Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional

advertisement
1
Analisis Ekonometrika Model Pendapatan
Nasional Indonesia dengan Pendekatan
Persamaan Sistem Simultan
Ainul Fatwa Khoiruroh, Setiawan
Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak– Indikator pembangunan ekonomi suatu negara
adalah dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Tujuan penelitian ini menganalisis model
simultan pendapatan nasional dengan menggunakan metode
Three Stage Least Square (3SLS). Pendapatan nasional
sebagian persen disumbang oleh konsumsi rumah tangga
yaitu sebesar 60 persen. Nilai koefisien determinasi sistem
sebesar 98,16%. Model pendapatan nasional terdiri dari
empat persamaan struktural yaitu konsumsi rumah tangga,
investasi, ekspor dan impor. Konsumsi rumah tangga
dipengaruhi secara signifikan oleh pendapatan disposibel dan
konsumsi tahun sebelumnya. Investasi secara signifikan
dipengaruhi oleh suku bunga, dan investasi sebelumnya.
Investasi dan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan
terhadap ekspor, sedangkan nilai tukar rupiah tidak
berpengaruh terhadap impor di Indonesia. Impor
dipengaruhi secara signifikan oleh pendapatan nasional dan
impor pada tahun sebelumnya.
Kata Kunci : Pendapatan Nasional, Persamaan Simultan,
Three Stage Least Square
I. PENDAHULUAN
ekonomi merupakan usaha pemerintah
Pembangunan
untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Salah
satu
indikator
pembangunan
ekonomi
adalah
meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan fiskal
produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional [1].
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional
dengan pendekatan pengeluaran merupakan kasus ekonomi
makro yang dapat dimodelkan secara bersamaan
(simultan). Model matematis yang terbentuk dari variabel
ekonomi tersebut dapat dianalisis menggunakan analisis
ekonometrika. Ekonometrika adalah suatu ilmu yang
menerapkan teori ekonomi, matematika ekonomi, dan
statistika ekonomi untuk memberikan dukungan empiris
dari model yang dibangun oleh teori ekonomi dan untuk
memberikan hasil dalam angka [2]. Ekonometrika sendiri
dibagi menjadi dua yaitu ekonomi teori dan ekonomi
terapan. Ekonometrika teori membahas mengenai metode
estimasi, sedangkan ekonometrika terapan membahas
penggunaan dari ekonomi terapan tersebut.
Pada penelitian ini akan membahas fenomena
pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pendapatan
nasional (pendekatan pengeluaran) di Indonesia pada tahun
1995-2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik pembentuk pendapatan nasional dan
mengetahui model persamaan simultan yang dapat
menggambarkan pendapatan nasional di Indonesia.
Pendapatan nasional sendiri dibentuk oleh konsumsi rumah
tangga, konsumsi pemerintah, investasi, dan nett ekspor.
Persamaan yang terkandung dalam pendapatan nasional
merupakan persamaan simultan sehingga tidak dapat
menggunakan metode kuadrat terkecil yang biasa. Dalam
penelitian ekonomi seringkali menggunakan metode Two
Stage Least Square, akan tetapi pada penelitian
menggunakan metode Three Stage Least Square.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah nilai barang atau jasa yang
dihasilkan masyarakat pada suatu negara dalam kurun
waktu tertentu [3]. Pendapatan nasional adalah data produk
domestik bruto (PDB),baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan. Cara menghtitung
pendapatan nasional ada tiga pendekatan antara lain.
1. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi merupakan penjumlahan dari
seluruh produksi barang dan jasa. Di indonesia ada
sembilan sektor antara lain;Pertanian, kehutanan, dan
perikanan, Petambangan dan penggalian, Industri,
Bangunan, Listrik, gas, dan air minum, Pengangkutan dan
komunikasi, Perdagangan, Bank, dan lembaga keuangan,
Jasa-jasa
2. Pendekatan pendapatan
Pendekatan pendapatan menghitung produksi/
pendapatan nasional dari segi pendapatan yang merupkan
balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut dalam kegiatan
produksi.
3. Pendekatan pengeluaran
Pendekatan pengeluaran menghitung produksi wilayah
dari sisi pengeluaran masyarakat untuk membeli barang
dan jasa bagi memenuhi kebutuhannya. Jenis-jenis
pengeluaran dalam perekonomian terdiri atas konsumsi,
pengeluaran pemerintah, investasi, dan selisih antara
ekspor dan impor.
