Kita sudah melihat Roh Kudus dengan Israel, Roh

advertisement
Kita sudah melihat Roh Kudus dengan Israel, Roh Kudus di dalam Kristus, dan kita sekarang
melihat Roh Kudus di dalam gereja. Dan kita sudah melihat beberapa penegasan di dalam Kisah
Para Rasul pasal 2. Dalam catatan anda, dan kita akan melihatnya secara cepat dan kemudian
nanti kita akan menggali lebih dalam. Tujuan saya adalah untuk melihat bagaimana karya Roh
Kudus di dalam Gereja dan kemudian kita akan memperhatikan bagian-bagian penting mengenai
penghujatan, baptisan, bahasa roh, kesembuhan dan nubuatan.
Yang terjadi di dalam Kisah Para Rasul 2 adalah Roh Kudus meneguhkan suatu pergeseran di
sana, sebuah pergeseran besar. Anda lihat dalam catatan yang anda dapat dari kami, ada
pergeseran dari sedikit umat Allah kepada seluruh umat Allah. Kisah Para Rasul 2:4. Mereka
semua dipenuhi dengan Roh Kudus. Roh Kudus, yang hadir di dalam masa Perjanjian Lama
secara sewaktu-waktu saja—tidak lagi demikian. Di Perjanjian Lama, Ia tidak hanya hadir
sewaktu-waktu, tetapi juga hanya untuk sejumlah kecil orang saja.
Namun ketika memasuki Kisah Para Rasul 2:4 dikatakan bahwa mereka semua dipenuhi dengan
Roh Kudus, dan kemudian ketika 3000 orang menjadi percaya, diselamatkan, bertobat dan
dibaptiskan maka mereka juga menerima karunia Roh Kudus. Tiga ribu orang menerima karunia
Roh Kudus ketika mereka diselamatkan. Jadi, dari sejumlah kecil umat Allah menjadi semua
umat Allah. Dari kuasa yang terbatas kepada kuasa yang tak terbatas. Anda melihat orangorang Galilea yang sederhana berbicara dalam kemampuan bahasa yang luar biasa.
Anda melihat Petrus berkhotbah kepada orang-orang Kristen pertama dalam Kisah Para Rasul
2:14. Dia adalah orang yang belum lama sebelumnya menyangkal kalau ia mengenal Kristus,
dan sekarang ia dengan berani memberitakan tentang Kristus.
Apa perbedaannya?
Perbedaannya adalah karena adanya Roh Kudus di dalam dirinya. Dari kuasa yang terbatas
kepada kuasa tak terbatas. Dari satu bangsa ke segala bangsa. Kata-kata yang diucapkan dan
kuasa Roh Kudus di dalam semua bahasa itu bisa diterima oleh segala bangsa di bawah kolong
langit.
Apa yang kemudian terjadi? Ketika Tuhan membangkitkan umat-Nya melalui Roh Kudus, inilah
yang kemudian terjadi. Yang pertama, Gereja akan menunjukkan kekaguman. Gereja akan
menunjukkan kekaguman. Anda ingin memiliki cara pertumbuhan gereja yang luar biasa, coba
Kisah Para Rasul 2:1-4. Pasti berhasil. Hal yang seperti itu akan membuat banyak orang
datang. Hal itu akan terjadi. Gereja menunjukkan kekaguman dan dunia menjadi takjub.
Sebelum kita masuk lebih mendalam lagi mengenai Roh Kudus di dalam Gereja, saya mau
menjelaskan sesuatu yang lain.
Kisah Para Rasul adalah sebuah peristiwa unik di dalam sejarah penebusan, yang tidak
dimaksudkan untuk diulangi terjadinya. Kita tidak memerlukan Roh Kudus turun ke atas kita
dengan cara demikian karena Roh Kudus berdiam di dalam kehidupan kita, karena sebagaimana
3000 orang yang diselamatkan maka kita juga menerima Roh Kudus ketika kita percaya kepada
Kristus. Yang harus kita pandang adalah pekerjaan rohani yang ada di sana. Dan tidak perlu
kita berusaha mengulangi apa yang terjadi di dalam Kisah Para Rasul 2. Di saat yang sama di
dalam sejarah Gereja ada masa, jaman, dimana Allah di dalam Kasih karunia-Nya yang
berdaulat sudah memilih untuk mencurahkan manifestasi Roh Kudus-Nya dengan cara yang luar
biasa di antara umat-Nya.
1806, Persekutuan Doa Haystack. Beberapa mahasiswa berkumpul bersama untuk berdoa,
mereka terjebak di luar ruangan pada suatu malam pada saat badai datang dan mereka
berkumpul di dekat tumpukan jerami sehingga peristiwanya dikenal sebagai Persekutuan Doa
Haystack, yang artinya memang tumpukan jerami. Mereka mulai berbicara mengenai kerinduan
yang besar untuk missi luar negeri yang belum banyak dibicarakan pada tahun 1806 itu. Mereka
mulai berdoa bersama, bersama-sama mencari Roh Allah.
Di beberapa bulan kemudian sepertiga sampai setengah dari mahasiswa di Yale, Dartmouth,
Amherst, dan Princeton datang kepada Kristus. Kebangunan Rohani besar terjadi di kampus-
kampus itu dan mereka mulai pergi ke luar negeri untuk pekerjaan missi. 100 tahun kemudian,
1904-1906, Evan Roberts, kebangunan Rohani yang lain. Ia berkhotbah kepada 17 orang
tentang perlunya Gereja dan umat Allah untuk jujur di hadapan Allah.
Roh Allah membangkitkan hati jemaat dengan cara yang sangat ajaib, yang tidak bisa dijelaskan
dan sangat luar biasa. Dalam beberapa hari kemudian, dalam beberapa bulan kemudian, yaitu
sekitar tiga bulan, 100.000 orang diselamatkan di gereja-gereja di Wales. Alkoholisme menurun
sampai 50 persen. Tingkat kejahatan menurun sampai kesatuan kepolisian membuat kelompok
Paduan Suara dan menyanyi di gereja-gereja karena mereka tidak memiliki banyak tugas yang
harus dilakukan. Di dalam sejarah Gereja, Allah sudah bekerja dalam cara yang ajaib. Dan
setiap kali saya mengingat tahun-tahun itu 1806, 1906, 2008, saya selalu berdoa meminta agar
Allah akan melakukan hal itu lagi di jaman kita. Agar Allah mau melakukannya di tempat kita.
Saya ingin melihat kegerakan Roh Allah di antara umat Allah. Mari kita menjadi umat yang
berdoa menginginkan hal itu cepat terjadi, menginginkan hal itu sebagai kebangkitan kembali,
dan sungguh-sungguh menginginkannya – bukan sebuah pengulangan dari Kisah Para Rasul 2.
Kita tidak memerlukan pengulangan. Kita sudah memiliki Roh Kudus di dalam kehidupan kita.
Tetapi kita merindukan Roh Kudus. Kita ingin melihat ada kebangunan rohani di tempat dimana
kita berada dengan cara yang akan mendorong anda untuk pekerjaan missi. Ini yang akan kita
lakukan. Silahkan perhatikan dalam catatan yang anda dapatkan dari kami, di sana kita lihat ada
12 cara dimana Roh Kudus bekerja di dalam Gereja.
Ini tentu saja bukan daftar yang lengkap, tetapi saya berharap, menyimpulkannya dalam 12 cara
dan kita akan menggalinya karena dari situlah kita akan melihatnya berkaitan dengan kehidupan
kita. Semua yang kita lihat sampai bagian ini, itulah yang akan bisa kita terapkan di dalam
kehidupan kita. Bukan dengan bangsa Israel, bukan di dalam Kristus, di dalam kita. Roh Kudus
di dalam kita. Pertama-tama, Roh Kudus melahirkan kembali. Dalam setiap 12 bagian yang
menjelaskan peran atau fungsi Roh Kudus itu, ada beberapa penjelasan tentang artinya.
Tepat di bawah bagian Roh Kudus melahirkan kembali, ada penjelasan tentang apa artinya hal
itu. Apa artinya Roh Kudus melahirkan kembali? Pembahasan untuk bagian lain juga akan
dibuat dengan cara ini. Baik, Roh Kudus melahirkan kembali. Inilah yang kita maksudkan ketika
kita mengatakan bahwa Roh Kudus melahirkan kembali. Yang kita maksudkan adalah bahwa
Roh Kudus saja; satu-satunya yang bisa memberikan kehidupan yang baru kepada umat Allah.
Hanya Roh Kudus yang bisa memberikan kehidupan yang baru kepada umat Allah.
Ini yang ada dalam percakapan antara Yesus dengan Nikodemus di dalam Yohanes 3. Mari kita
perhatikan ayat ini. Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke
mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang
atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Dilahirkan kembali adalah kata yang dipakai di sini. Dilahirkan kembali dari Roh. Apa artinya
dilahirkan kembali? Di Amerika Serikat pernah dibuat Riset dari Bonner Research dan hasilnya
mengatakan bahwa setengah dari orang Amerika sekarang ini adalah orang Kristen yang
dilahirkan kembali. Tetapi badan riset itu mengatakan tentang bagaimana orang-orang Kristen
yang dilahirkan kembali itu hidupnya sama saja dengan orang-orang lain di dunia. Alasan hal itu
terjadi adalah karena setengah dari orang Amerika bukanlah orang Kristen yang dilahirkan
kembali.
Lalu apa artinya dilahirkan kembali? Ini lebih dari sekedar pemahaman intelektual yang muncul
tentang Yesus ketika sedang duduk di bangku gereja di hari Minggu. Mungkin anda
mengatakan, “Ya, saya percaya kepada Yesus.” Tetapi banyak orang mabuk di jalanan yang
juga bisa mengaku kalau mereka percaya kepada Yesus. Banyak orang yang kumpul kebo dan
menyatakan kalau mereka percaya kepada Yesus. Ada keluarga-keluarga yang tidak pernah
menunjukkan keinginan untuk beribadah selama 20 tahun lebih dan tetap mengatakan kalau
mereka percaya kepada Yesus. Pertanyaannya adalah, sudahkah anda dilahirkan kembali?
Jangan membuat kelahiran kembali menjadi sesuatu yang rumit. Tidak perlu membuatnya
menjadi rumit.
Tetapi jangan juga memiliki pemikiran yang salah tentang hal itu. Kita harus jelas mengenai
kelahiran kembali. Apa yang terjadi ketika seseorang dilahirkan kembali? Saya akan berhenti
sejenak di sini dan mengatakan bahwa ini pertanyaan yang paling penting. Kehidupan kekal kita
masing-masing sangat bergantung kepada pemahaman akan jawaban untuk pertanyaan ini. Apa
yang terjadi ketika seseorang dilahirkan kembali? Sudahkah anda dilahirkan kembali? Apa yang
dilakukan Roh Kudus di dalam kelahiran kembali? Yohanes pasal 3.
