Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara 1957 dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dinginantara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan Liberal. Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan USSR dan Tiongkok mendukung Vietnam Utara yang merupakan negara komunis. Jumlah korban yang meninggal diperkirakan adalah 280.000 di pihak Selatan dan 1.000.000 di pihak Utara. Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar. Setalah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun bersatu pada tahun 1976. Salah satu korban paling terkenal dari Perang Vietnam adalah Kim Phuc Latar belakang Vietnam dijajah oleh Tiongkok sejak tahun 110 SM sampai mencapai kemerdekaan pada tahun 938. Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam tidak berhenti menentang serangan pihak asing. Pada abad ke-19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai Vietnam setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an. Ekspansi kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania Raya dan kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri di Perancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya. Semasa pemerintahan Perancis, golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan ingin kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-kelompok nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919, semasa Perjanjian Versailles dirundingkan, Ho Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan agar Vietnam dapat merdeka. Permintaannya ditolak dan Vietnam dan seluruh Indochina terus menjadi jajahan Perancis. Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir Perancis dari Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah Perancis Vichy bekerjasama dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai pasukan yang berkuasa secara de facto di kawasan tersebut. Pemerintah Perancis Vichy tetap menjalankan pemerintahan seperti biasa sampai tahun 1944 ketika Perancis Vichy jatuh setelah tentara sekutu menaklukan Perancis dan jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Perancis. Setelah pemerintah Perancis Vichy tumbang, pemerintah Jepang menggalakkan kebangkitan pergerakan nasionalis di kalangan rakyat Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Vietnam diberikan kemerdekaan oleh pihak Jepang. Ho Chí Minh kembali ke Vietnam untuk membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh kekuasaan asing. Ia menerima bantuan kelompok OSS (yang akan berubah menjadi CIA nantinya). Pada akhir Perang Dunia II, pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chí Minh berhasil membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya untuk masa yang singkat saja. Pihak Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan Vietnam satu bentuk “kemerdekaan” sebagai sebagian dari rancangan Jepang untuk "membebaskan" bumi Asia dari penjajahan barat. Banyak bangunan diserahkan kepada kelompok-kelompok nasionalis. Perjuangan Pergerakan Kemerdekaan Vietnam dari Perancis Filed under: Apa Saja — Tinggalkan Komentar Juni 2, 2011 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di Asia Tenggara kita mengenal sebuah kawasan dengan sebutan Indo-China. Kawasan ini terdiri atas 3 Negara yaitu Laos, Kamboja, dan Vietnam. Ketiganya memiliki sejarah yang khas dalam perkembangannya yang turut mempengaruhi daerah sekitarnya. Seperti yang kita ketahui, Saigon terletak di Dalat (Vietnam) disini Jepang memusatkan pemerintahan untuk wilayah Asia Tenggara. Diantara ketiga negara tersebut, kami mendapatkan Vietnam sebagai tugas yang harus diselesaikan sebagai THR (Tugas Hari Raya) di kampung, dengan thema yang kami tentukan sendiri. Sebagai sebuah negara yang berada didalam kawasan Indocina, yang dijajah oleh Perancis. Namun setelah merdeka negara tersebut terpecah menjadi tiga negara, ini merupakan hal yang menarik. Bila dibandingkan dengan Indonesia, Indonesia adalah negara kepulauan yang terpisahkan oleh lautan. Ada sesuatu yang berbeda disini Indocina yang memiliki kebudayaan dan daratan yang sama terpecah menjadi tiga negara, sementara Indonesia yang memiliki kebuayaan yang berbeda disetiap daerahnya, bisa bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Vietnam merupakan sebuah negara dengan perjalanan sejarah yang panjang, pertarungan dua ideologi di utara dan selatannya negeri tersebut. Mengingatkan kita bahwa negara itu adalah salah atukrban dari perang dingin yang bekembang setaelah perang dunia kedua. Dengan mengkaji Vietnam, kita bisa menarik hikmah yang terkandung. Bagaimana sebuah negara kecil yang juga memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh Jepang yang menyerah kepada sekutu. Semoga hikmah ini bisa menjadi inspirasi bagi yang membacanya, dan mengaplkasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Membuat kita bisa memahami, bahwa perjuangannya tak berakhir dengan air mata dan darah saja. Perjuangan harus terus berlanjut hingga sejarah berhenti mencatat ini semua. Perjuangan pergerakan kemerdekaaan Vietnam dari Perancis. Merupakan sebuah makalah yang disusun untuk menyelesikan tugas, lebih dari itu semoga ini bermanfaat bagi kita semua. Dari makalah ini kami bisa mempelajari banyak hal tentang perjalanan sejarah sebuah negara yang kemarin terpecah kini kembali menyatu. TELAAH PUSTAKA 1. Asia Tenggara Sebutan wilayah Asia Tenggara (Southeast Asian) pada awalnya merupakan sebutan untuk wilayah di Asia Tenggara yang merupakan wilayah jajajahan bangsa Eropa yang diambil oleh Jepang ketika perang dunia II. Sejalan dengan perkembangan dan kekalahan Jepang pada perang dunia II. Perlahan negara yang dijajah Jepang tersebut memproklamirkan kemerdekaannya ketika terjadi kekosongan kekuasaan (vacum of power). Selanjutnya berkat kesamaan posisi geografis dan latar belakang kesejarahan. Negara-negara tersebut membentuk perhimpunan negara-negara asia tenggara yang dikenal dengan ASEAN.[1] Asia Tenggara dikenal juga dengan Hindia Belakang (arena posisinya dari Anak Benua India). Nan Yang (negeri dibawah angin) dikenal oleh orang Cina. Negara-negara di Asia Tenggara terbagi atas negara darat (Indo-China) dan negara Maritim (Kepulauan dan Semenanjung). Negara Asia Tenggara Darat (ATD) meliputi : Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Sementara Negara Asia Tenggara Maritim (ATM) meliputi: Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste.[2] 2. Vietnam Vietnam (Bahasa Vietnam: Việt Nam), bernama resmi Republik Sosialis Vietnam (Cộng Hòa Xã Hội Chủ Nghĩa Việt Nam) adalah negara paling timur di Semenanjung Indochina di Asia Tenggara. Vietnam berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Laos di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya dan di sebelah timur terbentang Laut China Selatan. Dengan populasi sekitar 84 juta jiwa, Vietnam adalah negara terpadat nomor 13 di dunia. Vietnam termasuk di dalam grup ekonomi “Next Eleven”; menurut pemerintah, GDP Vietnam tumbuh sebesar 8.17% pada tahun 2006, negara dengan pertumbuhan tercepat kedua di Asia Timur dan pertama di Asia Tenggara. Pada akhir tahun 2007, menteri keuangan menyatakan pertumbuhan GDP Vietnam diperkirakan mencapai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 8.44%. 3. Sejarah Kuno Vietnam Bangsa Annam yang berasal dari Tiongkok Selatan ini mendirikan sebuah kerajaa, yaitu Annam yang meliputi seluruh daerah pantai timur Indo-China. Kerajaan Annam dipimpin oleh rasa yaitu Dinh Bo Linh. Kerajaan Annam berkali-kali diserbu Tiongkok. Pada tahun 1673 kerajaan Annam pecah menjadi : Kerajaan Annam-Utara (Hanoi) di bawah dinasti Le Loi dan Kerajaan Annam Selatan (ibukota Hie) dibawah Dinasti Nguyen Hoang. 4. Kerajaan Vietnam Kerajaan Annam-Utara dan selatan runtuh. Putera mahkota dari kerajaan Annam Selatan melarikan diri ke Siam dan akhirnya dididik oleh orang perancis. Latar belakang orang perancis tersebut adalah ingin mempererat putera mahkota agar dapat masuk ke Indo-China. Putera mahkota dan bangsa Perancis dapat masuk ke Indo-China dan mendirikan kerajaan Vietnam dengan kaisar Gia Lang. Dengan diangkatnya putera mahkota sebagai kasiar. Agama Rooms-Katolik berkembang pesat karena sang Raja mendapat pengaruh dari raja. 5. Etnis Vietnam Vietnam (bahasa Vietnam: người Việt atau người Kinh) adalah sebuah kelompok etnis yang berasal dari apa yang kini merupakan Vietnam timur laut dan bagian selatan Republik Rakyat Cina. Mereka adalah kelompok etnis mayoritas di Vietnam, yaitu 86% dari seluruh penduduk menurut sensus 1999, dan yang secara resmi dikenal sebagai orang Kinh untuk membedakan mereka dari kelompok-kelompok etnis di Vietnam yang lainnya. Di Republik Rakyat Cina, mereka termasuk kelompok minoritas yang diakui yang khususnya berbasis di Provinsi Guangxi dan yang dikenal dalam bahasa Mandarin melalui nama turunan mereka Jing/Gin (京) atau “Jingzu”/”Ginzu” (京族). Meskipun secara geografis dan linguistik mereka yang disebut sebagai orang Asia Tenggara, dominasi dan pengaruh yang lama dari orang-orang Tionghoa telah membuat mereka secara budaya lebih dekat dengan orang-orang Asia Timur, atau secara lebih spesifik tetanggatetangga mereka yang terdekat di sebelah utara, yaitu suku-suku bangsa di Tiongkok Selatan dan suku-suku lainnya yang berada di sekitar Tiongkok Selatan. 6. Perang Vietnam Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara 1957 dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin. Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan USSR dan Tiongkok mendukung Vietnam Utara yang merupakan negara komunis. Jumlah korban yang meninggal diperkirakan adalah 280.000 di pihak Selatan dan 1.000.000 di pihak Utara. Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar. Setalah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun bersatu pada tahun 1976. Salah satu korban paling terkenal dari Perang Vietnam adalah Kim Phuc PEMBAHASAN 1) Jatuhnya Indo-China ke Perancis Tu Due (1847-1883) yang berkuasa di Vietnam menindas kaum Katholik dan mencoba untuk menutup Indo-Cina dari Perancis dan bangsa asing lainnya. Kenapa Tu Due melakukan hal ini ? perang candu yang terjadi di Cina (Cina vs Inggris) menunjukkan ketidakmampuan Cina menghadapi bangsa asing yang mengobrakabrik negeri tersebut. Tue Due berusaha agar hal ini tidak terjadi di Indo-Cina. Perancis menanggapi sikap Tue Due ini dengan melakukan serangan ke Cochin-China (1958), dengan alasana untuk melindungi warga negaranya. Walau pasukan Vietnam berhasil dikalahkan namun, kota Hue (ibu kota Vietnam) gagal untuk dikuasaai. Guna mengakhiri perang yang berlangsung selama 4 tahun tersebut maka pada 1862 terjadilah perjanjian Saigon. Hal-hal yang disetujui dalam perjanjian tersebut, yaitu: (1) Bagian timur Cochin-China menjadi milik Perancis. (2) Pelabuhan Tourame, Balat, Kuang An di buka untuk Perancis. (3) Kebebasan beragama katholik. Isi perjanjian tersebut jelas merugikan Vietnam, dan menguntungkan Perancis untuk melakukan penetrasi kolonial dan imperialisme di kawasan Indo-China. Padan 1870-1871 Perancis kehilangan kekuatannya akibat Revolusi Perancis (dimana pemerintahan monarki diganti dengan Republik). Raja Tu Due tidak menyadari hal ini, sehingga tidak memanfaatkannya kondisi Perancis yang melemah dalam menyelenggarakan imperialismenya di Indo-China. Pada tahun 1872-1873 Francis Garnier seorang Avonturier Perancis menyerbu Tonkin dan menduduki Hanoi. Tindakan Garnier ini dilakukan tanpa sepengetahuan pemerintah Perancis, tapi dibalik itu pemerintah Perancis berharap tindakannya Garnier ini berhasil. Sayangnya, Garnier berhasil dikalahkan oleh pasukan Vietnam dan tewas. Pemerintah Perancis lalu melakukan penjelasana mengenai pendudukan di Hanoi ini. untuk menyelesaikan konflik tersebu, maka ditanda tangani perjanjian damai yaitu: (1) Hanoi dikembalikan oleh Perancis ke Vietnam. (2) Vietnam mengakui chocin-china sebagai milik Perancis. (3) Vietnam berjanji akan menyesuaikan politik luar negeri dengan Perancis. Terlambat bagi Vietnam menyadari kelemahan Perancis kala itu, Imperialisme Perancis kembali kuat. Melihat kenyataan ini raja Tu Due memalingkan negerinya ke Tiongkok. Usaha ini dilakukan untuk mengimbangi Perancis yang mulai bangkit di Eropa. Celakanya, usaha raja Tu Due dianggap melanggar perjanjian Saigon pada butir ketiga. Akibatnya, Vietnam dan Perancis terlibat perang (ini disebut dengan perang Indo-cina pertama). Perang ini berakhir dengan kekalahan Vietnam. Selanjutnya Vietnam menandatangani perjanjian Huė 1883 yang berisi bahwa Vietnam mengakui berada dibawah naungan Perancis. Sejak saat itu Vetnam dujajah Perancis dan imbasnya adalah kehilangan kemerdekaannya. Pada tahun 1883 raja Tu Due wafat, terjadi perebutan kekuasaan antar putra mahkota, baru tahun 1887 Vietnam diambil alih oleh Peracis sebagai miliknya. Tahun 1893 Kamboja direbut Perancis, maka sempurnalah Indocina berada dibawah kekuasaan Perancis sudah. 2) Indo-China dibawah Perancis a) Politik Dalam usaha melanggengkan kekuasaan Perancis di Indo-Cina, digunakan sistem politik Asimilasi (bercampurnya kelompok atau individu yg berlainan kebudayaannya menjadi satu kelompok kebudayaan) dalam hal in kebudayaan perancis diperlakukan lebih utama dari kebudayaan asli Indo-cina. Orang-orang Indocina, harus bersikap, berbahasa, dan hidup ala orang Perancis. Hal ini diharapkan agar bangsa Indocina tergantung terhadap Perancs, dan Perancis menganggap telah memiliki Indocina selama-lamanya. Namun usaha secara politik ini gagal, karena perancis tidak yakin akan keberhasilnya dalam menerapkan politik Asimilasi ini b) Ekonomi Eksplotasi segala kekayaan alam untuk kepentingan Perancis tanpa mengindahkan kepentingan penduduk lokal Indo-cina. Eksplotasi yang dilakukan secara besar-besaran menyebabkan kelemahan ekonomi, ditunjukkan dengan gagalnya produksi beras, dan berakhir dengan keruntuhan ekonomi Indocina. 3) Nasionalisme Indo-China Nasionalisme di Indo-China gagal. Itu disebabkan kurangnya koordinasi dan konsoldasi. Barulah pada masa Ho Chi Minh yang dapat melaksanakan ini, hal ini terdorong dengan munculnya kembali nasionalisme di Indo-cina adalah i) Penindasan Perancis di Indo-China ii) Timbulnya kaum pelajar yang memahami Demokrasi. iii) Perang Jepang-Rusia yang membangkitkan nasionalisme seluruh Asia. iv) Revolusi nasional di Tiongkok. v) Para tentara Indo-China yang dikirim Perancis dalam PD II kembali dan membawa paham Liberalis. 4) Gerakan Nasionalisme a) Vietnam Resoration League Didirikan Cuong De (1907), gerakan ini timbul karena pengaruh kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1905, dan mengambil Jepang sebagai teladan. b) Partai Nasionalis Indo-China Partai ini mencontoh Guo Ming Tang (Tiongkok). Partai ini menimbulkan pemberontakan antara Vietnam dengan Perancis, pemberontakan ini dapat ditumpas pada tahun 1931. c) Partai Komunis Indo-China Partai ini tidak menampakan dirinya sebagai partai komunis tapi selalu menyelundup dalam gerakan-gerakan nasionalsme. Partai ini didirikan pada 1929 di Hongkong oleh Nguyen Al Quoc atau yang dikenal dengan nama Ho Chi Minh. d) Partai Demokrat Indo-China Partai ini didirikan pada tahun 1944 mahasiswa yang ingin merdeka da pemerintahan yang demokratis. Mereka menyetujui Ho Chi Minh sebagai pemimpin mereka. e) Partai Sosialis Indo-China Didirikan pada 1946, tujuannya untuk mendapat kemerdekaan dan pemerintahan yang sosialis. Gerakan di Indo-China yang berkobar lebih didorong oleh orang-orang komunis. Ho Chi Minh dengan semboyannya “my party is my country, and my program is my independency.” 5) Perang Dunia II Menyerahnya Perancis pada Jerman (1940) menyebabkan kondisi pemerintahan Perancis di Indo-China melemah. Ketika Jepang datang, maka dengan mudah merebut Indo-China dari Perancis. Namun, pada saat itu Perancis masih memegang kekuasaan atas Indo-china sebagai konsekuensinya Perancis harus menyiapkan kebutuhan perang Jepang. Namun kondisi ini tak bertahan lama karena Jepang mengambil alih kekuasaan perancis di indo-china pada 9 maret 1945. lalu mendirikan kerajaan Vietnam pada 11 maret 1945 dengan Bao Dai sebagai rajanya. Lalu Norodom Sihanouk sebagai raja Kamboja pada 13 maret 1945. Selanjutnya pada 20 April 1945 Sisavong Vong menjadi raja Laos. Namun usaha Jepang ini tdak berhasil menarik hati masyarakat indochina yang ingin merdeka dari Perancis. Ho Chi Minh pada tahun 1941 lebih berhasil mempersatukan gerakan-gerakan nasionalisme Indo-China didalam Liga Kemerdekaan Vietnam, dan mendapat bantuan dari Tiongkok, USA, dan Perancis . Ho Chi Min menyerbu Tonkin dan menggerilya disana dan sampai akhirnya Jepang menyerah pada sekutu (14 Agustus 1945). Ho Chi Minh menduduki Hanoi dan memproklamasikan kemerdekaan Indo-China sebagai Republik Demokratik Vietnam. 6) Perjuangan Kemerdekaan Vietnam Dalam konfrensi Postdam (2 Agustus 1945) ditetapkan bahwa Indo-China sebelah utara garis lintang 16° akan diduduki oleh Tiongkok, dan sebeah Selatan garis lintang 16° oleh tentara Inggris, untuk melucuti Jepang dan mengembalikan keamanan dan ketertiban. Tentara pendudukan ini datang terlambat. Waktu antara Jepang menyerah dan tibanya tentara pendudukan digunakan sebaik-baikny oleh Ho Chi Minh: i) Memproklamirkan kemerdekaan. ii) Merebut pemerintahan dari Jepang. Inggris tidak suka melihat Indo-China mendapat kemerdekaan karena in akan memperkuat gerakan kemerdekaan Asia. Inggris ingin mengembalikan imperealisme Perancis di IndoChina. Maka dengan diam-diam Inggris membawa tentara Perancis dalam usaha menlucut Jepang. Pada 23 Agustus 1945 tentara Perancis dapat merebut Saigon. Seluruh wilayah Inggris diberikan kepada Perancis. Adanya persetujuan Chungking pada 28 Pebruari 1946 membuat Tiongkok keluar dari Vietnam. Kenapa Inggris membantu Perancis untuk mendapatkan kembali wilayah jajahan Perancis? Hal dilakukan tak lain untuk menekan usaha negara-negara di Asia untuk merdeka. Seperti yang kita ketahui, Inggris dijuluki dengan negeri matahari tak pernah terbenam. Ini tak lain karena Inggris memiliki wilayah jajahan yang luas. Wilayah jajahan yang banyak di Asia, menyebabkan Inggris ingin melanggengkan kekuasaannya tersebt. Untuk itu dengan menekan negara-negara yang baru merdeka untuk kembali terjajah. Bila negara yang baru merdeka tersebut gagal, maka tak menimbulkan inspirasi bagi negara terjajah lainnya untuk merdeka. Kita masih bisa mengingat semboyan Inggris ketika meninggalkan Indonesia, dan menyerahkan kekuasaannya kepada Belanda. Bahwa dia akan membalas Belanda dengan mengusai perekonomian sehingga menyebabkan negara tersebut tergantung. Hal ini ditunjukkan Inggris dengan membangun Singapura sebagai wilayah perdagangan dan transito. 