PEMANFAATAN KULIT BUAH PEPAYA SEBAGAI CLEANSING LOTION YANG MAMPU MENANGKAL RADIKAL BEBAS Cahya Wulandari, Sulihen Mustofa, Ana Aminatul Aliyah, Yashinta Ayu Rachmayanti I. Latar Belakang Pepaya merupakan tanaman buah dari famili caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan Meksiko dan Koasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam di daerah tropis maupun sub tropis, dapat tumbuh di tempat basah maupun kering atau dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dari permukaan laut). Buah pepaya merupakan buah meja yang bermutu dan bergizi tinggi. (Nurviani, 2014) Indonesia merupakan negara penghasil pepaya (Carica papaya L) yang cukup besar. Saat ini luas daerah penanaman pepaya dengan orientasi bisnis mencapai 52.250 ha (Warisno, 2003). Hampir semua bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan, mulai dari buah, daun, batang, maupun akar. Akan tetapi, kulit buah pepaya belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat karena hanya dibuang dan tidak dimakan. Padahal kulit buah pepaya mengandung nutrisi yang tidak jauh berbeda dari daging buah pepaya dan lebih banyak mengandung enzim papain. Kulit buah pepaya juga mengandung folat, vitamin A, magnesium, tembaga, asam pantotenat, fiber.3, vitamin B kompleks, beta karoten, lutein, zeaxanthan, vitamin E, kalsium, kalium, vitamin K, lycopene, dan enzim papain. Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak. Peranan vitamin E terutama karena sifatnya sebagai zat antioksidan. Vitamin E disebut sebagai zat antioksidan karena mampu menangkal radikal bebas. Dengan menerima oksigen, vitamin E dapat membantu mencegah oksidasi terhadap vitamin A dalam saluran pencernaan. Dalam jaringan vitamin E menekan terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh, dengan demikian membantu dan mempertahankan fungsi membran sel. (Winarno, 1982) Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia dan mempunyai fungsi untuk melindungi dari pengaruh luar. Kerusakan pada kulit akan mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan, sehingga kulit perlu dilindungi dan dijaga kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai dengan munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah. Salah satu hal yang menyebabkan kerusakan kulit adalahradikal bebas (Maysuhara,2009). Radikal bebas merupakan suatu bentuk senyawa reaktif yang memiliki elektron tidak berpasangan. Radikal bebas dalam tubuh manusia bisa terbentuk dengan metabolisme sel normal, tubuh yangkekurangan gizi, pola makan yang tidak benar, gaya hidup yang salah, asap rokok, sinar ultraviolet, dan lingkungan yang terpolusi. Hal ini diperlukan suatu penangkalnya yaitu antioksidan. Lotion merupakan sediaan kosmetik golongan emolien (pelembut) yang mengandung banyak air. Cleansing lotion merupakan suatu sediaan yang dipakai sebagai pembersih pada kulit muka yang berminyak dan berpori besar, mengangkut sisa make up, debu, serta kotoran pada wajah. (Tim Dosen Kimia Kosmetika, 2015) Penelitian ini akan menggunakan kulit buah pepaya sebagai cleansing lotion yang mampu menangkal radikal bebas. II. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana memanfaatkan kulit buah pepaya sebagai cleansing cream yang mampu menangkal radikal bebas? III. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan kulit buah pepaya yang selama ini sebagai limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Pemanfaatan limbah kulit buah pepaya ini digunakan untuk cleansing lotion yang tidak hanya membersihkan kulit wajah namun juga dapat menangkal radikal bebas. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat : 1. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman meneliti limbah kulit buah pepaya menjadi cleansing lotion yang dapat menangkal radikal bebas. 2. Bagi Masyarakat a. Meningkatkan nilai jual dari limbah kulit buah pepaya b. Memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan limbah kulit buah pepaya 3. Bagi Lingkungan a. Mengurangi limbah kulit buah pepaya di lingkungan b. Lingkungan menjadi lebih bersih IV. Tinjauan Pustaka Tanaman pepaya merupakan herba menahun dan tingginya mencapai 8 m. Batang tak berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun. Dapat hidup pada ketinggian tempat 1m-1.000m dari permukaan laut dan pada suhu udara 22°C - 26°C. Pada umumnya semua bagian dari tanaman baik akar, batang, daun, biji dan buah dapat dimanfaatkan. (Warisno, 2003). Menurut Tjitrosoepomo (2004), sistematika tumbuhan pepaya (Carica pepaya L.) berdasarkan taksonominya adalah sebagai berikut. Gambar 1. Carica pepaya Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Cistales Famili : Caricaceae Genus : Carica Spesies : Carica pepaya L. Nama lokal : Pepaya Tanaman pepaya merupakan salah satu sumber protein nabati. Pepaya (Carica pepaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis. Buah pepaya tergolong buah yang popular dan digemari hampir seluruh penduduk di bumi ini (Amir, 1992). Pepaya (Carica pepaya L.) merupakan tanaman yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia. Di