2
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang
berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus
data sehingga memberikan informasi yang berguna [4].
Mean adalah rata-rata dari sekumpulan n pengamatan
(ð‘Ĩ1 , ð‘Ĩ2 , … , ð‘Ĩ𝑛 ) yang dinotasikan dengan ð‘ĨĖ… . Rumus umum
dari mean adalah
∑𝑛
ð‘Ĩ
ð‘ĨĖ… = 𝑖=1 𝑖
(1)
𝑛
Varians adalah ukuran keragaman data yang berada di
sekitar nilai tengah. Rumus dari varans adalah
∑𝑛 (ð‘Ĩ −ð‘ĨĖ… )2
𝑠 2 = 𝑖=1 𝑖
(2)
𝑛−1
Standar deviasi adalah akar dari varians, maka rumus dari
standar deviasi adalah
2
∑𝑛
𝑖=1(ð‘Ĩ𝑖 −ð‘ĨĖ… )
𝑠 = √𝑠 2 = √
𝑛−1
(3)
Dengan menggunakan statistik diskriptif dapat diketahui
karakteristik pendapatan nasional atas harga konstan dan
factor-faktor yang mempengaruhinya.
C. Persamaan Simultan
Secara umum bentuk structural form dari sistem
persamaan simultan dapat digambarkan sebagai berikut [5]:
ð›ū11 ð‘Ķ1ð‘Ą + â‹Ŋ + ð›ū1ðū ð‘Ķð‘€ð‘Ą + ð›―11 ð‘Ĩ1ð‘Ą + â‹Ŋ + ð›―1𝑀 ð‘Ĩðūð‘Ą = 𝜀1ð‘Ą
ð›ū21 ð‘Ķ1ð‘Ą + â‹Ŋ + ð›ū2ðū ð‘Ķð‘€ð‘Ą + ð›―21 ð‘Ĩ1ð‘Ą + â‹Ŋ + ð›―2𝑀 ð‘Ĩðūð‘Ą = 𝜀2ð‘Ą
â‹Ū
ð›ū𝑀1 ð‘Ķ1ð‘Ą + â‹Ŋ + ð›ū𝑀ðū ð‘Ķð‘€ð‘Ą + ð›―ð‘€1 ð‘Ĩ1ð‘Ą + â‹Ŋ + ð›―ð‘€ð‘€ ð‘Ĩðūð‘Ą = ðœ€ð‘€ð‘Ą
dimana :
y= variabel endogen
x = variabel eksogen
ε = residual random
β,γ = koefisien structural
Bentuk matrik dari sitem persamaan di atas adalah:
𝒀′ Ðģ + ð‘ŋ′ Ðē = 𝜚′
(4)
Pada persamaan simultan terdapat dua pendekatan untuk
mengestimasi persamaan struktural yaitu metode single
equation dan metode system equation.
Identifikasi model dalam persamaan simultan
merupakan indikasi metode penaksiran parameter yang
akan dilakukan. Kemungkinan yang terjadi dari hasil
identifikasi model yaitu unidentified, exactly identified, dan
overidentified. Berdasarkan kondisi order, model dikatakan
teridentifikasi jika semua persamaan memenuhi syarat
sebagai berikut:
ðū−𝑘 ≥𝑚−1
(5)
dimana:
m =jumlah variabel endogen dalam persamaan yang
ditentukan
K =jumlah seluruh variabel yang sudah ditetapkan
dalam model, termasuk intercept
k
=jumlah variabel yang sudah ditetapkan dalam
persamaan yang diberikan
Jika dalam suatu persamaan dalam model menunjukkan
K-k > m-1 maka persamaan disebut overidentified. Apabila
K-k = m-1 maka persamaan disebut exactly identified dan
apabila K-k < m-1 maka persamaan disebut unidentified
[2]. Terdapat beberapa metode estimasi untuk persamaan
simultan antara lain OLS (Ordinary Least Square) rekursif,
ILS (Indirect Least Square), 2 SLS (Two Stage Least
Square) dan 3 SLS (Three Stage Least Square).
Metode 2SLS merupakan metode yang paling sering
digunakan untuk mengestimasi model persamaan simultan.
