GCG ROADMAP KAMAR DAGANG INDONESIA

advertisement
GCG Roadmap
2010-2015
Kamar Dagang dan Industri
Indonesia
Bidang Corporate Governance dan Etika Bisnis
Agenda
KADIN
1.
2.
3.
4.
5.
Pendahuluan
Kondisi Sekarang
Agenda Penerapan GCG
Strategi Pencapaian
Penutup
2
KADIN
Negara
Mayarakat
(Partai Politik
mewakili aspirasi
masyarakat)
Tiga Pilar



Negara
Dunia Usaha
Masyarakat
(Partai Politik)
Governance
- Eksekutif
- Yudikatif
- Legislatif
- Lembaga
non struktural
GPG
GCG
GGPP
Dunia Usaha
3
KADIN
Inti Permasalahan
Etika dan Perilaku, Bad Governance, Law
Enforcement;
Quick win: Perlu membangun sistem yang dapat
merubah etika dan perilaku;
Untuk Indonesia, pendekatan awal melalui
dorongan peraturan, tanpa harus mengabaikan
dorongan pasar dan etika;
Perlu penelitian porsi yang tepat apa yang menjadi
bagian pengaturan, mekanisme pasar, dan edukasi
etika dan perilaku.
KADIN
Delapan Isu Strategis
Pembenahan Governance
 Penerapan GCG pada dunia usaha
 Reformasi birokrasi pelayanan publik;
 Pencegahan & pembrantasan korupsi/suap;
 Peraturan perundangan & penegakannya;
 Reformasi sistem peradilan;
 Governance otonomi daerah;
 Etika & perilaku penyelenggara negara;
 Governance partai politik;
KADIN
Membangun Roadmap
• Pembenahan CG dunia usaha sangat terkait dengan isu-isu
strategis lainnya.
• Pendekatan harus holistik mencakup semua isu strategis;
• Petakan kondisi saat ini dan targetkan pencapaian pada akhir
tahun 2015 untuk setiap isu;
• Susun Roadmap GCG untuk mencapai target berdasarkan
pendekatan sistem pareto;
• Pilih program ‘Quick Win’ pencapaian target jangka pendek;
• Solusi harus menyentuh akar masalah yakni etika (benturan
kepentingan), governance, dan law enforcement.
• Jika tidak menyentuh akar masalah, persoalan tidak akan
pernah tuntas terselesaikan.
Pendahuluan
KADIN
• Pemahaman terhadap konsep Corporate Governance (CG)
dapat dibagi dalam empat kelompok besar.
– Kelompok pertama: CG merupakan sistem untuk
mengarahkan bisnis perusahaan.
– Kelompok kedua: CG merupakan suatu mekanisme
untuk melindungi investor minoritas terhadap tindakantindakan pengambilalihan yang dapat dilakukan oleh
pihak-pihak yang mengendalikan perusahaan.
– Kelompok ketiga: CG terkait dengan proses dan
struktur yang terdapat di dalam organisasi perusahaan.
– Kelompok keempat: CG terkait dengan hubungan di
antara berbagai partisipan (pemangku kepentingan atau
stakeholder) dalam menentukan arah dan kinerja
perusahaan.
Pendahuluan
KADIN
Corporate governance dapat didefinisikan sebagai sistem yang
terdiri atas proses dan struktur (mekanisme) yang
dikoordinasikan untuk mengarahkan dan mengendalikan
bisnis perusahaan, sehingga jalannya bisnis perusahaan tidak
menyebabkan kepentingan masing-masing partisipan
(stakeholder) terganggu.
• Proses digunakan untuk mengarahkan
dan mengendalikan
aktivitas-aktivitas
bisnis yang direncanakan, dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan, menyelaraskan perilaku perusahaan
dengan ekspektasi dari masyarakat serta mempertahankan
akuntabilitas perusahaan kepada pemegang saham.
• Struktur akan menspesifikasikan pendistribusian hak-hak dan
tanggung jawab di antara berbagai partisipan dalam perusahaan
seperti dewan komisaris, direksi, manajer, pemegang saham serta
stakeholder lainnya dan menyelaraskan aturan-aturan maupun
prosedur-prosedur untuk pengambilan kebijakan perusahaan.
Pendahuluan
KADIN
• Terdapat beberapa versi yang menyangkut prinsip-prinsip CG,
namun pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut mempunyai
banyak kesamaan;
• Menurut laporan Cadbury, 1992 prinsip utama CG adalah
keterbukaan, integritas dan akuntabilitas;
• Organization for Economic Corporation and Development
(OECD) telah mengembangkan seperangkat prinsip good
corporate governance yang dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi di masing-masing negara
Pendahuluan
KADIN
• Prinsip-prinsip dasar dari OECD adalah:
Fairness, Transparency, Accountability &
Responsibility yang mencakup 5 aspek:
–Perlindungan hak-hak pemegang saham,
–Perlakuan adil terhadap seluruh pemegang saham,
–Peranan stakeholders dalam corporate goveranance,
–Keterbukaan dan transparansi,
–Peranan board didalam perusahaan.
