strategi pengajaran membaca pada mata pelajaran

advertisement
STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA
PADA MATA PELAJARAN BAHASA
ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH
Rini Dwi Susanti
Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
Abstract: Reading as a process of all the activities and techniques
is adopted by the reader that lead to the goal through certain stages.
The activities are started from letter recognitions, words, phrase,
sentences and discourse, and connected them with the sound and
meaning. Reading is part of language skills. The teaching needs
to use strategies, First vocabulary recognition strategy. Second,
a meaning reading comprehension strategy consists of three
elements that must be considered is the element of words, sentences
and paragrafs. Third, the strategy honed learning experience of
students is done by enrich vocabulary such as through the use of
Arabic dictionaries, reading the contents of the introduction of
cognition and teaching with the sentence pattern recognition
Key words: Strategy, teaching, reading, Arabic language. A.Pendahuluan
Kemajuan suatu bangsa ditandai dengan adanya kesadaran dan
berkambangnya budaya membaca dalam masyarakatnya. Melalui
membaca manusia dapat memberdayakan diri dengan pengembangan
pengetahuan yang dimiliki. Keterampilan membaca adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang diperoleh melalui pembelajaran bahasa di
sekolah. Selain itu keterampilan membaca merupakan suatu ketrampilan
yang unik dan berperan dalam pengembangan pengetahuan, serta sebagai
alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia secara umum.
Membaca adalah kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa
yang tertulis dalam teks. Seorang pembaca yang baik harus mampu
mengaktifkan berbagai proses mental dalam system kognisinya. Kegiatan
316
membaca bukan hanya kegiatan yang melibatkan prediksi, pengecekan
skema atau koding, akan tetapi merupakan interaksi grofofonik, sintaktik,
semantic dan skematik. (Iskandar W& Dadang S, 2013:246). Jadi
membaca adalah proses yang kompleks dengan melibatkan mental yang
tinggi seperti ingatan, pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan
dan pemecahan masalah
Membaca sebagai sebuah keterampilan berbahasa mengandung
dua aspek, yaitu (1) mengubah lambang tulis menjadi bunyi dan (2)
menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dalam lambanglambang tulis dan bunyi tersebut. (Ahmad Faud Effendy, 2005: 127). Oleh
karena keterampilan membaca juga tergantung pada penguasaan kosa
kata dan gramatika. Hal ini berlaku untuk semua bahasa, tidak terkecuali
dalam membaca teks berbahasa Arab.
Pengajaran membaca teks berbahasa arab (muthola’ah)
diajarkan dimulai dari yang sederhana kepada yang kompleks. Pada
pengajaran membaca permulaan bagi peserta didik di kelas rendah perlu
diperkenalkan aspek-aspek bahasa mulai dari yang sederhana, misalnya
memberikan pemahaman tentang perbedaan abjad arab (Huruf hijaiyah)
dengan abjad latin (sillabary ke alphabetic). Pola membaca dari kana ke
kiri dan dalam bahasa Arab tidak mengenal huruf capital. Untuk mengasah
keterampilan membaca “permulaan” bacaan teks berbahasa arab harus di
beri syakal untuk dapat membedakan bunyi bahasa. Selanjutnya untuk
membelajarkan membaca pemahaman pemberian syakal adalah hal yang
tidak diwajibkan. Yang terpenting adalah peserta didik memahami makna
dari teks bacaan yang dibaca.
B. Pembahasan
1. Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab
Perbuatan belajar adalah proses yang kompleks. Proses itu
sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat
diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh
tindakan belajar tersebut. Istilah proses belajar dan mengajar terdapat
hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling
pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain
adapun tujuan belajar merupakan criteria untuk mencapai derajat
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
317
mutu dan efisiensi pembelajaran itu sendiri.
Pengertian pembelajaran memiliki makna sebagai upaya untuk
belajar. Adapun dalam pelaksanaan kegiatannya mengakibatkan
peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.
(Muhaimin M.A. Dkk. 1996): 99) Menurut Nababan pembelajaran
adalah nominalisasi proses untuk belajar (Jos D Parera, 1997: 2425.), Jadi seharusnya pembelajaran bermakna “proses membuat atau
menyebabkan orang lain belajar. Sedangkan Menurut Oemar Hamalik,
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi; material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Lebih lanjut Hamalik menyatakan bahwa adapun manusia yang
terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik, guru
dan tenaga lainnya, materi yang meliputi; buku-buku, papan tulis
dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas
dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.(Oemar Hamalik,
1995:. 57) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk
memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen pembelajaran
yang diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan.
