BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Museum 2.1.1 Pengertian Museum Secara etimologis, kata “Museum” diambil dari bahasa Yunani Klasik, yaitu: “Muze” kumpulan sembilan dewi yang berarti lambang ilmu dan kesenian. Berdasarkan uraian di atas1, maka pengertian museum adalah sebagai tempat menyimpan benda-benda kuno yang dapat digunakan untuk menambah wawasan dan juga sebagai tempat rekreasi. Seiring dengn berkembangnya zaman, museum memiliki makna yang sangat luas sesuai dengan pemikiran setiap individu maupun institusi. Adapun beberapa pengertian kata Museum oleh sejumlah ahli permuseuman mengemukakan bahwa2 : 1. Advanced Dictionary “Museum ialah sebuah gedung dimana didalamnya dipamerkan bendabenda yang menggambarkan tentang seni, sejarah, ilmu pengetahuan, dan sebagainya”. 1 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24066/4/Chapter%20II.pdf 2http://hayunirasasadara.multiply.com/journal/item/18/Pengertian_Museum_dan_Museol ogi?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem 8 2. Douglas A.Allan “Museum dalam pengertian yang sederhana terdiri dari sebuah gedung yang menyimpan kumpulan benda-benda untuk penelitian studi dan kesenangan”. 3. A. C. Parker (Ahli Permuseuman Amerika) “Sebuah Museum dalam pengertian modern adalah sebuah lembaga yang secara aktif melakukan tugas menjelaskan dunia, manusia dan alam”. Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan diatas, pengertian yang lebih mendalam dan lebih bersifat internasional dikemukakan oleh Internasional Council of Museum (ICOM), yakni3 : “A museum is a non-profit, permanent institution in the service of society and its development, open to the public, which acquires, conserves, researches, communicates and exhibits the tangible and intangible heritage of humanity and its environment for the purpose of education, study and enjoyment”. Museum adalah lembaga non-profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud benda dan takbenda beserta lingkungannya, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan. 3 Ali Akbar, Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta, 2010. 9 2.1.2 Sejarah 2.1.2.1 Sejarah Perkembangan Museum di Indonesia4 Cikal bakal museum di Indonesia tampaknya diawali oleh sepak terjang George Edward Rumphius (1628-1702), seorang naturalis yang mengoleksi benda-benda yang dikumpukannya selama proses penenlitian. Kabarnya Rumphius mendirikan sebuah museum pada tahun 1662 di Ambon, yakni De Amboinsch Raritenkaimer. Namun disayangkan, museum tersebut tidak dapat dilacak lagi sisa peninggalannya sekarang. Sejarah perkembangan museum di Indonesia secara kelembagaan dapat ditarik mundur sampai ke tahun 1778. Pada 24 April 1778 di Batavia ( kemudian disebut Jakarta) didirikan Bataviaasch Genootschap van Kunstenen Wetenschaapen oleh Pemerintah Belanda. Lembaga ini memiliki slogan Ten Nuttle van het Algemeen (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum). Slogan itu mendorong lembaga tersebut tidak hanya menghimpun benda-benda sebagai sarana penelitian tetapi di tahun-tahun berikutnya juga dapat berkembang menjadi museum. Museum secara resmi dibuka pada tahun 1868. Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar Koninklijk karena jasanya di dalam bidang ilmiah. Setelah Republik Indonesia Merdeka, pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschaapen5 berganti nama menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Semboyan lembaga tersebut 4 Ali Akbar, Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta, 2010. 5 Ali Akbar, Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta, 2010. 10 berubah menjadi: Memajukan Ilmu-ilmu Kebudayaan yang Berfaedah untuk Meningkatkan Pengetahuan tentang Kepulauan Indonesia dan Negeri-negeri sekitarnya. Pada tanggal 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia yang kemudian menjadi Museum Pusat. Sejak tahun 1979, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, museum ini menggunakan nama Museum Nasional atau yang lebih banyak dikenal dengan Museum Gajah. Peran pemerintah Republik Indonesia dalam pendirian dan pengembangan museum di Indonesia sejak kemerdekaan sampai masa Orde Baru sangatlah besar. Pada tahun 1948 pemerintah membentuk Jawatan Kebudayaan yang berada dibawah Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Pada tahun 1957 jawatan tersebut memiliki unit kerja yang disebut Urusan Museum. Pada perkembangan selanjutnya terus mengalami peningkatan dan penyesuaian yakni tahun 1965 Urusan Museum menjadi Lembaga Museum-museum Nasional. Pemerintah Republik Indonesia terus mengembangkan museum sejak Pembangunan Lima Tahun (PELITA) I sampai V atau dalam waktu 25 tahun. Dengan berbagai proyek semisal Proyek Pembinaan Permuseuman, dilakukan pemugaran dan perluasana museum lama dan pembangunan museum baru di setiap propinsi. Selama kurun waktu tersebut terdapat tidak kurang dari 262 museum di Indonesia. Museum-museum tersebut berada di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah, dan swasta. Setelah tahun 1998 terjadi perubahan yang cukup berarti dalam pengelolaan organisasi atau lembaga di Indonesia termasuk museum. Perubahan 11 terjadi seiring semangat reformasi yang bermakna perbaikan diri dan salah satu amanat reformasi yakni desentralisasi. Organisasi atau lembaga museum terutama yang berada di bawah pengelolaan pemerintah pusat juga diarahkan menuju desentralisasi, salah satunya dengan cara menyerahkan pengelolaan museum tertentu ke pemerintah daerah. Otonomi daerah mendorong pemerintah derah berlomba-lomba mendirikan dan membenahi museum di daerah masing-masing, walaupun tidak seluruhnya berhasil. Sejak tahun 2005, berdasarkan tata kelola pemerintahan, terdapat Direktorat Museum yang berada di bawah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala dan merupakan bagian dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Perubahan dari departemen terkait pendidikan ke departemen pariwisata turut mengubah “warna” museum yang awalnya terkait dengan edukasi menuju rekreasi. Pada tahun 2009 terdapat sedikitnya 275 museum di Indonesia. Museummuseum tersebut ada yang berada di bawah naungan Direktorat Museum, kementerian atau departemen atau lembaga pemerintahan, pemerintah daerah, badan-badan usaha milik Negara, perusahaan swasta, yayasan dan badan-badan lainnya, serta perorangan atau pribadi. 2.1.3 Fungsi Museum Museum dewasa ini adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan mengembangkannya, terbuka untuk umum, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan studi, 12 pendidikan dan kesengangan, barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil penelitan dan pengetahuan tentang benda yang penting bagi Kebudayaan dan Ilmu pengetahuan. Untuk memperjelas kegunaan dari museum tersebut, kita harus mengetahui fungsi dari museum itu sendiri. Bila mengacu kepada hasil musyawarah umum ke-11 (11th General Assembley) International Council of Museum (ICOM) pada tanggal 14 Juni 1974 di Denmark, dapat dikemukakan 9 fungsi museum sebagai berikut6: 1. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya. 2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah. 3. Konservasi dan preservasi. 4. Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum. 5. Pengenalan dan penghayatan kesenian. 6. Pengenalan kebudayaan antar-daerah dan antar-bangsa. 7. Visualisai warisan alam dan budaya. 8. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia. 9. Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2.1.4 Tugas Museum Tugas yang dijalanan oleh sebuah museum, yakni7: 6 Ali Akbar, Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta, 2010. 