Sesuai Pedoman GCG yang diterbitkan KNKG, untuk kondisi
Indonesia, asas yang dibutuhkan adalah:
Transparansi,Akuntabilitas,Responsibilitas,Independesiserta
Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness).
Pendahuluan
KADIN
Ruang lingkup berbagai pedoman penerapan GCG:
© Leo J.Susilo
 Pedoman Umum GCG (GCG Manual);
 Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual);
 Piagam Komite-komite Dewan Komisaris (Committees’
Charters);
 Pedoman Auditor Internal (Internal Audit Charter);
 Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conducts);
 Berbagai pedoman lainnya yang dianggap perlu karena
keunikan bisnis perusahaan.
11
Pendahuluan
KADIN
• Pengertian penerapan GCG terkait dengan sasaran pada 3
aspek yaitu:
– Peningkatan kinerja perusahaan (performance);
– Kepatuhan pada peraturan perundangan yang berlaku (compliance),
dan;
– Kesesuaian pada norma dan etika masyarakat (conformance)
• Ketiga hal di atas harus dilaksanakan bersamaan dan secara
proporsional, sesuai dengan tuntutan pasar (performance),
regulator (compliance) dan juga masyarakat luas
(conformance).
12
Pendahuluan
KADIN
PENDEKATAN PENYUSUNAN
ROADMAP GCG KADIN
CITA-CITA
CITA-CITA:
•Situasi kondusif untuk investasi;
•Lingkungan usaha yg etis &
bertanggung jawab;
•Ketahanan ekonomi nasional.
BAGAIMANA:
•KADIN Grand Strategy
•Functional Initiatives
KINI
•Lingkungan makro
•Lingkungan mikro
•Pemahaman pengusaha
13
Pendahuluan
KADIN
GCG ENFORCEMENT
INVESTOR / PEMEGANG
SAHAM /RUPS
PASAR MODAL
AUDITOR EKSTERNAL
DEWAN KOMISARIS,
KOMITE AUDIT & KOMITE
LAINNYA
KREDITOR & PEMASOK
PEMERINTAH PUSAT &
DAERAH
MEDIA MASSA
ASOSIASI
INDUSTRI
DIREKSI ,
INTERNAL AUDIT DAN
MANAJEMEN
KEKUATAN PASAR
SERIKAT PEKERJA
Private Sector Enforcement
REGULATOR
INSTITUSI
PELAYANAN PUBLIK LAIN
KARYAWAN
Internal Enforcement
Public Sector Enforcement
14
Kondisi Sekarang
KADIN
GCG Perception Index in Asia
No
Country
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2007
1. Singapore
75
74
74
77
75
70
65
2. Hongkong
71
68
72
73
67
69
67
3. India
56
54
59
66
62
61
56
4. Malaysia
32
37
47
55
60
56
49
5. Korea
52
38
47
55
58
52
49
6. Taiwan
57
55
58
58
55
50
54
7. Thailand
28
37
38
46
53
50
47
8. Philippine
29
33
36
37
50
46
41
9. China
36
34
39
43
48
44
45
29
32
29
32
40
37
37
10. Indonesia
15
Kondisi Sekarang
KADIN
Political & Economic Risk Consultancy (PERC) – Hongkong 2006
The Trend of Corruption in Asia over the Past Decade
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Singapore
1.05
1.43
1.55
0.71
0.83
0.9
0.38
0.5
0.65
1.3
Japan
4.6
5
4.25
3.9
2.5
3.25
4.5
3
3.46
3.01
Hong Kong
3.03
2.74
4.06
2.49
3.77
3.33
3.61
3.6
3.5
3.13
Macao
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
4.78
South Korea
7.71
7.12
8.2
8.33
7
5.75
5.5
6.67
6.5
5.44
Taiwan
5.96
5.2
6.92
6.89
6
5.83
6.33
6.1
6.15
5.91
Malaysia
5.8
5.38
7.5
5.5
6
5.71
6
7.33
6.8
6.13
India
8.2
7.4
9.17
9.5
9.25
9.17
9.3
8.9
8.63
6.76
China
8.06
6.97
9
9.11
7.88
7
8.33
7.48
7.68
7.58
Thailand
7.49
8.29
7.57
8.2
8.55
8.89
8.75
7.8
7.2
7.64
Philippines
6.5
7.17
6.71
8.67
9
8
7.67
8.33
8.8
7.8
Vietnam
8
8.25
8.5
9.2
9.75
8.25
8.83
8.71
8.65
7.91
Indonesia
8.67
8.95
9.91
9.88
9.67
9.92
9.33
9.25
9.1
8.16
Scoring: 0  no corruption; 10  the most corrupt
16
Kondisi Sekarang
KADIN
Transparency International – Corruption Perception Index
3
2.5
2.4
2
2.2
2.6
2.3
2.0
1.5
1
0.5
0
2004
1
2005
2
2006
3
2007
4
2008
5
Score persepsi indeks korupsi Indonesia selama 5 tahun terakhir menurut
Transparency International. Score 0 paling korup, dan 10 paling tidak korup
17
PEMBERANTASAN KORUPSI DI
INDONESIA SEBERAPA CEPAT?