7) Perang Kemerdekaan Vietnam a) Fase Perundingan Mundurnya pasukan Cina dari wilayah Vetnam membuat konfontasi berlangsung secara langsung oleh Vietnam (Ho Chi Minh) dengan Perancis. Menyadari perang tak bisa digunakan, maka Vietnam dan perancis memilih untuk bedamai dengan menanda tangani perjajian 8 maret. Adapun isi dari perjanjian tersebut diantaranya: Pertama, Republik Demokratik Vietnam (Vietminh) diakui sebagai negara bebas (free state) d alam federasi negara Indo-China yang terdiri dari Vietminh, Vietnam, Kamboja, Laos. Kedua, status cochin-china akan ditentukan dalam konfrens tersendiri apakah Cochin akan masuk Vietminh atau Vietnam. Cochin-China merupakan wilayah pengahsil beras di Indo-China, sehingga wilayah ini sangat urgen untuk dikuasai. Secara bahan pangan, siapa yang menguasai Cochin-China maka dia menggenggam seuruh Indo-China. Dalam perundingan yang dilakukan di Dalat dan Fontainebleau Cochin-China berubah status menjadi negara tersendiri (1 Juni 1946), pada konfrensi yang dilakukan di Dalat. Perwakilan Vietminh tidak diundang, hal ini menunjukkan pelanggaran terhadap persetujuan 6 maret. Alhasil fase ini berlanjut denga fase pertempuran. b) Fase Pertempuran Fase ini ditandai dengan pengeboman Haipong (daerah Vietminh) pada 23 nopember 1946. Perperangan berlangsung diseluruh kawasan Indochina, namun perang berakhir dengan kegagalan. Maka selanjutnya memasuki dengan melalui fas negara-negara boneka. c) Fase Negara-Negara Boneka Tujuan dari pebentukan negara-negara boneka ini adalah untuk melemahkan Ho Chi Minh denga memasukkan kedalam boneka-boneka yang dipropoganda Perancis, sehingga menimbul perpecahan diantara mereka. Memperkecil wilayh kekuasaan Ho Chi Minh, dan sebagai bentuk propoganda Perancis dalam usaha melepaskan politk imperialisme dan pelaksananaan Atlantk Charter. Diantara tujuan lainnya, politik devide et empera untuk memecah belah Indo-China. Negara-negara boneka buatan perancis diantaranya: Kamboja (7 Januar 1946), Laos (27 Agustus 1946), dan Vietnam (Bao Dai). Diantara ketiga negara tadi, Vietnam merupakan negara hasil buatan Perancis yang berhasil dalam usaha melakukn propoganda. Bao Dai adalah raja Vietnam yang pada tahun 1932 lalu tahun 1945 diangkat kembali menjad raja. Namun dikalanga kaum terpelajar, Bao Dai tidak diakui. Vietnam yang dipimpin Bao Dai diakui sebagai negara oleh U.S.A dan Inggris (7 Pebruari 1950). Sementara dilain pihak Ho Chi Minhdengan Demokratik Vietnam juga diakui oleh R.R.C dan Rusia (31 Januari 1950) d) Fase Kemenangan R.R.T Perang Kemerdekaan Indo-China berubah sifat dar kemerekaan menjadi perang China-Rusia versus Amerika. Ini tak lain karena Mao Tse Tung yang membantu Ho Chi Minh memiliki ideologi yang sama dimana Komunis harus tercapai lebih dulu setelah melalui Nasionalisme. Gerakan mendukung nasionalisme ini ditunjukkn dnegan sikap anti imperialisme dan kolonialisme. Hal ini mendukung dan memperkuat posisi Vietnam yang mendapatkan dukungan secara oril dan materil. [1] Pengantar kuliah Asia Tenggara dari Bapak Drs. Perang Kemerdekaan Vietnam Oleh Ivan Sujatmoko Vietnam dijajah oleh Tiongkok sejak tahun 110 SM sampai mencapai kemerdekaan pada tahun 938. Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam tidak berhenti menentang serangan pihak asing. Pada abad ke 19 Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai Vietnam setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an. Ekspansi kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania Raya dan kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri di Perancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya. Semasa pemerintahan Perancis golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan ingin kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-kelompok nasionalis tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919 semasa Perjanjian Versailles dirundingkan, Ho Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan agar Vietnam dapat merdeka. Permintaannya ditolak dan Vietnam serta seluruh Indochina terus menjadi jajahan Perancis. A. KOLONIALISME DI VIETNAM Pada abad ke 19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai Vietnam setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an. Ekspansi kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania Raya dan kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri di Perancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya. Semasa pemerintahan Perancis golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan ingin kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-kelompok nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919 semasa Perjanjian Versailles dirundingkan, Ho Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan agar Vietnam dapat merdeka. Permintaannya ditolak dan Vietnam serta seluruh Indochina terus menjadi jajahan Perancis. Gambar : Ho Chi Minh Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir Perancis dari Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah Perancis, Vichy bekerja sama dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai pasukan yang berkuasa secara de facto di kawasan tersebut. Pemerintah Perancis tetap menjalankan pemerintahan seperti biasa sampai tahun 1944. Ketika Perancis jatuh setelah tentara sekutu menaklukan Perancis dan Jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Perancis. Setelah pemerintah Perancis Vichy tumbang, pemerintah Jepang menggalakkan kebangkitan pergerakan nasionalis di kalangan rakyat Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Vietnam diberikan kemerdekaan oleh pihak Jepang. Ho Chí Minh kembali ke Vietnam untuk membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh kekuasaan asing. Ia menerima bantuan kelompok OSS. Pada akhir Perang Dunia II pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chí Minh berhasil membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya berlangsung sebentar. Pihak Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan Vietnam satu bentuk kemerdekaan sebagai bagian dari rancangan Jepang untuk membebaskan bumi Asia dari penjajahan barat. Banyak bangunan diserahkan kepada kelompok-kelompok nasionalis. B. HUBUNGAN DENGAN KOMINTERN Gerakan kemerdekaan Vietnam yang merupakan manifestasi dari sikap anti dominasi asing sebenarnya sudah semenjak jaman dulu. Kemudian sikap semacam itu dipruncing dengan politik kolonial Perancis yang kaku dan tak kenal peri keadilan. Ia melaksanakan politik asimilasi tanpa memberi kesempatan kepada bangsa Vietnam untuk ke arah self government. Sikap kaku dan intoleran dari kolonial Perancis ini mempertajam perasaan anti pati rakyat. Perlawanan timbul dimana-mana, sayangya perlawanan ini tidak tekordinir dengan baik. Di Vietnam perjuangan melawan Perancis secara garis besar ada dua kelompok yang sulit untuk besatu, yaitu kelompok nasionalisme dan kelompok komunisme. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata gerakan komunis berhasil memegang posisi kunci dalam memimpin rakyat untuk berjuang melawan kaum penjajah. Dengan demikian pergerakan kemerdekaan Vietnam tidak bisa di lepaskan dari komintern. Sebab dalam komintern inilah segala kegiatan dan jaringan-jaringan gerakan komunisme seluruh dunia diatur. Komintern yang di dirikan oleh Lenin pada tahun 1919 ini merupakan kubu yang sangat berfungsi dan banyak memberi bantuan kepada gerakan komunis untuk memperjuangkan kemerdekaan. Hal ini sesuai dengan garis kebijakan Lenin yaitu meawajibkan semua kekuatankekuatan komunis untuk membantu gerakn-gerakan kemerdekaan. Juga ditugaskan untuk melakukan gerakan revolisioner di negara-negara non-komunis. Hal ini bertujuan dapat mewujudkan negara yang komunistis. Selanjutnya pada 3 pebruari 1930, setelah kelompok-kelompok komunis disatukan oleh Ho Chi Min, berdirilah partai komunis Vietnam. Dengan berdirinya partai komunis ini merupakan kemajuan besar. Mengenai tujuan dari revolusi perjuangan mereka dirumuskan oleh partai komunis Vietnam. Ada 10 point. Dan tiga yang pokok adalah: •Melawan imperalis Perancis, feodalisme dan kaum reaksioner kelas kapitalis Vietnam. •Membentuk negara Vietnam merdeka secara penuh. •Mendirikan pemerintahan yang terdiri dari kaum buruh, petani dan militer. Gambar : Bendera Negara Vietnam C. DEKLARASI KEMERDEKAAN DI HANOI Pada tanggal 2 September 1945 di Hanoi, Ho Chi Minh secara umum mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam ketika para komunis di Vietnam Selatan, Viet Minh mengikutsertakan pemerintahan kolonial Perancis pada perang gerilya. Bermula tepat setelah deklarasi kemerdekaan tersebut, Ho Chi Minh pada posisinya sebagai pemimpin pergerakkan kemerdekaan di Vietnam Utara memutuskan untuk bernegosiasi dengan Perancis. Alasannya adalah pada waktu itu lebih dari 180.000 pasukan nasionalis Cina di Vietnam Utara. Viet Minh di Vietnam Utara merasa secara simultan liberalisasi mereka untuk melawan kekuatan dari kolonial Perancis dan pasukan Cina. Pada tahun 1946 setelah Perancis membangun kembali pemerintahan kolonial mereka di Vietnam, para nasionalis Cina setuju diberlakukannya kembali pasukan Cina dari Vietnam. Hal ini telah terjadi, Viet Minh menambah serangan mereka terhadap kekuatan kolonial Perancis dan memasangnya juga di bagian Selatan dan Utara Vietnam. Ketika Perancis berhasil dalam menahan kota dibawah kekuasaan mereka, peraturan di daerah pedalaman makin bertambah karena Viet Minh. D. JATUHNYA BENTENG DIEN BIEN PHU Pada tanggal 20 November 1953 kekuatan kolonial Perancis menempatkan sebanyak 16.000 pasukannya di Bien Phu, yaitu sebuah lembah pegunungan di sepanjang perbatasan Vietnam Utara dan Laos Utara. Dari Dien Bien Phu, Perancis bermaksud untuk mengawasi daerah perbatasan di antara kedua negara. Hal ini dianggap perlu karena Viet Minh melakukan pergerakan komunis dilengkapi dengan persenjataan di Pathet Lao. Gambar : Pertempuran di Dien Bien Phu Militer Perancis percaya bahwa Lembah Dien Bien Phu yang memiliki panjang 19 kilometer dan lebar 13 kilometer aman dari serangan Viet Minh. Namun pada minggu-minggu dan bulan-bulan berikutnya, pasukan Vietnam dibawah pimpinan Jenderal Giap, menyiapkan penyerangan ke Dien Bien Phu. Dengan bantuan lebih dari 200.000 orang kuli pengangkut barang, Viet Minh mengatur pengangkutan artileri berat ke gunung-gunung yang mengelilingi lembah Dien Bien Phu. Namun kesalahan dari tentara Perancis adalah sangat meremehkan kekeuatan musuh dan tidak memeandang situasi dan kondisi rakyat Vietnam secara integral. Gambar : Vo Nguyen Giap Keteledoran itulah yang dilihat oleh jendral Vo Nguyan Giap, merupakan saat yang tepat melakukan serangan tingkat terahir. Pada bulan Maret 1954, Viet Minh memulai penyerangan mereka terhadap pasukan Perancis di Dien Bien Phu. Pada tanggal 7 Mei 1954, mereka berhasil menaklukan pusat komando Perancis. 9.500 anggota pasukan kolonial Perancis ditangkap. Ini merupakan kekalahan paling buruk dalam sejarah pasukan kolonial Perancis. Pada tanggal 30 Januari 1945 kembali tentara Viet Minh mengitari benteng dengan kapal udara dan alteri sehingga banyak tentara yang lari menyelamatkan diri. Ternyata kondisi Perancis semakin terdesak. Kondisi yang seperti ini memaksa Blok barat untuk masuk ke meja perundingan. Disini Viet minh mendapat dorongan dari RRC dan Rusia untuk menerima untuk di adakan perundingan.pada Februari 1954 empat besar yaitu Amerika, Inggris, Perancis,dan Inggris bertemu di Berlin untuk merundingkan masalah Korea dan Indochina. Sebagai realisasi akan diadakan konferensi Jenewa pada 26 April 1954. Mendengar sebentar lagi akan diadakan perundingan, Jendral Vo Nguyen Giap mempersiapkan pasukan untuk melakukan serangan ke benteng Dien Bien Phu. Serangan ini bukan lagi serangan kecil-kecilan tetapi sudah merupakan taktik terkahir dalam perang Gerilya dan saat itulah pertempuran berkobar di Dien Bien Phu. Gambar : Peta Pertempuran E. KONFERENSI JENEWA Pada tanggal 25 April 1954 dibukalah Konferensi Jenewa yang di hadiri oleh Perancis, Republik Demokrasi Vietnam, Republik Vietnam, Kamboja, Laos, RRC, Inggris, Rusia, Amerika Serikat, Korea Utara dan Korea Selatan. Rencana pembahasan adalah Korea dan Vietnam namun karena kondisi di Vietnam sudah tidak terkontrol lagi maka pembahasan di fokuskan ke Vietnam. Serangan pasukan Viet Minh betul-betul luar biasa sehingga membuat tentara Perancis kocar kacir. Pertempuran selama 55 hari dan 55 malam ini akhirnya kekuatan Perancis yang masih tersisa dihancurkan pada tanggal 7 Mei 1954. Pertempuran berhenti dengan kemenagan Viet Minh. Kemenangan Viet Minh mempercepat proses Perjanjian Jenewa. Pada tanggal 20 Juli 1954, mencapai puncak kesepakatan dengan 6 bab dan 47 pasal. Secara garis besar dapat disimpulkan yaitu : •Mengakui kemerdekaan penuh Kamboja, Laos dan Vietnam. •Pembagian Vietnam menjadi dua(utara dan selatan)dengan batas garis lintang 17LU. •Perancis dan Republik Vietnam Selatan menarik pasukan yang ada di Utara. •Republik Demokrasi Vietnam harus pula menarik pasukan dari lintang 17 LU. •Republik Demokrasi Vietnam yang menguasi daerah Utara diakui secara de facto. •Dan untuk penyatuan Vietnam akan diadakan pemilu pada bulan Juli 1956 dibawah pengawasan Komisi Pengawas Internasional. Disini untuk Amerika Serikat dan Vietnam Selatan tidak mau menandatangani Perjanjian di karenakan keduanya tidak menyetujui point-point dalam Perjanjian Jenewa. Dan tentunya memiliki pandangan ada tujuan tersendiri untuk Vietnam yang akan datang. Mereka menilai isi Perjanjian Jenewa bukanlah suatu akhir. Justru ketentuan tersebut melahirkan dua Negara Vietnam yang masingmasing memiliki perbedaan pandangan, idiologi dan tingkah politik. Bagi Ho Chi Minh selaku ketua Viet Minh, dia tidak setuju dengan pembagian Vietnam karena dia berprinsip “Independence and unit y”. Perjanjian Jenewa bertentangan dengan harapan Ho Chi Minh yang nantinya akan membawa perkembangan politik di Vietnam lebih komplek. Perbedaan idiologi dan campur tangan asing tidak dapat dielakan lagi yang akhirnya tidak hanya berimbas pada Vietnam tapi juga negara-negara di sekitarnya. Reviewer: Ivan Sujatmoko - ItemReviewed: Perang Kemerdekaan Vietnam Rating: 4.5 Materi Terkait Pengaruh Indo-China di Asia Tenggar... Pemerintahan Ne Win di Myanmar Peran U Aung San Dalam Perang Kemer... Netralisasi Asia Tenggara (Pembentu... Materi: Sejarah Asia Tenggara Perhatian kalangan ilmuwan sosial terhadap kaum petani (peasant), khususnya yang mencuat setelah Perang Dunia Kedua (era Perang Dingin) terutama didorong oleh peran mereka (petani) dalam gerakan sosial – pemberontakan dan revolusi. Seperti dicatat oleh Clammer, “…proporsi terbesar populasi pedesaan di dunia (dan oleh karena itu populasi terbesar secara total) adalah “petani”, dan kelompok manusia yang luar biasa besarnya ini sekalipun merupakan proletariat pasif dan homogen, namun sebaliknya, telah dibuktikan oleh gerakangerakan petani yang signifikan di Asia Selatan,Amerika Latin, Afrika dan bahkan di Eropa (di mana banyak orang telah lupa jika petani masih eksis di sana.” (2003:195) Meskipun gambaran Clammer tentang petani tidak tepat benar jika dipetakan pada sosok kaum tani dewasa ini , namun kita tidak bisa memungkiri bahwa petani memiliki peran penting dalam perubahan sosial dan perkembangan sejarah sebuah masyarakat. Pernyataan Clammer tersebut memperkuat catatan Wolf (1969) tentang perlawanan petani Vietnam terhadap invasi Perancis dan Amerika Serikat. Wolf mencatat,“… melalui bantuan militer untuk Prancis yang tengah berperang, kemudian melalui misi militernya, dan akhirnya – sejak tahun 1962 – memperkuat komitmen pasukannya sendiri, Amerika Serikat mencari kemenangan militer dan politik dalam suatu perang bagi kontrol atas jantung dan pikiran suatu rakyat petani”. (2004:1) Catatan Wolf tersebut menunjukkan pada kita tentang dua hal. Pertama, bahwa kaum petani yang sering di-stereotype-kan bodoh dan pasrah (tunduk pada nasib kemiskinan dan penderitaannya), yang oleh pejabat militer Amerika serikat sering disebut “si haram jadah compang camping berpiyama hitam” (Wolf 2004:1) itu pada dasarnya merupakan kelompok masyarakat yang secara politis tidak mudah ditaklukkan dan menyerah begitu saja pada kondisi yang tidak menguntungkan kehidupannya. Kedua, bahwa kaum yang sering disikapi secara sinis sebagai kelompok masyarakat yang tidak memiliki sejarah itu pada dasarnya mengambil peran penting dalam perkembangan sejarah dan perubahan sosial sebuah masyarakat. Seperti dikemukakan oleh Kartodirjo (1984), meskipun dalam gerakan sosial dan pemberontakan yang diberi label “pemberontakan petani” (peasant revolt) sekalipun kaum petani lebih banyak berperan sebagai “gerbong” (massa aksi) pengikut kaum pemuka desa, bukan subyek gerakannya itu sendiri, tetapi mereka memiliki peran penting dalam sejarah dan perubahan sosial sebuah masyarakat. Dalam sejarah Indonesia misalnya, terutama dalam sejarah Jawa abad XIX, pemberontakkan petani yang oleh penjajah dianggap sebagai wabah atau penyakit sosial merupakan bukti, bahwa petani memiliki peran penting dan posisi politik yang diperhitungkan dalam perkembangan sejarah Indonesia. Masyarakat petani di negara-negara Dunia Ketiga yang baru merdeka (1950-1960-an) sudah lama menjadi perhatian kalangan ilmuwan sosial Barat. Kajian terhadap masalah petani terutama berpusat pada hubungan mereka (petani) dengan negara, terutama jika mereka menimbulkan masalah bagi negara (revolusioner dan membangkang) (Selemink 2004:263). Konteks hubungan petani dan negara tersebut secara spesifik adalah konteks penetrasi kapitalisme Barat (terutama Amerika Serikat) ke negara-negara Dunia Ketiga yang baru merdeka. Tumbuhnya perhatian besar terhadap masalah petani, terutama gerakan perlawanan mereka bukan semata-mata didorong oleh minat dan kehausan intelektual, melainkan karena tekanan internal dan eksternal dalam ilmu sosial (Mirsel 2004), yakni kehendak untuk mewujudkan ilmu sosial yang memiliki relevansi teoretis dan politis. Dengan kata lain, perhatian tersebut didasari oleh kehendak untuk mewujudkan ilmu sosial yang sesuai dengan kepentingan ideologi-politik yang dominan maupun marjinal dalam sebuah masyarakat. Pertempuran antara kubu ekonomi moral lawan ekonomi rasional yang muncul dalam konteks “Perang Vietnam” misalnya, bukan semata-mata perdebatan antara kubu kaum substantifis dan rasionalis yang murni muncul karena pertimbangan-pertimbangan teoretis, melainkan dipicu oleh pertempuran kapitalisme lawan sosialisme; kaum revolusioner lawan kontrarevolusioner. Demikian pula perdebatan antara intelektual pengusung gagasan reforma agraria lawan pendukung revolusi hijau dalam konteks Perang Dingin dan era state-leddevelopment (tahun 1960-1970-an) pada dasarnya merupakan pertempuran antara kubu kapitalisme lawan sosialisme dan populisme. Sampai pada titik ini kita bisa menyepakati Scott yang mengatakan, bahwa perdebatan ilmiah bukanlah sebuah proses yang berdiri sendiri, melainkan ditentukan oleh konteks historis dan politisnya. Berdasarkan uraian di atas, kita dapat membuat beberapa catatan tentang posisi petani dalam kajian ilmu sosial. Pertama, perhatian terhadap masalah petani, terutama gerakan perlawanan mereka vis a vis kapitalisme-negara yang dipropagandakan negara-negara Barat lebih banyak didasari oleh kepentingan ideologi-politik Amerika Serikat untuk menamkan pengaruhnya di negara-negara Dunia Ketiga di satu sisi; dan menandingi pengaruh negara-negara