Pembelajaran bahasa Asing –Arab- secara umum hampir
sama dengan mempelajari bahasa lainnya seperti bahasa Ibu. Ada
beberapa hal yang membedakan pembelajaran bahasa Arab dengan
pembelajaran bahasa lainnya. Menurut Ahmad (1979) ada dua hal
yang membedakan antara belajar bahasa asing dan belajar bahasa
ibu paling tidak ditinjau dari aspek tujuannya, yaitu; Pertama,
pembelajaran belajar bahasa ibu memiliki tujuan yang hidup, yaitu
sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
dalam hidupnya, oleh karena itu motivasi untuk belajarnya sangat
tinggi.
Sementara itu belajar bahasa asing, seperti bahasa Arab (bagi
non Arab), pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi
dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). bahasa asing tidak dijadikan
sebagai bahasa hidup sehari-hari, oleh karena itu motivasi belajar
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
318
bahasa Arab lebih rendah daripada belajar bahasa ibu. Besar kecilnya
motivasi belajar bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
Kedua ketika seorang anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya
masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain,
oleh karena itu kecenderungannya dapat berhasil dengan cepat.
Sementara ketika orang non-Arab belajar Bahasa Arab, telah lebih
dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa
berpikirnya. Sehingga ketika belajar bahasa Arab mengalami
kesulitan, karena harus menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam
sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat
maupun sistem bahasa berpikirnya.
Pembelajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang
diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan serta
membina kemampuan bahasa Arab, baik secara aktif maupun pasif.
Tujuan belajar berbahasa bukan hanya untuk menguasai kaidahkaidah kebahasaan (kompetensi linguistik) saja, melainkan juga
meliputi kemampuan menggunakan bahasa sesuai dengan fungsifungsinya sebagai alat komunikasi dan sarana berpikir (kompetensi
komunikatif).
2. Pengertian Membaca
Membaca
merupakan
proses
memahami
dan
merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan bacaan.
Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan
interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara
pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat,
fakta, dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan. Membaca
sebagai proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh
oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahapan-tahapan
tertentu. Proses tersebut merupakan penyandian dan penafsiran
sandi. Kegiatan dimulai dari pengenalan huruf, kata, ungkapan,
frasa, kalimat dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi
dan makna. Jadi pesan yang tersurat dan yang tersirat tiadak akan
tertangkap atau dipahami, dan proses membaca tidak akan terlaksana
dengan baik (Hodgson 1960: 43-44).
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
319
Menurut Tarigan (1990:7) membaca adalah proses yang
dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media tulis. Sedangkan
ditinjau dari aspek linguistik membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding proses).
Menurut Anderson dalam Tarigan, 2008: 7 menyatakan sebuah aspek
pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis
dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan /cetak menjadi bunyi yang bermakna.
Membaca merupakan proses untuk memahami yang tersirat
dan yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam katakata yang tertulis. Hubungan antara makna yang akan dikemukakan
oleh penulis dan intepretasi pembaca turut menentukan ketepatan
membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi
berada pada pikiran membaca. Makna akan senantiasa berubah,
karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang
digunakan untuk mengintepretasikan kata-kata tersebut (Anderson,
1972:211).
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa membaca merupakan
salah satu bagian atau komponen komunikasi tulis. (Tampubolon
1995:5). Sedangkan menurut Farida Rahim (2007:2) bahwa membaca
adalah suatu yang rumit, melibatkan banyak hal, tidak hanya
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir,
psikolinguistik, dan meta kognitif.
Jadi dapat dipahami bahwa membaca merupakan kemampuan
berbahasa reseptif, karena dengan membaca seseorang akan
memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Semua yang diperoleh
melalui bacaan memungkinkan seseorang mempertinggi daya pikir,
mempertajam pandangan dan memperluas wawasan. Menurut
Finochiaro and Bonomo dalam Tarigan (2008: 9) mengatakan bahwa
reading is bringing meaning to getting meaning from printed or
written material. Oleh karena itu membaca merupakan memahami
pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. (Lado, 1976: 132).
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
320
3. Membaca Sebagai Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, (Broughtonet al), 1978: 90) yaitu: (1) pengenalan terhadap aksara serta tandatanda baca, (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan
unsure-unsur linguistic yang formal, dan (3) hubungan lebih lanjut
dari komponen 1 dan 2 dengan makna (meaning).
Keterampilan pertama, adalah kemampuan untuk mengenal
bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar
yang meliputi lembaran, lengkungan-lengkungan, garis dan titiktitik dalam hubungan berpola yang teratur rapi. Keterampilan
kedua yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan gambar yang
berpola dengan bahasa. Sedangkan keterampilan ketiga mencakup
keseluruhan keterampilan membaca yang merupakan keterampilan
intelaktual yaitu kemampuan menghubungkan tanda-tanda hitam di
atas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal dengan makna
yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.