KADIN
9.7
9.3
Finlandia
Singapura
Berapa Target IPK Indonesia
Tahun 2010?
A?B?C?D? atau E?
5.0
Malaysia, Tunisia
A: 4.0 (2004: Latvia, Slovakia)
B: 3.6 (2004: Ghana, Mexico, Thailand)
C: 3.5 (2004: Kroasia, Peru, Srilanka, Polandia)
D: 3.0 (2004: Mongolia, Senegal)
E: 2.5 (2004: Albania, Argentina, Lybia, Pakistan)
Indonesia
1.7
1.7
1.7
1.9
1.9
2.0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kondisi Sekarang
KADIN
Kondisi penerapan GCG : Internal enforcement
 Pemahaman penerapan GCG:
 Hanya semata-mata mengejar keuntungan;
 Hanya semata-mata pelaksanaan kepatuhan
 Penerapan Etika Bisnis masih merupakan wacana;
 Penerapan GCG belum terasa mendesak, atau masih dapat
ditunda;
 Masih banyak perusahaan dan asosiasi industri yang belum
faham betul apa, mengapa dan bagaimana GCG.
19
Kondisi Sekarang
KADIN
Kondisi penerapan GCG : Market enforcement
 Kesadaran dan penghargaan para pelaku pasar terhadap
penerapan GCG masih rendah.
 Dampak dari rendahnya kesadaran internal enforcement
dari masing-masing perusahaan tercermin pada kesadaran
pasar atas penerapan GCG
 Dampak pasar rating CGPI (Corporate Governance
Perception Index) belum “terasa”
 Jumlah peserta CGPI yang “stagnan”
 Dampak pasar rating ARA (Annual Report Award) juga
masih serupa
20
Kondisi Sekarang
KADIN
Kondisi penerapan GCG : Market enforcement
 Masih belum terdapat tuntutan pasar yang tinggi terhadap
integritas dan transparansi pelaporan. Semua ini masih
mengandalkan peran regulator;
 Aturan atau standard internal semacam code of conduct,
masih belum menjadi kebiasaan, bila sudah ada, sering kali
tidak dilengkapi dengan mekanisme penegakannya secara
tegas dan jelas;
 Secara umum market enforcement GCG masih sangat lemah.
21
Kondisi Sekarang
KADIN
Kondisi penerapan GCG : Public enforcement
 Di luar perbankan belum ada peraturan perundangan yang
mewajibkan penerapan GCG secara tegas.
 Belum optimalnya lembaga yang secara konsisten
mengawasi penerapan GCG dengan batasan yurisdiksi yang
jelas untuk setiap sektor industri ataupun bentuk usaha.;
 Belum efektifnya proses pemantauan yang transparan
terhadap penerapan GCG dan juga mekanisme
penegakannya.
22
Kondisi Sekarang
KADIN
Kondisi penerapan GCG : Public enforcement
 Contoh kejelasan public enforcement di sektor perbankan:
 UU No. 7/1992 . No. 10/1998 tentang Perbankan;
 Peraturan:
 PBI No. 8/14 th 2006 tentang Penerapan GCG pada Bank
Umum;
 SEBI No.9/12 th 2007 tentang Self-Assessment dan
Pelaporan Berkala Penerapan GCG pada Bank
 Otoritas pengawasan: Bank Indonesia;
 Sanksi pelanggaran: tercantum dengan jelas dalam Undangundang dan peraturan Bank Indonesia.
