hubungan pengetahuan ibu hamil trimester iii tentang tanda

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TANDA
BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN ANC DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LEREP KECAMATAN UNGARAN
Elisa Yulia Kartika1), Heni Setyowati2), Ngakan Putu3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TANDA
BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN ANC DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LEREP KECAMATAN UNGARAN. Angka kematian Ibu (AKI) di Kabupaten
Semarang tahun 2011 sebanyak 21 orang penyebab utama adalah perdarahan. Dimana Cakupan K4
di wilayah kabupaten Semarang 94,4% dan K4 di wilayah kerja Puskesmas lerep pada bulan Mei
2011 targetnya 46.80% dan hasil yang dicapai 41.45%. Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan
ANC masih rendah dikarenakan masih kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
dan dampak yang timbul yaitu komplikasi yang menyertai ibu dan janin. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya
kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III pada bulan Juli 2013 yang ada di
wilayah Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang sebanyak 78 orang.
Sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sehingga jumlah sampel yang
diambil sebanyak 78 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang, dengan p-value = 0,005 < 
(0,05).
Disarankan bagi ibu hamil trimester III untuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan agar ibu hamil dapat lebih mematuhi jadwal kunjungan antenatal care, sehingga dapat
menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dengan menggali informasi lebih dalam khususnya
dengan tenaga kesehatan yang berkompeten yaitu bidan.
Kata Kunci
Pustaka
1
: Pengetahuan, tanda bahaya kehamilan, antenatal care
: 40 (2000-2012)
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN THIRD TRIMESTER PREGNANT WOMEN’S
KNOWLEDGE ABOUT DANGER SIGNS OF PREGNANCY AND OBEDIENCE IN ANC AT
LEREP HEALTH CENTER WORKING AREA UNGARAN SEMARANG REGENCY . In 2011,
mother mortality rate (MMR) in Semarang Regency reached 21 people in which the main cause was
bleeding. The coverage of visiting Program at Semarang Regency was 94.4% and at Lerep Health
Center per May 2011 targeted 46.80% and the results achieved 41.45%. This indicates that the ANC
is still low due to the lack of knowledge of mothers about danger signs of pregnancy and the effects
of complications for the mother and fetus. The purpose of this study is to find the correlation
between third trimester pregnant women’s knowledge about danger signs of pregnancy and
obedience in ANC at Lerep health center working area Ungaran Semarang Regency in July 2013.
This study used descriptive correlation design with cross sectional approach. The population in
this study were all third trimester pregnant women in July 2013 that lived at Lerep health center
working area Ungaran Semarang Regency as many as 78 women. Data sampling used total
sampling technique and obtained as many as 78 women.
The results of this study indicate that there is a significant correlation between the level third
trimester pregnant women’s knowledge about the danger signs of pregnancy and the obedience in
ANC at Lerep health center working area Ungaran Semarang Regency, with p-value = 0.005 < 
(0,05).
It is recommended for third trimester pregnant women to improve their knowledge about
danger signs of pregnancy in order they can be obedient better with the schedule of antenatal care
visits, to avoid the occurrence of pregnancy complications by gaining more comprehensive
information especially midwives as competent health provider.
Keywords
: Knowledge, danger signs of pregnancy, antenatal care
Bibliographies : 40 (2000-2012)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehamilan
merupakan
saat
yang
menyenangkan dan dinanti-nanti, tetapi juga
dapat menjadi kegelisahan dan keprihatinan.
Pembicaraan secara efektif kepada ibu dan
keluarganya dapat membantu membangun
kepercayaan kepada petugas kesehatan. Di
dalam kehamilan diperlukan pengawasan atau
pemeriksaan secara teratur yang lebih dikenal
dengan Ante Natal Care (ANC).
Pelayanan kesehatan maternal merupakan
salah satu unsur penentu status kesehatan
dalam pelayanan obstetric. Angka Kematian
Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
untuk melihat derajat kesehatan di Indonesia.
