MEDIA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SERTA METODE PENERAPANNYA DI SDN BANJARARUM 1 SINGOSARI KELAS V Samunir Univeritas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) media pembelajaran seni budaya dan keterampilan yang di gunakan oleh guru kelas V SDN Banjararum 1Singosari, (2) metode yang diterapkan dalam pembelajaran seni budaya dan keterampilan oleh guru kelas V SDN Banjararum 1Singosari. Media pembelajaran dan metode penerapannya merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar, kedua komponen ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan. Dalam mewujudkan suatu pembelajaran inovatif, seorang guru kelas harus mampu menggunakan media pembelajaran dan metode penerapannya yang bervariasi, tujuannya agar peserta didik tidak merasa bosan dan cendrung lebih nyaman dalam belajar. Selain itu pembelajaran di sekolah dasar konteksnya dengan matapelajaran Seni Budaya dan Keterampilan sangat membutuhkan perencanaan dalam menentukan kegiatan pembelajaran, karena guru di sekolah dasar merupakan guru kelas yang terkadang tidak mempunyai dasar pendidikan seni, sehingga dalam menentukan kegiatan pembelajaran masih membutuhkan beberapa sumber dan penjelasan yang bisa membantu dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, meliputi penggunaan dan penerapan metode dan media pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan, pertama untuk medeskripsikan mediamedia pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang digunakan oleh guru kelas SDN Banjararum I Singosari kelas V, kedua untuk medeskripsikan metode penerapan dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang digunakan oleh guru kelas SDN Banjararum I Singosari. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif, data penelitian yang berupa paparan kebahasaan dalam bentuk audio dan visual yang terdapat dalam kegiatan belajar mengajar pada matapelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas V. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen manusia dan benda, yaitu peneliti sendiri, guru kelas V yang sekaligus guru Seni Budaya dan Keterampilan, siswa siswi kelas V serta dokumentasi. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan kegiatan trianggulasi data, kegiatan analisis data dilakukan mulai dari mencatat, mengidentifikasi, dan menyimpulkan data. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh beberapa simpulan hasil penelitian tentang media pembelajaran dan metode penerapannya yang digunakan guru kelas V dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Pertama, jenis-jenis media yang digunakan oleh guru kelas V ialah sebagai berukut: untuk apresiasi seni, media yang digunakan oleh guru kelas V SDN Banjararum I Singosari dalam matapelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk aprsiasi seni yaitu: a) buku paket Seni Budaya dan Keterampilan, b) contoh gambar. Untuk ekspresi media yang digunakan ialah: a) buku paket Seni Budaya dan Keterampilan, b) majalah, c) buku cerita, d) kaset tape/CD. Media-media ini bisa dikatakan cukup bervariasi dan inovatif. Kedua, jenis-jenis metode yang digunakan: a) ceramah, b) merangkum, c) tanya jawab, sedangkan ekspresi seni menggunakan metode: a) ceramah, b) mencontoh, c) demontrasi, d) ekspresi bebas. Metode-metode ini bisa dikatakan cukup bervariasi, untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang inovatif kita harus membuat siswa lebih aktif dan guru sebagai fasilitator dan motifator. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Metode Penerapan, Seni Budaya dan Keterampilan Matapelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) memiliki standart kompetensi sebagai berikut: menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal, sedangkan cakupannya adalah untuk meningkatkan sensivitas, kemampuan mengeskspresikan diri dan kemampuan untuk mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan sosial maupun kehidupan invidual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. (Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SD dan MI: 2-7, 2007) Untuk menerapkan kegiatan belajar dan mengajar seni budaya dan keterampilan yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan maka, guru harus memiliki cara untuk mewujudkan hal tersebut, dengan kata lain seorang guru harus menguasai strategi pembelajaran, karena dalam kegiatan belajar mengajar guru memerlukan alat dan cara untuk menyampaikan materi pembelajaran, fakta dilapangan menunjukkan pembelajaran seni budaya dan keterampilan