Hal-hal penting yang berkaitan dengan keterampilan membaca
meliputi (Broughton, 1978: 90) (a) keterampilan mekanis yang
dianggap sebagai urutan keterampilan yang rendah (lower skill) aspek
ini meliputi; pengenalan huruf, pengenalan unsure-unsur linguistic,
dan kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau to bark at point),
(b) keterampilan pemahaman (comprehension skill) yang merupakan
keterampilan tertinggi (higher skill.). Keterampilan ini , meliputi (1)
memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal),
(2) memahami signifikansi atau makna (3) evaluasi atau penilaian;
isi, bentuk, dan (4) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan.
Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan
mekanis, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring,
membaca bersuara (reading aloud;oral reading). Untuk keterampilan
pemahaman (comprehension skill), yang paling tepat adalah silen
reading yang meliputi membaca ekstensif dan intensif. Untuk
membaca ekstensif mencakup; membaca survey, membaca sekilas,
dan membaca dangkal. Sedangkan membaca intensif terbagi menjadi
dua kategori, yaitu (1) membaca telaah isi yang mencakup membaca
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
321
teliti, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide. (2)
Membaca telaah bahasa yang mencakup membaca bahasa asing dan
membaca sastra.
Skema keterampilan membaca:
Skema I
Skema II
4. Mengembangkan keterampilan membaca
Untuk mengembangkan keterampilan membaca, hal-hal yang
perlu diperhatikan oleh guru bahasa terhadap kemampuan peserta
didiknya adalah melaui pertama, memperkaya kosa kata yaitu: (a)
memperkenalkan sinonim, antonim, paraphrase, kata-kata yang
berdasar sama, (b) memperkenalkan imbuhan; awalan, sisipan dan
akhiran, (c) mengira-ngira makna kata dari konteks atau hubungan
kalimat, dan (d) menjelaskan arti kata abstrak dengan menggunakan
bahasa ibu.
Kedua, memahami makna struktur-struktur kata, kalimat
dengan melalui banyak latihan. Ketiga, memberikan dan menjelaskan
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
322
pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah peribahasa dan lainlain. Keempat, menjamin serta memastikan pemahaman para pelajar
melalui (a) mengemukakan berbagai pertanyaan terhadap kalimat
yang sama, (b) mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat
ditemukan peserta didik kata demi kata dalam bacaan, (c) membuat
rangkuman paragraf, (d) menanyakan ide pokok paragraf, (e)
menemukan kata-kata yang melukiskan seseorang atau suatu proses.
dan (f) menunjukkan kalimat-kalimat yang kurang baik susunannya
dan peserta didik tahu cara menempatkan susunan yang benar.
Kelima, meningkatkan kecepatan membaca melalui; ukuran waktu
membaca, efiseinsi waktu membaca, menghidari gerakan bibir ketika
membaca dalam hati dan dijelaskan tujuan khusus dalam membaca
kepada peserta didik. (Tarigan, 2008: 14-16).
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan membaca, khususnya teks-teks berbahasa asing seperti
dalam bahasa Arab diantaranya (Ibid):
1. Memperluas pengalaman peserta didik, sehingga dapat memahami
keadaan dan seluk-beluk kebudayaan;
2. Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa)dan makna-makna kata-kata
baru.
3. Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau symbol;
4. Membantu peserta didik memahami struktur-struktur kalimat
yang tidak begitu mudah bagi peserta didik.
5. Mengajarkan
keterampilan-keterampilan
(comprehension skill).
pemahaman
6. Membantu pembaca untuk meningkatkan kecepatan dalam
membaca.
Selain hal-hal tersebut di atas, yang harus dipahami dalam
mengajarkan keterampilan membaca, guru harus dituntut memiliki
kualifikasi sebagai berikut (Finacchiaro& Bonomo dalam Tarigan:17):
minimal yaitu kemampuan memahami secara langsung makna/isi isi
teks sederhana secara non-teknis, kecuali kata yang sulit dan jarang
digunakan. Baik, yaitu kemampuan membaca dengan pemahaman
yang langsung terhadap teks yang taraf kesukarannya sedang dan isi
yang matang. Dan baik sekali yaitu kemampuan membaca hampir
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
323
semudah dalam bahasa ibu sendiri.
Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki
tujuan yang jelas. Adapun tujuannya adalah adalah untuk mencari
dan memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna
bacaan. Makna; arti (meaning) berkaitan erat dengan maksud tujuan
dalam membaca. Hal-hal penting yang berkaitan dengan membaca
diantaranya (Anderson, 1972: 214):
a) Membaca untuk memperolah perincian-perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts) yaitu membaca untuk menemukan
atau mengetahui penemuan penemuan yang telah dilakukan oleh
tokoh, sesuatu yang dibuat oleh tokoh, sesuatu yang terjadi pada
tokoh atau untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh tokoh.
b) Membaca untuk memperoleh ide utama (reading for main ideas),
yaitu membaca untuk mengetahui hal-hal yang baik dan menarik,
masalah yang terdapat dalam cerita serta merangkum hal-hal
yang dialami, dihadapi serta dilakukan oleh tokoh dalam cerita
(bacaan).
c) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi
cerita (reading for sequence or organization), yaitu membaca
untuk menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita,
mulai dari urutan pertama sampai terakhir.
d) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference), yaitu membaca untuk menemukan atau mengetahui
kualitas yang dimiliki tokoh dalam bacaan.
e) Membaca untuk mengelompokkan (reading for classify) yaitu
membaca untuk menemukan hal-hal yang tidak biasa mengenai
tokoh serta kebenaran cerita.
f) Membaca mengevaluasi (reading to evaluate), yaitu membaca
untuk menemukan keberhasilan tokoh, dampak perilaku tokoh
dalam cerita terhadap pembaca.
g) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan
(reading to compare or contrast) yaitu membaca untuk
mengatahui pasang surut perjalanan tokoh dalam cerita (bacaan).
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
324
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca
Kemampuan membaca seseorang sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim
(2007:16-19) kemampuan membaca permulaan dilanjutkan lagi
dengan kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh faktor
fsiologis, intelektual, lingkungan dan Psikologis. Pertama Faktor
Fisiologis meliputi kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan
jenis kelamin. Beberapa ahli mengatakan keterbatasan neurologis
dan ketidakmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor
penyebab kegagalan kemampuan membaca pemahaman seseorang.
Sebaiknya guru harus memperhatikan tanda-tanda yang dialami
oleh peserta didik. Kedua, faktor intelektual. Intelegensi adalah
kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan,
berfikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.
Berkaitan dengan kemampuan membaca, tidak semua siswa yang
berintelegensi tinggi menjadi pembaca yang baik. Ada beberapa hal
yang membuat siswa memilki keterampilan membaca yang baik
yaitu metode pembelajaran, prosedu dan kemampuan guru dalam
menuntun peserta didik berkemampuan membaca permulaan anak.
Ketiga, faktor lingkungan meliputi latar belakang dan
pelngalaman peserta didik di rumah, dan sosial ekonomi keluarga
peserta didik. Lingkungan dapat membentuk sikap, pribadi, nilai
dan kemampuan bahasa anak. Lingkunagan keluarga yang biasa
menyediakan bukuk-buku bacaan akan membuat anak terbiasa
membaca, selain itu kualitas dan luasnya pengalaman anak di rumah
juga berpengaruh terhadap kemajuan belajar anak. Adapun faktor
sosial ekonomi menunjukkan bahwa status sosioekonomi peserta
didik mempengaruhi kemampuan verbal peserta didik. Anak-anak
yang berasal dari keluarga yang memberikan banyak kesempatan
membaca akan berdampak pada kemampuan membaca anak yang
tinggi. Keempat, faktor psikologis, yaitu motivasi, minat, dan
kematangan sosial, emosi dan penyesuian diri.
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
325
6. Aspek-aspek Pengembangan kemampuan membaca Peserta
didik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
kemampuan membaca peserta didik di Sekolah dasar, pemilihan
bahan ajar, strategi pengajaran, dan problem umum yang dihadapi
peserta didik dalam membaca. A. rofiudin & Darmiyati zuhdi, 2001:
32)
Rambu-rambu yang berkaitan dengan bahan pengajaran
harus berdasarkan (1) bahan ajar harus diarahkan pada kepentingan
berkomunikasi, peningkatan kemampuan berfikair dan memperluas
wawasan. (2) Bahan ajar bersifat terpadu dan berkesinambungan
dengan mata pelajaran lainnya. (3) penyajian bahan ajar harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip pengajaran. Menurut Nunan
dalam (Ibid: 33) kriteria pemilihan bahan ajar harus berdasarkan aspekaspek sebagai berikut: (1) mencerminkan kurikulum yang berlaku,
2) memiliki teks (isi) dan tugas yang autentik, 3) menumbuhkan
interaksi, 4) memungkinkan peserta didik memusatkan perhatian
pada aspek-aspek formal bahasa, 5) mendorong peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan learning-how-to-learn. Dan 6)
mendorong peserta didik menerapkan keterampilan bahasa.
Adapun criteria pemilihan bahan ajar didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
NO
Aspek
Keterangan
1
Komponen
Kebahasaan/kesastraan, pemahaman, penggunaan dan nilai
2
Arah/ Fungsi
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
Mengembangkan kemampuan berinteraksi
Mengembangkan kemampuan berfikir
Mengembangkan kreativitas
Menumbuhkan kepekaan dan
Memperhalus perasaan
3
Organisasi
Terpadu antar kelompok
Bersifat kontektual
Bersifat fleksibel
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
326
4
a)seleksi
Autentik dan alami
Mampu menumbuhkan interaksi
Sesuai dengan usia dan minat siswa
b)Gradasi
Mempertimbangkan prinsip belajar
Mempertimbangkan faktor fungsi dan struktur
bahasa
Berfpusat pada siswa memungkinkan blajar
c)Presentasi
Terstruktur
7. Strategi Pengajaran Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa
Arab
Menurut As-Sya’labi (1983) ada lima prinsip dasar dalam
pembelajaran bahasa asing, -bahasa Arab- yaitu prinsip prioritas
dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip
bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi. Adapun prioritas
dalam pembelajaran bahasa asing -Arab- meliputi hal-hal sebagai
berikut, yaitu pertama, mengajarkan mendengarkan, dan bercakap
sebelum menulis. Kedua, mengajarkan kata sebelum kalimat. Ketiga,
menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan seharihari. Ketiga hal tersebut juga berlaku pada pembelajaran bahasa Arab.
Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Arab, yaitu: pertama koreksitas (‫)الدقة‬, dalam
prinsip ini mengharuskan peserta didik untuk melakukan koreksi
terhadap pencapaian bahasa. Sedangkan beberapa hal yang harus
diperhatikan, meliputi (1) koreksitas dalam pembelajaran fonetik,
dimana aspek keterampilan ini harus dilakukan melalui pelatihan
pendengaran dan ucapan, (2) koreksitas dalam pembelajaran sintaksis
yaitu dalam struktur kalimat, dimana setiap bahasa memiliki stuktur
yang bebrbeda.
Struktur kalimat pada bahasa ibu dengan bahasa asing saling
berpengaruh. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan
selalu diawali dengan kata benda (subjek), tetapi dalam bahasa Arab
kalimat dapat diawali dengan kata kerja ( 3( .) ‫ )فعل‬Koreksitas dalam
pembelajaran semantik. Misalnya dalam bahasa Indonesia sebagai
bahasa Ibu pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
327
ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa
Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang
lebih dikenal dengan istilah musytarak (satu kata banyak arti) dan
mutaradif (berbeda kata sama arti).
Kedua, adalah prinsip berjenjang ( ‫ )التدرج‬yaitu prinsip yang
mengharuskan pembelajaran bahasa Arab dilakukan secara bertahap,
sedikit demi sedikit sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Ada 3 kategori prinsip berjenjang. a) pergeseran dari yang konkrit ke
yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui
ke yang belum diketahui. b) kesinambungan antara apa yang telah
diberikan sebelumnya dengan apa yang akan diajarkan selanjutnya,
baik jumlah jam maupun materinya. c) Jenjang pembelajaran bahasa
Arab yang disampaikan kepada peserta didik dilakukan melalui tiga
hal yaitu pengenalan mufrodat, pembelajaran Qowaid (morfem), dan
pembelajaran makna (‫)اللة األلفاظ‬
Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa dapat terlaksana ditentukan
juga oleh adanya metode yang tepat. Pepatah arab menyebutkan
bahwa, metode lebih penting daripada materi, dan pemelajar
lebih penting daripada metode. Pernyataan ini menggambarkan
bahwa metode yang baik dapat mengantarkan keberhasilan dalam
pembelajaran bahasa Arab. Bahkan jika materinya kurang bagus,
tetapi disampaikan dengan cara yang baik akan lebih bagus hasilnya
daripada materi yang bagus tetapi disampaikan dengan metode yang
kurang bagus. Karena itu, penerapan metode pembelajaran yang
baik dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan dan setiap
pemelajar diwajibkan untuk mampu menerapkan berbagai macam
metode pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Arab.
Pengajaran membaca sebagai bagaian dari keterampilan
berbahasa dibedakan menjadi dua macam yaitu, membaca dengan
buku dan membaca tanpa buku. (A. Rofiuddin&Darmiyati Z,
2001:35-37) Adapun langkah-langkah dalam membaca dengan buku
adalah sebagai berikut: pengajaran membaca dengan teknik ini
dimulai setelah anak (peserta didik) mengenal huruf. Cara-cara yang
ditempuh adalah membaca buku pelajaran yaitu: 1) membagikan
buku atau menyuruh peserta didik mengeluarkan buku yang dibawa,
2) memperkenalkan buku: warna, jilid, isi, tulisan, dan lain-lain,
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
328
3) memberi petunjuk cara membuka buku, 4) menjelaskan angka
pada nomor halaman, 5) memusatkan perhatian peserta didik pada
halaman yang akan dipelajari, 6) menceritakan gambar yang terdapat
pada halaman tersebut, dan 7) mengajak peserta didik membaca
kalimat dengan intonasi yang tepat.
Pengajaran membaca tanpa buku dapat dilakukan dengan: 1)
guru menunjukkan gambar yang berisi cerita, 2) guru menceritakan isi
gambar, 3) peserta didik disuruh menceritakan kembali isi gambar, 4)
meluiskan kata yang terdapat dalam cerita dalam rangka mengenalkan
huruf dan cara membacanya. 5) guru tidak menggunakan gambar lagi
sebagai gantinya membuat cerita sederhana yang ditulis dipapn tulis,
dengan cara mengnal kata dalam kalimat, mengnal suku kata dalam
kata, mengenal huruf dalam suku kata, mengenal huruf menjadi suku
kata, dan merangkai suku kata menjadi kata.
