PENERAPAN METODE RESITASI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN WEB DESIGN Arief Zuhud R Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI ([email protected]) Drs. Waslaluddin, M.T. Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI ([email protected]) Eddy Prasetyo Nugroho, M.T. Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI ([email protected]) yang berkualitas dengan mudah tanpa membangun dari awal. b. Metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru. ABSTRAK Penerapan metode resitasi berbasis moodle diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas XI MM 1 SMK N di Cirebon sebagai kelas eksperimennya, sedangkan kelas kontrolnya di kelas XI MM 2 dengan perlakuan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas peningkatan rata-rata kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 15,13 dibandingkan dengan rata-rata kemampuan kognitif siswa di kelas kontrol yaitu 13,20. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan metode resitasi berbasis moodle dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah Penelitian Eksperimen (Experimental Research). Sedangkan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design. Desain ini memiliki pola: Tabel 3.1. Desain Penelitian O1 X O2 O1 O2 Kata kunci Metode Resitasi, Moodle, Hasil belajar. 1. PENDAHULUAN Sebagai pemegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan, guru harus bisa memilih strategi dan metode pembelajaran untuk meningkatkan potensi siswa, sehingga hasil yang akan dicapai akan optimal. Pemilihan metode yang tepat dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi yang akan diajarkan. Salah satu metode yang melibatkan siswa secara aktif yaitu metode resitasi. Dalam metode resitasi, siswa diberikan tugas oleh guru agar memiliki pamahaman tentang materi yang diajarkan. Sehingga tujuan dari sebuah pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian siswa tersebut telah berhasil dalam belajarnya. Tugas dalam metode resitasi ini tidak hanya berupa pekerjaan rumah (PR), tetapi lebih luas. Tugas bisa dikerjakan dikelas, laboratorium dan perpustakan. Bentuk dari tugas itu bisa berupa pertanyaan langsung, proyek, diskusi atau makalah yang akan dipertanggungjawabkan kepada guru. Penerapan metode resitasi berbasis moodle diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa Sumber: Sugiyono (2008: 76) Keterangan: O1 = Pretest kelompok eksperimen dan kontrol O2 = Postest kelompok eksperimen dan kontrol X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen (metode resitasi berbasis moodle) Oleh karena itu, dalam penelitian ini sampel didesain menjadi dua kelompok penelitian yaitu kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran Metode Resitasi Berbasis Moodle sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol. 3.2 Prosedur Penelitian Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, adapun rinciannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian dengan cara melaksanakan studi literatur dari KTSP dan Silabus. b. Identifikasi permasalahan mengenai mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran, alat-alat yang berhubungan dengan pembelajaran dan lain-lain. c. Survei ke lokasi penelitian untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk penelitian. d. Melakukan perizinan untuk penelitian dengan memberikan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh fakultas ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah bagaimana peningkatan hasil belajar dengan Penerapan Metode Resitasi Berbasis Moodle. 2. TINJAUAN PUSTAKA a. E-learning adalah suatu model penyampaian pelajaran, pelatihan atau program pendidikan dengan menggunakan media elektronik. Moodle merupakan salah satu bentuk CMS, yaitu suatu paket software yang didesain untuk membantu pendidik dalam membuat suatu kursus online 1 e. Menyusun instrumen untuk pengumpulan data penelitian. f. Melakukan judgment instrumen terhadap dosen dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. g. Analisis dan revisi hasil judgment instrumen. h. Melakukan ujicoba instrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran pada kelas lain di luar kelas sampel yang sudah pernah menerima materi yang akan di teliti. i. Menentukan populasi dan sampel yaitu siswa kelas XI SMK Negeri 1 sebagai populasi, siswa kelas XI Multimedia 1 dan XI Multimedia 2 sebagai kelas sampel. j. Menentukan kelas eksperimen dan kelas control dengan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran Web Design. k. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran Web Design. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Kedawung dengan tahap sebagai berikut: a. Melakukan tes awal (pretest) di awal pembelajaran pada masing-masing sampel (eksperimen dan kontrol) dengan soal tes yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (treatement) dan sebagai pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi treatment. Pada kelas eksperimen, pelaksaan pretest dilakukan di moodle. Karena pada saat pelaksaan pretest dikelas eksperimen laboratorium komputer sedang maintenence (perbaikan), maka pelaksaan pretest pada kelas eksperimen dilakukan secara tertulis seperti pelaksanaan pretest pada kelas kontrol. b. Pemberian treatment terhadap kelompok eksperimen dengan metode resitasi berbasis moodle, sedangkan untuk kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. Masing-masing kelompok mendapat treatment sebanyak dua kali pertemuan. a) Tugas dikerjakan pada laboratorium komputer dengan jangka waktu sampai pertemuan pertama. b) Diadakan bimbingan tugas secara online melalui forum pada e-learning. 