Yang pertama, Roh Kudus membuka mata kita. Anda melihat ada beberapa ayat lain seperti dari
Kisah Para Rasul 16 di sini. Tuhan membuka mata hati Lidya. Tetapi yang anda lihat di dalam
Yohanes 3 adalah Nikodemus, seorang anggota Mahkamah Agama Yahudi, kelompok Farisi. Ia
menghabiskan hidupnya dengan mentaati Hukum Taurat. Ia sangat saleh dan sangat terhormat.
Ia sangat bersemangat mentaati Firman. Tetapi ia tidak memiliki kehidupan rohani apapun di
dalam dirinya. Dan ia perlu melihat kebutuhannya untuk dilahirkan kembali.
Dari situlah Yesus memulai. Ia mengatakan bahwa kelahiran kembali itu sangat penting untuk
bisa mengenal Allah. Ia mengatakan bahwa Nikodemus harus dilahirkan kembali. Satu-satunya
cara engkau bisa mengenal Allah adalah dengan dilahirkan kembali. Ini bukan suatu pilihan,
engkau harus dilahirkan kembali. Tidak ada seorangpun di antara kita yang akan berada dalam
kekekalan di Surga kalau tidak dilahirkan kembali. Sangat penting untuk mengenal Allah, dan
kelahiran kembali tidak mungkin terjadi tanpa Allah. Kelahiran kembali. Siapa yang bisa
melakukannya? Siapa yang memilih untuk dilahirkan? Siapa di antara kita yang memutuskan
suatu hari nanti saya akan lahir dan masuk ke dalam dunia? Tidak ada. Anda tidak bisa
melakukan hal itu.
Kelahiran kembali mustahil terjadi tanpa Allah. Mengapa? Perhatikan apa yang dikatakan di
dalam Kitab Suci. Kita akan melihatnya dengan cepat. Tetapi inilah alasannya kita tidak bisa
memberikan kehidupan kepada diri kita sendiri. Secara moral kita jahat. Kejadian 8:21. Setiap
kecenderungan hati kita jahat sejak masa kanak-kanak kita. Kita sakit secara rohani. Yesus
datang untuk orang yang sakit, bukan yang sehat. Kita adalah budak dosa. Yohanes 8:34.
Barangsiapa melakukan dosa adalah budak dosa. Ilah jaman ini, Iblis membutakan pikiran kita.
Kita tidak bisa melihat terang Injil. Kita bahkan tidak bisa melihatnya. Pemahaman kita sudah
digelapkan. Hati kita keras, Efesus 4:18. Kita mengasihi kegelapan, Efesus 5:8. Kita anak-anak
kemurkaan, Roma 5:9 mengatakan, “Kita adalah seteru Allah.” Efesus 2:3 mengatakan, “Pada
dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”
Sekarang perhatikan daftar itu. Bagaimana mungkin mereka yang jahat dalam segala
kecenderungannya, bahkan yang jahat sejak masa kanak-kanaknya, bisa memilih apa yang
baik?
Bagaimana orang yang sakit bisa mengobati dirinya sendiri?
Bagaimana budak bisa
memerdekakan dirinya? Bagaimana orang buta bisa membuat dirinya melihat? Bagaimana
orang-orang yang mengasihi kegelapan bisa datang kepada terang kalau mereka membenci
terang? Itulah yang kemudian dijelaskan dalam Yohanes 3. Bagaimana orang-orang yang
dimurkai memuaskan Pribadi yang sedang murka kepadanya? Bagaimana orang mati bisa
menjadi hidup? Inilah gambarannya, kelahiran kembali tidak mungkin terjadi tanpa Allah. Tidak
seorangpun melihat Kerajaan Allah kalau ia tidak dilahirkan kembali, dan hal itu harus terjadi dari
Roh Kudus.
Yang membawa kita kepada kebenaran bahwa kelahiran kembali sangat bergantung kepada Roh
Kudus. Ini gambaran yang ada dalam Yehezkiel 37. Kita adalah tulang-tulang kering yang
membutuhkan kehidupan. Kita memerlukan Roh Kudus yang membukakan mata kita. Kita
memerlukan Dia yang membukakan mata kita untuk melihat bahwa kita memerlukan Dia. Itulah
yang ada di dalam Yohanes 3. Yang kedua, bukan hanya membuka mata kita. Roh Kudus di
dalam kelahiran kembali, Roh Kudus mengubahkan hati kita. Saya mengajak kita membaca
bagian yang sangat indah di dalam Titus 3.
Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai
nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi
ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu
Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi
karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh siapa? Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus,
Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak
menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.”
Gambaran yang luar biasa. Perubahan yang sangat ajaib. Inilah yang dilakukan Roh Kudus
ketika kita dilahirkan kembali. Ia mengubahkan hati kita. Bukan kita yang datang kepada Kristus
dengan berpikir, “Wah, rasanya saya perlu berdoa minggu ini meminta kepada Allah untuk
mengampuni dosa-dosa saya, supaya saya selamat. Saya tidak sungguh-sungguh menginginkan
hal itu, tetapi saya ingin keluar dari jalur neraka dan masuk ke dalam jalur Surga, jadi itulah yang
saya lakukan. Saya akan menanggalkan perkara dunia yang sungguh-sungguh saya sukai dan
saya akan melakukan apa yang sebenarnya tidak saya sukai.”
Itu bukan keselamatan. Keselamatan adalah perubahan di dalam hati. Kita tidak dengan berat
hati meninggalkan perkara duniawi dan berpegang kepada Kristus, itu yang kita lihat. Roh Allah
membukakan mata kita untuk melihat. Hal ini adalah harta yang tidak ada bandingannya yang
kita miliki di dalam Kristus. Dan kita berpegang kepada Kristus karena kita menginginkan Dia.
Ini yang dilakukan Roh Kudus di dalam diri kita. Ini yang dijelaskan Yehezkiel. Hal itu anda lihat
ketika anda dilahirkan kembali dari air dan Roh dalam Yohanes 3. Mari kita dilahirkan kembali
dari air dan Roh.
Apa yang dikatakan di sana? Perhatikan latar belakang Perjanjian Lama. Lihat Yehezkiel 36.
Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua
negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu –
apa? air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhalaberhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang
baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan
kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturanperaturan-Ku dan melakukannya.
Lalu apa yang terjadi? Ia mengubahkan hati kita. Ia mentahirkan kita. Itulah yang dilakukan Roh
Kudus. Ia mentahirkan kita dengan karya Kristus di kayu salib. Melalui Firman-Nya. Kita
dibasuh di dalam Firman. 1 Petrus 1:23. Roh Kudus mentahirkan kita dan yang kedua, Ia
bediam di dalam kita. Ia menaruh Roh-Nya di dalam kita. Ia membuka mata kita dan
mengubahkan hati kita sehingga kita dibasuhkan dari dosa dan Ia berdiam di dalam kita dan
sekarang kita menginginkan perkara-perkara dari Allah. Kita menginginkan Kristus. Dan Roh
Kudus yang melakukan semuanya. Inilah yang dilakukan Roh Kudus di dalam kelahiran kembali.
Ia membuka mata kita. Ia mengubahkan hati kita.
Yang ketiga, Roh Kudus memampukan kita untuk percaya. Inilah yang dikatakan Yesus secara
khusus di dalam Yohanes 3:11-17. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia, anda tahu ayat
ini. Barangsiapa yang percaya tidak akan binasa, tetapi memiliki hidup yang kekal. Tidak
seorangpun—kita melihat di sini penjelasan tentang Roh Kudus yang menarik kita kepada-Nya.
Tidak seorangpun yang datang kepada-Ku selain kalau Bapa yang mengutus. Menarik orang
kepada-Nya. Dan Aku akan membangkitkan dia di akhir jaman. Yohanes 6:44. Lalu ada bagian
lain lagi. Ia memampukan kita berbalik dari dosa. Roh Kudus memampukan kita berbalik dari
dosa. Berbalik dari kegelapan dimana kita berada saat ini. Berbalik dari dosa kembali kepada
Kristus.
Berbalik dan percaya; itulah yang dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 2. Bertobat dan
dibaptiskan. Bertobat, lalu dibaptiskan. Bertobat; berbalik kepada Allah atas dosa-dosa anda
dan dosa-dosa itu akan dihapuskan. Percaya kepada Yesus dan engkau akan diselamatkan,
engkau dan seisi rumahmu. Di sepanjang Kisah Para Rasul yang kita lihat adalah percaya dan
berbalik, percaya dan berbalik. Roh Kudus dalam kelahiran kembali memampukan kita untuk
berbalik dari dosa dan percaya kepada Kristus. Ia membuka mata kita. Ia mengubahkan hati
kita. Ia memampukan kita untuk beriman dan Roh Kudus mengubahkan kehidupan kita. Ia
mengubahkan kehidupan kita untuk kebaikan kekal kita. Bagi kebaikan kita dan bagi kemuliaan
Bapa. Yohanes 3:21.
Yesus mengatakan bahwa akan jelas sekali, apa yang sudah terjadi di dalam kehidupan yang
sudah dilakukan oleh Allah. Gambarannya adalah demikian; ini adalah teks yang sungguhsungguh menggambarkan kelahiran kembali yang terjadi bahkan pada jaman Perjanjian Lama.
Perhatikan apa yang dikatakan Yehezkiel 36 tadi. Ini dikatakan oleh Tuhan Yang Berdaulat.
Bukan untuk Bangsa Israel Aku melakukan hal ini. Ini dikatakan tepat sebelum Ia berbicara
mengenai memberikan Roh-Nya kepada mereka.
Tetapi semua itu adalah bagi nama-Ku yang kudus yang sudah kamu cemarkan di antara
bangsa-bangsa, Aku akan menunjukkan kekudusan keagungan nama-Ku dan bangsa-bangsa
akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan sebagai Tuhan yang Berdaulat ketika Aku menunjukkan
kekudusan-Ku di depan mata mereka. Allah membuat nama-Nya besar bagi diri-Nya sendiri dan
membalikkan kita dari dosa, memampukan kita untuk percaya kepada Kristus demi kebaikan kita
dan bagi kemuliaan-Nya. Semua itu membawa kita kembali kepada pertanyaan yang sangat
penting itu. Sudahkah anda dilahirkan kembali?
