Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Page 1 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Najoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi Tinutuan Kerja, Kerja, Kerja Pengampunan 5 Ekor Monyet Sabat Alkitab : Perspektif Advent Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew Tulisan Roh Nubuat Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi , Vanda Karundeng Tumbel Medan Hartoyo Tismail Cerita Untuk Anak Pekabaran Diperhatikan Yakub si Penipu Pathfinder Pedoman Administrative PA Remaja Palakat - Berita Page 2 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Tinutuan Salah satu makanan khas dari daerah Nyiur Melambai ialah Bubur Manado atau dalam bahasa Minahasa dikenal dengan Tinutuan. Tidak heran kota Manado yang notabene adalah ibukota dari Provinsi Sulawesi Utara sekarang mendapat julukan kota ‘Tinutuan’, Ada apa dengan Bubur Manado yang juga pernah menjadi salah satu menu pilihan sarapan pagi dari almarhum Soeharto, mantan presiden Indonesia? Apa karena pertimbangan gizinya atau karena faktor yang lain? Bubur Manado yang sebagian penduduk Minahasa suka menyebutnya ”Bubur Sayor” (bubur sayur) komponen dasarnya terdiri dari campuran beragam sayuran segar seperti kangkung, bayam, labu kuning, gedi (sayur khas orang Manado), ditambah jagung muda, ubi (singkong), batata (ubi jalar), ubi bete (talas), serta bubur beras. Melihat komposisinya tentu para pakar nutrisi sepakat menyebutnya sebagai makanan bergizi. Menghadapi krisis global energi dan pangan sedunia yang berdampak pula di tanah air, maka salah satu alternatif makanan pilihan ialah Bubur Manado. Selain bergizi, mudah terjangkau, dan tidak ruwet mengolah serta menyajikannya. Sekalipun banyak makanan cepat saji yang mengandalkan daging yang memiliki brand internasional, namun Bubur Manado sebagai makanan tradisional yang mengandalkan sayur merupakan jenis makanan bergizi yang memenuhi standar Alkitabiah dan kesehatan. Model kehidupan Daniel perlu kita teladani dalam hal memilih menu makanan. Daniel, dkk yang ditawan oleh Nebukadnezar, raja Babel tetap berpendirian tidak menajiskan diri dengan santapan raja (Daniel 1:8). Gantinya Daniel meminta ‘percobaan’ untuk disajikan makan sayur dan minum air selama sepuluh hari (ayat 12). Setelah lewat sepuluh hari ternyata Daniel dan kawan-kawan lebih gemuk dan baik dibandingkan dengan tawanan lainnya yang memakan santapan raja (ayat 15). Alhasil, Daniel dan kawan-kawan bukan saja memiliki tubuh yang sehat (segi badani), tetapi memiliki pengetahuan, kepandaian dan hikmat (segi pikiran), serta Daniel sendiri dikaruniakan Allah pengertian penglihatan dan mimpi (segi rohani). Pola dasar pendidikan GMAHK bertumpu pada ‘segi-tiga’ emas yaitu segi badani (physical), segi pikiran (mental), dan segi rohani (spiritual). Tiga dimensi dasar ini tersirat dalam logo sekolah kita seperti pada Andrews University, Universitas Advent Indonesia, Universitas Klabat dan lain sebagainya. Guna membentuk seorang Kristen yang sejati, tiga dimensi tersebut harus terpenuhi agar ada keseimbangan. Jadi makanan badani (baca: nutrisi) adalah penting seperti layaknya makanan pikiran dan makanan rohani dimana keduanya akan ikut mempengaruhi pertumbuhan kerohanian seseorang. Pada buletin BAIT edisi minggu ini, sajian kami dari Tim Redaksi bagaikan bubur Manado atau Tinutuan dengan beragam artikel dan berita. Tidak terasa lengkap bila anda hanya membaca sebagian dan meliwati yang lainnya. Itu bagaikan sajian tinutuan hanya memakan ”dabu-dabunya” (sambal) saja. Untuk itu nikmatilah sajian dalam buletin ini secara keseluruhan dan anda akan menikmati sajian rohani yang lebih lengkap lagi. Salam dari kami, Redaksi Page 3 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 K erja adalah sebuah kata yang menggambarkan seseorang melakukan suatu kegiatan atau untuk mendapatkan penghasilan misalnya mencari nafkah, berdagang atau tujuan lainnya. Kata “kerja” yang sudah biasa digunakan orang kini menjadi sangat popular setelah Presiden Jokowi menamakan tim kerjanya sebagai Kabinet Kerja. Setiap menteri yang memimpin kementrian disasar untuk bekerja buat kepentingan rakyat. Langsung saja setelah diperkenalkan ada menteri tidak menunggu lama tapi langsung bekerja. Menarik karena ketika nama menteri diumumkan pakaian yang digunakan bukannya setelan jas hitam seperti yang dulu-dulu tetapi kemeja lengan putih yang tangannya digulung setengah lengan menandakan siap bekerja. Ada orang yang kerja semaunya. Kalau dalam keadaan mud atau wer (Manado: situasi hati senang) perasaanya lagi bagus maka kerjanya akan baik dan gampang bekerja sama. Tapi kalau sebaliknya maka hasil kerjanya berantakan serta menjadi orang yang sulit didekati. Situasi yang sulit dihadapi Rasul Paulus di Tesalonika dengan mereka yang tidak mau kerja. Walau sudah diberi contoh oleh sang Rasul untuk melakukan pekerjaan dengan rajin dan sungguh-sungguh tapi ada yang melalaikannya dengan hidup tidak tertib dan tidak bekerja melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Sebagai pembuat tenda Rasul Paulus memberi teladan kepada anggota jemaat yang masih baru ini bagaimana mencari nafkah. Tidak heran teguran keras disampaikan “Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami member peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” Selanjutnya rasul mengingatkan kalau orang itu tidak mendengarkan, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu. (2 Tesalonika 3:10,11,14). Page 4 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Berhasil dalam pekerjaan? Ini kata Boss Apple Steve Jobs “The only way to do great work is to love what you do”. Kegagalan banyak orang karena tidak menyukai pekerjaannya. Alhasil goal yang ditargetkan kepadanya terasa berat. Cintai pekerjaan kita maka tugas yang menjadi tanggung jawab kita akan menjadi ringan. Untuk sukses, nasihat Pengkhotbah sangat manjur “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi”. (Pengkhotbah 9:10). Apa pekerjaan yang berada di tangan kita, yang ada di tanggung jawab kita, lakukanlah secara all out, dengan sungguh-sungguh, do your best. 175 pilot berkebangsaan asing. Etos kerja Susi yang luar biasa menghantarnya ke jenjang menteri menunjuk kepada perlunya kerja, kerja, kerja untuk berhasil. Sikap, kebiasaan, karakter, keberadaan diri dan pikiran adalah unsur yang membentuk etos kerja seseorang. Dengan etos kerja orang tidak akan bekerja setengah-setengah apalagi pekerjaannya tergantung jam dinding. Dengan etos kerja seseorang akan belum mau beranjak bila tugas pekerjaan belum selesai malahan yang ia lakukan adalah beyond the call of duty – melampaui panggilan tugas. Sebagaimana kepada Elia, Tuhan mengutus mereka yang sibuk. Jawaban Elia kepada pertanyaan Tuhan, Apakah kerjamu disini, Bekerja perlu dibiasakan. Hindari perasaan malu untuk suatu hai Elia ? Jawabnya: Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, pekerjaan.Susi Pudjiastuti, menteri Kelautan dan Perikanan Allah semesta alam. (1 Raja Raja 19:9). Bila pertanyaan yang memulai karirnya dengan membeli ikan dari nelayan dan sama ditanyakan, apakah jawaban kita?. menjualnya ke pasar menumpang mobil bak terbuka. Wanita Bila pekerjaan itu dianggap rahmat, amanah, panggilan, ibadah, tamatan SMP ini kemudian melanjutkan usaha ikannya sebagai kehormatan dan pelayanan maka dengan sukacita kita akan pengekspor ikan dan kemudian merambah ke penerbangan. Di bangga dengan apa yang ada di tangan kita. penerbangan Susi sekarang ini mempunyai 50 pesawat dengan Bejana Advent Indonesia Timur Page 5 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 aat kita berpikir tentang Pengampunan,… segala kesalahan dan pelanggaran kita muncul dalam pikiran, apalagi jika kita masih mengingat apa yang dilakukan oleh orang lain pada kita sampai kita benar-benar merasakan sakit hati yang kata orang ‘sulit dilupakan’..rasa-rasanya sulit menghadapi masa depan dengan bayangan seperti itu! S Tapi, coba pikirkan sesaat,.. Apakah anda pernah memohon agar orang lain memaafkan anda dan bahkan memohon agar mereka mengampuni anda? Bahkan anda kemudian menyesal telah melakukannya… Jawablah pertanyaan ini dengan jujur! Bagaimana perasaan anda saat orang lain tidak memaafkan kesalahan dan bahkan mengampuni anda?... Masa bodoh? Perduli amat! Yang penting saya sudah memohon maaf… ??? Bejana Advent Indonesia Timur Saat anda bertemu lagi dengan mereka, bagaimana perasaan anda? Tenang?...Apakah anda merasa nyaman dengan perasaan anda? Saya rasa anda tidak akan merasa tenang dengan perasaan anda sendiri (mungkin anda sudah melupakannya…dan anda pikir, itu urusan dia dengan Tuhan sekarang) tapi pernahkah kita berpikir apa yang harus kita lakukan jika seseorang telah melakukan kesalahan pada kita? Saat saya membaca kalimat Yesus saat di kayu salib mengatakan: “Ampunilah mereka, karena mereka ‘TIDAK TAHU’ apa yang mereka perbuat.. “ (Luk 23:34) saya kemudian berpikir, ..lho kalau mereka dengan ‘sengaja’ tahu apa yg mereka perbuat salah, mengapa mereka masih melakukannya ? Wah, kalau mau diceritakan lagi peristiwa waktu itu tentu panjang, singkatnya saat kita mengetahui perilaku seseorang tidak didasarkan pada prinsip yang benar, KITALAH yang TAHU apa yang harus dilakukan. That’s it! Page 6 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Itulah yang Yesus telah lakukan, dan itulah yang Yesus ajarkan pada kita. Yesus lebih concern dengan sikap dan respon kita terhadap orang lain dan itulah yang selalu Ia ajarkan..”Do good unto others what you would have them do to you” Ingat ‘hukum emas’ (Golden Rule)… Jika kita ingin diperhatikan, perhatikanlah orang lain, jika ingin dikasihi, kasihilah orang lain, jika tidak ingin disakiti orang lain, jangan sakiti orang lain, jika ingin diampuni ‘AMPUNI’lah orang lain…itulah isi seluruh hukum taurat dan kitab para nabi…! Dapatkan kita melakukannya? Sanggupkah? Tentu saja Allah tidak membiarkan kita bertanya untuk hal yang satu ini… there is always a ‘way’ to follow HIS WILL. Filipi 4:13. Termasuk ‘pengampunan’ di dalamnya…With God all things is possible, so work with HIM to practice ‘FORGINESS’ possible! Jika kita mengaku mengenal Dia, kita wajib hidup sama seperti Dia telah hidup. 1 Yoh 2:6. God bless us all.* Sulit mengampuni? TIDAK JUGA.. 4. Salib yang dipikul menjadi alat pertobatan Simon. Kutipan dalam The Sons and Daughters of God hal. 250 "The cross he {Simon} was forced to bear became the means of his conversion. His sympathies were deeply stirred in favor of Jesus; and the events of Calvary, and the words uttered by the Saviour, caused him to acknowledge that He was the Son of God." Jadi Salib yang dipikul Simon menjadi alat dalam pertobatannya kepada Yesus. Alkitab menulis bahwa dengan melihat Salib, pertobatan terjadi Fil 3:10. 