Menyekutukan Tuhan dan 7 Dosa Besar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Tidak akan luput dari
masalah dan dosa. Besar kemungkinan masalah-masalah ini sebab tidak
kuatnya seseorang dalam menahan hawa nafsu, terutama nafsu yang
mengajak kepada kesesatan (Nafsu Lawwamah). Setiap salah ataupun dosa
pasti akan menjadi tanggungan bagi si pelakunya baik di dunia maupun di
akhirat kelak, karena setiap perbuatan dosa pasti akan mendapatkan balasan
(siksa). Sekecil apapun perbuatan dosa pasti akan di pertanggung jawabkan
terlebih lagi perbuatan yang termasuk ke dalam dosa besar. Apakah dosa itu?
Dan, apa saja pulakah yang tergolong dosa-dosa besar? Berkaitan dengan hal
tersebut Pada kesempatan kali ini pemakalah bermaksud memaparkan
mengenai dosa-dosa besar menurut Hadist bersasarkan Rosulallah SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan menyekutukan Tuhan?
2. Apa sajakah 7 dosa besar yang disebutkan dalam hadist?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang menyekutukan Tuhan
2. mengetahui 7 dosa besar yang disebutkan dalam hadist
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menyekutukan Tuhan
Hadist :
‫اّلل َعبْدُ َحدَّثَنَا‬
ُ‫ي بْنُ َّه‬
ُ‫ب َهَس َُع منه ر‬
َُ ‫ك َو َعبْ َُد َج هري رُر بْ َُن َو ْه‬
ُ‫يم بْ َُن ال َْمله ه‬
َُ ‫ال إهبْ َر هاه‬
َُ َ‫اّلل عبَ يْ هُد َع ُْن ش ْعبَةُ َحدَّثَنَا ق‬
ُ‫هُ بْ هُن َّه‬
‫س بْ هُن بَ ْك هُر أَب‬
ُ‫أَنَ ر‬
‫وقَ ْت ُل الْواله َدي هنُ وعقوقُ هِب َّه‬
‫اّللُ ر ه‬
‫ّللُ ْه‬
‫ض َُي أَنَ ر‬
َّ ‫ال الْ َكبَائه هرُ َع ْنُ َو َسلَّ َمُ َعلَْي هُه‬
ُ‫سُ َع ْن‬
َُ َ‫َّب سئه َُل ق‬
ُ‫صلَّى النه ي‬
َُ َ‫اك ق‬
ُ ‫اْل ْش َر‬
َ ُ‫اّلل‬
َ َّ ُ‫ال َع ْنه‬
َ ْ َ
َ
‫ه‬
‫ادةُ النَّ ْف ه‬
ُ‫س‬
َّ ‫ش ْعبَُةَ َع ُْن‬
َ ‫الص َم هُد َو َعبْدُ َوبَ ْهزُ َعام رُر َوأَبو غ ْن َدرُ ََتبَ َعهُ ال يزوهُر َو َش َه‬
Arti Hadits :
(BUKHARI - 2459) : Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Munir
dia mendengar Wahb bin Jarir dan 'Abdul Malik bin Ibrahim keduanya
berkata, telah menceritakan kepadaku Syu'bah dari 'Ubaidullah bin Abi
Bakar bin Anas dari Anas radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam ditanya tentang kaba'ir (dosa-dosa besar). Maka Beliau bersabda:
"Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, membunuh orang
dan bersumpah palsu". Hadits ini diikuti pula oleh Ghundar, Abu 'Amir, Bahz
dan 'Abdush Shamad dari Syu'bah.1