Eropa Timur, terutama Uni Soviet yang berhaluan sosialisme-komunisme di sisi lain. Itu artinya, besarnya perhatian intelektual Barat terhadap kehidupan petani di negara-negara Dunia Ketiga lebih banyak didasari oleh kehendak untuk membangun kekuatan kontra-revolusi terhadap kekuatan-kekuatan yang potensial menentang sistem kapitalisme-liberalisme. Dengan demikian, kedua, selain petani menjadi obyek kajian ilmu sosial, juga menjadi obyek pertempuran ideologi-politik dominan. Itu artinya, petani menjadi arena diskursif kekuasaan dan pengetahuan. Seperti telah disinggung di atas, hal ini logis, karena petani merupakan kelompok masyarakat yang menempati proporsi terbesar penduduk dunia, terutama di negara-negara Dunia Ketiga. Oleh Sadikin Download PDF Menelusuri Perkembangan Studi Gerakan Petani Oleh: Hadiedi Prasaja 8 Mei 2012 | 09:06 WIB (* Oleh: Heri Purwanto ) “Soal Agraria adalah soal hidup dan penghidupan manusia, karena tanah adalah asal dan sumber makanan bagi manusia. Perebutan tanah berarti perebutan makanan, perebutan tiang hidup manusia. Untuk ini, orang rela menumpahkan darah, mengorbankan segala yang ada demi mempertahankan hidup selanjutnya” (Mochamad Tauchid, 1952) Dalam catatan sejarah nusantara, pedesaan telah menjadi arena pertarungan kekuasaan politik maupun perebutan sumber daya ekonomi. Berbagai gejolak sosial muncul dan tenggelam silih berganti, akibat perebutan kekuasaan politik dan sumber-sumber daya ekonomi. Fenomena tersebut nyaris tidak mendapatkan ruang dalam penulisan sejarah Indonesia maupun dalam kajian-kajian ilmiah. Sebagian besar perhatian kalangan praktisi maupun akademisi tertuju pada tingginya dinamika sosial, ekonomi dan politik di perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan baru yang mencerminkan kemajuan dan modernisasi. Gejolak sosial yang berlangsung di berbagai pedesaan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan keresahan yang dialami oleh kaum tani di desa. Bentuk-bentuk perlawanan maupun protes kaum tani di pedesaan telah mengambil bentuk yang berbedabeda, tetapi memiliki beberapa corak kesamaan yang umum. Perhatian terhadap dinamika dan gejolak sosial di pedesaan selama ini tidak menelusuri lebih jauh terhadap peran kaum tani sebagai pelaku utama gerakan perlawanan tersebut. Pemberontakan-pemberontakan pada masa kolonial dipandang sebagai perjuangan pembebasan dibawah kepemimpinan tokoh-tokoh pahlawan nasional. Meskipun beberapa pemberontakan kaum tani terhadap kekuasaan kolonial secara nyata menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tonggak perubahan sosial politik yang lebih luas dalam panggung sejarah nasional. Sangat sedikit perhatian kalangan sejarawan maupun peneliti yang memberikan perhatian pada peran dan keterlibatan kaum tani yang menjadi gerbong massa pemberontakan-pemberontakan tersebut. Demikian halnya ketika gejolak sosial di pedesaan kembali marak setelah NKRI diproklamirkan. Justru di masa setelah kemerdekaan ini peran petani di pedesaan lebih massif dan berpengaruh besar terhadap corak perubahan yang berlangsung secara nasional, khususnya pada periode 1950-an hingga akhir 1960-an. Dan sayangnya, fenomena ini juga luput dari pandangan para sejarawan dan peneliti sosial untuk mencatat dan mengkaji lebih banyak peran gerakan petani terhadap perubahan sosial. Hingga kini dapat saya katakan bahwa peran penting masyarakat desa khususnya kaum tani telah sekian lama terpinggirkan dan terlupakan. Seorang akademisi dan tokoh sejarawan nasional, Sartono Kartodirdjo, telah merintis studi terhadap peran kaum petani dalam perubahan sosial dan konstalasi politik nasional. Dalam bukunya ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya minat sejarawan maupun peneliti sosial yang tertarik untuk mengangkat kembali peran gerakan petani pedesaan dalam dinamika perubahan sosial.[1] Rintisan kajian gerakan petani yang dilakukan oleh Sartono dimulai pada tahun 1966, melalui riset desertasi doktoralnya di Amsterdam.Desertasinya tersebut kini menjadi karya monumental sekaligus referensi wajib bagi peneliti dan peminat kajian gerakan sosial petani. Desertasinya “The peasant revolt of Banten in 1888”, kemudian diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul “Pemberontakan petani Banten 1888: Sebuah studi kasus mengenai gerakan sosial di Indonesia”. Secara konsisten ia menekuni kajian gerakan sosial pedesaan ditandai dengan penulisan buku-buku berikutnya yang berjudul “Protest Movement in Rural Java : A Study of Agrarian Unrest in The Nineteenth early Twentieth Centuries”, serta buku “Ratu Adil” yang lebih dikenal dikalangan luas dibanding karya-karyanya yang lain. Sartono Kartodirdjo telah merintis kajian ini sejak akhir 1960-an. Namun rintisan tersebut tidak berpengaruh besar terhadap perkembangan studi gerakan petani pada masa tersebut. Studi gerakan tani yang saya maksud merupakan pengembangan yang lebih luas terhadap teori-teori gerakan petani. Memang terdapat beberapa karya-karya dari sejarawan, sosiolog serta antropolog lainnya yang mengupas tema-tema mengenai dinamika sosial petani dan masyarakat pedesaan, namun tidak mengkhususkan kajian terhadap teori-teori gerakan sosial petani. Sebagian dari mereka melakukan kajian sebatas menjelaskan struktur-struktur sosial dalam masyarakat pedesaan, tradisi dan kebudayaan masyarakat desa serta tema lain yang tidak menyentuh perihal konflik-konflik yang memicu perlawanan petani dan berlangsungnya gerakan sosial.[2] Sepanjang masa kekosongan kajian-kajian gerakan sosial petani dari panggung akademik, justru kajian-kajian terhadap gerakan sosial petani di Asia menjadi pusat perhataian kalangan akademisi Barat. Minat akademisi dari Amerika dan Eropa terhadap fenomena bangkitnya gejolak sosial petani pedesaan di Asia pada tahun 1960 hingga 1970-an semakin berkembang, terutama didorong oleh fenomena munculnya perlawanan radikal yang massif dari petani-petani pedesaan di Vietnam terhadap invasi militer Amerika Serikat. Eric R. Wolf, James C. Scott, serta Samuel L. Popkin merupakan akademisi Barat yang merintis minat studi gerakan sosial petani di Asia. Studi yang paling menonjol dan sering menjadi acuan untuk menganalisis dan memahami gejolak sosial di pedesaan hingga saat ini adalah studi yang dilakukan oleh Scott dan Popkin.[3] Ditengah kekosongan kajian gerakan sosial petani oleh akademisi tanah air, teori-teori yang dilahirkan Wolf, Scott dan Popkin menjadi mainstream teori gerakan sosial petani di tanah air. Meski berbagai kritik muncul atas teori-teori yang mereka rumuskan karena dalam beberapa hal dianggap tidak relevan dengan dinamika sosial, politik dan budaya dari karakter masyarakat pedesaan Indonesia, namun studi gerakan sosial petani yang genuine dengan nuansa lokalitas tidak berkembang dan hanya dilakukan oleh Sartono Kartodirdjo. Kekhawatiran Sartono Kartodirdjo atas minimnya akademisi dan peneliti yang berminat terhadap kajian-kajian gerakan sosial petani ternyata tidak hanya pada era 1960-an saja, namun berlanjut hingga masa Orde Baru dan sesudahnya. Tema-tema kajian gerakan sosial petani yang telah dirintis oleh Sartono hanya berkembang sejenak didalam kajian akademis pada masa tersebut, kemudian menghilang sama sekali dari ranah kajian akademis di universitas-universitas sepanjang masa Orde Baru. Upaya kembali menghidupkan tema-tema kajian gerakan sosial petani pada masa Orde Baru, justru muncul dari luar universitas yang dipelopori oleh kalangan aktifis LSM. Meski kajian yang dilakukan oleh kalangan aktifis diluar kampus ditujukan untuk membangkitkan kembali apa yang telah dirintis oleh Sartono, pada kenyataannya memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan.[4] Menjelang akhir 1990-an, minat akademisi terhadap studi gerakan sosial petani dimunculkan kembali oleh sosiolog Hotman Siahaan. Desertasi doktoralnya yang berjudul “Pembangkangan Terselubung Petani dalam Program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) sebagai Upaya Mempertahankan Subsistensi”, diselesaikannya pada tahun 1996. Dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Teori Sosial Modern di tahun 2005, ia memilih tema pidato “Gerakan Sosial Rakyat : Ontran-ontran Demokrasi”, membahas tentang konflik sosial dan konflik politik ditengah arus desentralisasi yang mendorong munculnya gerakan sosial. [5] Selanjutnya studi-studi mengenai gerakan sosial petani mulai menarik minat sebagian kalangan peneliti dan akademisi. Diantaranya studi yang dilakukan oleh Endang Suhendar dan Yohanda Budi [6] dari Yayasan Akatiga di tahun 1998, meneliti Kondisi dan Kebijakan Agraria, Pola dan Level Konflik Petani, Aktoraktor yang Terlibat dan Upaya Penyelesaian Konflik Petani. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa seluruh kasus konflik petani sangat berhubungan dengan sistem politik yang berkembang pada saat itu, dan konflik ini selalu terjadi di sepanjang sejarah dimana petani berada pada posisi paling lemah baik secara ekonomi maupun politik. Studi tentang gerakan sosial petani di Kabupaten Batang dan Pekalongan dilakukan oleh Muhammad Romdloni pada tahun 2005. Melalui tesisnya berjudul “Teologi Petani : Analisis Peran Islam dalam Radikalisme Gerakan Petani pada Forum Perjuangan Petani Nelayan Batang Pekalongan (FP2NB) di Kabupaten Batang dan Pekalongan”, menemukan bahwa latar belakang petani melakukan gerakan lebih di dasari atas aspek ekonomi, sejarah kepemilikan tanah, budaya dan agama.[7] Studi Romdloni ini diperkaya oleh penelitian yang dilakukan Hilma Safitri pada tahun 2010, yang juga melakukan studi terhadap gerakan petani di Batang dengan judul “Gerakan Politik Forum Paguyuban Petani Kabupaten Batang (FPPB)”. Jika Romdloni meneliti sebab-sebab yang mendorong lahirnya gerakan petani di Batang, Safitri melanjutkannya dengan meneliti pola dan strategi gerakan yang dilakukan oleh FP2NB.[8] Di Malang Selatan, Wahyudi dan Mustain melakukan studi terhadap gerakan petani di Kalibakar Malang Selatan menghadapi PTPN XII. Studi yang dilakukan oleh Wahyudi pada tahun 2005 memfokuskan perhatian pada formasi dan struktur gerakan, serta jaringan- jaringan pendukung gerakan petani.[9] Studi terhadap kasus yang sama dilakukan oleh Mustain pada tahun 2007, dengan meneliti sisi yang berbeda. Melalui penelitian untuk desertasi doktoralnya berjudul “Petani vs Negara : Gerakan Sosial Petani Melawan Hegemoni Negara”,[10] ia menemukan bahwa gejolak dan resistensi yang dilakukan oleh petani dipicu oleh faktor ekonomi ketimpangan kepemilikan tanah. Namun dibalik faktor ekonomi tersebut, secara politik resistensi petani muncul untuk menolak kebijakan negara mengenai masalah penguasaan pertanahan yang cenderung eksploitatif dan mengutamakan pemodal. Berbagai studi terhadap gerakan sosial petani di atas merupakan sebagian saja dari sekian banyak studi lainnya. Namun berbagai studi yang diuraikan tersebut mewakili corak keragaman studi-studi gerakan sosial di tanah air yang sangat terbatas. Penelusuran terhadap berbagai studi-studi gerakan sosial petani, harus diakui masih memiliki banyak kekurangan. Setidaknya ada tiga hal yang dapat ditemukan dari upaya penelusuran kembali terhadap ketertinggalan studi-studi gerakan sosial petani di tanah air. Pertama, studi mengenai peran gerakan petani dalam konteks perubahan sosial yang lebih luas masih sangat minim. Jika terdapat studi-studi mengenai perlawanan petani, studi tersebut meletakkan posisi petani sebagai objek pembangunan yang pasif. Bukan sebagai aktor gerakan sosial petani yang aktif. Kondisi tersebut kemungkinan besar tidak terlepas dari peran rezim Orde Baru yang berupaya memutus mata rantai sejarah peranan gerakan sosial petani dari panggung politik maupun ranah akademik. Kedua, terdapat periode kekosongan studi gerakan sosial petani setelah studi rintisan yang diletakkan oleh Sartono Kartodirdjo. Sehingga tidak terdapat perkembangan yang berarti atas studi-studi gerakan sosial petani. Periode kekosongan tersebut justru banyak diisi oleh para akademisi dan peneliti orientalis dari luar Indonesia. Ketika studi-studi terhadap gerakan sosial petani di Barat tumbuh pesat dan menghasilkan berbagai perdebatan-perdebatan yang kaya, di tanah air justru tidak berkembang. Ketiga, perubahan sistem politik, ekonomi, dan perkembangan teknologi yang demikian pesat, turut memberikan pengaruh besar terhadap perubahan dinamika kehidupan petani di pedesaan. Sehingga bentuk-bentuk resistensi dan gerakan sosial petani pedesaan telah berkembang sedemikian rupa. Teori-teori mengenai gerakan sosial petani yang dikembangkan sebelumnya, kini kembali dipertanyakan dan diuji relevansinya. Dalam dua dekade terakhir, dinamika gerakan petani dan perubahan sosial pedesaan berubah dengan pesat seiring dengan perubahan pola relasi kekuasaan ekonomi politik secara global. Persoalan yang dihadapi petani tidak lagi sama dengan sebelumnya. Pola relasi kekuasaan di pedesaan turut diramaikan dengan kehadiran perusahaan-perusahaan trans nasional yang berupaya merebut sumber-sumber ekonomi masyarakat pedesaan. Bank Dunia dan lembaga keuangan internasional lainnya turut berperan dalam menentukan arah kebijakan nasional yang berpengaruh terhadap kehidupan petani dan masyarakat pedesaan. Perubahan relasi kekuasaan tersebut menjadi tantangan baru bagi penggiat gerakan petani. Dengan demikian studi-studi tentang gerakan petani dihadapkan pada tantangan untuk mengkritisi relevansi berbagai argumentasi teoritis yang selama ini digunakan dalam memahami gerakan petani dan perubahan sosial di pedesaan. (* Penulis adalah mahasiswa pasca sarjana Ilmu Politik, Universitas Indonesia dan saat ini aktif di Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia) [1] Ratu adil 9-11 [2] Beberapa tokoh yang ikut mewarnai tema-tema kajian masyarakat pedesaan diantaranya adalah Ong Hok Ham dan Kuntowijoyo. Meski tidak secara khusus mendalami kajian gerakan petani, keduanya turut memberikan warna dalam pengayaan studi gerakan sosial petani. Ong Hok Ham menyumbangkan studinya atas gerakan saminisme dan gerakan petani di Madiun (1975). Sementara Kuntowijoyo memperkaya kajian melalui desertasinya mengenai dinamika sosial masyarakat agraris di Madura (1980), serta esei-eseinya yang terlihat sebagai mendalami rintisan Sartono mengenai radikalisasi petani. [3] Syaiful Bahri, : 2002. “Petani dalam Perspektif Moral Ekonomi dan Politik Ekonomi”, dalam Endang suhendar, et.al. (Peny.), Menuju Keadilan Agraria : 70 Tahun Gunawan Wiradi, Bandung: Akatiga, halaman. 162. [4] Berbagai upaya yang dilakukan oleh kalangan aktifis diluar dunia universitas untuk menghidupkan kembali kajian-kajian gerakan sosial petani pada awal 1990-an diantaranya melalui penerbitan buku-buku, hasil-hasil yang diperoleh dari pengorganisiran di desa-desa serta seminar-seminar. Meski memiliki banyak keterbatasan, upaya tersebut dilakukan untuk mengisi kekosongan kajian gerakan sosial petani diranah intelektual yang sudah berlangsung cukup lama. Hal tersebut dapat ditelusuri dari buku-buku terbitan LSM diantaranya, Yayasan Sintesa, Yayasan Bina Desa, Insist, Elsam, dan banyak lainnya. [5] Lihat Gerakan sosial politik rakyat : ontran-ontran demokrasi : Pidato pengukuhan, disampaikan pada pengukuhan jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu/Mata Kuliah Teori Sosial Modern Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Sabtu, 12 Maret 2005. [6] Endang Suhendar dan Yohanda Budi . Kondisi dan Kebijakan Agraria, Pola dan Level Konflik Petani, Aktor-aktor yang Terlibat dan Upaya Penyelesaian Konflik Petani. Dalam Endang Suhendar (Peny.), Menuju Keadilan Agraria: 70 Tahun Gunawan Wiradi. Bandung: Akatiga, 2002, hal 319. [7] Muhammad Romdloni, Teologi Petani : Analisis Peran Islam dalam Radikalisme Gerakan Petani pada Forum Perjuangan Petani Nelayan Batang Pekalongan (FP2NB) di Kabupaten Batang dan Pekalongan. Surakarta : Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2005. [8] Lihat dalam Hilma Safitri, Gerakan Politik Forum Paguyuban Petani Kabupaten Batang (FPPB), Bandung : Yayasan Akatiga, 2010. [9] Mengenai laporan studi yang dilakukan Wahyudi, dapat dilihat dalam bukunya “Formasi dan Struktur Gerakan Sosial Petani” yang diterbitkan oleh UMM Press pada tahun 2005. [10] Desertasi Mustain telah diterbitkan dalam bentuk buku berjudul, Petani Versus Negara: Gerakan Sosial Petani Melawan Hegemoni Negara. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2007. Artikel terkait: o o o o o Gerakan rakyat dan Pemerintah Daerah sinergi melawan krisis multidimensi Gerakan rakyat mampu bangun alternatif pembiayaan pembangunan Occupy Jakarta: Gerakan Baru Menentang Kapitalisme Henry Saragih dan Evo Morales membangun gerakan rakyat untuk perubahan iklim G 20 Anti Gerakan Sosial Dendam Agen Oranye, Vietnam Serang Balik AS Selasa, 11 Agustus 2009 11:25 Sebuah helikopter UH-1D dari perusahaan penerbangan AS menyebarkan bahan kimia beracun di area hutan lebat di delta sungai Mekong tanggal 26 Juli 1969. (Berita SuaraMedia) Sebelumnya 1 of 4 Berikutnya HANOI (Berita SuaraMedia) – Vietnam tengah menggelar kampanye penggalangan dana yang bertajuk "Orange Day" (Hari Oranye). Penggalangan dana tersebut dilakukan untuk kemudian disumbangkan kepada orang-orang yang menderita karena penyebaran Agen Oranye yang dilakukan oleh para pasukan AS dalam perang Vietnam. Agent Orange atau Agen Oranye adalah nama sandi dari racun tanaman atau herbisida yang dipergunakan oleh militer AS dalam program perang herbisida yang dilakukan dalam perang Vietnam. Ada lebih dari 21.000.000 galom (79.000.000 liter) dari Agen Oranye yang disebarkan di seluruh wilayah Vietnam Selatan. Para panitia kampanye tersebut berharap agar mereka dapat menggalang dana lebih dari $3 juta (£ 1,8 juta) untuk membantu para korban dari penyebaran herbisida yang mengandung racun dioxin (racun yang terdapat dalam herbisida dan bersifat karsinogenik) tersebut. Para panitia mengatakan bahwa Agen Oranye pertama kali dipergunakan oleh AS dalam perang Vietnam yang terjadi 48 tahun yang lalu. Pada bulan Maret, pengadilan AS menggugurkan tuntutan hukum yang diajukan oleh Vietnam dan para veteran perang AS yang menuntut ganti rugi atas segala kerusakan yang ditimbulkan oleh bahan kimia tersebut. Pemerintah Vietnam mengatakan bahwa pemberian nama Agen Oranye berasal dari wadah zat kimia tersebut yang bercorak garis oranye. Bahan kimia tersebut telah menyebabkan lebih dari 400.000 nyawa manusia melayang dan jutaan kasus kanker dan berbagai macam penyakit lainnya. Meski perang Vietnam telah lama berakhir, namun serangan senjata kimia AS masih tetap meninggalkan malapetaka bagi jutaan orang, termasuk bayi-bayi yang baru lahir. Hal tersebut membuat bayi-bayi tersebut menjadi korban dari generasi ketiga. Dan tidak ada yang tahu hingga kapan cacat bawaan, yang diakibatkan oleh segudang konsekuensi kesehatan dari penggunaan racun kimia Agen Oranye, tersebut akan berakhir dan terputus sehingga tidak menular ke generasi berkikutnya. Selain mempengaruhi pertumbuhan manusia, racun dioxin kelas satu adalah racun paling mematikan yang ditinggalkan oleh penggunaan Agen Oranye yang disebarkan oleh militer AS di Vietnam selam 10 tahun berturut-turut hingga tahun 1971. Penyebaran racun kimia tersebut ditujukan untuk menghancurkan gerakan perlawanan Vietnam, membunuh hutan dan semak belukar yang menjadi pelindung mereka dan membuat mereka kekurangan persediaan makanan. Sebagai hasil dari serangan kimia tersebut, mimpi buruk yang amat kelam telah menghantui jutaan warga Vietnam, yang baru merdeka sejak tahun 1989, setelah 50 tahun berada dalam kungkungan perang, invasi asing dan embargo. Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang Vietnam telah mulai benar-benar merasakan skala sebenarnya dan konsekuensi dalam jangka waktu yang amat panjang dari bencana yang ditimbulkan oleh Agen Oranye. Sementara itu, korban dari Agen Oranye tersebar di berbagai komunitas di Vietnam, dipekirakan ada sekitar 3 juta orang korban yang harus menjalani kehidupan yang berat. Pada tahun 1973, dalam Persetujuan Perdamaian yang pada akhirnya menjadi landasan bagi berakhirnya perang Vietnam, pemerintah AS menjanjikan biaya ganti rugi sebesar $3,5 miliar. Namun hingga sejauh ini, tidak ada sepeserpun yang diterima oleh para korban di Vietnam. Pemerintah Vietnam juga menuntut Washington untuk menghormati tanggung jawab moralnya terhadap para korban serangan Agen Oranye. Dibawah "kekebalan kedaulatan", pemerintah AS tidak dapat dituntut. Oleh karena itu, pemerintah Vietnam mencoba menuntut ganti rugi kepada perusahaan kimia besar yang memasok Agen Oranye dan bahan kimia mematikan lainnya yang dipergunakan oleh militer AS dalam perang Vietnam. Asosiasi Korban Agen Oranye/Dioxin Vietnam (VAVA) dibentuk pada bulan Januari 2004 untuk mengemban tugas tersebut. Menurut wakil presiden VAVA, Do Xuan Dien, pada bulan Januari 2004, VAVA dan tiga orang korban Agen Oranye melayangkan tuntutan hukum di sebuah pengadilan AS terhadap 37 perusahaan kimia. Jumlah dari penggugat meningkat menjadi 28 orang pada bulan September 2004, namun kasus tersebut digugurkan oleh pengadilan AS pada bulan Maret 2005. Pemerintah AS membantah dan berkilah bahwa sama sekali tidak ada bukti ilmiah yang dapat diterima secara internasional yang menghubungkan penggunaan Agen Oranye dengan cacat lahir dan berbagai penyakit lainnya. Pemerintah AS saat ini tengah terlibat dalam sebuah proyek untuk membantu membersihkan titik-titik penyebaran dioxin di kota Danang, Vietnam tengah. AS juga membantu pendanaan untuk komunitas orang-orang cacat di negara Asia tersebut. Selain di Vietnam, Agen Oranye ditengarai juga pernah dipergunakan di wilayah Korea, Kanada dan Guam. Agen Oranye dipergunakan di Korea pada tahun 1960an, sementara di Kanada, militer AS menyebarkan Agen Oranye di wilayah hutan untuk menguji coba racun kimia tersebut, uji coba tersebut dilakukan atas persetujuan pemerintah Kanada. Di Guam, Agen Oranye disebarkan pada tahun 1955 hingga tahun 1960an. Dalam perang Vietnam, Guam dijadikan sebagai "gudang penyimpanan" Agen Oranye. Hal tersebut menunjukkan kekejaman AS dalam tindakan militer di berbagai belahan dunia. (dn/bbc/gl) Dikutip oleh www.suaramedia.com Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia [tutup] Sejarah Nusantara (1800-1942) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa diverifikasi. Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus. Artikel ini bagian dari seri Sejarah Indonesia Lihat pula: Garis waktu sejarah Indonesia Sejarah Nusantara Prasejarah Kerajaan Hindu-Buddha Kutai (abad ke-4) Tarumanagara (358–669) Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11) Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9) Kerajaan Medang (752–1045) Kerajaan Sunda (932–1579) Kediri (1045–1221) Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14) Singhasari (1222–1292) Majapahit (1293–1500) Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15) Kerajaan Islam Kesultanan Ternate (1257–sekarang) Kerajaan Pagaruyung (1500-1825) Kesultanan Malaka (1400–1511) Kesultanan Cirebon (1445 - 1677) Kerajaan Inderapura (1500-1792) Kesultanan Demak (1475–1548) Kesultanan Aceh (1496–1903) Kesultanan Banten (1527–1813) Kesultanan Mataram (1588—1681) Kesultanan Siak (1723-1945) Kerajaan Kristen Kerajaan Larantuka (1600-1904) Kolonialisme bangsa Eropa Portugis (1512–1850) VOC (1602-1800) Belanda (1800–1942) Kemunculan Indonesia Kebangkitan Nasional (1899-1942) Pendudukan Jepang (1942–1945) Revolusi nasional (1945–1950) Indonesia Merdeka Orde Lama (1950–1959) Demokrasi Terpimpin (1959–1966) Orde Baru (1966–1998) Era Reformasi (1998–sekarang) l•b•s Sejarah Indonesia Era Hindia Belanda. Daftar isi 1 Alur waktu o 1.1 Abad ke-19 1.1.1 1800-1820 (Daendels, Perang Inggris-Belanda, Raffles) 1.1.2 1821-1840 (Perang Padri, Perang Diponegoro, Tanam paksa) 1.1.3 1841-1860 (Perang Bali, Max Havelaar) 1.1.4 1861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU Agraria) 1.1.5 1881-1899 o 1.2 Abad ke-20 1.2.1 1900-1910 1.2.2 1911-1920 1.2.3 1921-1930 1.2.4 1931-1940 Alur waktu Abad ke-19 1800-1820 (Daendels, Perang Inggris-Belanda, Raffles) 1800 o o o o VOC resmi dibubarkan pada 1 Januari; hak miliknya dialihkan kepada pemerintah Belanda. Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda menjadi milik Perancis. Sultan dari Kraton Kanoman di Cirebon dibuang ke Ambon oleh pemerintah Belanda. Sebuah pemberontakan kecil-kecilan pecah di bawah pimpinan Bagus Rangin. 1801 o Britania menguasai wilayah Minahasa, hingga tahun 1889 1802 o 1803 o o o o o o o Angkatan Laut Britania bertempur dengan tentara-tentara Prancis dan Belanda di lepas pantai Jawa. Britania merebut Bangka. Departemen Urusan Koloni didirikan di Belanda. "Republik Batavia" di Belanda, di bawah kekuasaan Prancis, diubah menjadi "Kerajaan Belanda", dengan Louis, saudara laki-laki Napoleon, sebagai rajanya. 1807 o o o Pangeran Diponegoro 1806 o Pemerintah Belanda (Republik Batavia) mengeluarkan keputusan kolonial yang menjadikan pemerintah Hindia Belanda bertanggung jawab kepada pemerintah Belanda (berbeda dengan VOC). Tiga orang haji dari Minangkabau kembali setelah perjalanan naik haji ke Mekkah, dan bertemu dengan penganjur-penganjur gerakan Wahabi yang mulai menguat di Arabia dan menguasai Mekkah. Ketiga peziarah ini disebut "Padri" sesuai dengan pelabuhan Pedir (atau Pidie) di Aceh, tempat keberangkatan orang-orang yang naik haji. Gerakan Padri mulai berkembang di daerah Minangkabau, mengembangkan ajaran Islam yang lebih ortodoks yang melawan praktik-praktik tradisional setempat. Britania menyerahkan Ambon kepada Belanda. Mahmud Badaruddin II menjadi Sultan Palembang-Darussalam menggantikan ayahnya Sultan Muhamad Bahauddin. 1805 o Malaka dan Maluku dikembalikan dari Britania ke tangan Belanda melalui Perjanjian Amiens. Belanda mulai mengirim tambahan militer ke Jawa. Tondano memimpin pemberontakan melawan Britania di Minahasa. Britania kembali menguasai Malaka. Pemerintahan Belanda yang dikuasai Perancis menunjuk Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. 1808 o o o o o o 1 Januari Daendels tiba. Ia memindahkan tempat kediaman resminya ke Buitenzorg (kini dinamai Bogor). Daendels memerintah dengan menjalankan prinsip-prinsip pembaharuan dengan metode-metode kediktatoran ke Jawa. Daendels berusaha memberantas ketidakefisienan, korupsi, penyelewengan-penyelewengan dalam administrasi Eropa. Akibat rasa tidak suka dari naluri-naluri anti feodal, Daendels menganggap penguasa Jawa sebagai pegawai administrasi Eropa. Sehingga dimulailah suatu masa konflik yang sangat panjang. Daendels secara resmi menguasai Lampung untuk Belanda. Pakubuwono IV mengadakan hubungan damai dengan Daendels; Hamengkubuwono II menentangnya. Mangkunegara II membentuk "Legiun Mangkunegaran" dengan pendanaan Belanda. Daendels membebaskan Sultan Cirebon yang dibuang sebelumnya, namun pemberontakan di daerah pedesaan sekitar Cirebon berlanjut. 18 Agustus Daendels menata kembali wilayah-wilayah di bawah kekuasaan Belanda di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para bupati dan penguasa setempat dijadikan pegawai pemerintah Belanda. o o o 1809 o o Daendels membangun jalan pegunungan dari Batavia ke Cirebon (Jalan Raya Pos/Groote Postweg), memerintahkan pemindahkan kota Bandung ke jalan tersebut (tempatnya sekarang). Pangeran Kornel, pemerintah setempat di Sumedang, menolak bekerja sama karena perlakuan yang buruk terhadap rakyat setempat. Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di Banjarmasin demi mengonsolidasikan kekuasaannya di Jawa. 1810 o o o o o Daendels memerintahkan serangkaian pekerjaan umum di sekitar Banten, termasuk pembangunan jalan-jalan raya dan sebuah pelabuhan baru, yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja setempat. Para pekerja itu memberontak karena beban pekerjaannya; Residen Belanda di Banten dibunuh. Daendels mengirimkan suatu pasukan militer untuk memadamkan pemberontakan dan menggantikan Sultan, yang dibuang ke Ambon. Britania memutuskan untuk melepaskan Malaka; Stamford Raffles, yang saat itu seorang pegawai kecil, menulis surat yang penting kepada India yang isinya mendesak agar keputusan itu diubah. Keputusan diubah, dan Britania tetap tinggal di Malaka. Sulaiman Saidullah menjadi Sultan Banjar. Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di Banjarmasin. Bulan Mei, Britania menyerang dan merebut kembali Ambon, Ternate and Tidore. Raden Rangga, ipar Sultan, memulai pemberontakan yang gagal melawan Belanda di Yogyakarta; Daendels bersama ribuan tentara berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Hamengkubuwono III. Napoleon menganeksasi Belanda untuk Perancis. Daendels mengibarkan bendera Perancis di Batavia. Raffles mengunjungi Lord Minto, Gubernur Jenderal Britania di India, di Kolkata (Kalkuta), mendesaknya agar mengusir Perancis dan Belanda dari Jawa. Minto setuju. 1811 o o o o o o o Januari, Daendels memaksakan perjanjian-perjanjian baru terhadap Yogyakarta dan Surakarta, isinya mencakup penghentian pembayaran uang sewa Belanda kepada kedua Sultan untuk wilayah-wilayah pantai utara. Hamengkubuwono III menyerahkan Pangeran Natakusuma kepada Belanda, karena dicurigai terlibat dalam pemberontakan 1810. Mei, Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. (Tak lama kemudian Daendels bekerja di bawah Napoleon dalam peperangannya yang gagal di Moskwa.) 3 Agustus pasukan-pasukan Britania dengan puluhan kapal berlabuh di Jawa. Para pangeran setempat di Banten, yang masih dilanda pemberontakan karena beban pekerjaan-pekerjaan umum yang diperintahkan Daendels, menangkap dan memenjarakan Sultan Banten dan bekerja sama dengan Britania. 26 Agustus Perang Jawa Britania-Belanda dimulai. Britania di bawah Lord Minto merebut Batavia. Belanda, yang menderita kekalahan yang hebat, mengundurkan diri ke Semarang. Jansen mundur ke daerah Semarang. 18 September Pemerintahan Belanda dibawah Jansen menyerah kepada Britania di Salatiga. o o o o o o 1812 o o o o o o o 12 Januari Raffles mengeluarkan pengumuman untuk menata ulang dan memodernisasikan sistem pengadilan. Juni, Britania dibantu prajurit Legiun Mangkunegara menembaki Yogyakarta dengan meriam, merebut, dan merampok kota itu. Pakubuwono IV dari Surakarta tidak banyak membantu. Hamengkubuwono II disingkirkan oleh Britania, dibuang ke Padang, dan digantikan kembali oleh Hamengkubuwono III. Natakusuma menjadi Pangeran Pakualam I, mendirikan Dinasti Pakualam. Oktober Britania menandatangani perjanjian dengan Sultan Banjar. Britania merebut Timor. Britania menguasai Palembang, Britania mengangkat pangeran Adipati menjadi sultan dengan gelar Ahmad Najamuddin II atau Husin Diauddin Britania menguasai Belitung sebagai ganti rugi untuk "pembantaian" di Palembang pada tahun sebelumnya. 1813 o o o Thomas Stamford Raffles sebagai wakil kerajaan Britania, diangkat sebagai Letnan Gubernur Jenderal Jawa. Dia berusaha menunjukkan perhatiannya terhadap kesejahteraan penduduk asli sebagai tanggung jawab pemerintah. Selain itu tindakan kebijaksanaan Raffles yang terkenal di Indonesia adalah memasukkan sistem landrente (pajak tanah) yang selanjutnya meletakkan dasar begi perkembangan perekonomian, Raffles juga mengenalkan sistem uang dan penekanan desa sebagai pusat administrasi. Bagus Rangin ditangkap oleh Britania; pemberontakan di sekitar Cirebon mereda. Penduduk Belanda di Palembang dan sekitarnya dibunuh, diduga karena perintah Sultan Mahmud Badaruddin II; Britania memerintahkan Badruddin digulingkan dan digantikan oleh saudara lelakinya, Husin Diauddin. Hamengkubuwono II merebut kembali gelarnya di Yogyakarta. Desember Raffles mengunjungi Kraton Yogyakarta sehingga membangkitkan sikap bermusuhan. Pakubuwono IV mengirimkan surat-surat rahasia ke Yogyakarta yang menawarkan bantuan kepada Britania, namun juga mengharapkan Yogyakarta akan dapat memperluas daerahnya; Britania mulai melakukan perundingan rahasia dengan Hamengkubuwono III; Natakusuma menawarkan bantuan kepada Britania. Britania berdamai dengan Palembang, Mahmud Badaruddin II naik tahta kembali menjadi Sultan Palembang Raffles menghapuskan Kesultanan Banten; Sultan akan diberikan uang pensiun oleh pemerintah Britania. November, Pemberontakan di Belanda melawan Napoleon. 1814 o o o o o Juni Lord Minto, Gubernur Britania di India dan pelindung serta promotor Raffles meninggal dunia. Raffles dituduh korupsi, namun kemudian terbukti tidak bersalah. 21 Juni Perjanjian antara bangsa-bangsa yang berperang melawan Napoleon untuk mendirikan sebuah "Kerajaan Belanda" yang baru. 13 Agustus Britania setuju bahwa semua harta dan kekuasaannya di Hindia Belanda dikembalikan kepada Belanda. Perang Britania dengan orang-orang Bali di Buleleng dan Karangasem karena perdagangan budak. Bone menyerang kekuasaan Britania. o o o 1815 o o o o o o Orang-orang Britania ditempatkan di Banjarmasin dan Pontianak. Hamengkubuwono IV berkuasa di Yogyakarta. Diponegoro (kakak laki-lakinya yang menolak naik takhta) ditunjuk sebagai wali dari Sultan yang baru berusia 13 tahun. Ekspedisi Britania melaporkan penemuan Borobudur dan Prambanan ke Eropa untuk pertama kalinya. Sebagian besar dari para bangsawan Minangkabau dibunuh oleh para pendukung Padri; kaum Padri mulai memperluas penyebaran Islam ke daerah-daerah Batak. April-Juli, Gunung Tambora di Sumbawa meletus: 12.000 orang meninggal karena letusan itu sendiri, belakangan 50.000 meninggal karena kelaparan yang disebabkan letusan itu. Gunung Tambora menyemburkan debu vulkanik sejauh beribu-ribu kilometer sehingga iklim dunia berubah drastis. Mei, Raffles mengunjungi Borobudur. Raffles memerintah langsung atas Cirebon, menyingkirkan kekuasaan dari para Sultannya. Pemerintah Belanda membentuk aturan-aturan tentang pemerintahan Hindia Belanda. (Aturan-aturan ini kelak menjadi semacam konstitusi untuk Hindia Belanda, dalam suatu bentuknya atau yang lainnya, hingga 1942.) Pada Kongres Wina, diputuskan bahwa Britania harus mengembalikan Jawa dan kekuasaan Hindia-Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. 1816 o o o Bone kembali menyerang Britania. 19 Agustus, Belanda kembali berkuasa di Batavia. Cornelis Elout melanjutkan kebijakan-kebijakan pembaruan Raffles. Penyerahan kekuasan dari Inggris (letnan Gubernur John Fendall) kepada Belanda (Komisaris Jenderal yang terdiri dari Tiga orang, yakni Elout, Buijskes, Van der Capellen). Jawa dan pos-pos lainnya di Indonesia dikembalikan kepada pihak Belanda sebagai bagian dari penyusunan kembali secara menyeluruh urusan-urusan Eropa setelah perang-perang Napoleon. Thomas Stamford Raffles meninggalkan Jawa kembali ke Inggris. Belanda gagal dalam usahanya membujuk raja-raja Bali menerima kekuasaan Belanda. Wilayah Hindia Belanda 1817 o o o o Wilayah Madura disatukan menjadi satu kabupaten/keresidenan. Pattimura memimpin pemberontakan melawan Belanda yang kini kembali di Ambon; digantung pada Desember. 8 Mei, Kebun Raya didirikan di Bogor. Gunung Ijen meletus di Jawa Timur. 1818 o o o o o o 1819 o o o o Maret, Sir Thomas Stanford Raffles dikirim untuk memimpin benteng Britania di Bengkulu. Dari sana ia berusaha mendirikan kekuasaan Britania di Hindia. Raffles mengirim sebuah pasukan kecil ke Lampung untuk membangun kekuasaan Britania di sana; para pegawai Perusahaan Hindia Timur Britania di Kolkata memanggilnya kembali. Raffles mengirim pasukan-pasukan ke Palembang untuk mencampuri perundinganperundingan antara Sultan dan Belanda. Mereka ditangkap dan dikirim ke Batavia. Para pejabat Britania sekali lagi memerintahkan Raffles untuk mengundurkan diri. Di bawah Cornelis Elout, Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa. Belanda kembali ke Melaka. Belanda kembali ke Pontianak. 19 Januari, Raffles mendirikan Singapura, setelah membeli pulau itu dari Sultan Johore. Belanda kembali ke Padang. Raffles berusaha membangkitkan aksi-aksi anti-Belanda di pedesaan Minangkabau. Perang Menteng meletus di Palembang. Pangeran Ratu menjadi Sultan Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin III menggantikan ayahnya Sultan Mahmud Badaruddin II. 1820 o o o Pakubuwono V menjadi Susuhunan Solo. Belanda mengirim ekspedisi ke Kepulauan Aru. Komisi payung dibentuk untuk mengawasi gereja-gereja Protestan di Hindia Belanda. 1821-1840 (Perang Padri, Perang Diponegoro, Tanam paksa) 1821 o o o o o 1822 o o Para bangsawan Minangkabau yang tersisa menandatangani perjanjian yang menyerahkan Minangkabau kepada Belanda sebagai pembayaran untuk perlindungan terhadap kaum Paderi. "Perang Padri" meletus, hingga 1837. Kolera muncul pertama kali di Jawa; panen padi gagal. Britania menguasai Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Ternate. Prabu Anom menjadi Sultan Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin IV. Hamengkubuwono IV meninggal, sementara menyebar desas-desus bahwa ia telah diracuni. Hamengkubuwono V adalah Sultan yang baru. Diponegoro kecewa karena penanganan situasinya oleh para pejabat Belanda. Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta. 1823 o o Pasukan-pasukan Belanda dikalahkan oleh kaum Padri di Lintau. Gubernur Jenderal van der Capellen menghapuskan penyewaan tanah di Jawa Tengah. Dia memerintahkan sewa-menyewa tanah dihapuskan dan mengembalikan uang muka yang telah dibayarkan penyewa Tionghoa dan Eropa kepada pemilik o o o 1824 o o o o 17 Maret, Britania dan Belanda menandatangani Perjanjian London dan membagi Hindia Belanda di antara mereka sendiri. Belanda mengklaim Sumatra, Jawa, Maluku, Irian Jaya, dan lain-lain. Britania mengklaim Malaya dan Singapura, dan mempertahankan kepentingannya di Borneo Utara. Aceh diharapkan akan tetap independen. Bone merebut wilayah-wilayah Belanda di Sulawesi selatan. Hindia Belanda menghadapi krisis keuangan - Gubernur Jenderal van der Capellen menawarkan koloni ini kepada sebuah perusahaan swasta Britania, Palmer and Co., sebagai ganti pinjaman untuk menebus pemerintahan kolonial. (Pemerintah Belanda yang merasa dipermalukan oleh kejadian-kejadian ini, memberikan pinjaman besar kepada Hindia Belanda pada 1826 dan 1828.) Belanda membentuk pemerintahan langsung di Riau. 1825 o o o o o o o o o tanah untuk dikembalikan. Hal ini menjadikan bengsawan kehilangan sumber pendapatannya sementara uang muka yang telah diterima sudah habis digunakan. Pakubuwono VI naik takhta di Solo. Kramo Jayo menjadi Sultan Palembang. Raffles, dalam kondisi kesehatan yang buruk, kembali ke Inggris. 