Saya ingin mengajukan pertanyaan ini kepada kita masing-masing. Tidak ada pertanyaan yang
lebih penting dari pertanyaan ini. Sudahkah anda dilahirkan kembali dari air dan Roh? Saya
tidak meminta anda untuk berlutut, atau menghadiri sebuah acara, atau membuat penalaran
intelektual. Sudahkah Roh Allah membuka mata anda untuk melihat kedalaman dosa anda dan
betapa anda membutuhkan Dia? Dan sudahkah Ia mengubahkan hati anda? Bukan apakah
anda sudah mengikuti daftar yang dibuat seseorang bagi anda yang disebut sebagai syarat untuk
keselamatan.
Naikkan doa itu. Sudahkah hati anda diubahkan oleh Roh Allah dimana hati anda akan
dibasuhkan dari dosa. Ia sudah menaruh Roh-Nya yang sudah membasuhkan segala dosa
anda. Ia sudah menaruh Roh-Nya dan memulai proses perubahan. Saya tidak mengatakan
bahwa semua sudah berubah dan anda menjadi sempurna. Nanti kita akan membicarakan hal
ini. Tetapi Ia sudah memulai proses perubahan ini saat anda berpaling kepada-Nya—berpaling
dari dosa dan percaya kepada Kristus. Kalau anda belum pernah dilahirkan kembali, anda akan
merasakan keraguan tentang apakah anda sudah dilahirkan kembali atau belum.
Saya mau mendorong anda, saya mau mendesak anda, saya mau mengundang anda untuk
sungguh-sungguh menyelidiki hati anda dan menanyakan, “Apakah saya perlu dilahirkan
kembali?” Kalau anda tahu bahwa anda belum dilahirkan kembali, dan anda ingin dilahirkan
kembali, mintalah Roh Kudus melakukannya untuk anda. Bahkan adanya keinginan untuk itu
saja sudah menjadi tanda bahwa Roh Kudus bekerja di dalam kehidupan anda. Saya mau
mendorong anda untuk tidak menyepelekan pertanyaan yang satu ini di dalam kehidupan anda.
Pertanyaan yang sangat penting. Sudahkah anda dilahirkan kembali dari air dan Roh?
Sebuah pertanyaan yang lebih kecil tingkat kepentingannya. Apakah orang-orang percaya di
jaman Perjanjian Lama dilahirkan kembali dari Roh Kudus? Orang-orang kudus di Perjanjian
Lama, apakah mereka dilahirkan kembali? Sekarang saatnya anda boleh memberikan jawaban
yang berbeda-beda. Pandangan theologi yang berbeda muncul bahkan di kalangan orang-orang
Kristen yang Injili. Di dalam Perjanjian Lama tidak ada kata kelahiran kembali. Anda bisa
mendapatkan penjelasan tentang hal itu—anda bisa melihat di dalam Yehezkiel 36, tetapi tidak
ada kata untuk kelahiran kembali di dalam Perjanjian Lama.
Saya mau memberikan
penjelasannya demikian.
Pertama, kesamaan kita dengan orang-orang percaya di jaman Perjanjian Lama. Saya rasa
bahwa kita, bersama dengan orang-orang percaya di jaman Perjanjian Lama, juga diselamatkan
oleh Kasih karunia saja, oleh iman saja, dan Kristus saja serta Roh Kudus saja. Oke? Itu
kesamaannya. Lalu dimana perbedaannya? Perbedaan antara kita dengan orang-orang percaya
di Perjanjian Lama. Mengenai kesamaannya, kita diselamatkan oleh Kasih karunia saja. Tidak
ada perbedaan di sana. Kita semua diselamatkan melalui Kasih karunia. Melalui iman saja.
Sekarang mengenai perbedaan kecil yang ada. Ingat bahwa keduanya melalui iman saja – tetapi
perhatikan Roma 4. Ini berbicara mengenai Abraham dan imannya yang diperhitungkan
kepadanya sebagai kebenaran. Ia tidak goyah karena ketidakyakinan akan janji Allah, tetapi
dikuatkan dalam imannya dan memberikan kemuliaan bagi Allah karena sepenuhnya mengimani
bahwa Allah memiliki kuasa untuk melakukan apa yang dijanjikan-Nya. Itulah sebabnya hal itu
diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran, karena ia percaya kepada Allah.
Inilah sebabnya dikatakan setelah bagian itu, kata diperhitungkan kepadanya bukan hanya ditulis
untuk Abraham saja tetapi juga bagi kita dan hal itu mengikat bagi kita. Kita sama-sama
diselamatkan melalui iman. Tetapi di dalam Perjanjian Lama iman itu adalah iman yang
memandang ke depan kepada Kristus. Iman itu adalah iman yang menantikan. Iman itu
memandang ke depan kepada Kristus. Bagi kita perbedaannya adalah iman kita merupakan
iman yang memandang ke belakang. Sekarang, saya ingin agar kita berhati-hati di sini. Saya
agak ragu-ragu untuk mengatakannya karena saya tidak mau memberikan gambaran bahwa kita
sebagai orang-orang Kristen di jaman ini seolah-olah hidup dengan memandangi kaca spion kita.
Kita memandang ke belakang 2000 tahun yang lalu kepada kisah Injil ketika Yesus di kayu salib.
Itu yang kita pandang. Tetapi kenyataannya adalah bahwa kita hidup oleh iman kepada Anak
Allah sekarang ini. Disalibkan dengan Kristus, bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristus yang
hidup di dalam aku. Galatia 2:20, dan hidup yang kuhidupi sekarang—hidup di dalam tubuh ini,
aku hidup oleh iman kepada Anak Allah, yang mengasihiku dan memberikan hidup-Nya bagi aku.
Itu gambarannya, untuk saat ini. Ini adalah keyakinan akan Kasih karunia untuk masa kini. Ini
adalah iman masa kini.
Tetapi kita memandang ke belakang kepada apa yang dilihat oleh orang-orang percaya
Perjanjian Lama sebagai pandangan ke depan. Jadi semata-mata Kasih karunia melalui iman
saja, iman mereka memandang ke depan, sedang iman kita memandang ke belakang. Di dalam
Kristus saja. Ibrani 11:24-26, Karena iman maka Musa, menganggap penghinaan karena Kristus
sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah. Di dalam Perjanjian Lama, ini mengenai penantian akan Mesias, bukan
pemahaman yang penuh akan segala sesuatu yang akan datang.
Masa itu adalah masa penantian Mesias. Perjanjian Baru, iman kita adalah kepada Mesias yang
sudah naik ke Surga. Ada perbedaan perspektif di sini. Memandang ke belakang tetapi juga ke
depan, menantikan sang Mesias. Kita memandang kepada Mesias yang sudah naik dan
kemudian kepada Roh Kudus. Di dalam Perjanjian Lama juga, Roh-Ku akan Kuberikan diam di
dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap
berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Di dalam Perjanjian Lama memang
ada pengalaman bersama Roh Allah, tetapi masih belum lengkap. Kita sudah berbicara
mengenai hal ini. Dan di dalam Perjanjian Baru ada berdiamnya Roh Kudus. Roh Kudus yang
berdiam di dalam kehidupan kita.
Saya rasa Alkitab sudah dengan jelas mengatakan bahwa orang-orang percaya di Perjanjian
Lama tidak memiliki pengalaman yang sama dengan Roh Kudus seperti yang anda dan saya
miliki. Pengalaman dengan Roh Kudus yang kita miliki adalah pengalaman perjanjian. Ini tidak
berartti bahwa Roh Kudus tidak bekerja dan tidak membukakan mata, membuka hati dan
mengubahkan kehidupan di masa Perjanjian Lama. Tetapi semuanya oleh Kasih karunia saja,
oleh iman saja, dan oleh Kristus saja. Itulah yang dilakukan Roh Kudus.
Jadi ada bagian mengenai kelahiran kembali yang terjadi, tetapi tidak dalam tingkatan yang sama
seperti yang kita alami di dalam Roh Kudus, yaitu ketika berbicara mengenai perspektif tentang
Kristus seperti yang kita miliki. Karena kita memandang ke belakang kepada Kristus yang sudah
naik—memandang kepada Mesias yang sudah naik serta kita mendapatkan Roh Kudus secara
sempurna berdiam di dalam kehidupan kita. Mereka memandang ke depan kepada Mesias yang
dinantikan dan memiliki pengalaman yang belum lengkap dengan Roh Kudus. Jadi, ada
perbedaan. Tidak diragukan bahwa orang-orang percaya di Perjanjian Lama juga termasuk
dalam golongan orang-orang percaya, itu bisa dipastikan.
Mereka diselamatkan oleh iman saja, Kasih karunia saja, melalui iman saja, di dalam Kristus saja
dan dari Roh Kudus saja. Tetapi ada perbedaan dalam bagaimana hal itu diwujudkan. Itulah
penjelasan saya. Baik, kita lanjutkan. Roh Kudus melahirkan kembali. Yang kedua, Roh Kudus
mendiami kehidupan kita. Yang selanjutnya membawa kita kepada kebenaran berikutnya. Roh
Kudus menyatukan kehidupan kita dengan Kristus melalui kehadiran-Nya di dalam kehidupan
kita. Roh Kudus berdiam di dalam kehidupan kita. Ini yang dituliskan Roma 6. Kita sudah
dipersatukan dengan Yesus di dalam kematian-Nya, kita pasti akan dipersatukan di dalam
kebangkitan-Nya.
Kita tahu bahwa diri kita yang lama sudah disalibkan bersama dengan Dia, supaya tubuh dosa
kita tidak lagi berkuasa atas kita. Kalau kita mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita akan
bangkit dengan Dia. Kita mati dengan Kristus, hidup dengan Kristus. Dan kita tahu bahwa
karena Kristus bangkit kembali dari kematian, Ia tidak akan mati lagi. Kematian-Nya, Ia mati bagi
dosa sekali untuk selamanya dan kemudian Ia hidup, Ia hidup bagi Allah. Dengan cara yang
sama kita mati bagi dosa tetapi hidup bagi Allah karena kita dipersatukan dengan Allah.
Inilah yang dikatakan oleh John Calvin. Ia mengatakan, “Kita harus menguji pertanyaan ini.
Bagaimana kita menerima semua kebaikan yang dicurahkan Bapa di dalam Anak-Nya?” Bukan
bagi Kristus secara pribadi, tetapi supaya Ia bisa memperkaya orang-orang yang miskin dan
papa. Pertama-tama kita harus memahami bahwa selama Kristus jauh dari kita, dan kita terpisah
dari-Nya, maka semua yang Ia derita dan lakukan bagi keselamatan manusia tetap saja tidak ada
gunanya dan tidak ada nilainya bagi kita.
