Minggu 14 Bahan Ujian Akhir Semester Untuk Mahasiswa Sarjana Mata Kuliah Pengantar Antropologi Semester Ganjil (2012-2013), Jurusan Antropologi Budaya, FIB-UGM Pengampu: Prof. PM. Laksono Waktu ujian: 120 menit Tatacara: Ujian bersifat terbuka. Mahasiswa diperkenankan untuk membuka catatan dan bahan bacaan yang dimilikinya tetapi tidak boleh bekerja sama dengan peserta ujian lainnya. Soal ujian terdiri dari dua jenis yaitu soal A yang berupa pilihan ganda yang bernilai 80% dan soal B yang berupa essay yang bernilai 20%. Silahkan berpikir dahulu sebelum menjawab; jangan biarkan tangan bekerja lebih cepat dari pikiran dan pilihlah jawaban yang paling tepat. Lebih baik tepat pikir daripada sesat pikir. Selamat bekerja. Soal A (pilihan ganda) : 1. Ketidakpastian mengenai bahasa di Indonesia justru memicu pencarian identitas baru dengan cara menutup-nutupi identitas asal sebelumnya dengan meminjam dari tempat lain untuk memperkaya miliknya. Maksud dari pernyataan tersebut: a) Mengaktualisasikan identitas diri menjadi orang lain b) Mengapropriasi pengetahuan umum/global untuk membentuk identitas baru yang sesuai dengan dirinya c) Merancang identitas kewarganegaraan yang sesuai dengan golongan 2. Kebudayaan merupakan sesuatu yang kita “tahu sama tahu”, artinya: a) Kebudayaan merupakan sumber transformasi sosial b) Kebudayaan sebagai sistem jaringan makna yang dimengerti bersama para warga masyarakat tertentu c) Kebudayaan sebagai mimbar wacana 3. Ketika negara menguasai serta mengarahkan rantai komunikasi (budi bahasa) kembali ke dalam (pelanggengan kuasa) dirinya sendiri, maka hubungan identitas para warga dengan bahasanya terputus. Para warga pun jadi “latah”, kehilangan kontrol terhadap bahasa, bahkan dikuasai oleh bahasa (resmi pemerintah). Agar tidak menjadi latah maka seharusnya: a) Orang Indonesia perlu berbudi bahasa secara kritis dan kreatif b) Menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa global/ internasional c) Kembali ke bahasa ibu dan menghapus bahasa Indonesia dengan EYD yang baku 4. Konsep kebudayaan jika dikaitkan dengan usaha untuk menciptakan perubahan, maka: a) Kebudayaan dipandang sebagai struktur sosial dan nilai-nilai b) Kebudayaan harus strategis dan dilestarikan c) Kebudayaan dipandang sebagai wacana kreatif yang dinamis 5. Benturan budaya Eropa dan Amerika dengan masyarakat di negeri-negeri bekas jajahan mengakibatkan krisis akulturasi. Khusus untuk Indonesia menurut Koentjaraningrat krisis akulturasi adalah masalah mengisi nasionalisme dengan “jiwa baru”. Itu artinya: a) melawan segala bentuk kolonialisme b) menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar c) Menjadi Indonesia tidak cukup dengan menyebut diri sebagai pribumi tanpa merasakan arus komunikasi dunia 6. Landasan pertumbuhan nasionalisme Indonesia tergantung pada pentingnya “titik antara” dunia lama dan dunia baru; kegiatan pertanian dan industri; antara kampung dan kota. Maksudnya adalah: a) Nasionalisme adalah produk dari penjajahan b) Mengumbar perlawanan terhadap kolonialitas saja juga tidak cukup c) Indonesia perlu melihat sejarah dalam menentukan masa depan 7. Untuk memahami kebudayaan Indonesia dari perspektif antropologi maka perbedaan harus dilihat sebagai: a. Bentuk kreativitas yang perlu diapresiasi dan menguatkan nasionalisme b. Kebebasan yang batas-batasnya diatur oleh Negara c. Suatu masalah yang mengancam integritas nasional 8. Dalam pemaknaan diri orang menggunakan baik nalar dialektik maupun nalar analitik. Nalar dialektik bekerja seperti jembatan yang selalu memanjang, berpikir ke belakang. Artinya: a) Nalar yang memastikan kejadian berikutnya b) Membayangkan bahwa setiap peristiwa mempunyai anteseden dan konteks c) Menjawab hasil akhir dengan mengikuti logika peristiwa sebelumnya 9. Tetapi nalar analitik tahu bahwa di ujung sana akan mendarat. Artinya nalar analitik itu: a) Nalar yang memproyeksikan akhir kelanjutan peristiwa b) Menganalisis berdasarkan konteks dalam peristiwa c) Berpikir bahwa selalu