29 Maret, Nederlandsche Handel Maatschappij (Perusahaan Dagang Belanda) dibentuk. Komoditi-komoditi ekspor seperti kopi, gula, nila yang dihasilkan masyarakat dikapalkan ke Eropa oleh perusahaan ini. Belanda mengalahkan Bone sebelum Perang Diponegoro; pertempuran sporadik berlanjut selama bertahun-tahun. para pejuang Padri merebut daerah Tapanuli selatan. Raja Sisingamangaraja X dari Batak terbunuh dalam peperangan melawan kaum Padri. Belanda menuntut para calon haji yang ingin naik haji untuk memperoleh paspor dan membajar pajak seharga 110 gulden. Mei, Diponegoro dan para penguasa istana bentrok karena pertikaian menyangkut jalan yang baru yang akan dibangun di dekat Tegalreja yang melewati makam dan tanah leluhur. Juli, Belanda mengirim pasukan-pasukannya untuk menangkap Diponegoro, yang mengumumkan pemberontakan. Tegalreja direbut dan dibakar, Diponegoro berhasil melarikan diri. Inilah awal dari "Perang Diponegoro", yang berlangsung hingga 1830. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Adam al-Wasi' Billah menjadi Sultan Banjar. Garis suksesi di Palembang berakhir. Belanda membentuk pemerintahan langsung. Belanda mengeluarkan perintah untuk menangkap Raden Intan di Lampung. Raden Intan meninggal dan digantikan oleh Raden Imba Kusuma. 1826 o o o o Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Timur. Belanda mulai mengorganisasi pasukan-pasukan khusus untuk berperang di Hindia Belanda. Van der Capellen digantikan oleh Du Bus sebagai Gubernur Jenderal. Agustus Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan di Ambon, dan mengangkatnya kembali sebagai Sultan Yogyakarta. o 1827 o April, orang-orang Jawa berhasil menghadapi Belanda. Madura menjadi satu keresidenan dengan Surabaya. Wabah cacar di Bali. Fort Du Bus didirikan Belanda di Papua. November Kyai Maja, penasihat rohani Diponegoro, ditangkap Belanda setelah pertempuran berlangsung. 1829 o o Belanda menata ulang pasukan-pasukannya dalam Perang Diponegoro, mengganti dengan taktik-taktik yang lebih fleksibel, mengadakan serangan-serangan terhadap para pasukan gerilya. 1828 o o o o o Oktober, Diponegoro dikalahkan di Gowok, dekat Surakarta. Pasukan-pasukannya dipukul balik. September Pangeran Mangkubumi (paman dari Diponegoro) menyerah. Ia diizinkan kembali ke istananya. Oktober, Panglima Sentot Alibasyah menyerah. Belanda mengangkatnya menjadi Letnan kolonel. 1830 Mataram setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830. o o o Maret, Diponegoro setuju mengadakan perundingan Magelang, ditangkap dan dibuang ke Manado, lalu ke Makassar (hingga meninggal tahun 1855). Pakubuwono VI, dicurigai oleh Belanda, dibuang ke Ambon (hingga 1849). Pakubuwono VII menjadi Susuhunan Solo. Johannes van den Bosch tiba sebagai Gubernur Jenderal yang baru, mulai menerapkan cultuur stelsel atau "tanam paksa". Setiap desa harus menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan (20%) dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. o o o o 1831 o o o o Bonjol di Minangkabau akhirnya jatuh ke tangan Belanda dalam Perang Padri. Tuanku Imam Bonjol menyerah dan dikirim ke pembuangan. 1838 o o o o o o Belanda mengabaikan Fort Du Bus di Papua. 1837 o Belanda memaksa Sultan Muhammad Fahruddin dari Jambi mengakui kekuasaan Belanda. Pemerintah Portugis mengusir para pastor Dominikan dari Timor Timur. 1836 o Januari, desa-desa Minangkabau di sekitar Bonjol bangkit dalam pemberontakan rakyat; pasukan-pasukan Belanda di daerah itu dibantai. Perang Padri memanas; Belanda menyegel daerah pantai. Sentot berperang di pihak Belanda, namun kemungkinan di dalam hatinya ia tidak memihak Belanda. Belanda menempatkan Sentot di bawah pengawasan di Bengkulu (hingga 1855). Sultan Jambi meminta bantuan Belanda untuk melawan Palembang. 1834 o Belanda menggulingkan Sultan Jailolo dan menguasai Halmahera. Kapal-kapal AS menembaki desa-desa pantai di Aceh dalam upaya mengatasi perompakan. 1833 o Pemerintah Hindia Belanda berhasil membuat anggaran berimbang. Pasukan-pasukan Belanda memerangi kaum Padri di Sumatra dan mencapai wilayah Bonjol. 1832 o o Tanam paksa tumbuhan indigo (nila) diperkenalkan di Priangan. Kapal uap pertama tiba di Hindia Belanda. Nederlands Zendelinggenootschap (NZG - Perhimpunan Zending Belanda) mulai menawarkan pendidikan kepada anak-anak pribumi. 4 Desember Van den Bosch secara resmi mengorganisasi pasukan Belanda dari Perang Jawa menjadi Oost-Indische Leger, atau "Tentara Hindia Timur" (belakangan dikenal sebagai KNIL). 1839 Kemenangan Belanda di Daludalu mengakhiri Perang Padri di Minangkabau. Pemerintahan langsung Belanda atas Minangkabau diterapkan (hukum adat dan para bangsawan tampaknya pro-Belanda, para pemimpin Islam anti-Belanda). Ekspedisi Belanda melawan Flores. Bone memperbarui Perjanjian Bungaya; peperangan melawan Belanda mereda. Belanda meresmikan kehadirannya di Nias. Sulaiman mewarisi takhta Aceh, tetapi Tuanku Ibrahim memerintah sebagai wali, dan berkuasa di Aceh hingga 1870. Kerajaan Mataram di Lombok menguasai seluruh pulau, ditambah Karangasem di Bali. o Pedagang Denmark, Mads Lange, membuka sebuah pos perdagangan di Kuta, Bali. 1840 o Cultuur Stelsel sudah menghadapi berbagai masalah. Tanda-tanda penderitaan dikalangan orang pribumi Jawa dan Sunda mulai tampak. Khususnya didaerah penanaman tebu. Pabrik-pabrik gula bersaing dengan pertanian padi untuk jatah air. Tibul paceklik dan harga beras menjadi sangat mahal. 1841-1860 (Perang Bali, Max Havelaar) 1841 o o 1842 o o o o o o o Juni, pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerang Buleleng; raja-raja lain diam-diam mendukung kekuatan-kekuatan anti-Belanda. Istana di Singaraja dihancurkan. Raja Buleleng menandatangani perjanjian penyerahan. Hindia Belanda menempatkan sebuah pos pasukan di Singaraja. Ekspedisi Hindia Belanda melawan Flores. Wabah tipus merebak di Jawa. Hindia Belanda menguasai Samarinda. Tambang batu bara komersial pertama dibuka di Martapura, Kalimantan Selatan. Pemberontakan di Banten. 1847 o Industri vanila dimulai di Jawa. 1846 o Raja-raja Buleleng dan Karangasem tidak puas dengan Belanda, dan menolak untuk mengesahkan perjanjian. 1845 o Raja Lombok menerima kekuasaan Belanda. Kelaparan di Cirebon. 1844 o Belanda menarik diri dari pantai timur Sumatra di sebelah utara Palembang karena kekuatiran Britania. Bangsawan di Surakarta ditangkap karena dicurigai menghasut pemberontakan. 1843 o o Raja-raja Badung, Klungkung, Karangasem dan Buleleng di Bali menandatangani perjanjian yang mengakui kekuasaan Belanda; para raja itu diberikan hak untuk tetap berkuasa ke dalam. James Brooke mulai membangun sebuah kerajaan pribadi untuk dirinya sendiri di Sarawak. Ekspedisi militer Belanda ke Nias. 1848 o Juni, Hindia Belanda mengirim pasukan militer ke Bali untuk menghadapi konflik yang timbul karena pemaksaan perjanjian dengan raja-raja setempat. Pasukan ini o o o o 1849 o o o o o o Aceh mengirim utusan kepada Napoleon III dari Perancis. Pohon kola diperkenalkan di Jawa. Belanda mengakhiri pajak yang dipungut dari para calon jemaah haji. 1853 o o Sekolah "Dokter-Jawa" didirikan di Gambir (Weltevreden), Batavia. Billiton Maatschappij memulai pertambangan timah di Belitung. Banyak buruh Tionghoa yang didatangkan ke sana. 1852 o o o Belanda memulai pekerjaan misi di kalangan suku Batak di Sumatra utara. Pemerintah Hindia Belanda melarang para misionaris Katolik memasuki daerah suku Batak di Sumatra atau Toraja di Sulawesi. Hanya para misionaris Protestan yang diizinkan masuk ke sana. Bala kelaparan di Jawa Tengah. Belanda membeli sisa-sisa benteng Portugis di Flores. 1851 o o April, Sebuah kekuatan militer Hindia Belanda dalam jumlah besar dikirim ke Bali. Gusti Ketut Jilantik gugur dalam pertempuran. Hindia Belanda menguasai Buleleng dan pantai utara Bali. Mei Pasukan-pasukan Hindia Belanda memasuki Bali selatan untuk pertama kalinya, bergerak melalui Karangasem dan Klungkung untuk memadamkan perlawanan. Raja Lombok menyerang dan merebut Karangasem. Belanda menguasai penuh Palembang. 1850 o dikalahkan oleh suatu pasukan Bali di bawah pimpinan Gusti Ketut Jilantik di Jagaraga, dan menarik diri dari pulau itu. Konstitusi baru di Belanda: Dewan Negara (parlemen) Belanda mempunyai kuasa atas urusan-urusan kolonial. Sebagian anggota parlemen menuntut diadakannya perubahan di tanah jajahan dan mendesak diadakannya pembaharuan liberal. Pengurangan peranan pemerintah dalam perekonomian kolonial, pembebasan terhadap pembatasan perusahaan swasta, dan diakhirinya tanam paksa. Undang-undang, sipil dan kriminal yang diperbarui untuk Hindia Belanda diperkenalkan, dan berlaku hanya untuk keturunan Eropa saja. Demonstrasi di Batavia, dipimpin oleh Baron van Hoevell (seorang pendeta Hervormd Belanda), memohon kepada Raja Belanda agar diberlakukan kebebasan pers, sekolah menengah untuk masyarakat, dan perwakilan untuk Hindia Belanda di Dewan Negara. Sekolah-sekolah karesidenan untuk pendidikan dan latihan anak-anak para pemerintah dan bangsawan setempat, mulai dibuka. Belanda mulai mengatur administrasi Bali utara. Mangkunegara IV mengambil gelarnya di Surakarta. 1854 o Pemerintah Belanda mengeluarkan suatu pembaruan konstitusional untuk daerah Hindia Belanda ("Regeeringsreglement"). Para penguasa setempat di Hindia Belanda akan tetap memiliki kekuasaan tradisional atas warga mereka, dan berkuasa atas o o o 1855 o o o o o o o Belanda ikut campur dalam suksesi Sultan Banjarmasin, dengan mendukung Tamjidillah daripada Hidayatullah yang lebih populer. Kabel telegraf pertama diletakkan dari Batavia ke Buitenzorg (Bogor). 1858 o o o o o Aturan Penerbitan memberikan kekuasaan kepada Gubernur Jenderal untuk melakukan sensor pra-penerbitan terhadap pers tanpa kesempatan naik banding atau peninjauan kembali. Maret, Eduard Douwes Dekker dipecat dari posisinya di pemerintahan di Jawa Barat setelah menuduh para bupati setempat melakukan korupsi. (Belakangan, dengan nama pena "Multatuli", ia menulis novel "Max Havelaar", yang mengungkapkan kondisi-kondisi dan penindasan di Jawa oleh pemerintah kolonial kepada para pembaca di Belanda.) Ekspedisi militer Belanda ke Flores. 1857 o Hamengkubuwono VI menjadi Sultan Yogyakarta. Militer Belanda melakukan ekspedisi ke Nias. Belanda memperluas kekuasaannya atas Kalimantan Barat. Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng Rotterdam, Makassar. 1856 o nama Belanda. Pemisahan yang ketat antara warga Eropa dan kaum Inlander diakui di dalam undang-undang. Gubernur Jenderal Hindia Belanda memperoleh kuasa untuk mengasingkan siapapun juga; terhukum tidak memiliki hak untuk naik banding atau meninjau ulang keputusannya. Aceh menegakkan kekuasaannnya atas Langkat, Deli dan Serdang di pantai timur Sumatra ("pelabuhan lada"). Tanaman cinchona (kina) diperkenalkan di Priangan, di Cibodas, Jawa Barat. Ekspedisi Belanda melawan Sulawesi selatan. Ratu Taha Saifuddin dari Jambi menolak perjanjian dengan Belanda, melarikan diri ke hutan-hutan dengan membawa pusaka (lambang kekuasaan keluarganya), dan berjuang hingga 1904. Belanda mengambil Siak di Sumatra utara melalui perjanjian dan memindahkan pasukan-pasukannya untuk mencegah para petualang Britania mendapatkan tempat berpijak di sana. Perbatasan Siak ditetapkan hingga mencakup Langkat dan Deli, yang berbatasan dengan wilayah Aceh. Pemerintahan Hindia Belanda mengalami defisit karena biaya-biaya militer. Pakubuwono VIII menjadi Susuhunan Solo. 1859 o o o Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari; Belanda menarik dukungannya terhadap Tamjidillah, mengirimnya ke Buitenzorg (kini Bogor). Portugis menandantangani perjanjian dengan Belanda: Portugis melepaskan posposnya yang jauh dan klaim-klaimnya atas Flores dan Solor kepada Belanda, dan mempertahankan haknya atas Timor Portugis. Pembagian antara Timor Barat dan Timur diputuskan. Pemerintah Belanda melarang perbudakan di Hindia Belanda. o o Ekspedisi militer Belanda ke Bone untuk menggulingkan Ratu Basse Kajuara. Kabel telegraf dipasang antara Batavia hingga Singapura. 1860 o o o o "Max Havelaar" diterbitkan. Belanda membuka Pulau Sabu. Belanda menghapuskan Kesultanan Banjarmasin, dan memaksakan pemerintahan kolonial langsung. Belanda memperluas wilayah protektoratnya hingga mencakup Kesultanan Wajo di Sulawesi. 1861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU Agraria) 1861 o o 1862 o o o o o o o Tanam paksa teh, kayu manis dan nila diakhiri. Belanda memperkenalkan tembakau di Deli dan Sumatera Utara. Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Kesultanan Asahan di Sumatera Utara dan menyingkirkan Sultan ke Riau. Undang-undang dan peraturan kehutanan yang baru diperkenalkan. 1866 o o 1 April, Perangko Hindia Belanda pertama diterbitkan. Belanda bereksperimen dengan tanaman karet di Jawa dan Sumatra. Belanda mengklaim Kepulauan Mentawai. Sultan Siak terakhir turun takhta. 1865 o o o Ekspedisi militer Belanda ke Nias. Britania mengirim kapal-kapal perang ke Langkat dan "pelabuhan-pelabuhan lada lainnya " di Sumatra. 1 Juli, Perbudakan secara resmi berakhir di Hindia Belanda. Tanaman tembakau diperkenalkan di Sumatera Utara. Fransen van de Putte, seorang bekas pemilik perkebunan di Jawa dan penentang sistem tanam paksa, menjadi Menteri Urusan Koloni Belanda. Wajib tanam cengkeh dan pala diakhiri. 1864 o o o o Pangeran Hidayatullah menyerah di Banjarmasin, dan dibuang ke Jawa. Antasari meninggal karena cacar, perang gerilya berlanjut. Wajib tanam lada dihentikan. 1863 o o Pakubuwono IX menjadi Susuhunan Solo. Para misionaris Protestan Jerman mulai bekerja di sekitar Danau Toba di Sumatera Utara. 1867 Wajib tanam tembakau diakhiri. Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Sumba. o o o 1868 o Wilayah Minahasa ditempatkan di bawah pemerintah langsung Belanda. Sultan Mahmud Syah memerintah di Aceh hingga 1874. Undang-undang Gula mulai suatu masa pembaruan agrikultur. Penyakit melanda tanaman kopi di Jawa. Pelayanan kapal uap yang rutin ke Belanda melalui Terusan Suez dibuka. 1871 o o o o Sepertiga penduduk Sabu meninggal karena cacar. Aceh memohon perlindungan kepada Kerajaan Ottoman. Deli Maatschappij didirikan oleh para investor swasta. Pada 1869, Terusan Suez dibuka, sehingga sangat mengurangi waktu dan upaya perjalanan antara Eropa dan Asia lewat laut, dan menjadikan tempat-tempat seperti Aceh jauh lebih penting dan strategis. 1870 o o o o o Belanda memperketat kekuasaannya terhadap Bengkulu. 1869 o o o o Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta; 1.000 orang meninggal. "Undang-undang Pertanggungjawaban" mewajibkan keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan Belanda. Departemen Pendidikan Hindia Belanda dibentuk. Undang-undang Agraria, Agrarische Wet, menggalakkan privatisasi pertanian, dan mulai membatalkan berbagai praktik tanam paksa. UU ini dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai tindak lanjut atas kemenangan partai Liberal di Belanda, sekaligus menggantikan politik Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) dengan penanaman modal pengusaha Belanda. Pada pelaksanaannya Agrarische Wet mendukung berdirinya perkebunan-perkebunan besar Belanda di Hindia Belanda, sehingga dapat disebut sebagai upaya menarik modal swasta ke Hindia Belanda. Wabah cacar membunuh 18.000 orang di Bali. Kabel telegraf dipasang dari Banyuwangi, Jawa hingga ke Australia. November, Traktat Sumatra antara Britania dan Belanda: Belanda memberikan Pantai Emas kepada Britania; Belanda dapat mengirimkan buruh-buruh kontrak dari India ke Guiana Belanda (kini: Suriname); Belanda bebas bertindak di Sumatra, Britania dan Belanda mempunyai hak-hak perdagangan di Aceh. Akibat dari perjanjian ini: tidak ada lagi keberatan terhadap upaya Belanda menaklukkan Aceh. 1872 o Perang Batak dimulai di Sumatra utara, berlangsung hingga 1895. Peta peperangan Hindia Belanda 1873 o o o o o o o o o 1874 o o o o Tanam paksa gula dan kopi mulai dihapuskan. Ekspedisi di bawah Jenderal Van der Heijden membakar habis 500 desa di Aceh. Teungku Cik di Tiro, seorang ulama Islam, mulai memimpin perlawanan di Aceh. 1879 o o Hamengkubuwono VII menjadi Sultan Yogyakarta. Sejak saat ini, pemerintahan Hindia Belanda beroperasi dengan keuangan yang merugi. 1878 o o o Tanaman karet diperkenalkan di Jawa. Baba Hassan memimpin pemberontakan di Halmahera. 1877 o o Hindia Belanda, Australia, dan Jerman menetapkan perbatasan antara klaim-klaim mereka di New Guinea. 1876 o o 24 Januari Pejuang Aceh meninggalkan Banda Aceh dan mengundurkan diri ke daerah perbukitan. Belanda mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh telah berakhir. Sultan Mahmud Syah dari Aceh meninggal di hutan; Sultan Ibrahim Mansur Syah memimpin kesultanan di bukit-bukit hingga 1907. Teuku Umar, seorang bangsawan Aceh, memimpin pasukan-pasukan Aceh. Ekspedisi Belanda ke Flores. Belanda mengirim seorang utusan ke Kepulauan Aru. 1875 o 25 Januari Utusan dari Aceh mengadakan pembicaraan dengan konsul Amerika di Singapura, namun Washington menolak memberikan bantuan AS. Belanda menjawab dengan peperangan. 26 Maret Perang Aceh meletus. Belanda mengebom Banda Aceh. 8 April Belanda mendaratkan pasukan-pasukannya di Banda Aceh. 25 April pasukan-pasukan Aceh memaksa Belanda mundur. Sultan Kutai menandatangani perjanjian yang mengakui Belanda. Tanaman teh Assam dari India diperkenalkan untuk menggantikan tanaman teh dari Tiongkok, yang hasilnya mengecewakan. Produksi teh mulai meningkat. Jalur kereta api pertama dibangun di Jawa. 11 November Belanda menyerang Aceh kembali, dan mempertahankan posisi mereka, namun mengalami kerugian besar karena penyakit. Belanda berperang sia-sia selama lebih dari 30 tahun, berusaha menguasai Aceh, namun tidak pernah benar-benar berhasil. R.A. Kartini dilahirkan di Jepara. Tanaman koka diperkenalkan di Jawa. 1880 o Jalur kereta api antara Batavia dan Bandung diselesaikan. o o Koelie Ordonnantie ("Ordonansi Kuli") menguraikan undang-undang kontrak tenaga kerja: majikan harus menyediakan perumahan dan pemeliharaan kesehatan yang memadai, buruh hanya terikat dengan perkebunan selama kontrak yang berlaku. Kontrak harus ditandatangani di hadapan hakim, dan dapat dipertikaian di pengadilan. Susu kental dalam kaleng yang pertama diimpor dari Australia. 1881-1899 1881 o o o 1882 o o o o o o o o o o Sisingamangaraja XII diusir dari wilayah Batak. Krakatau meletus; 36.000 orang di Jawa Barat dan Lampung meninggal sebagai korban letusan ini. A.J. Zijlker mendapatkan persetujuan dari Belanda untuk memulai pengeboran minyak di Langkat, Sumatra Uara. Pemberontakan yang mendukung Pangeran Suryengalaga gagal di Yogyakarta. 