Pengajaran membaca yang paling baik adalah dengan
memperhatikan
tingkat
kebutuhan
peserta
didik
dan
mempertimbangkan apa yang dikuasai. Menurut Rubin (1993) bahwa
beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengengajaran membaca
adalah (a) peningkatan ucapan, kegiatan ini difokuskan dalam
peningkatan kemampuan peserta didik dalam mengucapkan bunyibunyi bahasa. (b) kesadaran fonemik, yaitu kegiatan yang difokuskan
untuk menyadarkan peserta didik bahwa kata dibentuk oleh fonem
atu bunyi ufntuk membedakan makna. Secara umum kemampuan
yang diajarkan adalah pembedaan bunyi, huruf, konsonan, vocal dan
diftong serta huruf-huruf tertentu dan bunyinya serta sukukata. (c)
hubungan antar bunyi dan huruf, dimana pengetahuan ini merupakan
prayarat untuk dapat membaca., (d) membedakan bunyi-bunyi, yaitu
kemampuan membedakan bunyi-bunyi bahasa adalah hal penting
untuk pemerolehan bahasa, khususnya membaca. (e) kemampuan
mengingat, yaitu mengarah kepada kemampuan untuk menilai
perbedaan dan persamaan dua bunyi atau lebih, (f) Membedakan
huruf, yang dimaksud kemampuan membedakan gambar adalah
kemampuan membedakan huruf-huruf (lambing bunyi) termasuk
angka. (g) orientasi dari kiri ke kanan atau sebaliknya (untuk
bahasa arab). Dalam hal ini peserta didik yang baru mengenal awal
membaca perlu dilatih membaca dari arah kiri ke kanan untuk bahasa
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
329
Indonesia, sedangkan untuk bahasa Arab dari kanan ke kiri, agar
terbiasa. (h) keterampilan pemahaman, yaitu dalam kegiatan ini
tidak perlu menunggu peserta didik lancar membaca, yang terpenting
anak memahami pesan dari apa yang dibaca. (i) penguasaan
kosakata, dalam hal ini pengenalan kosakata merupakan proses yang
melibatkan kemampuan mengidentifikasi simol tulis, mengucapkan,
dan menghubungkannya dengan makna.
Strategi pengenalan kosakata adalah langkah awal
diperkenalkan sebelum peserta didik membaca kata-kata. Adapun
strateginya meliputi : strategi pengucapan, yaitu melalui (1) analisis
dan sinteis fonik yaitu teknik memilah kata ke dalam komponen,
(2)teknik pengenalan kata yang dilakukan dengan pengenalan
kata kepada peserta didik secara langsung tanpa dieja, 3) meminta
seseorang untuk mengucapkan kata, (4) unsur konteks yaitu unsur
yang berupa bentuk definisi, contoh, perbandingan atau kontras,
penjelasan yang dapat menggambarkan makna kata, (5) structural
Analysis and Synthesis yaitu teknik membelah katadalam unit-unit
pemngucapannya, seperti, awalan, akhiran, akar kata, kombinasi, dll,
(6) melihat pengucapan di kamus.
Setrategi lain dalam pengajaran membaca adalah strategi
pemahaman makna bacaan. Aspek ini merupakan inti dari
keterampilan membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan
yaitu unsur kata, kalimat dan paragraf. (ahmad Fuad Effendy,
2005:128). Ketiga hal ini mendukung makna suatu bacaan. Agar
pengajaran keterampilan membaca untuk pemahaman ini menarik
dan meyenangkan makabacaan harus sesuai dengan minat, tingkat
perkembangan dan dan usia peserta didik. Selain itu dalam memilih
materi ajar (bacaan) harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Bacaan harus variatif, baik topiknya ataupun ragam bahasanya.
Dalam mengasah keterampilan membaca harus diperhatikan
aspek-aspek ragam membaca. Ada tiga jenis membaca dalam
mengasah keterampilan membaca. Pertama membaca keras (‫القراءة‬
‫ )الجهرية‬atau membaca teknis yang mengandung aspek artistic. Oleh
karena itu dalam membaca keras ini yang harus ditekankan adalah
kemampuan membaca dengan menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab,
baik dari segi mahkraj, ataupun sifat-sifat bunyi lainnya. Selain itu
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
330
irama yang tepatdan ekspresi yang menggambarkan penulis, lancar
tidak tersendat-sendat serta memperhatikan tanda baca tau tanda
garis atau pungtuasi.