23
Kondisi Sekarang
KADIN
Kondisi penerapan GCG : Public enforcement
 Aspek lain public enforcement yang kurang menunjang
penerapan GCG:
 Pemahaman peran penerapan GCG dalam membangun ketahanan
ekonomi nasional yang masih kurang di kalangan birokrasi baik di
pusat maupun di daerah;
 Rendahnya kemampuan pelayanan publik, khususnya dalam
pengurusan perijinan;
 Masih tingginya pungli dan persepsi korupsi di Indonesia, serta
mekanisme kerja birokrasi yang masih belum sederhana;
 Kepastian hukum, dan transparansi peraturan yang belum sesuai
dengan kebutuhan pasar.
24
Agenda Penerapan GCG
KADIN
Cita-cita normatif kualitatif:
 Terciptanya situasi yang kondusif untuk investasi:
 Kepastian hukum dan transparansi peraturan;
 Pelayanan publik dengan didukung birokrasi yang efisien dan
responsif;
 Terciptanya lingkungan usaha yang etis dan bertanggung
jawab:
 GCG sudah menjadi bagian dari “budaya” perusahaan;
 Penerapan etika bisnis sudah menjadi keseharian praktik bisnis;
 Integritas dan transparansi laporan keuangan sudah menjadi norma
umum.
 Meningkatnya ketahanan perekonomian nasional secara
keseluruhan.
25
Agenda Penerapan GCG
KADIN
Sasaran 2015:
Sasaran jangka panjang:
 Terciptanya situasi yang kondusif untuk investasi:
 Dijabarkan menjadi sasaran 2015:
 Mendorong reformasi birokrasi melalui penerbitan UU Kode Etik Penyelenggara
Negara dan pelaksanaan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
 Penguatan struktur KPK dan Tipikor serta peningkatan peran dan struktur
Ombudsman keseluruh provinsi;
 Mendorong terbitnya UU tentang Whistle Blowing;
 Mendorong pencapaian indeks persepsi korupsi TI dari nilai 2.6 pada 2008
menjadi nilai 6 pada 2015.
26
Agenda Penerapan GCG
KADIN
Sasaran kuantitatif 2015:
Sasaran jangka panjang:
 Terciptanya lingkungan usaha yang etis dan bertanggung
jawab:
 Dijabarkan menjadi sasaran 2015:
 Terlaksananya penyusunan, publikasi dan sosialisasi pedoman etika bisnis bagi
para pengusaha Indonesia dan penerapan Pakta Integritas secara konsisten di
kalangan pelaku usaha;
 Terlaksananya ketentuan yang mengharuskan pelaporan penerapan GCG secara
bertahap baik melalui self-assessment maupun assessment oleh pihak ketiga
pada industri yang terdaftar di pasar modal, industri keuangan, sumber daya
alam, dan BUMN serta penerbitan GCG Sectoral Code.
 penerapan GCG pada peringkat penilaian ACGA (Association of Corporate
Governance in Asia) dari nilai 37 pada tahun 2007 menjadi nilai 45 pada 2015.
Semua perusahaan anggota pengurus KADIN, KADINDA dan Asosiasi Industri
telah menerapkan GCG.
27
Agenda Penerapan GCG
KADIN
Sasaran 2015:
Sasaran jangka panjang:
 Meningkatnya ketahanan perekonomian nasional secara
keseluruhan.
 Dijabarkan menjadi sasaran 2015:
 Menjadikan KADIN dan Asosiasi Industri sebagai mitra proaktif
pemerintah dalam setiap perumusan kebijakan ekonomi melalui
monitoring, kajian, komunikasi berkala dan usulan perumusan
kebijakan yang diperlukan;
 Sasaran di atas masih perlu dikuantifisir sesuai kemampuan KADIN
dan Asosiasi Industri.
28
RENSTRA KAJANG BTP 2003-2015
Masukan dari dan ajakan kepada
pilar-pilar lain
KADIN
BTP Tahap 2
Pilar Media
Massa
Pilar
Masyarakat
Sipil
Pilar
Kepolisian
Masyarak
at Sipil
Anti Suap
Pilar Dunia
Pendidikan
HIMPUNAN KADINDA
Pilar
LSM
Pilar lembaga
Internasional
ASOSI- Pilar Dunia
ASI
Usaha Tanpa
BUMN
Suap
Pilar
Parpol
Pilar
Auditor
Negara
Koperasi
Pilar
Kejaksaan
Agung
INDONESIA 2002
Dalam Peringkat Dunia:
1.
Peringkat Daya Saing ke 49
dari 49 negara
2.
Peringkat pengembangan
SDM, ke 102 dari 120 negara
(indeks SDM = 0.677)
3.
Pendapatan perkapita =
US$ 700
4.