Apabila kita melihat keadaan manusia pada hari ini, kita dapati
bahawa –masyaAllah- memang manusia sudah mencapai kemajuan dari sudut
keduniaan, teknologi, juga kebendaan. Namun dalam masa yang sama, dalam
kemajuan kebendaan itu, kita dapati masih ada lagi pemikiran-pemikiran
kolot dan ketinggalan zaman yang rusak dan menyimpang di kalangan
manusia secara umumnya dan di kalangan Umat Islam secara khasnya; iaitu
manusia masih lagi percaya kepada kuasa-kuasa, benda-benda yang secara
Syarak dan secara logiknya pun jelas bahawa ianya menyimpang. 2
Kekurangan dan ketinggalan dari segi pemikiran dan kesucian akidah
masyarakat Islam yang masih lagi tercemar, rosak dan lemah menunjukkan
kepada kita bahawa perlunya usaha diambil untuk dibetulkan dan
1
Muhammad Fuad Abdul Baqi, 2011. Al-Lu’lu’ wal Marjan. Hlm.27
http://MATERI_KULIAH/Semester_6/Hadis_Tarbawi/MENYEKUTUKAN_ALLAH_ADALAH
2
_DOSA_&_KEZALIMAN_PALING_BESAR.html tanggal 17-03-2015 pukul 12.13 wib
2
ditambahkan mana yang kurang, khususnya dalam perkara-perkara akidah,
kerana ia menjadi tunjang kepada Agama Islam.3
Mereka yang mendakwa bahawa Umat Islam tidak perlu lagi
didedahkan atau diajar tentang perkara-perkara Tauhid dan Akidah, mereka
yang mendakwa bahawa perkara-perkara ini telah diajar dan telah khatam
ketika sekolah rendah, jelas bahawa dakwaan-dakwaan seperti ini adalah
salah.4
Bahkan ada yang mengatakan bahawa kita tidak perlu lagi
membahaskan tentang perkara Tauhid, sebaliknya kita perlu maju terus
membincangkan perkara-perkara yang lebih penting yang melibatkan masalah
Umat, contohnya masalah rasuah, penyelewengan, atau masalah politik.
Semua ingin membincangkan masalah politik. Tetapi masalah Akidah yang
membabitkan Tauhid serta apa yang bercanggah dengannya iaitu Syirik,
masyarakat Islam masih lagi ketinggalan.5
Buktinya ialah masyarakat Islam masih percaya kepada Bomoh, Sihir,
Tangkal, dan seumpamanya.
B. 7 Dosa Besar Yang disebutkan dalam Hadist
Hadist :
‫حدَّثَناُعبد ُالْع هزي هز ُبن ُعب هد َّه‬
‫ُعن ُثَوهر ُب هن َُ ر‬
‫ُعن ُأهَب ُالََْْي ه‬
ُ‫َّب‬
َ ِ
ْ ْ ْ َ ‫ُحدَّثَنَاُسلَْي َمان‬
َْ ْ َ َْ َ َ
ْ َ ‫ُزيْ ُد‬
َ ‫ُاّلل‬
‫ُع ْن ُأهَب ُه َريْ َرةَ َع ْن ُالنه هي‬
‫ِّرك ه ه‬
‫اتُقَالواَُيُرسُ َ ه‬
‫ّلل ُ ه‬
‫ُاّللُوماُه َّنُقَ َ ه‬
‫ىُاّلل َ ه‬
‫واُالسبعُالْموبهَق ه‬
‫ال ه‬
َّ َّ‫صل‬
ُ‫الس ْْر‬
ْ َ َ‫ُو َسلَّ َمُق‬
َ
َ َ َّ ‫ول‬