5. Ingatlah, walau salib yang dipikul Simon tidak terlalu lama tapi ia mendapatkan kehormatan yang tak pernah berakhir. Simon hanya membawa salib dari sisa perjalanan yang panjang yang telah dilalui oleh Yesus. Penderitaan yang kita pikul hanyalah sementara, tapi hidup kekal, makota kehidupan akan menjadi bagian mereka yang tak pernah bersungut dalam memikul salib mereka. Roma 8:18; 2 Kor 4:17. Jadi Saudaraku, "Apakah kabar anda hari ini?" Semoga jawaban yang diterima adalah "Puji Tuhan aku baik sekali," "Aku gembira hari ini," "Kami bersyukur atas waktu dan kesempatan hari ini," dan "saya senang dengan masalah yang diberikan padaku." Ingat, kita harus mencintai salib yang telah diizinkan Tuhan menjadi bagian kita. Dari pada bersungut dan mengeluh adalah lebih baik kita menghitung berkat yang telah diperoleh hasil dari salib itu. Salib kita adalah mengikut Tuhan, dan Salib Yesus adalah melindungi dan melegahkan kita.. *** Bejana Advent Indonesia Timur Artikel Rohani BIBLICAL SABBATH: ADVENTIST PERSPECTIVE (SABAT ALKITAB: PERSPEKTIF ADVENT) Oleh: Ángel Manuel Rodríguez, Ph.D, (Mantan Direktur Lembaga Penelitian Alkitab Dari General Conference) Satu Makalah Yang Dipaparkan Pada Percakapan Antara Advent dan Katholik, Mei 2002 di John Knox Center di Jenewa, Swiss (Diterjemahkan Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau, S.Ag) Ayat-Ayat Pertentangan Lanjutan …. C. Matius 11:28-30 dan Ibrani 4:1-11: Perhentian Eskatologis dan Sabat. 1. Matius 11:29-30 Itu sudah diargumenkan bahwa perhentian yang dijanjikan oleh Yesus kepada para pengikut-Nya di dalam Matt 11:28-30 adalah perhentian Sabat eskatologis sudah dipaparkan dan diperoleh di dalam pekerjaan Yesus bagi mereka yang datang kepada-Nya.1 Ini mengisyaratkan bahwa Sabat Perjanjian Lama memiliki fungsi tipologis yang sudah dipertemukan di dalam Yesus dan mengimplikasikan bahwa pemeliharaan Sabat yang benar adalah sebuah kehidupan yang berhenti di dalam Dia.2 1 A. T. Lincoln, "Sabbath, Rest, and Eschatology in the New Testament," dalam From Sabbath to Lord's Day, diedit oleh D. A. Carson, hlm. 202. 2 Lincoln, "Sabbath, Rest," hlm. 215, menyimpulkan, “Dengan demkian Sabat yang benar, yang harus datang dengan Kristus, bukanlah harafiah, perhentian fisik tetapi dilihat sebagai yang terdiri atas keselamatan yang Allah sudah sediakan. . . Singkatnya perhentian fisik dari Sabat Perjanjian sudah menjadi perhentian keselamatan dari Sabat yang benar. Orang-orang percaya di dalam Kristus dapat sekarang hidup di dalam Sabat Allah yang sudah disingsingkan.” Craig Blomberg, "Sabbath as Fulfilled," hlm. 122-123, berkomentar bahwa oleh karena hukum sudah dipenuhi di dalam Kristus “orang-orang Page 7 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Pertanyaannya adalah apakah itu adalah bacaan yang benar terhadap teks dalam konteksnya. Pertama, gagasan bahwa Sabat memiliki fungsi tipologis di dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada perhentian eskatologis masa depan nampaknya tidak berdasar pada bukti Alkitab yang jelas. Artikel-artikel kata Sabat dalam bahasa Ibrani di Perjanjian Lama bahkan tidak menyebutkan kemungkinan bahwa Sabat digunakan untuk menunjukkan perhentian eskatologis di dalam dunia masa yang akan datang.3 Tidak ada Sabat eskatologis di dalam Perjanjian Lama walaupun, kita sudah menyebutkan, ada rujukan-rujukkan kepada fakta tersebut bahwa di dunia masa mendatang Sabat akan tetap dipelihara.4 Betapapun, konsep tersebut ditemukan Kristen tidak diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang khusus pada satu hari dari tujuh, walaupun mereka boleh jadi memilih melakukan demikian.” Jikalau saran itu diterima oleh orang-orang Kristen itu akan menciptakan kebingungan besar atau kehilangan perasaan terhadap arahan di antara orang-orang percaya. Apakah ia bermaksud bahwa para petobat baru dapat menyeleksi hari apa saja yang mereka inginkan bertemu untuk bebas beribadah dari orang-orang percaya lainnya? Atas dasar apa hari itu dipilih? Bagaimana aturan gerejani dapat dipelihara jikalau tidak ada dasar untuk pemilihan dari hari ibadah yang khusus? Akankah mereka yang menggabungkan gereja bahwa secara sukarela sudah memilih utuk bertemu pada hari Jumat dituntut untuk beribadah juga pada hari yang sama atau akankah mereka dimintakan untuk menyeleksi hari apa saja yang mereka sukai? Apa yang terjadi jika mereka ingin bertemu pada hari Rabu? Haruskah mereka dibiarkan untuk melakukannya dengan bebas akan perhentian orang-orang percaya yang sudah memutuskan untuk bertemu pada hari Jumat? Nampaknya Blomberg tidak akan berpikir melalui sarannya. Allah adalah secara pasti bijaksana di dalam pemilihan akan satu hari di dalam tujuh hari, hari ketujuh, bagi ibadah kolektif umat-Nya. 3 F. Stolz, "Sabat to cease, rest," dalam Theological Lexicon of the OT, vol. 3, diedit oleh Ernst Jenni and Claus Westermann (Peabody, MA: Hendrikson, 1997), hlm. 1297-1302; Hendrik L Bosman, "Sabbath," dalam New International Dictionary of OT Theology and Exegesis, vol. 4, diedit oleh Willem A. VanGemeren (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1997), hlm. 1157-1162; Victor HLM. Hamilton, "Shebat cease, desist, rest," dalam Theological Wordbook of the OT, vol. 2, diedit oleh R. Laird Harris (Chicago, IL: Moody), hlm. 902-903. E. Hagg, "Sabbat," dalam Theologische Worterbuch zum Alten Testament, vol. 8, diedit oleh Heinz-Josef Fairy and Helmer Ringrren (Stuttgart: Verlag W. Kohlhammer, 1993), hlm. 1056, mengulas satu seri perikop nubuat dalam Yesaya (56:2, 6; 58:13; 66:23), Yeremia (17:21-22, 24, 27) and Yehezkiel (20:12-13, 16, 20-21, 24; 22:8, 26; 23:38; 44:24; 45:17; 46:1, 3-2, 12) di dalam mana ufuk eskatologis dari pemeliharaan hari Sabat berfungsi sebagai tanda dari pengakuan iman orang-orang Israel wahyu sejarah keselamatan Yahweh dan penggenapannya. Ia tidak menjumpai perhentian eskatologis yang digambarkan sebelumnya di dalam hukum Sabat. 4 Jon Laansma, 'I Will Give you Rest:' The Rest Motif in the New Testament with Special Reference to Mt 11 and Heb 3-4 (Tubingen: J. C. B. Mohr, 1997), bertanya apakah ada sebuah Sabat eskatologis di dalam Perjajian Lama dan ia menjawab, “Jawaban yang singkat dan sederhana dari pertanyaan Bejana Advent Indonesia Timur di dalam literatur para Rabi (guru) Ibrani5 dan tendensi sudah ada untuk membaca yang kembali kepada Perjanjian Lama. Tetapi meskipun begitu Sabat memiliki sebuah muatan eskatologis di dalam Perjanjian Lama, itu jelas dalam Yesaya 66:23 bahwa realisasi pengharapan itu di dalam Israel bukan dirasakan berarti atau mengimplikasikan bahwa perhentian Sabat mingguan akan datang pada sebuah akhir. Kedua, pernyataan Yesus, “Aku akan memberikan perhentian kepadamu” harus ditafsirkan oleh konteks di dalam mana itu digunakan.6 Perhentian ini ditawarkan oleh-Nya kepada “yang letih-lesu dan berbeban berat,” disebutkan di dalam Matius 11:28. Kata kerja “berbeban berat” (phortizo) juga digunakan di dalam Lukas 11:46 merujuk kepada penafsiran-penafsiran Yahudi terhadap hukum yang sudah ini adalah, ‘tidak’ (hlm. 65), tetapi ia, tetap melanjutkan argumennya bahwa akar gagasan tersebut dipaparkan di sana oleh menggunakan perayaan Sabat yang disebutkan di dalam Yesaya 66:23 untuk menyokong gagasannya. Ia berkesimpulan, “Tanpa membaca gagasan-gagasan kemudian yang kembali ke dalam Perjanjian Lama, mungkin kita boleh katakan bahwa karakteristik dari ‘selanjutnya’ sebagai hari yang merupakan ‘Sabat secara keseluruhan’ menemukan beberapa pembenaran di dalam Perjanjian Lama, malahan itu adalah titik awalnya, walaupun itu adalah sebuah perumusan yang kurang di sana” (hlm. 67). Nampak kepada kita bahwa isyu nyatanya bukanlah kekurangan perumusan khusus di dalam Perjanjian Lama tetapi kealpaan konsep satu Sabat eskatologis di dalam Perjanjian Lama. istilah Sabat dan membacanya ke dalam perhentian eskatologis. Tetapi tidaklah jelas apakah menûchâ di Perjanjian Lama memiliki sebuah komponen eskatologis. F. Stolz, "Nûach to rest," dalam Theological Lexicon of the OT, vol. 2, hlm. 724, berkomentar bahwa gagasan bhawa Yahwe memberikan perhentian bagi umat-Nya dari musuh-musuh mereka digunakan secara eskatologis di Perjanjian Lama, dan memberikan rujukanrujukan dalam Yesaya 14:3; 32:18; bandingkan dengan Laansma, Rest Motif, hlm. 58-59. Tetapi adalah meragukan bahwa konsep tersebut dipaparkan di dalam perikop-perikop itu. H. D. Preuss, "Nûach," Theological Dictionary of the OT, vol. 9, diedit oleh G. Johannes Botterweck, Helmer Ringgren and Heinz-Josef Fairy, Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1998, menyatakan secara kategoris, “Meskipun pentingnya ‘perhetian’ di dalam kerohanian Israel, adalah menarik untuk dicatat bahwa itu tidak pernah muncul sebagai satu aspek pengharapan eskatologis di dalam Perjanjian Lama” (hlm. 285). 6 Tidak ada alasan sah untuk berargumen bahwa dalam Matius 11:28-30 Yesus sedang merujuk kepada penggenapan perhentian Sabat Perjanjian Lama oleh menyebutkan Yesaya 61:1 dan 42:1-4 (Laansma, Rest Motif, hlm. 229). Perikop-perikop tersebut malahan tidak menyebutkan perhentian Sabat mingguan. Yesaya 61:1 dapat merujuk kepada sabat yobel tahunan, tetapi tidak dapat merujuk kepada hukum Sabat. Laansma nampaknya merasa sedikit tidak nyaman dengan sarannya ini dan berkomentar dengan malu-malu, “Kita harus juga menghindari keekstriman yang lain yang terlalu mengidentifikasikan secara rapat perhentian Yesus dengan Sabat” (hlm. 230). Page 8 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 menjadi sebuah beban bagi umat itu.7 Penafsiran ini disokong oleh referensi kepada “beban” yang ringan (portion) yang Yesus tempatkan kepada para pengikut-Nya.8 Istilah “kuk” juga penting. Itu sudah ditempatkan oleh orang-orang Yahudi dan di dalam Perjanjian Baru merujuk kepada Hukum (band. Kisah 15:10; Gal 5:1).9 Di dalam Matius 11:29-30 Yesus sedang menawarkan kepada para pengikut-Nya “pengajaran-Nya sebagai penafsiran yang pasti terhadap hukum”10 dan menjelaskan kepada mereka dengan mudah dan ringan. Sifat alami dari “kuk” itu digambarkan di dalam pertentangan-pertentangan Sabat yang dicatat di dalam Matius 12:1-1411 di mana kekakuan aturan-aturan orang-orang Farisi berlawanan dengan pandangan-pandangan Yesus terhadap Sabat dan keprihatian-Nya bagi makhluk manusia dengan baik. Seseorang dapat saja menyarankan bahwa “kemudahan kuk dan keringanan beban didasarkan pada hubungan-hubungan dengan kelembutan dan kerendahan hati Yesus, yang membawa perhentian di masa kini. Walaupun Yesus dapat saja dituduh secara keras terhadap kelemahan, pengajaran-pengajaran tentang pemeliharaan Sabat di dalam perikop-perikop berikutnya (Matius 12:1-8, 9-14) membedakan-Nya dari orangorang Farisi oleh ‘keringanan’ beban mereka.” 