagian atas halaman 2) Tanda-tanda vital dan riwayat obstetrik terkait dicatat. Dalam kasus ini, kehamilan ini merupakan kehamilan pertama untuk ibu JJ. Kasusnya menjadi penting karena adanya demam maternal, takikardia, hipertensi, memastikan kecepatan denyut jantung janin, KPD, dan persalinan prematur. 3) Berdasarkan keterangan di atas, perawatan dimulai secara sistematis dan sesuai protokol Deksametason diberikan karena bayi berusia gestasi 34 minggu. Standard internasional sekarang diperluas melewati standard 24-34 minggu yang digunakan karena kesulitan untuk menetuntukan usia kehamilan dan analisis keuntungan biaya tinggi untuk pemberian kortikosteroid antenatal (ACS). Catat bahwa waktu pemberian ACS adalah pada pukul 04:10 dan empat dosis ACS mencakup terapi lengkap. Karena ketuban pecah dini, pasien menerima antibiotik pada pukul 03:55 Karena proteinuria dan hipertensi, pasien menerima MgSO4. Meskipun dokter ditelepon, perhatikan bahwa panggilan telepon dilakukan pada pukul 03:10 setelah pemberian MgSO4. Para spesialis di rumah sakit telah sepakat untuk kriteria pemberian MgSO4. Setelah pemberian MgSO4, rumatan refleks patelar, output urin, dan status pernapasan dipastikan. Golongan darah untuk pasien diperiksa secara rutin. Dalam kasus ini, Ibu JJ memiliki golongan darah O Namun Ibu JJ menderita anemia dan darahnya dikirimkan untuk dipastikan golongannya dan disilangkan sementara 2 unit darah disiapkan pada saat Dr. Buah ditelepon Bidan menulis catatan terkait. Dalam kasus ini, ia menyatakan bahwa ibu sadar tetapi ibu memiliki tanda-tanda fisik yang konsisten dengan pre-eklamsia dan anemia 4) Dalam ilmu kedokteran, pembuatan dokumen/grafik harus jelas memaparkan bagaimana tindakan tertentu dilakukan dan kapan. DST berakhir dengan tanda tangan petugas kesehatan, tanggal, dan waktu RS_________________ Bagian Kebidanan Nama Pasien _________________________ Tanggal Lahir __________ No.RM_________ Prosedur Tetap – Kebidanan Tanggal _______ Pukul _______ Suhu ____ oC Nadi ____ /mnt Laju Pernapasan ____ /mnt TD ____ / ____ mmHg BB ____ kg DJJ ____ /mnt G ___ P___ ( persalinan aterm ___ persalinan preterm ___ anak hidup ___) A (aborus) ___ HPL: ____________ Perkiraan Usia Kehamilan: _____ minggu Ketuban pecah? tdk ya _____ pukul Alasan untuk rawat inap Persalinan Aktif Ketuban Pecah Perdarahan Tekanan Darah Tinggi ________ Jika usia kehamilan 24-34 minggu berikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin. Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam. Dosis I. Pukul: Dosis II. Pukul: Dosis III. Pukul: Dosis IV. Pukul: Jika nadi >100x/mnt DAN tekanan darah systolik < 100. Pasang IV 1 2 jalur 16 18 Guyur RL NaCl 0.9% 1 Liter/15mnt. Pukul _________ Ulangi 1 Liter jika masih hipotensi: TD _____ /_____ mm Hg. Pukul _________ Hubungi Doktor. Dokter _______________ dipangil. Pukul _________ Menjawab __ Ya __ Tidak Jika ketuban pecah < 18 jam ATAU Suhu > 38o C, pilih salah satu: Ampicillin 2 g IV tiap 4 j, Gentamisin 160 mg tiap 24 j DAN Metronidazole 500mg IV tiap 8 j Pukul ______ Ceftriaxone 2 g IV tiap 24 jam. Pukul _______ Urinalisis protein 1+ 2++ 3+++ 4++++ Kalau protein urin 2+ DAN TD diastolic > 90 mmHg, beri MgSO4 Dosis awal ___ MgSO4 4g IV (10 ml MgSO4 40% + 10mL akuades) dalam 10 men. Pukul _________ ATAU ___ MgS04 5g IM (konsentrasi 40%) tiap bokong = 10g. Pukul _________ Dosis Rumatan ___ MgSO4 6g IV (15 ml MgSO4 40%) dalam RL 500cc selama 6 jam. Pukul ________ ATAU ___ MgS04 5g IM bergantian sisi bokong setiap 4 jam. Pukul _________ Hubungi dokter. Dokter ___________ dipangil. Pukul _______ . Menjawab __ Ya __ Tidak Untuk Memberikan dosis lanjutan, pastikan __ reflek patella ada __ urin > 1cc/kg/j __ RR > 12/men Golongan Darah _______ Rh Pemeriksaan darah rutin: Hb _____ Ht _____ lekosit_____ trombosit _____ Hubungi dokter jika Hb < 7. Dr. ______________ dipangil. Pukul _________ Tipe Cross-match dan perintah untuk 2 kantong PRC whole blood Pukul ________ + / - Catatan ________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________ Bidan/Perawat __________________________________________ Tanggal ____________ Pukul _________ Rumah Sakit __________________ Tanggal dan Waktu Nama Pasien________________________________ Tanggal Lahir:__________________BB: _________ kg Keterangan