Metode ini digunakan untuk menggantikan metode OLS
karena adanya saling ketergantungan antara variabel error
dengan variabel penjelas endogennya. Bentuk umum
sistem persamaan simultan dapat dijelaskan sebagai beikut.
ðē = 𝐘𝐛 + 𝐗 𝛄 + 𝛆 = 𝒁 ðœđ + 𝛆
(6)
dimana ðē dan 𝛆 adalah matrix berukuran ( M x 1 ), 𝐘
menotasikan variabel endogen yang berada di sisi kanan
dengan matrix berukuran ( M x M) dan 𝐗 adalah variabel
eksogen yang berada di sisi kanan dengan matrix berukuran
( M x K), 𝐛 matrix berdimensi M dan 𝛄 matrix berdimensi
K. 𝒁 = [𝐘 , 𝐗 ] dan 𝛅′ = (𝐛′ , 𝛄′ ).
Metode 2SLS mempunyai dua tahap perhitungan.
Tahap pertama menyusun regresi OLS terhadap
persamaan-persamaan bentuk reduksi untuk mendapatkan
ð‘ĶĖ‚ð‘Ą pada masing-masing persamaan. Pada tahap kedua nilai
taksiran dari 𝑌Ė‚ disubstitusikan ke dalam persamaan.
Kemudian melakukan regresi OLS untuk ð‘Ķð‘Ą .
Ė‚𝐛 +𝐗𝛄 +ðŪ=𝒁
Ė‚ðœđ +ðŪ
ðē =𝒀
(7)
Ė‚ = [𝒀
Ė‚ , 𝐗 ] dan ðŪ = 𝛆 + (𝐘 − 𝒀
Ė‚ )𝐛. Sehingga
dimana 𝒁
didapatkan estimasi parameter sebagai berikut,
Ė‚𝟐𝐒𝐋𝐒 = [𝐙Ė‚′ 𝐙Ė‚ ]−𝟏 𝐙Ė‚′ ðē
𝛅
(8)
Metode 3SLS merupakan kombinasi dari metode
2SLS dengan SUR (Seemingly Unrelated Regression).
Metode ini meliputi regresi satu tahap untuk mendapatkan
prediksi nilai dari variabel endogen, kuadrat terkecil dua
tahap (2SLS) untuk mendapatkan residual untuk
mengestimasi matriks korelasi persamaan silang, dan tahap
terakhir yaitu estimasi 3 SLS.
Metode 3SLS merupakan penaksiran full information
yaitu memperhitungkan batasan-batasan yang ada di setiap
persamaan.
𝒚 = 𝒁ðœđ +𝛆
(9)
dimana
y1
𝐙𝟏 𝟎
y2
𝟎 𝐙𝟐
ðē = [ â‹Ū ];𝐙 = [
â‹Ū â‹Ŋ
yM
𝟎 𝟎
𝛅𝟏
â‹Ŋ 𝟎
𝛅
â‹Ŋ 𝟎
]; 𝛅 = [ 𝟐];
â‹Ū
⋱ â‹Ū
â‹Ŋ 𝐙𝐌
𝛅𝐌
𝛆𝟏
𝛆𝟐
𝛆=[ â‹Ū ]
𝛆𝐌
Dan 𝐄(𝛆𝒊 ) = 𝟎 dan 𝐄(𝜚𝒊 𝜚𝒋 ) = ∑ ⊗ 𝐈, dimana ∑ = [𝝈𝒊𝒋 ]
hal ini mengindikasikan kemungkinan terjadi korelasi
residual antar persamaan yang berbeda [6]. Sehingga dari
didapatkan estimasi sebagai berikut,
Ė‚𝟑𝐒𝐋𝐒 = [𝐙Ė‚ ′ (∑−𝟏 ⊗ 𝐈)𝐙]−𝟏 𝐙Ė‚′(∑−𝟏 ⊗ 𝐈)ðē
𝛅
(10)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Sumber Data dan Variabel Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder tahunan yang diperoleh dari Bank Indonesia
3
ii. Kriteria statistika : dilakukan dengan cara
melihat besarnya nilai koefisien determinasi
(R2), uji t dan uji F.
iii. Kriteria ekonometrika : dilakukan dengan uji
pelanggaran OLS antara lain uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.
e. Melakukan interpretasi dari model.
