14. Pengintegrasian BLU bab 14

advertisement
BAB XIV
TATA CARA PENGINTEGRASIAN LAPORAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DALAM LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
U
ndang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja dilingkungan pemeintah.
Dengan Pasal 68 dan 69 dari Undang-Undang tersebut, instansi pemerintah
yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat
menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan
produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Instansi demikian, dengan sebutan umum
sebagai Badan Layanan Umum (BLU), diharapkan menjadi contoh kongkrit yang
menonjol dari penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil (kinerja).
Satuan kerja yang menerapkan pengelolaan keuangan BLU diberikan fleksibilitas
pengelolaan keuangan antara lain penggunaan langsung pendapatan BLU, belanja,
pengelolaan kas, pengelolaan barang termasuk pengadaan barang/jasa, pengelolaan
piutang dan utang, investasi, penggunaan surplus, pegawai dapat terdiri dari PNS dan
tenaga profesional non PNS, serta dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat
tanggungjawab dan profesinolisme. Adapun karakteristik satker BLU antara lain:
-
Merupakan bagian dari Kementerian Negara/Lembaga (bukan kekayaan
negara dipisahkan.
-
Pengelolaan keuangan semi otonom ala korporasi.
-
Rencana anggaran dan Laporan Keuangan BLU digabungkan/dikonsolidasikan
dengan Rencana Kerja dan Anggaran serta Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
-
Pembina keuangan BLU adalah Menteri Keuangan dan pembina teknis adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga.
-
Pegawainya dapat terdiri dari PNS dan tenaga profesional non PNS.
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
190
Dalam pengelolaan keuangan yang fleksibel tersebut, satker BLU harus menerapkan
tata kelola yang baik (good corporate governance) antara lain mempunyai mempunyai
oragnisasi yang menggambarkan struktur pengendalian internal yang memadai, sistem
dan prosedur pengelolaan keuangan yang sesuai dengan konsep manajemen modern,
menerapkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangannya dan
mempunyai sistem pengawasan yang cukup memadai. Disamping itu agar tercipta
kinerja BLU yang sesuai dengan kebijakan Kementerian Negara/Lembaga, maka
setiap tahun, satker BLU harus membuat kontrak kinerja antara pimpinan BLU dengan
Menteri/Pimpinan Lembaga. Dengan konsep BLU, perencanaan dan penggaran serta
pertanggungjawaban diketatkan, sementara dalam pelaksanaan diberikan fleksibilitas.
Dalam penyusunan
pertanggung jawaban, satker BLU harus menyusun laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh
Asosiasi profesi Akuntan Indonesia. Apabila belum ada standar akuntansi yang
mengaturnya, dapat menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik ditetapkan
oleh Menteri Keuangan. Disamping menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan
SAK, satker BLU harus menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kepada
Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
Kementerian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan
SAK menjadi lampiran bagi laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
A. Sistem Akuntansi BLU
Dalam rangka menghasilkan laporan keuangan di atas, satker BLU harus
mengembangkan sistem akuntansi yang dapat menghasilkan laporan keuangan
sesuai dengan SAK dan laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi. Dalam hal
sistem dimaksud belum tersedia, BLU dapat menggunakan Sistem Akuntansi
Instansi untuk membukukan transaksi PNBP dan
Rupiah
Murni.
Dalam
mengembangkan sistem akuntansinya, BLU harus mengembangkan sistem akuntansi
yang mampu mengakomodasi kebutuhan pengkonsolidasian Laporan Keuangan
BLU yang berbasis Standar Akuntansi Keuangan kedalam Laporan kementerian
negara/lembaga yang berbasis Standar Akuntansi Pemerintahan.
Standar akuntansi yang digunakan oleh Badan Layanan Umum dalam menyusun
laporan keuangannya adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
191
oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Laporan keuangan yang dihasilkan berdasarkan
SAK ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
operasi BLU.
Setiap triwulan
laporan keuangan ini disampaikan kepada
Kementerian Negara/Lembaga yang membawahinya dan Menteri Keuangan c.q.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Laporan Keuangan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan kementerian negara/lembaga. Oleh sebab itu Laporan Keuangan BLU
harus digabungkan/dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementerian
negara/lembaga. Laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang dihasilkan
disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan. Oleh sebab itu Laporan
Keuangan BLU yang akan dikonsolidasikan harus disusun berdasarkan standar
akuntansi yang sama yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sistem akuntansi BLU memproses semua pendapatan BLU dan belanja yang
bersumber dari APBN dan yang bersumber dari Pendapatan BLU. Sehingga
laporan keuangan yang dihasilkan sistem akuntansi tersebut sudah mencakup
semua transaksi keuangan.
Untuk menghasilkan semua kebutuhan laporan keuangan tersebut, maka BLU
harus memiliki sistem akuntansi yang dapat menghasilkan laporan keuangan untuk
tujuan pertanggungjawaban berdasarkan SAK dan laporan keuangan untuk tujuan
konsolidasi berdasarkan SAP. Untuk tujuan konsolidasi, sistem akuntansi BLU juga
harus menghasilkan data elektronis (berupa file Buku Besar /ADK) yang dapat
digabungkan oleh UAPPA-E1 dengan menggunakan aplikasi SAI tingkat Eselon I.
Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan ditingkat Eselon I sudah mencakup
Laporan Keuangan BLU.
Selain itu agar transaksi keuangan BLU yang bersumber dari Pendapatan BLU juga
tercatat di KPPN, maka sistem akuntansi BLU juga harus dapat menghasilkan data
untuk keperluan SPM Pengesahan setiap triwulan.