AKI merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan
millenium yaitu tujuan ke 5 yang ingin di
capai dalam tahun 2015 yaitu mengurangi
resiko jumlah kematian ibu di Indonesia. Dari
hasil survei yang dilakukan AKI, telah
2
mengalami penurunan, namun demikian
upaya untuk mencapai target pembangunan
millenium masih dibutuhkan komitmen dan
usaha keras (Mandriwati, 2008).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa
Tengah tergolong masih tinggi pada tahun
2011 mencapai 116,01/100.000 kelahiran
hidup. Angka tersebut masih berada di atas
target nasional yaitu sebesar 102/100.000
kelahiran (Profil Dinas kesehatan Jawa
Tengah, 2011). Sedangkan Di Kabupaten
Semarang tahun 2011 Angka Kematian Ibu
(AKI) sebanyak 21 orang meningkat bila di
bandingkan dengan tahun 2010 yaitu dari
101,92 per 100.000 kelahiran hidup menjadi
146,20 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2011 (Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Semarang, 2011).
Cakupan pelayanan Antenatal Care dapat
dipantau melalui pelayanan kunjungan baru
ibu hamil K1 untuk melihat akses dan
pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai dengan
standar minimal empat kali (K4) dengan
distribusi satu kali pada trimester pertama,
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
satu kali trimester kedua, dan dua kali pada
trimester ketiga. K4 di kabupaten Semarang
pada tahun 2011 adalah 26.743 ibu hamil
(94.4%) (Profil Dinkes kabupaten Semarang,
2011). Sedangkan di wilayah puskesmas
Lerep pada bulan mei 2013 target bulan ini
41.5% sudah mencapai target dengan hasil
44.52% dan target K4 bulan ini 46.80%
belum mencapai target dengan hasil 41.45%
Dari hasil kegiatan studi pendahuluan dari
10 ibu hamil trimester III yang diwawancara
tentang tanda bahaya kehamilan, 4 orang
diantaranya (40%) belum mengetahui tentang
tanda bahaya kehamilan meliputi, perdarahan
pervaginam,
ketuban
pecah
sebelum
waktunya, serta pre eklampsi dan eklampsi
sisanya 2 orang (20%) berpengetahuan baik
karena bisa menjawab pertanyaan dengan
benar dan 4 orang (40%) berpengetahuan
cukup yaitu ibu hanya bisa menjawab 5
pertanyaan dari 10 pertanyaan yang diajukan.
Serta 4 dari 10 ibu hamil trimester III di
wilayah kerja puskesmas tidak patuh dalam
jadwal kunjungan ANC, yaitu 3 ibu hamil
trimester III melakukan kunjungan ≥ 4 kali
(TM I: 3 kali, TM II: tidak pernah, TM III: 2
kali) bahkan dijumpai 1 ibu hamil trimester
III yang baru 1 kali melakukan kunjungan
ANC ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil wawancara sebanyak 4
ibu hamil yang tidak patuh melakukan
kunjungan
ANC
dikarenakan
belum
mengetahui manfaat pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan merasa tidak perlu melakukan
ANC karena kehamilannya baik-baik saja.
Sedangkan sisanya 6 ibu hamil mengaku rutin
melakukan kunjungan ANC (memeriksakan
kehamilannya) dikarenakan tidak ingin terjadi
sesuatu hal terhadap kehamilannya, ini karena
ibu hamil memahami tentang tanda bahaya
kehamilan
antara
lain
hyperemesis
gravidarum, perdarahan pervaginam dan bayi
tidak bergerak.
Metode Penelitian
Desain penelitian pada penelitian ini
adalah deskriptif korelasi atau penelitian
hubungan dengan rancangan cross sectional.