di tingkat pendidikan sekolah dasar masih menggunakan guru kelas bukan guru khusus bidang studi seni budaya dan keterampilan, sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik dan pelajaran seni budaya dan keterampilan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus memaksimalkan peranannya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar walaupu hanya guru kelas, seorang guru harus menentukan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik, setelah guru menemukan media pembelajaran yang akan digunakan maka selanjutkan guru perlu menentukan metode apa yang akan diterapkan sesuai dengan media yang sudah di siapkan, kedua aspek ini yang paling menonjol dalam metodologi pembelajaran yaitu metode dan media pembelajaran (Sudjana dan Rivai, 1990). Karena media dapat memper mudah guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa, sehingga siswa dapat menerima pesan tersebut dengan baik. Namun tidak semua metode dalam setiap situasi penggunaan sarana atau media berupa benda konkrit. Ada metode yang tidak memerlukan alat atau media pembelajaran lebih dari bahasa (lisan), kapur dan papan tulis, seperti kebanyakan metode ceramah atau menerangkan. (Surakhmad 1986). Alat komunikasi atau media selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan media pendidikan mempunyai fungsi yang besar di berbagai kehidupan, baik di kehidupan pendidikan maupun dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan seni kebudayaan. Dalam kehidupan pendidikan media komunikasi memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan maupun peningkatan mutu di suatu lembaga pendidikan. Dengan memakai media tersebut anak didik akan mudah mencerna dan memahami suatu pelajaran. Dengan demikian melalui pendekatan ilmiah sistematis, dan rasional tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Untuk mencapai pendidikan tersebut guru memberikan peran yang penting untuk menghantarkan keberhasilan anak didik, oleh karenanya dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dan murid, untuk menciptakan komunikasi yang baik dibutuhkan guru yang profesional yang mampu menyeimbangkan antara media pembelajaran dan metode pengajaran sehingga informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa dengan baik. Jadi tugas media bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara pengajar dan murid namun lebih dari itu media merupakan bagian integral yang saling berkaitan antara komponen satu dengan komponen yang lain yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat unuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk menetapkan terlebih dahulu apakah sebuah metode dapat disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai. Karena dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK) terdapat keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan manca negara (sekolahbuinbatu.org). Pendidikan Seni Budaya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas (AQ), kreativitas (CQ), spiritual dan moral (SQ). (falsburgers.blogsp). Media serta metode penerapannya dalam pembelajaran seni budaya dan keterampilan serta yang digunakan oleh guru Sekolah Dasar (SD) untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, terutama di Sekolah Dasar Negeri Banjararum 1 Singosari kelas V. Jika seorang guru sangat miskin akan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan, tidak menguasai berbagai teknik atau mungkin tidak mengetahui metode-metode pembelajaran, maka guru tersebut akan berusaha mencapai tujuannya dengan jalan yang tidak wajar. Hasil pengajaran yang demikian membuat guru menderita dan muridpun juga demikian, maka akan timbul masalah disiplin ilmu, rendahnya mutu pelajaran, kurangnya minat siswa dan tidak adanya perhatian dan kesungguhan dalam belajar (Surakhmad 1986). selain alasan diatas penulis mempunyai suatu alasan yang lain yaitu, pada dasarnya seorang guru harus berkompeten dalam bidangnya. Modal dasar seorang guru adalah menguasai bahan ajarnya, (Tarjo 2004). Namun pada kenyataannya masih banyak guru di Sekolah Dasar yang berat pada pernyataan diatas karena guru Sekolah Dasar merupakan guru kelas, sehingga harus mengajarkan hampir semua bidang setudi, bukan hanya menguasai materi pelajaran tapi juga harus bisa mengusai pembuatan perangkat pembelajaran yang membantu melancarkan proses belajar mengajarnya.,. Penelitian ini dilakuakan pada kelas V Sekolah Dasar (SD) karena dalam struktur kurikulum SD/MI poin ke tiga menyebutkan pembelajaran pada kelas I-IV dilaksanakan melalui pendekatan tematik, pendekatan tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. sedangkan pada kelas IVVI dilaksanakan melalaui pendekatan mata pelajaran. Pada kelas V Sekolah Dasar (SD) kirakira umur 9-11 tahun. Pada usia itu seorang anak sudah dapat mengklasifikasi suatu benda secara tepat.