Laporan Keuangan BLU

advertisement
CA REVIEW
PKP Pertemuan 2
Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK
Agenda
• Penerapan KPD2LK
– Jamsostek
– Rumah Sakit
2
Laporan Keuangan JAMSOSTEK
SEJARAH JAMSOSTEK
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pada tahun 1947  UU 33/1947 jo 2/1951 tentang Kecelakan Kerja
Peraturan Menteri Perburuan 48/1952 jo PMP 8/1956 tentang Pengaturan
Bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh
PMP 15/1957 Pembentukan Yayasan Sosial Buruh
PMP 5/1964 Pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial
PP 33/1977 tentang Pelaksanaan Program Asuransi Sosial Ketenagakerjaan (ASTEK)
PP 34/1977 Penyelenggara ASTEK yaitu PERUM ASTEK
UU 3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
PP 36/1966  PT. Jamsostek (Persero) sebagai badan penyelenggara Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
UU 40/2004Sistem Jaminan Sosial Nasional
UU 24/2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial  Jamsostek akan berubah
menjadi Badan Hukum Publik tetap menyelenggarakan program jaminan sosial
bagi tenaga kerja dengan nama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan
4
JAMSOSTEK SEBAGAI BPJS
• BUMN menjadi Badan Hukum Publik dan bertanggung jawab kepada
Presiden
• Cakupan bersifat wajib menjadi lebih luas:
– BPJS Kesehatan seluruh Penduduk
– BPJS Ketenagakerjaan selusuh Pekeerja
• Perubahan Sistem Penyelenggaraan
– Perusahaan melakukan administrasi dua BPJS (BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
Kesehatan)
– Tenaga kerja dilayani oleh dua BPJS
• Perubahan Program Manfaat
– Jaminan Pensiun untuk Tenaga Kerja Swasta dan Informal
– Jaminan Kesehatan untuk seluruh Penduduk
• Perubahan Keuangan
– Pemisahan Aset
– Perubahan Pelaporan Keuangan
5
BPJS
• PMK 83 tahun 2013  Modal Awal untuk Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
• Dana Operasional BPJS berasal dari 10% penerimaan iuran JKK
dan JKM serta 0.1125% dari rerata bulanan akumulasi iuran
dan hasil pengembangan JHT.
• Pengesahan Neraca Penutup dan Neraca Awal 1 Januari 2014
6
Akuntansi Transformasi BPJS
• Neraca Penutup menggunakan PSAK 1
• Neraca Pembuka menggunakan
– PSAK 18 untuk Program JHT
– PSAK 45 untuk Program JKK dan JKM dan
– PSAK 1 untuk BPJS
• Klasifikasi aset investasi pada neraca penutup: FVTPL, AFS dan HTM
sedangkan pada neraca pembuka hanya fair value dan HTM.
• Penyertaan Modal Pemerintah menyebabkan perbedaan akuntansi
neraca penutup dan pembuka.
• Peningkatan aset Program JHT karena revaluasi aset properti
• Peningkatan Aset Pemerintah karena penyertaan modal pemerintah
dan pengalihan aset JPK yang akan dititipkan pada BPJS Kesehatan.
7
Laporan Auditor LK BPJS 2013
• Ruang Lingkup: PT. Jamsostek (persero dan Entitas Anak) dan
Entitas Bertujuan Khusus Program Dana Peningkatan
Kesejahteraan Peserta
• Penekanan suatu hal
– PT. Jamsostek dibubarkan tanpa likuidasi menjadi BPJS
Ketenagakerjaan
– Pemisahan Aset BPJS Kesehatan
• Auditor juga melakukan pengujian atas kepatuhan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan.