Indonesia, tanaman pepaya dapat tumbuh dari dataran rendah sampai daerah pegunungan 1000 m dpl. Negara penghasil pepaya antara lain kosta Rika, Republik Dominika, Puerto Rika, dan lain-lain. Brazil, India, dan Indonesia merupakan penghasil pepaya yang cukup besar (Warisno,2003). Hampir semua bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan, mulai dari buah, daun, batang, maupun akar. Akan tetapi, kulit buah pepaya belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat karena hanya dibuang dan tidak dimakan. Padahal kulit buah pepaya mengandung nutrisi yang tidak jauh berbeda dari daging buah pepaya dan lebih banyak mengandung enzim papain. Kulit buah pepaya juga mengandung folat, vitamin A, magnesium, tembaga, asam pantotenat, fiber.3, vitamin B kompleks, beta karoten, lutein, zeaxanthan, vitamin E, kalsium, kalium, vitamin K, lycopene, dan enzim papain. Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak. Peranan vitamin E terutama karena sifatnya sebagai zat antioksidan. Vitamin E disebut sebagai zat antioksidan karena mampu menangkal radikal bebas. Dengan menerima oksigen, vitamin E dapat membantu mencegah oksidasi terhadap vitamin A dalam saluran pencernaan. Dalam jaringan vitamin E menekan terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh, dengan demikian membantu dan mempertahankan fungsi membran sel. (Winarno, 1982) Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia dan mempunyai fungsi untuk melindungi dari pengaruh luar. Kerusakan pada kulit akan mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan, sehingga kulit perlu dilindungi dan dijaga kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai dengan munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah. Salah satu hal yang menyebabkan kerusakan kulit adalahradikal bebas (Maysuhara,2009). Radikal bebas merupakan suatu bentuk senyawa reaktif yang memiliki elektron tidak berpasangan. Radikal bebas dalam tubuh manusia bisa terbentuk dengan metabolisme sel normal, tubuh yangkekurangan gizi, pola makan yang tidak benar, gaya hidup yang salah, asap rokok, sinar ultraviolet, dan lingkungan yang terpolusi. Hal ini diperlukan suatu penangkalnya yaitu antioksidan. Cream dan lotion merupakan sediaan kosmetika berbentuk emulsi. Emulsi adalah campuran homogen dari dua zat cair yang awalnya tidak dapat bercampur, lalu dapat membentuk campuran yang homogen karena adanya bantuan emulgator. Terdapat dua tipe emulsi yaitu tipe o/w (emulsi tersusun atas minyak dalam air) dan tipe w/o adalah emulsi tersusun atas air dalam minyak. Lotion merupakan sediaan kosmetik golongan emolien (pelembut) yang mengandung banyak air. Cleansing lotion merupakan suatu sediaan yang dipakai sebagai pembersih pada kulit muka yang berminyak dan berpori besar, mengangkut sisa make up, debu, serta kotoran pada wajah. Syarat cleansing lotion adalah : a. b. c. d. Dapat menyerap ke dalam kulit Tidak mengandung bahan kimia berbahaya\ Viskositas rendah Dapat menghaluskan kulit serta tidak menyebabkan kulit berminyak (Tim Dosen Kimia Kosmetika, 2015) V. Metode Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, neraca analitik, ayakan 60 mesh, mortir, stamfer, batang pengaduk, solet, cawan porselin, gelas ukur, dan waterbath. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah pepaya, cera alba 2,4 gram, spermaceti 1,6 gram, borax 0,3 gram, parafin liquid 10 ml, aquadest 4,7 ml. Pengolahan kulit buah pepaya diawali dengan mencuci dan menjemur kulit buah pepaya dibawah sinar matahari sampai kering, setelah kering kulit buah pepaya di haluskan dengan menggunakan blender. Serbuk tepung kulit pepaya diayak dengan ayakan 60 mesh. Penepungan kulit pepaya dilakukan untuk memperoleh partikel yang berukuran kecil sehingga didapatkan cleansing lotion yang lembut. Prosedur yang digunakan dipanaskan cera alba dan spermaceti dalam water bath, setelah meleleh dimasukkan ke dalam mortir panas. Ditambahkan parafin liquid diaduk sampai homogen, kemudian ditambahkan borax dan tepung kulit pepaya diaduk sampai terbentuk emulsi yang homogen. VI. Daftar Pustaka Nurviani. 2014. “EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI PEKTIN KULIT BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS CIBINONG, JINGGO DAN SEMANGKA”. Jurnal of Natural science, volume 3, edisi 3, halaman 332-330 Winarno, F.G. 1982. KMIA PANGAN DAN GIZI. Jakarta : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA Maysuhara, S. 2009. Rahasia Cantik, Sehat dan Awet Muda. Yogyakarta (ID): Pustaka Panasea. Tim Dosen Kimia Kosmetika. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Kosmetika. Semarang : KIMIA UNNES Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Cetakan ke-8. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Warisno. 2003. Budi Daya Pepaya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Amir, A. 1992. “Pengaruh penyuntikan Ekstrak Biji Pepaya Gandul (Carica Pepaya L.) terhadap Sel-sel Spermatogenik Mencit dan Jumlah Anak Hasil Perkawinannya”. Tesis Magister Sains. Jakarta: Biologi Kedokteran Universitas Indonesia