7 http://etd.eprints.ums.ac.id/6643/1/D300040009.pdf 13 a. Pengumpulan atau penggandaan Tidak semua benda dapat dimasukan ke dalam koleksi museum, hanyalah benda-benda yang memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni: - Harus mempunyai nilai budaya, ilmiah dan nilai estetika. - Harus dapat diidentifikasi mengenai wujud, asal, tipe, gaya dan sebagainya. - Harus dapat dianggap sebagai dokumen. b. Pemeliharaan Tugas pemeliharaan ada 2 aspek, yakni: - Aspek Teknis Benda-benda materi koleksi harus dipelihara dan diawetkan serta dipertahankan tetap awet dan tercegah dari kemungkinan kerusakan. - Aspek Administrasi Benda-benda materi koleksi harus mempunyai keterangan tertulis yang menjadikan benda-benda koleksi tersebut bersifat monumental. c. Konservasi Merupakan usaha pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pencegahan dan penjagaan benda-benda koleksi dari penyebab kerusakan. d. Penelitian Bentuk penelitian ada 2 macam, yakni: - Penelitian Intern 14 Penelitian yang dilakukan oleh kurator untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan museum yang bersangkutan. - Penelitian Ekstern Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari luar, seperti mahasiswa, pelajar, umum dan laian-lain untuk kepentingan karya ilmiah, skripsi, dan lain-lain. e. Pendidikan Kegiatan disini lebih ditekankan pada pengenalan benda-benda materi koleksi yang dipamerkan: - Pendidikan Formal Berupa seminar-seminar, diskusi, ceramah dan sebagainya. - Pendidikan Non formal Berupa kegiatan pameran, pemutaran film, slide, dan lain-lain. f. Rekreasi Sifat pameran yang mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati, yang mana merupakan kegiatan rekreasi segar, tidak diperlukan konsentrasi yang akan menimbulkan keletihan dan kebosanan. 2.1.5 Struktur Organisasi Museum Pada dasarnya museum terbagi atas 2 kepemilikan, yakni pemeritah dan swasta. Dari setiap itu masing-masing mempunyai struktur dan cara kerjanya masing-masing. Biasanya pada museum swasta, struktur organisasi tidak serumit museum milik pemerintah. Tetapi memang untuk struktur organisasi pemeritah 15 sudah memiliki job desk masing-masing setiap divisi, sehingga ruang lingkup pekerjaannya sudah sangat jelas. Adapun beberapa contoh struktur bagisan sebuah museum, yakni8 : 1. Bagan A Walaupun museum ini dikelola dan dimiliki oleh swasta tetapi penyelenggaraan museum ini harus berstatus badan hukum, agar museum ini dapat penanganan atau pengelolaan yang mantab dan tidak terombangambing. Dalam akte pendiriannya perlu dicantumkan satu pasal peralihan, yang menyebutkan suatu tindakan hukum akan diambil dalam hal berakhirnya masa berdirinya yayasan atau perkumpulan tersebut, kepada siapa miliknya (museum) itu akan diserahkan demi kesinambungan penyelenggaraan, pengelolaan dan pemanfaatan. BADAN SENDIRI BADAN PENASEHAT BADAN PENGAWAS BADAN PENGURUS MUSEUM (Bagan 2.1. Struktur Bagan A) 8 Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta, 1989. 16 2. Bagan B Untuk museum-museum resmi, bagan B memperlihatkan bagaimana kaitannya penyelenggaraan dan pengelolaan museum-museum tersebut. Badan pemerintah (Departemen atau Lembaga non-Departemen) disebut penyelenggara museum, yang bertanggung jawab atas tersedianya dana, sarana dan tenaga museum-museum resmi tersebut. Yang mengelola museum adalah kepala museum yang diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah, Menteri atau Ketua Lembaga non-Departemen yang bersangkutan. Unit Pembina teknis bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan, pengawasan, pengendalian program-program kegiatan pelaksanaan dan museum-museum itu sebagai obyek pembinaan merupakan unit-unit pelaksanaan teknis di bidang kegiatan museum sebagai saran ilmiah, pusat studi dan kegiatan edukatif-kultural. BADAN PEMERINTAH UNIT PEMBINA TEKNIS PERMUSEUMAN MUSEUM MUSEUM MUSEUM MUSEUM (Bagan 2.2. Struktur Bagan B) 17 3. Bagan C Untuk museum yang lebih besar atau yang lebih kecil tentu diperlukan struktur organisasi yang disesuaikan dengan kenyataan yang diperlukan. Untuk museum yang lebih kecil, biasanya kepala museum merangkap tugas kurator yang bertanggung jawab atas penangan koleksi. Ia dapat dibantu oleh petugas ketata-usahaan. Demikian, seorang kurator museum kecil, diperlukan manager yang berpendidikan ilmiah dan pandai mengelola museum, oleh karena itu sebenarnya museum kecil diperlukan kurator-kurator paripurna. KEPALA MUSEUM TATA USAHA & PERPUSTAKAAN KONSERVATOR LABORATORIUM PREPARATO R STUDIO KURATOR KOLEKSI EDUKATOR BIMBINGAN EDUKATIF (Bagan 2.3. Struktur Bagan C) 18 Bagan C menggambarkan suatu struktur organisasi medium. Semua unit yang merupakan : Unsur pimpinan Unsur penunjang ketata-usahaan Unsur penunjang perpustakaan Unsur kegiatan pokok pengadaan dan penelitian koleksi Unsur kegiatan pokok perawatan dan pemeliharaan Unsur kegiatan pokok pameran koleksi Unsur kegiatan pokok bimbingan kegiatan edukatif-kultural sudah termasuk dalam bagan struktur organisasi museum madya tersebut. 2.1.6 Jenis Museum Jenis museum diklasifikasi menurut : 1. Berdasarkan Status Hukum9 a. Museum Pemerintah Dikatakan museum pemerintah karena dibiayai oleh pemerintah setempat, dan untuk semua keperluannya disediakan anggarananggaran tahunan di departemen atau pemerintahan lokal yang menyelenggarakannya. b. Museum Swasta Sebuah museum yang didirikan oleh pihak swasta, dikelola langsung oleh pihak swasta itu sendiri. Biasanya swasta itu berupa 9 Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta, 1989. 19 yayasan atau perseorangan tetapi tetap dalam pengawasan Direktorat Permuseuman atas nama pemerintah. 2. Ruang Lingkup Wilayah10 a. Museum Nasional Adalah sebuah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional. b. Museum Lokal Adalah sebuah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada. c. Museum Propinsi Adalah sebuah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada. 3. Disiplin Ilmu11 a. Museum Umum adalah museum yang koleksi terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang 10 ibid 11 Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta, 1989. 20 berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. b. Museum Khusus adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. 2.1.7 Pengguna Museum12 Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah museum, yakni: 1. Pengelola Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum. Kepala museum membawahi dua bagian yaitu bagian administrasi dan bagian teknis. a. Bagian Administrasi Bagian administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, suratmenyurat, kerumah-tanggaan, pengamanan dan registrasi koleksi. b. Bagian Teknis Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga konservasi, tenaga preparasi, tenaga bimbingan dan humas. 12 http://belajaritutiadaakhir.blogspot.com/2011/08/pengguna-dan-kegiatan-dalammuseum.html 21 2. Pengunjung Berdasarkan intesitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni: a. Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, pelajar. b. Kelompokorang yang baru mengunjungi museum. 2.1.8 Persyaratan Berdirinya Museum13 1. Lokasi yang Strategis a. Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk masyarakat umu, pelajar, mahasiswa, ilmuwan, wisatawan dan masyarakat umu lainnya. b. Lokasi harus sehat Lokasi yang tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara, bukan daerah yang berawa atau tanah pasi, elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi itu antara lain : kelembaban udara setidakna harus terkontrol mencapai netral, yaitu 55-65 %. 2. Persyaratan Bangunan a. Persyaratan umum yang mengatur bentuk ruang museum yang bisa dijabarkan sebagai berikut : 13 Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta, 1989. 22 1) Bangunan dikelompokan dan dipisahkan sesuai : - Fungsi dan aktivitasnya - Ketenangan dan keramaian - Keamanan 2) Pintu masuk (main entrance) utama diperuntukan bagi pengunjung. 3) Pintu masuk khusus (service utama) untuk bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus. 4) Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi termasuk perpustakaan dan ruang rapat. 5) Area privat terdiri dari : - Laboratorium Konservasi - Studio Preparasi - Storage 6) Area publik/umum terdiri dari : - Bangunan utama, meliputi pameran tetap, pameran temporer dan peragaan. - Auditorium, keamanan, gift shop, cafetaria, ticket box, penitipan barang, lobby/ruang istirahat, dan tempat parkir. b. Persyaratan Khusus 1) Bangunan utama, yang mewadahi kegiatan pameran tetap dan temporer harus dapat : 23 - Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan. - Mudah dalam pencapaiannya baik dari luar atau dalam. - Merupakan bangunan penerima yang harus memiliki daya tarik sebagai bangunan utama yang dikunjungi oleh pengunjung museum. - Memiliki sistem keamanan yang, baik dari segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya benda-benda secara alami ataupun karena pencurian. 