Populasi penelitian: seluruh ibu hamil
trimester III diwilayah kerja puskesmas
Lerep. Teknik sampel adalah sampel jenuh
3
yaitu 78 ibu hamil trimester III. Data
kepatuhan antenatal care menggunakan form
dan pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan menggunakan kuesioner yang
dibuat peneliti sendiri. Analisa data yang
digunakan untuk menguji hubungan antara
variabel yang diteleti menggunakan uji ChiSquare.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Karakteristik responden
Umur ibu hamil trimester III di wilayah kerja
puskesmas Lerep
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Umur Ibu Hamil TM III di
Wilayah Kerja Puskesmas Lerep,
Kec. Ungaran, Kab. Semarang
No
1.
2.
3.
Umur
< 20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
Jumlah
Frekuensi
15
58
5
78
Presentase (%)
19,2
74,4
6,4
100,0
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui
bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester
III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec.
Ungaran, Kab. Semarang, sebagian besar
berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 58 orang
(74,4%).
Pendidikan ibu hamil trimester III di wilayah
kerja puskesmas Lerep.
Tabel 2 : Distribusi frekuensi berdasarkan
pendidikan ibu hamil trimester
III di wilayah kerja puskesmas
Lerep.
No Pendidikan
1.
SD
2.
SMP
3.
SMA
4.
PT
Jumlah
Frekuensi
3
24
46
5
78
Presentase (%)
3,8
30,8
59,0
6,4
100,0
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui
bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester
III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec.
Ungaran, Kab. Semarang, sebagian besar
berpendidikan SMA, yaitu sejumlah 46 orang
(59,0%).
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
Pekerjaan ibu hamil trimester III di wilayah
kerja puskesmas Lerep
Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pekerjaan Ibu Hamil TM III di
Wilayah Kerja Puskesmas Lerep,
Kec. Ungaran, Kab. Semarang
No
1.
2.
3.
4.
Pekerjaan
IRT
Swasta
Pedagang
PNS
Jumlah
Frekuensi
37
26
12
3
78
Presentase (%)
47,4
33,2
15,4
3,8
100,0
Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pengetahuan Ibu Hamil TM III
tentang Tanda Bahaya Kehamilan
di Wilayah Kerja Puskesmas
Lerep, Kec. Ungaran, Kab.
Semarang
No
1
2
3
Tingkat
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
Jumlah
Persentase (%)
18
23
37
23,1
29,5
47,4
78
100.0
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui
bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester
III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec.
Ungaran, Kab. Semarang, sebagian besar
bekerja sebagai ibu rumah tangga, yaitu
sejumlah 37 orang (47,4%).
Sebagian besar ibu hamil memiliki
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
baik yaitu sebanyak 37 ibu hamil (47,7%) dan
sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang
yaitu sebanyak 18 ibu hamil (23,1%).
Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu Hamil TM
III di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep
Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Paritas Ibu Hamil TM III di
Wilayah Kerja Puskesmas Lerep,
Kec. Ungaran, Kab. Semarang
Kepatuhan ibu hamil trimester III melakukan
antenatal care
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Kepatuhan Ibu Hamil TM III
Melakukan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Lerep,
Kec. Ungaran, Kab. Semarang
Paritas
Primipara
Multipara
Jumlah
Frekuensi
25
53
78
Persentase (%)
32,1
67,9
100,0
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui
bahwa dari 78 responden ibu hamil trimester
III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec.
Ungaran, Kab. Semarang, sebagian besar
merupakan ibu multipara, yaitu sejumlah 53
orang (67,9%)
No
1
2
Kepatuhan
Tidak Patuh
Patuh
Jumlah
Jumlah
22
55
Persentase (%)
28,2
71,8
78
100.0
Sebagian besar ibu hamil patuh
melakukan kunjungan antenatal care yaitu
sebanyak 55 ibu hamil (71,8%) dan sebagian
kecil ibu hamil tidak patuh melakukan
kunjungan antenatal care yaitu sebanyak 22
ibu hamil (28,2%)
Analisa data Univariat
Analisis data Bivariat
Analisis univariat ini digunakan untuk
memberikan gambaran tiap variabel secara
tersendiri, yaitu gambaran pengetahuan ibu
hamil trimester III tentang tanda bahaya
kehamilan dengan kepatuhan ANC di wilayah
kerja puskesmas Lerep.
Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III
tentang tanda bahaya kehamilan
4
Analisis bivariat ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu
hamil trimester III tentang tanda bahaya
kehamilan dengak kepatuhan ANC di wilayah
kerja puskesmas Lerep. Analisa data yang
digunakan untuk
menguji hubungan ini
menggunakan uji Chi-Square, dimana
hasilnya disajikan pada tabel berikut ini:
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
Tabel 7 : Hubungan tingkat pengetahuan
ibu hamil trimester III tentang
tanda bahaya kehamilan dengan
kepatuhan ANC di wilayah kerja
puskesmas Lerep
Kepatuhan
Pengetahuan Tidak
Patuh
f
%
Kurang
10 55,6
Cukup
7 30,4
Baik
5 13,5
Jumlah
22 28,2
Patuh
f
8
16
32
56
%
44,4
69,6
86,5
71,8
Total
F
18
23
37
78
² p-value
%
100,0 10,650 0,005
100,0
100,0
100,0
Diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan
kurang sebagian besar tidak patuh dalam
melakukan antenatal care sejumlah 10 orang
(55,6). Hasil uji statistik didapatkan nilai P
value sebesar 0,005 <
nilai
= 0,05
sehingga H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan ibu hamil trimester III tentang
tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan
ANC dengan nilai value sebesar 0,005 yang
artinya memiliki korelasi yang kuat
Pembahasan
Analisis Univariat
a. Gambaran pengetahuan ibu hamil trimester
III tentang tanda bahaya kehamilan.
Hasil penelitian pada table 5
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
ibu hamil trimester III tentang tanda
bahaya kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab.
Semarang, dalam kategori kurang
sejumlah 18 orang (23,1%), dalam
kategori cukup sejumlah 23 orang
(29,5%), dan dalam kategori baik
sejumlah 37 orang (47,4%). Ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat
pengetahuan ibu hamil trimester III
tentang tanda bahaya kehamilan di
wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec.
Ungaran, Kab. Semarang dalam kategori
baik.
Berdasarkan hasil wawancara pada
saat penelitian, pengetahuan ibu yang baik
tentang
tanda
bahaya
kehamilan
disebabkan saat ini memang banyak
promosi-promosi
kesehatan
yang
5
diadakan oleh tenaga kesehatan baik di
posyandu-posyandu maupun di tempat
pelayanan kesehatan. Biasanya hal ini
dilakukan setiap satu bulan sekali baik
oleh bidan maupun tenaga kesehatan,
yang meliputi berbagai masalah termasuk
tentang tanda bahaya kehamilan
Selain itu, sebagian besar responden
juga sudah berpendidikan tamat SMA
sejumlah 46 orang (59,0%), sehingga
dengan bermodal pendidikan yang cukup
ini responden cukup mudah untuk
menyerap informasi tentang kesehatan
khusuknya
tentang
tanda
bahaya
kehamilan yang diperolehnya. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikatakan
Notoatmodjo (2003), bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah mereka menyerap informasi yang
diterimanya.
Lebih lanjut, pengetahuan ibu yang
baik tentang tanda bahaya kehamilan juga
didukung bahwa di wilayah kerja
Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab.
Semarang merupakan wilayah yang cukup
dekat dengan perkotaan, sehingga arus
informasi di wilayah ini cukup lancar,
seperti majalah, koran-koran, dan bahkan
banyak TV kabel yang menawarkan acara
tentang kesehatan, dengan demikian para
ibu
hamil
cukup
mudah
untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan
termasuk tentang tanda bahaya kehamilan.
Pengetahuan tersebut sangat penting
karena
dampak
dari
kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang tanda
bahaya kehamilan yaitu dapat timbul
komplikasi yang menyertai ibu dan janin
antara lain infeksi, kematian, perdarahan,
kejang, dan fetal distress. Peran bidan
untuk mencegah terjadinya hal tersebut
dengan deteksi dini dan KIE terhadap ibu
hamil yang melakukan ANC di setiap
pelayanan kesehatan (Soefoewan, 2013).
b. Gambaran kepatuhan ibu hamil trimester
III melakukan antenatal care.