َ ْ َّ ‫ُاجتَنب‬
ْ ‫الُال ي‬
َ َّ ‫ُِب‬
َ َ
َ ‫ُعلَْيه‬
‫ُو ي‬
‫ال ُالُْيته هيم ُوالتَّوهيِّ ُي و َم َّ ه‬
‫ُاّلل ُإهَّل ه‬
‫ُوأَ ْلل يه‬
‫َوقَ ْتل ُالنَّ ْف ه‬
ُُ ْْ َ‫ُوق‬
َُّ ‫ُح َّرَم‬
َ ‫ُوأَ ْلل‬
َ ‫س ُالَّهِت‬
ْ َ َ َ َ ‫ُم ه‬
َ ِ‫ُالز ْح‬
َ ‫ُالرَِب‬
َ ِ ‫ُِب َْحَ هي‬
‫اتُالََْافه ََل ه‬
‫اتُالْم ْؤهمنَ ه‬
‫الْمْصنَ ه‬
ُ‫ت‬
َ ْ
3
Ibid.
Ibid.
5
Ibid.
4
3
Arti Hadist :
(BUKHARI - 6351) : Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin
Abdullah telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Tsaur bin Zaid dari
Abul Ghaits dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda; "Jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan." Para sahabat
bertanya; 'Ya Rasulullah, apa saja tujuh dosa besar yang membinasakan itu?
' Nabi menjawab; "menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah
haramkan tanpa alasan yang benar, makan riba, makan harta anak yatim,
lari dari medan perang, dan menuduh wanita mukmin baik-baik melakukan
perzinahan."
Penjelasan Hadits :
Mengapa ketujuh dosa yang disebutkan diatas disebut dosa besar yang
membinasakan, mungkin karena dampak mudhorot yang di timbulkan
sangatlah besar, setiap kejahatan yang mudharatnya lebih besar, maka ia
disebut sebagai dosa-dosa besar yang membinasakan dan siksanya pun sangat
berat. Adapun kejahatan yang mudharatnya lebih rendah dari itu, maka ia
tergolong kepada dosa-dosa kecil yang dapat terhapus dengan jalan menjauhi
dosa-dosa besar.
Allah Ta’ala berfirman,
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang
kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosadosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
(QS An-Nisa 31)
Dalam penjelasan hadis di atas, pada dasarnya adalah seruan kepada
agar menjauhi tujuh dosa yang membinasakan. Tujuh dosa ini bukan berarti
pembatasan (hanya tujuh perkara) atas dosa-dosa yang membinasakan. Tetapi
hal ini sebagai peringatan atas dosa-dosa yang lainnya.
Dari penjelasan hadist diatas ada 7 macam dosa besar yang beberap
pada pembahsan sebelumnya telah di bahasa yaitu syirik dan membunuh
jiwa. Berikut ini penejalasannya :
1.
Syirik (Mensekutukan Allah)
Syirik adalah menyamakah selain Allah dengan Allah, Syirik ada dua
macam; pertama Syirik dalam Rububiyyah, yaitu menjadikan sekutu selain
Allah yang mengatur alam semesta, sebagaimana Allah berfirman :
4
   