(BI) pada tahun 1995-2013. Data tersebut meliputi
konsumsi rumah tangga, investasi, konsumsi pemerintah,
ekspor, dan impor dalam skala nasional yang terjadi di
Indonesia.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua yaitu variabel endogen dan variabel
eksogen, berikut variabel yang digunakan:
Tabel 1.
Variabel yang digunakan berdasarkan fungsi
Variabel
Simbol
ð‘Œð‘Ą
Rp Triliun
Pendapatan disposibel
ð‘Œð·ð‘Ą
Rp Triliun
Konsumsi rumah tangga
ðķð‘…ð‘‡ð‘Ą
Rp Triliun
Investasi
ðžð‘Ą
Rp Triliun
Ekspor
ð‘‹ð‘Ą
Rp Triliun
Impor
ð‘€ð‘Ą
Rp Triliun
𝑅𝑇ðīð‘‹ð‘Ą
Rp Triliun
Pendapatan nasional
Penerimaan pajak dari pemerintah
Suku bunga domestik
𝑆ðĩð‘Ą
%
Konsumsi pemerintah
ðķðšð‘Ą
Rp Triliun
Nilai tukar rupiah
ð‘’ð‘Ą
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Satuan
Rp/$US
B. Spesifikasi Model
Spesifikasi model merupakan tahap awal dan
merupakan tahap yang penting. Perumusan model
ekonometrika pada penelitian ini berdasarkan penelitian
Pamuji (2010) dan Hartati (2012) dengan beberapa
penyesuaian.
ð‘Œð‘Ą
= ðķð‘…ð‘‡ð‘Ą + ðķðšð‘Ą + ðžð‘Ą + (ð‘‹ð‘Ą − ð‘€ð‘Ą )
(11)
ðķð‘…ð‘‡ð‘Ą = 𝑎0 + 𝑎1 ð‘Œð·ð‘Ą + 𝑎2 ðķð‘…ð‘‡ð‘Ą−1 + 𝜀1ð‘Ą
(12)
ð‘Œð·ð‘Ą = ð‘Œð‘Ą − 𝑅𝑇ðīð‘‹ð‘Ą
(13)
ðžð‘Ą
= 𝑎3 + 𝑎4 ð‘Œð‘Ą + 𝑎5 𝑆ðĩð‘Ą + 𝑎6 ðžð‘Ą−1 + 𝜀2ð‘Ą
(14)
ð‘‹ð‘Ą = 𝑎10 + 𝑎11 ð‘’ð‘Ą + 𝑎12 ðžð‘Ą + 𝑎13 ð‘‹ð‘Ą−1 + 𝜀4ð‘Ą (15)
ð‘€ð‘Ą = 𝑎14 + 𝑎15 ð‘’ð‘Ą + 𝑎16 ð‘Œð‘Ą + 𝑎17 ð‘€ð‘Ą−1 + 𝜀5ð‘Ą (16)
C. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan
adalah dengan menggunakan metode statistika deskriptif
dan persamaan simultan. Adapun langkah analisisnya
adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan karakteristik konsumsi rumah tangga,
investasi, konsumsi pemerintah, ekspor dan impor di
Indonesia. Menginterpretasi hasil statistika deskriptif
yang telah diperoleh.
2. Melakukan pemodelan persamaan simultan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menentukan model persamaan struktural dari tiaptiap persamaan
b. Melakukan identifikasi model atas dasar kondsi
order dan kondisi rank
c. Melakukan estimasi parameter model menggunakan
metode Three Stage Least Square
d. Melakukan evaluasi model berdasarkan tiga kriteria
i. Kriteria ekonomi : dilakukan dengan melihat
tanda pada masig-masing koefisien variabel
eksogen. Hasil estimasi apakah sesuai dengan
teori ekonomi yang ada
A.
Analisis Karakteristik Variabel-Variabel Model
Pendapatan Nasional
Rata-rata pendapatan nasional di Indonesia sebesar
1593 triliun rupiah dengan nilai minimum sebesar 1158
triliun rupiah dan nilai maksimum 2438 triliun rupiah.
