PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (Kuliah X) Tim Pengajar MK Ekologi Manusia 2010 EVOLUSI PEMANFAATAN SDA Privatisasi THE FIRST GREAT TRANSITION SECOND GREAT TRANSITION Urban & state forming Lahir & tumbuhnya pertanian Renewable Energy: Animal / Humjan / Wood / Water / Wind HEIA & LEIA Industrialisasi Ancaman thd. daya dukung alam: Salinitas hancurkan pertanian mesopotamia 2400 BC Peradaban Maya runtuh First Energy Crisis NonRenewable energy: Abat 17-18 Coal Kayu Oil & gas Degradasi Lingkungan The First Great Transition ± 10,000 BC • The First Great Transition merupakan suatu fase mahapenting didalam sejarah manusia kerena proses transisi ini menyudahi suatu cara hidup atau sistim adaptasi yang telah berlaku kurang-lebih 2 juta tahun, sejak awal existensi manusia di bumi sampai dengan sekitar 10.000 tahun SM. • pertanian merupakan sistem adaptasi yang efektif untuk terus memperbesar daya dukung ekosistem, untuk menampung peningkatan yang terus berlanjut dari populasi manusia. CIRI UTAMA “THE FIRST GREAT TRANSITION” Sejak 10,000 s/d abat ke 18 1. Sistim adaptasi utama adalah Pertanian, dengan segala ragamnya sesuai dengan keragaman ekosistem dimana diterapkan. 2. Pengandalan pada sumber energi yang “renewable”/ sumber energi yang berkelanjutan: – Tenaga kerja manusia: Kelembagaan gotong-royong / Kerjapaksa masyarakat sendiri / Perbudakan. – Tenaga hewan: – Tenaga air: Sejak abat ke 11 teknologi memungkinkan penggunaan tenaga air untuk beragam tujuan mencetuskan revolusi industri awal tersendisi. – Tenaga angin: Teknologi berawal di Eropah Utara baru dpt. Memanfaatkan tenaga angin secara efisien sejak abat ke XII – Kayu sebagai bahan bakar: arang kayu merupakan bahan bakar utama industri sampai abat k18-19. THE FIRST ENVIRONMENTAL CRISIS Abad 17-18 Pada abad 15 negara-negara maritim utama saat itu telah mengalami kesulitan memperoleh kayu untuk membangun kapalnya. Sejak akhir abat ke 17 Angkatan laut Inggri harus mengimport tiang layar bagi armada lautnya dari Amerika Utara. Seabad kemudian tidak tersedia lagi pohon-pohon pinus besar untuk dijadikan tiang layar, sehingga sejak itu tiang layar tidak lagi dapat dibuat dari satu batang yang utuh tetapi di sambung-sambung. Krisis energi tersebut mencetuskan pergeseran sumber energi/bahan bakar dari kayu kepada batu-bara, dan tidak lama setelah itu pemanfaatan minyak-bumi, gas-bumi dan kemudian nuklir . THE SECOND “GREAT TRANSITION” Pergeseran dari pemanfaatan energi renewable non-renewable. Perbedaan Antara The First dan The Second Greate Transition: The First Great Transition trjadi merata di seluruh bagian dunia, dan boleh dikatakan berkembang secara independen. The Second Great Transition, terutama berkembang di Eropah dan kemudian dibawa ke daerah-daerah lain melalui proses expansi negaranegara Eropah. Persamaan Antara The First dan The Second Great Transition: Pola pemanfaatan sumber energy tetap berdasarkan pertimbangan jangka pendek Manusia tetap memperlakukan sumber-sumber energi seolaholah sumber energi yang tidak dapat habis. DUA KECENDRUNGAN SISTIM PERTANIAN DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG (Reijntjes,’99:7-9) HEIA: LEIA: High External Input Agriculture Low External Input Agriculture Dimana HEIA tidak dpt High External Input Agric (Rev. Hijau): Input kimia (pupuk,pestisida), Benih hibrida, Mekanisasi, Irigasi. Non-renewable bbm Infrastruktur Orientasi pasar Modal besar Hanya di ekosistem yang sesuai Penyuluhan diterapkan: infrastruktur produksi dan financial rusak. Komponen HEIA digunakan secara sporadis dan tidak lengkap Tingkat produksi jauh tertingal oleh peningkatan jumlah penduduk Meluas dng. meningkatnya kemiskinan: harga2 input naik, harga prod. tetap, negara dililit hutang & tak berdaya. Over exploitasi lahan PENGUASAAN DAN PEMANFAATAN SDA Peralihan dari the commons private Marginalisasi dari LEIA Dominasi dari sistim HEIA HEIA DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG Dampak thd. Ketersediaan pangan dan kemiskinan: Peningkatan produksi: 41% untuk padi; 45% untuk jagung; 70% untuk gandum Dari 1961 – 1985 terjadi penurunan rasio swasembada dari 110 menjadi 101. Pada tahun 1985 di 48 negara tingkat swasembada pangan dibawah 100%. Tingkat gizi di banyak negara tidak lebih baik dari 20 tahun lampau Sebagian besar Afrika, Amerika Selatan dan Asia terjadi penurunan produksi satuan luas lahan tanaman tradisional karena degradasi lahan dan ketidak stabilan politik. Pada 1980 diperkirakan 780 juta penduduk D III (tanpa China) hidup dalam kemiskinan absolut (90% diantaranya penduduk pedesaan DAMPAK HEIA di NEGARA SDNG BERKEMBANG TERHADAP EKOSISTEM (Reijntjes, 1999:14 -18) Hilangnya keragaman dalam sistem pertanian