PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

advertisement
SURAT-KEPUTUSAN
NOMOR :K 14 219
Tentang
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
DIREKSI PT BARATA INDONESIA (PERSERO)
Menimbang
:
1. Bahwa pelaksanaan Manajemen Risiko merupakan langkah penting untuk
meminimalisasi risiko dalam mencapai tujuan PT Barata Indonesia (Persero)
secara optimal.
2. Bahwa Manajemen Risiko harus dilakukan secara bersama oleh seluruh
fungsi secara terintegrasi.
3. Bahwa Penerapan Manajemen Risiko merupakan praktik terbaik dalam
menerapkan Good Corporate Govermance ( GCG ). Sebagai Wujud
komitmen PT.Barata Indonesia ( Persero ) dalam penerapan GCG yang
efektif,
4. Bahwa sehubungan dengan butir 1, 2 dan 3 di atas dipandang perlu
menetapkan Keputusan Direksi tentang Pedoman Penerapan Manajemen
Risiko.
Mengingat
1. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/MMBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 Tentang Penerapan Praktek Good
Corporat Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
2. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tanggal 1
Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan (GCG) pada
Badan Usaha Milik Negara;
3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus
2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan (GCG) pada Badan
Usaha Milik Negara;
4. Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor :
05/DEKOM/BRT/XI/2013 Tanggal 13 Nopember 2013 Tentang : Pedoman
Pelaksanaan GCG PT. Barata Indonesia ( Persero ) ;
5. Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT. Barata
Indonesia (Persero) No.05/DEKOM/BRT/XI/2013 tanggal 13 Nopember
2013 tentang : Pedoman Pelaksanaan GCG.
6. Surat Keputusan Direksi Nomor : K 14 218 tertanggal 13 Oktober 2014
Tentang Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko.
MEMUTUSKAN
.Menetapkan : Surat Keputusan Direksi PT Barata Indonesia (Persero) tentang
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko di lingkungan PT Barata
Indonesia (Persero) . sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Pengertian
1. Risiko adalah segala sesuatu yang berpeluang atau berpotensi mengganggu
pencapaian tujuan PT Barata Indonesia ( Persero).
2. Manajemen Risiko adalah suatu proses pengambilan keputusan yang
sistematik dan terorganisasi dengan baik, yang secara effisien dapat
mengidentifikasi risiko, menganalisa risiko dan secara efektif mengurangi
atau mengeliminasi risiko guna mencapai tujuan.
3. Identifikasi Risiko adalah kegiatan mendapatkan dan mengelompokkan risiko
- risiko yang ada di lingkungan PT Barata Indonesia (Persero) berdasarkan
ruang lingkup fungsi unit bisnis.
4. Pengukuran Risiko adalah kegiatan mengukur tingkat kemungkinan dan
dampak terjadinya risiko. Sesuai dengan standart yang dipergunakan
perusahaan.
5. Prioritas Risiko adalah kegiatan mengurutkan jenis risiko berdasarkan hasil
pengukuran risiko dari risiko tertinggi ke risiko terendah.dan menentukan level
minimum suatu risiko perlu ditangani/dimitigasi atau dapat diterima.
6. Penanganan Risiko adalah kegiatan untuk merumuskan dan melaksanakan
tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalisasi risiko. Yang memang
harus ditangani/dimitigasi.
7. Perusahaan adalah PT Barata Indonesia (Persero).
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko disusun dengan maksud dan tujuan
sebagai acuan untuk mengidentifikasi, mengukur, mencegah dan menanggulangi
terjadinya risiko perusahaan, sehingga kerugian dapat dicegah sedini mungkin.
BAB II
RUANG LINGKUP RISIKO
Pasal 3
Jenis Risiko
1. Jenis Risiko Perusahaan terdiri dari risiko korporat dan risiko operasinal
sesuai dengan fungsi lembaga yang berdampak signifikan bagi Perusahaan :
Sehingga Perusahaan harus memfasilitasi kegiatan – kegiatan Manajemen
Risiko untuk :
A . Mengintegrasikan penerapan manajemen risiko lintas fungsi.
B. Memberikan saran kepada Kepala Unit Kerja yang menjadi penanggung
jawab unit kerja.
C. Melaporkan dan mengkomunikasikan secara periodek penerapan
manajemen risiko kepada Direksi.
D. Memastikan manajemen risiko diterapkan secara konsisten dan efektif.
2. Jenis risiko per aktivitas bisnis, terdiri dari risiko yang dianggap mungkin akan
terjadi berdasarkan hasil kajian fungsi terkait dengan aktivitas bisnis
dimaksud. Proses pengelolaan risiko Perseroan dilakukan dengan
menggunakan pola pengelolaan risiko di seluruh unit kerja ,serta pengelolaan
risiko terkait dengan isu – isu strategis dan operasional.
BAB III
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Pasal 4
Manfaat Penerapan Manajemen Risiko
1. Membantu Perusahaan menghindari atau mengurangi semaksimal mungkin
biaya – biaya yang terpaksa harus di keluarkan karena terjadinya risiko.