Indeks Persepsi korupsi (IPK)
1,9 = urut paling korup ke 96
dari 102 negara
BUMS
Pilar
Mahkamah
Agung
Elemen-elemen bangsa
Bersinergi Secara Kondusif
Memerangi Suap
Media
Massa Anti
Suap
Polisi Anti
Suap
Mahkamah
Agung Anti
Suap
Kejaksaan
Agung Anti
Suap
Auditor
Negara
Anti Suap
Pilar
Legilslatif
LSM Anti
Suap
Pilar
Eksekutif
BTP Tahap 3
Dunia
Pendidikan
Anti Suap
Dunia
Usaha Anti
Suap
INDONESIA
YANG BTP
BERSIH
TRANSPARAN
PROFESIONAL
TARGET BTP 2015
Legislatif/
Anti Suap
PARPOL
Anti Suap
Eksekutif
Anti Suap
Dalam peringkat dunia:
1.Peringkat Daya Saing, ke
20 dari 49 negara
(=Norwegia 2001)
2. Peringkat
Pengembangan SDM, ke50 dari 120 negara (=
latvia 2001, indeks SDM
0.791)
3. Pendapatan per Kapita
= US$ 9000
2003-2004
KAMPANYE NASIONAL ANTI SUAP
(TAHAP SOSIALISASI)
2005-2015
GERAKAN NASIONAL ANTI SUAP
(TAHAP IMPLEMENTASI)
4. Indeks Persepsi Korupsi
(IPK) 6.0 = urutan korup
ke 27 dari 102 negara (=
posisi Slovenia 2002)
Agenda Penerapan GCG
KADIN
Sasaran kuantitatif jangka panjang:
 Mendorong pencapaian indeks persepsi korupsi TI menjadi
7,5 pada tahun 2030;
 Nilai pencapaian penerapan GCG pada peringkat penilaian
ACGA menjadi nilai 55 pada th 2020; nilai 70 pada th. 2025
dan nilai 75 pada th. 2030
 Penerapan GCG pada masing-masing sektor Industri minimal
mencapai 10% pada th. 2020; mencapai 15% pada th. 2025
dan mencapai 20% pada th. 2030. Pencapaian ini ditandai
dengan telah dilakukannya self-assessment.
30
Strategi Pencapaian
KADIN
Pendekatan yang digunakan:
ROADMAP GCG KADIN
SUMBER
MASALAH
MASALAH
SASARAN
PENERAPAN
GCG
KEMUNGKINAN
DAMPAK
Melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang dapat
menggagalkan tercapainya sasaran penerapan Roadmap GCG
KADIN dan melakukan mitigasi terhadap hal-hal tersebut,
khususnya terhadap sumber masalah tersebut
31
Strategi Pencapaian
KADIN
Pendekatan yang digunakan:
INTERNAL ENFORCEMENT
PRIVATE ENFORCEMENT
SASARAN
PENERAPAN GCG
PUBLIC ENFORCEMENT
 Identifikasi kesenjangan antara kondisi KINI dengan CITA-CITA;
 Rumuskan kegiatan pencapaian melalui tiga jalur enforcement yaitu
internal, private sector dan public sector;
 Identifikasi hal-hal yang dapat menggagalkan pelaksanaan
enforcement tersebut;
 Lakukan mitigasi atas hal-hal tersebut.
32
Strategi Pencapaian
KADIN
Pendekatan yang digunakan:
Identifikasi masalah secara sederhana:
No
Enforcement
Masalah
1.
Internal
 Direksi dan Dewan Komisaris tidak yakin penerapan GCG
bermanfaat dan menguntungkan perusahaan;
 Tidak terdapat sanksi dan insentif penerapannya baik di
sektor swasta maupun sektor publik
2.
Sektor Swasta
• Masih banyak Asosiasi Industri yang belum faham apa,
mengapa dan bagaimana GCG itu;
• Tidak ada aturan dan sanksi dari pengawas pasar
(KPPU, Bapepam-LK, SRO) terhadap penegakan
penerapan GCG;
• Masih kurang dipahami manfaat GCG dalam
mewujudkan pelaku pasar yang etis dan bertanggung
jawab
33
Strategi Pencapaian
KADIN
Pendekatan yang digunakan
Identifikasi masalah secara sederhana:
No
Enforcement
1.
Sektor Publik
Masalah
 Kurangnya pemahaman para birokrat pelaksana
bahwa mewujudkan good governance di sektor
publik akan sangat berdampak positif dalam
pengembangan investasi dan bisnis;
 Masih kuatnya rent seeking mentality di kalangan
mereka;
 Belum tersedia peraturan perundangan, sistem dan
mekanisme birokrasi yang mendorong penegakan
penerapan GCG;
 Good governance, perlu dijabarkan menjadi action
plan yang jelas bagi penyelenggara Negara.