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 6 didapatkan bahwa ibu hamil
trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang
yang patuh dalam melakukan kunjungan
antenatal care sejumlah 56 orang (71,8%)
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
dan yang tidak patuh sejumlah 22 orang
(28,2%). Ini menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec.
Ungaran, Kab. Semarang patuh dalam
melakukan kunjungan antenatal care.
Cakupan pelayanan Antenatal
Care dapat dipantau melalui pelayanan
kunjungan baru ibu hamil K1 untuk
melihat akses dan pelayanan kesehatan
ibu hamil sesuai dengan standar minimal
empat kali (K4) dengan distribusi satu kali
pada trimester pertama, satu kali trimester
kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.
K4 di kabupaten Semarang pada tahun
2011 adalah 26.743 ibu hamil (94.4%)
(Profil Dinkes kabupaten Semarang,
2011). Sedangkan di wilayah puskesmas
Lerep pada bulan mei 2013 target bulan
ini 41.5% sudah mencapai target dengan
hasil 44.52% dan target K4 bulan ini
46.80% belum mencapai target dengan
hasil 41.45% .
Kepatuhan ibu dalam melaksanakan
antenatal care ini bisa disebabkan paritas
ibu, dimana sebagian besar ibu hamil
trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang
merupakan ibu multipara. Ibu multipara
merupakan ibu yang lebih berpengalaman
mengalami kehamilan dibandingkan ibu
primipara. Sehingga tidak mengherankan
jika sebagian besar ibu patuh dalam
melaksanakan kunjungan antenatal care
karena
mereka
sudah
mengalami
kehamilan sebelumnya dan tahu harus
melaksanakan kunjungan tersebut secara
rutin.
Selain itu, kepatuhan kunjungan
antenatal care juga bisa dipengaruhi oleh
usia ibu, yang mana dari hasil penelitian
sebagian besar ibu berusia 20-35 tahun
sejumlah sejumlah 58 orang (74,4%),
dimana usia ini merupakan usia yang
cukup baik secara fisik maupun mental
dalam menghadapi persalinan. Menurut
Notoatmodjo (2007), semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam
berfikir
dan
bekerja.
Dari
segi
kepercayaan, masyarakat yang lebih
dewasa akan lebih dipercaya daripada
6
orang yang belum cukup tinggi tingkat
kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya.
Pelayanan antenatal atau yang sering
disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang diberikan oleh tenaga
profesional yaitu dokter spesialisasi bidan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan, untuk itu selama masa
kehamilannya ibu hamil dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal.
Pelaksanaan antenatal care bagi ibu
sangat diperlukan, karena di dalam
kehamilan diperlukan pengawasan atau
pemeriksaan
secara
teratur
ANC
merupakan bagian terpenting dari
kehamilan. Pemeriksaan ANC diharapkan
dapat mendeteksi lebih dini keadaankeadaan yang mengandung risiko
kehamilan dan atau persalinan, baik bagi
ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2002).
Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7,
dapat diketahui bahwa ibu dengan
pengetahuan kurang sebagian besar tidak
patuh dalam melakukan antenatal care
sejumlah 10 orang (55,6%). Hal ini
dikarenakan pengetahuan ibu yang kurang
tentang tanda bahaya kehamilan akan
membuat ibu kurang waspada terhadap
bahaya kehamilannya, sehingga mereka juga
menjadi enggan melaksanakan kunjungan
antenatal care yang disebabkan tidak tahu
resiko kehamilan jika tidak diperiksakan
secara rutin.
