gaya bahasa, pentingkah?

advertisement
WAHYU WIBOWO
[email protected]
www.smww.co
2014
ABAD 21 ADALAH ABAD BAHASA

Di dalam ABAD BAHASA dewasa ini, bahasa tidak dapat lagi didefinisikan
hanya sebagai “sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dihasilkan oleh alat
ucap (artikulasi), yang digunakan sebagai alat komunikasi masyarakatnya”.
Definisi ini menyebabkan bahasa hanyalah sebagai REPRESENTASI
KEKUASAAN MANUSIA ATAS MANUSIA LAIN;

Padahal, dituntut oleh hakikat kehidupan itu sendiri, manusia dalam memaknai
segala realitas (dibaca: berbahasa) tidak mungkin menjadi subjek bahasa
(penentu/penguasa bahasa). Manusia justru dikendalikan/dikuasi oleh bahasa.

Hakikat kehidupan yang dimaksud adalah banyaknya TATA PERMAINAN
BAHASA di dalam kehidupan, yang mencerminkan banyaknya nilai hidup
dan aturan berbahasa, sehingga menyebabkan ada banyak cara untuk
berbahasa.
ABAD 21 ADALAH ABAD BAHASA
 Banyaknya TATA PERMAINAN BAHASA (language-games) di dalam
kehidupan, menyebabkan manusia tidak mungkin berbahasa hanya dalam satu
cara; juga, tidak mungkin menganggap komunikasi hanyalah sekadar
penyampaian pesan dari komunikator ke komunikannya;
 Itu sebabnya, dewasa ini komunikasi lebih dimaknai sebagai penstrukturan
kosa kata dan sintaksis berdasarkan konstruksi fakta yang terekspresikan. Oleh
karena itu, komunikasi bersifat EMANSIPATORIS (bukan lagi saling
menguasai). Komunikasi yang tidak emansipatoris, berdampaknya pada sering
munculnya kekeliruan epistemologi (keliru pengetahuan karena tidak
cermat dalam memahami kata, istilah, atau ungkapan). Contoh: kita
masih kerap menganggap istilah ABSTRAK sama dengan ABSTRAKSI.
Padahal, makna kedua istilah ini berbeda bak bumi dan langit;
 Ketidakpahaman kita pada TATA PERMAINAN BAHASA dalam kehidupan, dapat
dilukiskan melalui ungkapan: Batas bahasaku adalah batas duniaku.
Tata Permainan Bahasa

Ada banyak sekali TATA PERMAINAN BAHASA dalam kehidupan, yaitu
bentuk-bentuk bahasa (bukan ragam bahasa!) yang memiliki aturan
tersendiri dan mengandung suatu nilai kehidupan yang terkonteks dengan
masyarakat-masyarakat penggunanya. Contohnya:





dalam bahasa tulisan: populer, ilmiah, jurnalistik; sastra;
dalam bahasa lisan: pelafalan, dialog resmi, dialog sehari-hari;
dalam bahasa SMS: ”w gy bt neeh…tlp dunk...tq”
dalam bahasa gado-gado (interferensi): “tadi kamu masuknya keluar
mana”; ”sungguhkah engkau mencintai aku setelah apa yang kita alami
ini?”;
dalam bahasa karya tulis akademik: skripsi, tesis, disertasi; makalah,
paper, artikel ilmiah.

Tips: Curigailah setiap ungkapan bahasa yang datang pada kita,
Tata Permainan Bahasa Artikel Ilmiah
(dibaca: Artikel Ilmiah yang komunikatif alias
Menyenangkan Dibaca)