(Monks,dkk). METODE Penelitian ini dilakukan selama dua bulan di SDN Banjararum 1 Singosari. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif, data penelitian yang berupa paparan kebahasaan dalam bentuk audio dan visual yang terdapat dalam kegiatan belajar mengajar pada matapelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas V. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen manusia dan benda, yaitu peneliti sendiri, guru kelas V yang sekaligus guru Seni Budaya dan Keterampilan, siswa siswi kelas V serta dokumentasi. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan kegiatan trianggulasi data, kegiatan analisis data dilakukan mulai dari mencatat, mengidentifikasi, dan menyimpulkan data. HASIL DAN PEMBAHASAN Media Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang Digunakan Oleh Guru Kelas V Di SDN Banjararum 1 Singosari Dari paparan data hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat dilakukan pembahasan tentang media pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas v dalam pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Media yang digunakan dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, kompetensi dasar apreiasi yaitu: buku paket seni budaya dan keterampilan sebagai sumber, papan tulis, kapur tulis, penggaris. Penggunaan media ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, kompetensi yang diajarkan yaitu: menampilkan sikap apresiatif terhadap berbagai musik/lagu wajib dan daerah Nusantara, Berikut petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut. Semua peserta didik membuka buku paket Seni Budaya dan Keterampilan, ketika itu guru sedang menjelaskan tentang seni musik, setelah itu guru membuka pertanyaan seputar lagu wajib yang diketahui oleh peserta didik, lalu guru memrintahkan peserta didik untuk melihat buku paket yang ada teks lagu waib dan not angkanya, lalu guru mempraktekkan cara membaca dengan irama ketukan penggaris, kemudian peserta didik mengikuti guru membaca not angka yang lanjutkan dengan menyanyikan lagu pada mu Negeri. Dengan demikian terdapat beberapa media yang digunakan oleh guru kelas dalam menyampaikan pelajaran apresiasi pada satu kompetensi dasar. Begitu pula dengan pelajaran apresiasi yang lain yaitu mengidentifikasi motif hias Nusantara, media-media yang digunakan sebagai berikut: buku paket seni budayadan keterampilan, contoh karya motif hias dari bahan kertas karton, papan tulis. Berikut petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut. Pertama semua peserta didik disuruh membuka buku paket seni budaya dan keterampilan untuk mengamati gambar motif hias. Setelah itu guru dan peserta didik melakukan diskusi kelas tentang motif hias. Lalu guru menjelaskan kepada peserta didik tentang motif hias yang belum dipahami oleh sebagaian peserta didik. Lalu guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari beberapa jenis motif hias dikerjakan dirumah. Sedangkan pada kompetensi dasar ekspresi media yang digunakan oleh guru kelas ialah: buku paket seni budaya dan keterampilan, kain/kaos, pewarna kain, tali raffia, karet, kelereng, batu, kompor dan panci. berikut ini petikan catatan lapangan yang menggambarkan situasi kompetensi dasar ekspresi, yaitu membuat motif hias dengan tekhnik jumputan. Semua peserta didik disuruh membuka buku paket Seni Budaya dan Keterampilan tentang membuat motif hias dengan teknik jumputan, guru langsung menjelaskan panjang lebar tentang teknik pembutan motif hias dengan teknik jumput, mulai dari tahap awal membuat pola sampai finishing, setelah itu guru langsung mendemonstrasikan pembuatan motif hias dengan teknik jumput, dengan media kain/kaos, dan juga membutuhkan peralatan khusus seperti: kompor, panci, pewarna kain, kelereng, tali raffia dan lain-lain. Setelah guru kelas mendemonstrasikan lalu peserta didik malakukan sendiri dengan kelompok masing-masing yang tetap dalam pengawasan guru kelas. Dengan demikian terdapat beberapa media yang digunakan dalam pelajaran ekspresi. Begitu pula dengan pelajaran eskpresi yang lain yaitu: membuat gambar ilustrasi, buku paket seni buadaya dan keterampilan, majalah, komik, Koran, buku cerita rakyat. Berikut petikan catatan lapangan