8
Laporan Keuangan 2013
• PT. JAMSOSTEK per dan periode yang berakhir 31 Desember
2013
– Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
– Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (penyajian dalam dua
laporan)
– Laporan Perubahan Ekuitas
– Laporan Arus Kas
– Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Keuangan Konsolidasian Penutup pada 31 Desember
– Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Penutup
– Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Penutup
9
Laporan Keuangan 2013
• Laporan Keuangan Konsolidasian Pembuka Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan, Entitas Anak dan Entitas Bertujuan Khusus, per 1
Januari 2014
– Laporan Posisi Keuangan Kosolidasian Pembuka
– Catatan atas Laporan Keuangan
• Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Program Jaminan Hari Tua (JHT), per
1 Januari 2014
– Laporan Aset Neto
– Catatan atas Laporan Keuangan Pembuka
10
Laporan Keuangan 2013
• Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) per 31 Januari 2014
– Laporan Posisi Keuangan Pembuka
– Catatan atas Laporan Keuangan Pembuka
• Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Program Jaminan Kematian (JKM),
per 1 Januari 2014
– Laporan Posisi Keuangan Pembuka
– Catatan atas Laporan Keuangan Pembuka
11
RUMAH SAKIT
Karakteristik Industri
• Menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
diantaranya berupa jasa
• pemeriksaan dan perawatan dokter, jasa pelayanan laboratorium,
dan farmasi.
• Perusahaan penyelenggara jasa kesehatan (Rumah Sakit) selain
berusaha mendapatkan aliran kas masuk untuk mencukupi
kebutuhan membayar jasa para dokter dan tenaga medis lainnya,
pemakaian dan perawatan peralatan laboratorium dan medis, dan
kebutuhan lainnya, sekaligus memiliki peran sosial yang dapat
diwujudkan melalui berbagai program yang ditetapkan oleh
manajemen dan sesuai dengan peraturan pemerintah.
• Sumber-sumber utama pendapatan perusahaan diantaranya
berasal dari jasa pelayanan medis, jasa penunjang lainnya, dan jasa
dokter.
Bapepam
13
Karakteristik BLU Rumah Sakit
• BLU rumah sakit bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat ddengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip efisiensi dan
produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang etis dan sehat,
serta tidak semata-mata mencari keuntungan.
• BLU rumah sakit merupakan unit pelaksana teknis Kementerian
Kesehatan yang diberi tugas dan wewenang untuk
menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan, penelitian,
dan pengembangan serta usaha lain dalam bidang kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Kemenkes
14
Risiko Usaha
•
•
•
•
•
•
•
Risiko Malpraktik
Kehilangan Tenaga Medik
Kebijakan Pemerintah
Nilai tukar
Pemogokan karyawan
Leverage
Tidak tertagihnya piutang
Bapepam
15
Karakteristik Rumah Rakit
• Tidak sekedar mencari keuntungan namun ada aspek
sosial dan pelayanan kepada masyarakat – tergantung
jenis rumah sakit dan sumber pendanaan rumah sakit
• Manajemen rumah sakit dinominasi oleh para dokter.
• Kompleksitas manajemen rumah sakit menjadi tinggi
dengan bentuk pelayanan yang beragam dan sistem
pembayaran yang beragam. Misalnya dengan asuransi,
penggantian perusahaan, dll.
• Teknologi informasi yang mendukung pelayanan rumah
sakit namun pada sisi lain tetap harus dijaga
kerahasiaan data pasien.
16
Kepemilikan dan Bentuk Rumah Sakit
• Perusahaan terbuka  dimiliki oleh investor. PT.
Siloam International Hospital Tbk.; PT. Sarana
Meditama Metropolitan Tbk (RS Omni).
• Perusahaan  PT. Rumah Sakit Pelni. PT.
Pertamedika (RS Pertamina)
• Rumah sakit milik pemerintah pusat  RSCM
(BLU)
• Rumah sakit milik pemerintah daerah  RSUD
(BLUD)
17
Akuntansi Rumah Sakit
STANDAR MANA
YANG DIGUNAKAN ??
PSAK
PSAK &
PSAK 45
SAK
ETAP
SAK
ETAP &
PSAK 45
PSAP
 Akuntabilitas publik signifikan atau tidak
 Orientasi bisnis atau layanan umum
18
Pedoman Akuntansi Rumah Sakit
• Menggunakan PSAK atau SAK ETAP sebagai dasar
penyusunan pedoman akuntansi, tidak ada standar khusus
industri.
• Lampiran 03 SE-02/PM/2002 – Pedoman Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan
Publik – Industri Rumah Sakit  berlaku untuk emiten
perusahaan rumah sakit.
