BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Produk Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix. Produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan usaha, karena tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Lewinson dalam Bob Foster (2008 : 57) mengatakan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen berupa barang berwujud yang dapat dilihat dan diraba. Menurut Umar (2005: 31) Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Sofjan Assauri (2004:200) mendefinisikan produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi mutu/kualitas, pilihan yang ada (options), merek (brand names), pengemasan (packaging), macam (product items), ukuran (sizes), jenis (product lines), dan jaminan. Selain itu, produk menurut Fandy Tjiptono (2000:95) dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan melalui hasil produksinya dimana secara lebih rinci, konsep produk meliputi barang, kemasan, merek, label, dan jaminan Oleh karena itu pemasar dalam menawarkan produknya harus memutuskan keragaman produk agar sesuai dengan harapan belanja pasar 12 sasarannya, selain itu pemasar juga harus melihat seberapa cepat produk tersebut dikonsumsi, serta kebiasaan belanja pelanggan terhadap produk. Apabila produk yang ditawarkan sudah sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen pasti akan membeli produk tersebut. B. Tinjauan Tentang Atribut produk Analisis atribut pada perilaku konsumen merupakan teori permintaan yang cukup baru, yang mana analisis pendekatan atribut menyatakan bahwa kepuasan seseorang terhadap barang atau jasa yang dibeli sebenarnya bukan terletak pada barang atau jasa itu sendiri, tetapi dari karakteristik atau atribut yang melekat pada barang yang bersangkutan. Dengan kata lain, konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya (Simamora, 2004:16-17). Menurut Simamora (2004:17), proses evaluasi dalam diri konsumen untuk memutuskan suatu keputusan pembelian berdasarkan atribut produk sulit untuk diketahui, adapun penjelasan yang dapat dijabarkan dalam pemasaran adalah asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut. 13 2. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. 3. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. 4. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut. 5. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap produk yang berbeda dengan atribut yang berbeda melalui prosedur evaluasi. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa bila terdapat beberapa barang atau jasa yang akan dikonsumsi, pertimbangan pertama yang dilakukan adalah membandingkan nilai–nilai atribut pada masing–masing barang atau jasa tersebut. Pengertian atribut produk menurut Fandy Tjiptono (1997:103) “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Unsur – unsur produk tersebut dalam bauran pemasaran produk terdiri dari harga, jaminan, kualitas, merek, disain”. Sedangkan unsur-unsur atribut produk menurut Fandy Tjiptono (1997:231) diantaranya terdiri dari : 14 a. Atibut Harga Produk Harga adalah biaya yang dikeluarkan seseorang untuk mendapatkan produk yang dibutuhkannya. Harga mempunyai pengaruh langsung terhadap permintaan produk di pasar. Hal itu disebabkan karena pada dasarnya harga merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen atau pembeli. Apakah harga tadi dapat diterima konsumen atau pasarlah yang memutuskan. Bilamana pasar dapat menerima harga yang ditawarkan, produk yang bersangkutan laku. Sebaliknya apabila pasar menolaknya, perusahaan yang bersangkutan wajib meninjau kembali harga yang mereka tawarkan atau (jika dirasa perlu) menarik kembali produk mereka dari pasar. Akan tetapi menetapkan harga jual produk tidak dapat dilakukan secara mencoba-coba karena banyak sekali kepentingan perusahaan yang terkait di dalamnya. (Sutojo, 2009 : 201). Penentuan harga seringkali dijadikan strategi oleh beberapa toko karena biasanya konsumen Indonesia sangat tertarik dengan pemberian harga yang lebih rendah/murah dibandingkan dengan toko lain. Jika harga lebih murah dan terjangkau, konsumen akan lebih mempertimbangkan untuk melakukan proses pembelian di toko tersebut dibandingkan dengan toko lain yang menawarkan harga yang lebih tinggi. b. Atribut Kualitas produk Kualitas produk menurut kotler dan amstrong (2004:347) “The Ability of a product to perform its functions” yang berarti kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya. Kualitas yang sangat baik akan 15 membangun kepercayaan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen. Sedangkan Menurut C.M Lingga Purnama (2003:118) dalam bukunya Strategic Marketing Plan, “Suatu strategi penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing adalah perbaikan atau peningkatan mutu”. Mutu/kualitas produk menunjukkan sebuah produk menjalankan fungsinya Toko yang menyediakan produk dipengaruhi oleh kualitas. Kualitas produk mempunyai dua dimensi, tingkat dan distensi. Dalam pengembangan produk, langkah pertama yang dilakukan oleh perusahaan ialah memiliki tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Kualitas merupakan alat penting untuk menentukan posisi perusahaan. Kualitas produk melambangkang kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya yang meliputi keawetan, keandalan, kemudahan penggunaan dan perbaikannya, dan sifat lainnya. (Machfoedz (2005 : 125). Jika produk yang dijual dapat memenuhi keinginan serta kebutuhannya, maka konsumen akan merasa puas sehingga konsumen akan cenderung datang karena merasa bahwa produk yang dibelinya dapat dipercaya. Semakin tinggi pula tingkat kualitas, semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan. (Kotler 2008 : 144) c. Atribut Jaminan Produk Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban perusahaan atas produknya kepada konsumen, di mana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan dapat meliputi reparasi atas barang yang rusak/cacat, ganti rugi (uang 16 kembali atau produk ditukar), dan sebagainya, serta jaminan pada produk-produk tahan lama. Atribut yang dimiliki oleh suatu produk harus berbeda dengan produk lain agar konsumen dapat membedakan produk kita dengan produk pesaing. Unsurunsur atribut produk tersebut harus mampu untuk menjadi suatu daya tarik bagi konsumen dan merupakan suatu faktor yang dianggap penting oleh konsumen untuk membuat keputusan pembelian. C. Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2004:227) mengemukakan bahwa: “keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk”. Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa keputusan pembelian merupakan tindakan untuk melakukan suatu pembelian. Pemasar harus dapat mengubah sikap atau membuat konsumen agar bertindakPara pemasar harus memahami berbagai pengaruh terhadap pembelian dan pengembangan pemahaman bagaimana seseorang membuat suatu keputusan pembelian. Pengertian keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk yang dialih bahasakan oleh Zoelkifli Kasip (2004:493-507), adalah Keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai pilihan antara melakukan pembelian atau 17 tidak melakukan pembelian, orang tersebut berada dalam posisi untuk mengambil keputusan. Selanjutnya seorang konsumen akan melewati lima tahap dalam proses keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk yang dialih bahasakan oleh Zoelkifli Kasip (2004:493-507), sebagai berikut 1. Pengenalan masalah Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal ketika salah satu kebutuhan normal seperti lapar, haus, naik ke tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong. Selain itu pula kebutuhan juga dipicu oleh rangsangan eksternal. 2. Pencarian informasi Pencarian informasi merupakan tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi: Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja) 18 Sumber komersial (iklan, penjualan, pengecer, bungkus, situs Web, dll) Sumber publik (media masa, organisasi pemberi peringkat) Sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk) 3. Evaluasi alternatif Pengevaluasian alternatif merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situas pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis. Dalam waktu yang lain, konsumen bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak mengerjakan evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara impulsif atau bergantung pada intuisi. 4. Keputusan pembelian Keputusan pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, karena konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapat yang diharapkan. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga, karena keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian. 19 5. Perilaku setelah pembelian Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidak puasan mereka. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:228) yang menentukan puas tidak pusanya pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan; jika melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat senang. Berdasarkan pengertian atribut produk menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (2008;103) adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Apabila konsumen merasa puas terhadap produk melalui atribut produk yang membentuknya maka konsumen akan setia terhadap produk, sehingga konsumen tersebut akan melakukan pembelian ulang terhadap produk yang sama Keterkaitan antara atribut produk dengan keputusan pembelian yaitu menurut Sutisna (2003:6), Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu sebagai berikut : 20 1. Konsumen individual. Artinya, pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. 2. Lingkungan yang mempengaruhi konsumen, maksudnya adalah pilihanpilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. 3. Stimuli pemasaran atau disebut juga dengan strategi pemasaran. Sesuai dengan penjabaran tersebut dapat dilihat bahwa pemilihan atribut yang tepat dalam suatu produk akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk. Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan pembelian. Adanya kecenderungan pengaruh harga, kualitas, kelengkapan dan jaminan produk terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama proses pengambilan keputusan pembeliannya. D. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Kusumastuti tentang pengaruh harga, atribut produk dan promosi terhadap keputusan pembelian produk telepon seluler, 21 menunjukkan adanya pengaruh signifikan dan positif antara atribut produk dan keputusan pembelian, ada pengaruh signifikan dan positif antara promosi dan keputusan pembelian, serta ada pengaruh signifikan dan positif promosi dan keputusan pembelian E. Kerangka Berpikir Kerangka dasar penelitian ini memuat definisi dari setiap variabel yang akan di teliti. Agar dapat mencapai tujuan penelitian sesuai yang di harapkan perlu di susun kerangka dasar penelitian sebagai penggambaran serta penjelasan dari masing-masing variabel yang menjadi sasaran penelitian. Adapun gambaran kerangka pikir dalam keputusan pembelian adalah sebagai berikut Atribut harga, kualitas dan jaminan terhadap keputusan pembelian oleh konsumen di Toserba Zam – Zam Salatiga PRODUK Atribut Harga Atribut Kualitas Atribut Jaminan KEPUTUSAN PEMBELIAN 22