Sebagai suatu tata permainan bahasa, artikel ilmiah mengandung nilai
kehidupan yang dipercaya masyarakatnya (masyarakat ilmiah), yaitu:
(1) Artikel ilmiah adalah cerminan dari suatu komunitas wacana keilmuan.
Oleh karena itu, penulis artikel ilmiah dituntut mampu memahami
bahwa terdapat struktur aktivitas ilmiah, yang ditopang oleh elemen
substantif (isi) dan elemen prosedural (metode), karena pada dasarnya
aktivitas ilmiah berkelindan dengan proses (penelitian), prosedur
(metode), dan produk (pengetahuan ilmiah);
(2)
Artikel ilmiah adalah bentuk lain dari suatu bentuk karya tulis akademik
demi tujuan publikasi. Oleh karena itu (a) gaya penulisan artikel ilmiah
diupayakan jangan membuat kening pembacanya berkerut-kerut (gaya
penulisan ilmiah populer?) dan (b) penulis artikel ilmiah wajib tunduk
pada pedoman selingkung jurnal yang ditujunya.
Tata Permainan Bahasa Artikel Ilmiah
Terkait dengan GAYA PENULISAN
1. Koherensi dan Kohesi
Kalimat yang koheren dan kohesi adalah kalimat yang selain
menegaskan kejelasan hubungan antarunsur pembentuk dan
pengikat kalimat, juga sekaligus merepresentasikan keutuhan
pikiran si penulisnya, sehingga maknanya terang-benderang.
Contoh yang tidak koheren-kohesif dapat dilihat pada alinea
berikut ini (perhatikanlah kata-kata yang digarisbawahi).
Pada dasarnya konsolidasi muatan adalah mengumpulkan beberapa
barang yang akan dikirim ke tempat tujuan terutama ke satu tempat
tujuan. Alasannya, jika akan mengirim barang yang jumlahnya sedikit
maka biaya yang akan ditanggung akan lebih besar, karena biasanya sewa
tempat di kapal dan peti kemas terkadang tidak dilihat dari banyaknya
barang tetapi berapa peti kemas.
2. Sistematis
Penulis artikel ilmiah mesti menyadari bahwa artikel ilmiah pada dasarnya
“hanya” terbagi atas tiga bagian pokok yang sistematis: (1) pendahuluan
(uraian masalah atau alasan penelitian. Tujuan utama, menarik hati
pembaca), (2) isi (materi inti: kupasan, analisis, argumentasi, komparasi,
keputusan, pendirian, atau sikap kita terhadap masalah), dan (3) simpulan
(ciri-ciri simpulan: deduksi, abstraksi, implikasi, interpretasi, pernyataan
umum, atau perampatan berdasarkan temuan). Contoh simpulan yang
tidak sistematis (perhatikan, apakah yang hendak disimpulkan?).
Lima perusahaan International Freight Forwarder sebagai objek studi
kasus penelitian bahwa masih terdapat invoice untuk reimburshment cost
yang diterbitkan oleh PKP yang tujuannya agar tidak termasuk sebagai objek
pajak, akan tetapi belum sesuai dengan syarat peraturan perpajakan yang
berlaku. Akibatnya dasar pengenaan PPN yang dilaksanakan oleh PKP juga
tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
3. Komprehensif
Komprehensif merujuk pada pengembangan pokok
persoalan (pikiran utama) dan arah penelaahannya
yang jelas, lengkap, rinci, dan utuh, yang tersaji melalui
alinea demi alinea. Contoh alinea yang tidak
komprehensif (perhatikan, manakah pokok
persoalannya?).
Informasi dan komunikasi tidak semata menjadi kebutuhan, tetapi telah
menjadi tuntutan keterhubungan satu sama lain (get connected). Perangkat
teknologi informasi berkembang pesat dengan menampilkan fitur layanan
yang lebih kompleks dan lengkap. Transmisi data saat ini tidak sekadar teks
dan suara, tetapi telah mampu menyediakan layanan transmisi multimedia
melalu berbagai perangkat (any devices) baik telepon seluler, komputer
jinjing, maupun PC tablet. Dukungan ketersediaan layanan transmisi
multimedia ini mampu dihadirkan melalui perkembangan jaringan
telekomunikasi, informasi, dan penyiaran yang konvergen.
4. Logis/Nalar
Berpikir logis/nalar dilakukan melalui pertimbangan kritis, aktif,
kontinyu, dan teliti, tentang sebuah keyakinan/pengetahuan melalui
bahasa dengan berpijak pada alasan rasional (mengenali,
mengidentifikasi, menganalisis, menguji, dan menyimpulkan). Melalui
proses ini, diharapkan kita tidak keliru nalar dalam (1) perumusan
masalah ; (2) hipotesis; (3) pengumpulan data ketika menganalisis,
dan dalam (4) argumentasi akibat keliru memberi alasan. Perhatikan
kutipan pendahuluan sebuah artikel ilmiah di bawah ini, lalu renungkan
mengapa dapat dianggap tidak nalar?
Salah satu tingkat pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi. Perguruan
tinggi pada dasarnya adalah lembaga pengembangan ilmu pengetahuan yang
sekaligus merupakan lembaga pendidikan dari calon-calon ilmuwan. Sukardi
(1993) menyebutkan bahwa dalam rangka menyiapkan mahasiswa sebagai
ilmuwan tidak dapat mengabaikan tuntutan masyarakat bahwa mahasiswa tidak
saja diharapkan menjadi ilmuwan, tetapi juga diharapkan sebagai pemimpin
bangsa maupun agen pembaharuan dalam pembangunan.
5. Bertanggung Jawab
Menulislah secara elegan (rapi/elok sesuai dengan pedoman selingkungnya dan
pedoman bahasa baku), berwawasan (argumentatif), teliti (tidak ada kekeliruan tulis),
etis (tidak mengandung unsur plagiarisme), dan konsekuen (sesuai dengan apa yang
hendak dikaji/dibahas). Kongkretisasi tanggung jawab dalam menulis artikel ilmiah
dari sudut kerapian di antaranya adalah sebagai berikut:




penggunaan istilah yang konsisten (“antibodi” atau “antijasad”?);
penggunaan logika yang benar (“untuk mengejar ketertinggalan,
penulis menyimpulkan bahwa…”);
penggunaan konjungsi idiomatik yang tepat (baik-maupun; tidak
hanya-tetapi; bukan-melainkan; jangankan-pun; apakah-atau);
kemampuan menghindari redudansi/berlebihan (“diperbanyak terima
kasih”; “kami persilakan Bapak untuk hadir”; “untuk sementara waktu
kampus kami tutup” [‘sementara’: sedang/beberapa waktu]).
Sekarang, marilah kita tes…