2) Bangunan auditorium, harus dapat : - Dengan mudah dicapai oleh umum. - Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi dan ceramah 3) Bangunan Khusus, harus : - Terletak pada tempat yang kering. - Mempunyai pintu masuk yang khusus. - Memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan, kebakaran, dan pencurian). 4) Bangunan Administrasi, harus : - Terletak di lokasi yang strategis baik dari pencapaian umum maupun terhadap bangunan lainnya. 3. Persyaratan Ruang Persyaratan ruang pada ruang pamer sebagai fungsi utama dari museum. Beberapa persyaratan teknis ruang pamer sebagai berikut : a. Pencahayaan dan Penghawaan 24 Pencahayaan dan penhawaan merupakan aspek teknis utama yang perlu diperhatikan untuk membantu memperlambat proses pelapukan dari koleksi. Untuk museum dengan koleksi utama kelembaban yang disarankan adalah 50% dengan suhu 21C-26C. Intensitas cahaya yang disarankan sebesar 50 lux dengan meminimalisir radiasi ultra violet. Beberapa ketentuan dan contoh penggunaan cahaya alami pada museum sebagai berikut (Gambar 2.1. Penggunaan Cahaya Alami pada Museum) b. Ergonomi dan Tata Letak Untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati, dan mengapresiasi koleksi, maka perletakan peraga atau koleksi turut berperan. Berikut standar-standar perletakan koleksi di ruang pamer museum. 25 (Gambar 2.2. Perletakan Panel Koleksi) c. Jalur Sirkulasi di Dalam Ruang Pamer Jalur sirkulasi di dalam ruang pamer harus dapat menyampaikan informasi, membantu pengunjung memahami koleksi yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung juga pada alur cerita yang ingin disampaikan dalam pameran. (Gambar 2.3. Sirkulasi Ruang Pamer) 26 2.1.9 Koleksi Museum Pengertian koleksi adalah segala sesuatu yang sedang atau akan dipamerkan di museum. Koleksi tersebut dapat disajikan di ruang pameran, disimpan di gudang, dilestarikan di ruang konservasi atau dikaji di ruang peneliti. 1. Prinsip dan persyaratan sebuah benda koleksi, antara lain : a. Memiliki nilai sejarah dan nilai ilmiah (temasuk nilai estetika). b. Dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologis) atau periodenya (dalam geologi, khususnya benda alam). c. Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai kenyataan dan eksitensinya bagi penelitian ilmiah. 2. Jenis Benda Koleksi a. Benda Asli, yakni benda koleksi yang memenuhi persyaratan : - Harus mempunyai nilai budaya, ilmiah dan nilai estetika. - Harus dapat dianggap sebagai dokumen. - Harus dapat diidentifikasi mengenai wujud, asal,tipe, gaya dan sebagainya. b. Benda Reproduksi, yakni benda buatan baru dengan cara meniru benda asli menurut cara tertentu. Macam benda reproduksi : Replika: Benda yang tiruan yang diproduksi dengan memiliki sifat-sifat benda yang ditiru. 27 Miniatur: benda tiruan yang diproduksi dengan memiliki bentu, warna dan cara pembuatan yang sama dengan benda asli. Referensi: Diperoleh dari rekaman atau fotocopy suatu buku mengenai etnografi, sejarah dan lainnya. Benda-benda berupa foto yang dipotret dari dokumen/mikro film yang sukar dimiliki. c. Benda Penunjang, yakni benda yang dapat dijadikan pelengkap pameran untuk memperjelas informasi/pesan yang akan disampaikan, misalnya : lukisan, foto dan contoh bahan. 3. Penataan Koleksi Museum Penataan koleksi dalam suatu pameran dapat disajikan dengan beberapa cara, yakni: a. Tematik Yaitu dengan menata materi pameran dengan tema dan sub tema. b. Taksonomik Yaitu menyajikan koleksi dalam kelompok atau sistem klasifikasi. c. Kronologis Yaitu menyajikan koleksi yang disusun menurut usianya, dari yang tertua hingga sekarang. 4. Metode Penyajian Museum Metode penyajian disesuaikan dengan motivasi masyarakat lingkungan atau pengunjung museum, yakni: 28 a. Metode Intelektual Adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang mengungkapkan informasi tentang guna, arti dan fungsi benda koleksi museum. b. Metode Romantik (Evokatif) Adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang mengungkapkan susasan tertentu yang berhubungan dengan bendabenda yang dipamerkan. c. Metode Estetik Adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang mengungkapkan nilai artistik yang ada pada benda koleksi museum. d. Metode Simbolik Adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum dengan menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai media interpretasi pengunjung. e. Metode Kontemplatif Adalah cara penyajian koleksi di museum untuk membangun imajinasi pengunjung terhadap koleksi yang dipamerkan. f. Metode Interaktif Adalah cara penyajian koleksi di museum dimana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan koleksi yang dipamerkan. Penyajian interaktif dapat menggunakan teknologi informasi. 29 5. Penyimpanan dan Perawatan Koleksi Museum14 Beberapa faktor yang dapat merubah kondisi atau yang dapat merupakan gangguan pada koleksi museum, adalah : a. Iklim dan lingkungan Iklim di Indonesia pada umumnya adalah lembab dan dengan curah hujan yang cukup banyak. Temperatur udara di antara 25 sampai 37 derajat celcius, dengan kadar kelembaban relatif (RH=Relative Humadity) antara 50 sampai 100 %. Iklim yang terlampau lembab ditambah faktor naik-turunnya temperatur menimbulkan suasana klimatologis yang menyuburkan tumbuh kembangnya jamur (fungi) dan bakteri tetapi iklim yang terlampau kering juga menimbulkan berbagai kerusakan. Faktor lingkungan terbagi atas dua macam, yaitu: pertama macro , meliputi wilayah yang luas, dan yang kedua micro , yakni udara dan iklim di kota dan di dalam gedung museum. Umumnya udara di kota sudah tercemar dengan polusi. Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak polusi tersebut adalah dengan memanfaatkan fungsi taman lindung. b. Cahaya Cahaya mempengaruhi benda koleksi yang ditampilkan pada museum. Untuk jenis koleksi seperti batu, logam, dan keramik 14 Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta, 1989. 30 pada umumnya tidak peka terhadap cahaya tetapi untuk bahan organik seperti tekstil, kertas, peka terhadap pengaruh cahaya. Cahaya merupakan bentuk energi elektro-magnetik, memiliki dua jenis radiasi yang terlihat maupun tak terlihat. Ultra violet sangat membahayakan benda koleksi dan dapat menimbulkan perubahan bahan maupun warna. Lampu pijar dinyatakan paling banyak mengeluarkan ultra violet, sedangkan lampu fluorescent dinyatakan paling rendah kadar radiasinya. c. Serangga dan Mikro-organisme Cara mencegah untuk perusakan benda koleksi yang disebabkan oleh serangga ataupun mikro-organisme, yakni: Fumigasi Beberapa jenis zat kimia bisa menguapa pada suhu biasa dan akan menjadi gas yang mematikan bagi serangga, misalnya paradichlro benzene, carbon disulphine, carbon tetrachloride. Fumigasi dapat dilakukan dalam ruangan yang suhunya normal yang kedap udara. Penyemprotan Penyemprotan insektisida yang berupa larutan yang mengandung DDT, gammexane, mercuric chloride, dan lain-lain. Merupakan bahan-bahan insektisida yang memadai. 31 2.1.10 Jenis Pameran Penyajian koleksi museum yang paling tepat adalah dengan cara melakukan pameran. Teknik pameran adalah suatu pengetahuan yang meminta fantasi, imaginasi, daya improvisasi dan ketrampilan teknis dan artistik sendiri. Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat melakukan pameran, yakni: a. Persediaan koleksi dan dokumentasi foro serta koleksi yang tersedia. Apabila jumlah koleksi belum memadai, sedangkan tema pameran sudah jelas maka museum itu dapat meminjam koleksi dari museum lainnya atau meminjam koleksi perorangan. b. Persediaan peralatan dan bahan serta tenaga yang akan mendukung pelaksanaan penataan dan penyebaran informasi. c. Biaya persiapan dan pelaksanaan untuk kegiatan pameran. d. Penyebaran publisitas tentang rencana kegiatan pemeran tersebut, dalam rangka mengumpulkan pengunjung bila pameran itu sudah dibuka untuk umum. Berdasarkan pengertian dan jangka waktu pelaksanaan serta jenis dan sifatnya, pemeran museum dibedakan menjadi tiga jenis: 1. Pameran Tetap Adalah pameran yang diadakan dalam jangka waktu 2 sampai dengan 4 tahun. Tema pameran sesuai dengan jenis, visi dan misi museum. Idealnya, koleksi pameran disajikan adalah 25% hingga 40% 32 dari koleksi yang dimiliki museum dan dilakukan penggantian koleksi yang dipamerkan dalam jangka waktu tertentu. 