Faktor pembentuk pendapatan nasional terbesar adalah
konsumsi rumah tangga yaitu dengan rata-rata sebesar
1052 triliun rupiah, sedangkan rata-rata konsumsi
pemerintah sebesar 138 triliun rupiah. Salah satu
pembentuk pendapatan nasional adalah nett ekspor yaitu
selisih antara ekspor dan impor. Rata-rata ekspor lebih
tinggi dibandingkan dengan rata-rata impor atau rata-rata
nett ekspor sebesar 158 triliun rupiah.
Secara umum keadaan ekonomi Indonesia selalu
meningkat kecuali pada tahun 1998. Hal ini membuktikan
bahwa perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan
yang signifikan. Pada tahun 1998 mengalami penurunan
pada konsumsi rumah tangga, investasi, dan impor
Indonesia . Hal ini terjadi karena adanya krisis ekonomi
pada tahun 1998. Pada tahun 1999 ekspor dan impor
Indonesia mengalami penurunan diakibatkan oleh
depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar. Pada tahun
2009 nilai ekspor dan impor juga mengalami penurunan hal
ini terjadi karena adanya krisis ekonomi global yang
berdampak pada kegiatan ekonomi internasional di
Indonesia.
B. Persamaan Simultan Model Pendapatan Nasional
Pada penelitian ini mnggunakan empat persamaan
struktural dan dua persamaan identitas.
Tabel 2.
Identifikasi Order dan Rank Condition
Persamaan
m
k
K
Rank
Konsumsi Rumah
Tangga
2
3
13
5
Investasi
2
4
13
5
Ekspor
2
3
13
5
Impor
2
4
13
5
Identifikasi
over
identified
over
identified
over
identified
over
identified
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa keempat
model struktural merupakan persamaan yang overidentified
sehingga dapat dilanjutkan dengan mengestimasi
menggunakan persamaan simultan.
Nilai R-square system sebesar 98,16%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel eksogen mampu menjelaskan
variabel endogen dalam sistem sebesar 98,16%. Persamaan
yang dibentuk menunjukkan sistem yang dalam
membentuk pendapatan nasional dari sisi pengeluaran.
Hasil penaksiran diperoleh sebagai berikut
4
Tabel 3.
Hasil Estimasi Parameter Persamaan Konsumsi Rumah Tangga
Elastisitas Elastisitas
Parameter
Variable DF
jangka
jangka
P-value
Estimate
pendek
panjang
Intercept
1
-265,295
YD
1
0,311969
CRTt-1
1
0,938020
0,0089
0,367
5,920
0,0064*
<0,0001*
*nyata di taraf 0,5%
Hasil dari estimasi untuk persamaan diketahui bahwa
konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pendapatan
disposabel dan konsumsi rumah tangga sebelumnya.
Variabel pendapatan disposibel dan konsumsi rumah
tangga sebelumnya signifikan pada taraf 5%. Persamaan
model estimasi antara konsumsi rumah tangga dengan
variabel eksogennya adalah.
Ė‚ = −265,295 + 0,312𝑌𝐷 + 0,938ðķð‘…ð‘‡ð‘Ą−1 (17)
ðķ𝑅𝑇
Elastisitas jangka pendek pendapatan disposibel
terhadap konsumsi rumah tangga sebesar 0,3 atau inelastis.
Elastisitas jangka panjang pendapatan disposibel sbesar
5,92 atau cukup elastis.
Variable
Tabel 4.
Hasil Estimasi Parameter Persamaan Investasi
Elastisitas
Elastisitas
Parameter
DF
jangka
jangka
Estimate
pendek
panjang
P-value
Intercept
1
65,99426
0,2914
Y
1
0,059620
0,230
1,003
0,4202
SB
1
-4,09609
-0,137
-0,598
0,0361*
1
0,770655
It-1
*nyata di taraf 0,5%
0,0025*
Hasil dari estimasi untuk persamaan investasi diketahui
bahwa investasi dipengaruhi oleh pendapatan nasional,
suku bunga, dan investasi sebelumnya. Variabel suku
bunga dan investasi sebelumnya signifikan pada taraf 5%,
sedangkan variabel pendapatan nasional tidak signifikan.
Persamaan model estimasi antara investasi dengan variabel
eksogennya adalah.