12 Gagasangagasan tersebut harus diceraikan dari arti atau makna perhentian yang Ia tawarkan kepada para pengikut-Nya. “Perhentian” yang Yesus sedang tawarkan adalah sebuah perhentian eskatologis di dalam arti bahwa di dalam Dia akhir dari umur yang tua dan permulaan dari yang baru adalah sudah menjadi kenyataan. Di dalam konteks bahwa perhentian membebaskan dari pembebanan-pembebanan yang memberatkan aturan-aturan manusia dan membebaskan individu untuk menikmati maksud yang benar dari hukum di dalam ketertundukan kepada Dia. “Perhentian ini bukanlah kemalasan tetapi kedamaian dan kesukaan dan kepenuhan 7 Horst Balz, "Phortizo,"dalam Exegetical Dictionary of the NT, vol. 3, hlm. 437. 8 Laansma, Rest Motif, hlm. 241-243, menyarankan bahwa “penjelasan yang lebih mirip adalah pembebanan yang terdiri di dalam atau mungkin lebih baik, akibat dari kelapaan rahmat, keadilan, dan iman sebagai yang mengontrol prinsip-prinsip agama Farisi (23:23). Umat yang ‘letih-lesu dan berbeban berat’ tersebut sejalan dengan penggarisan dari 23:4 sebab, menurut Matius, secara sosial, dan agama mereka merasa bagian terberat dari apa yang sudah dijadikan oleh Yudaisme.” Hal itu adalah pandangan bernilai dan bagian yang mungkin dari beban “berat,”namun secara kontekstual itu nampaknya penekanan yang akan ada pada Halakah. 9 Hagner, Matthew 1-13, hlm. 324. 10 Ibid.; W. Schenk, "Zygos yoke; pair of scales,"dalam Exegetical Dictionary of the NT, vol. 2, hlm. 104, memperjelas bahwa “kuk” di dalam Matius adalah “milik peristilahan suatu pemahaman pemuridan dari orang yang hidup di zaman Matius, di dalam mana seseorang mengikuti penafsiran Yesus dari hukum dari pada orang-orang Farisi itu.” 11 Dengan Daniel J. Harrington, "Sabbath Tensions," hlm. 47. 12 Harrington, Matthew, hlm. 169. Bejana Advent Indonesia Timur kehidupan yang datang dengan mengenal dan melakukan kebenaran seperti yang dinyatakan oleh Anak Allah, yang selalu bersama umat-Nya.”13 Hubungan antara Matius 11:2830 dan pertentangan-pertentangan Sabat di pasal berikutnya menyarankan bahwa perhentian yang Yesus sedang tawarkan mencakup kesukaan yang penuh dari perhentian Sabat. Oleh karena itu perhentian yang Ia bawakan bukanlah seseorang yang bebas dari hukum Sabat tetapi perhentian yang juga mencakup kesukaan terhadap hukum yang membebaskan dari beban aturan-aturan manusiawi. Jadi bukannya kegenapan perhentian eskatologis-Nya yang membebaskan orang percaya dari pemeliharaan harafiah terhadap hukum itu.14 Apa yang Yesus tawarkan “bukanlah liburan dari hukum melainkan sebuah cara yang kurang memberatkan terhadap penggenapannya…Perhentian ini dibuat sedapat mungkin melalui persediaan terhadap sebuah beban yang baru.”15 2. Ibrani 4:1-11 Bagian dari surat kepada orang Ibrani ini sudah ditafsirkan sebagai bukti bagi pemeliharaan hukum Sabat di komunitas Kristen,16 tetapi juga sebagai bukti bagi pemahaman 13 Davis and Allison, Matthew, vol. 2, hlm. 289. Bacchiocchi berargumen bahwa Sabat memiliki makna tipologis yang digenapi di dalam pekerjaan penebusan Yesus tetapi ia menambahkan bahwa pemeliharaan Sabat bukanlah sudah diakhiri tetapi diperkaya oleh menjadikannya sebuah perayaan pekerjaan penebusan yang digenapi oleh Yesus (Sabbath Under Crossfire, hlm. 170-173). Baginya fungsi tipologis dari Sabat perjanjian Lama dan pemeliharaan Sabat yang nyata sesudah penggenapannya di dalam Yesus bukanlah kontradiksi teologis. 15 Hare, Matthew, hlm. 128-129. Carson membawakan perhentian yang disebutkan dalam Matius 11:28-30 sebagai “perhentian Injil yang mana Sabat selalu ditunjuk” dan bahwa “sekarang sedang menyingsing” ("Jesus and the Sabbath," hlm. 75). Oleh itu ia mengartikan bahwa Sabat adalah lambang dari perhentian injil dan berakhir ketika itu digenapi di dalam Yesus. Adalah mustahil untuk mencapai kesimpulan itu oleh membaca perikop di dalam konteks yang dipaparkan. Ia mengandalkan tradisi-tradisi Yahudi berkenaan dengan Sabat sebagai perhentian eskatologis. Laasman, Rest Motif, hlm. 230231, mempertimbangkan bahwa Carson “mungkin benar” di dalam ucapannya, tetapi kemudian menambahkan bahwa “Matius tidak membawa kita di seberang isyarat ini.” Kita ingin tahu berapa banyak yang dapat dibangun di atas sebuah eskatologi Sabat yang tidak dipaparkan jelas di dalam konteks. Berkenaan dengan kehadiran konsep perhentian eskatologis dalam Matius, Laasman hanya sanggup berbicara tentang “kemungkinan bahwa gagasan perhentian eskatologis –sebagaimana yang dibayangi di dalam Perjanjian Lama-berada di dalam pikiran Matius” (hlm. 232). Namun, ia membangun begitu banyak “kemungkinan” seperti itu. 16 Bacchiocchi, Sabbath Under Crossfire, hlm. 124-125, menafsirkan istilah Yunani sabbatismos sebagai yang merujuk kepada pemeliharaan harafiah dari hari ketujuh dan menyimpulkan bahwa “perhentian Sabat yang tetap tertinggal bagi umat Allah (Ibrani 4:9) tidak sekedar kemalasan, bagi penulis kitab Ibrani, melainkan sebuah kesempatan yang 14 Page 9 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 baru orang Kristen di dalam istilah dari pelaksaan “tugas kita terhadap pemeliharaan Sabat… oleh melatih iman kita” dan bukan melalui penurutan literal kepada hukum. 17 Yang lain sudah menyimpulkan bahwa “perikop ini tidak mengatakan apa-apa kepada kita mengenai pemeliharaan atau non pemeliharaan akan Sabat.”18 Ini secara sederhana menunjukan bahwa hubungan telah dibuat di dalam teks antara tawaran Allah akan perhentian kepada umat-Nya dan rujukan kepada Sabat yang tidak sejelas beberapa orang mungkin pikirkan dan bahwa oleh karena itu kita harus berhati-hati untuk tidak membaca ke dalam teks lebih dari pada yang diijinkannya. Pertama, kita harus mengakui bahwa maksud utama dari Ibrani 3:7-4:11 adalah untuk menekankan keperluan bagi ketekunan dan kesetiaan di dalam komunitas Kristen. 19 Diskusi tetantang perhentian Allah adalah sub pokok bahasan kepada tujuan yang lebih khusus. Itu menjelaskan mengapa tidak ada diskusi terperinci dari sifat alami perhentian yang Allah berikan kepada umat-Nya di masa lalu tetapi itu masih tersedia bagi mereka “sekarang ini.” Itu juga menjelaskan penekanan yang ditemukan melalui Ibrani pasal 4 pada masalah ketidakpercayaan dan ketidakpenurutan dan kebutuhan bagi kerajinan di dalam kehidupan Kristen. Kedua, maksud pokok atau tujuan dari ketekunan atau kesetiaan adalah untuk memastikan bahwa orang-orang percaya akan memasuki perhentian Allah. Generasi Keluaran tidak memasuki perhentian itu, walaupun itu tersedia bagi mereka, sebab ketidakpercayaan mereka. Faktanya bahwa itu sudah dibaharui setiap minggu untuk masuk ke dalam perhentian Allahuntuk membebaskan Hebrews, seseorang dari kesibukan pekerjaan agar supaya dapat mengalami dengan bebas oleh iman terhadap penciptaan dan perhentian penebusan (hlm. 169). 17 Lincoln, "Sabbath, Rest, and Eschatology," hlm. 213; A. G. Shead, "Sabbath," dalam New Dictionary of Biblical Theology, diedit oleh T. Desmond Alexander and Brian S. Rosner (Downers Grove, IL: InterVarsity, 2000), hlm. 749; dan juga William L. Lane, Hebrews 1-8 (Dallas, TX: Word, 1991), hlm. 102, yang mengucapkan, “Pemeliharaan Sabat sekarang dimintakan oleh komunitas yang rajin untuk memasuki perhentian Allah melalui latihan iman di dalam firman perjanjian dan tanggungjawab penurutan kepada suara Allah di dalam Kitab Suci 18 Laansma, Rest Motif, hlm. 317. Judith Hoch Wray, Rest as a Theological Metaphor in the Epistle to the Hebrews and the Gospel of Truth (Atlanta, GA: Scholars, 1998), berargumen bahwa “perhentian yang dibicarakan oleh penulis kitab Ibrani tidak memasuki satu negeri maupun ke dalam upacara ritual yang dipraktekkan tiap-tiap Sabat oleh umat tersebut.” Itu “berarti memasuki perhentian Allah dan satu perhentian dari pekerjaan-pekerjaan mereka sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan Allah. . . . Satu penjelasan yang penuh dari perhentian tersebut tidak pernah diberikan. . . Tema ….tidak pernah lagi terdengar dari bibir-bibir pengkhotbah ini”(hlm. 91). Dari sini ia menyimpulkan bahwa “metafora perhentian berfungsi sebagai sebuah illustrasi khotbah yang diperluas dan efektif.” (hlm. 92). 19 Lihat Harold W. Attridge, The Epistle to the Hebrews (Philadelphia, PA: Fortress, 1989), hlm. 22; and Laansma, Rest Motif, hlm. 260. Bejana Advent Indonesia Timur tersedia bagi umat Allah sejak penciptaan dunia. Fakta bahwa umat Allah di zaman Perjanjian Lama tidak memasuki perhentian Allah berarti bahwa itu masih tersedia bagi orangorang Kristen. Tetapi mereka harus belajar dari generasi Keluaran dan menghindarkan ketegaran hati mereka dengan ketidakpercayaan. Ketiga, perhentian secara mendasar adalah sebuah janji eskatologis bahwa, walaupun ditawarkan kepada orang Israel, namun itu belum lagi disadari mereka. Itu tetap akan digenapi (4:1, 9) dan orang-orang percaya didesak untuk membuat setiap usaha untuk memasuki perhentian ini (4:11). Namun itu nampaknya pada saat yang sama menjadi pengalaman masa kini: “Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian” (4:3). Mungkin apa yang kita temukan di sini adalah penekanan Perjanjian Baru antara “sudah/belum” terhadap eskhatologi orang Kristen. Kitab Ibrani menekankan apa yang Allah sudah lakukan kepada kita melalui Kristus sebagai korban dan imam besar kita tetapi pada saat yang sama ada pengakuan bahwa “umat Allah masih merupakan pengembara dan orang asing di atas bumi ini pada perjalanan meuju tujuan surgawi, hidup oleh pengharapan. Sehingga, Injil datang kepada kita baik sebagai fakta maupun sebagai janji. Jadi perhentian itu masih tersedia di dalam pasal 4:1-11. Umat Allah sekarang bahkan boleh memasuki perhentian itu, tetapi mereka akan mengalami perhentian di dalam kepenuhannya hanya pada saat kedatangan Yesus kedua kali.”20 Kita jelas sedang terkait di sini dengan makna eskatologis dari konsep Alkitab tentang perhentian.21 Keempat, walaupun perhentian tidak didefinisikan secara jelas oleh penulis, itu mengikuti apa yang kita sudah katakan bahwa di dalam arti yang paling luasnya itu adalah “kebahagiaan keselamatan di dalam Yesus Kristus, ke alam mana kita memasuki oleh iman di dalam Dia-satu kesukaan bahwa sudah merupakan kenyataan orang-orang Krsiten tetapi itu akan mencapai sebuah dimensi yang lebih mendalam di dalam rumah kekal kita dengan Allah.” 22 Oleh karena kitab 20 William G. Johnsson, Hebrews (Boise, ID: Pacific Press,1994), hlm. 94. Untuk diskusi pengertian dari the present tense (bentuk waktu sekarang) di dalam Ibrani 4:3 lihat David A. DeSilva, Perseverance in Gratitude: A Socio-Rhetorical Commentary on the Epistle 'to the Hebrews' (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2000), hlm. 153-156. 