yang bisa menggambarkan situasi tersebut. Pertama guru memberi pengantar tentang gambar ilustrasi, setelah itu peserta didik melakukan pengamatan terhadap gambar ilustrasi yang ada pada buku yang mereka bawa, lalu peserta didik menyimpulkan pengeertian gamabar ilustrasi. Kemudia peserta didik mulai menyiapkan peralatan menggambar. Lalu peserta didik muali menggambar sesuai dengan gambar yanga ada pada buku yang mereka bawa. Guru kelas V dalam melaksanakan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan menggunakan media-media sebagai berikut: buku paket seni budaya dan keterampilan KTSP 2006, contoh produk kerajinan, tape. Hal ini dikemukakan oleh Ibu Rusmiati guru kelas V yang berlatar belakang sarjana Geografi dalam wawancara, beliau mengatakan: “media-media yang pernah saya gunakan dalam mengajar Seni Budaya dan Keterampilan yaitu: buku paket seni budaya dan keterampilan KTSP 2006, contoh produk kerajinan, tape, alasannya karena media-media inilah yang sering saya gunakan dalam pelajaran lain”. Dari penjelasan keterangan Ibu Rusmiati ini dapat disimpulkan bahwa media-media yang digunakan dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah media yang sering digunakan, sehingga penggunaannya lebih mudah.Begitu pula penjelasan dari Nurijah siswi kelas V ketika wawancara dengan peneliti, Nurijah mengatakan” bahwa media yang sering digunakan pada waktu pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah: koran, majalah, dan contoh karya.”. Beda lagi dari proses analisis dokumen, ada beberapa media yang tercantum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), untuk kompetensi dasar apresiasi dapat disimpulkan bahwa media yang digunakan ialah: karya 3 dimensi, gambar, majalah, kaset CD/type, foto, buku paket Seni Budaya dan Keterampilan, sedangkan untuk kompetensi dasar ekspresi media yang digunakan ialah: contoh karya, gambar, majalah, kaset CD/type, foto, buku paket Seni Budaya dan Keterampilan, alat musik. Dari penjabaran diatas ditarikn kesimpulan bahwa media pedia pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan sudah bervariasi , penggunaan media tersebut disesuaikan dengan materi yang diajarkan, sehingga media tersebut berfungsi dengan baik dalam penyampaian pesan kepada peserta didik. (Tarjo, 2004:140) menyebutkan manfaat media pembelajaran Meningkatkan daya tarik siswa sehingga menumbuhkan motivasi siswa. Bahan pelajaran lebih jelas sehingga lebih cepat difahami oleh siswa. Aktivitas siswa lebih bervariasi, tidak hanya mendengarkan tapi juga mengamati dan mencobanya. Menghindari kejenuhan baik guru maupun siswa. Menurut (brown 1973), media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Jika merujuk pada pendapat (Briggs 1977) yaitu: media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Dalam memilih media pembelajaran banyak hal yang harus dipertimbangkan, diantaranya ialah kesesuaian dengan materi yang akan diajarkan, kondisi peserta didik, manfaat dari media tersebut serta biaya yang harus di keluarkan, faktor-faktor inilah yang menyebabkan suatu media bisa efektif digunakan. Dari pernyataan Slameto diatas bahwa peserta didik masa kini dapat belajar dari berbagai sumber dan media, ini yang harus diperhatikan oleh guru kelas, karena dengan berkembangnya tekhnologi dan sosial budaya menuntut guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang inovatif, agar tidak terpaku pada satu titik pembelajaran saja. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variasi media pembelajaran merupakan salah satu yang inovatif. Metode yang Di Terapkan dalam Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang Digunakan Oleh Guru Kelas V Di SDN Banjararum 1 Singosari Berdasarkan proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama 2 bulan dengan menggunakan beberapa instrument penelitian seperti, observasi, wawancara dan dokumentasi. Maka peneliti dapat menjabarkannya sebagai berikut: Metode yang digunakan dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, kompetensi dasar apreiasi yaitu: metode ceramah, metode tanya jawab dan metode demonstrasi. Berikut petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut. Semua peserta didik membuka buku paket Seni Budaya dan Keterampilan, ketika itu guru sedang menjelaskan tentang seni musik, setelah itu guru membuka pertanyaan seputar lagu wajib yang diketahui oleh peserta didik, lalu guru memrintahkan peserta didik untuk melihat buku paket yang ada not angkanya, lalu guru mempraktekkan cara membaca dengan irama ketukan