PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN YANG TIDAK MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR SISWA KELAS XII IPS MATA PELAJARAN EKONOMI SMA SINAR PANCASILA BALIKPAPAN Suid Saidi FKIP Universitas Kutai Kartanegara Abstract: The purpose of the research is to study the effect of taking and not taking courses up on the students’ social-economic achievement of the twelfth grade student of social department of SMA Sinar Pancasila Balikpapan. The research was conducted in SMA Sinar Pancasila Balikpapan with 24 selected respondents derived from students taking and not taking courses. The techniquess of data collection were interview, documentary study, and library research. To analyze the data, the t-test formula was used. The results of this study indicate that there is significant different achievement on social-economic lesson between students taking and not taking courses of the twelfth grade student of social department of SMA Sinar Pancasila Balikpapan with the value of t-computed 3.869 and t-table 2.074 at the df=22 dan level of significance 95% ( = 0,05). Keywords: taking achievement and not taking course, social-economic MENINGKATKAN prestasi belajar siswa merupakan suatu tujuan yang akan dicapai di dalam Pendidikan Nasional maupun di dalam pengajaran sekolah. Berbagai cara telah dilakukan oleh banyak pihak secara terus menerus dan terprogram. Peningkatan prestasi belajar siswa melalui berbagai upaya mulai peningkatan mutu guru dengan melanjutkan studi yang lebih tinggi, pendekatan pembelajaran dalam sistem proses kegiatan belajar mengajar, metode atau cara yang paling tepat dan efesien agar hasil yang diperoleh dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam menghadapi persoalan rendahnya prestasi belajar siswa, banyak upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Misalnya di lingkungan sekolah perbaikan kurikulum, pelatihan guru-guru, peningkatan pendidikan guru, menyediakan fasilitas, buku-buku yang menunjang, metode dan pendekatan. Di lingkungan masyarakat orang tua sangat memperhatikan kelangsungan pendidikan putra-putrinya, dengan menambah jam kesibukan untuk belajar, misalnya melalui les privat ke lembaga pendidikan (bimbingan belajar) upaya tersebut tidak lain untuk meningkatkan prestasi belajar putra-putrinya. Bentuk pembaharuan yang dilakukan didalam proses pengajaran atau pendidikan adalah berupa inovasi pengajaran, 9 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 pendekatan kontekstual dan metode Quantum Learning. Melalui upaya peningkatan prestasi belajar siswa dengan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di dalam pengajaran diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang ada serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa lebih meningakat dan memuaskan. Berdasarkan pengamatan penulis SMA Sinar Pancasila Balikpapan yang berada di komplek perkampungan pelajar Gunung Pasir Jl. Telaga Sari RT.31 No.13 Balikpapan Selatan, para siswanya terutama kelas XII IPS yang mengikuti bimbingan belajar di Primagama mempunyai hasil prestasi yang sangat baik dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar, khususnya pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi tahun pembelajaran 2015/2016 dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa berada dibawah nilai 6 (enam). Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih judul “Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Primagama Dan Prestasi Belajar Siswa Yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Kelas XII Mata Pelajaran IPS Ekonomi Pada SMA Sinar Pancasila Balikpapan Tahun Pembelajaran 2015/2016” KAJIAN TEORETIKA 1. Bimbingan Belajar Untuk memahami pengertian bimbingan belajar terlebih dahulu dibahas tentang pengertian bimbingan. Bimbingan merupakan bagian dari kegiatan pendidikan, karena bimbingan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan membantu tercapainya tujuan pendidikan. Wakitri (2005:9) mengatakan bahwa ”Bimbingan diartikan sebagai suatu proses menolong individu untuk memahami dirinya dan dunianya”. Pengertian lain mengatakan bimbingan merupakan salah satu bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dan menghindari atau mengatasi kesulitankesulitan di dalam hidupnya, agar individu itu mencapai kesejahteraan hidupnya. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari kegiatan bimbingan adalah suatu bantuan. Tetapi tidak semua bantuan adalah bimbingan. Suatu bantuan dapat diartikan sebagai bimbingan apabila bantuan tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan atau potensi individu sehingga menjadi paham, mengerti, terlatih dan handal. Selanjutnya, kata belajar sering diartikan hanya berupa suatu kegiatan manusia untuk mengetahui sesuatu dan dari pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan sebagai sarana mempermudah pengembangan hidupnya. Menurut Soewarno (2004: 94) ”Belajar dapat dipandang sebagai hasil, di mana guru terutama melihat bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif. Yang diperhatikan adalah menunjukkan sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang dipelajari”. Hamalik, (2005:36) mengatakan bahwa ”Belajar merupakan proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perbuatan kelakuan”. Sedangkan dalam dalam Kurikulum SMA (2013:3), istilah ”Belajar berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini dapat berupa buku, lingkungan, guru atau sesama teman”. Jadi dapat disimpulkan, bahwa belajar merupakan kegiatan atau perbuatan manusia yang harus 10 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 dilakukan agar dapat mengubah pengetahuannya, keterampilannya, kebiasaan yang semua ini dimiliki dalam usaha mengembangkan kehidupannya. Atau dengan tingkah laku yang baru, mereka dapat mengadakan persesuaian dan perimbangan dengan tuntunan-tuntunan hidup. Jadi Bimbingan Belajar adalah membantu para siswa agar dapat menyesuaikan dirinya dalam situasi belajar sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan menyenangkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Secara umum tujuan bimbingan belajar adalah membantu siswa-siswa agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan mencapai perkembangan yang optimal. Tujuan pelayanan bimbingan belajar dirinci sebagai berikut: (1) Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompok anak; (2) Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan meggunakan buku pelajaran; (3) Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan perpustakaan; (4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ujian; (5) Memilih suatu bidang studi (mayor atau minor) sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatannya; (6) Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu dan memberikan dorongan atau motivasi belajarnya; (7) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadual belajarnya; (8) Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karirnya di masa depan. Hamalik (2004:105) menambahkan bahwa fungsi bimbingan belajar adalah sebagai berikut: a) Membantu individu siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan; b) Membantu individu siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat dan kemampuannya serta membantu siswa untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam meyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilhnya agar tercapai hasil yang diharapkan; c). Membantu individu siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat diantara lapangan pekerjaan tersebut. 2. Prestasi Belajar Menurut Salim (2003:99), ”Prestasi adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan dengan nilai tes” Sedangkan Roestiyah (2005: 45) mengaakan bahwa ”Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan kegiatan atau pekerjaan. Selanjutnya, Usman (2006:2), ”Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu serta indivedu dengan lingkungannya”. Hamalik (2005:37) mengemukakan bahwa , ”Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”. Dari pengertian di atas maka belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan tingkah laku 11 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 yang diakibatkan adanya pengaruh individu lain dan lingkungannya. Dengan demikian jelaslah bahwa tujuan belajar pada prinsipnya sama yaitu perubahan tngkah laku, dan pengertian belajar menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Prestasi belajar adalah hasil yang tetah dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh seorang guru”. Djamarah dan Zain (2003:11), ”Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan”. Sedangkan menurut Roestiyah (2006: 8), ”Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu”. Hamalik menambahkan (2005:60) ”Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai melalui suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pada pengalaman dan latihan”. Dengan demikian maka prestasi belajar adalah hasil yang telah diacapai dari suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan perilaku. Aktivitas itu berupa pemberian latihan, ketrampilan dan pemahaman pelajaran. 