34
Strategi Pencapaian
KADIN
Position Audit:
Bagaimanakah peta penerapan GCG di Indonesia?
Bagaimanakah posisi KADIN?
Siapakah mitra kerja KADIN untuk melaksanakan
Roadmap Penerapan GCG 2015?
Siapakah target group penerapan GCG Roadmap
KADIN ini?
Bagaimanakah pembiayaan program ini?
35
PETA PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA
Penjaga Nilai-nilai
Good Governance
KADIN
KPPU
DAI
Bapepam –
LK
BI /Bank
Sentral
Asosiasi Profesi
Asosiasi Profesi
Asosiasi Profesi
Sektor Privat
KPK
Komisi
Yudisial
PPATK
Perg.
Tinggi
BK-DPR
Komisi
Kejaksaan
Komisi
Kepolisian
KNKG
CGO’s
Asosiasi
Asosiasi
Industri
Asosiasi
Industri
Asosiasi
Industri
Industri
Pelaku Usaha
Pelaku Usaha
Pelaku Usaha
BPK
KADIN
Kementerian
PAN
Sektor Publik
Lembaga
Kepolisian
Lembaga
Pengadilan
Lembaga
Kejaksaan
Lembaga
Pelayanan Publik
KADINDA
KADINDA
KADINDA
Pelaku Usaha
Pelaku Usaha
Pelaku Usaha
Penyelenggara Negara
Penyelenggara Negara
Penyelenggara Negara
Aktor Pelaksana Nilai-nilai
Good Governance
Partai Politik
Partai Politik
Partai Politik
Strategi Pencapaian
KADIN
KADIN Grand Strategy:
Mendorong pelaksanaan 3 macam GCG enforcement (internal,
private & public) secara simultan;
Membangun kerja sama yang intens dengan para pelaku GCG dan
penjaga nilai-nilai GCG dalam mewujudkan Roadmap GCG KADIN
INTERNAL ENFORCEMENT
PRIVATE ENFORCEMENT
SASARAN
PENERAPAN
GCG
PUBLIC ENFORCEMENT
37
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Internal Enforcement
 Mitra kerja KADIN:
 KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance) dan LKDI (Lembaga
Komisaris dan Direktur Indonesia)
 Lembaga lain yg sejenis (IICG, IICD, FCGI, ISICOM, IKAI), Perguruan
Tinggi dan konsultan penerapan GCG
 Target Group dan sasaran 2015:
 Perusahaan-perusahaan pengurus KADIN, KADINDA, dan Asosiasi
Industri anggota KADIN;
 Sasaran penerapan 100% dan dinyatakan dengan adanya asesmen
terhadap penerapan GCG tersebut;
 Untuk setiap sektor industri ditargetkan 5%.
38
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Internal Enforcement
 Kegiatan KADIN:
 Melaksanakan Training of Trainers “Penerapan GCG dan Etika Bisnis”
untuk KADINDA dan Asosiasi Industri;
 Membentuk dan menyediakan Help Desk penerapan GCG pada
Kantor KADIN Indonesia dan Kantor KADINDA;
 Memantau secara berkala penerapan GCG pada target group;
 Kegiatan Target Group :
 Melaksanakan penerapan GCG sesuai Roadmap GCG KADIN
 Pembiayaan:
 Pembiayaan mandiri (self financing) oleh peserta
39
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Internal Enforcement
 Roadmap GCG:
GCG
Governance perusahaan yang baik
(Good corporate governance)
PERSIAPAN IMPLEMENTASI
GCG
GGC
Perusahaan yang terkelola dengan
baik (Good governed corporation)
GCC
Perusahaan yang berwarga
masyarakat yang baik (Good
corporate citizen)
Mematuhi semua
hukum dan peraturan
yang berhubungan dgn
GCG (wajib dan
sukarela)
Pengoperasian yang
dikendalikan dengan
baik melalui internal
control yang wajar dan
implementasi
manajemen risiko
Menjadi perusahaan yang
berwarga masyarakat
yang baik melalui
implementasi tanggung
jawab sosial perusahaan
Perbaikan yang
berkelanjutan
GOVERNANCE PERUSAHAAN YANG BAIK & PENCIPTAAN NILAI-NILAI
40
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Internal Enforcement
PERSIAPAN:
• Proyek Implementasi GCG tidak hanya membutuhkan dukungan dari
manajemen puncak, tetapi juga membutuhkan keterlibatan dalam proses;
• Proyek GCG adalah proyek jangka panjang, karena penerapan GCG pada
dasarnya merupakan proses yang terus berlanjut dan tidak pernah
berhenti;
• Aktivitas persiapannya terdiri dari:
• Pembentukan tim proyek
• Menciptakan program pembentukan kesadaran untuk implementasi
GCG
• Melakukan penilaian implementasi GCG terkini sebagai awal dari
implementasi.