21 Bandingkan dengan Lane, Hebrews 1-8, hlm. 98. 22 Untuk diskusi saran-saran berbeda yang dibuat berkenaan pengertian dari perhentian itu, berkonsultasilah dengan Attridge, Hebrews, hlm. 126-129. Ia menggunakan soteriologi dari kitab Ibrani untuk mendefinisikan perhetian Allah dan menulis, “Perumpamaan dariperhentian adalah yang terbaik untuk dipahami sebagai lambang kompleks bagi seluruh proses soteriologis yang kitab Ibrani tak pernah bicarakan secara lengkap, tetapi yang mana mencakupkan baik dimensi pribadi maupun kelompok. Itulah proses dari memasuki hadirat Allah, negeri kediaman surgawi (11:16), kerajaan yang tak tergoyahkan (12:28), dimulaikan pada baptisan (10:22) dan diakhiri dengan eskatologis secara menyeluruh” (hlm. 128). Lihat Paul Page 10 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Ibrani tidak mengeksplorasi sifat alami khusus dari perhentian itu, kita harus menghindari spekulasi-spekulasi yang tak perlu.23 Kelima, Mazmur 95:11 digunakan untuk mendemostrasikan bahwa janji perhentian dijumpai di Perjajian Lama yang masih tetap belum digenapi tidak disebabkan ketidakmauan umat Allah memenuhinya tetapi oleh sebab ketidakpercayaan umat-Nya. Oleh karena itu tidak dapat diidentifikasikan dengan memasuki tanah Kanaan.24 Perhentian Sabat tidak disamakan dengan perhentian eskatologis tetapi itu digunakan untuk menyarankan bahwa, seperti perhentian Sabat, perhentian eskatologis “menemukan karya dan esensi di dalam Sabat purba milik Allah.”25 Dari sudut pandang penulis, perhentian eskatologis dan Sabat kedua-duanya bersifat temporal dan pengalaman-pengalaman kesejarahan.26 Keenam, perhentian Sabat menggambarkan sifat alami perhentian yang masih tersedia sebagai perhentian yang menuntut berhenti dari pekerjaan-pekerjaan seseorang. Inilah karakteristik baik hari ketujuh maupun perhentian eskatologis. Seseorang dapat saja mengatakan bahwa Ibrani 4:10 “contohcontoh perhentian sesudah Sabat dari Kejadian 2:2; itulah satu ‘perhentian dari pekerjaan-pekerjaan.’”27 Pekerjaan-pekerjaan dalam kitab Ibrani bukan sedang merujuk kepada yang diidentifikasi secara khusus tetapi itu dapat disarankan bahwa secara kontekstual mereka bukanlah pekerjaan-pekerjaan terhadap hukum. Diskusi tulisan Paulus tentang pembenaran oleh iman melawan pembenaran oleh perbuatan terhadap hukum adalah asing kepada argumen surat-surat kiriman (epistel).28 Berdasar kepada Ibrani 3:6, seseorang dapat menyarankan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang kitab Ibrani sebutkan mungkin adalah akibat dari “kejahatan, ketidakpercayaan hati, dikeraskan oleh dosa, yang membawa kepada pemberontakan, ketidakpenurutan, dan ketidaksetiaan. Berlawanan dengan jalan ini itu menandai Israel kuno, Allah memegang kita pada perjalanan iman, seseorang yang mempercayai Allah dan berjalan dengan kesabaran dan ketekunan.”29 Ketujuh, Perhentian yang masih tertinggal, - Ellingworth, Commentary on Hebrews: A Commentary on the Greek Text (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1993), hlm. 247. 23 Ibid 24 Lihat Paul Ellingworth, Commentary on Hebrews: A Commentary on the Greek Text (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1993), hlm. 247. 25 Laansma, Rest Motif, hlm. 317. 26 Niels-Erik Andreasen, Rest and Redemption: A Study of the Biblical Sabbath (Berrien Springs, MI: Andrews University Press, 1978), hlm. 114. 27 Laansma, Rest Motif, hlm. 296; bandingkan dengan Craig R. Koester, Hebrews (New York: Doubleday, 2001), hlm. 279: "Umat Allah memanang ke depan untuk menerima kemuliaan dan kehormatan untuk mana Allah menciptakan mereka (Ps 8:4-6; Heb 2:5-9), dan ‘Sabat’ adalah jalan yang sesuai untuk memimpikan realisasi dari janji ini.” 28 Johnsson, Hebrews, hlm. 96-97. 29 Ibid., hlm. 96. Bejana Advent Indonesia Timur sabbatismos (Ibrani 4:9)-adalah yang ditinggalkan tak dipenuhi di dalam Perjanjian Lama-katapausis.30 Tetapi kata sabbatismos menjadikan kontribusinya sendiri kepada diskusi di dalam yang mendefiniskan secara jelas katapausis ("perhentian") eskatologis sebagaimana perhentian Sabat Allah. Itulah yang mau dikatakan, perhentian Sabat digunakan untuk menggambarkan sifat alami dari perhentian eskatologis. 31 Ini adalah hal yang penting di dalam hal itu menyarankan bahwa bagi penulis Ibrani, teologia Sabat adalah sangat bermakna bahwa ia menggunakannya untuk menafsirkan perhentian 30 Oleh karena katapausis dalam Alkitab Septuagin (LXX) menunjukkan “perhentian” dan “tempat perhentian” (negeri sebagai tempat perhentian bagi umat Allah dan kaabah sebagai tempat perhentian Allah), Otfried Hofius sudah berargumen bahwa didalam kitab Ibrani pengertian setempat adalah sesuatu yang benar.” “Penulis memahami katapausis disebutkan di dalam Mazmur [94:11] menjadi tempat tingal surgawi dari Allah, yang Allah tetapkan sebagai tempat perhentian eskatologis. . . . bagi umat-Nya” [“Katapausis atau perhentian (dalam bahasa Yunani sebagai kata benda)]; tempat perhentian,” dalam Exegetical Dictionary of the NT, vol. 2, diedit oleh Horst Balz and Gerhard Schneider [Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1991], hlm. 266). Ia mengambil kata Yunani sabbatismos untuk menunjukkan bukan sebagai tempat perhentian tetapi “perayaan Sabat kekal dari keselamatan, contohnya, peribadatan komunitas yang sempurna di hadapan tahta Allah” (“Kata Yunani Sabbatismos atau pemeliharaan sabat; perhentian sabat,”dalam Exegetical Dictionary of the NT, vol. 3, hlm. 219; lihat juga s Laansma, Rest Motif, hlm. 277). Sabbatismos bukan kata yang dapat digunakan secara dengan kata perhentian atau katapausis, tetapi “menunjukkan secara lebih rapat apa yang umat Allah harus harapkan ketika mereka memasuki katapausis atau perhentian Allah” (ibid.). Adalah benar bahwa katapausis dapat berarti “tempat perhentian,” yang merujuk kepada kaabah, tetapi pengertiannya nampaknya dituntut di dalam Ibrani 4, secara khusus sejak orang-orang Kristen mengalaminya sementara memandang ke depan kepada puncaknya di masa yang akan datang; untuk sebuah evaluasi terhadap pandangan Hofius lihat Albert Vanhoye, "Trois ouvrages recents sur l'Epitre aux Hebreux," Biblica 5 (1971):68. Kata benda sabbatismos, didokumentasikan untuk pertama kali dalam literatur Yunani dalam di mana dalam bahasa Ibrani berarti “pemeliharaan Sabat” dan kata kerja, digunakan di dalam Alkitab Septuagin (LXX),berarti “merayakan/memelihara Sabat.” Kitab Ibrani membandingkan perhentian eskatoligis dengan pemeliharaan Sabat di dalam pengertian bahwa mereka yang memasukinya berhenti dari pekerjaan-pekerjaan mereka, seperti yang diindikasikan dalam Ibrani 4:10. Apakah istilah itu juga menunjukkan perayaan sukacita dari Sabat keselamatan yang kekal di hadapan tahta Allah secara kontekstual adalah kurang pasti, walaupun itu bukan mustahil (bandingkan Ibrani 12:22, 23). Adalah baik untuk diketahui bahwa “dalam tradisi Yahudi secara umum Sabat tidak sekedar sesuatu saat ketidakaktifan yang tenang tetapi sesuatu pujian hari raya dan perayaan.” (Attridge, Hebrews, hlm. 131). 31 Nello Casalini, Agli Ebrei: Discorso di esortazione (Jerusalem: Franciscan Printing Press, 1992), berkomentar, "Il sabbatismos di 4,9 indica il riposo rituale sabbatico. Mai poiche e referito al riposo di Dio, lo si deve considerare una metafora o immagine di questo." Page 11 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 eskatologis Allah.32 Konteks tidak menyokong saran bahwa hukum Sabat sudah digenapi di dalam perhentian keselamatan yang Yesus bawakan, membuat itu tidak perlu lagi bagi orangorang Kristen untuk menurutinya.33 Pemberian Sabat seperti hari perhentian di dalam Perjanjian Lama tidak menuntut umat untuk mengesampingkan pemeliharaan literal dari hukum Sabat. Perhentian eskatologis seperti hari Sabat bukanlah mengganti tempatnya, mereka tidak sepadan. Di samping itu, memasuki perhentian Allah di dalam Ibrani 4 tidak berarti bahwa Sabat sudah digantikan. Agar memasuki perhentian Allah di dalam Ibrani 4 teks tersebut hanya menuntut ketekunan dan kesetiaan, berhenti dari pekerjan-pekerjaan kita dan tidak menolak hukum Sabat. Pada kahirnya, adalah penting meyebutkan bahwa Ibrani 4 sama sekali tidak mengatakan apaapa tentang pelembagaan sebuah hari perhentian baru, seperti contoh hari minggu. Bersambung…. MENDALAMI BERSAMA PEKABARAN AJARAN DASAR GMAHK MELALUI WAHYU 14:12 Bagian X Artikel Rohani Johnsson, Hebrews, hlm. 96, menulis, “Dalam penghakimanku, Ibrani 4:1-11 memberikan kita bukti yang terkuat setuju terhadap Sabat hari ketujuh di dalam seluruh Perjanjian Baru. Namun hal itu tidak demikian tanpa penerapan langsung atau undangan untuk memelihara Sabat. Penerapan langsung boleh menyarankan bahwa orang-orang Kristen di zaman kitab Ibrani sedang memperdebatkan yang mana hari untuk dipelihara. Tetapi kitab Ibrani memperkenalkan secara tidak langsung, di dalam sebuah cara yang tak membela dan sangat positif. Perhentian kita di dalam Kristus, kata penulis, memiliki kualitas Sabat. Seperti halnya Sabat. . . . Dua kesimpulan nampaknya tak apat diloloskan. Pertama, bagi dia dan para pembaca. Sabat mempunyai konotasi positif. Jika mereka tetap menganggapnya satu beban, hal–hal sisa terakhir dari agama perhambaan, penulis akan kehilangan audensinya pada saat yang kritis ini. Kedua, baik dia maupun audensinya sama-sama memelihara Sabat. Mereka tidak harus memikirkan tentang hari apapun yang lainnya. Pasti mereka tidak sedang memperdebatkan kebaikan hari Sabat melawan hari Minggu. Hanya di dalam konteks tersebut dapat ia sebutkan perhentian di dalam Kristus suatu sabbatismos." 33 Lane menyatakan bahwa di dalam kitab Ibrani “pemeliharan Sabat sekarng diharapkan komunitas yang rajin untuk memasuki perhentian Allh melalui latihaniman di dalam firmanakan janji dan tanggapan terehadap penurutan kepada suara Allah di dalam Kitab Suci”(Hebrews, hlm. 102). Tetapi kesimpulan tersebut secara menyeluruh tak dapat dijamin sebab Ibrani 4 tidak tertarik di dalam mempromosikan atau mendefinisikan bagaimana seharusnya hukum Sabat itu harus dipelihara. Terbukti posisinya dapat dijelaskan sebagai “sebuah penyerapan yang tak terang-terangan dari pembelahan dua bagian (dikhotomi) antara ‘iman’ lama melawan ‘tindakan-tindakan’ (yang satu itu sendiri berada dalam kebutuhan menuansakan di dalam terang pengakuan bahwa Paulus melawan ‘tindakantindakan tidak baik’ tetapi ‘tidakan-tindakan akan Torah’ di dalam pengertian tanda-tanda yang mempertahankan batas etnis) ke dalam kitab Ibrani” (DeSilva, Perseverance in Gratitude, hlm. 137). 