kerawanan thd. Resiko ekologi dan ekonomi. Hilangnya sumber genetik setempat dan hilangnya pengetahuan tradisional tentang pertanian yang berorientasi ekologis Kerusakan lingkungan , khususnya karena penggunaan bahan kimia yang berlebihan Setiap tahun ribuan penduduk teracuni oleh pestisida (± 50% penduduk DIII): 1983 sekitar 2 juta orang keracunan pestisida. Dari waktu ke waktu hama menjadi kebal thd. Pestisida: pada th. 1984 sebanyak 447 serangga dan tungau, 100 patogen tganaman, 55 jenis gulma, 2 jenis nematoda dan 5 pengerat kebal thd. pestisida. Pestisida juga membunuh musuh alami hama. Penggunaan pupuk buatan pelepasan nitrogen oksida (N2O) pada lapisan stratosfer akan menipiskan lapisan ozon peningkatan suhu global PENGETAHUAN LOKAL Traditional Ecological Knowledge is a cummulative body of knowledge and beliefs, handed down through generations by cultural transmission, about the relationship of living beings (including humans) with one another and with their environment. Further, TEK is an attribute of ssocieties, by an large, these are non-industrial or less technologically advance societies, many of them indigenous or tribal (Fikret Berkes, 1993) Levi Strauss: Sifat keingintahuan ilmiah bukan monopoli masyarakat Barat. Masyarakat klasik dahulu tidak akan dapat mengakumulasi pengetahuan dan teknik bila hanya mengandalkan keingintahuan taknis tanpa sikap keingintahuan ilmiah. PERBEDAAN PENGETAHUAN LOKAL - ILMU PENGETAHUAN (Fikret Berkes, 1993) Pengetahuan lokal: 1. Dominan qualitative Ilmu-Pengetahuan: 1. Dominan quantitative 2. Memiliki aspek intuitive 2. Rasional 3. Holistik 3. Reduksionis 4. Perasaan + fisik tidak dpt dipisah 4. Perasaan dan fisik terpisah 5. Terdapat penilaian moral 5. Bebas nilai 6. Spiritual 6. Mekanistik 7. Observasi empiris & trialerror 7. Experiment & sistimatis 8. Ilmuan/spesialis 8. Berdasar data oleh “user” 9. 9. Berdasar data time series panjang Sinkronik (pengamatan singkatg di daerah luas) REFLEKSI THD. PENGETAHUAN LOKAL Sudut pandang idealis thd. Pengetahuan Lokal: Pandangan lingkungan didasari anggapan religius thd. Alam, menghasilkan sikap bijak, bertanggung jawab dan conservationist Sudut pandang ekologis thd. Pengetahuan lokal: Pandangan dinamis thd. Pengetahuan lokal dengan aspek2 sosial, ekonomi dan religius serta berhubungan dengan sistim adaptasi masyarakat. Adaptasi (Bennet, 1976): “Pola2 dan aturan yang diciptakan dalam rangka penyesuaian sosial dan perubahan perilaku individual /kelompok manusia, yang dilakukan selama perjalanan individu/kelompok itu dalam merealisasikan tujuan atau sekedar status quo melalui: penguasaan, kompromi, pemenuhan kebutuhan hidup, penciptaan strategi adaptasi” ADAPTASI -- MALADAPTASI AGROEKOLOGI: Pendekatan Pertanian Berkelanjutan “Alternative Agriculture” (Altieri, ’87) “…any approach to farming that attempts to provide sustained yields through the use of ecologically sound management technologies. Strategies rely on ecological concepts, such that management results in optimum recycling of nutrients and organic matter, closed energy flows, balanced pest populations and enhanced multiple use of the land-scape” (xiv) Dua tipe petani yang menyimpang dari pendekatan pertanian yang konvensional menciptakan tantangan terhadap chemical and mechanized agriculture: Petani kecil/indigenous di Dunia III (khususnya di tropis) Petani organic di Eropah dan Amerika yang sedang tumbuh. TREND BARU MENUJU SISTIM PERTANIAN BERKELANJUTAN Traditional agriculture: (Altieri,‘87:71-72) 1. 2. Spatial & Temporal diversity & Continuity Pertanian Berkelanjutan Optimal use of space & resources 1. Mantap secara ekologis 2. Bisa berlanjut secara ekonomis (Reijntjes, ’99:2-3) 3. Recycling of nutrients 4. Water conservation 3. Adil 5. Control of succession & protection of crops 4. Manusiawi 5. Luwes Sistim Sawah Kebun Keb. Campuran Talun Pekarangan Pertanian sistim rotasi/Perladangan AGROEKOLOGI: Suatu Pendekatan (Altieri, ’87:xiv) Agroecological approach 1. Farm systems as unit of study 2. Di dalam farm system ini proses-proses: mineral cycles, energy transformations, biological processes and socioeconomic relationships, dipelajari sebagai suatu kesatuan 3. Tujuan study bukan untuk meningkatkan produktifitas suatu komoditi, tetapi dalam rangka mengoptimalkan kerja agroecosystem secara keseluruhan. Farmer First and Last / Farmer back to Farmer / Indigeneous Aricultgural Revolution: The basic philosophy upon which the model is based is that agricultural research and development must begin and end with the farmer. Applied agricultural research cannot begin in isolation out on the research station or with a planning committee out of touch with farm conditions. (R.Rhodes & R.Booth, ’82)