SPM Pengesahan ini akan menjadi dasar bagi KPPN untuk menerbitkan SP2D BLU
Pengesahan, sehingga KPPN dapat membukukan transaksi keuangan BLU yang
bersumber dari Pendapatan BLU.
Dengan SPM Pengesahan ini BLU akan
mencatat Pendapatan BLU yang diterimanya selama satu triwulan dan belanja
operasionalnya yang telah dibelanjakan selama satu triwulan.
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
192
Untuk membukukan saldo awal kas di BLU, BLU harus membuat Memo
Penyesuaian kepada KPPN untuk disahkan oleh KPPN. Sehingga setiap
pembukuan pendapatan dan belanja BLU yang bersumber dari pendapatan BLU
oleh KPPN akan mempengaruhi kas BLU secara otomatis pada pembukuan KPPN.
Dengan dibukukan transaksi keuangan BLU di KPPN, maka untuk memastikan
bahwa transaksi tersebut dibukukan oleh kedua belah pihak, BLU melakukan
rekonsiliasi dengan KPPN setiap triwulan. Rekonsiliasi tersebut mencakup
transaksi pendapatan BLU dan belanja.
Gambar I
Diagram Sistem Akuntansi BLU
B. Mekanisme pelaporan BLU untuk tujuan konsolidasi.
Dalam rangka pelaksanaan pengintegrasian laporan keuangan Badan Layanan
Umum yang disusun berdasarkan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
ke dalam laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga, BLU menggunakan
sistem akuntansi yang dapat menghasilkan laporan keuangan untuk tujuan
konsolidasi. Untuk pelaksanaannya, kementerian negara/lembaga membentuk Unit
Akuntansi Instansi sesuai dengan hirarki organisasi. Unit akuntansi yang dibentuk
dalam rangka melaksanakan pengintegrasian Laporan Keuangan BLU ini adalah :
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
193
a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) yang berada pada tingkat
kementerian negara/lembaga
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) yang
berada pada tingkat Eselon I
c. Unit Akuntansi Badan Layanan Umum yang berada pada satuan kerja.
Gambar II
Diagram Pelaporan BLU
Dit. APK
10
UAPA
9
11
7/8
12
UAPPAE1
6
7
KPPN
2
3/5
Dit. PPK
BLU
BLU
1
4
Penjelasan Flowchart
1. BLU merekam dan memproses dokumen sumber.
2. BLU melakukan Rekonsiliasi dengan KPPN setiap Triwulan.
3. BLU mengirimkan ADK ke UAPPA-E1 setiap bulan dan mengirimkan Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca setiap triwulan.
4. BLU setiap triwulan mengirimkan laporan keuangan berdasarkan SAK ke
Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q Direktorat Pembinaan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
194
5. BLU mengirimkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca beserta Catatan
atas Laporan Keuangan ke UAPPA-E1 dilampiri Laporan Keuangan BLU
berdasarkan SAK setiap semester.
6. UAPPA-E1 menggabungkan ADK seluruh UAKPA dibawahnya termasuk UABLU dan membuat ringkasan Laporan Keuangan BLU.
7. UAPPA-E1 mengirimkan
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca setiap
triwulan, dan file data transaksi berupa ADK ke UAPA setiap bulan.
8. UAPPA-E1 mengirimkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca beserta
Catatan atas Laporan Keuangan ke UAPA
dilampiri lembar muka (face)
Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAK beserta ringkasannya setiap
semester.
9. UAPA menggabungkan ADK seluruh UAPPA-E1 dalam lingkungannya dan
membuat ringkasan Laporan Keuangan BLU.
10. UAPA mengirimkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca beserta Catatan
atas Laporan Keuangan dilampiri lembar muka (face) Laporan Keuangan BLU
berdasarkan
SAK
beserta
ringkasannya
ke
Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap
semester.
11. UAPA mengirimkan lembar muka (face) Laporan Keuangan BLU berdasarkan
SAK beserta ringkasannya ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum setiap
semester.
12. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum setiap
semester dan tahunan mengirimkan Ringkasan Laporan Keuangan BLU
kepada Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
C. Jadwal Penyampaian Laporan Keuangan
1. Laporan Realisasi Anggaran Triwulan I
Unit Organisasi
Pengirim
Tgl. Kirim
Unit Organisasi
Penerima
Tgl. Terima
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
195
BLU
15 April 20X0
UAPPA-E1
23 April 20X0
UAPPA-E1
27 April 20X0
UAPA
30 April 20X0
UAPA
08 Mei 20X0
Menkeu cq
Dirjen PBN
09 Mei 20x0
2. Laporan Keuangan Semester I
Unit Organisasi
Pengirim
Tgl. Kirim
Unit Organisasi
Penerima
Tgl. Terima
BLU
10 Juli 20X0
UAPPA-E1
17 Juli 20X0
BLU
10 Juli 20X0
PPK BLU
17 Juli 20X0
UAPPA-E1
20 Juli 20X0
UAPA
22 Juli 20X0
UAPA
25 Juli 20X0
PPK BLU
26 Juli 20X0
UAPA
25 Juli 20X0
Menkeu cq Dirjen
PBN
26 Juli 20X0
3. Laporan Realisasi Anggaran Triwulan III
Unit Organisasi
Pengirim
Tgl. Kirim
Unit Organisasi
Penerima
Tgl. Terima
BLU
15 Oktober 20X0
UAPPA-E1
23 Oktober 20X0
UAPPA-E1
27 Oktober 20X0
UAPA
31 Oktober 20X0
UAPA
08 Nopember 20X0
Menkeu cq
09 Nopember
Dirjen PBN
20x0
4. Laporan Keuangan Tahunan
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
196
Unit Organisasi
Pengirim
Tgl. Kirim
Unit Organisasi
Penerima
Tgl. Terima
BLU
20 Januari 20X1
UAPPA-E1
02 Februari 20X1
BLU
20 Januari 20X1
PPK BLU
02 Februari 20X1
UAPPA-E1
08 Februari 20X1
UAPA
10 Februari 20X1
UAPA
27 Februari 20X1
PPK BLU
28 Februari 20X1
UAPA
27 Februari 20X1
Menkeu cq
Dirjen PBN
28 Februari 20X1
Keterangan :

Laporan Keuangan yang disampaikan ke Unit Akuntansi di atasnya adalah
Laporan Keuangan yang telah direkonsiliasi dengan KPPN dan Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

Tahun 20X0 adalah untuk tahun anggaran berjalan,
Tahun 20X1 adalah 1 (satu) tahun setelah tahun anggaran berakhir.