32 Bejana Advent Indonesia Timur Oleh : Sonny Maromon, STh. Healing Way Indonesia Lanjutan … Menggabungkan semua rangkaian dalam Ayat 12. Kalimat pertama : “Yang penting di sini adalah ketekunan orang-orang kudus” menunjuk kepada Hadirat Tuhan yang mempertahankan umatumat-Nya dalam keadaan kudus dan tak berubah dalam keadaan apapun. Point utamanya adalah HADIRAT TUHAN itulah yang menguduskan mereka dan membuat mereka bertahan. Kalimat kedua: “mereka yang menuruti perintah-perintah Allah adalah imanNya Yesus. Bagaimana mungkin “mereka” tetapi itu adalah “Yesus” Isubesar apa yang sebenarnya terjadi yang hendak di gambarkan oleh kalimat ini? Terlihat kalimat itu menggambarkan keduanya tidak terpisah…tetapi apakah hal itu menyatakan bahwa keduanya hanya sekedar bersama-sama? Ataukah ada yang lebih dari itu? Page 12 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 1. Jika hanya sekedar bersama-sama maka kata “dan” sudah cukup menggambarkannya. Namun meta pesan besar apa yang hendak disampaikan? Itu adalah sebuah peristiwa penyatuan keduanya antara Kristus dan “mereka” yang melebihi peristiwa sekedar bersama-sama. Gambaran yang dinyatakan pada pengertian itu adalah sebuah penyatuan keduanya antara Kristus dan “mereka” yang melebihi peristiwa sedekar bersama yang digambarkan dengan peristiwa pernikahan. Gambaran penyatuan dari suatu keterpisahan ini dapat kita lihat juga pada makna "salib" yaitu suatu penyataan Agape yang menyatukan kedua pihak yang terpisah oleh dosa. Dengan kata lain pada kalimat kedua memberikan kenyataan Salib yang di lakukan oleh Yesus dalam Iman-Nya di dalam diri “mereka” Namun kembali lagi kita melihat terjemahan KJV 2. 3. 4. TANPA PENGANTARA (pekerjaan pengampuan dosa), Daniel 12:1; GC 425. 1,2 (Jika mereka berbuat dosa tidak ada yang akan mengampuni mereka). MENGALAMI PENCOBAAN MAUT Daniel 12:1 Wah 7:14 Seakan-akan ditinggalkan Tuhan seperti tiga sahabat Daniel, menyerahkan diri. (Jika mereka jatuh ke dalam pencobaan, maka MAUT adalah akibatnya sebab tidak ada yang mengampuni mereka) TIDAK BERCACAT CELA Wah 14:4, 5. MENDAPATKAN KEDUDUKAN MELAYANI TUHAN DI HADIRATNYA. Wah 7:14,15, EW 18.2, RH May 29, 1900, RH, May 8, 1894 par. 1, 1MR 201.1, 5T 473, PK 587-589. Rev 7:14 And I said unto him, Sir, thou knowest. And he said to me, These are they which came out of great tribulation, and have washed their robes, and made them whiteIN THE BLOOD OF THE LAMB. Rev 7:15 Therefore are they before the throne of God, and serve him day and night in his temple: and he that sitteth on the throne shall dwell among them. “Here is the patience of the saints: hereare they that keep the commandments of God, namely the faith of Jesus.” Di dalam ayat ini terdapat dua kali penggunaan kata “Hodes”. Di antara kalimat pertama dan kedua terdapat kata “Hodes” (here) kembali sebagaimana kata itu ditempatkan pada urutan pertama ayat ini. Sebagaimana yang kita telah lihat pada observasi sebelumnya, fungsi penggunaan kata Hodes ini memberikan indikasi sebagai bentuk untuk menunjuk kepada fokus yang dimaksud dari suatu perbandingan dan mempertegas focus itu melebihi dari yang lainya dalam perbandingan itu. Dengan kata lain kita melihat pada kalimat pertama dan kalimat kedua jika ditempatkan kata “hodes” maka hal itu menunjukkan bahwa focus pada kedua kalimat itu lebih ditegaskan pada kalimat kedua. Apa yang hendak ditegaskan di sana? Kalimat pertama menyatakan hadirat Tuhan, dan kalimat kedua meyatakan kenyataan salib Kristus yang terjadi di dalam mereka. Dengan kata lain Hadirat Tuhan - “Hodes”- kenyataan salib Kristus yang terjadi pada “mereka” yang artinya Hadirat Tuhan itu dinyatakan oleh Kenyataan Salib Kristus yang terjadi pada "mereka" (Galatia 2:20). Mereka adalah orang-orang yang melewati masa pencobaan maut, jubah (tabiat) mereka sendiri dijadikan putih (bersih / tanpa noda). Bagaimana caranya? Hal itu terjadi “di dalam darah anak Domba.” Ayat itu tidak menyatakan “di dalam Anak Domba”, tetapi “di dalam DARAH Anak Domba”. Kalimat ini memberikan sebuah kenyataan darah yang tercurah… Darah siapa? Darah Anak Domba yang sedang “tersembelih dan tercurah” ini adalah suatu gambaran kenyataan tentang sebuah peristiwa yang terjadi kepada mereka. Dan peristiwa itu adalah peristiwa salib. Dan itu bukanlah sekedar suatu kenyataan salib yang terjadi di masa lampau tetapi ITU ADALAH PENGALAMAN KENYATAAN SALIB YANG MEREKA ALAMI SENDIRI YANG MEMBERSIHKAN MEREKA “ἐλεύκαναν αὐτὰς “. Paulus di dalam pengalamannya ia mengatakan “…Aku telah disalibkan dengan Kristus” Gal 2:19, Kemudian lebih lanjut ia menyatakan “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan” Roma 6:6, Kenyataan Salib Apakah benar mereka sedang mengalami salib? Sebagaimana kita telah melihat bahwa mereka ini adalah yang mengalami kesaksian yang Yesus saksikan di bumi ini yaitu Bejana Advent Indonesia Timur O foolish Galatians, who hath bewitched you, that ye should not obey the truth, before whose eyes Jesus Christ hath been evidently set forth, crucified among you? Gal 3:1 Terjemahan bebasnya, Page 13 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Gal 3:1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu sehingga kamu tidak lagi menuruti kebenaran yang oleh mana Yesus Kristus telah terbukti disalibkan dengan jelas di depanmu? Melalui perkataan yang dikemukakan oleh Paulus dalam ayatayat di atas, Pada saat itu secara fisiknya Yesus telah tersalibkan dan terangkat ke Surga, namun Paulus menyatakan kepada mereka suatu kenyataan peristiwa salib yang sedang terjadi kepada setiap pribadi setelah kenaikan Yesus ke Surga. “Sedikit yang memikirkan hubungan ini dengan Tuhan. Sedikit yang memberikan perhatian kepada penderitaan yang talah diakibatkan oleh dosa kepada Pencipta kita. Segenap Surga mengalami penderitaan di dalam kesengsaraan Kristus; TETAPI KESENGSARAAN ITU TIDAKLAH DIMULAI DAN DIAKHIRI DENGAN MANIFESTASI KRISTUS SEBAGAI MANUSIA. SALIB ADALAH SUATU MANIFESTASI KEPADA INDRA KITA YANG TUMPUL TERHADAP PENDERITAAN SEJAK MULANYA YANG TELAH DIBAWA OLEH DOSA KE HATI TUHAN.“ {Ed 263.1) …that His shameful death IS A PART of the plan of redemption. {DA 419.4} Berapa kalikah Yesus mengalami salib? Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, 1Pet 3:18 Yesus di salibkan hanya sekali untuk semua dosa. Kapankah itu terjadi? Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Heb 6:4-6 “Anak Domba yang telah disembelih sejak/sebelum dunia dijadikan” Wahyu13:8 (KJV) “And I beheld, and, lo, in the midst of the throne and of the four beasts, and in the midst of the elders, stood a Lamb as it had been slain, having seven horns and seven eyes, which are the seven Spirits of God sent forth into all the earth.” Rev 5:6 Kematian-Nya yang hina adalah bagian dari rencana penebusan {DA 419.4} “THE WORLD'S REDEEMER GAVE HIS LIFE as A CONTINUAL SACRIFICE in order to save man. He withdrew from the kingdom of heaven, and consecrated Himself to the work of ministering to the sorrows of suffering humanity. . . “ 2MR 98.2 Penebus dunia mengaruniakan hidupnya sebagai suatu kurban yang terus menerus untuk menyelamatkan seorang manusia. Ia meninggalkan Kerajaan Surga, dan mempersembahkan DiriNya kepada pekerjaan pelayanan pada kesengsaraan dari penderitaan manusia… “ 2MR 98.2 Pengalaman kenyataan salib itu jugalah yang dialamai oleh “mereka” yang mencuci jubah mereka sendiri dalam “pengalaman kenyataan salib”. Jika semua orang mengalami salib, bagaimana mungkin nantinya ada yang binasa (mengalami neraka) dan ada juga yang selamat? Lebih jauhnya lagi apa artinya salib? Bersambung…. Kata “Had Been Slain” (Wah 5:6) Dalam bahasa Asli Greek merujuk kepada Perfect tense: ἐσφαγμένον (esphagmenon) : have been killed (perfect tense/ past, present and future) Itu adalah yang sebuah peristiwa yang telah terjadi nyata sejak adanya dosa… dan akan terus berlangsung selama masalah dosa bagi manusia itu belum diselesaikan. Salib adalah sebuah kenyataan peristiwa yang sedang terjadi sejak dari awal, yang Tuhan demonstrasikan pada peristiwa tahun 31 AD agar dapat dimengerti dengan jelas oleh manusia yang terbatas tentang AGAPE yang tak terbatas. Bejana Advent Indonesia Timur Page 14 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu." 1 Korintus 9:7-14. Jemaat Yang Dermawan Kisah Para Rasul - Ellen G. White D alam suratnya yang pertama kepada Sidang di Korintus, Paulus memberikan kepada orang-orang percaya petunjuk mengenai prinsip-prinsip umum yang mendasari sokongan terhadap pekerjaan Allah di dunia ini. Menulis tentang pekerjaan kerasulannya untuk kepentingan mereka, ia bertanya: "Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu? Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata demikian? Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik! Lembukah yang Allah perhatikan? Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya. "Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi daripada kamu? Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu daripada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah mendapat bagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah Bejana Advent Indonesia Timur Rasul itu maksudkan dalam hal ini rencana Allah untuk memelihara imam-imam yang melayani dalam bait suci. Mereka yang diasingkan untuk pekerjaan yang suci ini disokong oleh saudara-saudaranya, kepada siapa mereka melayani berkat-berkat rohani. "Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel," Ibrani 7:5. Suku Lewi dipilih oleh Tuhan untuk tugas yang suci mengenai bait suci dan keimamatan. Tentang imam dikatakan, "Sebab dialah yang dipilih oleh Tuhan, Allahmu . . . senantiasa melayani Tuhan dan menyelenggarakan kebaktian." (Ulangan 18:5). Sepersepuluh dari segala pertambahan dituntut oleh Allah sebagai milik-Nya sendiri, dan untuk menahan persepuluhan dianggap oleh-Nya sebagai perampokan. Adalah rencana ini untuk menyokong kependetaan yang dimaksudkan oleh Paulus bila ia berkata, "Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu." Dan kemudian, dalam menulis kepada Timotius, rasul itu berkata, "Seorang pekerja patut mendapat upahnya." 