– Pendahuluan
– Karakterstik usaha perumahasakitan
– Penyajian dan pengungkapan LK (pedoman umum, komponen
laporan keuangan dan pedoman pengungkapan
– Ilustrasi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Arus kas dan Catatan atas laporan keuangan
 Menggunakan acuan PSAK sebelum 2002
19
Pedoman Akuntansi Rumah Sakit – BLU&D
• Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1981/MENKES/SK/2010 –
Pedoman Akutansi Badan Layanan Umum Rumah Sakit.
– Acuan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan adalah
PSAK dan pelaporan menggunakan PSAK 45.
– Menggunakan acuan PSAK sebelum PSAK 2010 dan tidak ada
ketentuan yang menyatakan jika ada standar baru mengikuti
ketentuan yang standar baru
– Menimbulkan kesulitan auditor antara menaati Keputusan Menteri
atau Standar Akuntansi
• Untuk beberapa BLUD tidak menyebutkan secara jelas, namun
ada yang mengarahkan menggunakan ETAP atau SAP, namun
tetap menggunakan PSAK 45 untuk pelaporan.
20
Pedoman Umum Akuntansi Rumah Sakit
• Tujuan laporan keuangan
• Tanggung Jawab atas Laporan
keuangan – manajemen /
pimpinan rumah sakit
• Komponen laporan keuangan
• Bahasa Laporan Keuangan Indonesia
• Mata uang pelaporan – rupiah
• Kebijakan Akuntansi
• Penyajian
•
•
•
•
•
•
Konsistensi penyajian
Materialitas dan Agregasi
Saling hapus
Periode pelaporan
Penyajian secara wajar
Informasi komparatif –
naratif jika relevan
• Laporan Keuangan interim
Bapepam
21
Tujuan Laporan Keuangan
• Laporan Keuangan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna
laporan keuangan) dalam pengambilan
keputusan ekonomi yang rasional
• Laporan Keuangan juga merupakan sarana
pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
Bapepam
22
Laporan Keuangan
• NERACA
ETAP
• LAPORAN LABA RUGI
• LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
• LAPORAN ARUS KAS
• CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
•
•
•
•
•
ETAP
• NERACA
 BLU
• LAPORAN
AKTIVITAS/OPERASI
• LAPORAN PERUBAHAN
ASET BERSIH
• LAPORAN ARUS KAS
• CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
LAPORAN LABA RUGI & PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPORAN ARUS KAS
PSAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
23
Neraca
• Tujuan utama neraca adalah untuk menyediakan
informasi tentang posisi keuangan meliputi aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
• Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama
dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan
keuangan lainnya sehingga dapat membantu para
pengguna laporan keuangan untuk menilai:
a) Kemampuan rumah sakit dalam memberikan jasa
pelayanan kesehatan secara berkelanjutan;
b) Likuiditas dan solvabilitas; dan
c) Kebutuhan pendanaan eksternal.
Kemenkes
24
Laporan Aktivitas
• Tujuan Utama Laporan Aktivitas menyediakan informasi mengenai:
a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan
sifat ekuitas;
b. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan
c. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa.
• Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para pengguna laporan keuangan untuk:
a. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode;
b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam
memberikan jasa;
c. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajemen; dan
d. Menilai rentabilitas.
Kemenkes
25
Laporan Arus Kas
• Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi
mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan. Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
• Informasi laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan
informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya
sehingga dapat membantu para pengguna untuk menilai:
a.
b.
c.
d.
kemampuan rumah sakit dalam menghasilkan kas dan setara kas;
sumber dana rumah sakit;
penggunaan dana rumah sakit; dan
kemampuan rumah sakit untuk memperoleh sumber dana serta
penggunaannya untuk masa yang akan datang.
Kemenkes
26
Catatan atas Laporan Keuangan
• Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan adalah
memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada
di Neraca, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan informasi
tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan
pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan.
• Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan mencakup
antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pendahuluan;
Kebijakan akuntansi;
Penjelasan atas pos-pos neraca;
Penjelasan atas pos-pos laporan aktivitas;
Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas;
Kewajiban kontinjensi; dan
Informasi tambahan serta pengungkapan lainnya.