Kedua membaca dalam hati (‫)القراءة الصامته‬, tujuan dalam
membaca jenis ini adalah memperoleh pengertian baik pokok-pokok
maupun pengertiannya. Membaca dalam hati merupakan bagian dari
jenis membaca yang lain yaitu membaca analisis, membaca cepat,
membaca rekreatif, dan sebagainya. Dalam kegiatan membaca dalam
hati situasi kelas harus dibuat kondusif sehingga peserta didik dapat
berkonsentrasi dengan baik. Hal-hal yang perlu dihindari dalam
kegiuatan membaca dalam hati ini adalah vokalisasi, pengualangan
membaca yaitu mengulangi gerak mata pada kalimat sebelumnya
dan penggunaan telunjuk/petunjuk dengan gerak gepala, misalnya.
Ketiga, membaca cepat atau membaca ekstensif (‫)القراءة الموسعة‬
bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar berani membaca lebih
cepat dari biasanya. Peserta didik dituntun untuk memahami pokokpokok isi bacaan
Keempat, membaca rekreatif (‫ )القراءة اإلستمتاعية‬yaitu jenis
membaca yang bertujuan untuk mnumbuhkan minat dan kecintaan
membaca pada diri peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk
memberika peluang kepada peserta didik untuk memilih bacaan yang
menarik dan menyenangkan menurut peserta didik. Biasanya dalam
pengajaran membaca cepat dan rekreatif dilaksanakan di luar kelas,
pemberian tugas untuk membaca buku tertentu dan tugas selanjutnya
adalah penyerahan tugas atau laporan sebagai hasil membaca.
Kelima, membaca analitis (‫)القراءة التحليلية‬. Jenis membaca ini
bertujuan agar peserta didik dapat menggali dan menunjukkan
rincian informasi yang memperkuat ide utama yang disajikan penulis.
Selain itu peserta didik juga dilatih untuk berfikir logis, mencari
hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain dan menarik
kesimpulan dari bacaan tersebut.
Pengalaman belajar dalam membaca juga merupakan hal yang
mendukung kemahiran membaca peserta didik. Maka pengajaran
membaca ini perlu disajikan dangan bahan-bahan bacaan yang
dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan atau model-model
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
331
latihan. Adapun sistematika pertanyaan yang disajikan disesuaikan
dengan tujuan, jenis membaca dan pengalaman belajar yang
ingin diajarkan atau dilatihkan kepada peserta didik. Mengasah
keterampilan membaca melalui pengalaman belajar, dapat dilakukan
dengan pertama, memperkaya kosa kata. Hal ini dapat dilakukan
dengan keterampilan menggunkan kamus bahasa Arab untuk
mengembangkan pengetahuan peserta didik.
Kamus bahasa Arab memiliki sistem tersendiri yang relative
sulit. Siustem tata kata dalam bahasa Arab cenderung lebih rumit dan
kompleks. Pelatihan dan pembiasaan pengunaan kamus dalam belajar
bahasa arab menjadi hal yang urgen. Untuk meperkaya kosakata
perlu latihan-latihan; a) mencari padanan kata /sinonim (‫)مرادف‬, b)
mencari lawan kata/antonym (‫)ض‬, c) mencari makna lain dari kata
yang sama (‫)إشتراك اللفط‬, d) Mencari bentuk jamak dari kata tunggal
atau sebaliknya, dan e) Mencari bentuk mudhari’ dari ma:dhi dan
sebaliknya. (Ibid: 132)
Kedua, dalam pengajaran membaca perlu juga dilakukan
pengenalan (kognisi) isi bacaan yang bertingkat-tingkat intensitasnya.
Tingkatan kognisi meliputi 6 hal; yaitu pengetahuan (‫المعرفة‬,)
pemahaman (‫)الفهم‬, aplikasi (‫التطبق‬,) analisis (‫)التحليل‬, sintesis (‫)التركيب‬,
dan evaluasi (‫)التقويم‬. (A.Fuad Effendy:132-135), Belajar mengetahui
dan mengingat dapat dilakukan menggunakan pertanyaan untuk
membimbing peserta didik menemukan informasi dengan jenis
pertanyaan yang dimulai dengan kata man, ma;, ayna, mata;.
Pertanyaan ini sepele namun dapat dijadikan landasan untuk
berfikir lebih lanjut mengenal isi teks bacaan. Selanjutnya belajar
memahami dan menguasai fakta-fakta dalam teks bacaan dan mampu
menerangkan kembali dengan kalimat sendiri. Jenis kata Tanya yang
biasa digunakan untuk belajar memahami dan menguasai ini adalah
lima;dza, mal-ladzi, isyroh, shif, bayyi, qa;rin.