Laporan Keuangan Triwulan I dan Triwulan II Tahun Anggaran 2007
disampaikan bersamaan dengan penyampaian Laporan Keuangan Triwulan
III Tahun Anggaran 2007.
D. Simulasi tata cara pengintegrasian Laporan Keuangan BLU kedalam Laporan
Keuangan Kementerian Negara / Lembaga.
1. Penerbitan DIPA BLU
a. Satker Rumah Sakit yang sudah berstatus BLU (RS-BLU) pada awal tahun
anggaran 200X menerima alokasi anggaran sebesar Rp. 100 M yang terdiri
dari belanja yang didanai dari APBN sebesar Rp. 20 M (untuk belanja gaji
dan tunjangan) dan belanja yang didanai dari Pendapatan Operasional
sebesar Rp. 80 M. Sedangkan Estimasi Pendapatan BLU untuk tahun
anggaran 200x ini sebesar Rp. 80 M. Ambang batas belanja (anggaran
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
197
fleksibel) yang ditetapkan dalam RBA adalah sebesar 10 % artinya realisasi
belanja RS-BLU yang bersumber dari Pendapatan Operasional dapat
melampaui anggaran belanjanya, apabila target PNBP nya melebihi target
yang ditetapkan minimal 10 %.
b. Atas transaksi ini satker RS-BLU ini membukukan transaksinya dengan
jurnal sebagai berikut :
1. Membukukan Anggaran Belanja yang didanai dari APBN
Piutang dari KUN
D
Rp. 20 M
Allotment Belanja Gaji
K
Rp. 20 M
2. Membukukan Anggaran Belanja yang didanai dari Pendapatan
Operasional
Piutang dari Kas BLU
D
Rp. 80 M
Allotment Belanja Operasional BLU
K
Rp. 80 M
Estimasi Pendapatan yang dialokasikan
D
Rp. 80 M
Utang kepada Kas BLU
K
Rp. 80 M
3. Membukukan Estimasi Pendapatan
2. Transaksi Realisasi Anggaran APBN
a. Satker RS-BLU mengajukan SPM – LS kepada KPPN untuk belanja gaji
dan tunjangan. Total realisasi belanja gaji dan tunjangan selama satu tahun
sebesar Rp. 18 Milyar.
b. Jurnalnya
Belanja Gaji dan Tunjangan
D
Rp. 18 Milyar
Piutang dari KUN
K
Rp. 18 Milyar
3. Belanja Operasional
a. Kemudian untuk belanja operasional, BLU menggunakan dana yang
bersumber dari pendapatan Operasionalnya. Pendapatan Operasional BLU
selama Semester I sebesar Rp. 40 M, sedangkan belanja operasionalnya
selama Semester I sebesar Rp. 35 M. Untuk membukukan transaksi ini
kedalam SAI, maka Satker BLU harus melakukan konversi semua belanja
dan pendapatan ke dalam perkiraan SAP. Hasil konversi tersebut
dituangkan dalam dokumen SPM pengesahaan. SPM pengesahaan ini
kemudian disampaikan kepada KPPN untuk diterbitkan SP2Dnya.
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
198
b. Jurnalnya
Pengakuan Belanja
Belanja Operasional BLU
D
Rp. 35 Milyar
Piutang dari Kas BLU
K
Rp. 35 Milyar
Utang dari Kas BLU
D
Rp. 40 Milyar
Pendapatan Operasional BLU
K
Rp. 40 Milyar
Kas di BLU
D
Rp. 5 Milyar
Saldo dana Lancar BLU
K
Rp. 5 Milyar
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan Saldo Kas di BLU
4. Illustrasi Penggunaan Fleksibel Budget
a. Penggunaan anggaran fleksibel
Apabila Realisasi penerimaan operasional BLU selama 1 tahun anggaran
sebesar Rp. 100 Milyar (melebihi Estimasi Pendapatan sebesar Rp. 80
Milyar), maka RS-BLU dapat melakukan belanja operasionalnya maksimal
sebesar Rp. 88 Milyar (80 M + 10% x 80 M).
Pengeluaran belanja tersebut dilaksanakan mendahului revisi DIPA dan
revisi pengesahannya dilakukan pada akhir tahun anggaran.
Selama semester II
RS-BLU telah membukukan SPM/SP2D pengesahan
sebesar Rp. 53 Milyar.