4) Tahap pertanggungjawaban tugas (metode resitasi) a) Tugas dipertanggungjawabkan dengan presentasi oleh masing-masing kelompok dan laporan tugas secara sistematis. Laporan tugas dikumpulkan melalui e-learning oleh masingmasing kelompok. b) Penilaian tugas dilakukan dengan tes essay. Tes ini dilakukan melalui e-learning. Namun karena laboratorium komputer dalam maintenence, maka penilaian tugas dilakukan secara tertulis. c. Melakukan tes hasil belajar (postest) terhadap sampel (eksperimen dan kontrol) dengan soal tes yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan (treatment). Pada kelas eksperimen, pelaksaan prosttest dilakukan di moodle. 3. Tahap Akhir Pada tahap akhir ini data yang diperoleh akan di olah dan di analisis, untuk lebih jelasnya dijelaskan seperti di bawah ini: a. Tahap analisis data: pada tahap ini dilakukan análisis data terhadap skor hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka tahap uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik non-parametik dengan teknik Mann-Whitney. b. Uji hipotesis: pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. c. Tahap penarikan kesimpulan: pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan penelitian berdasarkan uji hipotesis. Berikut rincian langkah-langkah tahap pelaksanaan pada kelas kontrol yang mendapat pembelajaran metode konvensional: 1) Guru menerangkan materi pembelajaran. Siswa menyimak penjelasan materi dari guru. 2) Guru memberikan praktikum kepada siswa tentang materi yang diajarkan. 3) Siswa mempraktikkan materi yang diajarkan guru. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data adalah 1. Tes Hasil Belajar Tes diberikan untuk mengukur atau mengetahui kemampuan kognitif siswa terhadap materi yang diajarkan. Pada penelitian ini, tes yang digunakan terbagi ke dalam dua macam tes, yaitu: a. Pretest yaitu tes yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan; b. Postest yaitu tes yang dilakukan setelah perlakuan diberikan. Berikut rincian langkah-langkah tahap pelaksaan pada kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran metode resitasi berbasis moodle: 1) Sebelum pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan, guru memperagakan penggunaan moodle sebagai pengenalan singkat tentang moodle kepada siswa. 2) Tahap pemberian tugas (metode resitasi). Setelah memperagakan penggunaan moodle, guru memberikan tugas 1 kepada siswa untuk pertemuan pertama yang dapat dilihat pada moodle. Tugas 2 untuk pertemuan kedua diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan pertama. Rincian tugas selengkapnya pada lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen. 3) Tahap pelaksanaan tugas (metode resitasi). Tipe tes yang akan diberikan berupa tes objektif pilihan ganda. Tes objektif pilihan ganda digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pada siswa. 2. Angket Angket digunakan untuk mengukur aspek afektif siswa. Angket diberikan setelah seluruh pembelajaran dilakukan (pertemuan terakhir). Angket bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa dalam pembelajaran metode resitasi berbasis moodle. 3. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai gambaran proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data ini menjadi acuan 2 mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran di kelas sampel yang diberi perlakuan pembelajaran multimedia. orang, diperoleh skor total 303 dan rerata 9,17. Skor tertinggi pada kelas kontrol adalah 14 dan skor terendah adalah 4. Keterlaksanaan proses pembelajaran ini dinilai oleh tiga orang observer yang mengamati seluruh tingkah laku siswa dan guru yang berlangsung selama 2 pertemuan. 4. Jurnal Jurnal diberikan untuk siswa pada di akhir pembelajaran untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran metode resitasi berbasis moodle. Data hasil pretes yang diperoleh dan disajikan diatas masih berupa data mentah. Selanjutnya data hasil pretes tersebut diolah berdasarkan teknik pengolahan data dengan urutan sebagai berikut: a. Uji Normalitas Data Hasil Pretest Uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan statistik chi-kuadrat χ2. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai χ2hitung untuk kelas eksperimen sebesar 6,922 dan untuk kelas kontrol sebesar 2,923. Sedangkan, untuk Taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = 6 – 3 = 3, diperoleh harga χ2tabel = 2(0,95)(3) = 7,815. Ternyata 2hitung < 2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol “berdistribusi normal”. Karena data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. b. Uji Homogenitas Varians Hasil Pretest Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas dilakukan uji kesamaan dua varians. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,170. Sedangkan, untuk taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang = 31 dan derajat kebebasan penyebut = 32, maka diperoleh Ftabel = 1,814. Hal ini berarti Fhitung < Ftabel , yang artinya data skor tes dari kedua kelompok “homogen”. Karena data pretest kedua kelompok homogen, maka analisis dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rerata. c. Uji Perbedaan Dua Rerata Karena penyebaran skor pretes berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka uji perbedaan dua rerata dilakukan dengan statistik uji parametrik, yaitu dengan uji t. Dari hasil perhitungan didapat thitung sebesar 0,611, sedangkan pada taraf signifikasi 5% dan dk = 32 diperoleh harga ttabel = 1,690. Jelas bahwa thitung = 0,611< ttabel = 1,689. Hal ini berarti H1 ditolak, dan H0 diterima, yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Artinya, kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. 