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian ibu
hamil trimester III di wilayah Puskesmas
Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang berusia
<20 tahun. Hal ini sungguh wajar bahwa
dengan umur < 20 tahun dianggap masih
belum matang secara fisik, mental, dan
psikologi dalam menghadapi kehamilan,
persalinan, dan perawatan anak. Hal ini sesuai
dengan pendapat Notoatmodjo (2012) bahwa
umur < 20 tahun bagi seorang ibu merupakn
masa reproduksi tidak sehat dan dikenal usia
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
yang rentan untuk kehamilan, persalinan dan
menyusui.
Dengan umur < 20 tahun, individu
dianggap belum matang cara berpikir.
Menurut Notoatmodjo (2003), umur adalah
lama waktu hidup atau sejak seseorang
dilahirkan. Pada umumnya usia lebih muda
cenderung mempunyai pengalaman yang
lebih sedikit dalam hal yang berkaitan dengan
pengetahuan dan motivasi dibandingkan
dengan seseorang yang berusia lebih tua.
Sehingga ibu dengan umur < 20 tahun tidak
patuh dalam melakukan pemeriksaan
antenatal care dikarenakan kurangnya
informasi yang didapat.
Sebagian ibu hamil yang memiliki
pengetahuan kurang yaitu primipara 22
orang (32,1%). Paritas ini berkaitan dengan
pengalaman, ini artinya ibu primipara tentu
saja mempunyai pengalaman sedikit dalam
menjaga kehamilan dan merawat anak
dibandingkan ibu multipara. Sedangkan
pengalaman merupakan sumber pengetahuan
atau pengalaman itu suatu cara untuk
memperoleh
kebenaran
pengetahuan.
Sehingga ibu primipara kurang patuh didalam
melakukan antenatal care dikarenakan
pengetahuan yang kurang.
Sedangkan ibu dengan pengetahuan cukup
sebagian besar patuh dalam melakukan
antenatal care sejumlah 16 orang (69,6%),
dan ibu dengan pengetahuan baik sebagian
besar patuh dalam melakukan antenatal care
sejumlah 32 orang (86,5%). Hal ini
dikarenakan pengetahuan yang baik tentang
tanda bahaya kehamilan akan membuat ibu
waspada terhadap kehamilannya, sehingga
berniat untuk secara rutin memeriksakannya
dan melakukan kunjungan antenatal care
secara teratur dengan harapan kehamilannya
sehat dan aman.
Berdasarkan hasil penelitian pada table 2
ditemukan bahwa dari 78 responden ibu hamil
trimester III ibu hamil trimester III di wilayah
Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab.
Semarang, ibu berpendidikan SD sejumlah 3
orang (3,8%), berpendidikan SMP sejumlah
24 orang (30,8%), berpendidikan SMA
sejumlah
46
orang
(59,0%),
dan
berpendidikan Perguruan Tinggi sejumlah 5
orang (6,4%). Ini menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu hamil trimester III di
7
wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran,
Kab. Semarang memiliki pendidikan SMA.
Ibu hamil trimester III di wilayah
Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab.
Semarang sudah memiliki pendidikan yang
cukup, yaitu SMA. Hal ini memang sudah
menjadi
program
pemerintah
bahwa
diharapkan seluruh lapisan masyarakat bisa
mendapatkan pendidikan yang cukup dan
layak, yang mana program pemerintah
tersebut mewajibkan masyarakatnya untuk
memiliki pendidikan 9 tahun atau minimal
sampai SMP dan lebih baik lagi SMA atau
perguruan tinggi.
Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan
secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain
baik
individual,
keluarga/masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh perilaku pendidikan.
Sehingga
jika
seseorang
mempunyai
pendidikan cukup maka pengetahuannya akan
cukup untuk menyerap informasi.
Selain itu, sebagian besar responden
bekerja sebagai ibu rumah tangga sejumlah 37
orang (47,4%), sedangkan untuk urusan
mencari nafkah dibebankan seluruhnya pada
suami. Hal ini mendukung ibu untuk mencari
informasi tentang tanda bahaya kehamilan
melalui berbagai jenis media massa maupun
melalui penyuluhan yang di berikan oleh
tenaga
kesehatan
sehingga
dapat
meningkatkan
kesadaran
ibu
untuk
melakukan antenatal care sesuai dengan
anjuran bidan.