Kemenkes
27
CALK– Kebijakan akuntansi
• Menyatakan standar mana yang digunakan untuk menyusun
laporan keuangan PSAK, SAK ETAP atau PSAP.
• Kebijakan akuntansi untuk masing-masing komponen utama
aset, liabilitas, pendapatan dan beban.
• Kebijakan untuk masing-masing komponen merujuk pada
ketentuan dalam masing-masing item.
• Kebijakan berisikan penjelasan bagaimana pengakuan dan
pengukuran item-item yang ada dalam laporan keuangan.
28
Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan keuangan BLU rumah sakit disertai dengan lampiran:
a. Analisis laporan keuangan yang terdiri dari: Rasio
Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Rentabilitas;
b. Laporan aktivitas yang disajikan secara komparatif antara
proyeksi sebagaimana tercantum dalam RBA dengan
realisasi periode berjalan;
c. BLU rumah sakit dapat menyajikan lampiran lain sesuai
kebutuhan.
Kemenkes
29
Soal 1
Mengapa Jamsostek sebagai perusahaan harus dilikuidasi ?
A. Memenuhi ketentuan regulasi
B. Memenuhi keinginan pemegang saham
C. Perubahan lingkungan bisnis
D. Dalam rangka menghadapi persaingan
A. Jawaban Benar, alasan utama
pembubaran karena peran Jamsostek yang
telah beruhan
30
Soal 2
Berikut ini adalah laporan keuangan pembuka yang disajikan
oleh Jamsostek per 1 Januari 2014, kecuali:
A. Laporan Posisi Keuangan JKK
B. Laporan Posisi Keuangan JKM
C. Laporan Posisi Keuangan JHT
D. Laporan Posisi Keuangan BPJS
C. Jawaban Benar, untuk JHT bukan laporan
posisi keuangan namun Aset Bersih
31
Soal 3
Laporan keuangan entitas bertujuan khusus yang dimaksud
dalam laporan keuangan BPJS adalah entitas yang nantinya akan
dipisahkan untuk mengelola kegiatan:
A. Jaminan hari tua
B. Jaminan kesehatan
C. Jaminan kecelakaan kerja
D. Jaminan kematian
B. Jawaban Benar, jaminan kesehatan akan
dipisahkan menunggu penyatuan dengan
jaminan kesehatan yagn lain sehingga belum
dibentuk entitas tersendiri
32
Soal 4
Laporan posisi keuangan entitas berikut ini disusun dengan
berdasarkan PSAK 1 Penyajian laporan keuangan, kecuali:
A. Dana Jaminan Kesehatan
B. Dana Jaminan kecelakaan kerja
C. Dana Jaminan kematian
D. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
D. Jawaban Benar, dana jaminan pekerja
disusun dengan menggunakan PSAK 45
33
Soal 5
Apakah alasan yang paling tepat mengapa entitas melakukan
pembubaran PT. Jamsostek Persero menjadi lembaga yang
terpisah?
A. Kegunaan informasi
B. Keandalan informasi
C. Ketepatwaktuan informasi
D. Agar informasi mudah dipahami
A. Jawaban Benar
34
Soal 6
Jika berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah, rumah sakit BLU
akan menyusun laporan keuangan berdasarkan:
A. PSAK
B. SAK ETAP
C. Pedoman Akuntansi Rumah Sakit yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan
D. PSAK dan SAP sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Kementerian Keuangan
C. Jawaban Benar, karena merujuk
ketentuan pemerintah maka rumah sakit BLU
akan menggunakan ketentuan KM Kesehatan
35
Soal 7
Standar mana yang diacu dalam ketentuan laporan keuangan
Rumah Sakit BLU ?