Semua yang dimiliki Kristus tidak ada hubungannya dengan kita sampai kita menjadi satu tubuh
dengan Dia. Roh Kudus adalah pengikat yang dengan-Nya Kristus mengikat diri kita kepadaNya. Ini sebuah pernyataan yang penting. Roh Kudus adalah pengikat yang dipakai oleh Kristus
untuk menyatukan kita dengan Kristus; Kristus dengan itu menyatukan diri-Nya dengan kita.
Melalui Roh Kudus maka tubuh kita menjadi Bait-Nya. Roh Allah hidup di dalam kehidupan kita.
Kekayaan-Nya menjadi kekayaan kita. Ia berdiam di dalam kehidupan kita.
Ia berdiam di dalam kehidupan kita dan Ia memberikan semua yang dimiliki-Nya. Saya tidak
pernah sungguh-sungguh memahami Lukas 11:11-13 sampai beberapa saat lalu ketika saya
mempelajarinya. Bapa manakah di antara kamu, — Ini perkataan Yesus—j ka anaknya minta
ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur,
akan memberikan kepadanya kalajengking. Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian
yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus
kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Dalam versi Matius 7, dikatakan “apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik
kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Tidak secara khusus disebutkan mengenai Roh
Kudus, tetapi maknanya sama. Saya bertanya-tanya, apa sebabnya? Bagaimana kalau saya
tidak meminta Roh Kudus ketika saya berdoa? Bagaimana kalau saya berdoa untuk suatu
keadaan di dalam kehidupan saya, atau tentang apa yang terjadi, atau tentang kebutuhan dalam
kehidupan saya? Mengapa Ia mengatakan akan memberikan Roh Kudus kepada barangsiapa
yang meminta? Saya biasa berpikir, “Ya, bagus sekali, tetapi bukan itu yang saya minta.” Dan
kemudian saya mulai menyadari ketika Ia memberikan Roh Kudus apa sebenarnya yang
diberikan kepada kita. Siapa yang diberikan kepada kita. Kita sering meminta penghiburan
dalam situasi tertentu.
Tetapi Allah mengatakan, “Aku tidak akan memberikan penghiburan, Aku akan memberikan
Penghibur itu sendiri. Kita meminta pertolongan. Ia tidak memberikan pertolongan kepada kita,
tetapi Ia memberi Penolong itu sendiri. Kita meminta tuntunan. Ia tidak memberikan kepada kita
peta atau buku petunjuk. Ia memberikan Sang Penuntun itu kepada kita. Kita meminta hikmat.
Ia memberikan Roh Hikmat kepada kita. Kita meminta kebenaran, Ia memberikan Pengajar
kebenaran. Kita meminta kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan dan Ia memberikan kepada kita Pribadi yang membuat kita menghasilkan buah-buah
itu. Inilah keindahannya. Tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, bagaimana kemurahan Allah
kepada kita.
Kita meminta karunia, Ia memberikan sang Pemberi karunia. Kita meminta kecukupan dan Ia
memberikan sumbernya kepada kita. Itu seperti kita minta uang dan Ia memberikan bank
kepada kita. Luar biasa bukan? Anda tidak datang kepadanya dan meminta uang 1 atau 2 juta.
Anda datang kepadanya dan meminta, “Saya ingin, kira-kira.... , semuanya.” Berani sekali
bukan? Ya Allah, saya tahu Engkau memiliki alam semesta yang luas ini, saya hanya ingin
sedikit kenyamanan di dalam apa yang terjadi kepada kehidupan saya di sini, jadi, kalau Engkau
mau memberikan keseluruhan kehadiran-Mu untuk hidup di dalam kehidupan saya, maka itu
sudah lebih dari cukup. Dan itulah yang dijanjikan-Nya, Ia berjanji bahwa Roh Kudus akan
berdiam di dalam kehidupan kita.
Kita memiliki sumber dari Surga hidup di dalam kehidupan kita. Janji yang luar biasa. Roh
Kudus melahirkan kembali dan berdiam. Roh Kudus menguduskan. Anda bertanya apakah
maksudnya mentahirkan? Roh Kudus mengubahkan kehidupan kita untuk menjadi serupa
dengan gambaran Kristus sehingga kita datang kepada cermin yang membuat kita berdiri di
hadapan Allah. Pentahiran dilakukan oleh Tritunggal. Bapa merencanakan agar kita kudus.
Efesus 1:4. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita
kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sang Anak mati bagi kita agar kita kudus. Ia
memberikan diri-Nya untuk menjadikan kita kudus. Untuk mempersembahkan kita ke hadiratNya jemaat yang tanpa cacat atau cela tetapi kudus dan tak bernoda. Bapa, merencanakan
kekudusan kita. Sang Anak mati agar kita kudus. Roh Kudus bekerja untuk pengudusan kita.
Pentahiran. Berpusat kepada Kristus. 2 Korintus 3:18 merupakan ayat yang luar biasa. Kita
dengan muka yang tidak terselubung mencerminkan kemuliaan Tuhan. Inilah pentahiran. Kita
diubahkan menjadi serupa dengan gambar-Nya. Menjadi serupa dengan Kristus. Dengan
kemuliaan yang terus bertambah yang berasal dari Tuhan yaitu sang Roh Kudus.
Gambaran di sini adalah mengenai Roh Kudus—ini yang kita bicarakan. Di sinilah sisi
kerendahan hati itu muncul. Roh Kudus membereskan hati kita bagi kemuliaan Kristus, dan
semakin kita memandang kemuliaan Kristus, hari demi hari di dalam Firman-Nya, saat kita
berjalan di dalam Roh Kudus kita memandang kepada kemuliaan Kristus, dan semakin lama kita
akan menjadi serupa dengan Dia. Ini persis sama dengan apa yang kita alami sebagai orang
tua. Ketika saya memandang kepada anak-anak saya dan saya melihat ekspresi mereka, saya
melihat ekspresi Ibu mereka. Ketika saya melihat kebiasan mereka, saya melihat kebiasaan itu
merefleksikan kebiasaan Ibu mereka..
Ketika saya mendengar mereka berbicara – maksud saya, menjadi sebuah pengalaman yang
harus membuat kita rendah hati ketika kita mendengar anak-anak kita memakai kata-kata yang
mereka pelajari dari kita. Tidak berarti bahwa kita secara sengaja mengajarkan semuanya,
termasuk, kata-kata yang buruk. Namun, intinya adalah, semakin lama mereka memandang kita,
mereka menjadi semakin serupa dengan kita. Semakin lama kita memandang kemuliaan Kristus,
semakin kita akan menjadi seperti kemuliaan Kristus. Inilah yang dilakukan Roh Kudus di dalam
pentahiran.
Saat kita memandang kemuliaan Kristus kita akan dibasuhkan dari dosa-dosa masa lalu. Anda
akan dibasuhkan, ditahirkan, dibenarkan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan oleh Roh
Allah. Ingat bahwa Roh Kudus akan menyadarkan kita akan dosa, menyatakan kebenaran
kepada kita. Saat kita memandang kemuliaan Kristus, kita dimurnikan dari dosa-dosa masa kini.
Di pertengahan 1 Petrus 1. Melalui karya pentahiran dari Roh Kudus untuk ketaatan kepada
Kristus, dan saat kita memandang kemuliaan Kristus kita diberi kuasa atas dosa-dosa masa
depan. Karena Ia memberikan kuasa kepada kita. Kuasa untuk mengalahkan dosa. Kita
bukanlah orang-orang yang kalah di dalam peperangan kita melawan dosa. Kita adalah orangorang yang menang.
Kita bukan berperang untuk mendapatkan tempat sebagai pemenang; kita berperang dari tempat
kita yang sudah menjadi pemenang. Ini kebenaran. Hal ini akan mengubahkan keinginan kita.
Mereka yang hidup sesuai dengan Roh Kudus memiliki pikiran yang dikehendaki oleh Roh
Kudus. Perubahan hati yang dimulai-Nya di dalam kelahiran kembali akan terus menerus
berlangsung sampai kita tidak lagi menginginkan perkara dunia yang tadinya kita pikir merupakan
kebutuhan, atau yang akan memuaskan hawa nafsu kita. Kita hanya menghendaki apa yang
dikatakan Kristus. Dan Roh Kudus mengubahkan kehendak kita dan menumbuhkan disiplin kita.
Inilah sebabnya kita berdoa dan belajar Firman dan berpuasa serta melakukan disiplin rohani.
Kita melakukan hal ini karena semua itu menunjukkan Kasih karunia, dan menjadi cara dimana
Roh Allah akan mengubahkan hati kita, dan mengubahkan kerinduan kita untuk menjalani
kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Tidak di bawah Hukum Taurat. Galatia 5:16. Kita
sangat berhati-hati dalam disiplin rohani kita. Kita harus sangat berhati-hati agar tidak membuat
semua itu justru sebagai upaya untuk mendapatkan jalan kepada Allah. Tetapi semua itu
hanyalah cara yang melaluinya kita mengalami Kasih karunia Allah setiap hari. Roh Kudus
mentahirkan kita. Kemudian Roh Kudus menghiburkan kita. Apa artinya Roh Kudus menghibur?
Artinya Ia menyertai kita.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong atau
Penghibur yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. Kata ini, dipakai, sekitar lima
kali di dalam Perjanjian Baru untuk menunjuk kepada Roh Kudus sebagai Periklete. Kata itu
secara harafiah berarti Dia yang dipanggil ke sisi. Dan yang sangat menarik adalah kalau anda
mencari bagaimana kata itu diterjemahkan maka anda akan menemukan banyak makna,
Penghibur, penolong, pembela, penasehat, penguat, sekutu, penenang, pelindung. Ini kata yang
luar biasa. Kata ini menunjukkan gambaran yang jelas.
Jangan melewatkan bagian ini, dikatakan bahwa akan ada Penolong yang lain. Yesus pada
dasarnya berbicara kepada para murid-Nya di dalam Yohanes 14 “Aku sudah menyertai kamu
dan memperhatikan kamu. Aku sudah menjadi penolong, penghibur, penasehat, penguat,
pendukung. Aku sudah melakukan semuanya itu. Aku akan mengutus Pribadi lain, yang akan
memberikan penghiburan dan kekuatan, nasehat, dukungan dan semuanya itu.”
Ini
gambarannya. Yang lain – ini yang dikatakan Yesus. Dan ini membawa kita kepada bagian
selanjutnya; Roh Kudus adalah Pembela kita yang kudus. Pembela kita yang kudus.
Periklete dalam makna pertamanya adalah seseorang yang akan menolong anda saat anda
harus menghadap pengadilan. Seorang penasehat hukum akan berbicara bagi anda. Itulah
yang dilakukan pembela. 1 Yohanes 2 berbicara mengenai Yesus yang adalah Pembela kita,
yang berbicara kepada Bapa untuk membela kita dan yang dikatakan oleh Yesus di sini adalah
ada Penolong yang lain yang akan datang. Roh Kudus, yang akan menjadi Pembela yang
demikian, Roh Kudus adalah Pembela kita yang kudus dan Ia adakah Penghibur yang kuat. Kata
menghibur, memang berarti menghibur. Dua hal menjadi satu. Benteng, gembaran kekuatan.
