HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN ANC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEREP KECAMATAN UNGARAN Elisa Yulia Kartika1), Heni Setyowati2), Ngakan Putu3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN ANC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEREP KECAMATAN UNGARAN. Angka kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Semarang tahun 2011 sebanyak 21 orang penyebab utama adalah perdarahan. Dimana Cakupan K4 di wilayah kabupaten Semarang 94,4% dan K4 di wilayah kerja Puskesmas lerep pada bulan Mei 2011 targetnya 46.80% dan hasil yang dicapai 41.45%. Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan ANC masih rendah dikarenakan masih kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan dan dampak yang timbul yaitu komplikasi yang menyertai ibu dan janin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III pada bulan Juli 2013 yang ada di wilayah Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang sebanyak 78 orang. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 78 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, dengan p-value = 0,005 < (0,05). Disarankan bagi ibu hamil trimester III untuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan agar ibu hamil dapat lebih mematuhi jadwal kunjungan antenatal care, sehingga dapat menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dengan menggali informasi lebih dalam khususnya dengan tenaga kesehatan yang berkompeten yaitu bidan. Kata Kunci Pustaka 1 : Pengetahuan, tanda bahaya kehamilan, antenatal care : 40 (2000-2012) Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN THIRD TRIMESTER PREGNANT WOMEN’S KNOWLEDGE ABOUT DANGER SIGNS OF PREGNANCY AND OBEDIENCE IN ANC AT LEREP HEALTH CENTER WORKING AREA UNGARAN SEMARANG REGENCY . In 2011, mother mortality rate (MMR) in Semarang Regency reached 21 people in which the main cause was bleeding. The coverage of visiting Program at Semarang Regency was 94.4% and at Lerep Health Center per May 2011 targeted 46.80% and the results achieved 41.45%. This indicates that the ANC is still low due to the lack of knowledge of mothers about danger signs of pregnancy and the effects of complications for the mother and fetus. The purpose of this study is to find the correlation between third trimester pregnant women’s knowledge about danger signs of pregnancy and obedience in ANC at Lerep health center working area Ungaran Semarang Regency in July 2013. This study used descriptive correlation design with cross sectional approach. The population in this study were all third trimester pregnant women in July 2013 that lived at Lerep health center working area Ungaran Semarang Regency as many as 78 women. Data sampling used total sampling technique and obtained as many as 78 women. The results of this study indicate that there is a significant correlation between the level third trimester pregnant women’s knowledge about the danger signs of pregnancy and the obedience in ANC at Lerep health center working area Ungaran Semarang Regency, with p-value = 0.005 < (0,05). It is recommended for third trimester pregnant women to improve their knowledge about danger signs of pregnancy in order they can be obedient better with the schedule of antenatal care visits, to avoid the occurrence of pregnancy complications by gaining more comprehensive information especially midwives as competent health provider. Keywords : Knowledge, danger signs of pregnancy, antenatal care Bibliographies : 40 (2000-2012) PENDAHULUAN Latar Belakang Kehamilan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti-nanti, tetapi juga dapat menjadi kegelisahan dan keprihatinan. Pembicaraan secara efektif kepada ibu dan keluarganya dapat membantu membangun kepercayaan kepada petugas kesehatan. Di dalam kehamilan diperlukan pengawasan atau pemeriksaan secara teratur yang lebih dikenal dengan Ante Natal Care (ANC). Pelayanan kesehatan maternal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan dalam pelayanan obstetric. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan di Indonesia. AKI merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yang ingin di capai dalam tahun 2015 yaitu mengurangi resiko jumlah kematian ibu di Indonesia. Dari hasil survei yang dilakukan AKI, telah 2 mengalami penurunan, namun demikian upaya untuk mencapai target pembangunan millenium masih dibutuhkan komitmen dan usaha keras (Mandriwati, 2008). Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah tergolong masih tinggi pada tahun 2011 mencapai 116,01/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih berada di atas target nasional yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran (Profil Dinas kesehatan Jawa Tengah, 2011). Sedangkan Di Kabupaten Semarang tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 21 orang meningkat bila di bandingkan dengan tahun 2010 yaitu dari 101,92 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 146,20 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011 (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2011). Cakupan pelayanan Antenatal Care dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil K1 untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai dengan standar minimal empat kali (K4) dengan distribusi satu kali pada trimester pertama, Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep satu kali trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. K4 di kabupaten Semarang pada tahun 2011 adalah 26.743 ibu hamil (94.4%) (Profil Dinkes kabupaten Semarang, 2011). Sedangkan di wilayah puskesmas Lerep pada bulan mei 2013 target bulan ini 41.5% sudah mencapai target dengan hasil 44.52% dan target K4 bulan ini 46.80% belum mencapai target dengan hasil 41.45% Dari hasil kegiatan studi pendahuluan dari 10 ibu hamil trimester III yang diwawancara tentang tanda bahaya kehamilan, 4 orang diantaranya (40%) belum mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan meliputi, perdarahan pervaginam, ketuban pecah sebelum waktunya, serta pre eklampsi dan eklampsi sisanya 2 orang (20%) berpengetahuan baik karena bisa menjawab pertanyaan dengan benar dan 4 orang (40%) berpengetahuan cukup yaitu ibu hanya bisa menjawab 5 pertanyaan dari 10 pertanyaan yang diajukan. Serta 4 dari 10 ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas tidak patuh dalam jadwal kunjungan ANC, yaitu 3 ibu hamil trimester III melakukan kunjungan ≥ 4 kali (TM I: 3 kali, TM II: tidak pernah, TM III: 2 kali) bahkan dijumpai 1 ibu hamil trimester III yang baru 1 kali melakukan kunjungan ANC ke fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara sebanyak 4 ibu hamil yang tidak patuh melakukan kunjungan ANC dikarenakan belum mengetahui manfaat pentingnya pemeriksaan kehamilan dan merasa tidak perlu melakukan ANC karena kehamilannya baik-baik saja. Sedangkan sisanya 6 ibu hamil mengaku rutin melakukan kunjungan ANC (memeriksakan kehamilannya) dikarenakan tidak ingin terjadi sesuatu hal terhadap kehamilannya, ini karena ibu hamil memahami tentang tanda bahaya kehamilan antara lain hyperemesis gravidarum, perdarahan pervaginam dan bayi tidak bergerak. Metode Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi atau penelitian hubungan dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian: seluruh ibu hamil trimester III diwilayah kerja puskesmas Lerep. Teknik sampel adalah sampel jenuh 3 yaitu 78 ibu hamil trimester III. Data kepatuhan antenatal care menggunakan form dan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan menggunakan kuesioner yang dibuat peneliti sendiri. Analisa data yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel yang diteleti menggunakan uji ChiSquare. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Karakteristik responden Umur ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas Lerep Tabel 1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil TM III di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang No 1. 2. 3. Umur < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Jumlah Frekuensi 15 58 5 78 Presentase (%) 19,2 74,4 6,4 100,0 Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 58 orang (74,4%). Pendidikan ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas Lerep. Tabel 2 : Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas Lerep. No Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT Jumlah Frekuensi 3 24 46 5 78 Presentase (%) 3,8 30,8 59,0 6,4 100,0 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, sebagian besar berpendidikan SMA, yaitu sejumlah 46 orang (59,0%). Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep Pekerjaan ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas Lerep Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil TM III di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang No 1. 2. 3. 4. Pekerjaan IRT Swasta Pedagang PNS Jumlah Frekuensi 37 26 12 3 78 Presentase (%) 47,4 33,2 15,4 3,8 100,0 Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil TM III tentang Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang No 1 2 3 Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah Jumlah Persentase (%) 18 23 37 23,1 29,5 47,4 78 100.0 Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga, yaitu sejumlah 37 orang (47,4%). Sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan baik yaitu sebanyak 37 ibu hamil (47,7%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 18 ibu hamil (23,1%). Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu Hamil TM III di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu Hamil TM III di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang Kepatuhan ibu hamil trimester III melakukan antenatal care Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Ibu Hamil TM III Melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang Paritas Primipara Multipara Jumlah Frekuensi 25 53 78 Persentase (%) 32,1 67,9 100,0 Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, sebagian besar merupakan ibu multipara, yaitu sejumlah 53 orang (67,9%) No 1 2 Kepatuhan Tidak Patuh Patuh Jumlah Jumlah 22 55 Persentase (%) 28,2 71,8 78 100.0 Sebagian besar ibu hamil patuh melakukan kunjungan antenatal care yaitu sebanyak 55 ibu hamil (71,8%) dan sebagian kecil ibu hamil tidak patuh melakukan kunjungan antenatal care yaitu sebanyak 22 ibu hamil (28,2%) Analisa data Univariat Analisis data Bivariat Analisis univariat ini digunakan untuk memberikan gambaran tiap variabel secara tersendiri, yaitu gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep. Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan 4 Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengak kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep. Analisa data yang digunakan untuk menguji hubungan ini menggunakan uji Chi-Square, dimana hasilnya disajikan pada tabel berikut ini: Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep Tabel 7 : Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep Kepatuhan Pengetahuan Tidak Patuh f % Kurang 10 55,6 Cukup 7 30,4 Baik 5 13,5 Jumlah 22 28,2 Patuh f 8 16 32 56 % 44,4 69,6 86,5 71,8 Total F 18 23 37 78 ² p-value % 100,0 10,650 0,005 100,0 100,0 100,0 Diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan kurang sebagian besar tidak patuh dalam melakukan antenatal care sejumlah 10 orang (55,6). Hasil uji statistik didapatkan nilai P value sebesar 0,005 < nilai = 0,05 sehingga H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC dengan nilai value sebesar 0,005 yang artinya memiliki korelasi yang kuat Pembahasan Analisis Univariat a. Gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan. Hasil penelitian pada table 5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, dalam kategori kurang sejumlah 18 orang (23,1%), dalam kategori cukup sejumlah 23 orang (29,5%), dan dalam kategori baik sejumlah 37 orang (47,4%). Ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang dalam kategori baik. Berdasarkan hasil wawancara pada saat penelitian, pengetahuan ibu yang baik tentang tanda bahaya kehamilan disebabkan saat ini memang banyak promosi-promosi kesehatan yang 5 diadakan oleh tenaga kesehatan baik di posyandu-posyandu maupun di tempat pelayanan kesehatan. Biasanya hal ini dilakukan setiap satu bulan sekali baik oleh bidan maupun tenaga kesehatan, yang meliputi berbagai masalah termasuk tentang tanda bahaya kehamilan Selain itu, sebagian besar responden juga sudah berpendidikan tamat SMA sejumlah 46 orang (59,0%), sehingga dengan bermodal pendidikan yang cukup ini responden cukup mudah untuk menyerap informasi tentang kesehatan khusuknya tentang tanda bahaya kehamilan yang diperolehnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Notoatmodjo (2003), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mereka menyerap informasi yang diterimanya. Lebih lanjut, pengetahuan ibu yang baik tentang tanda bahaya kehamilan juga didukung bahwa di wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang merupakan wilayah yang cukup dekat dengan perkotaan, sehingga arus informasi di wilayah ini cukup lancar, seperti majalah, koran-koran, dan bahkan banyak TV kabel yang menawarkan acara tentang kesehatan, dengan demikian para ibu hamil cukup mudah untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan termasuk tentang tanda bahaya kehamilan. Pengetahuan tersebut sangat penting karena dampak dari kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan yaitu dapat timbul komplikasi yang menyertai ibu dan janin antara lain infeksi, kematian, perdarahan, kejang, dan fetal distress. Peran bidan untuk mencegah terjadinya hal tersebut dengan deteksi dini dan KIE terhadap ibu hamil yang melakukan ANC di setiap pelayanan kesehatan (Soefoewan, 2013). b. Gambaran kepatuhan ibu hamil trimester III melakukan antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6 didapatkan bahwa ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang yang patuh dalam melakukan kunjungan antenatal care sejumlah 56 orang (71,8%) Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep dan yang tidak patuh sejumlah 22 orang (28,2%). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang patuh dalam melakukan kunjungan antenatal care. Cakupan pelayanan Antenatal Care dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil K1 untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai dengan standar minimal empat kali (K4) dengan distribusi satu kali pada trimester pertama, satu kali trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. K4 di kabupaten Semarang pada tahun 2011 adalah 26.743 ibu hamil (94.4%) (Profil Dinkes kabupaten Semarang, 2011). Sedangkan di wilayah puskesmas Lerep pada bulan mei 2013 target bulan ini 41.5% sudah mencapai target dengan hasil 44.52% dan target K4 bulan ini 46.80% belum mencapai target dengan hasil 41.45% . Kepatuhan ibu dalam melaksanakan antenatal care ini bisa disebabkan paritas ibu, dimana sebagian besar ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang merupakan ibu multipara. Ibu multipara merupakan ibu yang lebih berpengalaman mengalami kehamilan dibandingkan ibu primipara. Sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar ibu patuh dalam melaksanakan kunjungan antenatal care karena mereka sudah mengalami kehamilan sebelumnya dan tahu harus melaksanakan kunjungan tersebut secara rutin. Selain itu, kepatuhan kunjungan antenatal care juga bisa dipengaruhi oleh usia ibu, yang mana dari hasil penelitian sebagian besar ibu berusia 20-35 tahun sejumlah sejumlah 58 orang (74,4%), dimana usia ini merupakan usia yang cukup baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi persalinan. Menurut Notoatmodjo (2007), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada 6 orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Pelaksanaan antenatal care bagi ibu sangat diperlukan, karena di dalam kehamilan diperlukan pengawasan atau pemeriksaan secara teratur ANC merupakan bagian terpenting dari kehamilan. Pemeriksaan ANC diharapkan dapat mendeteksi lebih dini keadaankeadaan yang mengandung risiko kehamilan dan atau persalinan, baik bagi ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2002). Analisis Bivariat Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7, dapat diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan kurang sebagian besar tidak patuh dalam melakukan antenatal care sejumlah 10 orang (55,6%). Hal ini dikarenakan pengetahuan ibu yang kurang tentang tanda bahaya kehamilan akan membuat ibu kurang waspada terhadap bahaya kehamilannya, sehingga mereka juga menjadi enggan melaksanakan kunjungan antenatal care yang disebabkan tidak tahu resiko kehamilan jika tidak diperiksakan secara rutin. Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang berusia <20 tahun. Hal ini sungguh wajar bahwa dengan umur < 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan, dan perawatan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012) bahwa umur < 20 tahun bagi seorang ibu merupakn masa reproduksi tidak sehat dan dikenal usia Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep yang rentan untuk kehamilan, persalinan dan menyusui. Dengan umur < 20 tahun, individu dianggap belum matang cara berpikir. Menurut Notoatmodjo (2003), umur adalah lama waktu hidup atau sejak seseorang dilahirkan. Pada umumnya usia lebih muda cenderung mempunyai pengalaman yang lebih sedikit dalam hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan motivasi dibandingkan dengan seseorang yang berusia lebih tua. Sehingga ibu dengan umur < 20 tahun tidak patuh dalam melakukan pemeriksaan antenatal care dikarenakan kurangnya informasi yang didapat. Sebagian ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang yaitu primipara 22 orang (32,1%). Paritas ini berkaitan dengan pengalaman, ini artinya ibu primipara tentu saja mempunyai pengalaman sedikit dalam menjaga kehamilan dan merawat anak dibandingkan ibu multipara. Sedangkan pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Sehingga ibu primipara kurang patuh didalam melakukan antenatal care dikarenakan pengetahuan yang kurang. Sedangkan ibu dengan pengetahuan cukup sebagian besar patuh dalam melakukan antenatal care sejumlah 16 orang (69,6%), dan ibu dengan pengetahuan baik sebagian besar patuh dalam melakukan antenatal care sejumlah 32 orang (86,5%). Hal ini dikarenakan pengetahuan yang baik tentang tanda bahaya kehamilan akan membuat ibu waspada terhadap kehamilannya, sehingga berniat untuk secara rutin memeriksakannya dan melakukan kunjungan antenatal care secara teratur dengan harapan kehamilannya sehat dan aman. Berdasarkan hasil penelitian pada table 2 ditemukan bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester III ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, ibu berpendidikan SD sejumlah 3 orang (3,8%), berpendidikan SMP sejumlah 24 orang (30,8%), berpendidikan SMA sejumlah 46 orang (59,0%), dan berpendidikan Perguruan Tinggi sejumlah 5 orang (6,4%). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil trimester III di 7 wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang memiliki pendidikan SMA. Ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang sudah memiliki pendidikan yang cukup, yaitu SMA. Hal ini memang sudah menjadi program pemerintah bahwa diharapkan seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang cukup dan layak, yang mana program pemerintah tersebut mewajibkan masyarakatnya untuk memiliki pendidikan 9 tahun atau minimal sampai SMP dan lebih baik lagi SMA atau perguruan tinggi. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individual, keluarga/masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh perilaku pendidikan. Sehingga jika seseorang mempunyai pendidikan cukup maka pengetahuannya akan cukup untuk menyerap informasi. Selain itu, sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sejumlah 37 orang (47,4%), sedangkan untuk urusan mencari nafkah dibebankan seluruhnya pada suami. Hal ini mendukung ibu untuk mencari informasi tentang tanda bahaya kehamilan melalui berbagai jenis media massa maupun melalui penyuluhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu untuk melakukan antenatal care sesuai dengan anjuran bidan. Menurut Notoatmodjo (2003), pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari nafkah. Dalam kaitannya dengan pengetahuan, dia juga menambahkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan maka akan semakin tinggi pula derajat pekerjaannya. Sumber pengetahuan dapat bersumber dari rekan kantor, sehingga seseorang yang bekerja akan mempunyai pengetahuan yang lebih baik daripada orang yang tidak bekerja. Berdasarkan uji Chi Square, diperoleh nilai ² hitung = 10,650 dengan p-value sebesar 0,005. Oleh karena p-value = 0,005 < (0,05) maka Ho ditolak, ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep tanda bahaya kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irnawati (2011), yang menyimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksanaan antenatal care pada ibu primigravida di wilayah Puskesmas Nailan Kab. Ponorogo. Kedua hasil penelitian di atas sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Azwar (2007), bahwa menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula ibu melaksanakan antenatal care. Dampak dari tidak patuh melakukan kunjungan ANC diantaranya adalah ibu hamil akan kurang mendapatkan informasi tentang cara perawatan kehamilan yang benar, tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini, tidak terdeteksinya anemia selama kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan dan tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama kehamilan. Sehingga bila tidak ditangani akan mengakibatkan komplikasi pada saat hamil atau persalinan dan akan mengarah kepada kematian (Pusdiknakes, 2002) PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka kesimpulan penelitian ini adalah 1. Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang dalam kategori baik, yaitu sejumlah 37 orang (47,4%). 8 2. Sebagian besar ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang patuh dalam melakukan kunjungan antenatal care, yaitu sejumlah 56 orang (71,8%). 3. Ada hubungan yang signifikan antara Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, dengan p-value = 0,005 < (0,05). Saran 1. Bagi ibu hamil Diharapkan ibu hamil trimester III agar selalu meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dengan mencari informasi melalui media massa seperti televisi, koran, dan mengikuti penyulihan yang di berikan oleh tenaga kesehatan di posyandu. Sehingga ibu hamil dapat lebih memiliki kesadaran dalam hal mematuhi jadwal kunjungan antenatal care. 2. Bagi Bidan Hendaknya bidan meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan kehamilan yang sesuai dengan standart dan bidan diharapkan dapat memberikan penyuluhan yang lebih intensif kepada ibu hamil yaitu dengan mengadakan penyuluhan tidak hanya satu bulan sekali tetapi melalui kegiatan masing - masing desa maupun unit terkecil didalamnya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menganalisis banyak faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care yang: meliputi pendidikan, lingkungan, dukungan keluarga, usia, dan akomodasi. 4. Bagi Akademik Diharapkan akademik menyediakan refrensi terbaru yang dapat mendukung kelancaran pembuatan karya tulis ilmiah tentang kehamilan dan kepatuhan ANC Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, 2007. Sikap manusia dan pengukurannya. Jakarta :PT.Rieka cipta Bartini, Isri. 2012. ANC Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha Medika Bilson Simamora. 2008. Panduan Riset perilaku konsumen. Cetakan ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Budi Sampurna, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep Dwijdja Siswaja. 2005. Bioetik dan Hukum Kedokteran, Pengantar bagi Mahasiswa Kedokteran dan Hukum, Penerbit Pustaka Dwipar Effendy. 2006. Keperawatan keluarga. Jakarta: EGC Fadlun, dkk, 2011. Asuhan Kebidanan Patologi, Jakarta: EGC Farrer, Hellen. 2001. Perawatan Maternitas, Jakarta: EGC Hendra, AW. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan. Avaible : http: //ajang-berkarya. Wordpress. com/ 2008/ 06/ 07/ Konsep Pengetahuan Maternitas Hardywinoto M. N. P., 2008. Panduan Ginekologi Ditinjau Dari Berbagai Aspek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Irnawati. Hubungan Pengetahuan Tentang Kehamilan Dengan Kepatuahan Pelaksaan Antenatal Care Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Puskesmas Nailan Kabupaten Ponorogo. Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 2011 Jumiarni. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal, Yogyakarta: Nuha Medika Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Manuaba. 2007. Ilmu kebidanan,kandungan dan KB, Jakarta: EGC Meliyono, Irmayanti dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. 9 Nazir, Muhammad. 2005, Metode penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Niven. 2008. Psikologi kesehatan pengantar untuk perawat dan profesionalisme. Jakarta:EGC Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta: Pustaka Rihana Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. __________.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. __________2007. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. __________2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta __________2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skrips, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta, Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono 2001. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatural, Jakarta : EGC. __________2002. Buku Acuan Pelayanan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. __________2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatural, Jakarta : EGC. __________2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. __________2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pusdiknakes, 2002. PUSDIKNAKES RI, 2003. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2003. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Siagian, Sondang P. 2000. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep Sulistiyani, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika Saifuddin, Abdul. 2002. Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. __________2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sugiono: 2008. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. 10 Suyanto dan Umi Salamah. 2005. Panduan Kuliah Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Umi, Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media Varney, 2001. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.. Jakarta: EGC. Widyastuti. 2001. Manajemen Stres, National Safety Council. Jakarta: Buku Kedokteran. EGC Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN ANC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEREP KECAMATAN UNGARAN ARTIKEL PENELITIAN Oleh : Elisa Yulia Kartika 0101233 AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2013 11 Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep