Coptic Orthodox Patriarchate His Holiness Pope Tawadros II Pope of Alexandria and Patriarch of the See of St. Mark P A P A A B B A The Papal Center 222 Ramses St., Abbaseya, Cairo, Egypt Tel: 024822580 Fax: 0235365880 P I M A | قداسة البابا األنبا تواضروس الثاني B? Taouadroc email: [email protected] مصر، القاهرة، العباسية، شارع رمسيس222 0235365880 : فاكس024822580 :تليفون Indonesian The Papal Encyclical of the Glorious Feast of the Resurrection, 2017 Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Allah yang Mahaesa Amen. Kristus telah bangkit. Sungguh, Dia bangkit. Aku mengucapkan selamat bagi kalian semua atas pesta mulia kebangkitan. Tahun ini, semua Kristen di dunia merayakannya pada hari yang sama. Marilah kita mengenang para martir pada Minggu Palma. Dengan darah mereka, mereka telah mencatat halaman sejarah Gereja Ortodok Koptik Mesir. Marilah kita mengenang mereka dengan segala kebaikan sebagaimana Tuhan telah memilih mereka. Kita sadar bahwa Allah adalah sang Mahakuasa. Dialah yang memerintah dan berkasa atas hidup kita. Marilah kita selalu bersyukur kepadaNya dengan berkata Marilah bersyukur kepada sang mahabaik. Kita mengenang mereka dengan semua para martir. Marilah mengingat negara tercinta kita Mesir. Marilah selalu memohon kepada Tuhan untuk menjagai negara kita dalam damai. Semoga Tuhan membuang segala yagn jahat dan bayangan kejahatan dari perbatasan negara kita Mesir, dan dari semuga wilayah Timur Tengah. Bila kita merenungkan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus, kita akan mengerti dalam Kitab Suci banyak ayat yang telah membicarakan tentang kebangkitan itiu. Kebangkitan itu adalah peristiwa pertama dan utama dalam sejarah kekristenan kita. Tanpa kebangkitan atau salib, Kekristenan tidak pernah ada. Dari sekian banyak ayat tentang kebangkitan itu, dengan cara pribadi, ditulis oleh orang kudus yang tidak mengenal Kristus untuk waktu yang lama, mungkin sampai pertengahan umurnya. Di pertengahan tahun umurnya, Kristus menampakkan diri kepadanya dan memperkenalkan DiriNya. Peristiwa ini telah mengubahnya dari Saul dari Tarsus, menjadi St.Paulus sang Rasul. Dalam surat kepada umat di Pilipi, saat dia dalam penjara, dia menulis salah satu ayat-ayat terkuat tentang pengalaman kebangkitan. Yakni pada Bab3, ayat 10 “...ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” (Phil.3:10). Pengetahuan dan pengalaman rohani tentang kebangkitan ini digambarlah melalui 4 ciri oleh St.Paulus. Pertama:”ialah mengenal Dia”. Ini adalah pernyataan dengan penegasan. Pengetahuan ini adalah personal dan tidak lewat mendengar saja. Pengetahuan ini adalah melalui mengalami Kristus secara pribadi. Untuk mengegaska ini, Dia berkata “...agar aku mengenalNya.” Ayub sang orang benar telah membicarakan tentang pengetahuan ini pada akhir kitab Ayub saat dia berkata.”Aku telah mendengarkan tentang Engkau lewat pendengaran telinga, tetapi sekarang mataku melihatMu.” (Ayub 42:5) Dalam pengetahuan ini manusia tahu cinta Kristus, perintah-perintah Kristus, keselamatan Kristus, kehendak Kristus yagn ditempatkan dalam hati kita. Pengetahuan ini adalah lewat pengalaman. Kedua: “dan kuasa kebangkitanNya”. Ini adalah ciri kedua yang disebutkan oleh St.Paulus. kebangkitan itu punya kuasa. Kuasa ini adalah lebih kuat dari segala sesuatu. Kebangkitan ini bukanlah peristiwa sejarah tetapi status kemampuan hidup oleh manusia yang mengalami dan merasakannya. Kebangkitan itu meneguhkan bahwa kematian bukanlah akhir dari perjalanan. Kebangkitan itu membangkitkan Maria Magdalena saat dia dalam keraguan. Saat kesedihannya, dia mengira bahwa Kristus adalah tukang kebuh. Saat Tuhan memanggilnya dengan namanya, dia menjadi begitu berbahagia dan melihat Tuhan. Kebangkitan itu adalah alasan untuk membangkitkan para murid dari ketakutan. Mereka dalam ketakutan dan semua pintu ditutup. Saat Tuhan Yesus Kristus menampakkan diri kepada mereka, Kitab Suci