1 Timotius 5:1 8. Pembayaran persepuluhan hanyalah sebagian dari rencana Allah untuk menyokong pelayanan-Nya. Banyak pemberian dan persembahan telah ditentukan Tuhan. Di bawah peraturan Yahudi orang-orang diajar untuk menghargai roh kedermawanan baik dalam menunjang pekerjaan Allah dan dalam menyediakan keperluan-keperluan orang yang berkekurangan. Untuk kesempatan-kesempatan yang khusus terdapatlah persembahan sukarela. Pada penuaian dan hasil pungutan, buah-buah permulaan dari bendang--jagung, anggur, dan minyak--dipersembahkan sebagai suatu persembahan kepada Tuhan. Pengumpulan sisa-sisa dan sudut-sudut bendang disediakan bagi orang-orang miskin. Buah pertama dari wol bila domba-domba sudah digunting, dari biji-bijian bila gandum telah diirik, disisihkan bagi Allah. Demikian pula dengan anak sulung dari segala binatang, dan harga penebusan dibayar untuk anak yang sulung. Buah yang pertama dipersembahkan kepada Tuhan di bait suci dan kemudian diabdikan untuk digunakan oleh imam-imam. Oleh kedermawanan ini Tuhan berusaha untuk mengajarkan kepada bani Israel bahwa dalam segala sesuatu Ia haruslah yang mula-mula. Jadi mereka diingatkan bahwa Allah adalah pemilik ladang mereka, kawanan domba mereka, dan ternak mereka; bahwa Ialah yang memberikan cahaya matahari dan hujan yang mengembangkan dan mematangkan hasil panen. Segala sesuatu Page 15 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 yang mereka miliki adalah kepunyaan-Nya; mereka hanyalah jurukunci bagi harta benda-Nya. manusia pekerjaan memberikan kepada dunia kekayaan kebaikan, rahmat, dan kebenaran. Bukanlah maksud Allah bahwa orang-orang Kristen, yang kesempatannya jauh melebihi mereka dari bangsa Yahudi, akan lebih kurang memberikan daripada yang mereka berikan. "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi," Juruselamat menjelaskan, "daripadanya akan banyak dituntut." Lukas 12:48. Kedermawanan yang dituntut dari orang-orang Ibrani sangatlah menguntungkan bangsa mereka sendiri; pada dewasa ini pekerjaan Allah tersebar ke seluruh dunia. Pada tangan pengikut-pengikut-Nya, Kristus telah menempatkan harta Injil, dan ke atas mereka Ia telah meletakkan tanggung jawab untuk memberikan kabar kesukaan tentang keselamatan kepada dunia. Sudah tentu tugas kita adalah jauh lebih besar daripada orang-orang Israel pada zaman purba. Roh loba inilah yang menuntun manusia untuk menjaga kepuasan diri sendiri yang sebenarnya kepunyaan Allah, dan roh kebencian inilah yang kepada-Nya sekarang seperti bila melalui nabi-Nya. Ia mempersalahkan umat-Nya dengan keras dengan berkata, "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Maleakhi 3:8, 9. Sementara pekerjaan Allah menjadi lebih luas, panggilan untuk pertolongan akan datang lebih dan lebih sering lagi. Supaya panggilan-panggilan ini boleh dijawab, orang-orang Kristen haruslah memperhatikan perintah, "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku." Maleakhi 3:10. Jika orang-orang yang mengaku Kristen akan dengan setia membawa kepada Tuhan persepuluhan dan persembahan mereka, perbendaharaan-Nya akan penuh. Tidak akan ada kesempatan untuk terpaksa menggunakan pasar amal, lotre, atau pesta kesukaan untuk mendapatkan dana guna menunjang Injil. Manusia tergoda untuk menggunakan harta mereka dalam pemanjaan diri, dalam pemuasan selera, dalam perhiasan pribadi, atau dalam perhiasan rumah mereka. Untuk maksud ini banyak anggota gereja tidak ragu-ragu untuk membelanjakan dengan bebas dan malahan dengan borosnya. Tetapi bila diminta untuk memberi kepada perbendaharaan Tuhan, menjalankan pekerjaan-Nya di dunia ini, mereka berkeberatan. Barangkali, merasa bahwa mereka tidak dapat berbuat sebaliknya, mereka mendermakan suatu jumlah yang jauh lebih kecil daripada sering mereka belanjakan untuk pemuasan nafsu yang tidak perlu. Mereka tidak menunjukkan kasih untuk pekerjaan Kristus, tidak ada perhatian yang sungguh-sungguh dalam menyelamatkan jiwa-jiwa. Tidak heran lagi bahwa kehidupan Kristen seperti itu hanya keadaan yang kerdil dan sakit-sakitan! Ia yang hatinya berapi-api dengan kasih Kristus akan menganggapnya bukan saja sebagai suatu kewajiban, tetapi suatu kesukaan, untuk menunjang kemajuan pekerjaan yang paling tinggi dan paling suci yang dipercayakan kepada Bejana Advent Indonesia Timur Roh kedermawanan adalah roh surga. Roh ini mendapat pernyataan yang paling tinggi dalam pengorbanan Kristus di salib. Untuk kepentingan kita Bapa memberikan Anak-Nya yang tunggal; dan Kristus, setelah memberikan segala sesuatu yang ada pada-Nya, kemudian memberikan diri-Nya, supaya manusia boleh diselamatkan. Salib di Kalvari harus menarik kebajikan dari tiap-tiap pengikut Juruselamat. Prinsip yang digambarkan di situ adalah memberi, memberi. "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6. Sebaliknya, roh kasih akan diri sendiri adalah roh Setan. Prinsip yang digambarkan dalam kehidupan orang-orang duniawi adalah mendapat, mendapat. Jadi mereka mengharapkan untuk mendapat kebahagiaan dan kesenangan, tetapi buah-buah dari apa yang mereka tabur adalah kemelaratan dan kematian. Tidaklah sampai Allah berhenti memberkati anak-anak-Nya mereka akan berhenti mengembalikan kepada-Nya bagian yang Ia minta. Bukan 'saja mereka harus menyerahkan kepada Tuhan bagian yang menjadi milik-Nya, tetapi mereka harus membawa juga kepada perbendaharaan-Nya, sebagai persembahan terima kasih, pemberian yang limpah. Dengan hati yang gembira mereka harus menyerahkan kepada Khalik buah sulung dari kelimpahan mereka--harta yang terpilih, pelayanan mereka yang paling baik dan paling suci. Dengan demikian mereka akan memperoleh berkat-berkat yang limpah. Allah sendiri akan menjadikan jiwa mereka seperti suatu kebun yang diairi yang airnya tidak akan habis. Dan bila penuaian besar yang terakhir akan dikumpulkan, berkas-berkas yang mereka sanggup bawa kepada Tuhannya, akan menjadi pahala untuk pemakaian mereka yang tidak mementingkan diri sendiri dari talenta-talenta yang dipinjamkan-Nya kepada mereka. Pesuruh-pesuruh pilihan Allah, yang terlibat dalam pekerjaan yang giat, jangan pernah dipaksa untuk memasuki pertempuran Page 16 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 dengan beban mereka sendiri, tidak dibantu dengan dukungan yang penuh simpati dan sungguh-sungguh dari saudara-saudara mereka. Adalah bagian dari anggota-anggota sidang untuk memberikan dengan limpah dengan mereka yang mengesampingkan pekerjaan duniawi supaya mereka boleh memberikan diri sendiri kepada pekerjaan itu. Bila pelayan-pelayan Allah diberanikan, pekerjaan-Nya akan maju dengan pesat. Tetapi bila, oleh cinta akan diri sendiri, sokongan mereka yang benar ditahan, tangan mereka menjadi lemah, dan sering kegunaan mereka sendiri menjadi sangat lumpuh. Perasaan tidak senang Allah berkobar terhadap mereka yang menuntut sebagai pengikut-pengikut-Nya, tetapi membiarkan pekerja-pekerja yang berserah untuk menderita bagi keperluan hidup sementara mengambil bagian dalam pekerjaan yang giat. Hamba-hamba yang mementingkan diri sendiri ini akan dipanggil untuk memberikan suatu perhitungan, bukan saja karena penyalahgunaan akan uang Tuhan, tetapi untuk perasaan tertekan dan sakit hati yang telah dibawa oleh jalan mereka kepada hamba-hamba-Nya yang setia. Mereka yang dipanggil kepada pekerjaan pelayanan, dan dalam panggilan kewajiban itu memberikan semua orang untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Allah, harus menerima usaha pengorbanan diri sendiri upah yang cukup untuk menyokong diri sendiri dan keluarga mereka..(32) Kejadian 29 : 1-30 Pada saat Yakub mendapatkan berkat dari Ayahnya, Ishak, Ibunya Ribka mendengar bahwa Esau akan membalas dendam, “ Pergilah engkau ke rumah pamanmu,” katanya kepada Yakub. “sampai kakakmu lupa apa yang telah engkau perbuat kepadanya.” menyertai engkau. Tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, oleh karena itu keturunanmu semua akan mendiami di muka bumi dan akan mendapat berkat”. Sesudah Tuhan berfirman Yakub terbangun, dia sangat takut” Setibanya di Haran, tahukah kalian siapa orang-orang ini yang sedang berbicara dengan Yakub? Setelah dalam perjalanan berhari-hari lamanya, Yakub bertemu dengan mereka dekat sebuah sumur. Mereka sedang menjaga domba-domba. Yakub bertanya, ’Dari manakah saudara-saudara?’ ’Dari Haran,’ kata mereka. ’Apakah kalian mengenal Laban?’ tanya Yakub. Ishak setuju Yakub mencari isteri dari keluarga ibunya. Jadi pergilah Yakub dari rumahnya. Pada malam itu, Yakub berhenti untuk tidur, dia mengambil sebuah batu sebagai bantal. Mungkin dia merasa kesepian, mungkin dia merasa takut. Tetapi dia tidak sendirian. Tuhan berbicara kepadanya dalam satu mimpi yang luar biasa. “Akulah Tuhan, Allah Abraham, dan Allah Ishak, Aku Bejana Advent Indonesia Timur ’Ya,’ jawab mereka. ’Lihatlah, itu Rahel anak perempuan Laban, datang dengan kawanan domba ayahnya.’ Dapatkah engkau melihat Rahel di sana, datang dari jauh? Ketika Yakub melihat Rahel dengan kawanan domba pamannya, iapun datang dan menggulingkan batu dari sumur, agar domba-domba itu dapat minum. Kemudian Yakub mencium Rahel, dan ia memperkenalkan dirinya. Rahel sangat gembira, lalu ia pergi pulang dan menceritakan pengalamannya kepada ayahnya, Laban. Page 17 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Laban menerima dia. Yakub mencintai sepupunya Rahel dan bekerja untuk Laban selama tujuh tahun supaya bisa menikahi Rahel. Tetapi di malam, Laban menipu Yakub. “ Ini Lea, bukan Rahel.” Yakub protes. “Engkau menipuku.” “Gadis yang lebih tua harus menikah lebih dulu.” Laban menjawab. Mungkin dia ingat penipuan yang dilakukan terhadap Ishak dan Esau. Yakub mempunyai tujuh anak laki-laki. Setelah bertahuntahun berlalu dia membawa keluarganya kembali ke Kanaan. Disanalah orang tuanya tinggal. Tetapi Esau juga tinggal di sana dan dia pernah berniat untuk membunuh Yakub. Apakah itu akan aman baginya? Suatu hari Tuhan berkata kepada Yakub untuk kembali ke tanah kelahirannya dan kambing dombanya untuk pulang ke rumah ayahnya. Perjalanan itu berakhir dengan suka cita. Esau datang untuk menemui Yakub bersama empat ratus orangnya! Tetapi dia tidak melukai Yakub. Dia berlari menemui Yakub dan memeluknya. Yakub dan Esau berteman kembali, dan Yakub kembali dengan aman ke rumahnya. “ Sekarang engkau bisa menikahi Rahel juga tetapi engaku harus bekerja tujuh tahun lagi padaku.” Yakub setuju. Bejana Advent Indonesia Timur “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan”. Ibrani 12:14 Page 18 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 D alam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama2. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ? Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-2 tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula. Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang Bejana Advent Indonesia Timur menarik adalah, para profesor tidak akan lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik. “. Mungkin terjadi percakapan di antara monyet bahwa ada teman yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh”. Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik …Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang d iinginkannya….. Page 19 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 INSPIRASI / Renungan ================== Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ? Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan. Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan mereka. Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa yang akan anda lakukan, bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu produk yang bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ? Kalau produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia lho”. Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang dengan karakter ABCD akan mengatakan kepada kita hal seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-sia seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja”. Bukankah hal-hal seperti itu yang sering kita dengar sehari-hari ? Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba jelaskan apa rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak ada. Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah mencapai impiannya menjadi orang terkaya di dunia ? Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu memompa motivasinya. " Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda. " *** Bejana Advent Indonesia Timur Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa tsb, bahkan mungkin menganggapnya gila. Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD, ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya. Page 20 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 MEMPERBAIKI KLUB REMAJA a. HUBUNGAN MASYARAKAT BAGIKAN AKTIFITASMU MELALUI MAJALAH KLUB REMAJA/PATHFINDER 1. 2. 3. Ikut sertakan remaja dalam mempersiapkan majalah remaja a. Gunakan anggota sebagai reporternya b. Anggota yang menulis artikelnya dengan kata-kata mereka c. Menolong remaja merasakan bahwa ini adalah majalah mereka Aturlah staff editornya, dimana akan terdiri dari kepala editor, editor, tukang ketik, manager busines, manager sirkulasi, photograper dan reporter a Bentuk waktu khusus didalam bulan untuk bertemu dan mengaris besarkan naskah b. Majalah itu dapat dicetak secara murah. Cetakannya lebih menarik dan gambar-gambarnya dapat lebih mudah dipergunakan tetapi ini lebih mahal. Gunakan kabar yang segar dan paling terbaru dan mewakili aktifitas klub yang bervariasi seperti perkemahan, tugas lapangan, ketrampilan dan keahliaan dan acara-acara special. PERLU DIINGAT: a. Hubungan masyarakat yang baik membangun klub remaja yang baik b. Menyebarkan majalah menambah daya tarik c. Orangtua senang melihat nama anaknya dicetak d. Foto jika mungkin dicantumkan ke dalam majalah e. Sebuah kumpulan anggota-anggota gereja yang memberikan keterangan dan masyarakat memberikan dukungannya yang siap sedia untuk kebutuhan klub f. Sepertinya berita yang tidak perlu membuktikan menjadi daya tarik yang besar kepada banyak orang. BAGIKAN AKTIFITASMU MELALUI SURAT KABAR SEKITAR TEMPAT TINGGALMU 1. Laporan aktifitas yang berharga di dalam surat kabar remaja adalah berita juga bagi masyarakat. 2. Tugaskan seorang remaja untuk bekerja dengan sekretaris gereja umum. Bejana Advent Indonesia Timur 3. a. b. c. d. 4. Dia harus melaporkan kepada sekretaris itu setiap minggu b. Dia harus mempelajari tuntutan akan cerita yang menarik dan dapat memberikan seluruh bukti nyata dari aktifitas klub remaja. c. Aktifitas harus dilaporkan kepada sekretaris setidaktidaknya satu minggu sebelum acara tersebut dilaksanakan. Pemimpin klub remaja harus membuat pasti laporannya memiliki seluruh fakta yang perlu. Ide yang bagus ini adalah untuk: Memberikan dia daftar kenyataan penting tentang suatu aktifitas Setelah beberapa minggu, mintalah dia untuk menyiapkan daftar itu. Teliti daftar fakta beberapa kali sebelum diberikan kepada sekretaris gereja umum. Jika penghargaan dibidang jurnalisme telah diajarkan, reporter remaja harus bekerja melalui penghargaan itu dengan belajar untuk menulis beritanya sendiri menyalurkannya dengan baik dan memenuhi waktu yang ditetapkan. Bagian dari perencanaan untuk segala aktifitas harus merupakan gambar diskusi yang potensial untuk surat kabar sekitar kita. Photo haruslah: a. Mempunyai satu pusat daya tarik b. Menunjukkan kemajuan beberapa aktifitas c. Di ambil secara dekat untuk mengambil ekspresi wajah apabila mungkin d. Memiliki kwalitas teknis yang baik e. Dijepret dengan baik, termasuk nama lengkap dari orang didalam gambar f. Batasi jumlah orang di dalam gambar, hindari kerumunan, jika adala sejumlah besar orang diikutkan dalam satu aktifitas yang besar. BAGIKAN AKTIFITASMU MELALUI RADIO DAN TELEVISI 1. Jika sekretaris gereja umum menerima informasi tentang aktifitas klub remaja, Anda bisa meminta sekretaris itu untuk menyiapkan pengumuman pelayanan masyarakat untuk stasiun lokal. Anda bisa berharap untuk mengundang semua anak muda dari umur tertentu. Beberapa usulan adalah: Page 21 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 2. a. Tayangan pelayanan umum harus singkat -- terdiri 250 kata b. Mereka harus memasukkan banyak bukti-bukti yang tepat hanya: apa, kapan, dimana, siapa. c. Pengumuman hubungan masyarakat harus diberikan kepada stasiun pemancar setidak-tidaknya dua minggu sebelumnya sebelum aktifitas yang direncanakan. Jika stasiun pemancar itu mempunyai program wawancara , sekretaris gereja umum dapat mengatur untuk suatu wawancara dengan direktur klub remaja dan mungkin beberapa remaja. a. Biarkan sekretaris gereja umum mengetahui potensi dan keinginan untuk diwawancarai b. Rencanakan setidak-tidaknya satu bulan kedepan anda ingin mengudara. c. Pegang semua janji Bejana Advent Indonesia Timur d. Persiapkan pertanyaan-pertanyaan yang disarankan bagi seseorang yang akan diwawancarai. BAGIKAN TENAGA DARI ANGGOTA KLUB REMAJA KEPADA MASYARAKAT 1. 2. 3. 4. Tetap biarkan mata terbuka untuk kebutuhan masyarakat bahwa orang muda saudara dapat memenuhinya Berikan laporan kepada buletin sebagai sukses dari beragam aktifitas klub dan jumlah uang yang bertambah melalui pertambahan dana Jaga anggota gereja tetap sadar beragam kegiatan klub remaja Yakin untuk memberikan ekspresi rasa terima kasih secara periodik untuk moral anggota gereja dan dukungan keuangan bagi program. Page 22 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 HUT ke 22 Jemaat Kanaan Airmadidi Oleh : Ronald Takalamingan - Jemaat Kanaan) Hari sabat tanggal 25 Oktober 2014, Jemaat Kanaan Airmadidi merayakan ulang tahunnya yang ke 22. Hadir pada acara istimewa ini adalah Pdt. F. Sepang bersama istri sebagai Sekertaris Kependetaan Uni Konfrens Indonesia Kawasan Timur. Dalam khotbahnya yang berjudul “Umat Yang Istimewa” beliau mengajak umat Tuhan supaya senantiasa bersyukur karena kita semua adalah umat istimewa dan kudus, harus menjadi berkat untuk sesama. Melalui Abraham, Allah berjanji akan memberkati umatNya yang setia kepadaNya. Sesudah kebaktian khotbah, dilanjutkan dengan makan siang bersama yang diikuti oleh seluruh anggota jemaat dan para tamu/undangan. Tidak lupa ibu-ibu telah menyediakan kua ulang tahun jemaat ke-22 dimana pemotongan kue ultah oleh Pdt. Franky Sepang dan Ibu dan membagikan potongan kua ultah kepada tua-tua jemaat serta beberapa anggota jemaat yang berminat mencicipinya. Sejarah singkat jemaat Kanaan yang diresmikan pada tanggal 25 Oktober 1992 adalah sebagai berikut ; Bejana Advent Indonesia Timur Page 23 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Anggota Jemaat Kanaan hampir seluruhnya berasal dari daerah-daerah di Indonesia yang datang dengan maksud menyekolahkan anak/keluarga mereka di Universitas Klabat. Pada awalnya sekitar tahun 1990 semua keluarga yang beragama Advent berbakti/bergereja di kampus Unklab, bergabung bersama para mahasiswa dan Dosen/Staff Unklab. Setelah beberapa tahun lamanya, Unklab memutuskan agar semua anggota jemaat yang berasal dari luar kampus Unklab tidak lagi bergereja di dalam kampus tapi membentuk cabang sekolah sabat sehingga terbentuklah cabang sekolah sabat Jordan dan Kanaan yang diasuh langsung oleh Pdt. Max Wauran. Para pendeta yang pernah menggembalakan Jemaat Kanaan antara lain; Pdt. M. Wauran, Pdt. R. Mamanua, Pdt. S. Mambu, Pdt. F. Koapaha, Pdt. W. Togas, Pdt. J. Bakulu, Pdt. H. Kapitua, Pdt. T. Soriton, Pdt. F. Pangaribuan dan saat ini adalah Pdt. F. Wawondatu. Pembangunan Gedung Gereja Kanaan berlangsung beberapa tahun dengan menghabiskan biaya sekitar 800 juta rupiah. Saat ini sedang dibangun gedung 3 lantai yang akan digunakan untuk ruang serbaguna dan pastori. KEGIATAN RSA MANADO Oleh Tim Bait Beberapa keluarga yang bergabung pada cabang sekolah sabat Kanaan adalah; Kel. Antow Makaminan, kel. Nanariain Sahensolar, kel. Towasiba Sahensolar, kel. Gerungan Kowaas, Edward Naty dan Cheny Sahensolar. Cabang Sekolah Sabat ini untuk sementara berbakti di keluarga Antow Makaminan. Waktu berjalan begitu cepat, beberapa keluarga datang bergabung dalam perkumpulan ini antara lain kel. Kaumpungan Goni dan kel. Gara Mawu. Dengan usaha keras dan pantang menyerah, kelompok cabang sekolah sabat ini membeli sebidang tanah untuk mendirikan bangunan gereja yang terletak di Airmadidi Atas, sekitar 150 meter dari Unklab yang sekarang lebih dikenal dengan Kanaan sesuai dengan nama Gereja saat ini. Bejana Advent Indonesia Timur Rumah Sakit Advent Manado menggulirkan dua kegiatan pada minggu-minggu ini. Yang pertama adalah Kebaktian Kebangunan Rohani yang akan diselenggarakan mulai hari Page 24 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Senin ini 3 - 8 Nopember 2014. KKR diselenggarakan oleh para perawat bergantian sebagai pembicara. Potensi yang dimiliki para perawat dan dokter dikembangkan di KKR ini. Mereka itu adalah Grace Makarewa, dr. Marthinson Tombeng, Jackson Umboh dan Astri Manoppo. Direncanakan pada akhir November, Tim Evangelisasi RSA akan mengadakan KKR di Tombatu, Minahasa Selatan. di Ion Hotel, Palm Spring, Batam. Acara penting yang membicarakan mengenai management dan pelayanan di Rumah Sakit yang berlabel Advent dibawakan oleh Dr. Hector Gayares Jr, Gay Marie Earlnio Tiu RN, Rufo Gasapo, Rex Roxas, Pdt. Johny Lubis dan Dr. Max Langi. Unsur penting di sebuah rumah sakit adalah Pasien kemudian Dokter, Perawat dan seluruh pegawai yang dapat dikatakan customer sebuah Rumah Sakit. Itu sebabnya pelayanan perlu diperhatikan dan ditingkatkan terus kata Gay Tiu. Acara yang kedua adalah Konsultasi Gizi dan Pola Hidup Sehat untuk mengantisipasi penyakit karena gaya hidup. Konsultasi ini diberikan secara gratis oleh MPH Student dari AIIAS Manila, Ian Ruddy Mambu kepada pengunjung RS maupun pasien yang ingin mengetahui rahasia umur panjang melalui cara hidup sehat RSA MANADO MENGIKUTI BIUNION HOSPITAL BOARD RETREAT Oleh Tim Bait Selanjutnya Dr. Gayares yang adalah President Calbayog Adventist Hospital dari Pilipina Tengah mengatakan bahwa "Medical missionary work is the right hand of the gospel ... as the right hand of the third angel's message, God's methods of