penggaris, kemudian peserta didik mengikuti guru membaca not angka yang lanjutkan dengan menyanyikan lagu pada mu Negeri. Dengan demikian terdapat beberapa metode yang digunakan oleh guru dalam menunjang metode pembelajaran apresiasi. Begitu pula dengan pelajaran apresiasi yang lain yaitu mengidentifikasi motif hias Nusantara, metode-metode yang digunakan hampir sama dengan metode yang digunakan pada apresiasi lagu wajib, adapun metodenya sebagai berikut: metode ceramah, metode tanya jawab dan metode tugas. Berikut cuplikan catatan lapangan yang dapat menggambarkan situasi tersebut. Pertama semua peserta didik disuruh membuka buku paket seni budaya dan keterampilan untuk mengamati gambar motif hias. Setelah itu guru dan peserta didik melakukan diskusi kelas tentang motif hias. Lalu guru menjelaskan kepada peserta didik tentang motif hias yang belum dipahami oleh sebagaian peserta didik. Lalu guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari beberapa jenis motif hias dikerjakan dirumah. Sedangkan pada kompetensi dasar ekspresi metode yang digunakan oleh guru kelas ialah: metode ceramah, metode demonstrasi dan metode ekspresi bebas, berikut ini petikan catatan lapangan yang menggambarkan situasi kompetensi dasar ekspresi, Semua peserta didik disuruh membuka buku paket Seni Budaya dan Keterampilan tentang membuat motif hias dengan teknik jumputan, guru langsung menjelaskan panjang lebar tentang teknik pembutan motif hias dengan teknik jumput, mulai dari tahap awal membuat pola sampai finishing, setelah itu guru langsung mendemonstrasikan pembuatan motif hias dengan teknik jumput, dengan media kain/kaos, dan juga membutuhkan peralatan khusus seperti: kompor, panci, pewarna kain, kelereng, tali raffia dan lain-lain. Setelah guru kelas mendemonstrasikan lalu peserta didik malakukan sendiri dengan kelompok masing-masing yang tetap dalam pengawasan guru kelas. Dengan demikian terdapat beberapa metode yang digunakan dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan kompetensi ekspresi. Begitu pula dengan eskpresi yang lain yaitu: membuat gambar ilustrasi, metode diskusi, metode presentasi, metode tugas dan metode ekspresi bebas, hal ini dikemukakan oleh Ibu Rusmiati guru kelas V yang berlatar belakang sarjana Geografi dalam wawancara, beliau mengatakan: “metode-metode yang pernah saya gunakan dalam mengajar Seni Budaya dan Keterampilan yaitu: metode diskusi, metode presentasi, metode tugas dan metode ekspresi bebas, alasannya karena metode-metode inilah yang sering saya gunakan dalam pelajaran lain”. Dari penjelasan keterangan Ibu Rusmiati ini dapat disimpulkan bahwa metode-metode yang digunakan dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah metode yang mudah didapat dan tidak harus mengeluarka biaya, sehingga penggunaannya lebih efesien.Begitu pula penjelasan dari Nurijah siswi kelas V ketika wawancara dengan peneliti, Nurijah mengatakan” bahwa metode yang sering digunakan pada waktu pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah: metode diskusi, tugas dan ekspresi bebas”.Beda lagi dari proses analisis dokumen, ada beberapa metode yang tercantum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), untuk kompetensi dasar apresiasi dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan ialah: metode pengamatan, metode ekspositori, metode tanya jawab, sedangkan untuk kompetensi dasar ekspresi metode yang digunakan ialah: metode pengamatan, metode ekspositori, metode demonstrasi, metode tanya jawab. Dari penjabaran hasil penelitian tentang metode penerapan yang digunakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan sudah bisa dibilang berfariasi, karena sudah mampu menggunakan berbagai macam metode dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, bahkan sudah sudah mampu menggunakan metode yang berbeda antara kompetensi dasar yang berbeda pula. metode pengamatan, metode ekspositori, metode tanya jawab, sedangkan untuk kompetensi dasar ekspresi metode yang digunakan ialah: metode pengamatan, metode ekspositori, metode demonstrasi, metode tanya jawab. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian peserta didik, mudah diterima dan kelas menjadi lebih hidup. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan siswa (Slameto 2003:102) Dari pernyataan Slameto diatas sudah jelas, bahwa metode penerapan yang bervariasi dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Dalam memilih metode yang akan diterapkan oleh guru kelas v dalam pelajaran seni budaya dan keterampilan ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan yaitu: materi yang diajarkan, kondisi siswa, media yang digunakan, ini bertujuan untuk menciptakan metode penerapan yang efektif dan evisien. PENUTUP Kesimpulan Setelah melakukan proses penelitian mulai awal sampai akhir tentang media dan metode penerapan dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang di gunakan oleh Guru kelas V diSDN Banjararum I Singosari, akhirnya peneliti mampu mengambil kesimpulan atas hasil penelitian ini, bahwa media dan metode penerapannya dalam pembelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan yang digunakan oleh guru kelas V di SDN Banjararum I Singosari bisa dikatakan berfariasi dan juga inovatif, meskipun masih ada kekurangan-kekurangan yang masih bersifat mendasar, tapi hal ini tidak membuat guru kelas V berkecil hati, bahkan mereka mampu menunjukkan totalitasnya dalam mengajar, hal ini bisa dilihat di foto kegiatan pembelajaran (terlampir). Dalam menggunakan media pembelajaran guru kelas menyesuaikan dengan materi dan metode penerapannya agar media dan metode penerapannya bisa menjadi efektif dan efisien dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang inovatif. Saran Teruslah belajar untuk menciptakan suatu pembelajaran yang inovatif, karena dengan majunya tekhnologi, sosial dan budaya yang begitu cepat menuntut kita agar bisa berkembang dan tidak ketinggalan jaman, memang tidak mudah untuk mewujudkan suatu pemebelajaran yang inovatif dilingkungan sekolah dasar, apalagi sistemnya mengunakan guru kelas, tapi apakah tidak mungkin seorang guru kelas yang dituntut untuk menguasai beberapa mata pelajaran salah satunya Seni Budaya dan Keterampilan untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif. Banyak sumber dan literatur yang bisa digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif salah satunya dengan menggunakan internet, Janganlah berpikiran mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bukan bidang yang kita dalami pada waktu kuliah atau kita tidak berkompeten di bidang tersebut. Karena dengan berpikiran demikian akan mematikan kreatifitas kita untuk menciptakan pembelajaran inovatif. Menciptakan pembelajaran yang inovatif bukan berarti meniggalkan yan konvensional, karena bagaimanapun pembelajaran konvensional akan tetap kita gunakan, karena tidak sepenuhnya kegiatan belajar mengajar itu kita bebankan kepada peserta didik. Guru tetap berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar yaitu menjadi, fasilitator, motivator dan pemegang kontrol. DAFTAR PUSTAKA http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/) Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda KaryaRemaja. Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/) Tarjo Enday. 2004. strategi Belajar-Mengajar Seni Rupa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sulaeman Dadang. 1988. Teknlogi/Metode Pengajaran. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Patilima Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Cabang Jawa Barat Amriawa.2008. Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA NEGERI 1 LILIRIAJA, (online), (http://amriawan.blogspot.com). Wiyono Budi Bambang. 2007. Metodologi penelitian(Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan action Research. Malang. Fukultas Ilmu Pendidikan Universits Negeri Malang. Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Renika Cipta. Suparman Atwi, Suratina, Andayani.2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan: Suatu Tujuan Konseptual Dengan Pendekatan Tekhnologi Pendidikan, (online), (http://www.ilmupendidikan.net) diakses 16 maret 2010. Moleong Lexy.2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rodakarya. Universitas Negeri Malang.2010. Pedoma Penulisa Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang Prabowo Listyo Sugeng.2010. Analisa Data Penelitian Kualitatif. (online),http://blog.uinmalang.ac.id/sugenglprabowo/files/2010/11/23.-Analisa-Data-Kualitatif.pdf Yasa Diontara. 2008. Pembelajaran Konvensional. (online), http://ipotes.wordpress.com/2008/05/14/pembelajaran-kovensional/ Ahmad Agus. 2009. Pembelajaran yang Inovatif, (online), http://agahsalam.blogspot.com/2009/01/repleksi.html Karsidi dkk.2007. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. PENELITIAN TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SERTA METODE PENERAPANNYA DI SDN BANJARARUM 1 SINGOSARI KELAS V ARTIKEL Oleh: Samunir 106251400503 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MEI 2011