𝐞Ė‚ = 65,994 + 0,060𝑌 − 4,096𝑆ðĩ + 0,771ðžð‘Ą−1 (18)
Pendapatan nasional berpengaruh positif terhadap
investasi, jika pendapatan nasional naik sebesar Rp 1 triliun
maka investasi akan naik sebesar Rp 0,06 triliun. Suku
bunga berpengaruh negatif terhadap investasi, jika suku
bunga naik 1% maka investasi akan turun sebesar Rp 4.1
triliun. Elastisitas jangka pendek dan jangka panjang untuk
variabel suku bunga terhadap investasi yaitu sebesar -0,137
dan -0,598.
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
ekspor
dipengaruhi oleh kurs dan investasi. Semua variabel
prediktor signifikan pada taraf 5% dengan ekspor.
Variable
Tabel 5.
Hasil Penaksiran Parameter Persamaan Ekspor
Elastisitas Elastisitas
Parameter
DF
jangka
jangka
Estimate
pendek
panjang
Ekspor dipengaruhi oleh investasi dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar. Variabel investasi dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar signifikan pada taraf 5%, Persamaan ekspor
terhadap variabel eksogennya adalah.
𝑋Ė‚ = −237,175 + 1,812𝐞 + 0,032𝑒
(19)
Investasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
ekspor, semakin tinggi nilai investasi maka semakin tinggi
juga nilai ekspor. Setiap nilai investasi naik Rp 1 triliun
maka nilai ekspor naik sebesar Rp 1,812 triliun. Nilai tukar
rupiah berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia.
Setiap nilai tukar rupiah naik Rp 1 maka ekspor naik
sebesar Rp 0,032 triliun. Nilai ekspor sebelumnya tidak
dimasukkan karena tidak signifikan terhadap ekspor atau
dengan kata lain tidak ada pengaruh nilai ekspor
sebelumnya terhadap nilai ekspor sekarang.
Variable
Tabel 6.
Hasil Penaksiran Parameter Persamaan Impor
Elastisitas Elastisitas
Parameter
DF
jangka
jangka
P-value
Estimate
pendek
panjang
Intercept
1
-95,3314
0,1692
Y
1
0,330998
0,853
1,314
0,0004*
e
1
-0,00073
-0,010
-0,016
0,9046
Mt-1
1
0,351376
*nyata di taraf 0,5%
0,0294*
Berdasarkan Tabel 6 impor dipengaruhi oleh
pendapatan nasional, nilai tukar, dan impor sebelumnya.
Variabel pendapatan nasional dan impor sebelumnya
signifikan pada taraf 5%, sedangkan variabel nilai tukar
tidak signifikan. Persamaan model impor sebagai berikut.
Ė‚ = −95,331 + 0,331𝑌 − 0,001𝑒 + 0,351ð‘€ð‘Ą−1 (20)
𝑀
Pada persamaan impor menunjukkan bahwa
pendapatan nasional mempunyai pengaruh positif terhadap
nilai impor. Setiap kenaikan pendapatan nasional sebesar
Rp 1 triliun maka impor akan naik sebesar Rp 0,331 triliun.
Elastisitas jangka pendek pendapatan nasional terhadap
impor sebesar 0,853 artinya setiap kenaikan pendapatan
nasional sebesar 10 persen maka impor akan naik 8,53
persen. Dalam jangka panjang apabila kenaikan
pendapatan nasional sebesar 10 persen maka impor akan
naik sebesar 13,14 persen.
C. Uji Asumsi Klasik Model Pendapatan Nasional
Asumsi klasik yang digunakan antara lain asumsi
residual berdistribusi normal (uji normalitas), residual
identik (uji heteroskedastisitas), residual independen (uji
autokorelasi) dan tidak ada multikolinearitas. Uji
normalitas pada residual dapat dilakukan dengan uji
Kolmogorov Smirnov. Berikut hasil uji Kolmogorov
Smirnov.
Tabel 7
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
P-value
Persamaan
P-value
Keterangan
0,0003*
Konsumsi Rumah Tangga
0,082
Gagal Tolak H0
Intercept
1
-237,175
I
1
1,812152
0,982
-
<0,0001*
Investasi
>0,150
Gagal Tolak H0
e
1
0,031809
0,354
-
<0,0001*
Ekspor
>0,150
Gagal Tolak H0
Impor
>0.150
Gagal Tolak H0
*nyata di taraf 0,5%
5
Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa p-value masingmasing persamaan lebih dari alfa (0,05). Dengan tingkat
signifikansi 5% maka dapat disimpulkan bahwa residual
berdistribusi normal dan memenuhi asumsi residual
berdistribusi normal.