Penghibur kita yang kuat di tengah peperangan. Ini yang sangat saya sukai dari Yohanes 16:7.
Yesus mengatakan, “Adalah baik bahwa Aku pergi. Para murid-Nya bergumul dengan hal itu,
dan Ia mengatakan, “Itu baik bagimu. Kalau Aku tidak pergi maka Penghibur itu tidak datang.”
Dan kemudian Ia menguatkan mereka sampai di akhir pasal itu, Dia menjelaskan semua itu agar
mereka mendapatkan damai sejahtera. Di dunia ini memang banyak masalah, tetapi teguhkan
hatimu, Aku sudah mengalahkan dunia.
Ketika kita berjalan dalam kesulitan, ketika kita mengalami masa-masa berat, Roh Kuduslah
Penghibur kita. Saya tahu bahwa kita semua pernah dan bahkan mungkin sedang menjalani
masa-masa itu bersama keluarga anda. Beberapa hal yang mungkin tidak pernah diceritakan
kepada orang-orang lain tetapi satu hal yang pasti adalah bahwa Roh Kudus tahu tentang semua
itu. Dan Ia adalah Penghibur yang kuat, Ia menyertai anda. Ia menyertai anda di tengah
peperangan. Dan bukan hanya di tengah peperangan, Ia mengobati luka-luka anda. Kekuatan
di tengah peperangan dan menyembuhkan hati yang sakit. Roh Kudus menghiburkan.
Kemudian, Roh Kudus mengajar.
Roh Kudus menerima semua yang menjadi milik Kristus dan mengajarkannya kepada kita. Inilah
gambarannya dan saya sudah menyebutkan hal ini ketika kita membahas Keluaran 33 dan
Yohanes 16:12-15.
Roh Kudus akan memberitahukan semua yang ada pada-Ku dan
memberitahukannya kepadamu. Semua miliki Bapa-Ku adalah milik-Ku, itulah sebabnya Aku
mengatakan bahwa Roh Kudus akan menerima semua yang ada pada-Ku dan
memberitahukannya kepadamu. Kenyataannya begini. Kita membutuhkan Roh Allah untuk bisa
mengenal Allah. Semua pengenalan kita tentang Allah berasal dari mana? Dari Roh Allah.
Tidak ada yang kita ketahui tentang Allah yang bukan berasal dari Roh Kudus. Ini didasarkan
kepada 1 Korintus 2:10-12. Karena Allah sudah menyatakannya kepada kita dengan Roh Kudus.
Roh Allah mengenal perkara-perkara tentang Allah dan Ia menyatakan perkara-perkara itu
kepada kita dengan Roh Kudus. Kita memerlukan Roh Kudus untuk bisa mengenal Allah, tetapi
bukan hanya mengenal Allah, kita juga perlu mengenal diri kita sendiri. Ia bersaksi kepada kita
tentang siapakah diri kita. Ini yang dijelaskan dalam Roma 8:15-17. Roh sendiri bersaksi
dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Ia bersaksi bagi kita. Ia meyakinkan kita.
Ia akan meyakinkan dunia akan kesalahan berkaitan dengan dosa dan kebenaran. Ia
mengingatkan kita – Roh Kudus memiliki peran sebagai yang mengingatkan. Mengingatkan
siapakah kita di dalam Kristus. Akan mengajarkan segala sesuatu yang sudah dikatakan oleh
Yesus. Roh Kudus, kita memerlukan Dia untuk mengenal Allah dan kita membutuhkan Roh
Kudus untuk mengenal diri kita sendiri. Roh Kudus mengajarkan Firman kepada kita. Bahkan
dalam kenyataannya, tanpa Roh Kudus kita akan mati. Jangan melupakan hal ini. Roh Kudus
dan Firman berjalan seiring karena Ia adalah sang Pengajar itu. Tanpa Roh Kudus kita mati.
Tanpa Firman kita akan menjadi kering. Kita akan menjadi kering. Dan inilah sebabnya kita harus
sangat berhati-hati khususnya ketika kita berbicara mengenai beberapa bagian dari apa yang
akan kita bahas karena kalau kita mengabaikan Firman dan langsung menyemplung ke dalam
kolam pengalaman dengan Roh Kudus dan kemudian kita semua menganggap semua
pengalaman itu berkaitan dengan Roh Kudus, dan kemudian kita mengabaikan Firman, kita akan
terbawa kepada kekeringan yang tentu saja bukan dimaksudkan oleh Alkitab. Tanpa Roh Kudus
kita akan mati, tanpa Firman kita akan kering. Bagaimana Roh Kudus mengajarkan Firman
kepada kita? Di sini saya mau mengajak kita melihat gambaran di dalam kitab Yehezkiel. Salah
satu kitab di dalam Kitab Para Nabi Perjanjian Lama.
Wahyu yang diilhamkan. Sang nabi menerima Firman, ia menyampaikan Firman. Bagaimana
Roh Kudus mengajarkan Firman kepada kita? Pertama-tama, anda mendapatkan wahyu yang
sudah kita lihat. Salah satu yang contohnya, Wahyu 1:2-11. Pada hari Tuhan aku dikuasai Roh
– ini kata Yohanes – dan Roh itu memerintahkan agar aku menuliskan di dalam sebuah kitab apa
yang aku lihat. Wahyu. Jadi Roh menyatakan Firman kepada Yohanes di sini. Dan kemudian
ilham. Langkah yang kedua, wahyu yang diilhamkan. Ini adalah Kitab Suci yang tertulis yang
menyatakan Firman kepada kita. Semua Firman Allah dihembuskan oleh Allah, 2 Petrus 1:21.
Manusia berbicara ketika mereka dituntun oleh Roh Kudus. Ini membawa kita kepada suatu
gambaran yang sangat menarik. Saya harap saya memiliki waktu untuk menjelaskan semuanya,
tetapi di sini kita melihat Roh Allah datang kepada manusia yang menuliskan kitab ini. Dan
melalui kehidupan mereka, melalui pikiran mereka, melalui hati mereka, dan melalui gaya tulis
mereka, memberikan kepada kita Firman yang memiliki otoritas lengkap. Ini sepenuhnya
menjadi penulis Ilahi. Tetapi dituliskan melalui penulis manusia. Mujizat pengilhaman yang
terjadi di sini sangat tak terselami.
Sangat menarik untuk melihat bagaimana penulis yang berbeda, khususnya di dalam Perjanjian
Baru secara khusus, mereka menulis dengan gaya yang berbeda, melalukan hal itu dengan cara
berbeda. Tetapi itu kebenaran, semua datang dari satu Penulis Ilahi melalui beberapa penulis
manusia yang berbeda. Dan proses ini disebut pengilhaman. Yang selanjutnya adalah iluminasi.
Di sinilah kita akan membahas secara mendalam. Firman dinyatakan, diwahyukan, dan
kemudian kita memerlukan Roh Kudus untuk menerangi mata kita sehingga bisa memahami apa
yang tertulis di sana. Bukalah mataku untuk melihat keindahan hukum-Mu. Efesus 1:18. Mata
hatimu diterangi. 1 Yohanes 2: Kamu mendapatkan urapan untuk mengenal kebenaran. Di
sinilah gambarannya dan kita harus memahami hal ini.
Orang Kristen membaca kitab ini dengan cara yang sangat berbeda dengan orang-orang yang
belum percaya. Mereka yang memiliki Roh Kristus di dalam hati mereka membaca kitab ini
dengan cara yang sangat berbeda dengan mereka yang belum memiliki Roh Kristus. Ini bukan
hanya sekedar kitab yang bisa kita baca satu kali duduk seperti novel atau buku lainnya. Ada
proses yang terjadi dimana Allah dengan Roh-Nya menyatakan Firman-Nya.
Kitab ini
diwahyukan dan Ia sekarang membuka mata kita untuk memahaminya melalui proses iluminasi
yang membawa kepada penyataan dimana kita membawa Firman ini dan memberitakannya
kembali. 1 Kor 2:1-5.
Jadi apa yang saya lakukan sebagai penerapannya? Ini dorongan saya. Yang pertama, baca
kitab Wahyu ini. Bukan kitab yang terakhir di dalam Perjanjian Baru itu saja. Tetapi baca Kitab
yang diilhamkan ini. Inilah Firman Allah. Baca. Kemudian pelajari inspirasinya. Ini maksud saya.
Saat anda membacanya, pikirkan siapa penulisnya. Apa keadaan yang melatarbelakangi
penulisannya? Bagaimana Roh Kudus mewahyukan Firman ini? Siapakah penerima tulisan ini,
apa tujuan ayat ini, apa yang mau disampaikan di sana—apa yang dilakukan oleh Roh Kudus di
abad ke-1 ketika Paulus menuliskan surat ini.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan itu. Keseluruhan cara belajar Alkitab yang pernah kita pelajari
dalam program Secret Church beberapa waktu yang lalu. Baca wahyunya, pelajari inspirasinya,
berdoa meminta iluminasi. Baca Alkitab dengan sungguh-sungguh bersandar kepada Roh
Kudus. Jangan menjadi orang yang hanya duduk dan membuka kitab mereka dan sekedar
membaca saja. Mari mulai berpikir dengan sungguh-sungguh “Aku membutuhkan Roh Allah
untuk menolongku memahami semua yang ada di dalam kitab ini.” Mari kita sungguh-sungguh
bersandar dan menghendaki pertolongan Roh Kudus dalam membaca dan kemudian melakukan
apa yang dinyatakan di sana.
Sekali anda membaca, reproduksikan kebenarannya, beritakan kemanapun anda pergi. Baca
wahyu, pelajari inspirasinya, berdoa meminta iluminasi, praktekkan pemberitaan. Selanjutnya,
Roh Kudus akan menuntun kita. Roh Kudus akan menuntun kita. Roh Kudus menuntun umat
Allah yang akan menggenapi rencana Allah. Dipimpin oleh Roh Kudus, itulah yang dibicarakan
dalam Roma 8. Galatia 5 berbicara mengenai Roh Allah menuntun pribadi-pribadi. Anda melihat
hal itu di dalam Perjanjian Baru. Kisah Para Rasul 8, Roh Kudus memimpin Filipus untuk
mendatangi kereta dan mendekat. Dalam beberapa bagian Roh Kudus bahkan memindahkan
orang dari satu tempat ke tempat lainnya.