2. Pameran Khusus atau Temporer Adalah pameran koleksi museum yang diselenggarakan dalam waktu relatif singkat. Fungsi utamanya adalah untuk menunjang pameran tetap, agar dapat lebih banyak mengundang pengunjung datang ke museum. Dikatakan pameran khusus karena diselenggarakan secara khusus untuk memperingati sesuatu, seperti tokoh atau peristiwa. Sedangkan dikatakan pameran temporer karena sifatnya yang temporer atau sementara, diselenggarakan dalam waktu singkat, antara mingguan hingga bulanan. 3. Pameran Keliling Adalah pameran yang diselenggarakan diluar museum pemilik koleksi, dalam jangka waktu tertentu, dalam variasi waktu yang singkat dengan tema khusus mengenai aspek-aspek tertentu dalam bidang sejarah alam dan budaya serta wawasan nusantara dimana benda-benda koleksi tersebut dipamerkan dan dikelilingkan dari suatu tempat ketempat lainnya. 2.2 Gedung Pertunjukan 2.2.1 Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia, gedung adalah sebuah bangunan tembok yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan seperti perkantoran, 33 pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga dan sebagainya. Selain itu juga bisa diartikan sebagai rumah tembok yang berukuran besar. Sedangkan dalam kamus bahasa Inggris pengertian dari gedung adalah pembangunan permanen yang tertutup di atas sebidang tanah, memiliki atap serta jendela dan biasanya lebih dari 1 tingkat, digunakan untuk berbagai kegiatan, sebagai tempat tinggal, sarana hiburan atau manufaktur. Gedung pertunjukan yang akan dibahas disini adalah gedung pertunjukan yang digunakan untuk sebuah pagelaran musik atau biasa disebut dengan “Konser”. Pengertian konser itu sendiri dalam kamus bahasa Indonesia adalah pertunjukan musik di depan umum, dan yang kedua adalah pertunjukan oleh sekelompok pemain musik yang terjadi di beberapa komposisi perseorangan. Jadi pengertian dari Concert Hall adalah sebuah bangunan berukuran besar yang khusus dibangun untuk digunakan dalam pertunjukan musik. 2.2.2 Perkembangan15 Gedung konser atau lebih dikenal dengan sebutan concert hall atau gedung pagelaran musik yang kita kenal sekarang adalah hasil perkembangan dari bentuk-bentuk teater Yunani Kuno dan teater terbuka dari Romawi. Mula-mula teater digunakan sebagai tempat untuk melihat (visual), sesuai dengan namanya yang diambil dari bahasa Yunani. Teater berarti tempat untuk melihat dimana penonton berdiri di lereng bukit dan menonton gerakan-gerakan yang biasanya berupa tarian yang mengambil tempat datar dan terbuka berupa sebuah panggung, 15 http://www.scribd.com/doc/70531625/11/II-3-5-Bentuk-Bentuk-Konser 34 jadi bukan tempat untuk mendengarkan musik. Kemudian pelataran itu berkembang menjadi daerah yang melingkar (orchestra), yang dikelilingi hampir 2/3 bagian dengan kursi penonton yang dimaksudkan untuk memberikan jarak pandang yang merata, dan bangunan longitudinal yang digunakan untuk berganti pakaian, gudang dan sebagai latar belakang. Teater Romawi berbeda dengan teater Yunani yang terletak yang terletak pada cekungan. Tetapi dibangun sebagai unit tunggal auditorium disuatu tempat datar diluar kota. Bangku-bangku ditata sedikit melingkar mengelilingi panggung dan dibangung langsung dengan struktur dari panggung. Pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mengubah tata orchestra menjadi setengah lingkaran, bertujuan agar penonton lebih dekat dengan panggung, serta membangun atap miring yang besar di sekitar panggung dan dinding di kedua sisinya. Tindakan ini bertujuan untuk memberikan pemantulan bunyi yang berdaya guna dan menghasilkan suara yang jelas sehingga tidak mengecewakan penonton yang berada jauh dari panggung. Ini merupakan bentuk awal yang melahirkan bentuk teater tertutup, seperti teater Olympia Academy di Vicerna, Italia (abad XVI). Setelah disadari bahwa refleksi suara dari panggung dapat menghasilkan kondisi suara yang baik, maka dinding dan kemiringan dilengkapi denga refleksi suara kearah penonton, tempat duduk diperpanjang sehingga membentuk huruf “U” yang sangat sesuai untuk meletakan balkon-balkon, membentuk baris-baris penonton di dinding yang sangat berguna dalam mengaborsi suara. Pada abad XVIII, pengenalan bentuk kubah, pengurangan balkon yang bertumpuk dan pemakaian beton serta dinding 35 yang keras menimbulkan kerugian akustik teater. Akan tetapi pada masa itu kenyaman pandangan lebih diutamakan sehingga persyaratan akustik diabaikan. Kamar musik Holy Well di Oxford, Inggris, merupakan gedung konser pertama yang sudah memenuhi persyaratan visual maupun akustik. Didirikan pada pertengahan abad XVIII, dengan kapasitas pengunjung 300 orang. Bangunan ini relatif sempit tetapi mempunyai waktu dengung yang pendek, antara 1,3-1,4 detik. Pada abad XIX, para cendikiawan mulai menyelidiki sifat-sifat dan masalah akustik dari sebuah auditorium. Tetapi baru awal abad XX inilah para ahli fisika dan yang lain mengadakan riset ilmiah secara sistematis dalam akustik ruang. 2.2.3 Tujuan Gedung Pertunjukan16 Adapun tujuan diadakannya gedung konser ini adalah: 1. Komunikatif Suatu gedung konser musik dikatakan komunikatif apabila ruang pertunjukan gedung konser musik di dalamnya dapat menciptakan suatu jalinan komunikasi dua arah antara musik dan penonton, dalam arti penonton dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pemusik melalui lagu yang dibawakannya dan sebaliknya pemusik dapat dengan mudah menciptakan nuansa dan suasana yang dapat mempengaruhi emosi penonton seperti yang dimaksudkan di dalam lagu yang dibawakannya. Semua itu berpusat pada akustik ruang yang dapat menciptakan kualitas suara yang baik. 16 http://www.scribd.com/doc/70531625/11/II-3-5-Bentuk-Bentuk-Konser 36 2. Edukatif Aspek edukatif merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam bermain bagi para pemusik, yang diwujudkan dengan penyediaan fasilitas berupa ruang studio latihan musik. Disamping itu juga memiliki tujuan untuk mengenalkan pada masyarakat luas tentang perkembangan musik, jenis-jenis musik, juga memberikan referensi khususnya pada kalangan pemusik mengenai cara memainkan suatu jenis musik. 3. Rekreatif Sebagai bangunan komersial, gedung konser musik juga memiliki aspek rekreatif karena hal ini sesuai dengan fungsi musik yang menyenangkan hati pendengarnya, disamping maksud lain untuk menciptakan fasilitasfasilitas yang saling mendukung dalam hal pembiayaan perawatan bangunan. 2.2.4 Pembagian Gedung Konser Musik17 Dalam mendesain sebuah gedung pertunjukan, dihadapkan pada banyak masalah yang luas dan kompleks dan untuk itu pertunjukan yang akan dibuat batasannya berupa ukuran dan tipe. Secara kapasitas sebuah gedung pertunjukan dibagi menjadi empat jenis : Sangat Besar, dengan kapasitas 1500 kursi atau lebih 17 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/453/jbptunikompp-gdl-nurulnurha-22643-4-babiips.pdf 37 1. Besar, dengan kapasitas 900-1500 kursi Medium, dengan kapasitas 500-900 kursi Kecil, dengan kapasitas dibawah 500 kursi Area Lobby Lobby merupakan salah satu ruangan paling penting dari public space dalam sebuah gedung pertunjukan atau ruang utama, yang harus diatur supaya dapat dengan mudah di akses dari luar. Ruangan atraktif, penuh antisipasi dan hiburan, harus dapat membantu penonton untuk menikmati suasana dari pertunjukan yang akan ditampilkan di panggung nantinya. Pintu masuk menuju menuju gedung pertunjukan dari lobby harus direncanakan dengan benar agar tercipta light proof dan sound proof. Biasanya menggunakan dua pasang pintu dengan penyerap gelap. Pengunjung juga harus dapat mencapai ruang-ruang lain tanpa terbentuk dan terjebak dalam banyaknya cross sirculation. 2. Area Penonton Sudut pandang penglihatan penonton terhadap area panggung adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan supaya penonton dapat melihat keseluruhan area panggung secara jelas tanpa ada gangguan. Tingkatan pada lantai concert hall juga harus diperhatikan untuk dapat memberikan sudut pandang yang memadai ke arah panggung. Seating and performance semua gedung pertunjukan memberikan tempat dimana para penonton menikmati tontonan yang disajikan. Antara pemain dan penonton biasanya dipisahkan oleh lengkung procenium kosong yang biasanya dipergunakan 38 untuk keperluan teknis. Bentuk lantai dari gedung pertunjukan terbagi atas empat bagian, yakni: a. Persegi Empat Kelebihan : Pemantulan silang antar dinding-dinding sejajar menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik ruang yang sangat diinginkan pada ruang musik. Kekurangan : Bentuk bangunan yang flat dan monoton. b. Kipas Kelebihan : penonton lebih dekat ke sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon yang dilengkungkan, Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi, kecuali memang diatur secara akustik atau dibuat difuse. c. Tapal Kuda Kelebihan : kotak-kotak yang berhubungan yang satu diatas yang lain, walaupun tanpa lapisan penyerapan interior, kotak-kotak ini berperan sebagai penyerap bunyi. Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi, kecuali memang diatur secara akustik atau dibuat difus. d. Tidak teratur Kelebihan : dapat membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi. Bentuk ini dapat menyebabkan keakraban bunyi antara pemain 39 dan penonton. (Gambar 2.4. Lantai persegi dan kipas) (Gambar 2.5. Lantai Tapal Kuda dan Tak Teratur) 3. Area Panggung Stage merupakan bagian terpenting dari sebuah gedung pertunjukan, yaitu tempat di mana para artis (performer) akan tampil untuk mempertunjukan acting dan keahliannya. Tidak ada ukuran secara pasti untuk stage yang benar. Namun stage biasanya berukuran antara 9-12 meter dengan kedalaman yang lebih panjang dan lebarnya kira-kira 10-14 meter. Bentuk panggung dalam sebuah gedung seni pertunjukan ada dua 40 macam, yaitu teater procenium yang hakekat pementasannya terletak pada adanya bingkai pentas dan teater non-procenium yang memindai bingkai pentas ini. Stage atau panggung adalah ruang yang umumnya menjadi orientasi dalam sebuah auditorium. menurut bentuk dan tingkat komunikasinya dengan penonton, panggung dapat dibedakan menjadi : a. Panggung Proscenium Panggung Proscenium yaitu bentuknya konvensional, penonton hanya melihat pengisi acara dan tidak ada kontak komunikasi. Seperti contohnya, panggung-panggung untuk musik klasik, tarian klasik dan sebagainya. b. Panggung Terbuka, Yaitu panggung yang menunjukkan terjadinya komunikasi dan kontak fisik antara pengisi acara dan penonton, seperti contohnya panggung konser band rock, pop dan sebagainya (menarik-turunkan backdrop ketika pertunjukan berlangsung). c. Panggung Area, Yaitu panggung yang posisinya berada di tengah. d. Panggung Extended Panggung yang merupakan pengembangan dari panggung proscenium, entah itu bentuknya yang bisa menjalar juga ke area tengah atau penyesuaian bentuk yang tetap konvensional namun memungkinkan adanya sedikit komunikasi antara penyaji dengan penonton. 41 (Gambar 2.6. Bentuk-bentuk Panggung) 4. Area Backstage a. Make-up Rooms Ruangan lain yang perlu ada di dalam gedung pertunjukan ini adalah ruang rias. Ruangan ini harus dapat menampung semua performer yang tampil. Masing-masing artis hendaknya harus mendapat sebuah meja rias. Lighting dalam ruang rias haruslah menggunakan bohlam bukan lampu TL, karena lampu TL akan menyebabkan warna makeup yang dihasilkan akan tidak sesuai dengan yang diinginkan ketika tampil di stage dengan lighting stage (lampu PAR, freshnel dan profil). Lampu bohlam tersebue meiliki kesamaan spesifikasi dengan lampu-lampu panggung. b. Dressing Rooms Ruangan ini biasanya digunakan untuk ruangan ganti dan pemerikasaan kostum yang akan digunakan. Letaknya biasa 42 ditempatkan dekat koridor atau tangga. Kamar ganti yang berkapasitas dua puluh orang, biasanya memiliki luasan minimum seluas 5m2 per orang. Ruangan ini sudah termasuk dengan kamar kecil, kamar ganti, dan shower. Kamar ganti untuk empat orang memiliki luasan sekitar 20 m², sedangkan untuk kamar ganti artis luasannya sampai 10 m². c. Costume shop Ruang dibagi dua jenis untuk costume shop yang profesional biasanya ruangan ini dugunakan untuk menerima, menyimpan, mengubah dan menyetrika kostum. Sedangkan untuk non-profesional, ruangan ini hanya digunakan untuk menjahit, menyetrika, memperbaiki kostum yang ada. d. Loading dock Ruangan ini harus dapat dimasuki oleh minimal dua truk yang biasanya digunakan untuk menurunkan barang-barang kebutuhan pementasan. Pintu muatan bagian depan harus sedikitnya 8’-0” lebar dan 12’-0” tinggi. Ini berlaku bagi pintu manapun yang dapat memindahkan barang-barang material, seperti backdrop, dan lain sebagainya. Area bagian dalam minimal harus memiliki luasan 50m². e. Scene Dock Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan barang-barang kebutuhan panggung, seperti back drop. Area minimal yang dibutuhkan adalah hingga 50 hingga 100m² (ukuran ini tergantung kebijakan pihak teater). Tingginya tergantung dari metode penyimpan back drop 43 tersebut. Cara penyimpanan back drop itu sendiri dapat digulung, atau ditumpuk secara vertikal atau horizontal. 5. Area Servis a. Control Rooms Stage manager biasanya berada di samping stage, dengan meja kontrol untuk berkomunikasi dengan seluruh bagian ruangan concert hall. Ruang kontrol cahaya harus mempunyai jendela yang cukup besar untuk memberikan pandangan yang jelas dan tak terhalang stage, bahkan ketika performance berdiri. Biasanya ukuran ruangan bergantung pada perlengkapan yang dipilih, tapi normalnya berukuran 3 meter X 2,4 meter. Ruang kontrol suara mempunyai kebutuhan yang sama dengan ruang kontrol cahaya, namun keduanya perlu dipisahkan.pintu dan jendela yang terhubung dapat menyediakan komunikasi diantera kedua operasi. Akses kedua ruangan sebaiknya berada di luar auditorium dan lebih baik jika jauh dari sirkulasi publik. b. Ticket Box Tiket box harus nyaman untuk penjual tiket dapat menjual ke publik. Ruangan yang diperlukan kurang lebih lima meter persegi untuk tiap penjual tiket. 6. Area Pertunjukan Akomodasi khusus diperlukan untuk pihak performance dan para performer. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 44 a. Ruang kontrol cahaya dan suara berada di belakang auditorium diatas kepala performance. b. Ruang dimmer sebaiknya diletakkan jauh dari stage dan harus dijaga suaraa yang dihasilkan agar jangan sampai ke performance. c. Ruang elektrik (penyimpan) dan barang-barang pertunjukan harus sedekat mungkin dengan stage. d. Ruang manager pertunjukan harus langsung berhubungan dengan stage. e. Scenery dock harus ditempatkan pada stage level dan harus dapat di akses langsung dari stage dan loading door. Dalam hal ini, scenery sebesar apapun harus dapat masuk lewat pintu ke dalam scenery dock. f. Ruang rehearsal idealnya harus berukuran sama dengan stage dan harus dapat di akses dari scenery dock. g. Beberapa kontrol untuk stage door diperlukan agar orang-orang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk ke dalam. Ruang ini harus dijaga oleh pekerja full time. 7. Aksen Hubungan Ruang Pertunjukan Akses publik ke dalam gedung pertunjukan (main entrance) harus berada di lokasi sekitar parking area, mudah dilihat, mudah dikenali oleh pengunjung. Harus didesain agar mobil dapat menjemput (menaikkan) dan mengantar (menurunkan) penumpang, khususnya untuk orang cacat dan orang tua. Akses main service normalnya berada di sisi baliknya dari bangunan. Akses ini digunakan untuk memasukan furniture, scenery backdrop, dan barang45 barang stage lainnya. Dibutuhkan pintu yang cukup besar untuk akses barangbarang diatas. Akses ini harus jauh dari penonton atau publik dan harus ada area parkir untuk 1-3 van besar di dekatnya. Akses lainnya adalah performer entrance, akses ini untuk akses masuk para artis dan staff performers agar jauh dari publik. Selain itu juga diperlukan akses untuk kasus kebakaran. 2.2.5 Tinjauan Akustik18 Prinsip utama desain akustik ruang dalam adalah memperkuat atau mengarahkan bunyi yang berguna serta menghilangkan atau memperlemah bunyi yang tidak berguna bagi pendengaran manusia. Dalam merancang interior gedung auditorium yang menyajikan pertunjukan seni teater, drama, atau musik, desain akustiknya diarahkan untuk dapat memberi kepuasan kepada setiap penonton yang berada dalam ruang. Penonton dapat mendengar dengan jelas setiap artikulasi percakapan aktor sehingga nuansa dan efek dramatis yang berusaha ditampilkan dapat ditangkap dan dicerna. Tetapi dalam gedung auditorium yang menyajikan pertunjukan musik, artikulasi musiknya dan mimik aktor bukan merupakan hal yang utama, karena yang terpenting adalah setiap penonton yang berada dalam ruang dapat mendengar dan menikmati harmoni irama musik tersebut dengan baik. Kata akustik berasal dari bahasa Yunani ”akuostikos” yang berarti, segala 18 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/453/jbptunikompp-gdl-nurulnurha-22643-4-babiips.pdf 46 sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi. Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan. Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat mempengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara. Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu : Perubahan suara karena pemantulan dan Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain. Faktor – faktor yang mendasari masalah akustik adalah: Sumber suara Perambatan suara Penerimaan suara Intensitas suara Frekuensi suara 2.2.6 Persyaratan Akustik19 Berikut ini adalah persyaratan umum kondisi mendengar yang baik : 19 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/453/jbptunikompp-gdl-nurulnurha-22643-4-babiips.pdf 47 Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup dalam tiap bagian ruanngan terutama di tempat duduk terjauh. Energi bunyi harus didistribusikan secara merata (difusi) dalam ruang. Karakteristik dengung optimum harus disediakan dalam ruang untuk memungkinkan penerimaan acara yang paling disukai oleh penonton dan penampil. Ruang harus bebas dari cacat-cacat akustik seperti gema, pemantulan yang berkepanjangan, gaung, pemutusan bunyi, distorsi, bayangan bunyi, dan resonansi ruang. Bising dan getaran yang akan mengganggu pendengaran atau pementasan harus dihindari dan di kurangi dengan cukup banyak dalam tiap bagian ruangan. Persyaratan khusus mendengar sebuah concert hall : Karena tidak ada gedung concert yang di bangun untuk satu jenis musik, waktu dengung harus selalu merupakan kompromi yang ditetapkan dengan teliti. Ketegasan akan memuasakan bila perbedaan waktu awal tidak melampaui 20m/sekon. Mengadakan persediaan dan distribusi nada-nada rendah yang cukup untuk daerah pendengar yang luas (diatas 2500 tempat duduk). Untuk memperoleh kualitas bunyi yang merata, balkon tidak boleh terlalu menjulur ke udara. Gema akan sangat jelas bila waktu dengung sangat pendek dan difusi. 48 2.3 Musik Rock 2.3.1 Pengertian Musik bila ditinjau dari kamus bahasa Indonesia ada 2, yaitu: ilmu atau seni menyusun nada atau suara dengan urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Dan yang kedua, nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg menggunakan alat-alat yg dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Pengertian lain mengenai musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam: - Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar. - Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. - Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik. Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Sedangkan pengertian rock itu sendiri adalah musik pop yg dimainkan dengan peralatan amplielektronik dan dicirikan dengan nada berat terus-menerus. Musik Rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50-an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock 49 juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik. 2.3.2 Sejarah 2.3.2.1 Sejarah Musik Rock di Dunia Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50-an. Akarnya berasal dari Rhythm and Blues, musik country dari tahun 40 hingga 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik. Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan backbeat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau keyboard, saxophone dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock mempunyai tiga chords, backbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang menarik. Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di Amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive 50 rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80-an termasuk new wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock dan nu metal. Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi diatas dan/atau menggunakan penyanyi utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardist (pemain kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti saksofon, trompet atau trombon. Rock, dalam pengertian yang paling luas, meliputi hampir semua musik pop sejak awal 1950-an. Bentuk yang paling awal, Rock and Roll, adalah perpaduan dari berbagai genre di akhir 1940-an, dengan musisi-musisi seperti Chuck Berry, Bill Haley, Buddy Holly, dan Elvis Presley. Hal ini kemudian didengar oleh orang di seluruh dunia, dan pada pertengahan 1960-an beberapa grup musik Inggris, misalnya The Beatles, mulai meniru dan menjadi populer. Musik rock kemudian berkembang menjadi psychedelic rock, kemudian menjadi progressive rock. Beberapa band Inggris seperti The Yardbirds dan The Who kemudian berkembang menjadi hard rock, dan kemudian menjadi heavy metal. Akhir 1970-an musik punk rock mulai berkembang, dengan kelompokkelompok seperti The Clash, The Ramones, dan Sex Pistols. Di tahun 1980-an, 51 rock berkembang terus, terutama metal berkembang menjadi hardcore, thrash metal, glam metal, death metal, black metal dan grindcore. Ada pula british rock serta underground. 2.3.2.2 Sejarah Musik Rock di Indonesia Kelahiran jenis musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Beberapa contoh grup band rock misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy dari Jakarta, Giant Step, Super Kid dari Bandung, Terncem dari Solo, AKA/SAS dari Surabaya, Bentoel dari Malang hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah dan namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log Zhelebour yang membuat lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga dari God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia. Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia pada waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrim lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang 52 menjadi idola antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Di kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene underground pertama kali lahir dari genre musik ekstrim tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka mempunyai program bernama ‘Rock N’ Rhythm’ yang mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat didatangi langsung oleh pemimpin thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista. 2.3.3 Jenis Musik Rock 1. Rock and Roll Rock and Roll (sering ditulis sebagai rock 'n' roll) adalah genre musik 53 yang berkembang di Amerika Serikat di akhir tahun 1940-an, dan mencapai puncak kepopuleran di awal tahun 1950-an. Dari Amerika Serikat, genre musik ini tersebar ke seluruh dunia. Rock and Roll melahirkan berbagai macam subgenre yang secara keseluruhan dikenal sebagai musik rock. Ciri khas Rock and Roll adalah pada ketukan (beat) yang biasanya dipadu dengan lirik. Rock and Roll menggunakan beat yang didasarkan salah satu ritme musik blues yang disebut boogie woogie ditambah aksen backbeat yang hampir selalu diisi pukulan snare drum. Versi klasik dari rock and roll dimainkan dengan satu atau dua gitar listrik, gitar bas listrik, dan drum set. Kepopuleran Rock and Roll secara massal dan mendunia ternyata menimbulkan dampak sosial yang tidak terduga. Rock and Roll bukan saja mempengaruhi gaya bermusik, tapi sekaligus gaya hidup, gaya berpakaian, dan bahasa. Sejak dilahirkan pada awal dekade 1950-an hingga awal tahun 1960an, musik rock and roll ikut melahirkan dansa gaya baru. Anak-anak muda merasakan ritme backbeat Rock and Roll yang tidak monoton sangat cocok untuk menghidupkan kembali dansa gaya jitterbug yang sempat populer di era big band. Sejak pertengahan tahun 1960-an, istilah "Rock and Roll" menjadi cukup disebut "rock". Sejak itu pula secara berturutturut muncul berbagai genre dansa, mulai dari twist, funk, disco, hingga house dan techno. Pada tahun 1954, Elvis Presley merekam lagu hit "That's All Right 54 (Mama)" di studio Sun milik Sam Phillips di Memphis. Elvis memadukan unsur-unsur musik rock dan country-western yang disebut rockabilly. Ciri khas rockabilly adalah gaya vokal seperti orang tersedak bernyanyi, betotan bas, dan permainan gitar bagaikan sedang kejang-kejang. Elvis adalah musisi rock pertama yang meraih status superstar. 