Jurnalnya
Pengakuan Belanja Operasional Selama semester II
Belanja Operasional BLU
D
Rp. 53 Milyar
Piutang dari Kas BLU
K
Rp. 53 Milyar
D
Rp. 60 Milyar
Pengakuan Pendapatan
Utang dari Kas BLU
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
199
Pendapatan Operasional BLU
K
Rp. 60 Milyar
Pengakuan Saldo Kas di BLU
Kas di BLU
D
Rp. 7 Milyar
Saldo dana Lancar BLU
K
Rp. 7 Milyar
b. Penerbitan DIPA Revisi
Atas penggunaan belanja yang bersumber dari PNBP yang melebihi pagu
anggarannya, maka diterbitkan DIPA Revisi pada akhir tahun anggaran.
Jurnalnya
1. Membukukan Revisi Belanja yang didanai dari Pendapatan Operasional
Piutang dari Kas BLU
D
Rp. 8 Milyar
Allotment Belanja Operasional BLU
K
Rp. 8 Milyar
2. Membukukan Kelebihan Estimasi Pendapatan
5.
Estimasi Pendapatan yang dialokasikan
D
Rp. 20 Milyar
Utang kepada Kas BLU
K
Rp 20 Milyar
Memo Penyesuaian
a. Nilai Aset tetap untuk satker BLU per 31 Desember 2xx0 sebesar Rp. 20
Milyar yang terdiri Tanah Rp. 8 Milyar, Gedung dan Bangunan Rp. 7 Milyar,
Peralatan dan Mesin Rp 5 Milyar.
b. Jurnalnya
Pengakuan Aset Tetap
Tanah
Rp. 8 Milyar
Gedung dan Bangunan
Rp. 7 Milyar
Peralatan dan Mesin
Rp. 5 Milyar
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Rp. 20 Milyar
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
200
Laporan keuangan yang dihasilkan dari ilustrasi tersebut adalah sebagai
berikut:
a. LRA
Rumah Sakit
Laporan Realisasi Anggaran BLU
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2xx0
Keterangan
Pendapatan
Anggaran
Realisasi
Selisih
100 Milyar
100 Milyar
-
100 Milyar
100 Milyar
-
Pegawai
20 Milyar
18 Milyar
2 Milyar
Barang
88 Milyar
88 Milyar
-
108 Milyar
106 Milyar
2 Milyar
%
Operasional
Total
Belanja Pusat
......
Total
b. Neraca
Rumah Sakit
Neraca
Per 31 Desember 2xx0
Keterangan
Anggaran
Aset
Kas di BLU
Aset Tetap
%
Kewajiban
Rp.
12
Milyar
Tanah
Gedung dan Bangunan
Realisasi
Rp. 8 Milyar
Ekuitas Dana
Saldo Dana Lancar BLU
12 Milyar
Diinvestasikan dalam AT
20 Milyar
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
201
Peralatan dan Mesin
Rp. 7 Milyar
Rp 5 Milyar
Total
Rp.
32
Rp.
Milyar
32
Milyar
E. Bagan Akun Standar Untuk Badan Layanan Umum
Bagan akun berikut merupakan bagan akun yang digunakan khusus untuk satker
Badan Layanan Umum. Sepanjang transaksi yang terjadi pada BLU belum tersedia
dalam bagan akun standar ini, maka akun yang belum ada tersebut dimungkinkan
untuk ditambahkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Bagan Akun
Standar dikelola/ditambahkan/dikurangi oleh Direktorat Jenderal perbendaharaan
c.q Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
Bagan akun standar BLU meliputi :
1.
Akun Neraca
Akun untuk menampung hasil konversi laporan Neraca BLU yang disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan ke dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan.
2. Akun Pendapatan
Akun
untuk menampung semua penerimaan PNBP BLU yang dapat
digunakan langsung untuk belanja operasional BLU.
3. Akun Belanja
Akun untuk menampung belanja yang bersumber dari pendapatan BLU yang
langsung dipergunakan untuk kegiatan operasional, sedangkan belanja yang
bersumber dari APBN mempergunakan akun yang umum digunakan oleh
Kementerian Negara/Lembaga.
BAGAN AKUN STANDAR
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
202
BERDASARKAN PERDIRJEN NOMOR 67/PB/2007
KODE
AKUN
URAIAN
1
11
111
1118
11181
111811
111812
111813
111814
ASET
ASET LANCAR
KAS DAN SETARA KAS
Kas pada Badan Layanan Umum
Kas
Kas dan Bank
Dana yang Akan Dijaminkan
Dana yang Akan Dipadankan
Dana yang Akan Digulirkan
11182
111821
111829
Setara Kas
Surat Berharga
Setara Kas Lainnya
1138
11382
113821
113822
113823
113824
113829
Piutang Bukan Pajak Lainnya
Piutang dari Kegiatan Operasional BLU Penyedia Barang dan Jasa
Piutang BLU Pelayanan Kesehatan
Piutang BLU Pelayanan Pendidikan
Piutang BLU Penunjang Konstruksi
Piutang BLU Penyedia Jasa Telekomunikasi
Piutang BLU Penyedia Barang dan Jasa Lainnya
11383
113831
113832
113839
Piutang dari Kegiatan Operasional BLU Pengelola
Wilayah/Kawasan Tertentu
Piutang BLU Pengelola Kawasan Otorita
Piutang BLU Pengelola Kawasan Ekonomi Terpadu
Piutang BLU Pengelola Kawasan Lainnya
113841
113842
113849
Piutang dari Kegiatan Operasional BLU Pengelola Dana Khusus
Masyarakat
Piutang BLU Pengelola Dana Investasi
Piutang BLU Pengelola Dana Bergulir
Piutang BLU Pengelola Dana Lainnya
11385
113891
Piutang dari Kegiatan Operasional BLU Lainnya
Piutang dari Kegiatan Operasional Lainnya
11386
Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU - Piutang Sewa
11384
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
203
113861
113862
113863
113864
113869
Piutang Sewa Tanah
Piutang Sewa Gedung
Piutang Sewa Ruangan
Piutang Sewa Peralatan dan Mesin
Piutang Sewa Lainnya
113871
113879
Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU - Piutang dari
Penjualan Aset
Piutang dari Penjualan Aset Tetap
Piutang dari Penjualan Aset Lainnya
11388
113881
Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU Lainnya
Piutang dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
1139
11392
113921
Piutang Dari KUN / Piutang dari Kas BLU
Piutang Dari Kas BLU
Piutang Dari Kas BLU
1143
11431
114311
114319
Investasi Jangka Pendek – Badan Layanan Umum
Deposito Jangka Pendek
Deposito
Investasi Lainnya
115
1152
11521
115211
115212
115213
115214
115219
PERSEDIAAN
Persediaan Badan Layanan Umum