3. IPS Ekonomi IPS Ekonomi merupakan sub mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ditingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Di Sekolah Menengah Tingkat Pertama Pprogram IPS hanya mencakup kajian : IPS-Ekonomi, IPS-Geografi dan IPS-Sejarah. Sedangkan Ilmu Pengetahu Sosial merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada kajian Geografi, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, sosiologi dan Tata Negara. Khusus di SMA program IPS sudah dipisah sendiri-sendiri berdasarkan disiplin ilmunya masing-masing. Jadi Ekonomi sudah menjadi mata pelajaran sendiri. ”Ekonomi adalah pengetahuan mengenai peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan (pribadi), kelompok(keluarga, suku, bangsa, organesasi) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dihadapkan pada sumber yang terbatas” (Depdiknas, 2000:1). Pengajaran Ekonomi berfungsi mengembangkann kemampuan siswa dalam mengenali peritiwa ekonomi, menelaah dan menilai masalah ekonomi, baik bersifat perorangan atau bagian dari suatu masyarakat, maupun yang bersifat Nasional (Depdiknas, 2000:1) Fungsi mata pelajaran ekonomi antara lain untuk mengembangkan kemampuan para peserta didik dalam mengenali peristiwa-peristiwa yang berlangsung di lingkungan masyarakatnya, menelaah dan menilai permasalahan ekonomi tersebut agar mereka dapat mengenali dan mengetahui raca-cara pemecahannya. Dengan demikian, mereka dapat mempersiapkan diri dalam rangka terjun ke masyarakat. Pengajaran ekonomi bertujuan agar siswa mampu memahami fakta dan peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Selain itu juga untuk mengembangkan cara berfikir kritis dan menggunakanatau menerapkan beberapa pengertian ekonomi dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2000:2). Masalah ekonomi ini terutama prinsip-prinsip ekonomi sering dijumpai oleh para siswa didalam kehidupan, sehingga mata pelajaran ini sangat penting artinya bagi kehidupan para siswa ditengahtengah masyarakat agar sekurang-kurangnya mereka dapat membedakan pengertian berhemat dengan sifat pelit atau kikir. 12 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 Ruang Lingkup pengajaran ekonomi meliputi hal-hal berikut ini: (a) Fakta atau kenyataan mengenai keadaan dan peristiwa ekonomi, seperti kekayaan alam Indonesia dan jumlah penduduk besar yang dapat menguntungkan atau merugikan (masalah); (b) Pengenalan fakta dan peristiwa ekonomi. Dengan adanya sajian fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa ekonomi perserta didik atau masyarakat umumnya dapat memahami serta menelaah dan setidak-tidaknya bisa menyikapi keadaan tersebut. METODE PENELITIAN Jenis penelitian in termasuk jenis penelitian kausal komparatif (Sudrajat, 2016: 82) yang bertujuan untuk membandingkan prestasi belajar siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti bimbingan belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Semeter II SMA Sinar Pancasila Balikpapan tahun pembelajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok, kelompok A yaitu siswa yang mengikuti Bimbingan belajar berjumlah 12 siswa, dan kelompok B yaitu kelompok siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar juga berjumlah 12 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik dokumentasi, wawancara, dan teknik kepustakaan. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian, maka digunakan rumus uji-t seperti dikemukakan oleh Sudrajat (2015:294) sebagai berikut: X1 X 2 t 2 ( N 1 1)( S1 ) ( N 2 1)( S 2 ) 2 1 1 N1 N 2 2 N N 2 1 Keterangan : = Rata-rata prestasi siswa yang ikut bimbingan belajar X1 = Rata-rata prestasi siswa yang tidak ikut bimbingan belajar X2 S12 = Varians siswa yang ikut bimbingan belajar 2 S2 = Varians siswa yang tidak ikut bimbingan belajar N = Banyaknya subyek Selanjutnya cara menguji hipotesis adalah sebagai berikut : * Jika (thitung ttabel ) pada = 0,05 dk = N + N – 2 maka hipotesis diterima * Jika (thitung ttabel ) pada = 0,05 db = N + N – 2 maka hipotesis ditolak ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Data Sebelum menganalisis data terlebih dahulu disajikan persentase nilai siswa kelas XII A sebagai kelas mengikuti bimbingan belajar, dan siswa kelas XII B sebagai kelas yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Menurut Arikunto(2005:254),”kategori nilai yang termasuk Baik ( 70), Cukup (60-69) dan Kurang ( 59).” Berdasarkan kiteria 13 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut, dari 12 siswa yang mengikuti bimbingan belajar, semua siswa berada pada kategori baik, sedangkan dari kelas XIIB, ada 5 orang siswa yang memperoleh nilai baik, dan 7 orang siswa yang memperoleh nilai cukup. Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar tersebut, maka dalam hal ini penulis menggunakan perhitungan analisis sebagai berikut: Tabel 1. Simpangan dan Simpangan Kuadrat Nilai Ujian Nasional Kelas A Siswa yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Primagama. No X1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rata rata 7,00 7,25 9,00 7,25 7,50 7,50 7,50 7,50 7,25 8,75 8,75 8,00 93,25 7,77 Simpanga n (X1 - ) X -0,77 -0,52 1.23 -0,52 -0,27 -0,27 -0,27 -0,27 -0,52 0,98 0,98 0,23 Simpangan Kuadrat (X1 - )2 X 0,591 0,270 1,513 0,270 0,073 0,073 0,073 0,073 0,270 0,960 0,960 0,053 5,179 X2 6,75 6,25 6,75 7,00 6,50 6,75 6,75 7,75 7,25 7,00 6,75 7,00 82,50 6,87 Simpangan (X2 - ) X -0,12 -0,62 -0,12 0,13 -0,37 -0,12 -0,12 0,88 0,38 0,13 -0,12 0,13 Simpangan Kuadrat (X2 - )2 X 0,015 0,384 0,015 0,017 0,137 0,015 0,015 0,774 0,144 0,017 0,015 0,017 1,565 Sumber : SMA Sinar Pancasila Balikpapan 2015 a. Berdasarkan data-data yang ada pada tabel tersebut maka diperoleh perhitungan sebagai berikut : Nilai rata-rata siswa yang mengikuti bimbingan belajar di primagama dan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar adalah : Nilai rata-rata siswa kelas A yang mengikuti bimbingan belajar : = X1 X1 N1 = 93,25 12 14 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 = 7,77 b. Nilai rata-rata siswa kelas B yang tidak mengikuti bimbingan belajar : = X2 X2 N2 = 82,50 12 = 6,88 2. Mencari jumlah kuadrat simpangan atau varian adalah sebagai berikut : a. jumlah kuadrat simpangan yang mengikuti bimbingan belajar : ( X 1 X ) 2 2 S1 ( N 1) = 5,18 11 = 0,47 b. Jumlah kuadrat simpangan yang tidak mengikuti bimbingan belajar : ( X 2 X ) 2 2 S2 ( N 1) = 1,57 11 = 0,14 Dari nilai-nilai yang diperoleh di atas, kemudian nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus uji t yaitu sebagai berikut : X1 X 2 t 2 2 ( N 1 1) S1 ( N 2 1) S 2 1 1 N1 N 2 2 N1 N 2 15 7,77 6,88 (12 1)0,47 (12 1)0,12 1 1 12 12 2 12 12 0,89 5,17 1,54 2 22 12 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 = 0,89 0,23 = 3,869 Dari perhitungan tersebut di atas, maka diperoleh harga t hitung sebesar 3,869 dengan menggunakan daftar distribusi t ditemukan bahwa harga t tabel pada tingkat keyakinan 95% atau = 0,05 sebesar 2,074 pada dk (N + N – 2) 12 + 12 – 2 = 22. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang penulis lakukan, maka hasil yang dicapai siswa kelas XII IPS SMA Sinar Pancasila Balikpapan dalam menempuh ujian nasional mata pelajaran IPS Ekonomi yang mengikuti Bimbingan belajar di Primagama dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar pada tahun pembelajaran 2015/2017 adalah sebagai berikut : Dari kriteria penilaian prestasi belajar siswa diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa SMA Sinar Pancasila Balikpapan, khususnya kelas XII IPS yang berjumlah 24 siswa tergolong ”baik ” karena persentase tertinggi berada pada kategori baik ( 70) sebanyak 50 % lebih. Walaupun demikian terlihat bahwa prestasi siswa yang mengikuti bimbingan belajar dapat memperoleh nilai yang lebih tinggi dengan persentase 100 % sedangkan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar nilai tertinggi dengan persentase 42 %. Begitu pula dengan persentase nilai terendah prestasi siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan persentase 0 % sedangkan prestasi siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar dengan persentase 58 %. Dengan demikian siswa yang mengikuti bimbingan belajar diprimagama mendapat prestasi yang sangat meningkat dibandingkan dengan prestasi siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Rata-rata prestasi belajar mata pelajaran IPS Ekonomi siswa kelas XII IPS SMA Sinar Pancasila Balikpapan yang mengikuti bimbingan belajar di Primagama diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,77 dan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar memperoleh nilai rata-rata sebesar 6,88. Dari hasil tersebut, maka dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa Kelas XII IPS SMA Sinar Pancasila Balikpapan antara siswa yang mengikuti bimbingan di Primagama dan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi siswa belajar yang mengikuti bimbingan belajar antara lain (a) Sistem pembelajarannya dikemas sedemikian praktis dan elegan, (b) Porsi pemberian materi lebih sedikit, dan lebih banyak pembahasan soal-soal, (c) Sistem penilaian atau evaluasi dilaksanakan secara rutin, (d) Sarana dan prasarana pembelajaran sangat mendukung dan lengkap, (e) Tenaga pengajar sangat handal, terampil, dan profesional dalam bidangnya, (f) Jumlah siswa yang belajar dalam kelas dibatasi maksimal 20 siswa, (g) Pelayanannya sangat memuaskan. Kemudian sistem pembelajaran pada bimbingan belajar mengedepankan pembahasan soal-soal dengan metode SMART Solusion. Jadi dengan adanya perbedaan 16 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 mengikuti kegiatan bimbingan belajar, maka akan mengakibatkan pula perbedaan yang signifikantsi terhadap prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS Ekonomi. Dari hasil analisis pengujian perbedaan rata-rata diperoleh nilai t hitung sebesar 3,869 sedangkan t tabel sebesar 2,074 pada tingkat keyakinan 95 % ( = 0,05 ) dengan dk (12 + 12 – 2) = 22. Hal ini berarti nilai t hitung > t tabel (3,869 > 2,074) dengan demikian berarti hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar siswa antara yang mengikuti bimbingan belajar di Primagama dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi di Kelas XII IPS pada SMA Sinar Pancasila Balikpapan tahun Pembelajaran 2015/2016 ”diterima”. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terjadinya perbedaan prestasi antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar di duga karena seringnya berlatih dan kreatifitas kemampuan siswa terhadap pemecahan atau pembahasan soal-soal. Dengan mengikuti kegiatan bimbingan belajar maka akan menambah suatu wawasan tentang cara-cara pembahasan soal-soal dan sudah barang tentu akan menambah suatu ilmu pengetahuan, sehingga siswa merasa terbantu dalam belajarnya terutama dapat meningkatkan prestasinya sesuai yang telah diharapkan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil prestasi nilai Ujian Nasional yang diperoleh siswa kelas XII IPS Mata pelajaran Ekonomi SMA Sinar Pancasila Balikpapan yang mengikuti bimbingan belajar di Primagama mendapat nilai tertinggi 9,00 dan terendah 7,00 maka lebih baik prestasi siswa yang mengikuti bimbingan belajar, dari pada yang tidak mengikuti bimbingan belajar. 2. Dari hasil prestasi nilai Ujian Nasional yang diperoleh siswa kelas XII IPS Mata pelajaran Ekonomi SMA Sinar Pancasila Balikpapan yang tidak mengikuti bimbingan belajar mendapat nilai tertinggi 7,25 dan terendah 6,25 maka lebih rendah dari pada prestasi siswa yang mengikuti bimbingan belajar 3. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 3,869 sedangkant tabel sebesar 2,074. dari hasil ini berarti nilai t hitung (3,869) > t tabel (2,074) sehingga diterima pada tingkat kepercayaan 95 % dan dk = 22. Dengan demikian berarti prestasi siswa yang mengikuti bimbingan belajar hasilnya lebih bagus dari pada prestasi siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Karena kegiatan bimbingan belajar pada hakekatnya melatih dan membantu siswa dalam mengerjakan berbagai macam dan bentuk soal-soal, serta bimbingan belajar merangsang siswa untuk belajar kritis dan kreatif dalam menghadapi bentuk dan macam soal. SARAN-SARAN Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa saran yang penulis sampaikan yaitu sebagai berikut : 17 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 1. Untuk para siswa sebaiknya lebih mengoktimalkan waktu dalam menuntut ilmu, dari pada waktu sia-sia terbuang, dengan mengikuti bimbingan belajar di sekolah maupun di lembaga lain sebab kegiatan bimbingan belajar kalian akan banyak mendapat nilainilai positif terutama dalam mendalami dan memahami berbagai macam dan bentuk soal. 2. Untuk para guru sebaiknya dalam mengajar juga diperbanyak dalam pembahasan soal-soal di samping pemahaman materi, sehingga siswa dapat terampil dalam pembahasan perbagai bentuk dan macam soal-soal sehinga harapannya dapat meningkatkan prestasi siswa. 3. Untuk Lembaga Pendidikan bimbingan belajar, terus selalu berusaha membuat dan mengembangkan trik-trik simpel, praktis dan pleksibel dalam pembahasan soal-soal yang sekiranya dapat membantu meringankan siswa dalam memecahkan soal yang berat menjadi ringan, sehingga mengantarkan siswa-siswi dalam mencapai citacitanya. 4. Bagi pihak sekolah sebaiknya lebih mendorong guru-guru untuk mengajar yang selalu mendekati anak didiknya, sehingga akan timbul keterbukaan siswa manakala terdapat suatu kendala dalam pembahasan soal pelajaran. 5. Bagi Dinas Pendidikan sebaiknya sistem pengajaran di sekolah-sekolah mengedepan kan latihan dan ketrampilan pemahaman soal di samping pemahaman materi saja, sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar dan pendidikan. DAFTAR RUJUKAN Ali, M. 2006. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. CV.Alfabeta, Bandung. Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2003. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oe. 2005. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Jalaludin, R. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya. Nawawi, H. 2006. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Poerwadarminta, W.J.S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pusyaka. Roestiyah, N.K. 2005. Didaktik Metodik, Bina Aksara, Jakarta. Salim, P. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Bina Aksara. Singarimbun, M. 2005. Metode Penelitian Survei. Jakrta: LP3ES. Soewarno, 2004, Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Rajawali, Jakarta. Sudrajat, D. 2015. Pengantar Statistika Pendidikan Disertai Aplikasi Program SPSS. Surakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya. Sudrajat, D. 2016. Metode Penelitian Pendidikan dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: PT Indo Pustaka Sinergis. Sukmadinata, 2005, Pengembangan Standar Pendidikan, PT.Rosda Karya, Bandung. Usman, U. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wakirti, E.L. 2005. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Karunika 18 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 19 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2