A. PSAK 1 Penyajian Lapora Keuangan
B. SAK ETAP – Penyajian Laporan Keuangan
C. PSAP 1 Penyajian Laporan Keuangan
D. PSAK 45 Organisasi Nirlaba
D. Jawaban Benar, karena misi
sosial yang
besar dari entitas Rumah Sakit BLU, maka
pelaporan akuntansi yang tepat adalah PSAK
45
36
Soal 8
Berikut ini komponen laporan keuangan Rumah Sakit BLU
kecuali :
A. Laporan Neraca (posisi keuangan)
B. Laporan Laba rugi
C. Laporan Arus Kas
D. Catatan atas Laporan Keuangan
B. Jawaban Benar, karena dalam PSAK 45
tidak dikenal laporan laba namun digunakan
laporan aktivitas
37
Soal 9
Laporan Keuangan Rumah Sakti Omni, menggunakan standar
berikut :
A. PSAK
B. SAK ETAP
C. PSAK dan PSAK 45
D. SAK ETAP dan PSAK 45
B. Jawaban Benar, karena dalam PSAK 45
tidak dikenal laporan laba namun digunakan
laporan aktivitas
38
Soal 10
Sesuai ketentuan BLU dan ketentuan industri standar yang akan
digunakan dalam menyusun laporan keuangan BLU adalah :
A. PSAK atau SAK ETAP; PSAK 45 dan PSAP
B. PSAK 45 dan PSAP
C. PSAK, SAK ETAP dan PPSAK 45
D. PSA dan SAK ETAP; PSAK 45 dan PSAP
A. Jawaban Benar, karena PSA dan SAK
pilihan, ketentuan pelaporan dengan PSAK 45
dan PSAP digunakan untuk menyusun laporan
keuangan untuk tujuan konsolidasi laporan
keuangan pemerintah
39
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
PSAP 13
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM (BLU)
41
PENDAHULUAN
 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, satuan kerja
dapat ditetapkan menjadi satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
 Sesuai dengan ketentuan, Satker yang menerapkan pola pengelolaan keuangan
BLU diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain pengelolaan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan utang-piutang, pengelolaan
investasi dan pengadaan barang/jasa, kesempatan untuk mempekerjakan tenaga
profesional non Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta kesempatan pemberian imbalan
jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya.
42
TUJUAN
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur penyajian
laporan keuangan Badan Layanan Umum dalam rangka
meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap
anggaran, antar periode, maupun antar BLU.
Untuk mencapai tujuan tersebut, standar ini menetapkan
seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan
keuangan, pedoman struktur laporan keuangan dan
persyaratan minimun isi laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun dengan menerapkan akuntansi
berbasis akrual.
43
RUANG LINGKUP
 Secara umum, Standar Akuntansi Badan Layanan Umum mengacu pada seluruh
PSAP, kecuali diatur tersendiri dalam PSAP ini.
 BLU merupakan instansi di lingkungan pemerintah pusat/daerah yang mengelola
kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan. Sebagai instansi pemerintah, BLU
menerapkan pernyataan standar ini dalam menyusun laporan keuangan.
44
ENTITAS AKUNTANSI/PELAPORAN
Entitas Pelaporan
•BLU adalah entitas pelaporan karena
merupakan satuan kerja pelayanan yang
walaupun bukan berbentuk badan hukum
yang mengelola kekayaan Negara/Daerah
yang dipisahkan
Entitas Akuntansi
•Selaku
penerima anggaran
belanja
pemerintah
(APBN/APBD)
yang
menyelenggarakan akuntansi, BLU adalah
entitas
akuntansi,
yang
laporan
keuangannya
dikonsolidasikan
pada
entitas akuntansi/entitas pelaporan yang
secara organisatoris membawahinya.
45
DEFINISI
Badan Layanan
Umum
Laporan
Keuangan BLU
• Instansi di lingkungan Pemerintah
Pusat/pemerintah daerah dan yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
• Bentuk pertanggungjawaban BLU yang disajikan
dalam bentuk Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan
Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
46
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN BLU
Tujuan Umum
• menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran,
saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas
BLU yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Tujuan Spesifik
• untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
47
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN BLU
Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU berada
pada pimpinan BLU atau pejabat yang ditunjuk.