2. Progressive Rock Progressive rock atau sering disingkat ‘prog’ adalah jenis musik yang mulai berkembang pada akhir dekade 60-an dan mencapai masa jayanya di tahun 70-an, menggabungkan elemen-elemen dari rock, jazz dan musik klasik. Kadang pengaruh dari blues dan musik tradisional juga terasa. Berawal dari eksperimentasi musisi rock saat itu, diinspirasi oleh The Beatles dan The Beach Boys mereka mulai menggabungkan musik tradisional, musik klasik dan jazz ke dalam komposisi mereka. Beberapa band progressive rock terkemuka adalah Yes, King Crimson, UK, Pink Floyd dan Genesis dari sekitar tahun 1969, Rush dari tahun 70-an dan Marillion, Dream Theater dari 80-an. Seperti halnya aliran-aliran musik yang lain, adalah sangat sulit untuk mendefinisikan musik progressive rock secara tepat. Karena inilah terdapat banyak perdebatan mengenai apakah satu kelompok ber-genre musik progressive rock atau tidak. Namun ada beberapa ciri khas musik progressive yang biasanya dapat ditemui dalam karya-karya musisi progressive. Di antaranya adalah ritme yang tidak konvensional (bukan 4/4 atau sinkopasi), penguasaan alat musik yang mahir dengan permainan solo 55 yang rumit, dan lagu-lagu yang panjangnya melebihi normal (lebih dari 5 menit, biasanya sekitar 12-20 menit atau bahkan lebih panjang). Banyak grup progressive rock yang menerbitkan satu album dengan lagu-lagu yang bertemakan sama atau sambung-menyambung menceritakan satu cerita (disebut album konsep). Contoh-contoh album konsep di antaranya adalah Metropolis 2: Scenes from a Memory dari Dream Theater dan The Lamb Lies Down on Broadway dari Genesis. Banyak pula group musik progressive saat ini yang mulai keluar dari stigma musik progressive sebagai genre dan kembali ke pemikiran inti musik progressive sebagai pandangan yang amat sangat kuat dipengaruhi pandangan Jazz. Beberapa kelompok musik progressive rock asal Indonesia adalah Discus dan Kekal. 3. Psychedelic Rock Psikedelik atau Psychedelic (dalam bahasa inggris), berasal dari akar kata bahasa Yunani psihi (psyche, soul), dan dilosi (manifest), atau secara harfiah bisa disebut manifestasi dari jiwa-jiwa manusia. Manifestasi psikedelik berasar dari pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman manusia terhadap sesuatu yang tanpa sadar tidak disadari (unconcious). Ketidaksadaran atas sesuatu tersebut sebenarnya ada dan tertanam dalam memori, hanya saja beragam belenggu (norma, adat, agama, logika, dsb) yang mengikatnya. Psikedelik memberi ruang kreatif untuk membebaskan belenggu tersebut. Psikedelik membuka seluas-luasnya persepsi manusia melalui halusinasi, trans, ataupun sinestesia, sebagai bentuk perlawanan 56 dan penyanding akan kesadaran imajinasi yang terkekang. Musik psikedelik digandang-gandang sebagai respon dari fenomena budaya yang terjadi di Amerika dan Inggris, selanjutnya ditumpahkan dalam bahasa yang lebih musikal. Musik psikedelik dikenal pada akhir tahun 1960-an atau awal 1970-an, bahkan hingga kini. Istilah Psychedelic Folk, Psychedelic Rock, Psychedelic Electronic Music, Trance, New Wave, Space Rock, Glam Rock, hingga Neo-Psychedelia, dan masih banyak lagi subgenre yang melingkupinya, akan terus dan tetap berkembang sesuai dengan konteks budaya zamannya. Psychedelic rock adalah salah satu jenis dari musik rock yang mencoba untuk menggambarkan orang yang sedang kecanduan. Pada umumnya mereka terdiri dari alat musik gitar elektrik, khususnya yang hanya memiliki 12 string yang dijadikan sebagai 'jangle'-nya; menampilkan pula efek yang dibuat dalam suatu rumah studio. 4. Hard Rock Hard rock adalah subgenre musik rock yang berakar dari aliran musik psychedelic rock dan garage rock asal pertengahan tahun 1960-an. Ciri khas musik ini adalah penambahan efek distorsi pada suara gitar listrik, gitar bass, kibor, dan drum. Distorsi antara lain ditambahkan dengan bantuan pedal efek, penguat awal (preamp), penguat, atau pengeras suara. Hard rock sangat dipengaruhi oleh musik blues. Tangga nada pentatonik yang khas blues adalah tangga nada yang paling sering dipakai dalam hard rock. Berbeda dari rock and roll tradisional yang mengambil 57 unsur-unsur blues lama, hard rock memasukkan unsur-unsur blues Britania yang memakai alat musik modern, seperti: gitar listrik, drum, kibor, dan bass listrik. Hard rock tidak terbatas hanya pada memainkan akord I, IV, dan V yang lazim pada blues dua belas birama atau blues enam belas birama, melainkan juga memainkan akord-akord yang lain, terutama akord mayor dari tangga nada minor. 5. Punk Rock Punk rock adalah gerakan musik rock anti-establishment yang berasal dari Amerika Serikat, Australia, dan Inggris sekitar tahun 1974-1975, dipelopori oleh kelompok-kelompok seperti Ramones, Sex Pistols, The Damned, dan The Clash. Kelompok punk sering meniru struktur musik sederhana seperti musik garage rock dari tahun 1960-an. Biasanya mereka terdiri dari satu drum kit, satu atau dua electric guitar, satu electric bass, dan vocals. Drums biasanya hanya memiliki satu snare drum, satu tom, satu floor tom, satu bass drum, hi-hats, satu atau dua crash cymbal dan satu ride cymbal. 6. Heavy Metal Heavy metal adalah sebuah aliran musik rock yang berkembang pada 1970-an. Aliran musik ini mengutamakan gitar yang cukup banyak. Heavy metal ditemukan oleh Band veteran Tahun 60'an Steppenwolf, dalam lagu klasiknya yang berjudul 'Born To Be Wild'. Dari tahun 1960-an atau bisa disebut Blues Rock seperti Led Zeppelin, AC/DC, Classic metal dan disekitar 60-an sampai 70-an atau disebut 58 Classic Rock seperti Black Sabbath, Blue Oyster Cult, Deep Purple, Alice Cooper. Permainan Classic metal dimainkan kadang dengan Organ. Musiknya dikendalikan oleh riff yang lebih sering dimainkan dalam tangga nada minor. Vokalisnya juga terpengaruh oleh Led Zeppelin kecuali Ozzy Osbourne (vokalis Black Sabbath) yang dipengaruhi oleh Sirene udara. 7. Hardcore Punk Hardcore merupakan salah satu subgenre dari punk rock yang berasal dari Amerika Utara dan UK diakhir tahun 1970an. Sound baru ini yang merupakan ciri khas musiknya secara umum yaitu: suara gitar yang lebih tebal, berat dan cepat dari musik punk rock awal. Tipikal lagu biasanya sangat pendek, cepat dan keras, selalu membawakan lagu tentang politik, kebebasan berpendapat, kekerasan, pengasingan diri dari sosial, straight edge, perang dan tentang sub-kultur hardcore itu sendiri. 8. Alternative Rock Alternative rock adalah aliran musik rock yang muncul pada tahun 1980-an dan menjadi sangat populer di tahun 1990. Nama "alternatif" ditemukan pada tahun 1980 untuk mendeskripsikan band-band punk rock yang tidak sesuai dengan aliran punk rock pada masanya. Sebagai jenis musik yang spesifik, rock alternatif mempunyai sub-aliran yang bervariasi, dari musik indie yang bermulai pada tahun 1980 dan menjadi populer pada tahun 1990, seperti indie rock, grunge, gothic rock, dan college rock. Aliran-aliran tersebut terkonsolidasi dengan ciri khasnya masing- masing. Walaupun aliran alternatif terhitung sebagai aliran rock, tapi beberapa 59 sub-alirannya terpengaruh oleh musik rakyat, reggae, musik elektronik, dan jazz. Dalam periode tertentu, istilah rock alternatif digunakan untuk menyebut musik rock dari band underground pada tahun 1980an, punk rock (termasuk punk itu sendiri), dan untuk musik rock itu sendiri pada tahun 1990-an dan 2000-an. Alternative rock secara esensial adalah istilah yang digunakan untuk menyebut musik underground yang muncul pada tahun 1980-an. Band alternatif pada tahun 1980-an umumnya dimainkan di klub-klub kecil, direkam untuk label indie, dan popularitasnya menyebar dari mulut ke mulut. Lirik yang digunakan dalam rock alternatif biasanya mengambil topik-topik sosial, seperti penggunaan obat terlarang, depresi, dan yang berhubungan dengan lingkungan. Hal ini merupakan sebuah pendekatan yang muncul akibat refleksi sosial dan ekonomi di Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1980-an dan awal 1990-an. Dalam satu dekade pertama pada abad ke 21, aliran musik rock terus berevolusi dari awal alternatif musik yang muncul pada tahun 1980-an. Musik rock yang populer pada zaman sekarang, terlihat dari grup modern rock seperti Linkin Park. Iri hati karena mengetahui kenyataan bahwa aliran musik tersebut merupakan pengaruh dari rock alternatif, sebagian besar fans menyatakan ini adalah bagian dari aliran nu metal. Bagaimanapun juga, pada tahun 2004 alternatif rock mendapat popularitas dari artis seperti Modest Mouse, Bloc Party, Enon, Liam Finn, Blood Red Shoes dan Franz Ferdinand. 