berkata,”Kemudian para murid bersukacita saat mereka melihat Tuhan.” (Yoh.20:20) Kebangkitan itu membangkitkan mausia dari dosa. Manusia tidak bisa bangkit dari noda dosa kecuali lewat kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus yang membahagiakan semua manusia saat Dia tergantung dan mati di atas salib untuk seluruh umat manusia. Ketiga:”Dan persekutuan dalam penderitaanNya”. Ini adalah ciri-ciri ketiga dalam pengalaman St.Paulus. di sini kita penasaran bahwa dia menyebutkan kuasa dari kebangkitan sebelum penyebutan persekutuan dalam penderitaanNya. Dalam Tradisi Kristen kuno, biasa menggantungkan salib tanpa gambaran yesus yang tersalib di atasnya. Alasannya adalah karena Kristus telah bangkit dari kematian. Sang jalan menuju kebahagiaan kebangkitan adalah melalui salib. tetapi Kristus telah bangkita kini. Saya mengingat saat kunjungan ke luar negeri. Seya melihat salib kayu tetapi dengan Yesus yang bangkit tergantung di atasnya. Kristus hadir dengan tubuh dari kebangkitan dari mati. Persekutuan dalam penderitaan yang digambarkan oleh St.Paulus berarti bahwa kebangkitan terjadi dulu setelah penderitaan. Persekutuan dalam penderitaan terjadi saat manusia berbagi. Tidak ada kemuliaan tanpa penderitaan. Tidak ada mahkota hidup tanpa mahkota duri. Mahkota duri memberkan kita mahkota kehidupan. Tidak ada -kebangkitan tanpa salib. itulah mengapa kita melalui persekutuan dalam penderitaan sebagai manusia dan sebagai gereja. Kita menggambarkannya dalam banyak ayat-ayat kisah kemartiran dan kejadian-kejadian. Gereja Ortodok Koptik Mesir kita menjadi “Gereja para Martir”. Gereja sangat terkenal dengan nama ini di seluruh dunia. Itulah mengapa kita katakan:”Bunda para martir begitu sangat indah”. Artinya adalah gereja. Keempat:’menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya”. Ini adalah ciri yang keempat pengalaman St.Paulus. ini artinya Pribadi Kristen yang berjalan di atas jalan Tuhan mati akan dosa. Dalam setiap liturgi yang kita hadiri, kita mendenga penutup dari surat-surat Katolik yang berkata:”Janganlah mencintai dunai atau barang-barang dunia” (1 Yoh.2:15). Fokus seorang kristen dan hasrat tak kunjung putus yang tertinggi adalah dalam surga “’menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya” dijelaskan oleh St.Paulus dalam pengalaman rohaninya yang kuat:”Demi engkau kami dibunuh sepanjang hari.” (Rom.8:36) Dia berkata:”bangkitlah, hai kamu yang tidur, bangkitlalh dari kematian, dan Kristus akan memberikanmu terang.” (Eph.5:14). Dia memberikan terang kepada orang yang tidur dalam dosa, atau tidur dalam kejahatan atau tidur dalam cinta duniawi, atau tidur jauh dari Kristus dan jauh dari pengetahuan sejati akan Kristus. Orang yang tidur tidak tahu kebangkitan akan Kristus, tidak mengalami atau menghidupinya. St.Paulus melalui nasehat suci, berkata:”bangunlah, hai kamu yang tidur, bangkitlah dari kematian, kematian dari dosa, dan Kristus akan memberikanmu terang.” Ucapan selamatku yang tulus kepada smeua. Hati kita sakit dengan penderitaan karena keterpisahan dari orang orang yang kita cintai para martir, tetapi kita selalu mengenang bahwa mereka telah tertidur pada harapan akan kebangkitan. Kebangkitan Kristus. Semoga Allah menjagai dan memberkati hidupmu. Pesanku kepada para metropolitan, uskup, para imam, para hegumen dan para presbister, kepada semua diakon, pelayan, hamba, panita-panita gereja dan gereja di luar negeri, kepada anak-anak muda, dan kepada semua anak-anak. Kepada semua keluarga dalam setiap gereja, dalam gereja Koptik kita, yang terbentang di benua-benua dunia, di Amerika, Kanada, Amerika Latin, Eropah, Afrika, Asia dan Australia. Salam, dan cinta dengan cintah dari bunda gereja dari sini di Mesir, kami sampaikan salam kepadamu. Saya berharap kalian akan selalu menikmati sukacita kebangkitan dalama hidupmu. Ekristos Anisty, Alithos Anisty. Kristus telah bangkit. Sungguh, Dia bangkit.