Persediaan BLU Penyedian Barang dan Jasa
Persediaan BLU Pelayanan Kesehatan
Persediaan BLU Pelayanan Pendidikan
Persediaan BLU Penunjang Konstruksi
Persediaan BLU Penyedian Jasa Telekomunikasi
Persediaan BLU Penyedian Barang dan Jasa Lainnya
11522
115221
115222
115229
Persediaan BLU Pengelola Wilayah/Kawasan Tertentu
Persediaan BLU Pengelola Kawasan Otorita
Persediaan BLU Pengelola Kawasan Ekonomi Terpadu
Persediaan BLU Pengelola Kawasan Lainnya
11523
115231
115232
Persediaan BLU Pengelola Dana Khusus Masyarakat
Persediaan BLU Pengelola Dana Investasi
Persediaan BLU Pengelola Dana Bergulir
11387
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
204
115239
Persediaan BLU Pengelola Dana Lainnya
12
121
1216
12161
121611
121613
121614
121615
INVESTASI JANGKA PANJANG
INVESTASI NON PERMANEN
Investasi Non Permanen Badan Layanan Umum
Investasi BLU Penyedia Barang dan Jasa
Investasi BLU Pelayanan Kesehatan – Non Permanen
Investasi BLU Pelayanan Pendidikan - Non Permanen
Investasi BLU Penunjang Konstruksi – Non Permanen
Investasi BLU Penyedia Jasa Telekomunikasi – Non Permanen
Investasi BLU Penyedia Barang dan Jasa Lainnya – Non
Permanen
121619
12162
121621
121629
Investasi BLU Pengelola Wilayah/Kawasan Tertentu
Investasi BLU Pengelola Kawasan Otorita – Non Permanen
Investasi BLU Pengelola Kawasan Ekonomi Terpadu – Non
Permanen
Investasi BLU Pengelola Kawasan Lainnya – Non Permanen
12163
121631
121632
121639
Investasi BLU Pengelola Dana Khusus Untuk Masyarakat
Investasi BLU Pengelola Dana Investasi – Non Permanen
Investasi BLU Pengelola Dana Bergulir – Non Permanen
Investasi BLU Pengelola Dana Lainnya – Non Permanen
122
1222
12221
122211
122212
122213
122214
122219
INVESTASI PERMANEN
Investasi Permanen Badan Layanan Umum
Investasi BLU Penyedia Barang dan Jasa
Investasi BLU Pelayanan Kesehatan – Permanen
Investasi BLU Pelayanan Pendidikan – Permanen
Investasi BLU Penunjang Konstruksi – Permanen
Investasi BLU Penyedia Jasa Telekomunikasi – Permanen
Investasi BLU Penyedia Barang dan Jasa Lainnya – Permanen
12222
122221
122222
122223
Investasi BLU Pengelola Kawasan
Investasi BLU Pengelola Kawasan Otorita – Permanen
Investasi BLU Pengelola Kawasan Ekonomi Terpadu – Permanen
Investasi BLU Pengelola Kawasan Lainnya – Permanen
12223
122231
122232
Investasi BLU Pengelola Dana
Investasi BLU Pengelola Dana Investasi – Permanen
Investasi BLU Pengelola Dana Bergulir – Permanen
121622
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
205
122239
Investasi BLU Pengelola Dana Lainnya – Permanen
13
131
135
1351
13511
135111
ASET TETAP
ASET TETAP
ASET TETAP BLU
Tanah Badan Layanan Umum
Tanah
Tanah
1352
13511
135211
Peralatan dan Mesin Badan Layanan Umum
Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin
13512
135121
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
1353
13531
135311
Gedung dan Bangunan Badan Layanan Umum
Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan
13532
135321
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan
1354
13541
135411
Jalan, Irigasi, dan Jaringan Badan Layanan Umum
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
13542
135421
Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan
Akumulasi Penyusutan Jalan,Irigasi dan Jaringan
1355
13551
135511
Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum
Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya
13552
135521
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya
1356
13561
135611
Konstruksi Dalam Pengerjaan Badan Layanan Umum
Konstruksi Dalam Pengerjaan Badan Layanan Umum
Konstruksi Dalam Pengerjaan Badan Layanan Umum
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
206
15
151
1513
15131
151311
1514
15141
151411
ASET LAINNYA
PIUTANG JANGKA PANJANG
Tagihan Penjualan Angsuran – Badan Layanan Umum
Tagihan Penjualan Angsuran – Badan Layanan Umum
Tagihan Penjualan Angsuran – Badan Layanan Umum
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi – Badan
Layanan Umum
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi – Badan
Layanan Umum
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi – Badan
Layanan Umum
153
1531
1532
15321
153211
ASET TAK BERWUJUD
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud – Badan Layanan Umum
Software – Badan Layanan Umum
Software – Badan Layanan Umum
15322
153221
Hak Cipta BLU
Hak Cipta BLU
15323
153231
Royalti BLU
Royalti BLU
15324
153241
Paten BLU
Paten BLU
15329
153291
Aset Tak Berwujud Lainnya – Badan Layanan Umum
Aset Tak Berwujud Lainnya – Badan Layanan Umum
154
1544
15441
154411
ASET LAIN – LAIN
Aset Lain – Lain – Badan Layanan Umum
Aset Lain – Lain – Badan Layanan Umum
Aset Lain – Lain – Badan Layanan Umum
Aset Tetap BLU yang Tidak Digunakan Dalam Operasi
Pemerintahan
154412
2
21
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
207
211
2112
21123
211231
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Kepada Pihak Ketiga
Utang Kepada Pihak Ketiga BLU
Utang Kepada Pihak Ketiga BLU
2125
21252
212521
Utang Kepada KUN / Utang Kepada Kas BLU
Utang Kepada Kas BLU
Utang Kepada kas BLU
22
221
2211
22112
221121
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan BLU
Utang Perbankan Jangka Panjang BLU
2212
22122
221221
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi BLU
Utang Dalam Negeri Obligasi BLU
2213
22132
221321
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya BLU
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya
3
31
311
3112
31121
31122
311221
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
EKUITAS DANA LANCAR
SILPA
SILPA
Dana Lancar BLU
Dana Lancar BLU
3113
31132
311321
Cadangan Piutang
Cadangan Piutang BLU
Cadangan Piutang BLU
3114
31142
311421
Cadangan Persediaan
Cadangan Persediaan BLU
Cadangan Persediaan BLU
3115
Pendapatan yang Ditangguhkan
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
208
31152
311521
Pendapatan yang Ditangguhkan BLU
Pendapatan yang Ditangguhkan BLU
32
321
3211
32121
321121
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendek
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendek BLU
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendek BLU
EKUITAS DANA INVESTASI
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang BLU
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang BLU
3212
32122
321221
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap BLU
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap BLU
3213
32132
321321
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya BLU
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya BLU
3116
31162
311621
3214
32142
321421
33
331
3311
33112
331121
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Panjang
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Panjang BLU
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Panjang BLU
EKUITAS DANA CADANGAN
EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan BLU
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan BLU
KELOMPOK PENDAPATAN
4
PENDAPATAN NEGARA dan HIBAH
41
PENERIMAAN PERPAJAKAN
42
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
421
PENERIMAAN SUMBER DAYA ALAM
422
PENDAPATAN BAGIAN LABA BUMN
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
209
423
424
425
4251
42511
425111
425112
425113
425114
425115
425116
425117
425118
425119
42512
425121
PENDAPATAN PNBP LAINNYA
PENDAPATAN PNBP LAINNYA II
PENDAPATAN BAdan LAYANAN UMUM
Pendapatan Jasa Layanan Umum
Pendapatan Penyediaan Barang dan Jasa Kepada Masyarakat
Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit
Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan
Pendapatan Jasa Pelayanan Tenaga,
Pekerjaan,Informasi,Pelatihan dan Tehnologi
Pendapatan Jasa Pencetakan
Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhan dan Kenavigasian
Pendapatan Jasa Penyelenggaraan Telekomunikasi
Pendapatan Jasa Pelayanan Pemasaran
Pendapatan Penyediaan Barang
Pendapatan Jasa Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya
425123
425129
Pendapatan dari Pengelolaan Wilayah/Kawasan Tertentu
Pendapatan Pengelolaan Kawasan Otorita
Pendapatan Pengelolaan Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu
Pendapatan Pengelolaan Fasilitas Umum Milik Pemerintah
Pendapatan Pengelolaan Kawasan Lainnya
42513
425131
425132
425133
425134
425135
425136
425139
Pengelolaan Dana Khusus Untuk Masyarakat
Pendapatan Program Dana Penjaminan
Pendapatan Program Dana Penjaminan Syariah
Pendapatan Program Modal Ventura
Pendapatan Program Dana Bergulir Sektoral
Pendapatan Program Dana Bergulir Syariah
Pendapatan Investasi
Pendapatan Pengelolaan Dana Khusus Lainnya
4252
42521
425211
Pendapatan Hibah Badan Layanan Umum
Pendapatan Hibah Terikat
Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri - Perorangan
Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri - Lembaga/Badan
Usaha
Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri - Pemda
Pendapatan Hibah Terikat Luar Negeri - Perorangan
Pendapatan Hibah Terikat Luar Negeri - Lembaga/Badan Usaha
Pendapatan Hibah Terikat Luar Negeri - Negara
425122
425212
425213
425214
425215
425216
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
210
425219
Pendapatan Hibah Terikat Lainnya
42522
425221
425226
425229
Pendapatan Hibah Tidak Terikat
Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri - Perorangan
Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri Lembaga/Badan Usaha
Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri - Pemda
Pendapatan Hibah Tidak Terikat Luar Negeri - Perorangan
Pendapatan Hibah Tidak Terikat Luar Negeri - Lembaga/Badan
Usaha
Pendapatan Hibah Tidak Terikat Luar Negeri - Negara
Pendapatan Hibah Tidak Terikat - Lainnya
4253
42531
425311
425312
425313
Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU
Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU
Pendapatan Hasil Kerjasama Perorangan
Pendapatan Hasil Kerja Sama Lembaga/Badan Usaha
Pendapatan Hasil Kerja Sama Pemerintah Daerah
425222
425223
425224
425225
KELOMPOK BELANJA
5
BELANJA NEGARA
51
BELANJA PEGAWAI
52
BELANJA BARANG
521
BELANJA BARANG
522
BELANJA JASA
523
BELANJA PEMELIHARAAN
524
BELANJA PERJALANAN
525
BELANJA BAdan LAYANAN UMUM (BLU)
5251
Belanja Barang BLU
52511
Belanja Barang dan Jasa BLU
525111
Belanja Gaji dan Tunjangan
525112
Belanja Barang
525113
Belanja Jasa
525114
Belanja Pemeliharaan
525115
Belanja Perjalanan
525119
Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya
53
536
5361
53611
BELANJA MODAL
BELANJA BAdan LAYANAN UMUM (BLU)
Belanja Modal BLU
Belanja Modal BLU
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
211
536111
536112
536113
536114
536115
Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Fisik Lainnya
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
Format Surat Perintah Membayar (SPM) Pengesahan dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pengesahan.