Roh Tuhan tiba-tiba membawa Filipus. Dan Ia melakukan hal yang sama di Perjanjian Lama.
Elia, juga mengalaminya. Lalu kalau anda melihat Kisah Para Rasul 16, secara khusus ayat 6-7,
Paulus seperti diombang-ambingkan. Paulus mulai berangkat ke suatu tempat, dan Roh Kudus
mengatakan, “Bukan, jangan ke sana.” Lalu Paulus pergi ke tempat lain, “Bukan, jangan ke
sana.” Tetapi memang jelas Roh Kudus memimpin dia. Lalu anda melihat juga Kisah Para
Rasul 20:22-23. Ini menarik sekali. Diyakinkan oleh Roh Kudus untuk pergi ke Yerusalem, tanpa
tahu apa yang akan terjadi di sana. Yang aku tahu adalah bahwa di setiap kota Roh Kudus
mengingatkan akan adanya penjara dan kesulitan yang akan aku hadapi. Dan bahkan Kisah
Para Rasul 20 mengatakan Roh Kudus menuntun Paulus ke tempat dimana ia akan
dipenjarakan. Apakah hal itu terjadi kepada anda juga? Anda mau mengikuti Roh Kudus.
Saudara seiman kita di seluruh penjuru dunia mengikuti Roh Kudus dan banyak di antara mereka
harus mengorbankan nyawa mereka.
Kita tidak bisa sekedar duduk saja dan mengatakan, “Ya. Roh Kudus tidak akan pernah
membawa saya ke tempat dimana saya tidak merasa nyaman. Roh Kudus tidak akan pernah
membawa saya ke tempat yang berbahaya.” Kalau kita mau mengikuti Roh Kudus mungkin kita
akan harus pergi ke tempat yang paling berbahaya dan paling tidak nyaman. Ia menuntun kita.
Roh Kudus menuntun pribadi-pribadi, Roh Kudus menuntun gereja. Kisah Para Rasul 15:28
adalah ayat yang luar biasa.
Sangat jelas mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Ini adalah mengenai gereja
yang membuat keputusan dan mengatakan, “Kalau kehendak Roh Kudus demikian kita akan
melakukan hal itu.” Dalam Kisah Para Rasul 20:28. Lalu pertanyaannya, seberapa spesifik
kehendak Allah itu di dalam kehidupan kkta? Dan saya mau membawa kita kepada sesuatu
yang sangat praktis. Ini salah satu pertanyaan yang saya rasa sering kita gumuli. Baik, Roh
Kudus memang menuntun kita, bagaimana saya tahu apa yang dikehendaki-Nya untuk saya
lakukan? Bagaimana saya membuat keputusan? Dan kita akan menemukan banyak sekali cara
yang berbeda yang dikatakan orang mengenai menemukan apa yang dilakukan Roh Kudus.
Kita pernah mendengar cara jari acak. Ini seperti melakukan sesuatu dan memutuskan bahwa
itulah yang dikehendaki Roh Kudus untuk dilakukan. Seorang teman saya pernah melakukan
jurus jari acak itu dan menemukan Roma 8:25. Latar belakangnya adalah, teman saya ini
sedang sungguh-sungguh menyukai seorang gadis dan ingin tahu apa yang harus dilakukannya.
Ia memakai jurus jari acak dan menemukan Roma 8:25, yang mengatakan, “Tetapi jika kita
mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.” Dan ia merasa
mendapat iluminasi, penerangan, “Ini dia. Saya disuruh untuk menunggu dengan tekun.”
Masalahnya adalah teman saya itu kemudian menunggu, menunggu, menunggu. Dan gadis
yang disukainya tentu saja tidak menangkap maksud apapun dari sikap teman saya itu dan tidak
ada yang terjadi di antara mereka, walaupun teman saya yakin itu yang dikehendaki Roh Kudus.
Masalahnya adalah karena Roma 8 tidak berbicara mengenai menunggu tindakan gadis yang
anda sukai. Ayat itu adalah mengenai menunggu saatnya penebusan tubuh kita di surga. Jadi,
jangan pakai cara jari acak dan menyelewengkan Alkitab.
Kemudian dengan cara melihat peristiwa ajaib. Cara mencari tanda ajaib, mungkin dengan
melihat semak menyala yang tidak terbakar—apakah ada yang pernah melihatnya? Baik,
nampaknya ini bukan jurus yang paling populer. Ada juga cara melihat kecocokan yang sangat
kebetulan. Saya mau memberikan contoh. Mungkin ada di antara anda yang mau kuliah. Lalu
anda bingung mau mengambil jurusan Matematika atau jurusan Bahasa Inggris. Anda suka
keduanya. Lalu suatu malam anda tidur. Di tengah malam anda bangun dan anda melihat jam,
menunjukkan pukul 2:22. Anda pikir, “Hmm.. aneh.” Tapi anda tidur lagi. Malam selanjutnya,
anda tidur lagi, terbangun lagi di malam hari, melihat jam menunjukkan pukul 3:33. Anda
berpikir, “Wah, ini aneh sekali.” Malam selanjutnya, anda tidur lagi, ketika malam hari terbangun,
anda melihat jam menunjukkan pukul 4:44. Saat anda melihat keanehan angka-angka jam, anda
langsung bersujud di sisi tempat tidur dan berdoa, “Matematika. Jelas sekali Matematika.
Terima kasih Roh Kudus.” Itu jurus kecocokan yang sangat kebetulan.
Atau contoh lain lagi. Mungkin anda seorang mahasiswa yang masih lajang dan mencari
seorang gadis sebagai teman hidup. Malamnya anda berdoa, dan anda juga terus berdoa
selama anda berjalan menuju kampus anda. Lalu kebetulan ada kaleng Sprite kosong di dekat
anda, secara iseng anda menendangnya. Ketika anda memandang ke arah jatuhnya kaleng itu,
anda melihat ada sekelompok mahasiswi berkumpul di sana. Salah satunya adalah gadis cantik
memakai jaket berwarna hijau, tepat seperti warna kaleng Sprite yang anda tendang. Anda lalu
mengatakan, “Ini dia petunjuk dari Roh Kudus.”
Masalahnya adalah teologi yang anda bangun mengenai Roh Kudus ini membuat seseorang
harus membuang kaleng Sprite secara sembarangan di jalanan, dan untung juga orang itu
sukanya adalah Sprite sehingga kalengnya hijau, bukan Coke atau warna lain yang membuat
anda menengok kepada gadis yang tampilannya sangat berbeda, dan seluruh kehidupan anda
mungkin akan dikacaukan oleh hal itu. Baik, jadi, mungkin jurus kecocokan yang kebetulan ini
juga tidak bisa dipakai. Bagaimana kalau dengan cara menebarkan bulu kambing. Paling tidak,
itu Alkitabiah. Tetapi masalahnya, Gideon memakai jurus bulu kambing itu justru menunjukkan
bahwa ia tidak memiliki iman, atau paling tidak imannya kecil saja. Ada cara lain, yang bisa juga
dipakai. Ada cara buka pintu/tutup pintu. Dan banyak cara lain.
Mari kita mencoba cara membaca Alkitab. Cara membaca Alkitab dan cara hidup di dalam Roh
Kudus. Bagaimana? Seberapa spesifik—kita pikirkan itu. Seberapa spesifik kehendak Allah di
dalam kehidupan kita? Maksud saya, apakah Roh Allah sungguh-sungguh menuntun kita dalam
segala sesuatu? Ia memimpin kita dalam segala sesuatu, apakah itu berarti bahwa Roh
Kuduslah yang memberitahu kita apakah kita akan minum kopi atau minum teh? Kemana kita
akan pergi? Roh Kudus yang menuntun kita tentang kemana kita akan pergi? Bagaimana hal ini
terjadi?
Bagaimana kita mengetahui kemana Roh Allah memimpin kita untuk pergi? Lalu, jenis beras apa
yang akan kita beli untuk kita makan? Roh Allah menunjukkan jenis beras yang harus kita beli.
Saya mengajak kita melakukan hal ini secara cepat. Saya mau mengajak kita menyelidiki doktrin
tentang kehendak Allah ini. Ingat dua kehendak Allah. Kehendak Allah yang dinyatakan. Apa
yang dinyatakan di dalam Firman-Nya. Kita berbicara mengenai bagaimana Allah menyatakan
kehendak-Nya kepada kita melalui Firman-Nya. Ia memberikan perintah di dalam Firman-Nya.
Inilah kehendak-Nya.
Pada saat yang sama anda melihat kehendak Allah yang rahasia, paling tidak, kita menyebutnya
demikian. Memang bukan istilah yang tepat, tetapi apa yang ditetapkan-Nya di dalam dunia
karena ada hal-hal yang terjadi di dunia ini yang tidak seturut dengan Firman-Nya. Apakah itu
artinya ada hal-hal yang di luar kehendak Allah? Tidak, hal itu bukan di luar kehendak Allah
tetapi terjadi bertentangan dengan Firman-Nya. Jadi anda melihat ada kehendak Allah yang
dinyatakan, yang difirmankan-Nya, dan kehendak-Nya yang rahasia, yang ditetapkan-Nya di
dunia ini. Mengenai kehendak Allah yang rahasia, yang ini sangat spesifik. Tidak ada yang
terjadi di luar karya Allah. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan.
Anda melihat ayat-ayat yang saya daftarkan di catatan yang anda dapatkan. Sebagaimana yang
direncanakan Allah, itulah yang akan terjadi. Yesaya 14:24 mengatakan bahwa tidak ada yang
terjadi secara kebetulan. Tidak ada yang terjadi di luar kendali Allah dan kedaulatan-Nya. Tidak
ada yang terjadi secara kebetulan, semua terjadi dengan ada maksudnya. Itulah kehendak-Nya
yang rahasia. Sekarang kehendak-Nya yang dinyatakan. Ketika Ia menyatakan Firman-Nya, Ia
menyatakan kehendak-Nya.
Yang kita lihat di dalam Firman-Nya juga sangat jelas dan spesifik. Ini kabar baik bagi kita
semua yang mencari kehendak Allah. Kabar baiknya adalah kehendak Allah tidak hilang. Karena
itu berjalanlah di dalam kerangka apa yang dikatakan Kitab Suci kepada kita. Berjalanlah di
dalam kehendak-Nya. Jadi dengan pemahaman ini—kita bisa tahu bahwa kita tidak akan
melakukan apapun di luar kehendak yang ditetapkan Allah. Tetapi ada saatnya dimana kita tidak
taat kepada kehendak Allah yang dinyatakan, yang difirmankan-Nya. Masuk akal? Apa yang
dikehendaki Roh Kudus untuk saya lakukan?
kehidupan anda.