3.4 Analisis Hasil Uji Instrumen Analisis kualitas tes merupakan tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Untuk mengetahui derajat tes formatif, tes formatif diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa. Kemudian soal tes tersebut diolah untuk menentukan validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda butir soal, dan indeks kesukaran butir soal. 3.5 Teknik Analisis Data 1. Analisis data hasil pretest dan postest Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap data skor pretest, postest dan indeks gain. Indeks gain digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa. Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber: Hake (1996: 66) Kriteria indeks gain menurut Hake adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Indeks Gain Indeks Gain Kriteria (<g>) > 0,70 Tinggi 0,30 < (<g>) (<g>) 0,70 0,30 Sedang Rendah Sumber: Hake (1996: 66) Analisis dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran metode resitasi berbasis moodle dan yang mendapatkan pembelajaran metode konvensional. 2. Analisis Data Hasil Postest Postes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini disajikan deskripsi data hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.2 Data Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Analisis Data Hasil Pretest Di bawah ini disajikan deskripsi data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas N Skor Kontrol 33 Total 303 Eksperimen 32 304 Kontrol 33 Skor Total 434 Eksperimen 32 492 Kelas N XMin XMax Rerata Varians 7 17 13,20 8,28 Simpangan Baku 2,796 9 19 15,13 5,27 2,379 Simpangan XMin XMax Rerata Varians 4 14 9,17 7,17 Baku 2,493 5 15 9,56 8,38 2,724 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa skor postest kelas eksperimen relatif lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32 orang, diperoleh skor total 492 dan rerata 15,13. Skor tertinggi pada kelas eksperimen adalah 19 dan skor terendah adalah 9. Sedangkan untuk kelas kontrol, dengan jumlah siswa 33 orang, diperoleh skor total 434 dan rerata 13,20. Skor tertinggi pada kelas kontrol adalah 17 dan skor terendah adalah 7. Dari tabel 4.1 diketahui bahwa kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama sebelum diberi perlakuan. Kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32 orang, diperoleh skor total 304 dan rerata 9,56. Skor tertinggi pada kelas eksperimen adalah 15 dan skor terendah adalah 4. Sedangkan untuk kelas kontrol, dengan jumlah siswa 33 3 Sama seperti data hasil pretes, data hasil postest yang diperoleh dan disajikan diatas masih berupa data mentah. Selanjutnya data hasil postes tersebut diolah berdasarkan teknik pengolahan data dengan urutan sebagai berikut: Untuk memperjelas gambaran tersebut, gain ternormalisasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada diagram berikut. a. Uji Normalitas Data Hasil Postest Uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan statistik chi-kuadrat χ2. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai χ2hitung untuk kelas eksperimen sebesar 4,753 dan untuk kelas kontrol sebesar 5,665. Sedangkan, untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = 6 – 3 = 3, diperoleh harga χ2tabel = 2(0,95)(3) = 7,815. Ternyata 2hitung < 2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor postest kelas eksperimen dan kelas kontrol “berdistribusi normal”. Karena data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. b. Uji Homogenitas Varians Hasil Postest Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas dilakukan uji kesamaan dua varians. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,570. Sedangkan, untuk taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang = 32 dan derajat kebebasan penyebut = 31, maka diperoleh Ftabel = 1,816. Hal ini berarti Fhitung < Ftabel , yang artinya data skor tes dari kedua kelompok homogen. Karena data postest kedua kelompok homogen, maka analisis dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rerata. c. Uji Perbedaan Dua Rerata Karena penyebaran skor postest berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka uji perbedaan dua rerata dilakukan dengan statistik uji parametrik, yaitu dengan uji t. Dari hasil perhitungan didapat thitung sebesar 2,600, sedangkan pada taraf signifikasi 5% dan dk = 32 diperoleh harga ttabel = 1,690. Jelas bahwa thitung = 2,600 > ttabel = 1,699. Hal ini berarti H0 ditolak, dan H1 diterima, yang menunjukkan bahwa terdapat ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Artinya, rerata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Diagram 4.3 Data Skor Gain Ternormalisasi Dari perbandingan ini menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kelas kontrol. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh peneliti berdasarkan pembahasan bab-bab sebelumnya sampai dengan analisis data yang diperoleh pada pretest, postest, praktikum, Angket dan lembar observasi yang dilakukan di kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Kedawung, adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan data yang diperoleh pada tes awal (pretest) kemampuan siswa diketahui bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen pada mata pelajaran Web Design dengan materi “form lihat, entri, edit, dan hapus data menggunakan software web design dan menggunakan script php” tergolong masih rendah, hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata skor pretest lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata skor postest (kelas kontrol 9.56, kelas eksperimen 15.13), artinya pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diberikan masih rendah, atau dapat dikatakan materi yang akan diberikan dalam penelitian belum pernah didapatkan siswa sebelumnya. 2. Pada tes akhir (postest) kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata skor postest kelas ekpserimen jauh lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu 15,13 dan 13,20. 3. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dengan pembelajaran metode resitasi berbasis moodle pada mata pelajaran Web Design lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan pembelajaran metode konvensional. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan rata-rata pretest dan postest. Peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif kelas eksperimen yaitu rata-rata skor prestest 9,56, rata-rata skor postest 15,13, dan rata-rata <g> 0,56. Sedangkan peningkatan hasil belajar ranah kognitif kelas kontrol yaitu rata-rata skor prestest 9,17, rata-rata skor postest 13,20, dan rata-rata <g> 0,38. Peningkatan hasil belajar ranah afektif kelas eksperimen yaitu rata-rata skor ranah afektif pertemuan pertama 0,82 dan rata-rata skor ranah afektif pertemuan kedua 6,07. Peningkatan hasil belajar ranah psikomotorik kelas eksperimen yaitu ratarata skor ranah psikomotorik pada tugas pertama 1,90 dan rata-rata skor ranah psikomotorik pada tugas kedua 8,04. 4. Metode resitasi berbasis moodle terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Web 3. Analisis Data Skor Gain Ternormalisasi Setelah diketahui terjadi peningkatan terhadap prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah selanjutnya yaitu mengukur seberapa besar peningkatannya serta bagaimana efektivitas pembelajarannya. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan pengolahan data skor gain ternormalisasi. Berikut ini merupakan deskripsi data skor gain ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.3 Deskripsi Data Skor Gain Ternormalsasi Kelas N Kontrol Eksperimen 33 32 Skor Total 12,39 17,90 <g>Min <g>Max <ĝ> Varians 0,00 0,15 0,75 0,85 0,38 0,56 0,04 0,04 Simpangan Baku 0,21 0,21 Dari tabel 4.3, kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32 orang, diperoleh skor total 17,90 dan rerata <g> 0,56. <g> tertinggi pada kelas eksperimen adalah 0,85 dan <g> terendah adalah 0,15. Sedangkan untuk kelas kontrol, dengan jumlah siswa 33 orang, diperoleh skor total 12,39 dan rerata <g> 0,38. <g> tertinggi pada kelas kontrol adalah 0,75 dan <g> terendah adalah 0,00. 4 Design. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata <g> yang diperoleh kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata gain ternormalisasi kelas kontrol, yaitu rata-rata <g> kelas eksperimen sebesar 0,56 dan rata-rata <g> kelas kontrol sebesar 0,38. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan metode resitasi berbasis moodle dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Web Design. Karena dengan menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran dapat memupuk rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan, melatih siswa berfikir aktif karena tugas yang diberikan harus dipertanggungjawabkan, materi pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa karena siswa belajar dengan caranya masing-masing, sehingga hasil belajar pun akan meningkat. Dengan moodle, siswa diberikan kemudahan untuk dapat mengakses materi/modul, tugas, upload tugas, diskusi tugas melalui forum, dan lain sebagainya. Sehingga memberikan kenyamanan dan belajar pun menjadi sangat menyenagkan. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat mengimplementasikan metode resitasi berbasis moodle. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran, hendaknya memperhatikan betul laporan tugas yang harus dibuat siswa. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian metode resitasi berbasis moodle, hendaknya memperhatikan infrastruktur dan koneksi jaringan internet di sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Karena tidak semua sekolah memiliki koneksi jaringan internet yang bagus dan infrastruktur dari laboratorium komputer yang digunakan untuk pembelajaran. 3. Hendaknya dapat diteliti lebih lanjut pula pembelajaran yang lebih bervariatif kepada siswa untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Khususnya SMK pada mata pelajaran Web Design. REFERENSI [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Deden. (2007). E-learning dengan Moodle Bagian 01. Tersedia: http://dedenthea.wordpress.com/2007/02/12/e-learningdengan-moodle-modular-object-oriented-dynamic-bag01/ . [1 Januari 2011]. Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Rrajawali Pers. Hake, Richard. (1996). Interactive-engagement vs traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American: Journal of Physic. 66, (1), 64-74. Harahap, Homa P. (2008). Membangun Sistem Elearning Berbasis Multimedia. Jurnal EKUBANK. 3, 110. Slameto. (1990). Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit (SKS). Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 5