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ...............1)
SURAT PERINTAH MEMBAYAR PENGESAHAN
Tanggal : ..................2)
Nomor : .....................3)
Kuasa Bendahara Umum Negara, KPPN…………………………….......4) …......
Agar melakukan pengesahan sejumlah :
1. Penerimaan
5) Rp..…....…….
2. Pengeluaran
6) Rp…………...
3. Saldo
7) Rp…………...
Untuk Periode Triwulan ……………………...8)
Dasar Pengesahan
10)
PENGELUARAN
Jumlah Uang
KEG/SKEG/MAK
……….(18)
Tahun Anggaran :…….....9)………..
Kewenangan Pelaksanaan (KP/KD/DK/TP/DS) … ...11)
Fungsi/Sfungsi/Prog
.........................12)
Satker BLU
Unit Organisasi
Lokasi
……….13)
…... ...... 14)
..… ..... 15)
…………………………………………….………….....................…16)
Sumber dana : Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
PENERIMAAN
MAP
Jumlah Uang
………………………...(19)
…………..(20)
……………………...(
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
299
17)
Jumlah Pengeluaran
…………(21) Jumlah Penerimaan
Saldo Dana Lancar BLU
…………...(22)
………….(23)
Uraian (melalui program pencetakan SPM)
Antara lain keperluan pengesahan (24)
Telah diterbitkan SP2D Pengesahan (29)
Tanggal
Nomor
Kasi Pb :
25)…………...tanggal,……….
A.n Menteri/Ketua Lembaga (26)……….
.............................................(27)
…..................................................(28)
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)
PENGESAHAN
NOMOR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
URAIAN ISIAN
Diisi uraian Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah
Diisi tanggal diterbitkan SPM
Diisi nomor SPM
Diisi uraian KPPN Pengesahan, diikuti dengan kode KPPN
Diisi jumlah penerimaan yang disahkan dengan angka
Diisi jumlah pengeluaran yang disahkan dengan angka
Diisi jumlah saldo yang disahkan dengan angka
Diisi periode triwulan I,II, III atau IV saat dilakukan pengesahan
Diisi Tahun Anggaran
Diisi dasar diterbitkannya SPM Pengesahan, misalnya: Nomor UU APBN, nomor dan
tanggal DIPA, atau dokumen penerimaan dan pengeluaran lainnya
Diisi kode (2 digit) apakah satker BLU merupakan Kantor Pusat (KP).
Diisi Kode Fungsi, Sub Fungsi dan Program
Diisi kode satker (6 digit)
Diisi kode Bagian Anggaran (2 digit) dan kode Unit Eselon I Kementerian/Lembaga
(2 digit)
Diisi kode lokasi, kode kabupaten/kota (2 digit) dan kode propinsi (2 digit)
Diisi uraian satker yang bersangkutan
Diisi kode Kegiatan,Sub kegiatan dan MAK sesuai dengan format yang telah
ditentukan
Diisi jumlah rupiah masing-masing MAK
Diisi kode MAP sesuai dengan format yang telah ditentukan
Diisi jumlah rupiah masing-masing MAP
Diisi total rupiah jumlah pengeluaran
Diisi total rupiah jumlah penerimaan
Diisi saldo yang merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran
Diisi uraian keperluan pengesahan
Diisi lokasi Instansi Penerbit SPM Pengesahan dan tanggal penerbitan SPM
Diisi uraian Kementerian/Lembaga terkait
Diisi nama jabatan yang berwenang menerbitkan SPM/pejabat penandatangan SPM
Diisi nama dan NIP penandatangan SPM
Diisi cap “telah diterbitkan SP2D Pengesahan
Tanggal ……… Nomor :…………”
Dan paraf Kepala Seksi Perbendaharaan.
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PERNBENDAHARAN
Nomor SPM Pengesahan : .....................1)
Tanggal
: .....................2)
Satker BLU
: .....................3)
NSS : 9999999A
SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA
(SP2D) PENGESAHAN
Dari
: .......................4)
Tanggal
: .......................5)
Nomor
: ................/ ..... / ....6)
Tahun Anggaran
: .......................7)
Hendaklah mengesahkan sejumlah penerimaan BLU dan pengeluaran sebagai berikut :
Penerimaan BLU
Rp.
Pengeluaran BLU
Rp.
Saldo Dana Lancar BLU Rp.
(8)
(9)
(10)
Uraian (melalui program pencetakan SP2D Pengesahan)
Antara lain keperluan pengesahan pendapatan dan belanja BLU yang bersumber dari Pendapatan BLU(11)
Telah diteliti dan diuji
Kasi Perbendaharaan
Bank/Pos/Bendum
(12)…………...tanggal,………..