1884 o o o Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Buleleng dan Jembrana di Bali. Hindia Belanda menguasai Karangasem dan Gianyar di Bali. Bali dan Lombok menjadi sebuah Karesidenan; raja-raja di Bali selatan tidak senang dengan hal ini, namun tetap berperang di antara mereka sendiri. Kepulauan Aru dan Tanimbar ditempatkan di bawah administrasi Belanda. 6 Agustus Tjokroaminoto dilahirkan. Penyakit melanda tanaman tebu di Jawa. Ekspedisi militer Belanda di Seram. Minyak ditemukan di sekitar Kutai di Kalimantan. Pengadilan Islam ("priesterraden") diberikan kekuasaan terbatas di Jawa. Yurisdiksinya dibatasi pada hukum keluarga. 1883 o o Para tetua suku Minahasa dijadikan pegawai-pegawai bergaji dari Hindia Belanda. Mangkunegara IV wafat. Pada awal 1880-an, seorang penduduk Kudus yang bernama Haji Jamahri memulai kebiasaan mencampurkan cengkeh dalam rokok yang dilintingnya dengan tangan untuk menolongnya mengatasi gejala-gejala asma. Inilah asal-usul "kretek". Namun demikian, produksi kretek secara komersial baru dimulai secara serius pada 1930-an. Perang gerilya memanas di Aceh. Belanda membangun "Geconcentreerde Linie" (Garis Konsentrasi) di Aceh: suatu rangkaian dari 16 benteng yang dirancang untuk mengepung para gerilyawan. Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Deli. Pelayanan komunikasi dikonsolidiasikan oleh pemerintah ke dalam PTT (Post Telegraaf Telefoon). 1885 o o Sultan Asahan kembali dari pembuangan ke wilayahnya untuk berkuasa atas nama Belanda. Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Madura. o 1886 o o o o o Campur tangan terakhir Belanda di Lombok berhasil; para bangsawan melakukan puputan; Karangasem menjadi wilayah yang tergantung pada Belanda. "Perang Batak" berakhir. Pemberontakan melawan Portugis di Timor Timur. Hindia Belanda mengorganisasi monopoli opium yang diselenggarakan negara untuk menguasai perdagangan candu (Opiumregie). 1895 o o o Pakubuwono X menjadi Susuhunan Solo. Sekolah-sekolah "Kelas Satu" untuk para penduduk pribumi Indonesia dibentuk. 1894 o Mengwi di Bali dikuasai oleh Badung. Pemerontakan Naqshbandiyya di Lombok melawan pemerintah Mataram-Bali; Belanda ikut campur. Buruh-buruh kontrak yang pertama meninggalkan Jawa dan berangkat ke Suriname di Amerika Selatan. 1893 o o Zijlker mendirikan perusahaan yang kelak menjadi Royal Dutch Shell. Ekspedisi Belanda melawan Flores. Hindia Belanda memperkenalkan pajak kekayaan. 1891 o o Gempa bumi terjadi di Bali. Residen Belanda di Surakarta menguasai keuangan keluarga Mangkunegara. Pemberontakan di Banten dipimpin oleh kelompok Qadiriyya. Kalimantan Utara (Sabah) menjadi protektorat Britania. Koninklijke Paketvaart Maatschappij dibentuk sebagai perusahaan pengiriman barang dan penumpang kapal utama antar pulau. 1890 o o o Sultan-sultan Madura diturunkan statusnya menjadi bupati saja. Depresi ekonomi melanda Jawa. 1888 o o o o o Pelabuhan modern dibangun di Tanjung Priok, Batavia (kini Jakarta). 1887 o o Orang-orang keturunan Tionghoa di Hindia Belanda digolongkan sebagai "orang Eropa" hanya untuk tujuan-tujuan hukum dagang semata. 1896 Jami'at Khair didirikan, organisasi ini berdedikasi dalam mengembangkan pendidikan Arab. Timor Portugis, yang mulanya diadministrasi dari Makau, mendapatkan administrasinya sendiri. Perjanjian Britania-Belanda menetapkan batas-batas antara klaim-klaim mereka atas Pulau Papua. o o 1898 o o o Raja Chulalongkorn dari Thailand melakukan kunjungan ke negaraan ke Hindia Belanda. Belanda terus menyerang gerilya-gerilya di Aceh dengan pasukan-pasukan khusus (Korps Marechaussee). Belanda mulai melakukan eksplorasi di Papua. Van Heutsz menjadi Gubernur Belanda di Aceh. Penasihatnya, Snouck Hurgronje memperkenalkan "Korte Verklaring", (Traktat Pendek), sebuah perjanjian singkat yang isinya mengakui pemerintahan Belanda, untuk menggantikan perjanjianperjanjian terdahulu yang rumit dengan para pemimpin setempat; Belanda mengadakan aliansi dengan para uleebalang dalam melawan para pemimpin Islam. Juni, Van Heutsz mengirim suatu ekspedisi Belanda yang sukses melawan Pidie, Aceh. 1899 o o o o R.A. Kartini memulai kariernya dalam menulis surat-surat. Pesantren Tebuireng, sebuah sekolah Islam yang terkenal, didirikan di Jombang, Jawa Timur. Teuku Umar terbunuh dalam suatu serangan Belanda. Van Deventer, seorang pembaharu kolonial, menerbitkan "Een Eereschuld", yang isinya menuntut agar uang yang dikumpulkan pada masa lampau dari Hindia Belanda dikembalikan ke Hindia Belanda untuk menolong membayar utang kolonial yang kian meningkat. Abad ke-20 1900-1910 1900 o o o 1901 o o o o o o Raja Gianyar di Bali takluk kepada kekuasaan Belanda. Sekolah-sekolah menengah di Bandung, Magelang dan Probolinggo ditata kembali untuk mendidik orang-orang Jawa yang ingin menjadi pegawai negeri. 17 Maret 1900, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) terbentuk di Batavia. THHK mendirikan sekolah-sekolah, jumlahnya 54 buah pada tahun 1908 dan mencapai 450 sekolah pada tahun 1934. Jambi ditempatkan di bawah kekuasaan Residen Belanda di Palembang pada saat munculnya masalah suksesi dan pergolakan lainnya yang terkait. Mahyudin Datuk Sutan Marajo menerbitkan koran Warta Berita di Padang, surat kabar berbahasa Indonesia pertama dengan tulisan latin. Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch diperluas hingga ke Kalimantan. Belanda menempatkan pasukan keamanan di Kepulauan Mentawai. 6 Juni Soekarno dilahirkan. Ratu Wilhelmina dari Belanda mengumumkan " Politik Etis" untuk Hindia Belanda. 1902 o o Belanda mengakhiri pembatasan-pembatasan dalam urusan haji. 12 Agustus Mohammad Hatta dilahirkan. 1903 o o o o 1904 o o o o o o o Van Heutsz, yang sebelumnya adalah Gubernur militer di Aceh, menjadi Gubernur Jenderal (hingga 1909). Taha dari Jambi dibunuh oleh Belanda. Mei, Kapal "Sri Koemala" karam di lepas pantai Sanur, Bali. Penduduk setempat menjarah kapal itu; si pemilik kapal menuntut ganti rugi pemerintah Hindia Belanda. Akibatnya, hubungan antara Hindia Belanda dengan Raja Badung di Bali memburuk. Ekspedisi militer Hindia Belanda menguasai wilayah Batak di Sumatra. Suatu ekspedisi di bawah Kapten Van Daalen ke daerah pegunungan di Aceh menyebabkan matinya lebih dari 3.000 penduduk desa, termasuk lebih dari 1.000 kaum perempuan dan anak-anak. Pemerintah Belanda mulai memberikan bantuan dan pinjaman untuk pembayaran kembali utang Hindia Belanda. Dewi Sartika mendirikan Sekolah Isteri, sebuah sekolah untuk kaum perempuan. 1905 o o o o o o o o o Sultan Aceh, Tuanku Daud Syah, menyerah kepada Belanda, namun tetap mempertahankan hubungan rahasia dengan para gerilyawan. Hindia Belanda mulai membuka sekolah-sekolah MULO untuk pendidikan dasar. Undang-undang Desentralisasi memberikan beberapa kursi kepada pemerintahan lokal dan provinsi kepada penduduk pribumi di Hindia Belanda. Pemilu untuk pertama kalinya diadakan di Jawa. Keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan tanah air Belanda. Januari, Belanda mulai melakukan operasi militer selama lima bulan di Kalimantan. Belanda mengirim sebuah pasukan militer melawan pemberontakan di Seram. Agustus, pasukan-pasukan Belanda mendarat di Pare Pare. Pasukan Belanda mencapai kemenangan besar di wilayah Sulawesi; Bugis, Makasar, Toraja dikuasai untuk seterusnya. Penguasa Bone digulingkan. Para pemberontak Aceh menghubungi konsul Jepang di Singapura untuk meminta pertolongan. Belanda menduduki Kepulauan Mentawai. Serikat buruh pertama dibentuk oleh para buruh kereta api. 16 Oktober Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh Kyai Haji Samanhudi, mula-mula untuk melindungi kepentingan-kepentingan para pedagang batik Islam di Surakarta. Dewan kota dibentuk di Batavia dan Bandung. Pemerintah Hindia Belanda mensponsori suatu komunitas petani Jawa yang dipindahkan ke Lampung: inilah contoh transmigrasi pertama. 1906 o o o o o 15 September Belanda membuat berbagai kemajuan besar di Bali; armada Hindia Belanda membuang jangkar di lepas pantai Sanur. 16 September Pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerbu Sanur. 20 September Angkatan Laut Belanda menembaki Denpasar dengan meriam. Para bangsawan Badung melakukan bunuh diri dalam sebuah puputan, sambil berbaris di jalan utama Denpasar. Lebih dari 3.600 orang terbunuh. 23 September Belanda membuat kemajuan di Tabanan, Bali. Raja Tabanan menawarkan penyerahan dirinya dengan syarat ia diizinkan mempertahankan gelar dan tanahnya. Residen Belanda menawan Raja hingga ia dapat mendapatkan o o o o 1907 o o o o o o o o o o o o o o o o o Klungkung memberontak melawan Belanda; para bangsawan melakukan puputan untuk mempertahankan kehormatan mereka. Belanda ikut campur dalam konflik-konflik lokal di Sumbawa, hingga lebih ketat menguasai wilayah itu. Buton jatuh ke dalam pemerintah langsung Belanda. VSTP (serikat buruh kereta api) dibentuk, anggota-anggota orang Indonesia diterima. 20 Mei Budi Utomo didirikan di antara para mahasiswa suku Jawa kelas atas di Jawa, termasuk dr. Sutomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo, menandai dimulainya era Kebangkitan nasional Oktober Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta. Tjipto Mangunkusumo meninggalkan organisasi ini. Indische Vereeniging didirikan untuk para mahasiswa Indonesia di Belanda. Pemberontakan kecil di Minangkabau dipadamkan. Hindia Belanda memperkenalkan pajak pendapatan. 1909 o o o o o Militer Belanda memadamkan pemberontakan di Flores, dan kini berkuasa penuh. Pemberontakan di Jambi akhirnya dipadamkan. Para gerilyawan Aceh menyerang Belanda di Banda Aceh. Raja Sisingamangaraja XII memberontak melawan Belanda, dan ditembak dalam konflik itu. Hindia Belanda memperkenalkan pajak terhadap usaha-usaha dagang. Samin Surosentiko, pencetus ajaran Samin, ditangkap di Jawa dan diasingkan ke Padang, Sumatera. Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch bergabung dengan Shell Transport and Trading dan menjadi Royal Dutch Shell. Belanda mengirim polisi ke Kepulauan Tanimbar untuk menghentikan konflik antar suku. Program pendidikan baru diperkenalkan dengan maksud menawarkan pendidikan tiga tahun untuk anak-anak, yang terbuka untuk masyarakat umum. 1908 o jawaban dari pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Raja Tabanan melakukan bunuh diri di tahanan. Perkebunan karet di Sumatra berkembang dengan berbagai varitas tanaman baru. Belanda menguasai Sumba. Belanda membentuk sebuah protektorat terhadap Berau di Kalimantan Timur. Sensor pasca-penerbitan diperkenalkan: semua penerbitan harus diserahkan dalam tempo 24 jam setelah terbitnya ke badan sensor untuk ditinjau. Tjokroaminoto menjadi pemimpin Sarekat Dagang Islamiyah. Putri Hindia, sebuah penerbitan untuk kaum perempuan, didirikan. Belanda mengonsolidasikan kekuasaan atas Seram. Belanda menguasai Buru. Adabiah, sekolah Islam modern pertama berdiri di Padang 1910 o o Perlawanan Islam di Aceh dilumpuhkan. Jami'at Khair digantikan oleh Al-Irsyad (Jamiat Islam al Irsyad al Arabia), sebuah organisasi untuk kaum Muslim keturunan Arab di Indonesia. o o o Pemberontakan di Timor Timur di bawah pimpinan Dom Boaventura. Ratulangi mendirikan Perserikatan Minahasa, sebuah organisasi sosial untuk orang Minahasa. Ekspedisi Belanda ke Pulau Komodo melaporkan penemuan komodo kepada masyarakat di Eropa untuk pertama kalinya. 1911-1920 1911 o o o 1912 o o o o o o 10 September Sarekat Dagang Islamiyah berganti nama menjadi Sarekat Islam dibawah pimpinan Tjokroaminoto. Indische Partij dibentuk oleh Setiabudi (Douwes Dekker), Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara. Setahun kemudian, tiga serangkai ini diasingkan. Portugal meredam pemberontakan di Timor Timur. 18 November Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta. Belanda mengirim lagi ekspedisi militer ke kepulauan Tanimbar. Setelah proklamasi Republik Rakyat Cina pada bulan Januari, organisasi-organisasi Tionghoa yang pada mulanya berkecimpung dalam bidang sosial-budaya mulai mengarah kepada politik. 1913 o o o o o o o o Abendanon menerbitkan surat-surat R.A. Kartini dengan judul "Door Duisternis Tot Licht " ("Habis Gelap Terbitlah Terang"). Surat kabar Al-Munir mulai terbit di Padang. Wabah penyakit sampar melanda Pulau Jawa. Januari, kongres Sarekat Islam di Surabaya memutuskan meluaskan aktivitas mereka ke seluruh Hindia. Yayasan Kartini berdiri di Belanda untuk mendukung pendidikan kaum perempuan di Jawa. Gubernur Jenderal Idenburg menyatakan Sarekat Islam sebagai sebuah organisasi yang legal. Indische Partij dilarang; para pemimpinnya diasingkan ke Belanda. Organisasi Paguyuban Pasundan berdiri sebagai sebuah organisasi sosial dan budaya Sunda di Jawa Barat tanggal 20 Juli. Pemerintah Hindia Belanda mendapat kuasa untuk meminjam uang tanpa harus izin terlebih dahulu kepada pemerintah Kerajaan Belanda. Suwardi Suryaningrat (dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara) bersama Komite Boemi Poetera menerbitkan "Als Ik Eens Nederlander Was", sebuah tulisan nasionalisme. Ia diasingkan ke Belanda hingga 1919. Liem Seeng Tee membuka sebuah toko tembakau di luar Surabaya - cikal bakal perusahaan rokok kretek Sampoerna. 1914 o o o Hollandsch-Inlandsche Schools (HIS) dibentuk kembali, menjadi terbuka untuk orang Indonesia. 9 Mei, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), nantinya menjadi PKI. Perang di Eropa: Pemerintah Belanda mempertimbangkan menggunakan milisi dari Indonesia. o o o o o o 1915 o o o o o o o o o o Delegasi anggota dari Budi Utomo, Sarekat Islam, dan organisasi-organisasi lain mengunjungi Belanda Pemerintah Hindia Belanda membentuk "Politiek Inlichtingen Dienst", sebuah pasukan polisi khusus untuk menyelidiki kejahatan politik (kemudian berganti nama menjadi "Algemene Recherche"). J.P. Count van Limburg Stirum menjadi Gubernur-Jenderal hingga 1921. Soekarno muda bersekolah di Surabaya, tinggal di rumah Tjokroaminoto. Juni, Sarekat Islam menyelenggarakan pertemuan di Bandung; beberapa anggota dan kelompok Jawa tradisional tidak suka dengan modernisasi. Mangkunegara VII mengambil alih tempat tinggalnya di Surakarta. Desember, Dewan Negara (Parlemen) di Belanda meloloskan RUU untuk pembentukan sebuah Koloniale Raad (kemudian dikenal dengan Volksraad) untuk Hindia Belanda. 1917 o o o o o o o Haji Agus Salim masuk Sarekat Islam, memperkenalkan modernisasi Islam. Tri Koro Dharma terbentuk sebagai sebuah organisasi pemuda dari Budi Utomo (Berganti nama menjadi Jong Java pada 1918). Soedirman lahir. Britania dan Belanda menandatangani perjanjian perbaikan perbatasan antara Borneo Utara (Sabah) dan Hindia Belanda. 1916 o Pameran Besar Kolonial di Semarang, dihadiri oleh Pakubuwono X dari Surakarta dan rombongannya. Pemerintah Hindia Belanda membuka fasilitas percobaan penerbangan di Surabaya untuk mempelajari kinerja pesawat dalam kondisi tropis. KNIL membentuk sebuah angkatan udara. Nias sepenuhnya dikuasai Belanda. Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur dan digantikan oleh unit polisi biasa. Insulinde berdiri, didukung oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo, yang telah kembali dari pengasingan. Jong Sumatranen Bond berdiri di Jakarta Sarekat Islam mulai mengambil posisi lebih anti-pemerintah. Kelompok sayap kiri dari Semarang berkumpul di Sarekat Islam dibawah Semaun; Tjokroaminoto tidak melarang mereka. Belanda mempertimbangkan milisi Indonesian untuk dinas militer; anggota sayap kiri di Sarekat Islam menentang. Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah berdiri. Fasilitas pelabuhan modern dibangun di Surabaya. Ki Hajar Dewantara kembali dari pembuangan. 1918 o 18 Mei Volksraad berapat untuk pertama kalinya. 39% dari anggota-anggotanya adalah orang Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih oleh dewan-dewan setempat dari kabupaten. Kebanyakan anggotanya adalah pegawai pemerintah atau bupati. Volksraad terdiri dari satu kamar, dan berfungsi sebagai dewan penasihat saja. o o o o o o o o o o o 1919 o o o o o Gubernur Jenderal van Limburg Stirum mengangkat Tjokroaminoto menjadi anggota Volksraad. Dr. Tjipto Mangunkusumo juga ditempatkan di sana. ISDV mulai membentuk soviet-soviet (dewan-dewan) di Surabaya. "Sarekat Islam B", cabang revolusioner rahasia, mulai terbentuk. Anggotanya termasuk Musso (dan kemungkinan juga Tjokroaminoto). Sarekat Sumatra didirikan. Wabah cacar melanda Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Organisasi Jong Minahasa didirikan. Pemerintah Hindia Belanda mulai menindas ‘’soviet-soviet’’ ISDV, mengusir anggotaanggota Belanda dari gerakan komunis. "Janji November": pemerintah Belanda mengatakan bahwa Indonesia akan memiliki pemerintahan sendiri pada masa depan yang belum ditetapkan. 14 November anggota-anggota orang Indonesia di Volksraad mengecam Pemerintah Hindia Belanda karena lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan orang Eropa. Pemerintah Hindia Belanda membuang Sneevliet. Douwes Dekker kembali dari pembuangan. Mei-Juni Penembakan di Garut; seorang pejabat Belanda di Toli-toli, Sulawesi dibunuh. Belanda menggunakan penembakan ini sebagai alasan untuk menindas Sarekat Islam Seksi B. Indo-Europees Verbond didirikan untuk memajukan kepentingan-kepentingan "orang-orang Indo", sementara pada saat yang sama juga mendukung Belanda. Haji Misbach mengajarkan "Komunisme Islam" di Surakarta Desember Sarekat Islam mengklaim mempunyai 2 juta anggota; menyelenggarakan kongres di Yogyakarta. KLM membuka pelayanan udara jarak jauh dari Amsterdam ke Batavia. 1920 o o o o o o 27 Mei ISDV mengganti namanya menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (belakangan PKI). PKH menerbitkan tulisan-tulisan Lenin. Technische Hoogeschool didirikan di Bandung (sekarang ITB: Institut Teknologi Bandung). Sarekat Ambon didirikan. Konflik antara kaum Komunis dan Sarekat Islam berkembang. 25 Desember PKH bergabung dengan Komunis Internasional. 1921-1930 1921 o o o o o o o Juni, Jong Java mengadakan kongres di Bandung; Soekarno berbicara di kongres untuk menganjurkan pembaruan bahasa. Fock menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda hingga 1926. Timorsch Verbond didirikan. Agustus, Tjokroaminoto ditangkap. Oktober, Kongres Nasional ke-6 Sarekat Islam melarang anggota-anggota SI merangkap sebagai anggota partai-partai lain, termasuk PKI. Banyak cabang Sarekat Islam terpecah menjadi (SI-Merah) yang mengikuti Semaun dan (SI-Putih) yang mengikuti Tjokroaminoto. Semaun berangkat ke Uni Soviet. o o o o o o 1922 o o o o o o o o o o o Perhimpunan Mahasiswa Indonesia didirikan di Belanda. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dan banyak lagi lainnya yang kelak memainkan peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan (dan dalam pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1950-an). Maret, Tan Malaka dibuang dari Hindia Belanda. April, Tjokroaminoto dibebaskan dari tahanan sambil menunggu bandingnya. Ki Hadjar Dewantoro mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta, sebuah sekolah mandiri tanpa dukungan pemerintah untuk mengembangkan kesenian Jawa maupun pendidikan modern (anti-modernis); menciptakan istilah "demokrasi terpimpin". Indische Vereeniging di Belanda mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir; Tan Malaka dan Semaun berbicara dalam pertemuan-pertemuannya. Semaun kembali dari Belanda. Marah Roesli menerbitkan novel "Sitti Noerbaja" Pemogokan berlanjut. Kongres Al-Islam diadakan di Cirebon; perdebatan hangat pecah antara pandangananggota yang "modernis" dan "tradisionalis" tentang Islam. Pelgrimsordonnantie disetujui; mulailah kontrol pemerintah terhadap perjalanan calon haji. Fasilitas pelabuhan modern dibuka di Belawan untuk melayani Sumatra utara. 