41
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Internal Enforcement
GCG
TUJUAN
GGC
AKTIVITAS
Mematuhi
1. Menjalankan penilaian GCG
peraturan dan
untuk mendapatkan status
hukum yang
implementasi GCG
berlaku
2. Merumuskan dan menetapkan
(kewajiban
GCG manuals:
dan sukarela)
• GCG code
• Board Manual
• Committee’s Charters
(Audit Committee, GCG
Committee, etc.)
• Code of Conducts
• GCG Self-assessment
3. Sosialisasi dan memulai
implementasi.
GCC
INDIKATOR
HASIL
1. Semua GCG manuals
telah selesai
2. Meningkatkan
kesadaran dari GCG
3. Mematuhi kepada
peraturan dan hukum
yang berlaku telah
meningkat
4. Struktur internal
control mulai
dibentuk.
Peningkatan
dalam
kepatuhan dan
kendali
manajemen
yang lebih baik
yang
menghasilkan
peningkatan
kinerja.
42
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Internal Enforcement
GCG
TUJUAN
Untuk
membentuk
manajemen
internal control
yang lebih baik
terutama dalam
menangani risiko
bisnis yang
efektif melalui
manajemen
risiko yang tepat
GGC
AKTIVITAS
GCC
INDIKATOR
1. Sosialisasi GCG yang Intensif
1. Semua SOPs adalah
dan ekstensif dan juga penilaian
berdasarkan risiko
yang berkala
dan prinsip-prinsip
2. Aplikasi prinsip-prinsip GCG ke
yang berdasarkan
dalam proses bisnis SOP
GCG .
3. Membentuk kerangka sistem
2. Operasi bisnis
internal control yang
dikendalikan secara
terintegrasi dan program
efektif.
manajement risiko
3. Budaya risiko mulai
4. Membentuk program etika dan
ditimbulkan.
kepatuhan
HASIL
Kinerja
perusahaan
meningkat dan
juga rating credit
meningkat
43
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Internal Enforcement
GCG
GGC
GCC
TUJUAN
AKTIVITAS
INDIKATOR
Mencapai posisi
sebagai
perusahaan
yang beretika
dan
bertanggungjawab, juga
dikenal sebagai
perusahan yang
menjadi warga
masyarakat yang
baik.
1. Membangun budaya perusahaan
berdasarkan code of conducts
sebagai bagian dari kehidupan
perusahaan sehari-hari.
2. Menjalankan Stratejik Perusahan
yang bertanggung jawab sosial
secara efektif
3. Mengimplementasi “Sistem
Operasi Perusahaan Hijau”.
4. Menyesuaikan semua sistem and
prosedur yang sesuai.
Membangun sistem manajemen
yang unik
1. Dikenal sebagai
perusahaan yang
beretika
2. Kontribusi yang nyata
dan dapat diukur
pada kesejahteraan:
• Komunitas lokal
• Negara
• Dunia
3. Memberi perhatian
dan peduli terhadap
lingkungan
HASIL
Diakui sebagai:
• Perusahaan
Blue chip
• Tempat yang
sangat
diinginkan
untuk bekerja
• Menerima
banyak
penghargaan
44
Sustainable Business:
Beyond Financial Figures
KADIN
• Identify problems and opportunities require Total Business Review
Total Business Review
Financial
Strategy
Marketing
&
Sales
Product
Portfolio
GCG
Assessment
Business
Processes &
Control
Manufacturing
& Supply
Chain
•
•
•
•
•
•
•
Verification of the Financial Figures
Review of the business fundamentals
Sustainable vs Short Term Performance
Reduces effect of market downturn
Identify Potential Improvements
Provide guidance for Improvements
GCG and CSR assessment.
SUCCESSFUL EXECUTION REQUIRES
MULTI DISCIPLINE EXPERTS FROM
INDUSTRY
Human
Resources
45
Merubah Paradigma Berpikir
KADIN
[ Persepsi Keuntungan ]
•Keuntungan = Harga – Biaya
•Maximizing profit.
*Keuntungan = Penghargaan dari masyarakat atas
prestasi yang diberikan oleh
perusahaan dalam bentuk produk
dan/atau jasa
*Maximizing sustainable profit.