Kehendak Allah yang dinyatakan di dalam
Inilah kehendak Allah yang dinyatakan yaitu yang ada di dalam Firman-Nya. Jelas sekali,
diselamatkan, dipenuhi Roh Kudus. Inilah kuncinya. Dipenuhi Roh Kudus. Ia sudah meletakkan
kehadiran-Nya di dalam kehidupan untuk menuntun anda. Disucikan. Ia memerintahkan agar
kita kudus. Ini bagian dari pekerjaan Roh Kudus sebagaimana yang sudah kita lihat. Dan
tunduk. Maksudnya tunduk adalah, kemanapun Roh Kudus menuntun anda untuk pergi, pergilah
karena anda tunduk. Diselamatkan, dipenuhi Roh Kudus, dikuduskan, tunduk. Jadi ketika
berkaitan dengan keputusan yang bersifat spesifik, apa yang harus saya lakukan kalau ada
keputusan yang harus saya buat? Kemana saya harus kuliah, tidak ada di dalam Alkitab; dengan
siapa saya harus menikah, tidak ada juga di sana, atau apakah saya harus minum kopi atau teh?
Apa yang harus saya lakukan? Membuat keputusan yang bersifat spesifik.
Yang pertama, merujuk kepada Firman. Apakah kehendak Allah yang dinyatakan, yaitu Alkitab,
melarang saya melakukan hal itu? Apakah dikatakan di sana tentang apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan? Apakah tindakan anda akan membuat anda mengabaikan perintah di dalam
Kerajaan Allah yang dinyatakan? Kalau Firman Allah menyebutkan sesuatu, taati. Ini jelas
sekali. Roh Kudus selalu menuntun anda sesuai dengan Kitab Suci. Selalu, selalu, selalu. Roh
Kudus selalu menuntun kita seturut dengan isi Firman-Nya. Jadi kalau ada sesuatu yang
dikatakan di sana mengenai hal itu, anda harus mengikutinya. Taat kepada Firman.
Yang kedua, pergunakan hikmat. Di bagian-bagian yang kurang jelas maka anda bergerak ke
tahap kedua, mempergunakan hikmat. Berdoa dengan penuh keyakinan, minta Roh hikmat di
dalam diri anda.
Kumpulkan informasi, sebanyak mungkin.
Pertimbangkan semua
kemungkinan, cari petunjuk Ilahi dan pilihlah dengan bijaksana. Satu hal yang bisa kita yakini.
Roh Kudus ada di dalam diri kita. Amsal 2:1-11. Tidak ada waktu untuk membacanya. Beri
tanda saja kalau anda mau, supaya nanti bisa anda lihat kembali.
Ini bagian Alkitab yang sangat luar biasa. Ada peneguhan luar biasa yang akan membawa
penguatan kepada kita. Jadi anda merujuk kepada Firman, dan mempergunakan hikmat serta
mengatakan, “Roh Allah, tuntunlah saya, tunjukkan apa yang harus saya lakukan.” Kemudian
lakukan apa yang ingin anda lakukan. Lakukan apa yang anda kehendaki. Kalau anda sudah
diselamatkan, dipenuhi Roh Kudus, dikuduskan dan tunduk, maka anda memiliki kemerdekaan
untuk mengikuti Roh Kudus. Anda tidak perlu berdoa sampai setengah jam untuk yakin kemana
Roh Kudus akan membawa anda untuk makan siang. Pergi saja. Dan Roh Kudus akan
menuntun anda.
Dalam kenyataannya, kalau kita mau jujur, hampir 95 persen dari apa yang kita lakukan tidaklah
kita pikirkan sebelumnya. Dan inilah indahnya kalau ada Roh Allah di dalam diri kita. Inilah
sebabnya kita tidak menerima peta dari Allah yang menunjukkan kita harus melakukan ini, ini, ini,
ini dan ini. Namun, Allah mengatakan, “Aku akan menaruh Roh-Ku di dalam engkau dan
menuntun engkau. Aku akan menuntun pemikiran, perasaan, dan keputusanmu.” Diselamatkan,
dipenuhi Roh Kudus, dan tunduk, dikuduskan, kejar kekudusan. Kalau anda berkanjang di dalam
dosa dan meminta pentunjuk kepada Allah, maka anda akan kehilangan hal itu. Petunjuk Allah itu
jelas. Buang dosa, buang dosa. Roh Kudus menuntun kita demikian.
Baik, yang selanjutnya, Roh Kudus menaikkan syafaat. Roh Kudus memampukan kita untuk
berdoa seturut dengan kehendak Bapa. Inilah yang saya sebut menaikkan syafaat. Inilah yang
dituliskan di dalam Alkitab, Roh Kudus menjadi syafaat kita. Anak menjadi syafaat bagi kita.
Saya menemukannya dalam Roma 8:34. Lalu Roh Kudus juga menjadi syafaat bagi kita. Ini bisa
kita lihat dalam Roma 8:26-27. Roh Kudus menolong dalam kelemahan kita. Kita tidak tahu apa
yang harus kita doakan tetapi Roh Kudus yang menjadi syafaat bagi kita dengan keluhan yang
tak terucapkan. Dan Ia yang menyelidiki hati kita dan mengenal pikiran Roh Kudus karena Roh
Kudus menjadi syafaat bagi orang-orang kudus sesuai dengan kehendak Allah. Saya rasa ini
bagian yang paling menguatkan di dalam Alkitab.
Kita senantiasa menghadapi masa-masa dimana kita tidak tahu bagaimana untuk berdoa. Kita
bahkan sering tidak tahu apa yang harus didoakan. Bahkan ada kalanya kita tidak memiliki
keinginan untuk berdoa dan Roh Kudus yang menjadi syafaat bagi kita. Roh Kudus menolong
kita dalam kelemahan kita. Apa yang terjadi ketika Ia melakukan hal itu? Ketika Roh Kudus
menjadi syafaat kita, Ia melakukannya bagi kebaikan kita. Untuk bisa memahami apa yang
dilakukan Roh Kudus sebagai syafaat kita, kita harus mengaitkan Roma 8:26-27 dengan Roma
8:28.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah. Ini gambarannya. Bapa, Bapa kita menginginkan apa yang terbaik bagi kita
sebagai anak-anak-Nya, selalu. Dan Bapa selalu memberikan apa yang terbaik. Kita kadang
tidak tahu apa yang terbaik untuk kita. Kita seringkali tidak tahu apa yang terbaik untuk kita. Jadi
yang terjadi kemudian adalah Roh Kudus, Roh Kudus menjadi syafaat bagi kita, dengan keluhan
yang tidak terucapkan. Ini gambarannya, kita tidak tahu apa yang terbaik dalam hidup kita dan
yang sangat indah adalah bahwa Allah memberikan Roh Kudus untuk membimbing kita berdoa.
Dia menyesuaikan doa-doa kita dengan - Dia tahu apa yang terbaik untuk kita karena dia menjadi
syafaat bagi orang-orang kudus agar sesuai dengan apa? Kehendak Allah. Dan kehendak-Nya
adalah untuk bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia dan terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sekarang rahasia untuk doa - ini
sekedar catatan pinggir saja. Rahasia doa adalah ini. Anda ingin mendapatkan segala sesuatu
yang Anda minta dalam doa. Inilah rahasianya. Anda siap? Buatlah kehendak anda, kehendak
Allah. Dua langkah. Buatlah kehendak anda, sesuai dengan kehendak Allah. Dan kemudian,
doakan apapun yang anda kehendaki, anda akan menerimanya.
Itu rahasianya. Buatlah kehendak anda, sesuai dengan kehendak Allah, dan doakan apa saja
yang anda kehendaki. Anda akan mendapatkannya. 1 Yohanes 5. Kita tahu bahwa apa saja
yang kita minta, kita tahu apa yang kita mintakan kepada-Nya. Kita memiliki keyakinan akan hal
itu. Dan Roh Kudus akan menjadikannya nyata karena Roh Kudus mengubahkan keinginan kita
menjadi keinginan Allah, dan Roh Kudus menolong kita untuk mendoakan apa yang dikehendaki
Allah. Roh Kudus mengubahkan doa kita sesuai dengan kehendak Allah di dalam kehidupan kita.
Di sinilah syafaat itu berkaitan dengan karya pengudusan yang dibicarakan di dalam Roma 8:2930.
Lalu secara praktisnya, apa yang kemudian terjadi. Haruskah kita berdoa kepada Roh? Apakah
kita harus berdoa kepada Roh? Apakah kita berdoa kepada Roh? Di sisi lain, jawabannya
adalah ya karena Roh Kudus adalah Allah. Jadi, secara theologis tidak salah untuk berdoa
kepada Roh Kudus karena Roh itu adalah Allah. Di sisi lain, di dalam Alkitab tidak ada
seorangpun yang berdoa kepada Roh. Bahkan sebenarnya hanya sedikit saja peristiwa dimana
ada orang yang secara khusus berdoa kepada Yesus sebagai tujuan doanya. Stefanus di dalam
Kisah Para Rasul 7, Paulus dalam 1 Korintus 12, 1 Korintus 2. Tetapi yang lebih sering, anda
juga tidak melihat ada orang yang berdoa kepada Roh Kudus, yang lebih sering adalah berdoa
kepada Bapa.
Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada
hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Dan Roh Kudus memampukan
mereka melakukan hal itu. Tetapi gambarannya, bagaimana kita harus berdoa? Di sinilah saya
mau mengajak kita melihat bahwa apa yang diajarkan Alkitab mengenai doa, bukan bahwa itu
sesuatu yang salah, karena Roh Kudus adalah Allah. Bukan karena secara theologis hal itu
salah, tetapi Alkitab memang tidak memberikan kepada kita pola berdoa kepada Roh Kudus.
Dan yang diajarkan oleh Alkitab adalah, yang pertama, berdoa kepada Bapa.
Demikianlah kita seharusnya berdoa, “Bapa kami yang di Surga.” Berdoa kepada Bapa. Kita
datang kepada Bapa dengan keyakinan. Ibrani 4:14-16 mengatakan, “Berdoa kepada Bapa di
dalam nama Anak dengan bergantung kepada Roh Kudus.” Berdoa kepada Bapa di dalam nama
Anak dalam kebergantungan kepada Roh Kudus. Dan Roh Kudus menjadi syafaat bagi kita.