     
    
    
     
 
Artinya : Katakanlah: "serulah mereka yang kamu anggap (sebagai Tuhan)
selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit
dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam
(penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang
menjadi pembantu bagi-Nya.
Kedua ; Syirik dalam uluhiyyah. Yaitu beribadah atau berdoa kepada
selain Allah baik dalam bentuk do’a ibdadah maupun do’a masalah
Syirik dalam pembahasan ini adalah syirik besar bukan syirik kecil
(riya), syirik disini adalah mempersekutukan Allah dengan selain-Nya, yaitu
memuji-muja dan menyembah makhluk-Nya seperti pada batu besar, kayu,
matahari, bulan, nabi, kyai (alim ulama), bintang, raja dan lain-lain.
Syirik dikategorikan sebagai dosa paling besar yang tidak akan
diampuni oleh Allah SWT.
Allah SWT berfirman:














  
   
  
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa: 48)
Syirik adalah mempersekutukan Allah dengan selain-Nya yang
merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Perbuatan
lain yang termasuk juga dosa besar adalah durhaka terhadap ayah bunda,
membunuh jiwa manusia, dan menjadi saksi palsu.
5
Rasulullah juga memperingatkan agar kita jangan sampai terperosok
ke dalam tujuh macam perbuatan dosa yang menghancurkan, terutama
perbuatan menduakan Allah. Sebab, syirik adalah dosa yang paling besar, dan
perbuatan syirik ibarat menghina Allah Maha Pencipta dan Maha Pengatur
seluruh alam ini. Apabila seseorang menjadikan Tuhan selain Allah, berarti ia
menganggap Allah itu lemah, yang sudah barang tentu merupakan perbuatan
kurang ajar terhadap kekuasaan Allah Yang Maha Agung.
2. Sihir
Apa itu sihir ? sihir berasal dari kata sahara yaitu waktu malam yang
paling akhir dan permulaan munculnya siang, saat gelap bercampur dengan
cahaya dan segala sesuatu manjadi tidak kelihatan dengan jelas. Seperti itulah
hakikat sihir, sesuatu yang menurut khayalan nyata, namun sebenarnya tidak
nyata. Dia bertumpu pada dua hal yaitu menyihir mata dan membuatnya
melihat sesuatu kenyataan. Akan Tetapi dia sebenarnya tidak mengubah
tabiat sesuatu. Oleh karenanya allah SWT berfirman tetnang sihir Firaun :
    





  
Artinya Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka
tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan
orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar
(mena'jubkan).
Sihir yang dimaksud dalam bahasan ini adalah tata cara yang
bertujuan merusak rumah tangga orang lain atau menghancurkan orang lain
dengan jalan meminta bantuan kepada setan, mengapa digolongkan kepada
dosa besar karena sihir berarti kita mempercayai adanya kekuatan yang besar
selain allah. Maka pantaslah atas balasan siksa atas sihir.
3. Membunuh Jiwa Manusia
6
Maksud membunuh dalam pembahasan ini adalah membunuh jiwa
yang diharamkan tanpa hak dengan sengaja (Q.S. 25: 68 -70). Orang yang
berbuat seperti itu akan dimasukkan ke neraka jahanam dan kekal
didalamnya. Sebagaimana firman Allah:











 
   
Artinya :
“Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka
balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya. (QS. An-Nisa: 93)
4. Memakan Harta Riba
Riba menurut Bahasa adalah tambahan, sedangkan mengenai definisi
riba menurut syara para ulama berbeda pendapat. Akan tetapi, secara umum
riba diartikan sebagai utang-piutang atau pinjam meminjam atau barang
yang disertai dengan tambahan bunga.
Agama Islam dengan tegas melarang umatnya memakan riba:
Sebagaimana firman-Nya.












 
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan. (QS. Ali-Imran: 130)
Hal itu, antara lain, karena riba merugikan dan mencekik pihak yang
berhutang. Ia diharuskan membayar dengan bunga yang berlipat.
Seandainya terlambat membayar, bunganya pun akin terus berlipat.
7
Perbuatan seperti itu telah banyak dilakukan pada zaman jahiliyyah, dan
para ulama menyebutnya istilah riba nasiah. Adapun bentuk riba lainnya
adalah riba riba fadhal, yakni menukar barang dengan barang sejenis,
namun salah satunya lebih banyak atau lebih sedikit daripada yang lainnya.
5. Memakan Harta Anak Yatim
Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati ayahnya ketika ia masih
kecil atau dengan kata lain ditinggal mati oleh orang yang menanggung
nafkahnya. Dengan demikian, anak kecil yang ditinggal mati oleh ibunya
tidak dikatakan yatim. Ini karena dalam Islam, penanggung jawab untuk
mencari nafkah adalah ayah. Sebutan yang lazim di kalangan masyarakat
bagi anak kecil yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya adalah yatim
piatu.
Memakan harta anak yatim dilarang apabila dilakukan secara zalim.
Seperti firman Allah SWT:







     
  
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa: 10)
Dengan demikian apabila dilakukan dengan cara yang patut (baik),
orang yang memelihara anak yatim boleh mengambil sedikit harta anak
tersebut (QS. 6: 152) yaitu mengambil sebatas biaya pemeliharaannya.
Itupun kalau si anak sudah beranjak dewasa. Akan tetapi, apabila mampu,
sebaiknya ia tidak mengambil harta yatim tersebut (QS. 4: 6).
Islam sangat memperhatikan nasib anak yatim. Allah SWT akan
memberikan pahala yang besar kepada siapa saja yang memelihara anak
yatim. Nabi akan berada di sisi orang yang memelihara anak yatim dan jarak
antara beliau dengannya bagaikan antara dua jari. Selain itu, Allah pun akan
mencukupkan orang yang memelihara anak yatim, dan menjanjikan pahala
8
surga. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Barang siapa yang
menanggung makan dan minum (memelihara) anak yatim dari orang Islam,
Allah SWT akan mencukupkan dia dan menghasurkannya masuk surga,
kecuali ia melakukan dosa yang tak terampunkan.” (HR. Turmudzi)
6. Melarikan Diri Dari Perang (Jihad)
Islam
mewajibkan
umatnya
untuk
memelihara,
menjaga,
mempertahankan, dan membela agamanya. Jika islam diserang dan
diperangi musuh, umat Islam diwajibkan berperang. (QS. 22: 39)
Islam melarang umatnya untuk berpaling atau melarikan diri dari
medan perang, sebagaimana firman-Nya:
Artinya :



   





  





  
“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali
berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan
pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan
membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam.
dan Amat buruklah tempat kembalinya. (QS. Al-Anfal: 16)
Orang yang lari dari perang (jihad) telah menipu dirinya sendiri dan
telah berkhianat kepada Allah SWT dan ia dianggap tidak lagi meyakini
kemahakuasaan Allah SWT yang senantiasa menolong setiap hamba-Nya
yang sedang berjuang menegakkan agama Allah SWT.
9
Oleh karena itu, meninggalkan medan jihad tanpa alasan yang dapat
diterima akal termasuk dosa besar dan pelakunya akan mendapat azab Allah
SWT
7. Menuduh Wanita Mukminat Yang Baik-Baik (Berkeluarga) Dengan
Tuduhan Zina.
Perempuan baik-baik dalam Islam ialah seorang mukminat yang
senantiasa taat kepada Allah SWT dan menjaga kehormatannya dari
perbuatan keji (zina).
Apabila wanita seperti itu dituduh zina tanpa disertai syarat yang telah
ditetapkan syara’, seperti mendatangkan empat saksi an menyaksikan
dengan kepala sendiri, maka penuduhnya wajib didera delapan puluh kali
dan kesaksiannya tidak boleh diterima selama-lamanya. Allah SWT
berfirman:
  




  
 








 
Artinya :
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat
zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah
mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu
terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orangorang yang fasik.” (QS. An-Nur : 4)
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Apabila kita melihat keadaan manusia pada hari ini, kita dapati bahawa –
masyaAllah- memang manusia sudah mencapai kemajuan dari sudut
keduniaan, teknologi, juga kebendaan. Namun dalam masa yang sama, dalam
kemajuan kebendaan itu, kita dapati masih ada lagi pemikiran-pemikiran
kolot dan ketinggalan zaman yang rusak dan menyimpang di kalangan
manusia secara umumnya dan di kalangan Umat Islam secara khasnya; iaitu
manusia masih lagi percaya kepada kuasa-kuasa, benda-benda yang secara
Syarak dan secara logiknya pun jelas bahawa ianya menyimpang
2.
Perbuatan dosa besar adalah suatu larangan dari allah dan Rosulallah dari
penjabaran hadist diatas, dosa besar itu jumlahnya ada banyak diantaranya :
syirik, sihir, membunuh jiwa tanpa hak, memakan riba, memakan harta anak
yatim, lari dari medan perang, menuduh zina kepada wanita-wanita mukminin
yang senantiasa memelihara dirinya. Dosa dosa tersrbut merupakan dosa yang
11
besar dan pastinya mempunyai hukuman yang berat bagi pelakunya, baik
hokum di dunia maupun di akhirat kelak yang tidak dapat seorangpun yang
dapat mengelak dari hokum Allah.
12
Download