Menurut Notoatmodjo (2003), pekerjaan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mencari nafkah. Dalam kaitannya dengan
pengetahuan, dia juga menambahkan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan dan
pengetahuan maka akan semakin tinggi pula
derajat pekerjaannya. Sumber pengetahuan
dapat bersumber dari rekan kantor, sehingga
seseorang yang bekerja akan mempunyai
pengetahuan yang lebih baik daripada orang
yang tidak bekerja.
Berdasarkan uji Chi Square, diperoleh
nilai
² hitung = 10,650 dengan p-value
sebesar 0,005. Oleh karena p-value = 0,005 <
 (0,05) maka Ho ditolak, ini berarti bahwa
ada hubungan yang signifikan antara Tingkat
pengetahuan ibu hamil trimester III tentang
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
tanda bahaya kehamilan dengan Kepatuhan
Melakukan ANC di Wilayah Kerja
Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab.
Semarang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Irnawati
(2011), yang menyimpulkan bahwa ada
hubungan pengetahuan tentang kehamilan
dengan kepatuhan pelaksanaan antenatal care
pada ibu primigravida di wilayah Puskesmas
Nailan Kab. Ponorogo.
Kedua hasil penelitian di atas sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Azwar
(2007),
bahwa
menurut
fungsinya
pengetahuan merupakan dorongan dasar
untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran,
dan
untuk
mengorganisasikan
pengalamannya. Adanya unsur pengalaman
yang semula tidak konsisten dengan apa yang
diketahui oleh individu akan disusun, ditata
kembali atau diubah sedemikian rupa,
sehingga tercapai suatu konsistensi. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula
ibu melaksanakan antenatal care.
Dampak dari tidak patuh melakukan
kunjungan ANC diantaranya adalah ibu hamil
akan kurang mendapatkan informasi tentang
cara perawatan kehamilan yang benar, tidak
terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara
dini, tidak terdeteksinya anemia selama
kehamilan
yang
dapat
menyebabkan
perdarahan dan tidak terdeteksinya penyakit
penyerta dan komplikasi selama kehamilan.
Sehingga bila tidak ditangani akan
mengakibatkan komplikasi pada saat hamil
atau persalinan dan akan mengarah kepada
kematian (Pusdiknakes, 2002)
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan, maka kesimpulan penelitian ini
adalah
1. Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu
hamil trimester III tentang tanda bahaya
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang
dalam kategori baik, yaitu sejumlah 37
orang (47,4%).
8
2. Sebagian besar ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Lerep, Kec.
Ungaran, Kab. Semarang patuh dalam
melakukan kunjungan antenatal care, yaitu
sejumlah 56 orang (71,8%).
3. Ada hubungan yang signifikan antara
Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester
III tentang tanda bahaya kehamilan dengan
Kepatuhan Melakukan ANC di Wilayah
Kerja Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran,
Kab. Semarang, dengan p-value = 0,005 <
 (0,05).
Saran
1. Bagi ibu hamil
Diharapkan ibu hamil trimester III
agar selalu meningkatkan pengetahuan
tentang tanda bahaya kehamilan dengan
mencari informasi melalui media massa
seperti televisi, koran, dan mengikuti
penyulihan yang di berikan oleh tenaga
kesehatan di posyandu. Sehingga ibu hamil
dapat lebih memiliki kesadaran dalam hal
mematuhi jadwal kunjungan antenatal
care.
2. Bagi Bidan
Hendaknya
bidan
meningkatkan
pengetahuan tentang pelayanan kehamilan
yang sesuai dengan standart dan bidan
diharapkan dapat memberikan penyuluhan
yang lebih intensif kepada ibu hamil yaitu
dengan mengadakan penyuluhan tidak
hanya satu bulan sekali tetapi melalui
kegiatan masing - masing desa maupun
unit terkecil didalamnya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
dapat menganalisis banyak faktor yang
mempengaruhi kunjungan antenatal care
yang: meliputi pendidikan, lingkungan,
dukungan keluarga, usia, dan akomodasi.