[ Persepsi Pengembangan SDM]
SDM adalah faktor produksi dari
suatu perusahaan
[ Konsep Shareholder ]
SDM adalah aset terpenting perusahaan
Membangun dan membina SDM sebelum
memproduksi barang atau jasa
[ Konsep Stakeholder ]
•Fokus pada maksimalisasi pemenuh
han kepentingan pemegang saham
semata;
•Fokus pada keseimbangan kepentingan seluruh
stakeholder melalui aktivitas dan proses bisnis
berdasarkan prinsip TARIF;
•Orientasi bisnis jangka pendek
(short-term profit);
•Orientasi bisnis jangka panjang
(sustainable profit);
•Tidak mempertimbangkan
eksternalitas negatif korporasi
yang harus ditanggung pihak lain.
•Berupaya untuk menjadi good corporate
citizen.
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Private Enforcement
 Mitra kerja KADIN:
 Regulator terkait, KPPU, SRO, Asosiasi Industri, Ikatan Profesi, dll.
 KNKG, LKDI, IICG, IICD, FCGI, ISICOM, IKAI, Perguruan Tinggi, dan konsultan GCG.
 Target Group:
 Pelaku pasar sektor industri tertentu dan emiten.
 Sasaran 2015:
 Terbentuknya kantor KPPU di setiap ibu kota provinsi yang sekaligus juga
bertindak sebagai Ombudsman kegiatan bisnis;
 Mendorong terbitnya peraturan dari regulator Perbankan, Lembaga
Keuangan non Bank, Pasar Modal, BUMN, Pertambangan & Energi,
Perkebunan & Kehutanan, untuk mewajibkan penerapan GCG dan
melaporkannya secara berkala dengan didukung hasil asesmen pihak
ketiga.
47
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Private Enforcement
 Sasaran 2015:
 Mendorong penyusunan, publikasi dan sosialisasi Pedoman Etika
Bisnis bagi para pengusaha Indonesia;
 Mendorong penerapan Pakta Integritas secara konsisten melalui:

Kesepakatan untuk melakukan bisnis tanpa suap dan menghindari
praktik persaingan usaha yang tidak sehat;

Penerapan Pakta Integritas bagi pejabat pemangku anggaran secara
konsisten dan konsekuen;
 Mengupayakan terlaksananya program Anugerah Integritas (Integrity
Award) baik untuk penyelenggara negara maupun pelaku usaha.
48
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Private Enforcement
 Private enforcement penerapan GCG sektor tertentu:
 Membentuk kelompok kerja untuk penyusunan, publikasi dan sosialisasi
Pedoman Etika Bisnis bagi para pengusaha Indonesia, sekaligus mendorong
penerapan Pakta Integritas.
 Membentuk kelompok kerja dengan KNKG dan Asosiasi Industri terkait
untuk menyusun Pedoman GCG untuk Sektor Industri tertentu (GCG sectoral
Code);
 Membentuk kelompok kerja dengan KNKG dan Asosiasi Industri terkait
untuk menyusun konsep Peraturan para Regulator untuk mewajibkan
pelaksanaan GCG;
 Pembiayaan mandiri dari KADIN dan Asosiasi Industri terkait.
49
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Public Enforcement
 Mitra kerja KADIN:
 KPK, Kementerian PAN, Ombudsman, dll.
 KNKG, LSM, Perg. Tinggi, Asosiasi Industri, dll.
 Target Group:
 Pelaku pasar, regulator, birokrasi, institusi pelayanan publik
 Sasaran 2015:
 Mendorong terlaksananya reformasi birokrasi terkait dengan peraturan
perundangan di bidang investasi;
 Mendorong pelaksanaan UU.No.25/2009 tentang Pelayanan Publik secara
konsisten;
 Mendorong terbitnya Kode Etik Penyelenggara Negara;
 Mendorong terbentuknya KPK dan Pengadilan Tipikor serta Komisi Ombudsman
Nasional di setiap ibu kota provinsi;
 Mendorong terbitnya UU tentang Whistle Blowing.
50
Strategi Pencapaian
KADIN
Functional strategy: Public Enforcement
 Kegiatan KADIN:
 Membentuk kelompok kerja dengan para mitra kerja untuk menyusun
kajian dan naskah akademis guna mendorong tercapainya sasaransasaran public enforcement yang telah disepakati;
 Membentuk kelompok kerja yang melakukan monitoring kebijakan
pemerintah di bidang ekonomi dan penerapan governance.
51
Penutup
KADIN
 Roadmap yang disampaikan masih dalam bentuk garis besar;
 Masih diperlukan penjabarannya dalam bentuk sasaran
antara dan tahapan (milestone) untuk setiap tahunnya
hingga tahun 2015;
 Sangat diharapkan masukkan dari masing-masing bidang,
untuk menjadi Roadmap Penerapan GCG KADIN 2010-2015
yang merupakan bagian dari Roadmap Ekonomi KADIN 20102015.
52
Download