2. Membantu Manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat terkait
dengan tindakan penanganan risiko, apakah cukup diterima, dimitigasi
dengan mengurangi peluang maupun dampak, ataupun mentransfer risiko
dengan segala konsekuensi besaran cost benefit yang ditimbulkan .
3. Setiap tindakan bisnis mempertimbangkan aspek analisis risiko, sehingga
terhindar dari kemungkinan terjadinya kerugian.
Pasal 5
Pendekatan Penerapan Manajemen Risiko
1. Penerapan Manajemen Risiko dilakukan dengan ruang lingkup sebagai
berikut:
a. Ruang lingkup per aktifitas bisnis, yang menyajikan kajian
risiko per aktivitas bisnis dan dilakukan oleh setiap Unit
Kerja yang ada di Divisi dan Biro /cabang/Proyek dengan
dilaporkan kepada Biro Manajemen Risiko.
b. Ruang lingkup perusahaan, yang mengambarkan risiko
perusahaan secara menyeluruh dilakukan oleh Biro
Manajemen Risiko, termasuk mendapatkan High Top
Rank Risk bagi perusahaan.
2. Siklus dan Standart – standart yang di gunakan dalam pengelolaan
Manajemen Risiko dan penangannya menggunakan konsep sebagaimana
dibahas pada pasal 8 dalam peraturan ini..
BAB IV
PENGELOLAAN RISIKO
Pasal 6
Proses Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko dilakukan melalui proses :
a. Penetapan kebijakan, strategi dan tujuan Manajemen Risiko
b. Identifikasi;
c. Evaluasi;
d. Pemilihan cara pengelolaan risiko;
e. Pengukuran dan validasi
Pasal 7
Fungsi Terkait Proses Pengelolaan Risiko
1. Penetapan kebijakan, strategi dan tujuan Manajemen Risiko dilakukan oleh
Direksi.
2. Proses identifikasi, evaluasi, pemilihan cara pengelolaan risiko dilakukan oleh
fungsi terkait dibawah pengawasan dan bimbingan dari Biro Manajemen Risiko
dan Kepatuhan.
3. Biro Manajemen Risiko melakukan analisis dan kompilasi risiko setiap Unit Kerja
menjadi suatu profil risiko Perusahaan secara keseluruhan dan melakukan
evaluasi penerapan Kebijakan Manajemen Risiko dan Strategi Pengendalian
Risiko pada unit kerja dan fungsi kegiatan terkait serta melakukan kajian – kajian
risiko atas rencana strategis/investasi perusahaan atas dasar penugasan dari
Direksi.
4. Komite Pemantau Manajemen Risiko mengawasi dan memberikan
arahan/nasehat terkait implementasi Manajemen Risiko di seluruh
kegiatan/proses bisnis di PT.Barata Indonesia ( Persero ) termasuk pemantauan
atas pengendalian/mitigasi risiko – risiko kunci perusahaan yang perlu dikelola
dan dilaporkan secara berkala kepada Dewan Komisaris.
5. Proses pengukuran dan validasi dilakukan oleh fungsi pengawasan internal
perusahaan.
6.
Pasal 8
Tahapan Dalam Proses Pengelolaan Risiko
1. Proses identifikasi dilakukan dengan merumuskan kegiatan dan tujuan dari
kegiatan tersebut serta risiko yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai
tujuan dari kegiatan dimaksud.
2. Proses evaluasi dilakukan dengan menganalisa kemungkinan dan dampak
dari risiko yang mungkin muncul, kemudian menyusun alternatif tindakan
untuk mengatasi risiko.
3. Pemilihan cara pengelolaan risiko didasarkan pada pertimbangan alternatif
tindakan untuk mengatasi risiko, berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan,
dengan pilihan menghindari, meminimalisasi, mengalihkan serta menerima
risiko.
4. Proses pengelolaan risiko dilakukan dengan menggunakan format
sebagaimana lampiran – lampiran berikut :
1. Manual Identifikasi Risiko dan Analisis Risiko.terkait
Likelihood dan Consequences serta cara pengukurannya.
2. Manual Perencaan Penanganan Risiko termasuk cost –
benefit analysis Penanganan Risiko.
3. Manual Pemantauan Risiko.
BAB V
PENGUKURAN DAN VALIDASI
Pasal 9
Pengukuran, Validasi Dan Audit
1. Pengukuran dan validasi dilakukan secara periodik oleh fungsi pengawasan
internal perusahaan.
2. Fungsi pengawasan internal perusahaan menyusun dan menetapkan Risk
Based Auditing (RBA) tahunan, sebagai program pengawasan sesuai dengan
kebijakan, strategi dan tujuan Manajemen Risiko.
3. Fungsi pengawasan internal perusahaan melakukan audit pelaksanaan
Manajemen Risiko sesuai dengan RBA tahunan yang telah ditetapkan.
BAB IV
PENUTUP
1. Surat keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan.
2. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan
ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
Pada Tanggal
: Gresik
: 13 Oktober 2014
PT.Barata Indonesia ( Persero )
Direksi,
Zakky Gamal Yasin
Direktur Utama
Download