1923 o o o o o o o Tan Malaka berusaha memulihkan perpecahan dalam Sarekat Islam. PKI menolak Tjokroaminoto. Sukarno muda mulai belajar di Technische Hoogeschool di Bandung. Soeharto dilahirkan. Hamengkubuwono VIII menjadi Sultan Yogyakarta. Desember, Tan Malaka menjadi ketua PKI. Februari, Partai Katolik didirikan. Pemogokan kereta api oleh VSTP yang dipimpin pihak Komunis, Semaun sebagai pemimpinnya ditangkap dan dibuang; banyak serikat buruh yang kini didominasi Komunis. Februari, Tjokroaminoto menata kembali Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam yang baru. Para pendukung komunis meninggalkan organisasi ini, dan membawa serta banyak anggota bersama mereka; Cabang-cabang SI Merah menjadi Sarekat Rakyat. Tan Malaka ditunjuk sebagai agen Komintern untuk Asia Tenggara, dan berbasis di Guangdong, Tiongkok. 12 September Persatuan Islam (atau Persis), sebuah kelompok modernis garis keras, didirikan di Bandung. Mohammad Natsir yang masih muda adalah salah satu anggota pertamanya. Pasteur Institute dipindahkan dari Batavia ke Bandung. Wajib militer diberlakukan untuk semua warga negara Belanda di Hindia. 1924 o o Perserikatan Komunis di Hindia mengganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia, memutuskan untuk mengadakan pemberontakan. Musso bergabung dengan PKI. "Sarekat Hijau" dibentuk oleh Belanda, anggota-anggotanya adalah pejabat-pejabat setempat, kaum kriminal, polisi, dll. yang pro-Belanda. o o o Dr. Sutomo mendirikan Indonesia Study Club. Pelayanan pos udara pertama dari Batavia ke Amsterdam. Penerbangan memakan waktu hampir dua bulan. Biro Malaria Pusat didirikan untuk mengoordinasikan program-program pemberantasan malaria. Tan Malaka, pencetus Republik Indonesia lewat bukunya Naar de Republiek Indonesia 1925 o o o o o o o o o Konstitusi baru: Dewan Hindia menjadi lembaga penasihat, Volksraad mendapatkan kekuasaan legislative terbatas. Gubernur Jenderal dan birokrasi tidak terpengaruh. Orang-orang Tionghoa secara resmi didefinisikan sebagai "vreemde oosterlingen" Keanggotaan di Volksraad ditetapkan 60:30; 60 orang Belanda, 25 Indonesia, dan 5 anggota lainnya keturunan Arab atau Tionghoa. Pemogokan yang dipimpin oleh PKI gagal, Tan Malaka berada di Singapura. Sukarno mendirikan Generaal Study Club yang pro kemerdekaan di Bandung, menganjurkan kesatuan bangsa. 23 September Jong Islamieten Bond didirikan di Jakarta; anggota-anggotanya antara lain adalah Haji Agus Salim dan Mohammad Natsir. Tan Malaka mencetus bentuk negara Republik, lewat buku Naar de Republiek Indonesia Sensor film diberlakukan. Stasiun radio komersial pertama di Batavia. Desember, para pemimpin PKI mengadakan rapat di Prambanan untuk merencanakan pemberontakan terbuka. 1926 o o o o o o Belanda menangkap lebih banyak anggota PKI; Musso pergi ke Singapura. PKI mendapatkan instruksi dari Moskwa untuk memulai sebuah revolusi, lalu membatalkan instruksi ini. Musso merahasiakan instruksi yang kedua (instruksi untuk tidak memberontak). 31 Januari Komite para ulama Islam berkumpul di Surabaya untuk mengirim sebuah delegasi ke Arab Saudi untuk memprotes syarat-syarat untuk para jemaah haji Indonesia. (Komite ini kelak menjadi benih Nahdlatul Ulama.) Kongres Pemoeda I diadakan di Kota Solo pada tanggal 30 April s/d 2 Mei 1926, dg ketua Mohammad Tabrani (Jong Java) 12 November PKI memberontak di Banten, Batavia, Bandung, Padang. PKI mengumumkan pembentukan sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan oleh Belanda, yang menangkap sekitar 13.000 orang. Tan Malaka menentang pemberontakan. Sukarno mendapatkan gelar insinyur dalam bidang Arsitektur di Bandung. Sukarno menerbitkan serangkaian tulisan yang berjudul "Nasionalisme, Islam dan Marxisme", dan menyerukan kerja sama antara ketiga gerakan ini. o o 1927 o o o o o o o o o Januari, pemberontakan PKI di Silungkang, Sumatera Barat dihancurkan. Februari, Hatta dan lain-lainnya menghadiri pertemuan anti kolonial di Brussel bersama dengan banyak nasionalis lainnya dari Asia dan Afrika. 4 Juli Sukarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). September, Hatta, Ali Sastroamidjojo dan lain-lainnya dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia ditangkap. Dr. Tjipto Mangunkusumo ditangkap dan dikirim ke pembuangan di Banda. Ia tinggal di pembuangan selama 11 tahun. Hindia Belanda membangun kamp penjara Boven Digul di Papua untuk menampung para tahanan politik. Kampanye anti narkotik: Hindia Belanda melarang penanaman koka dan hemp. Desember, Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), kelompok yang menaungi organisasi-organisasi nasionalis dibentuk di Bandung. Jahja Datoek Kajo orang pertama yang berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad 1928 o o o o o o De Graeff menjadi Gubernur Jenderal hingga 1931. 31 Desember Kyai Haji Hasjim Asjari mendirikan Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi Muslim yang berkarya dalam bidang pendidikan, bantuan amal, dan bantuan ekonomi. PNI mengganti namanya menjadi Partai Nasional Indonesia, menerima bendera Merah-Putih, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, "Indonesia Raya" ciptaan W.R. Supratman sebagai lagu kebangsaan. Maret, Hatta dan pendukung-pendukungnya dibebaskan; pidato-pidato Hatta jelasjelas anti Belanda. 28 Oktober, Kongres Pemuda II di Batavia menerima "sumpah pemuda": satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Kongres diketuai oleh Sugondo Djojopuspito (PPI) Muhammad Yamin menulis puisi "Indonesia tumpah darahku". KNILM didirikan sebagai perusahaan penerbangan resmi Hindia Belanda. Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) didirikan di Bukittinggi sebagai organisasi pendidikan untuk kaum Muslim Minangkabau yang tradisionalis . 1929 o o o o Agustus, Pemerintah Hindia Belanda memperingatkan anggota-anggota PNI agar menghentikan aktivitas-aktivitas mereka. Orang-orang Indonesia mendapatkan kursi mayoritas di Volksraad, yang tetap merupakan sebuah lembaga penasihat. Belanda memulihkan para bekas penguasa Bali hingga menjadi penguasa setempat yang berkuasa di bawah wewenang Belanda, dalam sebuah upacara yang panjang di Besakih. 29 Desember Soekarno dan pengikut-pengikutnya ditangkap di Yogyakarta. Mereka dipenjarakan di Bandung. Wilayah birokrasi Hindia Belanda Pembagian legal Hindia Belanda. Biru tua: Belanda memerintah melalui pemimpin adat yang sudah bersumpah setia pada Belanda (status zelfbestuuren) dibimbing oleh residen2 Belanda. Biru muda diperintah langsung oleh BB (Binnenlands Bestuuren) pemerintah Belanda 1930 o o o o o o o o o Muhammad Husni Thamrin membentuk sebuah fraksi nasionalis di Volksraad; menuntut otonomi. Pemerintah Hindia Belanda memulai produksi pesawat ringat secara terbatas di lapangan terbang Andir di Bandung (model AVRO-AL), dengan menggunakan sebuah rancangan Kanada dan kayu-kayu setempat. Juni, Pangeran Surjodiningrat mendirikan Pakempalan Kawula Ngayogyakarta sebagai sebuah organisasi kebudayaan untuk penduduk Yogyakarta, yang menjadi sangat popular. 18 Agustus Sukarno diadili di Bandung. Ia menyampaikan pidato-pidato yang membangkitkan semangat di pengadilan. Jepang mendirikan Borneo Oil Company. Gunung Merapi meletus dan membunuh 1300 orang. Jamiyatul Washliyah didirikan dengan partisipasi yang besar dari orang-orang Batak Karo. 22 Desember Sukarno dihukum empat tahun penjara karena kegiatan-kegiatan nasionalisnya. PNI dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. 1931-1940 1931 o o o o o o o Perhimpunan Indonesia dikuasai oleh kaum komunis; Sjahrir dan Hatta dipecat. 25 April PNI memutuskan untuk membuarkan dirinya. Partai Indonesia atau Partindo dibentuk sebagai gantinya empat hari kemudian. Beberapa anggota PNI, termasuk Hatta, kecewa. Desember, Sjahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia bersama Hatta ("PNIBaru"). Sukarno dibebaskan oleh de Graeff. Raja Bone dipulihkan kekuasaannya oleh Belanda untuk memerintah dengan pemerintahan mandiri setempat. De Jonge menjadi Gubernur Jenderal hingga 1936. Pemerintah Hindia Belanda memperketat sensor pers. o o 1932 o o o o o o o o o o o o o o Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis untuk menghalangi produk-produk Jepang yang lebih murah dan melindungi produk-produk Belanda yang lebih mahal. Belanda menekan PKN untuk meninggalkan kegiatan politiknya yang terbuka. Februari, Hatta dan Sjahrir ditangkap dan dikirim ke kamp tahanan Boven Digul di Papua. Belanda melarang kongres Partindo. Sayap pemuda Nahdlatul Ulama, Ansor, didirikan. Tjokroaminoto wafat. 1935 o o o o 5 Februari Pemberontakan para pelaut Belanda dan Indonesia di atas kapal Belanda “Zeven Provincien”. Pemberontakan ini disebabkan oleh ketidakpuasan karena gaji yang rendah, namun Pemerintah Hindia Belanda memandangnya sebagai suatu pemberontakan politik. Hindia Belanda menekan sekolah-sekolah independen dan para pemimpin politik di Minangkabau. Agustus, Sukarno, Hatta, Sjahrir ditangkap. Sukarno dibuang ke Ende di Flores tanpa pengadilan. Oost-Indische Leger diganti namanya menjadi KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger). Pertemuan-pertemuan organisasi induk PPPKI dilarang. Sutan Takdir Alisjahbana menerbitkan majalah Pujangga Baru 1934 o Sukarno bergabung dengan Partindo; minat terhadap Partindo meningkat. Agustus Hatta kembali dari Belanda. Mohammad Natsir, 24 tahun, bertanggung jawab atas sekolah-sekolah Persatuan Islam yang baru; ia menulis bahwa Islam harus menjadi dasar dari Indonesia yang baru. Belanda menuntut sekolah-sekolah independen untuk meminta izin operasi dari pemerintah; fraksi-fraksi di Volksraad bersatu menentang gagasan ini. 1933 o Ong Hok Liong mendirikan perusahaan rokok Bentoel. 31 Desember Sukarno dibebaskan lebih awal dari penjara di Bandung. Al-Ittihadiah (perhimpunan Islam modernis) didirikan di Medan. Nahdlatul Wathan, sebuah organisasi untuk pendidikan Islam, didirikan di Lombok. Nahdlatul Ulama mengeluarkan peraturan bahwa Hindia Belanda adalah sautu negara di mana Islam dapat dipraktikkan, dan harus dibela melawan Jepang. Desember, Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia bergabung untuk membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra). Anggotanya antara lain adalah Thamrin dan dr. Sutomo; juga terdapat sejumlah anggota yang pro Jepang. Partai yang baru ini menyerukan kemerdekaan melalui kerja sama dengan Belanda. 1936 o o Van Starkenborgh diangkat menjadi Gubernur Jenderal; jabatan ini dipegangnya hingga sekurang-kurangnya tahun 1945. Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Banda. o o o o o 1937 o o o o o o o Sukarno, yang masih berada dalam penahanan Belanda, dipindahkan ke Bengkulu. Orang-orang luar pertama mencapai Lembah Baliem di Papua. Belanda mengadakan persidangan Tapanuli untuk mendukung para penguasa Batak setempat. Hindia Belanda melembagakan "hukum adat" di Minangkabau dan Banjarmasin. Moskwa menyuruh PKI untuk menghentikan aktivitas-aktivitas anti-Belanda. Persatuan Arab Indonesia terbentuk dari organisasi-organisasi Muslim Arab yang ada. 16 November Pemerintah Belanda menolak petisi otonomi 1936 untuk Indonesia. 1939 o o o o o o 24 Mei Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan. Anggotanya antara lain meliputi Yamin dan Amir Sjarifuddin. Sebagai sebuah organisasi Gerindo mendukung kemerdekaan, namun cenderung bekerja sama dengan Belanda dalam melawan Jepang. 21 September Majlis Islam A'laa Indonesia (MIAI) didirikan, sebuah organisasi payung untuk kerja sama antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, dan kelompok-kelompok Islam lainnya. 17 Desember Kantor Berita Antara didirikan. 1938 o o o Juli, "Petisi Sutarjo" diterbitkan, menyerukan kemerdekaan untuk Indonesia dalam tempo 10 tahun. 29 September Volksraad memutuskan untuk mendukung petisi untuk otonomi Indonesia di dalam konstitusi Belanda. Becak menjadi sarana transportasi di Batavia. November, Partindo dibubarkan. Para geologiwan Belanda menemukan bukti kekayaan mineral — besi, tembaga, perak, dan emas — di Papua. Pakubuwono X dari Surakarta wafat, Pakubuwono XI adalah Susuhunan yang baru. Jepang menduduki Kepulauan Spratly. Mei, Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA didirikan oleh Muhammad Da'ud Beureu'eh untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan anti-Belanda di Aceh. Gabungan Politik Indonesia (GAPI), sebuah organisasi payung dari berbagai organisasi nasionalis, dibentuk. Thamrin adalah salah seorang penganjur utamanya. Kartosuwirjo dan pengikut-pengikutnya memisahkan diri dari Partai Sarekat Islam, dan membawa serta banyak pendukungnya di Jawa Barat. Desember GAPI mengorganisasi Kongres Rakyat Indonesia, sebuah pertemuan representatif yang besar di Batavia, yang mengajukan tuntutan untuk parlemen yang sepenuhnya terpilih untuk Hindia. 1940 o o o o o o Februari, Belanda kembali menolak otonomi untuk Hindia Belanda. 13 Februari Jepang menolak perjanjian arbitrase dengan Belanda. 18 Maret Hamengkubuwono IX menjadi Sultan Yogyakarta. Mei, Belanda jatuh ke tangan Jerman, pemerintah Belanda melarikan diri ke London. 28 Juni Jepang mengatakan ingin merundingkan kembali perjanjian dagang dengan Belanda. Juli Barang ekspor Indonesia ke Jepang dihentikan. o o o o o o o Agustus, Jepang menyatakan bahwa Perancis Indochina dan Hindia Belanda harus disatukan dengan sepenuh hati ke dalam "East Asia Co-Prosperity Sphere". 9 Agustus GAPI menghadirkan petisi yang lain tentang "melengkapi demokratisasi Indonesia". 23 Agustus Komisi untuk Studi Perubahan Konstitutional dibentuk untuk mempelajari permintaan GAPI. Thamrin dkk di Volksraad menarik proposal mereka untuk demokratisasi. September Tentara Jepang bergerak menuju Perancis Indochina. 12 September Pemerintah Hindia Belanda memulai pembicaraan perdagangan dengan delegasi Jepang di bawah pimpinan Kobayashi. Van Mook tidak mau bekerja sama dengan tuntutan Jepang untuk bahan bakar penerbangan. 26 Oktober Jepang dan Belanda mengeluarkan sebuah deklarasi bersama yang berisi Hindia Belanda tidak akan menjadi bagian dari "Co-Prosperity Sphere". 12 November Kuota atas penjualan minyak ke Jepang dari Hindia Belanda ditetapkan dalam perjanjian mas Stamford Bingley Raffles Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Thomas Stamford Raffles Sir Thomas Stamford Bingley Raffles (lahir di Jamaica, 6 Juli 1781 – meninggal di London, Inggris, 5 Juli 1826 pada umur 44 tahun) adalah Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang terbesar. Ia adalah seorang warganegara Inggris. Ia dikatakan juga pendiri kota dan negara kota Singapura. Ia salah seorang Inggris yang paling dikenal sebagai yang menciptakan kerajaan terbesar di dunia. Daftar isi 1 Latar belakang keluarga 2 Raffles di Hindia-Belanda o 2.1 Bidang birokrasi dan pemerintahan o 2.2 Bidang ekonomi dan keuangan o o o 2.3 Bidang hukum 2.4 Bidang sosial 2.5 Bidang Ilmu Pengetahuan 3 Kembali dari Hindia-Belanda 4 Raffles di Inggris 5 Raffles di Singapura 6 Rafflesia 7 Lihat pula Latar belakang keluarga Tak banyak diketahui tentang orangtua Raffles. Ayahnya, Kapten Benjamin Raffles, terlibat dalam perdagangan budak di Kepulauan Karibia, dan meninggal mendadak ketika Thomas baru berusia 15 tahun, sehingga keluarganya terperangkap utang. Ia langsung mulai bekerja sebagai seorang pegawai di London untuk Perusahaan Hindia Timur Britania, perusahaan dagang setengah-pemerintah yang berperan banyak dalam penaklukan Inggris di luar negeri. Pada 1805 ia dikirim ke pulau yang kini dikenal sebagai Penang, di negara Malaysia, yang saat itu dinamai Pulau Pangeran Wales. Itulah awal-mula hubungannya dengan Asia Tenggara. Raffles di Hindia-Belanda Raffles di 1817 Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur Jawa pada tahun 1811 dan dipromosikan sebagai Gubernur Sumatera tidak lama kemudian, ketika Inggris mengambil alih jajahan-jajahan Belanda ketika Belanda diduduki oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis. Ketika menjabat sebagai penguasa Hindia-Belanda, Raffles mengusahakan banyak hal: beliau mengintroduksi otonomi terbatas, menghentikan perdagangan budak, mereformasi sistem pertanahan pemerintah kolonial Belanda, menyelidiki flora dan fauna Indonesia, meneliti peninggalanpeninggalan kuno seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Sastra Jawa serta banyak hal lainnya. Ia belajar sendiri bahasa Melayu dan meneliti dokumen-dokumen sejarah Melayu yang mengilhami pencariannya akan Borobudur. Hasil penelitiannya di pulau Jawa ia tuliskan pada sebuah buku berjudulkan History of Java, yang menceritakan mengenai sejarah pulau Jawa. Dalam melakukan penelitiannya, Raffles dibantu oleh asistennya yaitu James Crawfurd dan Kolonel Colin Mackenzie. Istri Raffles, Olivia Marianne, wafat pada tanggal 26 November 1814 di Buitenzorg dan dimakamkan di Batavia, tepatnya di tempat yang sekarang menjadi Museum Prasasti. Di Kebun Raya Bogor dibangun monumen peringatan untuk mengenang kematian sang isteri. Kebijakan-kebijakan Raffles di bidang tertentu adalah: Bidang birokrasi dan pemerintahan Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan adalah: Membagi Pulau Jawa menjadi 16 keresidenan (sistem keresidenan ini berlangsung sampai tahun 1964) Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh secara turun-temurun Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan Bidang ekonomi dan keuangan Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent) yang berdasarkan anggapan pemerintah kolonial. Pemungutan pajak secara perorangan. Bidang hukum Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Karena Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum pada masa Raffles sebagai berikut: Court of Justice, terdapat pada setiap residen Court of Request, terdapat pada setiap divisi Police of Magistrate Bidang sosial Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau. Bidang Ilmu Pengetahuan Ditulisnya buku berjudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi dua jilid Ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago di Eidenburg pada tahun 1820 dan dibagi tiga jilid Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi Dirintisnya Kebun Raya Bogor Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama Prasasti Calcutta Dari kebijakan ini, salah satu pembaruan kecil yang diperkenalkannya di wilayah kolonial Belanda adalah mengubah sistem mengemudi dari sebelah kanan ke sebelah kiri, yang berlaku hingga saat ini. Kembali dari Hindia-Belanda Patung Sir Stamford Raffles oleh Thomas