48
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN BLU
49
STRUKTUR DAN ISI
PENDAHULUAN
•Pernyataan Standar ini mensyaratkan adanya pengungkapan tertentu pada lembar
muka (on the face) laporan keuangan, mensyaratkan pengungkapan pos-pos
lainnya dalam lembar muka laporan keuangan atau dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
PERIODE PELAPORAN
•Laporan keuangan BLU disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun
TEPAT WAKTU
•Kegunaan laporan keuangan berkurang bilamana laporan tidak tersedia bagi
pengguna dalam suatu periode tertentu setelah tanggal pelaporan. Faktor-faktor
yang dihadapi seperti kompleksitas operasi suatu BLU bukan merupakan alasan
yang cukup atas kegagalan pelaporan yang tepat waktu.
50
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
 Laporan Realisasi Anggaran BLU menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja,
surplus/defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) BLU sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai
berikut:
 Pendapatan-LRA;
 Belanja;
 Surplus/defisit-LRA;
 Penerimaan pembiayaan;
 Pengeluaran pembiayaan;
 Pembiayaan neto; dan
 Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).
51
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
 Pendapatan BLU yang dikelola sendiri dan tidak disetor ke Kas Negara/Daerah
merupakan pendapatan negara/daerah.
 Pendapatan-LRA pada BLU diakui pada saat pendapatan kas yang diterima BLU diakui
sebagai pendapatan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
 Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
 Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
 Khusus untuk pendapatan dari Kerja Sama Operasi (KSO), diakui berdasarkan azas neto
dengan terlebih dahulu mengeluarkan bagian pendapatan yang merupakan hak mitra
KSO.
52
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
 Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan LRA BLU tahun berjalan dibukukan sebagai
pengurang SiLPA pada BLU penambah SiLPA pada Pemerintah Pusat/Daerah.
 Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan LRA BLU tahun sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada BLU dan penambah SAL pada Pemerintah
Pusat/pemerintah daerah.
 Pendapatan-LRA pada BLU diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
 Pendapatan-LRA pada BLU merupakan pendapatan bukan pajak.
 Termasuk pendapatan bukan pajak pada BLU adalah
 Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;
 Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan;
 Pendapatan hasil kerja sama;
 Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas; dan
 Pendapatan BLU lainnya
53
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
 Belanja pada BLU diakui pada saat pengeluaran kas yang dilakukan oleh BLU disahkan
oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
 Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja pada BLU selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA.
 Penerimaan pembiayaan pada BLU diakui pada saat kas yang diterima BLU disahkan oleh
unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
 Pengeluaran pembiayaan pada BLU diakui pada saat pengeluaran pembiayaan disahkan
oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
 Penambahan pokok investasi yang berasal dari pendapatan BLU diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan.
 Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu
periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto.
 Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
 Apabila BLU menerima alokasi anggaran selain dari entitas akuntansi/entitas pelaporan
yang membawahinya, maka BLU menyusun LRA sesuai dengan entitas akuntansi/entitas
pelaporan yang mengalokasikan anggaran tersebut.
54
LAPORAN PERUBAHAN
SALDO ANGGARAN LEBIH
 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih BLU menyajikan secara komparatif dengan
periode sebelumnya pos-pos berikut:
 Saldo Anggaran Lebih awal;
 Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
 Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya;
 Lain-lain; dan
 Saldo Anggaran Lebih Akhir.
 Di samping itu, BLU menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
55
NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal tertentu.

Neraca BLU menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
 Kas dan setara kas;
 Investasi jangka pendek;
 piutang dari kegiatan BLU;
 persediaan;
 Investasi jangka panjang;
 aset tetap;
 aset lainnya;
 kewajiban jangka pendek;
 kewajiban jangka panjang; dan
 ekuitas.
 Kas pada BLU yang sudah dipertanggungjawabkan kepada unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum merupakan bagian dari Saldo Anggaran Lebih.
 Dana kas BLU yang bukan milik BLU diakui sebagai kas dan setara kas.

Kas yang berasal dari sisa dana investasi APBN/APBD diakui sebagai aset lainnya.

Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan BLU pada tahun berjalan maupun tahun sebelumnya
dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada BLU penambah ekuitas pada Pemerintah Pusat/Daerah
56
NERACA
 Sesuai dengan peraturan perundangan-undangan, BLU tidak dapat melakukan investasi
jangka panjang kecuali atas persetujuan Menteri Keuangan atau
Gubernur/Bupati/Walikota. Investasi jangka panjang dimaksud terdiri dari investasi
permanen dan investasi nonpermanen.
 Walaupun kepemilikan investasi pada BLU ada pada BUN/BUD, tetapi investasi tersebut
tetap dilaporkan pada laporan keuangan BLU. Perlakuan pelaporan investasi ini selaras
dengan status BLU sebagai entitas pelaporan, dimana seluruh sumber daya ekonomi yang
digunakan BLU dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam melayani
masyarakat harus dilaporkan dalam laporan keuangan BLU.
57
LAPORAN OPERASIONAL
 Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
 Struktur Laporan Operasional BLU mencakup pos-pos sebagai berikut:
• Pendapatan-LO;
• Beban;
• Surplus/Defisit dari operasi;
• Kegiatan non operasional;
• Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;
• Pos Luar Biasa; dan
• Surplus/Defisit-LO.
 BLU menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber pendapatan,
yang terdiri dari:
• Pendapatan dari alokasi APBN/APBD;
• Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;
• Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan;
• Pendapatan hasil kerja sama;
• Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas/barang/jasa; dan
• Pendapatan BLU lainnya.
• Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan
Keuangan.
58
LAPORAN OPERASIONAL
 Pendapatan-LO pada BLU diakui pada saat:
• Timbulnya hak atas pendapatan;
• Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
 Pendapatan-LO pada BLU merupakan pendapatan bukan pajak.
 Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
 Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
 Khusus untuk pendapatan dari Kerja Sama Operasi (KSO), diakui berdasarkan azas neto
dengan terlebih dahulu mengeluarkan bagian pendapatan yang merupakan hak mitra
KSO.
 Beban pada BLU diakui pada saat:
• timbulnya kewajiban;
• terjadinya konsumsi aset;
• terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi
 Beban pada BLU diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.
59
LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setarakas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas
pada tanggal pelaporan pada BLU.
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris.
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya, tidak termasuk
investasi jangka pendek dan setara kas.
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang
berhubungan dengan pemberian pinjaman jangka panjang dan/atau pelunasan utang
jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi
pinjaman jangka panjang dan utang jangka panjang.
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk
dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
60
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
 Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
 Laporan Perubahan Ekuitas pada BLU menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:
 Ekuitas awal
 Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
 Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain
berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya:
 koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya;
 perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
 Ekuitas akhir.
61
PENGGABUNGAN LAP KEU BLU KE DALAM
LAP KEU ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN
 Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan
Ekuitas BLU digabungkan pada laporan keuangan entitas akuntansi/entitas
pelaporan yang membawahinya.
 Seluruh pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada LRA BLU dikonsolidasikan ke
dalam LRA entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.
 Laporan Arus Kas BLU dikonsolidasikan pada Laporan Arus Kas unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
 Laporan Perubahan SAL BLU digabungkan dalam Laporan Perubahan SAL
Bendahara Umum Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan
keuangan konsolidasiannya.
 Dalam rangka konsolidasian laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan
entitas yang membawahinya, perlu dilakukan eliminasi terhadap akun-akun timbal
balik (reciprocal accounts) seperti pendapatan, beban, aset, dan kewajiban yang
berasal dari entitas akuntansi/pelaporan dalam satu entitas pemerintahan kecuali
akun-akun pendapatan dan belanja pada LRA yang berasal dari entitas
akuntansi/pelaporan sebagaimana dinyatakan pada Paragraf 28 huruf b.
62
PENGHENTIAN SATKER BADAN LAYANAN UMUM
MENJADI SATKER BIASA
 Dalam hal Satuan Kerja tidak lagi menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU,
maka Satuan Kerja tersebut menyusun laporan keuangan selayaknya entitas
akuntansi pemerintah lainnya, dan Satuan Kerja tersebut harus menyusun laporan
keuangan penutup per tanggal pencabutan statusnya sebagai BLU.
63
TANGGAL EFEKTIF
 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk
laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Tahun
Anggaran 2016.
64
Download