treating disease will open doors for the entrance of present truth". Pekerjaan misionary pengobatan adalah tangan kanan dari Injil .... sebagai tangan kanan dari pekabaran tiga malaikat, dengan metode Allah melayani orang sakit, akan membuka pintu kepada kebenaran. TM 7:59. Minggu kemarin 15-17 Oktober 2014 oleh Divisi Asia Pasifik telah diselenggarakan acara Hospital Board Retreat bertempat Bejana Advent Indonesia Timur Di akhir kegiatan, semua delegasi berkesempatan menikmati keindahan kot a Batam dan sekitarnya. Page 25 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 satu dengan yang lainnya. Ayat Tema di ambil dari Roma 12:5 (dibaca oleh Pemuda dari SULUT) dan dilanjutkan dengan Doa Buka oleh Pemuda dari Sumatera Utara. Di Indonesia GMAHK mempunyai empat Rumah Sakit yaitu RSA Medan, RSA Bandar Lampung, RSA Bandung dan RSA Manado. ACARA PEMUDA ADAVENT JEMAAT BUKIT MORIA BALIKPAPAN “BHINEKA TUNGGAL IKA” United in Diversity. Oleh : Ketua PA Jemaat Bukit Moria, Balikpapan. PA Sabat ini merupakan acara PA yang paling banyak dihadiri oleh Jemaatnya. Ada sekitar 11Daerah/ Suku yang sudah mempersiapkan Lagu Rohani Bahasa Daerah, Ayat hafalan Bahasa Daerah, Puisi dalam bahasa Daerah & memberikan sejarah singkat masuknya Pekabaran Advent di Daerah mereka. Adapun Orang-orang Daerah yang tercatat menjadi anggota Jemaat Bukit Moria: 1. Jawa Barat – Sunda 2. Jawa Tengah 3. Nusa Tenggara Timor 4. Maluku – Ambon 5. Warga Keturunan Tionghoa – Cina 6. Kalimantan Timur & Tengah - Dayak 7. Sulawesi Tengah: Poso, Pamona, Mori 8. Sulawesi Selatan - Toraja 9. Sulawesi Utara: Tonsea, Tontemboan, Ratahan, Sanger 10. Sumatera Barat – Padang 11. Sumatera Utara – Batak Dalam Rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda Tanggal 28 Oktober 2014, Pemuda Advent Jemaat Bukit Moria mengadakan acara khusus pada Sabat Sore Tanggal 25 Oktober 2014 yaitu “BHINEKA TUNGGAL IKA” yang di mulai tepat Pukul 14.00. Acara dibuka oleh MC Deicy Muntuan-Wenas di lanjutkan dengan Lagu Buka yang di Pandu langsung oleh Ketua PA Bukit Moria mengajak semua yang telah hadir dengan Kostum Daerahnya masing-masing untuk bersama-sama menyanyikan lagu “Hari Ini Ku Rasa Bahagia” sambil bergandengan tangan Bejana Advent Indonesia Timur Jemaat yang berasal dari daerah Sulawesi Utara menutup Performance mereka dengan menyanyikan lagu “Opo Wana Nata’se” di Pandu oleh Koordinator Sulawesi Utara Ibu Sandra Coloay-Makadada. Page 26 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 Performance lagu terakhir dari Daerah Sumatera Utara yang ternyata ketika berdiri, jumlah mereka yang paling banyak, jumlah terbanyak kedua orang-orang Sulawesi Utara. Seluruh orang Batak menyanyi dengan penuh semangat dan riang gembira. Acara Bhineka Tunggal Ika disimpulkan lewat Renungan yang dibawakan oleh Ketua Jemaat Jorry Tampa dengan Judul “Keindahan Pelangi Justru Tampak Saat Ia Menjajarkan Warna-warna Yang Berbeda”. di rumahnya. Namun Soekarno berkata, "Saya tidak mau mengucapkan proklamasi kalau Hatta tidak ada." Pertimbangannya adalah: Soekarno orang Jawa, sementara Hatta orang Sumatra. "Demi persatuan," tambahnya. Bung Karno menyadari betul, bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan, yang mencakup beragam suku. Karenanya tidak ada bentuk negara yang lebih baik selain Negara kesatuan. Dalam Negara kesatuan, perbedaan dihargai. Selanjutnya dalam hidup bermasyarakat dan bergereja, sangat mudah menemukan orang lain yang berbeda dengan kita; mulai dari hitam-putihnya kulit, lebar-kecilnya mata, lurus-ikalnya rambut, ragamnya aksen dan dialek, sampai "kotak-kotak" baru, seperti partai politik dan denominasi gereja. Karena perbedaan itu, kita pun merasa terpisah. Namun, sebagaimana para pendiri negeri ini rindu menciptakan bangsa yang bersatu dalam kepelbagaian yang ada, marilah kita hidupi pula semangat bersatu dalam kepelbagaian ini. Jauhkan sikap membeda-bedakan. Mohon Tuhan mengaruniakan kerukunan kepada kita (ayat 5). Sambil kita juga berperan aktif bagi terciptanya kerukunan itu dengan memupuk sikap saling menerima seperti yang dicontohkan Kristus (ayat 7). Jangan biarkan perbedaan itu memisahkan kita, sebaliknya biarkan itu menjadi kekayaan di hidup kita. Akhirnya rangakaian Acara menarik ini ditutup dengan Lagu “Dalam Yesus Kita Bersaudara” yang juga di pandu langsung oleh Ketua PA & MC. Dimulai dengan menyanyikan lagu ini dalam Bahasa Indonesianya: Dalam Yesus kita bersaudara Dalam Yesus kita bersaudara Dalam Yesus kita bersaudara Sekarang dan selamanya Dalam Yesus kita bersaudara Selanjutnya seluruh orang Batak menyanyikan lagu itu dalam Bahasa Batak, dilanjutkan oleh seluruh orang Toraja, kemudian seluruh orang Sulawesi Utara dalam bahasa Tonsea dan kembali ditutup dengan Bahasa Indonesia. Doa tutup semua yang hadir diajak untuk bergandengan tanga tanda persatuan dan diminta untuk jangan sampai putus gandengannya sambil Gembala Jemaat Bukit Moria Pdt. Janes Sinaga mendoakan setiap jemaatnya agar senantiasa bersatu dan hidup dengan rukun dan damai. KUNJUNGAN BUPATI MINAHASA DAN KETUA UNI INDONESIA KAWASAN BARAT Oleh: Jufrie Wantah – BAIT USA Sebagian dari renungan di antaranya mengetengahkan peristiwa menjelang 17 Agustus 1945. Bung Karno pernah diculik oleh para pemuda agar segera menyatakan kemerdekaan Indonesia. Padahari H-nya, ia didesak teman-teman yang sudah berkumpul Bejana Advent Indonesia Timur Dalam rangka memperingati anniversary ke-35 Maesa New York menggelar “Minahasa Night” pada Sabtu malam (18/10) di Empire Meadowlands Hotel, Secaucus, New Jersey. Selain ibadah, juga perayaan seperti kata sambutan, atraksi, cakalele, Page 27 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 tetengkoran, mars Minahasa, peragaan busana dan pagelaran seni dan budaya Minahasa. Kata sambutan antara lain oleh Dr. Sinyo Sarundayang, Gubernur Sulawesi Utara (Tertulis), kata sambutan langsung oleh Drs. Jantje Sajow, MSi, Bupati Minahasa; Ghafur Dharmaputra, Konsulat Jenderal RI New York; Jeffry Malonda, Ketua Maesa America. Menariknya selain pagelaran maengket yang merupakan salah satu kesenian Minahasa dan pagelaran busana kain bentenan, juga penampilan Bupati Minahasa dalam memainkan alat musik kolintang. Hadir selain Bupati Minahasa dan rombongan kesenian serta Waraney Wulan Minahasa, juga dari negara bagian lainnya seperti California, Maryland, Virginia, Pennsylvania, New Jersey, New York, New Hampshire, Maine, dan sekitarnya. Nampak penasehat kerohanian dalam susunan panitia perayaan ke 35 ‘taong’ Maesa New York di antaranya para hamba Tuhan adalah Pdt. Dr. Adrie Legoh dan Pdt. Dr. Steven Rantung. oleh tamu dari Indonesia dan Maryland. Nampak antara lain seperti Ev. Janus Hutapea (Businessman), Pdt. Dr. Hiskia Missah (Associate Youth Director for Senior Youth/Young Adult, General Conference), Pdt. Dr. Joseph Peranginangin (Ketua Uni Indonesia Kawasan Barat). Para tamu tersebut telah melayani IPSDAC yang kini digembalakan oleh Pdt. Dr. Adrie Legoh. Pelajaran Sekolah Sabat dibawakan oleh Pdt. Dr. Hiskia Missah yang hadir berserta isteri, khotbah disampaikan oleh Pdt. Dr. Joseph Peranginangin. Pada petang hari susai makan siang Ev. Janus Hutapea membawakan seminar yang merupakan kesaksian pengalamannya dalam pelayanan di Indonesia, kedatangannya kali ini bersama sang isteri tercinta. Scranton Seventh-Day Adventist Church (SSDAC), Pennsylvania yang digembalakan oleh Pdt. Thomas Cusack pada Sabat (18/10) dikunjungi oleh Pdt. Dr. Steven Rantung dan rombongan konser “Upon This Rock” dari First Indonesian Sevent-Day Adventist Church (FISDAC), New Jersey. Selain melayani SSDAC di pagi hari, juga pada petang hari FISDAC telah mengadakan konser guna mencari dana pembangunan. Seusai konser rombongan diundang ke rumah salah satu keluarga Indonesia di Scranton, Pennsylvania untuk beramah tamah. Kirimkan berita, kesaksian dan artikel rohani anda ke redaksi BAIT melalui email [email protected] atau ke [email protected] Di lain pihak Indonesian Pioneer Seventh-Day Adventist Church (IPSDAC), New Jersey pada Sabat (18/10) dikunjungi Bejana Advent Indonesia Timur Berita dan foto keseluruhan maksimal 2 MB. Redaksi berhak melakukan proses editing dan tidak menerbitkan yang tidak sesuai dengan visi dan misi BAIT Page 28 Edisi 314 – 31 Oktober 2014 BERITA SINGKAT KAMI Ulang Tahun Mengucapkan Selamat Ulang Tahun bagi Tim BAIT yang berulang Tahun di bulan Nopember ini, di antaranya : Bredly Sampouw – 6 Nopember Pdt. Harold Oijaitou – 7 Nopember Maikel Terok – 10 Nopember Pdt. Noldy Sakul – 13 Nopember Pdt. Sammy Lee – 13 Nopember Hendy Sahetapy – 20 Nopember Pdt. Stenly karwur – 22 Nopember Noldy Abraham – 23 Nopember Grace Legoh – 24 Nopember Pdt. Raymond Lohonauman – 25 Nopember Tuhan memberkati selalu dengan berlimpah dan tetap semangat dalam pelayanan. HRD Sekarang ini kita sedang hidup dalam masyarakat yang mendorong pencapaian-pencapaian prestasi, dan tanda-tanda jasa, serta sertifikasi-sertifikasi sosial. Sekarang ini sebahagian orang menganggap bahwa kerendahan hati adalah suatu sikap yang menjaga jarak dengan kemampuan, sehingga mengangap kerendahan hati adalah sebagai sikap yang menyangkali akan kemampuan yang ada. Jika kita menganggap inilah yang dimaksutkan oleh Alkitab dengan “kerendahan hati”, maka kita telah kehilangan makna dari “kerendahan hati” yang dimaksutkan oleh Alkitab. Kerendahan hati bukanlah sikap yang menutup mata pada pertolongan-pertolongan Tuhan sehingga seseorang berkesempatan untuk mencapai pencapaian-pencapaian tertentu. Alkitab mengajarkan pada kita bahwa kita adalah sangat berharga dimata Allah, sehingga Ia rela datang untuk mati di dunia ini demi menyelamatkan kita. Masing-masing kita telah ditebusnya dengan harga yang sangat mahal, yaitu dengan darahNya sendiri. Bagaimana mungkin kita berpikir tentang diri kita sebagai hal yang kurang berharga, ketika Tuhan membayar banyak untuk membeli kebebasan? Sebagai umat Kristen, kita harus menyadari bahwa diri kita ini berharga dimata Allah. Rasul Paulus menggambarkan bahwa kerendahan hati adalah suatu hal yang terhormat. Sebagaimana yang ia catatkan dalam Filipi 2:2-3 “karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujipujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;” Nasihat Rasul Paulus agar jemaat menghidupkan sikap rendah hati sehingga menyanggupkan seseorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri ini, ada didalam perikop yang berjudul “Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus.” Jadi, sikap rendah hati sebenarnya adalah suatu kehormatan yang sangat tinggi bagi kita! Karena hal itu adalah proses untuk menjadi seperti Kristus! Redaksi [email protected] www.buletin.baitonline.org Bejana Advent Indonesia Timur Page 29