Woolner di Singapura Pada tahun 1815 Raffles kembali ke Inggris setelah Jawa dikembalikan ke Belanda setelah Perang Napoleon selesai. Pada 1817 ia menulis dan menerbitkan buku History of Java, yang melukiskan sejarah pulau itu sejak zaman kuno. Tetapi pada tahun 1818 ia kembali ke Sumatera dan pada tanggal 29 Januari 1819 ia mendirikan sebuah pos perdagangan bebas di ujung selatan Semenanjung Malaka, yang di kemudian hari menjadi negara kota Singapura. Ini merupakan langkah yang berani, berlawanan dengan kebijakan Britania untuk tidak menyinggung Belanda di wilayah yang diakui berada di bawah pengaruh Belanda. Dalam enam minggu, beberapa ratus pedagang bermunculan untuk mengambil keuntungan dari kebijakan bebas pajak, dan Raffles kemudian mendapatkan persetujuan dari London. Raffles menetapkan tanggal 6 Februari tahun 1819 sebagai hari jadi Singapura modern. Kekuasaan atas pulau itu pun kemudian dialihkan kepada Perusahaan Hindia Timur Britania. Akhirnya pada tahun 1823, Raffles selamanya kembali ke Inggris dan kota Singapura telah siap untuk berkembang menjadi pelabuhan terbesar di dunia. Kota ini terus berkembang sebagai pusat perdagangan dengan pajak rendah. Raffles di Inggris Di Inggris Raffles juga merupakan pendiri dan ketua pertama Zoological Society of London. Raffles dijadikan seorang bangsawan pada tahun 1817. Ia meninggal sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-45, pada 5 Juli 1826, karena apoplexy atau stroke. Karena pendiriannya yang menentang perbudakan, keluarganya tidak diizinkan mengebumikannya di halaman gereja setempat (St. Mary's, Hendon). Larangan ini dikeluarkan pendeta gereja itu, yang keluarganya memetik keuntungan dari perdagangan budak. Ketika gereja itu diperluas pada 1920-an, kuburannya dimasukkan ke dalam bagian bangunannya. Raffles di Singapura Di Singapura, nama Raffles banyak dipakai: Raffles Junior College, Raffles Institution, Raffles Girls' School, Raffles Girls' Primary School, Raffles Hotel, Stamford Road, Stamford House, Raffles City, stasiun MRT Raffles Place, kelas Raffles di pesawat Singapore Airlines dan Museum Penelitian Keanekaragaman Hayati Raffles. Rafflesia Nama Raffles juga dipakai sebagai nama suatu genus dari sekelompok tumbuhan parasit obligat, Rafflesia, untuk menghormati jasa-jasanya. Salah satu jenisnya memiliki bunga sejati terbesar di dunia, yaitu padma raksasa atau Rafflesia arnoldi yang menjadi salah satu dari bunga nasional Indonesia. Lihat pula Sejarah Nusantara (1602-1800) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini bagian dari seri Sejarah Indonesia Lihat pula: Garis waktu sejarah Indonesia Sejarah Nusantara Prasejarah Kerajaan Hindu-Buddha Kutai (abad ke-4) Tarumanagara (358–669) Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11) Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9) Kerajaan Medang (752–1045) Kerajaan Sunda (932–1579) Kediri (1045–1221) Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14) Singhasari (1222–1292) Majapahit (1293–1500) Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15) Kerajaan Islam Kesultanan Ternate (1257–sekarang) Kerajaan Pagaruyung (1500-1825) Kesultanan Malaka (1400–1511) Kesultanan Cirebon (1445 - 1677) Kerajaan Inderapura (1500-1792) Kesultanan Demak (1475–1548) Kesultanan Aceh (1496–1903) Kesultanan Banten (1527–1813) Kesultanan Mataram (1588—1681) Kesultanan Siak (1723-1945) Kerajaan Kristen Kerajaan Larantuka (1600-1904) Kolonialisme bangsa Eropa Portugis (1512–1850) VOC (1602-1800) Belanda (1800–1942) Kemunculan Indonesia Kebangkitan Nasional (1899-1942) Pendudukan Jepang (1942–1945) Revolusi nasional (1945–1950) Indonesia Merdeka Orde Lama (1950–1959) Demokrasi Terpimpin (1959–1966) Orde Baru (1966–1998) Era Reformasi (1998–sekarang) l•b•s Hindia-Belanda pada abad ke-17 dan 18 tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta. Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempahrempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang nonBelanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten. Alur waktu Abad ke-17 Maret 1602 - Belanda berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah dengan membentuk suatu kongsi dagang bernama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). 1603 - VOC telah membangun pusat perdagangan pertama yang tetap di Banten namun tidak menguntungkan kerena persaingan dengan para pedagang Tionghoa dan Inggris. Februari 1605 - Armada VOC bersekutu dengan Hitu menyerang kubu pertahanan Portugis di Ambon dengan imbalan VOC berhak sebagai pembeli tunggal rempah-rempah di Hitu. 1602 - Sir James Lancaster kembali ditunjuk memimpin pelayaran yang armada berisi orangorang The East India Company dan tiba di Aceh untuk selanjutnya menuju Banten. 1604 - Pelayaran yang ke-2 maskapai Inggris yang dipimpin oleh Sir Henry Middleton, maskapai ini berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon dan Banda. Akan tetapi di wilayah yang mereka kunjungi ini mendapat perlawanan yang keras dari VOC. 1609 - VOC membuka kantor dagang di Sulawesi Selatan namun niat tersebut dihalangi oleh raja Gowa. Raja Gowa tersebut melakukan kerjasama dengan pedagang-pedagang Inggris, Prancis, Denmark, Spanyol dan Portugis. 1610 - Ambon dijadikan pusat VOC, dipimpin seorang-gubernur jendral. Tetapi selama 3 orang gubernur-jendral, Ambon tidak begitu memuaskan untuk dijadikan markas besar karena jauh dari jalur-jalur utama perdagangan Asia. 1611 - Inggris berhasil mendirikan kantor dagangnya di bagian Indonesia lainnya, di Sukadana (Kalimantan barat daya), Makassar, Jayakerta, Jepara, Aceh, Priaman, Jambi. 1618 - Des Banten mengambil keputusan untuk menghadapi Jayakarta dan VOC dengan memaksa Inggris untuk membantu, dipimpin laksamana Thomas Dale. 1619 - Ketika VOC akan menyerah pada Inggris, secara tiba-tiba muncul tentara Banten menghalangi maksud Inggris. Karena Banten tidak mau pos VOC di Batavia diisi oleh Inggris. Akibatnya Thomas Dale melarikan diri dengan kapalnya; Banten menduduki kota Batavia. 12 Mei 1619 - Pihak Belanda mengambil keputusan untuk memberi nama baru Jayakarta sebagai Batavia. Mei 1619 - Jan Pieterszoon Coen, seorang Belanda, melakukan pelayaran ke Banten dengan 17 kapal. 30 Mei 1619 - Jan Pieterszoon Coen melakukan penyerangan terhadap Banten, memukul mundur tentara Banten. Membangun Batavia sebagai pusat militer dan administrasi yang relatif aman bagi pergudangan dan pertukaran barang-barang, karena dari Batavia mudah mencapai jalur-jalur perdagangan ke Indonesia bagian timur, timur jauh, dari Eropa. 1619 - Jan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi gubernur-jendral VOC. Dia menggunakan kekerasan, untuk memperkokoh kekuasaannya dia menghancurkan semua yang merintangi. Dan menjadikan Batavia sebagai tempat bertemunya kapal-kapal dagang VOC. 1619 - Terjadi migrasi orang Tionghoa ke Batavia. VOC menarik sebanyak mungkin pedagang Tionghoa yang ada di berbagai pelabuhan seperti Banten, Jambi, Palembang dan Malaka ke Batavia. Bahkan ada juga yang langsung datang dari Tiongkok. Di sini orang-orang Tionghoa sudah menjadi suatu bagian penting dari perekonomian di Batavia. Mereka aktif sebagai pedagang, penggiling tebu, pengusaha toko, dan tukang yang terampil. 1620 - Atas dasar pertimbangan diplomatik di Eropa VOC terpaksa bekerjasama dengan pihak Inggris dengan memperbolehkan Inggris mendirikan kantor dagang di Ambon. 1620 - Dalam rangka mengatasi masalah penyeludupan di Maluku, VOC melakukan pembuangan, pengusiran bahkan pembantaian seluruh penduduk Pulau Banda dan berusaha menggantikannya dengan orang-orang Belanda pendatang dan mempekerjakan tenaga kerja kaum budak. 1623 - VOC melanggar kerjasama dengan Inggris, Belanda membunuh 12 agen perdagangan Inggris, 10 orang Inggris, 10 orang Jepang; 1 orang Portugis dipotong kepalanya. 1630 - Belanda telah mencapai banyak kemajuan dalam meletakkan dasar-dasar militer untuk mendapatkan hegemoni perniagaan laut di Indonesia. 1637 - VOC yang telah beberapa lama di Maluku tidak mampu memaksakan monopoli atas produksi pala, bunga pala, dan yang terpenting, cengkeh. Penyeludupan cengkeh semakin berkembang, muncul banyak komplotan-komplotan yang anti dengan VOC. GubernurJendral Antonio van Diemen melancarkan serangan terhadap para penyeludup dan pasukanpasukan Ternate di Hoamoal. 1638 - Van Diemen kembali ke Maluku dan berusaha membuat persetujuan dengan raja Ternate dimana VOC bersedia mengakui kedaulatan raja Ternate atas Seram, Hitu serta menggaji raja sebesar 4.000 real/tahun dengan imbalan bahwa penyeludupan cengkeh akan dihentikan dan VOC diberi kekuasaan de facto atas Maluku. Akan tetapi persetujuan ini gagal. 1643 - Arnold de Vlaming mengambil kesempatan kekalahan Ternate dengan memaksa raja Ternate Mandarsyah ke Batavia dan menandatangani perjanjian yang melarang penanaman pohon cengkeh di semua wilayah kecuali Ambon atau daerah lain yang dikuasai VOC. Hal ini disebabkan pada masa itu Ambon mampu menghasilkan cengkeh melebihi kebutuhan untuk konsumsi dunia. 1656 - Seluruh penduduk Ambon yang tersisa dibuang. Semua tanaman rempah-rempah di Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya daerah tersebut tidak didiami manusia kecuali jika ekspedisi Hongi (armada tempur) melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon cengkeh liar yang harus dimusnahkan. 1660 - Armada VOC yang terdiri dari 30 kapal menyerang Gowa, menghancurkan kapal-kapal Portugis. Agustus-Desember 1660 - Sultan Hasanuddin, raja Gowa dipaksa menerima persetujuan perdamaian dengan VOC, namun persetujuan ini tidak berhasil mengakhiri permusuhan. 18 November 1667 - Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya, akan tetapi Hasanuddin kembali mengobarkan pertempuran. April 1668 dan Juni 1669 - VOC melakukan serangan besar-besaran terhadap Goa dan setelah pertempuran ini perjanjian Bongaya benar-benar dilakukan. 1669 - Kondisi keadaan Nusantara bagian timur bertambah kacau, kehidupan ekonomi dan administrasi tidak terkendalikan lagi. 1670 - VOC telah berhasil melakukan konsolidasi kedudukannya di Indonesia Timur. Pihak Belanda masih tetap menghadapi pemberontakan-pemberontakan tetapi kekuatannya tidak begitu besar. 1670 - VOC menebangi tanaman rempah-rempah yang tidak dapat diawasi, Hoamoal tidak dihuni lagi, orang Bugis dan Makassar meninggalkan kampung halamannya. Banyak orangorang Eropa dan sekutu-sekutu yang tewas, semata-mata guna mencapai tujuan VOC untuk memonopoli rempah-rempah. 1674 - Pulau Jawa dalam keadaan yang memprihatinkan, kelaparan merajalela, berjangkit wabah penyakit, gunung merapi meletus, gempa bumi, gerhana bulan, dan hujan yang tidak turun pada musimnya. 1680 - Di Jawa Barat, kerajaan Banten pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa mengalami masa kejayaannya, Banten memiliki suatu armada yang dibangun menurut model Eropa. Kapal- kapalnya berlayar memakai surat jalan menyelenggarakan perdagangan yang aktif di Nusantara. Atas bantuan pihak Inggris, Denmark, Tiongkok orang-orang Banten dapat berdagang dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Tiongkok, Filipina dan Jepang. Banten merupakan penghasil lada yang sangat kaya. 1680 - VOC pada dasarnya hanya terbatas menguasai dataran-dataran rendah tertentu saja di Jawa. daerah pegunungan seringkali tidak berhasil dikuasai dan daerah ini dijadikan tempat persembunyian pemberontak. Tidak dapat dihindarkan lagi pemberontakanpemberontakan mengakibatkan kesulitan dan menguras dana VOC. 1682 - Pasukan VOC dipimpin François Tack dan Isaac de Saint-Martin berlayar menuju Banten guna menguasai perdagangan di Banten. VOC merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten. Orang-orang Eropa yang merupakan saingan VOC diusir. Orangorang Inggris mengundurkan diri ke Bengkulu dan Sumatera Selatan satu-satunya pos mereka yang masih ada di Indonesia. 1683-1710 - VOC mengalami masalah keuangan yang sangat berat di wilayah Asia selama kurun waktu tersebut. Di antara 23 kantornya hanya tiga (Jepang, Surat dan Persia) yang mampu memberikan keuntungan; sembilan menunjukkan kerugian setiap tahun termasuk Ambon, Banda, Ternate, Makassar, Banten, Cirebon dan wilayah pesisir Jawa. VOC banyak mengeluarkan biaya-biaya yang sangat tinggi akibat pemberontakan di samping pengeluaran pribadi VOC yang tidak efesien, kebejatan moral, korupsi yang merajalela. VOC juga menuntut semakin banyak kepada rakyat Jawa, yang mengakibatkan pemberontakan yang terus berlanjut dan pengeluaran VOC bertambah tinggi. 1684 - Gubernur-Jendral Speelman meninggal. Terbongkarlah korupsi dan penyalah gunaan kekuasaan. Konon Speelman memerintah tanpa menghiraukan nasihat Dewan Hindia dan banyak melakukan pembayaran dengan uang VOC yang pada dasarnya tidak pernah ada untuk pekerjaan yang tidak pernah dilakukan. Selama masa kekuasaan Speelmen jumlah penjualan tekstil menurun 90%, monopoli candu tidak efektif. Speelman juga banyak melakukan penggelapan uang negara dan pada 1685 semua penunggalan Speelman disita negara. 8 Februari 1686 - Dengan tipu muslihat Surapati berhasil membunuh François Tack dalam suatu pertempuran. Tack tewas dengan dua puluh luka di tubuhnya. 1690 - Belanda berusaha membalas kekalahan yang dialami Tack tetapi gagal karena Surapati menguasai teknik-teknik militer Eropa dengan baik. Abad ke-18 1702 - Jumlah kekuatan serdadu militer Belanda yang berkebangsaan Eropa hanya tinggal sedikit. Administrasi VOC kacau balau 1706 - Surapati terbunuh di Bangil. 1721 - VOC mengumumkan apa yang dinamakan komplotan orang-orang Islam yang bermaksud melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Eropa di Batavia dan juga orangorang Tionghoa. 1722 - Perlakuan terhadap orang-orang Tionghoa bertambah kejam dan korup. Walaupun demikian jumlah orang Tionghoa bertambah dengan pesat. VOC melakukan sistem kuota untuk membatasi imigrasi, tetapi kapten-kapten kapal Tionghoa mampu menghindarinya dengan bantuan dari pejabat VOC yang korupsi. Kebanyakan orang-orang Tionghoa pendatang yang tidak memperoleh pekerjaan sebagian besar mereka bergabung menjadi gerombolan-gerombolan penjahat di sekitar Batavia. 1727 - Posisi ekonomi orang Tionghoa makin penting di satu pihak dan sering terjadinya kejahatan oleh orang Tionghoa, menimbulkan perasaan tidak senang terhadap orang Tionghoa. Rasa tidak senang menjadi semakin tebal di kalangan warga bebas, kolonis-kolonis Belanda yang tidak dapat menandingi orang Tionghoa. Timbullah kemudian rasa permusuhan dan sikap rasialis terhadap orang Tionghoa. 1727 - Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan peraturan bahwa semua orang Tionghoa yang telah tinggal 10 sampai 12 tahun di Batavia dan belum memiliki surat izin akan dikembalikan ke Tiongkok. 1729 - Pemerintah kolonial memberikan kesempatan selama 6 bulan kepada orang Tionghoa untuk mengajukan permohonan izin tinggal di Batavia dengan membayar 2 ringgit. 1730 - Dikeluarkan larangan bagi orang Tionghoa untuk membuka tempat penginapan, tempat pemadatan candu dan warung baik di dalam maupun di luar kota. 1736 - Pemerintah kolonial mengadakan pendaftaran bagi semua orang Tionghoa yang tidak memiliki surat izin tinggal. 1740 - Terdapat 2.500 rumah orang Tionghoa di dalam tembok Batavia sedangkan jumlah orang Tionghoa di kota dan daerah sekitarnya diperkirakan 15.000 jiwa. Jumlah ini setidaktidaknya merupakan 17% dari keseluruhan penduduk di daerah terebut. Ada kemungkinan bahwa orang-orang Tionghoa sebenarnya merupakan unsur penduduk yang lebih besar jumlahnya. Ada pula orang-orang Tionghoa di kota-kota pelabuhan Jawa dan Kartasura walaupun jumlahnya hanya sedikit. 1740 - Terjadi penangkapan terhadap orang Tionghoa, tidak kurang 1.000 orang Tionghoa dipenjarakan. Orang Tionghoa menjadi gelisah lebih-lebih setelah sering terjadi penangkapan, penyiksaan, dan perampasan hak milik Tionghoa. 4 Februari 1740 - Segerombolan orang Tionghoa melakukan pemberontakan dan penyerbuan pos penjagaan untuk membebaskan bangsanya yang ditahan. Juni 1740 - Kompeni Belanda mengeluarkan lagi peraturan bahwa semua orang Tionghoa yang tidak memiliki izin tinggal akan ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan ini dilaksanakan dengan sewenang-wenang. September 1740 - Tersiar berita bahwa segerombolan orang Tionghoa di daerah pedesaan sekitar Batavia bergerak mendekati pintu gerbang Batavia. Mr. Cornelis di Tangerang dan de Qual di Bekasi, memerintahkan memperkuat pos-pos penjagaan. 7 Oktober 1740 - Pasukan bantuan yang dikirim ke Tangerang oleh pemerintah kolonial diserang oleh gerombolan Tionghoa, sebagian besar dari pasukan tersebut tewas. Oktober 1740 - Berdasarkan bukti yang didapatkan VOC menarik kesimpulan bahwa orangorang Tionghoa sedang merencanakan sebuah pemberontakan. 8 Oktober 1740 - Kompeni Belanda mengeluarkan maklumat, antara lain perintah menyerahkan senjata kepada kompeni. Jam malam diadakan. 9 Oktober 1740 - Dimulainya pembunuhan terhadap orang Tionghoa secara besar-besaran. Yang banyak melakukan pembunuhan ini adalah orang-orang Eropa dan para budak. Dan pada akhirnya ada sekitar 10.000 orang Tionghoa yang tewas. Perkampungan orang Tionghoa dibakar selama beberapa hari. Kekerasan ini berhenti setelah orang Tionghoa memberikan uang premi kepada serdadu-serdadu VOC guna melakukan tugasnya yang rutin. 10 Oktober 1740 - Pertahanan kompeni Belanda di Tangerang diserang oleh sekitar 3.000 orang pemberontak Tionghoa. Mei 1741 - Orang-orang Tionghoa yang berhasil lolos dari pembantaian di Batavia melarikan diri ke arah timur menyusur sepanjang daerah pesisir. Mereka melakukan perebutan pos di Juwana. Markas besar VOC dikepung dan pos-pos lainnya terancam. Juli 1741 - Pos VOC di Rembang dihancurkan oleh orang-orang Tionghoa yang membantai seluruh personel VOC. Juli 1741 - Prajurit raja yang berada di Kartasura menyerang pos garnisun VOC. Komandan VOC Kapten Johannes van Velsen dan beberapa serdadu lainnya tewas. Serdadu yang selamat ditawari pilihan beralih ke agama Islam atau mati dan banyak yang memilih pindah agama. November 1741 - Pakubuwana II mengirim pasukan artileri ke Semarang. Pasukan prajuritprajurit tersebut bersatu dengan orang Tionghoa melakukan pengepungan terhadap pos VOC. Pos VOC di Semarang ini dikepung oleh kira-kira 20.000 orang Jawa dan 3.500 orang Tionghoa dengan 30 pucuk meriam. Orang Jawa dan Tionghoa bersatu melawan kompeni Belanda. Desember 1741-awal 1742 - VOC merebut kembali daerah-daerah lain yang terancam serangan. 13 Februari 1755 - VOC menandatangani Perjanjian Giyanti. Isinya VOC mengakui Mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwana I, penguasa separuh wilayah Jawa Tengah. September 1789 - Belanda mendengar desas-desus bahwa raja Jawa akan melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Eropa, sehingga mengutus seorang residen yang bernama Andries Hartsick dengan memakai pakaian Jawa menghadiri pertemuan rahasia di Istana Jawa. 1 Januari 1800 - VOC secara resmi dibubarkan, didirikan Dewan untuk urusan jajahan Asia. Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda menjadi milik Perancis.