Roh Kudus menyatukan. Apa artinya? Roh Kudus menciptakan kesatuan yang baru di antara
umat Allah. Roh Kudus menciptakan persekutuan di sini. Ada kutipan mengenai ekklesia,
mengenai gereja, perkumpulan dari umat Allah. Jemaat tidak pernah disebutkan di dalam
Perjanjian Baru sebagai sebuah lembaga tetapi lebih sebagai suatu persekutuan, suatu pribadi,
suatu kehidupan bersama yang didasarkan kepada persekutuan dengan Yesus Kristus dan
persekutuan dengan Roh Kudus. Inilah yang dilakukan Roh Kudus di dalam gereja. Ia
menghancurkan batas-batas. Ini jelas sekali, di bagian di dalam Kisah Para Rasul 15 dan Efesus
2.
Kisah Para Rasul 15 adalah ketika Roh Kudus memimpin gereja untuk menerima orang-orang
bukan Yahudi dan tidak menambahkan beban aturan baru kepada mereka. Efesus 2, anda
membaca bagian itu, Paulus menuliskan kepada jemaat di Efesus. Sebagian dari mereka adalah
orang-orang Yahudi, memiliki banyak orang Kristen Yahudi dan orang Kristen bukan Yahudi.
Orang-orang Kristen bukan Yahudi merasa seperti orang Kristen kelas dua, dan Paulus
mengatakan, “Kamu sama dalam hal ini. Kita sama-sama memiliki akses kepada Bapa oleh Roh
yang sama.” Satu Roh. Jadi Roh Kudus menghancurkan pembatas antara orang-orang Yahudi
dengan orang-orang bukan Yahudi yang begitu tinggi di jaman itu.
Kita bahkan tidak memahami betapa besar masalah yang terjadi di dalam Kisah Para Rasul 15
dan Efesus 1 dan 2. Kita tidak memahami betapa besarnya batas yang dihancurkan oleh Roh
Kudus. Roh Kudus menghancurkan batas penghalang dan membawa damai sejahtera serta
memungkinkan upaya untuk menjaga kesatuan di dalam Roh melalui ikatan damai sejahtera.
Inilah dampak dari pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus membawa, apa yang dilakukan Roh Kudus
di dalam Gereja? Ia membawa kesatuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Anda lihat
gambarannya di dalam Kisah Para Rasul 2:44-47. Kesatuan dan kebergantungan yang tidak
mementingkan diri satu dengan yang lain.
Kita semua dibaptiskan oleh satu Roh di dalam satu tubuh. Pikirkan hal ini. Bagaimanakah Roh
Kudus menyatukan gereja? Ia melakukannya dengan melakukan semua hal lain itu. Ia
melahirkan kembali. Ia menyucikan kita. Ia membuat kita menjadi semakin serupa dengan
Kristus. Semakin kita memandang kepada kemuliaan Kristus maka kita menjadi semakin
menjadi serupa dengan Kristus. Ia menghiburkan kita semua. Ia menguatkan kita dengan cara
demikian. Ia mengajarkan kita, mengajarkan kebenaran yang sama kepada kita. Ia menuntun
kita. Ia menjadi syafaat bagi kita.
Kesatuan di dalam gereja adalah hasil supernatural dari berdiamnya Roh Kudus di dalam
kehidupan kita. Ini bukan kesatuan usaha manusia—manusia menciptakan kesatuan dimana kita
berkumpul bersama dan berusaha menemukan bagaimana caranya bersatu. Kita perlu
melangkah bersama Roh Kudus dan Roh Kudus yang akan menyatukan kita. Kita perlu taat
kepada Roh Kudus dan Roh Kudus yang akan melakukannya. Roh Kudus menyatukan.
Selanjutnya, Roh Kudus menghasilkan buah. Buah-buah Roh.
Galatia 5:22-23 adalah kontras dari Galatia 5:19-21 dimana Paulus berbicara mengenai
perbuatan daging dan buah-buah Roh. Jadi, buah-buah Roh dihasilkan secara supernatural, jadi
ada kontras di sini. Apa artinya Roh Kudus menghasilkan buah, ia menghasilkan kehidupan
Kristus di dalam setiap sisi kehidupan kita, secara supernatural. Perbuatan daging kita, adalah
pekerjaan manusia.
Yang dilakukan Roh Kudus adalah melakukan perkara-perkara supernatural. Buah-buah Roh
secara sangat luar biasa dijelaskan. Luar biasa, bukan biasa-biasa saja, luar biasa. Pekerjaan
daging itu biasa. Yang terjadi adalah bahwa Roh Kudus tidak memberikan kepada kita kasih
buatan manusia. Ia memberikan kepada kita, menghasilkan di dalam kehidupan kita, kasih yang
luar biasa. Dan anda melihat hal ini ada kontras antara perbuatan daging dengan buah-buah
Roh. Kita akan membahasnya secara cepat. Tetapi bayangkan saja, ketika berkaitan dengan
kasih, kasih daging itu bersyarat. Kasih rohani, supernatural, luar biasa dan tidak bersyarat.
Kasih kedagingan bersyarat, kasih rohani tidak bersyarat. Sukacita; sukacita kedagingan
bergantung keadaan. Sukacita rohani melampaui keadaan. Para murid-Nya dipenuhi dengan
sukacita dan dengan Roh Kudus di dalam Kisah Para Rasul 13:52. Yang luar biasa mengenai
hal itu adalah bahwa baru saja Paulus dan Barnabas dihukum dan diusir dari suatu tempat,
mereka pergi dengan penuh sukacita yang dari Roh Kudus. Melampaui keadaan. Damai; damai
sejahtera kedagingan itu tidak lengkap dan sementara. Damai sejahtera rohani itu lengkap dan
kekal. Pikiran yang dikendalikan oleh Roh Kudus adalah hidup dan damai, damai dan sukacita.
Apakah kita menghendaki kedamaian yang mengalahkan kecemasan dan kekhawatiran kita,
datanglah kepada Roh Kudus. Ini adalah buah-buah Roh Kudus.
Kesabaran; kesabaran kedagingan meledak karena sumbu yang pendek. Kesabaran rohani
saling bersabar di dalam kasih. Kemurahan; kebaikan kedagingan cepat untuk mengutuk.
Kemurahan rohani cepat untuk menunjukkan belas kasihan. Belas kasihan mengalir. Kebaikan
kebaikan kedagingan.
Saya tahu kita agak ngebut di sini, tetapi kita sudah hampir
menyelesaikan bagian ini.
Kebaikan kedagingan menghasilkan kemunafikan yang tak
terhindarkan. Kebaikan rohani menghasilkan integritas yang konsisten. Dan integritas yang
yang baik, bukan kemunafikan. Terang, anak-anak terang, kebenaran, keadilan. Kesetiaan;
kesetiaan kedagingan pasti akan memunculkan keraguan. Kesetiaan rohani memunculkan
kepercayaan yang konsisten. Setialah sampai mati dan kepadamu akan diberikan mahkota
kehidupan. Kepercayaan yang konsisten. Kelemah-lembutan: Kelemah-lembutan kedagingan
memunculkan kuasa dengan kecongkakan. Kelemah-lembutan rohani memiliki penyerahan
kepada kekuatan yang benar dengan kerendahan hati. Kita merendahkan hati di hadapan Tuhan.
Kelemah-lembutan kita dinyatakan dalam kerendahan hati. Tidak harus menunjukkan kekuasaan
kita tetapi tunduk kepada kuasa-Nya.
Pengendalian diri; pengendalian diri kedagingan
berkanjang dalam pengejaran yang berlebihan. Pengendalian diri rohani menunjukkan kehendak
untuk berdisiplin. Orang yang berdisiplin, itulah pengendalian diri. Kita menyalibkan hakekat
dosa kita dengan semua kehendak dan keinginannya. Kita hidup di dalam Roh Kudus dengan
kerinduan yang baru, tetapi semuanya adalah kerinduan yang terkendali.
Tentu saja buah-buah ini adalah gambar tentang Kristus. Ini sangat penting, dan nanti kita akan
membicarakannya. Roh Kudus menghasilkan buah di dalam kehidupan kita. Roh Kudus
menghasilkan kehidupan, kepribadian Kristus di dalam setiap fase kehidupan kita. Kemudian
Roh Kudus memberikan karunia. Kita tidak akan berbicara banyak sekarang karena kita akan
banyak membahasnya nanti. Dengan anugerah-Nya Roh Kudus memperlengkapi setiap orang
Kristen untuk membangun jemaat bagi kemuliaan Kristus. Karunia Roh Kudus diberikan oleh
Roh Allah.
Ia adalah Pribadi yang memberikan semuanya itu dan semuanya diberikan berdasarkan
Kedaulatan Allah. Ia memberikan semuanya sebagaimana Kristus adalah bagian mereka.
Efesus 4. Roh Kudus memberikan karunia, Roh Kudus memunculkan keinginan menyembah,
Roh Kudus memimpin jemaat untuk mempermuliakan Kristus. Inilah gambaran yang ada di
dalam Efesus 5:18, dipenuhi dengan Roh Kudus. Apa yang terjadi setelah itu? Berbicaralah
satu dengan yang lain di dalam mazmur, pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan mainkan
musik di dalam hati bagi Tuhan. Senantiasa ucapkan syukur kepada Allah atas segala sesuatu
di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Kita sering mendefinisikan ibadah sesuai dengan keadaan eksternal. Dimana anda beribadah?
Musik apa yang anda pakai? Apakah anda suka ibadah yang begini atau yang begitu? Yesus
memperbaharui makna ibadah yang sesuai dengan keadaan internal karena ibadah bukanlah
bergantung kepada jenis instrumen yang dipakai, atau bangunan yang bagaimana, atau berapa
juta harga sound systemnya, atau bangunannya, semua yang ada di sana. Dan yang
sebenarnya adalah kehadiran-Nya yang memunculkan keinginan untuk beribadah. Dimanapun
anda berada, kehadiran-Nya dan response hati kita. Response dari hati kita.
Bernyanyi dan mainkan musik di dalam hati bagi Tuhan. Ini kabar baik bagi mereka yang tidak
pandai bernyanyi, hatilah yang terpenting. Jadi ingat itu. Ketika kita dipenuhi dengan Roh
Kudus, inilah yang kita lakukan. Kita akan saling menaikkan pujian. Menaikkan pujian. Saling
berkata-kata dengan mazmur, pujian dan nyanyian rohani. Anda mau melihat pekerjaan Roh
Kudus. Lihat orang-orang yang memuji Allah bersama dan menaikkan syukur kepada Allah.
Senantiasa ucapkan syukur kepada Allah Bapa atas segala sesuatu.
Kita menyembah dalam roh dan kebenaran. Menyembah tanpa Roh Kudus adalah kemunafikan.
Kalau kita menyembah tanpa Roh Kudus maka kita sedang munafik. Kita adalah orang-orang
yang mati. Menyembah tanpa Roh adalah kemunafikan. Menyembah tanpa kebenaran adalah
penyembahan berhala. Harus menyembah di dalam Roh dan kebenaran.
Download