ada relasi antar peristiwa 10. Dengan pemahaman diatas, maka antropologi semestinya menaruh perhatian lebih besar pada: a) Nalar dialektik yang akan melihat cakrawala dan objek lain b) Nalar analitik yang membawa semua faktanya ke dalam totalitas bermakna dan menginternalisasi serta menetapkan jarak. c) Kesinambungan nalar analitik dan nalar dialektik dalam wacana sosial budaya 11. Sabung ayam bagi masyarakat Bali bukan sekedar judi karena berkaitan dengan identitas dirinya. Dalam permainan sabung ayam ini berarti: a) Ayam-ayam jago lokal mendapat perlakuan istimewa dari tuannya b) Pertarungan ayam adalah pertarungan status orang Bali c) Orang-orang Bali bertaruh menghabiskan sejumlah besar waktunya untuk permainan itu 12. Clifford Geertz melihat sabung ayam sebagai arena: a) Bagaimana orang Bali memandang kekerasan b) Orang-orang Bali berkesenian di dalam kehidupan social c) Ketika orang Bali membaca cerita dari subyektivitasnya sendiri 13. Melalui pembacaan Geertz dalam permainan mendalam mengenai sabung ayam di Bali, antropologi memandang kebudayaan sebagai: a) Dimensi kehidupan social yang tak nampak (invicible) b) Pola-pola untuk mengatakan sesuatu selain tentang peristiwa sabung ayam itu sendiri c) Struktur sosial yang harus dianalisis secara fungsional oleh antropolog 14. Dalam hidup berantropologi objek dan subyek yang dipelajari akan terus bergeser, sementara pengalaman orang yang mempelajarinya juga ikut bergeser dengan posisi historisnya, sehingga pengetahuan akan bersifat: a) Reflektif dan apresiatiatif b) Pragmatis c) Normatif 15. Friksi menurut Tsing (2005:3-4) adalah titik pertemuan antara garis depan globalisasi dengan komunitas-komunitas tempatan di Indonesia. Dengan pengertian lain friksi adalah: a) Wilayah antah berantah b) arus globalisasi yang mengubah budaya lokal c) Ruang hampa makna tempat proses reproduksi identitas dan kebudayaan 16. Hadirnya komunitas baru tanpa “bahasa ibu” seperti banyaknya anak muda yang saat ini tidak lagi menggunakan bahasa local menunjukkan bahwa : a) integrasi nasional menyebabkan terkikisnya budaya –budaya lokal b) ada krisis pada komunitas lama dan dominasi komunitas baru c) bahasa nasional mampu menggantikan bahasa etnik yang tersekat-sekat 17. Kepribadian merupakan suatu identitas yang khas. Antropologi mempelajari kepribadian umum guna: a) memperdalam pemahaman mengenai sistem sosial dan adat istiadat dalam masyarakat b) meringkas berbagai tipe dan sub-tipe beragam jenis kepribadian c) menciptakan dikotomi konsep kebudayaan Barat dan Timur 18. Hubungan antara kepribadian dengan kebudayaan yang digambarkan oleh Koentjaraningrat dalam bagan di Bab 3 mengenai kepribadian menunjukkan bahwa: a) sistem sosial dalam adat istiadat mempengaruhi secara langsung kepribadian individual b) kepribadian individu masuk dan menjadi bagian dalam sistem sosial kebudayaan c) kepribadian individu merupakan bagian dari kepribadian umum yang membentuk system social berhubungan secara kondisional bersyarat. 19. Di dalam struktur sosial ada isu tentang penentuan batas-batas dari kesatuan masyarakat. Untuk itu antropologi Radcliffe Brown menyarankan: a) menentukan batasan yang pasti dari tiap-tiap lapisan masyarakat b) menemukan batas-batas tersebut dengan mempelajari kekerabatan c) fungsi (sumbangan) yang diberikan oleh unit itu sebagai batas 20. Antropologi Indonesia sebagai sebuah gerakan sosial menyarankan: a) Ilmu yang mengutamakan primordialisme karena merupakan kesatuan dari berbagai daerah etnis b) Kerja antropologi dapat memberi sumbangan gagasan untuk menegakkan identitas budaya Indonesia c) Antropologi menjadi agen dalam sebuah lembaga sosial yang memiliki kepentingan bersama Soal B (Essay pendek) Apakah yang dimaksud oleh Clifford Geertz ketika mengatakan bahwa kerja antropolog (etnografik) itu seperti “mengkonstruksi gadjah misterius, agak gaib, dan tinggal jejak kakinya saja yang ada dalam pikiran kita”? Jawablah dengan contoh dari peristiwa sehari-hari yang pernah saudara alami.