60 9. Speed Metal Speed metal adalah genre musik yang muncul di akhir 1970-an dan merupakan pendahulu thrash metal. Musik ini adalah versi lebih cepat dari musik yang dimainkan oleh Black Sabbath, Led Zeppelin, dan Deep Purple. Speed metal mulai terkenal lewat band-band NWOBHM. Banyak band speed metal juga dapat disebut band thrash dan power metal. Beberapa contoh awal adalah lagu-lagu "Highway Star" dan "Speed King" oleh Deep Purple dan "Paranoid" oleh Black Sabbath. 10. Avant Garde Avant-garde metal atau experimental adalah salah satu genre dari heavy metal. Beberapa pelopor genre ini adalah Celtic Frost, Fleurety, dan Ved Buens Ende. Berbeda dengan progressive metal di mana percobaan dilakukan terutama dalam complex rhythms dan struktur lagu dan mempertahankan instrumen tradisional, avant-garde metal menggunakan suara-suara yang tidak lazim. Banyak band avant-garde metal memiliki hubungan dengan band-band black metal. 11. Trash Metal Thrash metal (terkadang disingkat menjadi thrash), adalah sebuah extreme metal subgenre dari heavy metal yang berciri memiliki tempo yang cepat dan agresif. Lagu-lagu thrash metal biasanya menggunakan stem gitar nada rendah dan perkusi yang cepat. Lirik-lirik thrash metal sering mengangkat tema masalah-masalah sosial menggunakan bahasa yang kasar dan mendalam, sebuah pendekatan yang sebagian mirip dengan 61 genre hardcore. Band "Empat Besar" atau "Big Four" thrash metal adalah Anthrax, Megadeth, Metallica, dan Slayer, yang secara bersama-sama dan mempopulerkan genre ini diawal tahun 1980-an. Ada pula yang mengatakan bukan lagi "Empat Besar" tetapi menjadi "Lima Besar" Megadeth, Slayer, Exodus, Pantera, and Metallica. Di Eropa style ini dibawa oleh tiga band asal Jerman, yaitu Kreator, Sodom, dan Destruction. Testament dan Exodus dari San Fransisco, Overkill dari New Jersey dan Sepultura dari Brazil. Asal muasal thrash metal secara umum dijejaki pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, ketika beberapa band mulai menggabungkan sound dari New Wave of British Heavy Metal, menciptakan sebuah genre baru dan mengembangkan kedalam gerakan yang terpisah sendiri dari punk rock and hardcore. Genre ini lebih agresif dibandingkan speed metal. Sering kali dicampurkan dari kategori metal yang satu dengan metal yang lain, dan juga beberapa band ada yang menggabungkan pengaruh musikal dari genre non-metal. 12. Death Metal Death metal adalah sebuah subgenre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering 62 disebut "Cookie Monster vocals". Beberapa pelopor genre ini adalah Venom dengan albumnya Welcome to Hell (1981) dan Death dengan albumnya Scream Bloody Gore (1987). Death metal kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh bandband seperti Carcass, Morbid Angel, Entombed, God Macabre, Carnage. Di Indonesia, genre ini diawali pergerakan dan perkembangannya di tahun 1990-an dengan band thrash metal Rotor di Jakarta dan beberapa band pioneer death metal lainnya di daerah lain, seperti Adaptor dari Jakarta , Insanity dan Hallucination dari Bandung, Death Vomit dari Jogjakarta , Slow Death dari Surabaya, kemudian berkembang dengan band-band berbahaya dan bereputasi internasional, Jasad , Disinfected,dan Ancur dari Bandung , Siksa Kubur , Funeral Inception dari Jakarta dan Cranial Incisored Jogjakarta dan Last Redemption dari Bandung. 13. Black Metal Black metal diawali oleh band Venom pada tahun 1982 lewat album berjudul Black Metal. Lalu diikuti oleh band-band seperti Bathory, Mayhem, Mercyfull Fate, Hellhammer/Celtic Forst. Semua band ini terInfluence oleh Venom. Band Black metal masih cenderung bermain Thrash metal. Pada awal 1980-an sampai 1990-an, Black metal sangat berkembang di daerah Skandinavia oleh band-band tersebut. Jenis musik metal ini juga termasuk jenis metal underground. Black metal mempunyai Subgenre bernama NSBM , Neo Nazi Black metal dua komunitas tersebut termasuk yang berpengaruh di komunitas Underground. Band yang 63 terkenal dari jenis musik ini adalah Dimmu Borgir, Cradle of Filth, Dark Funeral, Emperor dan Immortal. 14. Grincore Grindcore, sering di singkat menjadi grind, adalah gabungan dari beberapa musik ekstrim. Inspirasinya dimulai dari beberapa genre musik populer yang sangat cepat (seperti mengasah) industrial, extreme metal dan hardcore punk. Walaupun gaya musiknya yang amat sangat tidak disukai, pengaruh grindcore menyebar ke pelosok dunia musik, terutama power violence, avant-garde jazz, musik industrial yang sangat komersil dan genre-genre nu metal. Grindcore di golongkan dengan distorsi berat, gitar dengan stem yang rendah, tempo yang ekstrim, sering diiringi degan beat-beat yang meledak, lagu sering berakhir tidak lebih dari dua menit (beberapa sering juga amat panjang) vokal penuh dengan geraman dan teriakan nada tinggi, hampir mirip dengan crust punk. Lirik selalu bertemakan dari sosial dan politik (Napalm Death), kematian dan darah (Carcass) dan humor (Anal Cunt). 15. Gothic Metal Gothic metal adalah sejenis musik metal yang biasanya (namun tidak selalu) memakai dua orang vokalis. Pertama vokal wanita dengan suara soprano, lalu vokal kedua adalah vokal pria dengan gaya vokal dari musik black atau death metal (sehingga gaya vokal seperti itu banyak disebut sebagai vokal 'Beauty and the Beast'). Lirik-liriknya kebanyakan bernuansa pagan, kemuraman, kegelapan. Aliran musik ini paling populer 64 di Eropa, meskipun jumlah penggemar mainstream (kalangan umum) tidak banyak. Band yang terkenal dalam jenis musik ini adalah : Theater of Tragedy, Lacuna Coil, Trail of Tear. 16. Doom Metal Doom metal adalah bentuk dari musik heavy metal yang sangat khas, mempunyai tempo yang sangat lamban, stem gitar yang rendah dan suara gitar lebih tebal atau lebih berat dari suara genre metal yang lainnya. Musik dan lirik cenderung menimbulkan perasaan putus asa, rasa takut dan berharap akan terjadinya ajal/malapetaka. Genre ini sangat kuat dipengaruhi oleh karya awal Black Sabbath, yang telah membentuk sebuah prototipe untuk doom metal dengan lagulagu yang berjudul "Black Sabbath" and "Into the Void". Selama pertengahan awal tahun 80an, sejumlah band dari Inggris (Pagan Altar, Witchfinder General) dan band dari Amerika (Pentagram, Saint Vitus, Trouble) mendefinisikan doom metal sebagai sebuah genre yang berbeda. 17. Industrial Metal Industrial metal adalah sebuah genre musik yang diciptakan dari perpaduan musik industrial dan heavy metal. Permainannya seputar Heavy metal, gitar listrik, riffs, sampling, synthesizer atau sequencer lines, dan distorsi vokal. Pendiri industrial metal adalah Ministry, Godflesh, dan KMFDM. Gaya permainan ini sukses secara komersil pada tahun 1990-an, kemudian menjadi sangat terkenal di bermacam-macam gaya permainan. Pengaruh yang kuat dari Industrial metal ini telah direfleksikan dalam 65 beberapa genre musik yang lain, termasuk hardcore punk, glam metal, and hip-hop. 18.Grunge Tahun 1990-an ketika wabah musik Grunge yang awalnya adalah Punk dan bermunculan di Seattle dan dikembangkan oleh Kurt Cobain walaupun sedikit cenderung ke Alternative rock. Band Grunge yang berasal dari Seattle, seperti contohnya adalah Nirvana, Soundgarden, Pearl Jam, dan Alice in Chains. Sebenarnya grunge sudah ada oleh band-band seperti Malfunkshun dan Green River setelah itu ada Temple of the Dog Mad Season, Mudhoney sampai Melvins. Setelah kematian Kurt Cobain musik Grunge jarang datang lalu kembali di-ilhami dengan band-band seperti Skin Yard dan PJ Harvey. Jika suatu band memainkan musik Grunge tapi band itu bukan berasa dari Seattle. Nama yang dipakai bukanlah Grunge, tetapi Post-Grunge seperti L7, Stone Temple Pilots, Paw, Hole (Yang sang vokalis Courtney Love adalah istri dari Kurt Cobain). 19. Nu Metal Nu metal (disebut juga new metal / nü metal / neo metal) adalah genre musik yang mirip musik grunge dan alternative metal dengan musik funk, hip-hop, dan subgenre heavy metal. Nu metal lahir pada pertengahan 1990-an, diperkenalkan oleh band Limp Bizkit dan Korn. Sekarang, band nu metal paling populer adalah Linkin Park. Musik nu metal yang menonjolkan banyak rap sering disebut rapcore. 66