Belajar mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh melalui
teks bacaan dan selanjutnya peserta didik dituntut untuk dapat
memecahkan masalah. Dalam hal ini biasanya guru dapat memberikan
pertanyaan dengan kata-kata kaifa, ayyuhuma, haat mitsalan,
thabbiq, ikhtar. Pada aspek selanjutnya adalah belajar menganalisis
teks bacaan. Dalam tahap ini guru dapat melatih peserta didik dalam
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
332
mengambil kesimpulan dari teks yang dibaca. Misal guru memberikan
teks tanpa judul kemudian setelah peserta membaca teks diminta
untuk memberi judul sesuai kesimpulan yang diambil.
Dalam belajar mensitesis, peserta didik dapat dilatih untuk
merangkum bagian-bagian dalam teks bacaan untuk dita’bir kembali
dengan kerangka yang orisinil. Peserta didik dituntut untuk kreatif,
misal dengan membuat bagan, denah skema, grafik dan lain-lain.
Pada bagian terakhir adalah belajar mengevaluasi yaitu membiasakan
peserta didik untuk dapat menilai kualitas atau manfaat dari teks
bacaan yang telah dipelajari.
Ketiga, pengajaran membaca dengan pengenalan pola kalimat.
peserta didik dapat dilatih untuk mengenal fungsi-fungsi gramatikal
dari kata dalam kalimat. Peserta didik juga dapat membedakan fiil,
fail, isim, maf’ul. Melalui membaca setidaknya peserta didik dapat
diajarkan tata kalimat dalam struktur kalimat dan paragraf sesuai
dengan kaidah yang benar.
Jadi pada prinsipnya strategi pengajaran bahasa Arab dalam
mengasah keterampilan membaca harus memperhatikan dasar
kemampuan peserta didik mulai dari pengenalan huruf, kata, tata
kalimat atau struktur kalimat dan paragraf. Melalui keterampilan
membaca peserta didik juga dapat memperkaya kosakata, belajar
mengenal kpognisi isi bacaan dan pola kalimat. Membaca dapat
dimulai dari bacaan yang sederhana ke bacaan yang kompleks
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik baik di kelas
rendah maupun di kelas tinggi.
C.Simpulan
Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki
tujuan yang jelas. Adapun tujuannya adalah untuk mencari dan
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna;
arti (meaning) berkaitan erat dengan maksud tujuan dalam membaca.
Kemampuan seseorang yang dimulai dari membaca permulaan
dilanjutkan lagi dengan kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang meliputi fsiologis, intelektual, lingkungan dan
Psikologis. Membelajarkan keterampilan membaca bagi peserta didik di
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
333
pendidikan dasar bukan perkara yang sederhana. Pembelajaran bahasa
di tingkat dasar dibagi menjadi dua kategori yaitu pembelajaran untuk
kelas rendah dan kelas tinggi. Oleh karen itu perlu ada pertimbanganpertimbangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
kemampuan membaca peserta didik di Sekolah dasar adalah pemilihan
bahan ajar, strategi pengajaran, dan problem umum yang dihadapi
peserta didik dalam membaca.
Pengajaran keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa
Arab pada dasarnya sama dengan pembelajaran pada bahasa-bahasa
lainnya. Pertama strategi pengenalan kosakata, tentunya strategi ini tidak
lepas dari pengenalan huruf hijaiyah, kata itu sendiri, dan kata dalam
tata kalimat. Sedangkan strategi kedua dalam pengajaran membaca
adalah strategi pemahaman makna bacaan. Aspek ini merupakan inti dari
keterampilan membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu
unsur kata, kalimat dan paragraf. Ketiga, strategi mengasah pengalaman
belajar peserta didik dilakukan dengan memmperkaya kosakata salah
satunya melalui penggunaan kamus bahasa Arab, pengenalan kognisi isi
bacaan dan pengajaran dengan pengenalan pola kalimat yang tentunya
tidak lepas dari kalidah-kaidah penulisan bahasa Arab atau qowaid
allughoh al’arobiyah.
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
334
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muin, 2004, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia, Telaah Terhadap Fonetik dan Morfologi. Jakarta:
Pustaka al-Husna Baru
Abdurrahman Jalaluddin Al-Suyuthy, tt, al-Muzhir fi Ulûm al-Lughah
wa Anwa’ihâ,Beirut Libanon:Dâr al-Fikr, , vol I
Ahmad Izzan, 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung :
Humaniora.
Ahmad Rafiuddin dan Darmiyati Zuhdi. (2001). Pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia di kelas tinggi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Ahmad Fuadi Effendi, (2005), Metodologi Pengajaran Bahasa Arab,
Malang:Misykat
Farida Rahim, (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta:
Bumi Aksara
Cecle-Murcia, Marianne (ed). (2001). Teaching English as a scond or
foreingn language.Third Edition. TK: Heinle&Heinle Thomas
Learning
Iskandarwassid & Dadang Suhendar, (2013). Strategi Pembelajaran
Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya
Rubin. (1993). A Practical Approach to Teaching Reading. London: Ally
and Bacon.Inc
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Membaca, Bandung: Angkasa
Rini Dwi Susanti
Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
Download