4. Bagi Akademik
Diharapkan akademik menyediakan
refrensi terbaru yang dapat mendukung
kelancaran pembuatan karya tulis ilmiah
tentang kehamilan dan kepatuhan ANC
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar,
2007.
Sikap
manusia
dan
pengukurannya. Jakarta :PT.Rieka cipta
Bartini, Isri. 2012. ANC Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika
Bilson Simamora. 2008. Panduan Riset
perilaku konsumen. Cetakan ketiga.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Budi Sampurna, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep
Dwijdja Siswaja. 2005. Bioetik dan
Hukum Kedokteran, Pengantar bagi
Mahasiswa Kedokteran dan Hukum,
Penerbit Pustaka Dwipar
Effendy. 2006. Keperawatan keluarga.
Jakarta: EGC
Fadlun, dkk, 2011. Asuhan Kebidanan
Patologi, Jakarta: EGC
Farrer, Hellen. 2001. Perawatan Maternitas,
Jakarta: EGC
Hendra, AW. 2008. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan. Avaible :
http: //ajang-berkarya. Wordpress. com/
2008/ 06/ 07/ Konsep Pengetahuan
Maternitas
Hardywinoto M. N. P., 2008. Panduan
Ginekologi Ditinjau Dari Berbagai
Aspek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Irnawati. Hubungan Pengetahuan Tentang
Kehamilan
Dengan
Kepatuahan
Pelaksaan Antenatal Care Pada Ibu
Primigravida Di Wilayah Puskesmas
Nailan Kabupaten Ponorogo. Program
Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo. 2011
Jumiarni. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil Normal, Yogyakarta: Nuha
Medika
Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil. Jakarta: EGC
Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Manuaba. 2007. Ilmu kebidanan,kandungan
dan KB, Jakarta: EGC
Meliyono, Irmayanti dkk. 2007. MPKT Modul
1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.
9
Nazir, Muhammad. 2005, Metode penelitian.
Bogor : Ghalia Indonesia
Niven. 2008. Psikologi kesehatan pengantar
untuk perawat dan profesionalisme.
Jakarta:EGC
Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan
Pathologi. Yogyakarta: Pustaka Rihana
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
__________.2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
__________2007. Promosi Kesehatan Teori
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
__________2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
__________2012. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
: Pedoman Skrips, Tesis dan Instrumen
Penelitian. Jakarta, Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono 2001. Buku Acuan
nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatural, Jakarta : EGC.
__________2002. Buku Acuan Pelayanan
Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
__________2006. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatural, Jakarta : EGC.
__________2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
PT.
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
__________2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Pusdiknakes, 2002. PUSDIKNAKES RI,
2003.
Pusat
Pendidikan
Tenaga
Kesehatan. 2003. Asuhan Kesehatan
Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Siagian,
Sondang
P.
2000.
Teori
Pengembangan Organisasi. Jakarta :
Penerbit Bumi Aksara.
Sugiyono,
2011.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung
: Alfabeta
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
Sulistiyani, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika
Saifuddin, Abdul. 2002. Panduan Praktek
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
__________2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sugiono: 2008. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: CV. Alfabeta.
10
Suyanto dan Umi Salamah. 2005. Panduan
Kuliah Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Umi,
Narimawati.
2008.
Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,
Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung
Media
Varney, 2001. Buku Ajar Asuhan Kebidanan..
Jakarta: EGC.
Widyastuti. 2001. Manajemen Stres, National
Safety
Council.
Jakarta:
Buku
Kedokteran. EGC
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TANDA
BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN ANC DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LEREP KECAMATAN UNGARAN
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh :
Elisa Yulia Kartika
0101233
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013
11
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan
dengan kepatuhan ANC di wilayah kerja puskesmas Lerep
Download