Kuasa Bendahara Umum Negara
Disahkan,
Kasi
……………………(13)
………..............................(14)
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA
PENGESAHAN
NOMO
(SP2D)
URAIAN ISIAN
R
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Diisi nomor SPM Pengesahan
Diisi tanggal SPM Pengesahan
Diisi uraian satker/unit sesuai yang ada pada SPM Pengesahan
Diisi Bendahara Umum Negara atau Kuasa Bendahara Umum Negara
Diisi tanggal diterbitkan SP2D Pengesahan
Diisi Nomor dengan susunan: Nomor penerbitan SP2D/kode KPPN/kode bank.
Nomor penerbitan SP2D Pengesahan sesuai alokasi Kantor Pusat
Diisi Tahun Anggaran
Diisi total penerimaan BLU
Diisi total pengeluaran BLU
Diisi selisih total penerimaan dengan pengeluaran BLU
Diisi uraian keperluan pengesahan
Diisi kota tempat KPPN dan tanggal penerbitan SP2D
Diisi Nama dan NIP Kepala Seksi Perbendaharaan
Diisi Nama dan NIP Kepala Seksi Bank/Pos/Bendum
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
Format Kertas Kerja Konversi Akun BLU ke dalam BAS
KERTAS KERJA KONVERSI AKUN BLU KE AKUN SAI
BADAN LAYANAN UMUM
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR ……………………………
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
ESELON I
SATUAN KERJA
No.
Urut
: (XXX)
: (XX)
:
(XXXXX
X)
XXXXXXXXX
XXXXXXXXX
XXXXXXXXX
Klasifikasi Menurut Akun
BADAN LAYANAN UMUM
Kode
Nama
Akun
Saldo Akhir
Kode
Klasifikasi Menurut
BPS pada PMK 13/PMK.06/2005
Saldo
Nama
Saldo
Periode
Kenaikan/
Akun
Akhir
Sebelum Penurunan
nya
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
303
Format Memo Penyesuaian
MEMO PENYESUAIAN
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ……………………….(1)
………………………………………………………………………………..(2)
………………………………………………………………………………..(3)
No
(7)
Kode Akun
(8)
:…………………………….(4)
:…………………………….(5)
:…………………………….(6)
Uraian
Debet
(Rupiah)
Kredit
(Rupiah)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
TOTAL
Kepala Kantor
No. Dokumen
Tanggal
Tahun Anggaran
Dibukukan Tanggal : ………………………..(16)
Petugas Akuntansi
PENGESAHAN KPPN
Kepala KPPN ………………………(19)
……………………………………..(14) ………………………………………………………...(17) …………………………………………(20)
NIP
NIP
NIP……………………………….(15) ……………………………………………………(18)
………………………………….…(21)
*) Pengesahan oleh KPPN dilakukan untuk pencatatan saldo dana lancar BLU.
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
304
Petunjuk Pengisian Formulir Memo Penyesuaian
No.
Uraian
Pengisian
1
Kementerian Negara/Lembaga
Diisi dengan kode dan uraian Kementerian
Negara/Lembaga yang memiliki BLU.
2
Eselon 1
Diisi dengan kode dan uraian Eselon I yang memiliki
BLU.
3
Satuan Kerja
Diisi dengan kode/uraian satuan kerja.
4
No. Dokumen
Diisi dengan no. dokumen yang ditetapkan untuk Memo
Penyesuaian. Nomor Memo Penyesuaian ditetapkan oleh
setiap unit akuntansi pembuat Memo Penyesuaian
dengan menggunakan format “BABT00000” dimana BA
= 3 digit kode Kementerian Negara/Lembaga, B =
bulan, T = tahun, dan 00000 = no. urut.
5
Tanggal
Diisi dengan tanggal pembuatan Memo Penyesuaian sbb :
HH – BB -TTTT
Tahun
Bulan
Tanggal
6
Tahun Anggaran
Diisi dengan periode tahun anggaran yang dilaporkan.
7
No Urut
Diisi dengan no. urut transaksi dengan rincian debet atau
kredit.
8
Kode Akun
Diisi dengan kode akun.
9
Uraian Akun
Diisi dengan nama akun sesuai dengan kode akun pada
kolom 8.
10
Rupiah Debet
Diisi dengan jumlah rupiah yang di-debet.
11
Rupiah Kredit
Diisi dengan jumlah rupiah yang di-kredit.
12
Total Rupiah Debet
Diisi dengan jumlah total rupiah yang di-debet.
13
Total Rupiah Kredit
Diisi dengan jumlah total rupiah yang di-kredit.
14
Nama Kepala Kantor
Diisi dengan nama jelas penanggungjawab yang meneliti
dan menyetujui Formulir Memo Penyesuaian.
15
NIP Kepala Kantor
Diisi dengan NIP/sejenisnya penanggungjawab yang
meneliti dan menyetujui Formulir Memo Penyesuaian.
16
Tanggal Pembukuan
Diisi tanggal pembukuan Formulir Memo Penyesuaian.
17
Nama Petugas Akuntansi
Diisi dengan nama jelas Petugas Akuntansi yang
membukukan Formulir Memo Penyesuaian.
18
NIP Petugas Akuntansi
Diisi dengan NIP/sejenisnya Petugas Akuntansi yang
membukukan Formulir Memo Penyesuaian.
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
305
19
Pejabat KPPN
Diisi dengan Pejabat KPPN (Kepala KPPN) yang
mengesahkan Memo Penyesuaian
20
Nama Kepala KPPN
Diisi dengan nama jelas Kepala KPPN yang
mengesahkan Formulir Memo Penyesuaian.
21
NIP Kepala KPPN
Diisi dengan NIP Kepala KPPN yang mengesahkan
Formulir Memo Penyesuaian.
MODUL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
Download