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan uji glejser. Berikut hasil uji Glejser.
Tabel 8. Hasil Uji Glejser
Persamaan
Variabel Eksogen
Konsumsi Rumah Tangga
P-value
Pendapatan Disposible
0,039
Pendapatan Nasional
0,014
Investasi
Suku Bunga
0,098*
Investasi
0,064*
Nilai Tukar
0,746*
Pendapatan Nasional
0,202*
Nilai Tukar
0,791*
Ekspor
Impor
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa p-value
untuk persamaan ekspor dan impor bernilai lebih dari alfa
(0,05). Dengan signifikansi 5% maka dapat disimpulkan
bahwa persamaan ekspor dan impor memenuhi asumsi
residual identik.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada residual
dapat digunakan uji fungsi autokorelasi. Apabila hasil plot
ACF residual tidak ada yang keluar maka dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Plot ACF ke empat
persamaan tidak ada yang menunjukkan lag keluar, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kasus autokorelasi.
Asumsi residual bersifat identik terpenuhi.
Asumsi yang harus terpenuhi yaitu tidak adanya kasus
multikolinearitas atau tidak ada hubungan linier yang
benar-benar terjadi antar variabel independen. Salah satu
indikator yang digunakan untuk mendeteksi adanya kasus
multikolinearitas yaitu dengan mengetahui nilai VIF.
Tabel 9. Nilai VIF
Persamaan
Konsumsi RT
Variabel Eksogen
Pendapatan Disposible
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan antara
lain sebagai berikut.
1.
Rata-rata pendapatan nasional Indonesia sebesar
1593 triliun rupiah dengan nilai minimum sebesar
1158 triliun rupiah dan nilai maksimum 2438 trilyun
rupiah. Secara umum keadaan ekonomi Indonesia
selalu meningkat kecuali pada tahun 1998. Hal ini
membuktikan bahwa perekonomian Indonesia
mengalami pertumbuhan yang signifikan. Krisis
ekonomi 1998 berpengaruh terhadap semua variabel
ekonomi. Krisis ekonomi global tahun 2008
berpengaruh terhadap variabel perdagangan
internasional yaitu ekspor dan impor.
2.
Berdasarkan hasil estimasi parameter metode 3SLS
model yang terbentuk sebagai berikut:
a. Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga dipengaruhi secara
signifikan oleh pendapatan disposibel dan konsumsi
rumah tangga sebelumnya.
b. Investasi
Investasi dipengaruhi secara signifikan oleh suku
bunga dan investasi sebelumnya.
c. Ekspor
Ekspor secara signifikan dipengaruhi oleh investasi
dan nilai tukar rupiah terhadap dollar.
d. Impor
Impor dipengaruhi secara signifikan oleh pendapatan
nasionaldan nilai impor sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
Nilai VIF
[5]
*
[6]
Pendapatan Nasional
1,638
Suku Bunga
1,638
Investasi
1,056
Nilai Tukar
1,056
Pendapatan Nasional
1,309
Nilai Tukar
1,309
Investasi
Ekspor
Impor
*Pada persamaan konsumsi rumah tangga tidak perlu uji multikolinearitas
karena hanya memiliki satu variabel independen
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui nilai VIF dari
variabel independen setiap persamaan kurang dari 5. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
tidak
terjadi
kasus
multikolinearitas dan analisis dapat dilanjutkan.
[7]
S. Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada (2008).
D. N. Gujarati, Basic Econometric. New York: Mc Graw-Hill
(2004).
E. U. Hasanah, & D. Sunyoto, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.
Yogyakarta: CAPS (2013).
R. E.Walpole, Pengantar Statistika (Ketiga ed.). Jakarta: PT.
Gramedia Pusaka (1995).
W. H. Grenee, Econometric Analysis. New York: New York
University (2002).
E. S. Hartati, Dampak Ekonomi Belanja Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kesempatan Kerja Dan Tingkat
Kemiskinan. Bogor: IPB. (2012).
T. Pamuji, Analisis dampak defisit anggaran terhadap ekonomi
makro di Indonesia (tahun 1993-2007). Semarang: Universitas
Diponegoro. (2008).
Download