EJAAN: a) penulisan kata/istilah (“selebritis-selebritas”); b) pungtuasi
(“S2” & “S-2” atau “posmodernisme” & “pascamodernisme”); c)
gabungan kata (“kerja sama”); d) pembentukan kata (peluluhan bunyi ->
“memparaf”-”memaraf”; “mengkritik-mengritik”);
DIKSI: a) kata abstrak/konsep (“anarkis-anarkistis”); b) kata kajian
(“H20-air”); c) kata serapan (“jadwal”, “salat”, ”manajemen”); d) sinonimi
(“kolosal-akbar-mega-raya-besar”; “perempuan-wanita”);
GRAMATIKA, a) kelengkapan unsur S-P-O (“di sini melayani obat
generik”; “rumah ini mau dikontrakkan”); b) pararelisme (“Lu mencium
Ayu Tingting, lalu tiba-tiba ditamparnya”);
KALIMAT: a) “istri dosen yang muda” (siapakah yang muda?); b)
“untuk memuluskan penelitian ini, saya,…” (bolehkah ungkapan ini
digunakan di dalam artikel ilmiah?).
Siapakah kekasih sejati penulis?




Ejaan yang Disempurnakan (EYD);
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
Tesaurus Bahasa Indonesia (kamus
sinonim);
Glosarium Bahasa Indonesia (daftar istilah
bidang ilmu beserta penjelasannya).
Senarai padanan istilah asing-Indonesia
peat: gambut;
pain: nyeri;
list: senarai;
accelerator control: pengatur pemercepat;
body lotion: calir raga;
mike: pelantang;
acid sulphate soil: tanah sulfat masam;
accountant: akuntan; accounting: perakunan;
malnutrition: malagizi;
imagery: citraan;
butting: menyondol;
cerotic acid: asam serotat;
vegetarian: nabatiwan;
scene: adegan;
bisque: sup kerang;
broiled king prwan: udang gapit;
laundry: penatu/dobi;
best seller: pelarap/pelaris;
national assimilition: pembauran bangsa;
cleaning service: layanan pembersihan;
hospitality: kesanggrahan;
bell captain: pramutama tamu;
city check-in: cek-masuk kota;
beef fillet: filet sapi;
food seasonings: penyedap makanan;
baby-sitter: pramusiwi;
kick off: tendangan awal;
steam engine: mesin kukus;
sewage flowrates: debu radioaktif;
walkout: mogok tanding;
flank: daging lambung;
dumpling: pangsit;
Lanjutan senarai…
welcome drink: minuman aluan;
playback: saji balik;
VIP: pribadi amat penting;
kid’s meal cheese burger: burger keju
paket anak-anak;
to run in (inrijden): uji jalan mesin;
knock out: roboh-kalah;
standby: tunggu muat;
disinfection: awahama;
electric dipole transition: transisi
dwikutub elektrik;
leasing: sewa guna usaha;
photochemical smog: asbut fotokimia;
deodorant: pengawabau;
women’s style dresses: gaun;
finance company: lembaga keuangan;
finance manger: manajer keuangan;
economy entity: unit usaha kecil;
lolos butuh (misbaarheidsverklaring):
lepas tugas;
site manager: manajer tapak;
site plan: rencana tapak;
box office: film laris/loket tiket;
canon of journalism: kode etik
jurnalistik;
managing director: direktur
eksekutif/direktur pengelola;
restatement: saji ulang;
apartment: apartemen/flat/rumah
pangsa;
dubbing: sulih suara (pada film).
terima kasih…merdeka!
Scripta manent verba volant, yang
tertulis abadi yang diucapkan menguap
bersama angin…
Salam,
Wahyu Wibowo lahir di Kampung Kemayoran,
Jakarta Pusat, 8 Maret 1957;
dosen Filsafat Bahasa pada Fakultas Bahasa dan Sastra
Universitas Nasional, Jakarta;
penerima Sertifikat Wartawan Utama (Dewan Pers, 2011);
tercatat sebagai Sastrawan Indonesia Angkatan 2000;
penulis 29 judul buku tentang kebahasaan, komunikasi, dan
kepenulisan praksis; bukunya,Tata Permainan Bahasa
Karya Tulis Ilmiah (Bumi Aksara, 2010) dan Langkah
Kritis dan Kontemporer
Menulis Buku Ajar Perguruan Tinggi (Bidik-Phronesis
Publishing, 2012) telah mengalami cetak ulang;
doktor filsafat UGM Yogyakarta;
Download